26.09.2016 Views

bisnis surabaya edisi 279

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

4 Opini<br />

Kolom Amak Syariffudin<br />

Pengusaha & Buruh Mulai Hitung-hitungan<br />

September sudah dipenghujung<br />

bulan. Satu kuartal lagi, tahun<br />

2017 sudah nongol. Di September<br />

saja, ketika saya bepergian ke<br />

luar kota lewat jalur Surabaya-<br />

Solo, baru memasuki kawasan<br />

Kecamatan Sepanjang (Sidoarjo)<br />

sampai dengan Kecamatan Kletek<br />

(Sidoarjo), faham kalau tempat<br />

itu sebagai jalur padat kendaraan<br />

gede. Umumnya, sesudah lewat<br />

pertigaan Kletek, lalu lintas mulai<br />

lancar. Tetapi yang mengherankan,<br />

pada hari Kamis di tengah-tengah<br />

bulan September lalu, kemacetan<br />

kendaraan yang bergerak merambat<br />

melewati titik kemacetan tersebut<br />

dan mencapai sampai dengan<br />

mendekati ujung timurbypass kota<br />

Krian (Sidoarjo). Semua menyatakan<br />

keheranan. Kok tumben<br />

macet. Biasanya di kawasan itu<br />

lalu lintas padat, tapi tidak macet.<br />

Baru sesudah mendekati lokasi titik<br />

kemacetan itu, ternyata buruh dua<br />

pabrik bersebelahan di tepi jalan<br />

itu berdemostrasi sambil membuat<br />

tenda atau gubuk di tepi jalan dan<br />

kegiatan mereka sambil membawa<br />

bendera, pengeras suara dan<br />

lagu-lagu dangdut menutup separo<br />

badan jalan untuk menuntut kenaikan<br />

upah. Pantesan macet.<br />

Masih di bulan September,<br />

sudah mulai terdengar suara-suara<br />

pengusaha,-- baik perorangan<br />

maupun lewat organisasi-pengusaha,--<br />

harapan yang cenderung<br />

keluhan atau kekawatiran bakal<br />

munculnya tuntutan-tuntutan buruh<br />

Oleh :<br />

Adig Suwandi<br />

Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />

mengenai UMR (Upah Minimum<br />

Regional) yang tinggi. Kalau<br />

masalah kenaikan UMR memang<br />

sudah difahami pengusaha, yakni<br />

setiap tahun UMR itu naik. Cuma<br />

masalahnya, berapa persen aau nilai<br />

rupiah kenaikannya? Jadinya, otomatis<br />

mereka hitung-hitung, apakah<br />

tahun depan barang jualannya bisa<br />

laris terjual. Kalau pada sektor industri<br />

elekronik,-- terutama produk<br />

piranti komunikasi perorangan,<br />

seperti HP dan sejenisnya,-- yang<br />

masih cukup laris. Yang lainnya<br />

belum bisa dibayangkan.<br />

Hitung-hitungan berapa<br />

besaran UMR tahun 2017 antara<br />

pengusaha dengan para buruhnya<br />

jelas ber-tentangan. Sama-sama<br />

tidak mau rugi.<br />

Pemerintah sudah memahami<br />

siklus tuntutan besaran UMR yang<br />

pasti berbeda antara kebutuhan buruh<br />

dengan kemampuan pengusaha.<br />

Hal yang selalu menjadi pokok<br />

persengketaan secara tertutup ataupun<br />

terbuka. Disparitasnya antara<br />

yang sedikit sampaipun yang jauh<br />

lebih banyak. Sebab itu , pemerintah<br />

telah mengeluarkan PP 76/2015<br />

yang menetapkan aturan besaran<br />

UMR. Namun selalu saja buruh/organisasi<br />

buruh “kurang mengakui”<br />

PP itu, karena dianggap “terlalu<br />

rendah”.<br />

Salah satu contoh adalah<br />

pernyataan Ketua Konfederasi<br />

Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)<br />

Said Iqbal (19/9), bahwa buruh<br />

tidak langsung menerima keputusan<br />

Kreativitas Daerah<br />

DALAM orasi ilmiah saat penganugerahan gelar doktor honoris causa<br />

di Universitas Andalas Padang belum lama ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla,<br />

