29.11.2016 Views

Bisnis Surabaya edisi 288

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Terbit Setiap Senin, ECERAN Rp 2.500, HARGA LANGGANAN Rp 10.000 TELEPON : Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432, 7317457<br />

Faksimile : 031 - 5675240<br />

www.bisnissurabaya.com<br />

Referensi <strong>Bisnis</strong> Anda EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Jelang Natal dan Tahun Baru<br />

Harga Beras<br />

Stabil<br />

<strong>Bisnis</strong> Utama 2<br />

Rutin Keliling<br />

Melakukan Komunikasi<br />

Ekonomi 3<br />

Cangkul Tulungagung Saingi<br />

Produk China<br />

Gerbang Jatim 10<br />

Facebook : bisnissurabaya Email : editor_bisnis@yahoo.co.id Twitter : @bisnissby_news Instagram : bisnis_surabaya Website : www.bisnissurabaya.com


2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Jelang Natal dan Tahun Baru<br />

Harga Beras Stabil<br />

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, pedagang beras<br />

di kawasan Bendul Merisi sepakat tak menaikkan harga<br />

beras. Kesepakatan pedagang tampaknya beralasan.<br />

Sebab, masyarakat sebagai konsumen dapat dipastikan<br />

akan marah bila pedagang menaikkan harga beras.<br />

Ketua Himpunan<br />

Pedagang Pasar<br />

(HPP), Bendul Merisi,<br />

Sudarno, mengatakan, beras yang<br />

mereka jual adalah beras jenis IR<br />

sebagaimana beras paling dominan<br />

di Jawa Timur (Jatim). Beras ini<br />

sesuai dengan anjuran dan saran<br />

pemerintah. “Beras IR ini rasanya<br />

enak dan punel, sehingga tak heran<br />

kalau banyak warga <strong>Surabaya</strong><br />

senang membeli beras jenis ini,”<br />

kata lelaki asli Karang<br />

Anyar, Kebumen, Jawa<br />

Tengah (Jateng) ini.<br />

Selain beras IR, pedagang<br />

juga menjual beras<br />

jenis lain. Seperti beras<br />

mentik dan sebagainya.<br />

Kedua jenis beras ini<br />

dikelola lagi menjadi<br />

empat jenis dengan kualitas dan<br />

harga berbeda. Tercatat ada lima<br />

jenis harga beras yang ditawarkan<br />

di pasar ini. Yakni, beras seharga<br />

Rp 9.000/kg, Rp 10.000/kg, Rp<br />

11.000/kg, Rp 12.000/kg dan Rp<br />

12.500/kg.<br />

“Harga beras paling mahal<br />

adalah beras mentik. Sedangkan<br />

lainnya dibawah Rp 12.000/kg,”<br />

ujar Sudarno. Pantauan <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> di pasar Bendul Merisi,<br />

