Pelanggaran Hak Perempuan Adat dalam Pengelolaan Kehutanan
BUKU%202%20---%20PELANGGARAN%20HAK%20PEREMPUAN%20ADAT%20DALAM%20PENGELOLAAN%20KEHUTANAN_0
BUKU%202%20---%20PELANGGARAN%20HAK%20PEREMPUAN%20ADAT%20DALAM%20PENGELOLAAN%20KEHUTANAN_0
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
34<br />
<strong>Pelanggaran</strong> <strong>Hak</strong> <strong>Perempuan</strong> <strong>Adat</strong> <strong>dalam</strong> <strong>Pengelolaan</strong> <strong>Kehutanan</strong><br />
tradisional, dan ekspresi-ekspresi budaya mereka. 2. Bersama dengan<br />
masyarakat adat, negara-negara akan mengambil langkah-langkah<br />
yang efektif untuk mengakui dan melindungi pelaksanaan hak-hak<br />
tersebut.<br />
Pasal 33 1. Masyarakat adat mempunyai hak untuk menentukan<br />
identitas mereka sendiri atau keanggotaan menurut kebiasaankebiasaan<br />
dan tradisi mereka. Hal ini tidak akan menghambat hak-hak<br />
warga-warga dari masyarakat adat untuk memperoleh<br />
kewarganegaraan di negara di mana mereka hidup. 2. Masyarakat adat<br />
mempunyai hak untuk menentukan susunan, dan untuk memilih<br />
keanggotaan dari kelembagaan-kelembagaan mereka sesuai dengan<br />
prosedur mereka sendiri.<br />
6. <strong>Perempuan</strong> adat sebagai agen<br />
perdamaian<br />
<strong>Perempuan</strong> adat memiliki fungsi khas <strong>dalam</strong> menjaga silaturahmi<br />
antarwarga. <strong>Perempuan</strong>lah yang melakukan aksi konkret untuk merintis<br />
perdamaian dengan membawa hantaran kepada pihak-pihak yang<br />
bertikai. Mengenai kondisi di atas, belum ditemukan satu pun dari<br />
aturan internasional dan nasional mengenai HAM yang secara khusus<br />
mengatur peran perempuan <strong>dalam</strong> perdamaian di masyarakat.<br />
Kesaksian seorang perempuan adat perwakilan MHA Dayak Banuaq <strong>dalam</strong> DKU Region Kalimantan<br />
di Pontianak, 2 Oktober 2014 (Foto: Dokumen Inkuiri Nasional Komnas HAM, 2014).