menyatakan bahwa otonomi daerah merupakan ikhtiar memahkotai martabat<br />

dan menghargai kedaulatan rakyat. Melalui otonomi, rakyat dimana<br />

pun berada memiliki kesamaan lingkungan, infrastruktur, dan kesempatan.<br />

Semuanya tidak akan hadir dalam sistem sentralistik atau ketika<br />

semua bertumpu di pusat. Namun demikian, pelaksanaan otonomi daerah<br />

membutuhkan prasyarat berupa imajinasi, kreativitas, dan inisiatif, selain<br />

melahirkan persaingan sehat sehingga daerah tidak hanya duduk termangu<br />

menanti petunjuk dan belas kasihan dari pusat.<br />

Lebih lanjut, otonomi daerah merupakan sebuah keniscayaan bagi<br />

Indonesia karena alasan sosial-budaya dan politik lainnya. Kemajemukan<br />

membuat otonomi sebagai keharusan agar tetap terjaga dan terawat. Sentralisasi<br />

cenderung melakukan penyeragaman yang menjadi lawan kemajemukan.<br />

Otonomi mutlak bagi Indonesia karena posisi negara kepulauan<br />

begitu panjang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sistem ini dinilai<br />

lebih efisien dan efektif karena orang di daerah dipersepsikan lebih tahu<br />

wilayahnya dibanding orang luar.<br />

Melalui otonomi diharapkan sejumlah isu menyangkut ketimpangan<br />

dan ketidakmerataan dalam pembangunan secara bertahap dapat diatasi.<br />

Orang daerah bisa menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, da<br />

tantangan dari kondisi internal versus eksternalnya berikut interkoneksinya<br />

dengan wilayah sekitar. Apabila kemajemukan dan potensi terkelola secara<br />

profesional dan akuntabel, otonomi memungkinkan masing-masing daerah<br />

berkembang lebih dinamis. Resultante berbagai kemajuan daerah adalah<br />

wajah baru Indonesia yang lebih demokratis, berperadaban tinggi, dan<br />

sejahtera.<br />

Untuk menggarap potensi internal, tentu daerah memerlukan kehadiran<br />

investor. Investor diperlukan tidak hanya untuk mengambil peran meningkatkan<br />

daya saing dan daya dukung daerah pada era liberalisasi. Lebih<br />

penting lagi adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui tersedianya<br />