menyebutkan beras tersebut dijual<br />

dalam dua bentuk. Yakni, eceran<br />

atau curah dan kemasan 5 kg, 10 kg<br />

dan 25 kg. Pria yang senang pakai<br />

single tanpa hem ini, mengatakan<br />

penjual beras di pasar Bendul Merisi<br />

ini sebanyak lima pedagang.<br />

Terdiri dari Sudarno sendiri<br />

yang menempati kios B-3 berukuran<br />

13 meter X 18 meter, Saat<br />

Firmansyah kios B-17, Nining<br />

kios B-18, Haryanto, kios C-1 dan<br />

Mardiyah, kios B-1.<br />

Stok 200 ton/hari<br />

Total beras yang tersedia setiap<br />

hari di pasar ini sekitar 200 ton.<br />

Untuk Sudarno sendiri sebanyak 20<br />

ton per hari tetapi terkadang lebih.<br />

Dan yang laku terjual sehari sekitar<br />

satu hingga dua ton. Beras-beras<br />

tersebut dikirim dari Lamongan,<br />

Kediri, Situbondo, <strong>Surabaya</strong> dan<br />

daerah lain di Jatim.<br />

“Pedagang beras itu kirim<br />

beras kesini, kalau kita minta. Kita<br />

biasanya minta sesuai dengan kebutuhan<br />

masyarakat pembeli dan daya<br />

tampung kios. Kita tidak bisa minta<br />

banyak-banyak yang melebihi daya<br />

tampung kios,” ujar bapak tiga<br />

anak itu. Sedangkan pembeli beras,<br />

tambah kakek empat cucu tersebut<br />

berasal dari warga <strong>Surabaya</strong>. Jumlahnya<br />

berbeda-beda, ada yang beli<br />

lima kg, sepuluh kg tetapi ada yang<br />

membeli 25 kg.<br />

Menjelang Natal dan<br />

Tahun Baru, kata dia,<br />

biasanya banyak yang<br />

beli dan jumlahnya juga<br />

relatif cukup banyak. Selain<br />

untuk makan, beras<br />

itu biasanya digunakan<br />

untuk paket sembako<br />

dalam bhakti sosial Natal<br />

dan Tahun Baru. Sudarno yang<br />

alumni SMP Menur Pumpungan<br />

itu mengaku dirinya menjual beras<br />

di Pasar Bendul Merisi sejak 1966.<br />

“Saat itu masih ramai dengan<br />

penumpasan terhadap oknum PKI,”<br />

ujarnya.<br />

Pria yang memperisteri<br />

Maimunah ini, hingga sekarang<br />

tingkat penghasilan padi atau<br />

beras di Jatim relatif stabil. Walau<br />

sering mengalami penyusutan<br />

yang disebabkan cuaca yang tidak<br />

menentu dan mengakibatkan gagal<br />

panen dan ketersediaan pupuk bagi<br />

para petani sawah yang seringkali<br />

terbatas.<br />

Menyinggung ketersediaan<br />

stok pangan khususnya beras pada<br />

perayaan Natal dan Tahun Baru<br />

mendatang, menurut Sudarno, tak<br />

perlu kawatir. Karena jumlah beras<br />

yang tersedia cukup banyak.<br />

“Saya berharap jangan ada<br />

oknum yang mau mempermainkan<br />

harga beras yang bisa merugikan<br />

rakyat. Maklum, beras adalah<br />

makanan pokok masyarakat. Jika<br />

harganya melonjak tinggi dan<br />

persediaannya terbatas, masyarakat<br />

pasti marah dan bisa kisruh,”<br />

ujarnya mengingatkan.<br />

Senada dengan Sudarno, pemilik<br />

agen beras UD Wijaya di Jalan<br />

Indragiri, Suwandi, menambahkan,<br />

kenaikan harga beras di <strong>Surabaya</strong><br />

jelang Natal dan akhir tahun ini tak<br />

terlalu mengkhawatirkan. “Tahun<br />

ini tak ada kenaikan. Stok beras<br />

pemerintah masih ada sekitar dua<br />

juta ton. Saya rasa ini cukup sampai<br />

akhir tahun,” ujar Suwandi.<br />

Suwandi merinci, hampir<br />

semua harga jenis beras cenderung<br />

masih stabil. Untuk beras paling bagus<br />

jenis Cianjur ‘Pandan’ harganya<br />

Rp 10.800/kg dari agen. Sedangkan<br />

di pasarannya harganya menjadi Rp<br />

11.500/kg – Rp12.000/kg. Beras raja<br />

lele super stabil di angka Rp 10.000/<br />

kg dan beras paling murah IR 64 Rp<br />

7000/kg.<br />

Hingga jelang Tahun Baru 2017<br />

tidak ada kenaikan harga di pasaran.<br />

Jika pun harga merangkak naik, tidak<br />

terlalu signifikan. ”Satu minggu ini<br />

Inflasi Berpotensi Naik<br />

Tren inflasi/indeks harga konsumen (IHK) di<br />

Jawa Timur pada akhir tahun atau momen libur<br />

Natal dan Tahun Baru diprediksi akan mengalami<br />

kenaikan. Namun nilai tukar nelayan menurun<br />

sebagai dampak dari cuaca ektrem.<br />

Hal ini dapat dilihat dari pantauan <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> tentang harga ikan di sejumlah pasar<br />

tradisional di <strong>Surabaya</strong>. Sebagai contoh harga<br />

ikan bandeng Rp 25.000/kg, ikan Kembung Rp<br />

26.000/kg, ikan Tuna Rp 32.000/kg, ikan Tongkol<br />

Rp 25.000/kg, ikan Cakalang Rp 27.000/kg dan<br />

ikan teri kering Rp 56.500/kg<br />

Index Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur<br />

pada Oktober 2016 turun sebesar 0,87 persen dari<br />

114,91 pada September 2016 menjadi 113,90 pada<br />

Oktober 2016.<br />

Teguh Pramono, Kepala BPS Jatim kepada<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> pekan lalu, mengatakan angka<br />

