Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INSPIRING MOVIE & BOOK<br />
MOVIE & BOOK<br />
16<br />
Agustus<br />
2016<br />
3 Srikandi<br />
Film-film bertema olahraga memang masih belum begitu banyak<br />
dibuat oleh sineas Indonesia, Terlebih yang diadaptasi dari kisah nyata<br />
dengan atlet perempuan sebagai karakter sentralnya. Alur cerita yang<br />
dianggap hampir serupa satu sama lain membuat film genre olahraga<br />
jarang berinovasi dan cenderung bergerak di pasar penonton yang<br />
itu-itu saja. Tapi berbeda dengan Srikandi, film yang dikemas dengan<br />
pemain-pemain muda ini menampilkan cerita yang sungguh khas.<br />
YOTers pasti ingat dengan ajang Olimpiade Seoul 1988? Dimana saat<br />
itu olahraga cabang panahan sangat berjaya sesudah mengalami<br />
krisis karena tidak ada atlet panahan yang sukses mengibarkan<br />
bendera Indonesia di kancah Olimpiade Internasional. Ditambah lagi,<br />
menjadi atlet perempuan di masa itu bukanlah sesuatu yang mudah.<br />
diskriminasi dan rasa pesimis dari masyarakat dan orang-orang<br />
terdekatnya membuat perjuangan mereka mengalami banyak kendala.<br />
YOTers, dalam film ini di tengah-tengah perjalanan menuju Olimpiade,<br />
baik Yana (Bunga Citra Lestari), Lilies (Chelsea Islan) maupun Suma<br />
(Tara Basro) harus dihadapkan pada masalah rumitnya masingmasing.<br />
Yana yang harus segera menyelesaikan skripsinya, lalu<br />
Lilies dengan urusan keluarganya dan Suma dengan masalah<br />
percintaannya. Mampukah busur panah 3 Srikandi menaklukan<br />
Olimpiade setelah delapan tahun mati suri?<br />
Selamat menonton, YOTers!<br />
Rianda Rizky Permata Esmirhan<br />
Young on Top Campus Ambassador<br />
Tazkia University College of Islamic Economics<br />
Muhammad Ali :<br />
A Tribute To The Greatest<br />
Hanya sedikit tokoh dunia yang bisa menggerakkan penikmat olahraga<br />
dan masyarakat secara luas seperti Muhammad Ali. Banyak juga, lho,<br />
YOTers yang mencoba menafsirkan kembali pengaruh dan warisannya<br />
ke dalam tulisan. Kini, Muhammad Ali: A Tribute to the Greatest<br />
memberikan kesempatan bagi kita untuk mengapresiasi secara<br />
mendalam kebenaran di balik sosok ini—sekaligus memahami Ali dan<br />
cara-cara yang ia gunakan untuk menafsirkan kembali pandangan dunia<br />
mengenai sosoknya yang penuh kontroversi.<br />
Lewat buku ini, Thomas Hauser, penulis buku laris versi The New York<br />
Times yang mendapatkan kepercayaan penuh dari Ali untuk menuliskan<br />
biografinya, memberikan sudut pandang terbaru tentang kehidupan<br />
sang petinju legendaris. Berdasarkan kedekatan personal, wawancara<br />
dengan kawan-kawan dekat dan orang-orang yang sezaman dengan Ali,<br />
serta laporan jurnalistik mengenai tinju yang mutakhir selama beberapa<br />
dekade, Hauser mengeksplorasi Ali secara terperinci, baik di dalam<br />
maupun di luar ring tinju.<br />
Muhammad Ali: A Tribute to the Greatest menguliti perubahan ini untuk<br />
mengungkapkan sosok Ali yang sebenarnya. Sosok yang penuh cinta<br />
kasih, menjunjung tinggi perdamaian, kebanggaannya akan Islam dan<br />
persamaan hak manusia, hingga responsnya terhadap dunia sekitar<br />
yang membenci sekaligus mencintainya.<br />
Rianda Rizky Permata Esmirhan<br />
Young on Top Campus Ambassador<br />
Tazkia University College of Islamic Economics