lapangan kerja produktif dan kesempatan berusaha lain sebagai efek<br />

pengganda (multiplier effects) investasi. Logis dan sangat beralasan kalau<br />

daerah harus berlomba-lomba memberikan layanan cepat dan sejumlah<br />

kemudahan bagi callon investor.<br />

Sayangnya masih banyak peraturan daerah bertolak belakang dengan<br />

semangat memberikan layanan prima kepada calon investor. Investor<br />

berdasar PP tersebut, dan menuntut<br />

kenaikan UMR sedikitnya Rp<br />

650.000/bulan. Katanya, tuntutan<br />

itu merupakan permintaan yang rasional.<br />

Sebab saat ini standar upah<br />

pekerja di Indonesia sangat rendah.<br />

Bahkan dibandingkan dengan<br />

negara0-negara ASEAN. Dirincinya,<br />

upah rata-rata di Indonesia<br />

padaperiode tersebut mencapai 174<br />

dolar AS (Rp 2,2 juta), Sedangkan<br />

buruh di Vietnam mencapai 181<br />

dolar AS (Rp 2,3 juta), Negara<br />

yang member upah buruhnya<br />

rendah hanya Laos, yakni 121<br />

dolar AS (Rp 1,5 juta). Menurut<br />

dia, tuntutan UMR tahun depan itu<br />

didasarkan survey komponen hidup<br />

layak (KHL) KSPI di beberapa<br />

kota besar, masih ditambah dengan<br />

asumsi inflasi tahun 2017. Katanya,<br />

survey KHL di Jakarta mencapai<br />

Rp. 3,9 juta/bulan. “ Jelas tidak<br />

akan tercapai kalau dengan formula<br />

kenaikannya paling banyak Rp.<br />

200 ribu.” katanya, sambil menambahkan<br />

bahwa tuntutan buruh lebih<br />

kecil daripada yang didapatkan<br />

masyarakat Indonesia yang menurut<br />

Biro Pusat Statistik biaya hidup<br />

masyarakat di kota besar mencapai<br />

Rp. 5,7 juta.<br />

Tapi Dirjen Pembinaan<br />

Hubungan Industrial dan Jaminan<br />

Sosial Kementerian Ketenagakerjaan<br />

(Kemenaker) Haiyani<br />

Rumendang dengan tegas menolak<br />

tuntutan Said Iqbal. Menurutnya,<br />

formula yang ditetapkan melalui PP<br />

76/2015 merupakan regulasi yang<br />

EDISI <strong>279</strong>/TAHUN 06, 26 SEPTEMBER - 2 OKTOBER 2016<br />

digunakan demi kepastian upah .<br />

“ Kan sudah ada aturannya. Tidak<br />

bisa diubah seenaknya.” katanya<br />

dan sambungnya, bahwa regulasi<br />

tersebut dibuat untuk memastikan<br />

bahwa kenaikan UMR sesuai<br />

dengan inflasi dan pertumbuhan<br />

ekonomi di Indonesia. Dengan begitu<br />

pengusaha juga bisa menerima<br />

dengan tidak berkeberatan.<br />

Sumpah, mulai menjelang<br />

dan sampai dengan awal tahun<br />

depan, kawasan yang terdapat indusrrinya<br />

bakal diramaikan dengan<br />

demonstrasi. Bakal banyak berita<br />

perusahaan melakukan PHK dengan<br />

alasan ak mampu memenuhi<br />

tuntutan organisasi buruh yang<br />

tidak menuruti PP tersebut. Pendek<br />

kaa, baik buruh maupun pengusaha<br />

mulai sekarang sudah hitung-hitung<br />

kebutuhan dan sebaliknya pengusaha<br />

dengan kemampuan memberikan<br />

upah pekerjanya. Kalau jumlah<br />

pekerja itu kecil, masih bisa diatasi.<br />

Tetapi kalau mencapai ratusan<br />

sampai ribuan orang, harus benarbenar<br />

menghitungnya dikaitkan<br />

dengan perkembangan ekonomi<br />

dan suasna pasaran produknya.<br />

Masih beruntung pengusaha yang<br />

memanfaatkan teknologi otomatisasi,<br />

sehingga jumlah pekerjanya<br />

idak meluber. Namun, itulah nasib<br />

hubungan buruh dan pengusaha<br />

dalam gonjang-ganjing perekonomian<br />

kita. ***<br />

mengeluh tidak sambungnya kebijakan antara pusat dan daerah berikut<br />

masih adanya aturan lokal yang kurang kondusif terhadap iklim investasi.<br />

Kemudahan dan fasilitasi mengandung pengertian faktor-faktor penghambat<br />

aliran investasi dan pembangunan proyek harus dihilangkan. Kreativitas<br />

daerah menjadi instrumen penting mendongkrak aliran investasi.<br />

Meskipun banyak kepala daerah tersandung kasus korupsi dan<br />

penyalahgunaan kekuasaan, otonomi tetap menjadi basis solusi efektif<br />

guna mewujudkan pemerataan dan menghilangkan kesenjangan. Yang<br />

diperlukan sekarang, kerja-sama antar-daerah untuk bisa saling melengkapi<br />

kekurangan diikuti kesediaan membantu daerah satu terhadap lainnya.<br />

Pengembangan sentra agri<strong>bisnis</strong> hortikultura, misalnya, dapat diintegrasikan<br />