inflasi dalam tiga bulan terakhir ini sulit diprediksi<br />

tetapi bila melihat pola dari tahun ke tahun<br />

perilaku inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru<br />

atau hari besar lebih tinggi dibandingkan Lebaran.<br />

“Pada akhir tahun biasanya inflasi naik lebih<br />

tinggi dibandingkan saat momen Ramadan dan<br />

Lebaran. Namun apakah November dan Desember<br />

tahun ini naik lagi atau tidak sulit diketahui.<br />

Tetapi sepanjang tim pengendalian daerah<br />

berjalan efektif, kami rasa naiknya tidak akan<br />

tinggi,”katanya<br />

Perkembangan inflasi Jatim dari 2014-2016<br />

cenderung mampu ditekan hingga turun. Inflasi<br />

tertinggi terjadi pada November-Desember 2014<br />

inflasinya mencapai 5 -7,7 persen pada periode<br />

yang sama 2015 inflasinya mencapai 2 persen lebih<br />

hingga 3,08 persen.<br />

Adapun kinerja IHK pada September tahun<br />

ini, Jatim mengalami inflasi 0,16 persen sedangkan<br />

inflasi year-on-year September 2016 mencapai<br />

2,69 persen, lebih rendah dibandingkan dengan<br />

inflasi pada periode yang sama tahun lalu yakni<br />

6,70 persen.<br />

Dari delapan kota di Jatim, sebanyak tujuh<br />

kota mengalami inflasi yakni tertinggi di Jember<br />

0,22 persen, <strong>Surabaya</strong> (0,18 persen, Malang 0,17<br />

persen, Madiun 0,16 persen, Sumenep 0,04 persen,<br />

dan terendah yakni Banyuwangi 0,02 persen.<br />

Sementara satu kota mengalami deflasi yakni<br />

Kota Probolinggo 0,14 persen. Adapun komoditas<br />

yang andil dalam deflasi di Jatim yakni telur ayam<br />

ras, daging ayam, wortel, cabai rawit, gula pasir,<br />

papaya, beras, tomat sayur, emas perhiasan dan<br />

semen.<br />

harga beras malah turun Rp 200 per<br />

kilogram dari harga normal. Biasanya<br />

memang orang di pasar membuat<br />

harga seperti itu untuk menarik pembeli.<br />

Yang jelas akhir tahun ini ndak<br />

naik, kalaupun ada kenaikan cuma<br />

sekitar Rp 200 sampai Rp 300/kg,”<br />

tandas bapak dua anak tersebut.<br />

Menurut pemilik agen beras yang<br />

beroperasi sejak 1990-an ini, kestabilan<br />

harga beras dipengaruhi oleh<br />

musim penghujan datang lebih awal.<br />

Selain itu dikarenakan juga tidak<br />

adanya import beras.<br />

“Tahun ini meskipun harga<br />

turun tapi pasaran sepi. Pengaruh<br />

ekonomi juga. Mungkin di bulan<br />

Desember nanti ada kenaikan<br />

dikit, tapi ndak tau nanti,” pungkas<br />

Suwandi yang mengaku memasok<br />

beras minimal 1-2 juta ton per hari<br />

tersebut. (jos/lely)<br />

Selain upaya pengendalian inflasi, hal ini<br />

juga dilakukan dalam rangka optimalisasi peran<br />

perbankan dalam mendorong pertumbuhan sektor<br />

riil untuk menopang pertumbuhan ekonomi<br />

daerah yang berkelanjutan. Mengingat sektor pertanian<br />

juga mempunyai andil yang besar dalam<br />

menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.<br />

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengharapkan,<br />

peran pemerintah kabupaten/kota lebih besar<br />

dalam mengelola kesinambungan pasokan komoditas<br />

pangan strategis di Jawa Timur. Sehingga<br />

dapat mendorong terwujudnya tata niaga pangan<br />

yang efisien guna menjaga stabilitas harga baik di<br />

level produsen dan konsumen.<br />

“Ditengah kondisi perekonomian global yang<br />

masih belum kondusif dan rendahnya pertumbuhan<br />

ekonomi mitra dagang utama, serta anggaran<br />

pemerintah untuk pembiayaan ekonomi yang saat<br />

ini terkendala oleh rendahnya pendapatan, pemerintah<br />

daerah akan terus melakukan berbagai<br />

inovasi program untuk menopang pertumbuhan<br />

ekonomi Jawa Timur,” ujar Soekarwo kepada<br />

wartawan di Bank Indonesia, Rabu (16/11).<br />

Dari aspek pengendalian harga, sebut Soekarwo,<br />

keterlibatan perbankan ini sangat diperlukan<br />

guna penguatan BUMD dari aspek infrastruktur<br />

dan pembiayaan sebagai lembaga buffer daerah.<br />

Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian<br />

dan Perdagangan (Diperindag) Jatim, M. Ardi<br />

Prasetiawan mengatakan Tim Pengendalian Inflasi<br />

Daerah (TPID) Jatim saat ini tengah mempersiapkan<br />

116 pasar tradisional secara online sebagai<br />

acuan harga dasar bahan pokok makanan yang<br />

selama ini kerap menjadi penyumbang inflasi.<br />

“Melalui sistem informasi online itu produsen dan<br />

konsumen bisa langsung membaca perkembangan<br />

harga yang terjadi pada saat itu melalui layar<br />

yang dipasang di setiap pasar,” katanya.<br />

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI<br />

Jawa Timur Benny Siswanto mengatakan, melalui<br />

koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia<br />

dalam mendorong pembangunan daerah<br />

dan mengendalikan inflasi yang terus dilakukan,<br />

khususnya yang fokus pada upaya menjamin<br />

pasokan dan distribusi berbagai bahan kebutuhan<br />

pokok, serta pengendalian ekspektasi inflasi saat<br />

ini.<br />

“Kami optimistis sasaran pertumbuhan ekonomi<br />

akan tercapai dan inflasi diperkirakan tetap<br />

terkendali dan berada di sekitar batas bawah sasaran<br />

inflasi 2016, yaitu 4 persen ±1 persen (yoy).”<br />

pungkasnya. (ton)


Dodyk Supriyono :<br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Rutin Keliling Melakukan Komunikasi<br />

Ekonomi<br />

3<br />

Ada tiga kiat dalam memimpin tim<br />

sales. Yakni, tidak neko-neko dan memberikan<br />

contoh yang baik kepada anggota tim.<br />

Fokus terhadap target serta selalu keliling<br />

dengan melakukan komunikasi. Baik kepada<br />

anggota tim marketing, dealer maupun<br />

pelanggan. Dengan cara itu, diharapkan<br />

semua kekuatan dan kelemahan tim dalam<br />

mencapai target diketahui.<br />

‘’Dengan selalu keliling, tentunya bila<br />

ada kelemahan segera diketahui dan diperbaiki,’’<br />

kata General Manager/GM Sales<br />

Operation East Java, Dodyk Supriyono,<br />

kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu. Putra<br />

ketiga dari enam bersaudara pasangan<br />

Bambang Wirasmono dengan Supinah, ini<br />

memiliki keyakinan dengan pendekatan<br />

ketiga itulah tim yang dipimpinnya akan<br />

solid. Sehingga tujuan akhirnya akan tercapainya<br />

target yang dibebankan perusahaannya.<br />

Menyinggung target, bapak dua<br />

putra ini tidak mau menjelaskan secara<br />

detail. Hanya saja, lelaki asli Suroboyo<br />

ini, mengatakan, ada target tahunan yang<br />

dibebankan perusahaan. Dari target itulah,<br />

Dodyk yang membawahi 13 orang dengan<br />

enam regional sales manager (RSM) yang<br />

tersebar di Madura, <strong>Surabaya</strong>, Sidoarjo,<br />

Malang, Madiun dan Jember dengan tiga<br />

agen dealer utama.<br />

Menurut dia, keenam RSM dengan<br />

tujuh area sales manager (ASM) ini<br />

memiliki tugas menjual kartu perdana,<br />

vocher langsung ke dealer utama. Masingmasing<br />

dealer mendapat kuota, realod/isi<br />

ulang sesuai target. Baik target revenue dan<br />

top down. Serta target tahunan, kwartal<br />

maupun bulanan. Bagaimana memastikan<br />

target bisa tercapai?<br />

Tentang hal itu, ia yakin, dengan<br />

mendistribusikan produk ke pasar melalui<br />

distributor dan dealer XL secara merata<br />

dan rutin. Dengan cara demikian, target<br />

diharapkan dapat tercapai. Dodyk, yang<br />

mengawali karir di XL 13 tahun lalu pada<br />

jabatan senior enginer menyatakan, ada<br />

bulan tertentu target melebehi. Diantaranya,<br />

saat lebaran Idul Fitri dan hari raya<br />

haji serta natal dan tahun baru.<br />

Terutama penjualan prepaid, paket<br />

data, mobile broadband internet/modem<br />

yang bisa dibawa kemana-mana dsb. Terutama<br />

daerah Madura. Ia juga menyanggah<br />

soal persepsi pelanggan lama yang<br />

menyatakan, jaringan XL masih terbatas.<br />

Padahal, saat ini coverega 4G sudah ada di<br />

Madura, Sidoarjo, <strong>Surabaya</strong>, kota Malang,<br />

Malang Raya, Madiun, Ponorogo, Pacitan,<br />

Sidoarjo, Gresik yang cukup luas jaringan<br />

3G untuk akses data.<br />

Saat ini, ekseptasi cukup banyak. Bahkan,<br />

1000 BTS lebih yang sudah ditambah<br />

3G dan 1.600 BTS 4G untuk Jatim. Memasuki<br />

2017, tren pelanggan untuk data terus<br />

naik. Saat ini data mencapai 40 persen dan<br />

voice terus turun hingga mencapai 55-60<br />

persen. (bw)<br />

Nama :<br />

Dodyk Supriyono<br />

Tempat/tagl lahir :<br />

<strong>Surabaya</strong>, 22 September 1968<br />

Istri :<br />

Agung Sriwarohmi<br />

Anak :<br />

- Calvindra Lakmono<br />

- Mosis Evan<br />

Pekerjaan :<br />

- PT Surya Citra Televisi (1991-<br />

1996)<br />

- PT XL Axiata (1997-sekarang)<br />

- GM Network Operation (2008-<br />

2010)<br />

- GM Sales Operation<br />

(2010-sekarang)<br />

Pendidikan :<br />

- Poltek Unbra Malang jurusan<br />

Teknik Elektro (1987-1990)<br />

- ITS jurusan Teknik Elektro<br />

Prodi Telekomunikasi (1993-<br />

1996)<br />

- Magister Manajemen UGM<br />

bidang studi managemen<br />

strategi (2008-2010)<br />

Asuransi Sinarmas Magna Link and<br />

Simas Prime Link Diluncurkan<br />

Bank Sinarmas dan Business Development<br />

MSIG Life meluncurkan dua produk asuransi<br />

jiwa. Yakni, Sinarmas Magna Link and Simas<br />

Prime Link. Penandatanganan naskah kerja sama<br />

kedua perusahaan ini dilakukan oleh Halim,<br />

Direktur Bank Sinarmas dan Ken Tarada, General<br />

Manager of Business Development MSIG Life di<br />

Hotel Shangri-La, <strong>Surabaya</strong>, Senin (21/11).<br />

Penandatanganan kerjasama itu<br />

disaksikan Untung Kurniawan (Group<br />

Head Habilities and Business), Uzan<br />

Tedja Mulia, Sales & Distribution<br />

East-West Indonesia Group Head),<br />

Gideon Lie (Chief Bancassurance Officer),<br />

Marini (Kakanwil Jawa Timur),<br />

dan Cynthia Tjandrawinata (Bancass<br />

Department Head).<br />

Ken Tarada, mengatakan produk<br />

asuransi jiwa semakin diperlukan sebagai<br />

upaya proteksi sekaligus memberi<br />