dengan wisata di daerah tetangga atau wisata agro tersendiri yang dikemas<br />

menjadi bagian dari paket tujuan wisata ke sejumlah tempat. Demikian<br />

pula pengembangan usaha kecil dan menengah yang memproduksi<br />

berbagai souvenir khas daerah tentu memerlukan dukungan pemasaran<br />

lintas daerah. Bila digarap secara tuntas pasti sangat memberdayakan<br />

potensi dan memberikan aspek penguatan terhadap masing-masing pihak.<br />

Pameran dapat menjadi ajang promosi bagi masing-masing daerah dan<br />

pelaku usaha. Tidak saja untuk menjajagi kemungkinan pemasaran bersama,<br />

tetapi sekaligus juga wahana berbagi pengalaman dan pengetahuan<br />

terkait peningkatan mutu dan jaringan kerja guna mencapai standar produk<br />

berkualitas global.<br />

Memang tidak mudah menghindari jebakan ego sektoral dari masingmaing<br />

daerah terkait pengembangan ekonomi regional. Bahkan akibat<br />

terlalu bersemangat, pengembangan suatu kawasan seringkali kurang<br />

memperhatikan aspek lingkungan sehingga keberadaannya membahayakan<br />

kawasan hilir dan delta. Pembangunan kawasan agrowisata, hunian<br />

mewah, dan hotel di kawasan hulu yang kurang memperhatikan dinamika<br />

fungsi ekosistem potensial mendatangkan malapetaka ekologis bagi daerah<br />

lebih bawah. Penebangan hutan secara serampangan tanpa mengindahkan<br />

aspek etika lingkungan berupa tindakan peremajaan dan reboisasi sudah<br />

jamak diketahui menstimulasi banjir dan tanah longsor pada tingkatan<br />

bahaya sangat serius di daerah rendah. Bencana kekurangan air menyusul<br />

terjadi di kawasan hulu saat kemarau tiba akibat tidak bekerjanya fungsi<br />

hidro-orologis hutan pasca-babat habis.<br />

Kombinasi antara laju pembangunan ekonomi dan ekologi hendaknya<br />

menjadi pertimbangan bagi masing-masing daerah. Kerja-sama<br />

antar-daerah dalam satu kesatuan ekosistem, seperti daerah aliran sungai,<br />

dapat menjadi model pemanfaaan bersama keunggulan dari satu daerah<br />

untuk kemaslahatan bersama. Bencana ekologis terbukti bisa memporakporandakan<br />

hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan dengan biaya<br />

sangat besar. Pembangunan ekonomi regional pun memerlukan redesain<br />

agar tidak hanya mampu membebaskan wilayah dari isolasi, kemiskinan,<br />

dan keterbelakangan, melainkan juga tumbuhnya inovasi, kreativitas, dan<br />

semangat lokal akan tanggung jawab lebih besar memajukan daerah dalam<br />

konteks kemajemukan Indonsia.<br />

TABLOID<br />

Pemimpin umum<br />

Nyoman Sudapet<br />

Pemimpin Redaksi/<br />

Penanggung Jawab<br />

Bambang Wiliarto<br />

Redaktur Pelaksana<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Wartawan Senior<br />

HM Taufiq<br />

Koordinator Liputan<br />

Ghozuwan, Yosef Sintar<br />

Redaktur/Ass Korlip<br />

Yosep Sintar,<br />

Antonius Andhika<br />

Anggota Redaksi<br />

Antonius Andhika, Romadhona,<br />

Samudera, Yenny Noer R,<br />

Yosef Sintar<br />

Gresik<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Sidoarjo<br />

Yosef Sintar<br />

Malang & Batu<br />

Erno<br />

Lamongan<br />

Samudra<br />

Blitar<br />

Khoirul Abadi<br />

Tuban<br />

Imam Suroso<br />

Madiun<br />

Ajun Ally<br />

Ngawi & Magetan<br />

Eko Setiyowati<br />

Fotografer<br />

Romadhona Yulian BW<br />

Marketing<br />

Noor NH<br />

Desain Grafis<br />

M. Hadi Widjaja<br />

Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />

- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />

Surabaya<br />

Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />

- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />

Ketampon Surabaya<br />

Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />

5675240.<br />

Email<br />

editor_<strong>bisnis</strong>@yahoo.co.id<br />

Penerbit :<br />

PT Bisnis Surabaya Pos<br />

Rekening Bank Jatim<br />

075-1004-753<br />

a/n PT Tarukan Media Dharma<br />

Pencetak :<br />

PT Percetakan Bali Post<br />

Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />

Perwakilan :<br />

Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />

225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />

Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />

Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />

Jakarta.<br />

Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />

Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />

minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />

(bayar dimuka),<br />

Iklan Display Full Colour : Rp<br />

15.000/mmk<br />

Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />

Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />

mmk<br />

Informasi dan Pemasangan Iklan<br />

Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />

Fax. 031 5675240<br />

“ Jika pers merugikan,<br />

jangan main hakim sendiri,<br />

gunakan hak jawab atau<br />

adukan ke Dewan Pers”<br />

( Pesan ini disampaikan Bisnis<br />

Surabaya dan Dewan Pers )<br />

Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />

Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />

(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />

75, Fax (021) 3452030,<br />

E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />

Twitter : @dewanpers<br />

Website : www.dewanpers.or.id /<br />

www.presscouncil.or.id<br />

WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />

MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />

TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />

MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!