jaminan masa depan yang terencana.<br />

Memahami hal tersebut, perusahaan<br />

asuransi jiwa terkemuka PT Asuransi<br />

Jiwa Sinarmas MSIG (Sinarmas MSIG Life)<br />

bersama PT. Bank Sinarmas Tbk, sebagai bank<br />

nasional terpercaya kembali berkolaborasi meluncurkan<br />

dua produk baru bancassurance sekaligus.<br />

Yaitu, Simas Prime Link dan Simas Magna Link<br />

dengan berbagai keunggulan.<br />

Kedua perusahaan ini, kata dia. ingin terus<br />

berinovasi menghadirkan solusi proteksi nasabah.<br />

Kombinasi proteksi meninggal dunia yang optimal<br />

dan investasi beragam untuk mempersiapkan<br />

hari tua. Ia mengungkapkan, kegembiraannya<br />

bisa berkolaborasi dengan Bank Sinarmas.<br />

Sinarmas MSIG Life terus berinovasi menghadirkan<br />

solusi proteksi nasabah untuk orang-orang<br />

terdekat, guna mempersiapkan masa depan yang<br />

lebih baik.<br />

“Kami sangat bangga dan bersemangat bisa<br />

berkolaborasi kembali dengan Bank Sinarmas<br />

untuk mempersembahkan Simas Prime Link dan<br />

Simas Magna Link. Produk ini dapat menjadi<br />

pilihan yang saling melengkapi untuk memenuhi<br />

kebutuhan nasabah,” ujarnya. Tujuannya, untuk<br />

melindungi diri dan keluarga, sekaligus memberikan<br />

alternatif investasi jangka menengah hingga<br />

jangka panjang yang beragam sesuai kebutuhan.<br />

Menanggapi kolaborasi tersebut, Direktur<br />

Bank Sinarmas, Halim, merasa yakin nasabah<br />

Bank Sinarmas akan mendapatkan manfaat<br />

proteksi dan nilai investasi yang sangat maksimal.<br />

”Pengalaman Sinarmas MSIG Life yang telah<br />

berkiprah selama lebih dari 30 tahun di industri<br />

asuransi jiwa Indonesia memantapkan kami<br />

bahwa kolaborasi ini menjadi jawaban untuk<br />

memenuhi kebutuhan para nasabah maupun calon<br />

nasabah dalam merencanakan masa depan yang<br />

lebih baik.” ujar Halim.<br />

Sementara itu, Chief Bancassurance Officer<br />

Sinarmas MSIG Life, Gideon, menambahkan<br />

keunggulan dua produk baru tersebut adalah<br />

menihilkan biaya akuisisi, sebagai asuransi premi<br />

tunggal Simas Prime Link. Asuransi ini, memberikan<br />

kepraktisan pada nasabah untuk memperoleh<br />

proteksi dengan satu kali pembayaran di<br />

awal saja, dengan manfaat nilai pertanggungan<br />

mulai dari 125 persen bahkan bisa mencapai dua<br />

kali lipatnya jika nasabah meninggal dunia karena<br />

kecelakaan. (lely)<br />

Siapa yang sangka, Gang Dolly<br />

kini bisa berubah menjadi lebih<br />

baik? Terutama di area seni. Gang<br />

Dolly, yang dulu dicap sebagai<br />

tempat ‘negatif’ karena merupakan<br />

tempat lokalisasi itu, kini disulap<br />

tetap hidup dengan wajah barunya<br />

sebagai kampung wisata mural.<br />

Pemerintah Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong><br />

tetap tidak meninggalkan warga<br />

Dolly begitu saja setelah ditutupnya<br />

lokalisasi yang menjadi nafas<br />

utama kehidupan di kampung<br />

ini. Gang Dolly mampu bangkit<br />

dan berbenah diri dengan menjadikan<br />

keterampilan-keterampilan<br />

setiap individunya agar lebih berguna.<br />

Salah satunya, adalah menjadikan<br />

seni sebagai daya tarik agar<br />

kampung tersebut tetap bisa dikunjungi<br />

dan tidak mati.<br />

Kampung wisata mural ini<br />

merupakan bagian dari Kampung<br />

Wisata Inspirasi Dolly. Pemkot<br />

<strong>Surabaya</strong> membagi beberapa tempat<br />

dan disesuaikan dengan aspek<br />

yang ditonjolkan. Beberapa tempat<br />

tersebut adalah kampung Hijau,<br />

Oleh : Bagus Supomo<br />

Pangamat Pariwisata dan Perhotelan Jatim<br />

Lokalisasi yang Berubah jadi Kampung Seni<br />

kampung Seni dan kampung oleholeh.<br />

Konsep untuk menghidupkan<br />

kembali Dolly ke arah yang lebih<br />

baik ini dibantu kelompok yang<br />

bernama Gerakan Melukis Harapan.<br />

Tak hanya dibidang seni,<br />

kelompok ini juga mendampingi<br />

warga untuk dibekali pengetahuan<br />

lebih tentang kesehatan, lingkungan,<br />

ekonomi pun dibidang<br />

keagamaan. Kelompok tersebut<br />

akan tetap mendampingi warga<br />

hingga nanti para warga mampu<br />

mandiri untuk menjalankan Kampung<br />

Wisata Inspirasi Dolly ini.<br />

Bagi para pecinta selfie dan<br />

fotografi, kampung ini sangat pas<br />

untuk tujuan pencarian spot untuk<br />

berfoto. Jika bingung mencari<br />

tempat unik untuk mendapatkan<br />

foto bagus, kampung inspirasi<br />

Dolly bisa masuk dalam list tujuan.<br />

Tempat foto unik dengan<br />

gambar menakjubkan karya anak<br />

negeri dan bisa sekaligus berbelanja<br />

hasil kerajinan, berwisata tak<br />

perlu hal yang berlebihan bukan?


4 Opini<br />

Kolom Amak Syariffudin<br />

Biaya Sekolah dan Bopda yang Kedodoran<br />

Dari Sekolah Gratis Kembali Harus Bayar?<br />

KALAULAH para siswa SMP hingga<br />

SMA dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)<br />

negeri kembali harus membayar<br />

uang sekolahnya seperti beberapa tahun<br />

lalu, itu berarti ‘kebangeten’ alias keterlaluan.<br />

Bagaikan pemerintah menjilat<br />

kembali ludah yang sudah dikeluarkan.<br />

Meskipun, kekawatiran para orang tua<br />

kalaulah sampai keputusan demikian dikeluarkan<br />

pemerintah. Meski kini para guru<br />

tetap maupun belum tetap yang berada<br />

di Jawa Timur (Jatim) dan biasanya mereka<br />

menerima gaji melalui BOPDA (Biaya<br />

Operasional Pendidikan Daerah) sudah<br />

tiga bulan belum menerima gaji, juga untuk<br />

pembiayaan operasional lainnya di sekolah<br />

menengah pertama (SMP) atau menengah<br />

atas/ menengah kejuruan. Akhirnya banyak<br />

yang harus mengambil dulu dana bila ada<br />

di sekolah itu atau harus berhutang pada<br />

pihak luar. Begitulah carut-marutnya wajah<br />

dunia pendidikan kita masa kini.<br />

Kebijakan (policy) memang enak<br />

ditetapkan pemerintah. Peraturan Menteri<br />

Dalam Negeri yang menentukan bahwa<br />

semua sekolah jenjang SMA/SMK tidak<br />

boleh lagi dibawah wewenang pemerintah<br />

kabupaten atau kota, harus dibawah<br />

pemerintah provinsi, barangkali dianggap<br />

baik untuk kepentingan bagi kewenangan<br />

pemerintah provinsi diseluruh Indonesia.<br />

Sebab, sekurang-kurangnya ada<br />

“kekuasaan” dari Dinas Pendidikan<br />

Provinsi setempat. Bukannya semua harus<br />

menjadi kewenangan pemerintah kabupat-<br />

Oleh :<br />

Adig Suwandi<br />

Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />

en atau kota, karena tidak semua pemerintah<br />

daerah itu mampu untuk membiayainya<br />

maupun kemampuan pelaksana dari dinas<br />

pendidikannya.<br />

Kasus yang bisa dijadikan contoh<br />

adalah penerapan kebijakan di <strong>Surabaya</strong>.<br />

Ketika kewenangan itu dipindahkan,<br />

pemerintah provinsi bagaikan mendapatkan<br />

beban tidak yang berat dalam benda<br />

yang sudah dipikulnya. Barangkali dalam<br />

hati Walikota <strong>Surabaya</strong>, Tri Rismaharani,<br />

terucap bisikan “rasakan sekarang”. Maklum,<br />

dia pernah ngotot mempertahankan<br />

SMA/SMK di kotanya tidak dialihkan<br />

kewenangannya dari pemkot ke pemprov<br />

Jatim. Dikerahkannya awak media untuk<br />

menyuarakan keinginannya, sampaipun<br />

harus menghadap Depdagri hingga maju<br />

ke pengadilan Tata Usaha Negara (TUN).<br />

Namun, dengan hati geram ketika balik ke<br />

<strong>Surabaya</strong> karena kesemua usahanya gagal.<br />

Kalah total.<br />

Kalaulah melihat perhitungan, penduduk<br />

kota <strong>Surabaya</strong> sekitar lebih dari 3<br />

juta jiwa (resmi). Sedangkan jumlah SMA<br />

cuma 22 dan 10 SMK. Seharusnya bertambah<br />

satu setengah kali lipat dari jumlah itu.<br />

Pemkot sejak lama merencanakan penambahan<br />

gedung-gedung sekolah demikian<br />

yang ditempatkan di sejumlah kecamatan.<br />

Salah satu realisasinya, dalam 2015-2016<br />

sejumlah 10 gedung sedang dan sudah<br />

dibangun. Karena peralihan kewenangan,<br />

pembangunan dihentikan. Yang sudah<br />

jadi, dirubah untuk SMP negeri, meskipun<br />

Ketidaksiapan Pertanian<br />

APAKAH Indonesia masih akan mengembangkan sektor pertaniannya, meski<br />

ekonomi semakin berwajah urban-industrial? Antara lain, dicirikan kecenderungan makin<br />

besarnya peranan industri dan jasa dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.<br />

Sebagian besar orang melihat bagaimana pun bentuk wajah ekonomi sebuah bangsa,<br />

peranan pertanian tidak akan tergantikan. Pertanian tidak hanya berhubungan kemampuan<br />

teknis-managerial memanfaatkan potensi sumber daya lahan untuk menghasilkan<br />

bahan pangan, melainkan untuk selamanya tetap menjadi gantungan hidup bagi sebagian<br />

besar rakyat. Peran itu bisa ditambahkan penghasil devisa dan memberikan landasan<br />

bagi tumbuh kembangnya industri bila pertanian dilihat sebagai aktivitas ekonomi dengan<br />

mata rantai multi-kompleks.<br />

Memang bisa saja bahan pangan dibeli dari pasar global melalui pengalokasian sebagian<br />

hasil industri, tetapi teramat mahal biaya sosial harus ditanggung bila lahan tersedia<br />

tetapi petani terabaikan begitu saja. Kehadiran negara diperlukan untuk memastikan<br />

terlindunginya petani dan produsen agribisnis dari berbagai perubahan kondisi yang<br />

membuatnya makin marginal, terpolarisasikan, dan teralienasi. Liberalisasi perdagangan<br />

telah sesumbar tiadanya lagi hambatan masuk (barrier to entry) atas barang dan jasa<br />

secara lintas negara sehingga semuanya menjadi lebih murah dan berkualitas. Konsumen<br />

produk pertanian dimanjakan oleh membanjirnya produk yang datang dari berbagai<br />

penjuru, terutama dari negara asal yang pasar domestiknya sudah jenuh.<br />

Ketidaksiapan pertanian kita akibat dilema struktural seperti minimnya luasan lahan<br />

dikuasai, kelambanan adopsi teknologi terkini, penguasaan perusahaan multinasional atas<br />

penyediaan benih unggul berproduktivitas tinggi bisa menjadi bahaya laten berdampak<br />

sistemik berupa kekalahan telak petani tradisional. Perilaku pengambil kebijakan yang<br />

lebih senang mengambil opsi impor dengan kedok menghindari amarah konsumen yang<br />

tidak ingin harga-harga bergerak liar turut menyempurnakan ketidaksiapan dimaksud.<br />

Ketidakmapanan instrumen kelembagaan petani, pranata pengendali perilaku negara,<br />

dan ketidakberdayaan sosial menghadapi gempuran perubahan, bisa membuat petani<br />

kecewa. Sangat berbahaya bila kekecewaan tersebut dikonstruksikan ke dalam bentuk<br />

konversi lahan penghasil pangan pangan ke arah komoditas lain dinilai paling profitable<br />

atau bahkan non-pertanian.<br />

Tingkat Kesejahteraan<br />

Bagaimana capaian kesejahteraan petani? Badan Pusat Statistik mencatat, nilai tukar<br />

petani (term of trade/NTP) nasional Juli 2016 menurun dari 101,38 atau 0,08 persen<br />

ketimbang Juni yang mencatat 101,47. NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan<br />

petani dan perbandingan antara indeks harga diterima terhadap dibayarnya. Besaran NTP<br />

lebih dari 100 menunjukkan petani mengalami surplus, dalam arti harga produksi hasil<br />

usahatani naik lebih besar dibanding eskalasi harga konsumsinya. Begitu juga pendapatan<br />

naik lebih besar dari pengeluaran.<br />

NTP berada pada angka 100 mengisyaratkan petani mengalami impas, kenaikan/<br />

penurunan harga produksi hasil usahataninya sama dengan persentase harga barang<br />

konsumsi atau pendapatan sama dengan pengeluaran. Penurunan NTP akibat kenaikan<br />

indeks harga diterima petani sebesar 0,48 persen atau lebih kecil dibanding kenaikan<br />

indeks harga dibayar. Indeks harga diterima petani naik 0,48 persen, sementara kenaikan<br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

letaknya berdekatan dengan SMP negeri<br />

yang sudah ada.<br />

Sedangkan pemprov Jatim yang<br />

menerima kewenangan itu mempunyai<br />

masalah mengenai kelangsungan pendidikan<br />

gratis. Alokasi anggaran dalam APBD<br />

Jatim 2017 sangat minim, sehingga sekitar<br />

122.698 siswa SMA/SMK negeri di<br />

<strong>Surabaya</strong> terancam tidak lagi mengalami<br />

pendidikan gratis. Dalam urusan anggaran<br />

pendidikan gratis itu, pemprov memang<br />

kedodoran. Pemprov pernah mengeluarkan<br />

pernyataan, bahwa para penerima BOPDA<br />

di Jatim agar bersabar dulu, karena dananya<br />

sedang diurus, termasuk yang dari pemerintah<br />

pusat. Namun, tidak disebutkan batasan<br />

waktu sampai kapan untuk bersabar.<br />

Dalam keadaan yang ruwet, anggota<br />

panitia anggaran DPRD Jatim, Malik Effendi<br />

menyatakan, bahwa terbuka kemungkinan<br />

saling berbagi anggaran antara pemprov<br />

dengan pemkot. Kordinasi demikian<br />

sesuai Peraturan Mendagri 13 tahun 2006<br />

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan<br />

Daerah, bahwa pemerintah kabupaten/<br />

kota dapat memberikan bantuan keuangan<br />

kepada pemerintah daerah lainnya dalam<br />

rangka pemerataan atau peningkatan kemampuan<br />

keuangan. Reni, anggota panitia<br />

itu menimpali, dia yakin pemkot <strong>Surabaya</strong><br />

mampu menyediakan dana bantuan. Sebab<br />

tahun lalu saja pemkot menyediakan Rp<br />

183 miliar untuk mendukung kebijakan<br />

sekolah gratis jenjang SMA/SMK.<br />

Kini masalahnya, bukannya kemampuan<br />

dan keberadaan dana pemkot <strong>Surabaya</strong>.<br />

Tetapi urusan “sakitnya hati” sang<br />

walikota karena perjuangan “perebutan<br />

kewenangan” terhadap SMA/SMK dikalahkan.<br />

Sehingga, kemungkinan besar kerjasama<br />

berbentuk bantuan dana itu tidak<br />

bakal diberikannya pada anggaran pendidikan<br />

pemprov.<br />

Jadi, urusan anak-anak kita yang bersekolah<br />

dengan program nasional (yang<br />

semula) dibanggakan, yakni pendidikan<br />

gratis, justru dihambat sendiri oleh pihak<br />

pemerintah. Yang membuat berdebar-debar<br />

hati para orang tua anak-anak mereka yang<br />

sudah menikmati pendidikan gratis, tibatiba<br />

harus keluarkan duit tiap bulannya untuk<br />

biaya sekolah. Belum lagi biaya-biaya<br />

lain dalam kegiatan sekolah sebagaimana<br />

sekarang saja sudah cukup banyak. Bila<br />

siswa harus bayar uang sekolah, yang repot<br />

adalah penyelenggara sekolah bersangkutan.<br />

Termasuk pengaturan kinerja dan<br />

penggajian para gurunya.<br />

Kalau sampai terjadi seperti itu, entah<br />

ke mana harus disembunyikan harga diri<br />

pemerintah dalam peningkatan kemampuan<br />

generasi muda kita. Tidak gampang<br />

asal buat kebijakan (policy) tanpa pertimbangan<br />

masak-masak. Tidak gampang<br />

meniru negara-negara maju seperti negaranegara<br />

tetangga kita di Asia ini (tidak usah<br />

yang secara global) yang memang menetapkan<br />

pendidikan gratis. ***<br />

indeks harga dibayar 0,56 persen. Penurunan NTP juga dipengaruhi NTP dua sub-sektor<br />

yang anjlog, yakni tanaman pangan dan tanaman perkebunan rakyat, masing-masing<br />

turun 0,54 dan 0,29 persen.<br />

Dalam pada itu, NTP 33 provinsi periode September 2016 bergerak ke posisi<br />

102,02 atau meningkat 0,45 persen dibanding Agustus 2016 sebesar 101,56. Indeks harga<br />

dibayar petani juga naik (0,28 persen dari 124,22 menjadi 124,56) tapi tidak sebesar indeks<br />

harga diterima. Selain itu, kenaikan NTP juga dipengaruhi naiknya NTP sub-sektor<br />

tanaman pangan sebesar 0,42 persen, hortikultura 0,34 persen, tanaman perkebunan<br />

rakyat 0,14 persen, dan peternakan 0,94 persen. Sementara sub-sektor yang mengalami<br />

penurunan hanya satu, yaitu di sub-sektor perikanan sebanyak 0,06 persen. Lebih lanjut,<br />

kenaikan NTP sub-sektor peternakan sebesar 0,94 persen merupakan andil terbesar dalam<br />

kenaikan NTP secara keseluruhan periode September 2016.<br />

Kesejahteraan petani juga dipengaruhi kepemilikan dan/atau penguasaan lahan.<br />

Semakin kecil luas kepemilikan lahan, semakin sedikit ruang gerak berimprovisasi<br />

meningkatkan pendapatan. Di sini rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan dapat<br />

digolongkan ke dalam dua kelompok besar : petani gurem (penguasaan lahan kurang<br />

dari 0,50 hektar) dan bukan petani gurem (lahan 0,50 hektar atau lebih). Pada tahun<br />

2013, tercatat pengguna lahan sebanyak 25.751.267 rumah tangga dengan catatan di<br />

dalamnya terdapat 14.248.864 rumah tangga terkategorikan kelompok petani gurem.<br />

Masih dari Sensus Pertanian 2013, rata-rata luas lahan dikuasai rumah tangga usaha<br />

pertanian memang mengalami kenaikan bila dibanding 2003.<br />

Rata-rata luas lahan dikuasai per rumah tangga 2013 adalah 8 925,64 m², dengan<br />

rata-rata luas lahan pertanian dikuasai 8 581,19 m², naik sebesar 144,51 persen dibanding<br />

2003 yang tercatat 3 509,59 m². Kenaikan luasan kepemilikan menggambarkan adanya<br />

sebagian petani kecil melepas sebagian lahan miliknya, drop out dari kegiatan bertani, dan<br />

munculnya isu konsolidasi lahan di tangan petani besar. Penurunan rumah tangga usaha<br />

pertanian merefleksikan berlanjutnya alih fungsi lahan untuk keperluan pembangunan,<br />

perluasan industri, dan konsekuensi pemekaran kota. Anjlognya jumlah rumah tangga<br />

usaha pertanian dalam angka tidak kecil diyakini berpotensi terganggunya produksi<br />

pangan nasional.<br />

Keberlanjutan Ekonomi<br />

Reformasi politik memberikan keleluasaan bagi petani untuk menanam atau tidak<br />

menanam komoditas agribisnis tertentu meskipun di mata publik dianggap penting dalam<br />

menyangga gawang kedaulatan pangan bangsa. Kebebasan tersebut rontok menyusul<br />

tidak adanya jaminan sosial memadai bagi petani selaku produsen. Ketidakhadiran<br />

negara di lingkungan petani dan komunitas pedesaan memicu ketidakpercayaan berujung<br />

kecenderungan bagi mereka mencari sendiri pola usahatani dan model bisnis yang dianggap<br />

sesuai.<br />

Kehadiran negara diperlukan guna memberikan kepastian bagi petani bahwa<br />

produk mereka terserap pasar dengan harga memadai. Ketika semua harga diserahkan<br />

mekanisme pasar, tindakan paling rasional yang dapat dilakukan negara hanyalah<br />

mengendalikan stok. Pengertiannya konkretnya, selama produksi dalam negeri belum<br />

mampu menutup seluruh kebutuhan, impor hendaknya dilakukan secara tepat menyankut<br />

jumlah, waktu, pelabuhan tujuan, dan perusahaan pemegang lisensi. Pengalaman<br />

menunjukkan, bila impor tidak dilaksanakan berdasarkan asas tadi membuat petani tak<br />

berdaya. Melimpahnya stok akibat banjir produk impor menstimulasi jatuhnya harga<br />

pada level petani.<br />

Pertanian berkelanjutan bukan hanya terkait pengelolaan agroekosistem sesuai asas<br />

konservasi dan perhatian lebih besar terhadap kelestarian sumber daya alam, melainkan<br />

juga bagaimana petani mendapatkan profit secara wajar sehingga aspek keberlanjutan<br />

ekonomi dapat dilaksanakan. Tanpa dukungan finansial memadai dari hasil penyisihan<br />

profit, petani akan terus terjerat kepentingan jangka pendek dengan mengimplementasikan<br />

budidaya seadanya dan mungkin jauh dari asas konservasi.<br />

TABLOID<br />

Pemimpin umum<br />

Nyoman Sudapet<br />

Pemimpin Redaksi/<br />

Penanggung Jawab<br />

Bambang Wiliarto<br />

Redaktur Pelaksana<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Wartawan Senior<br />

HM Taufiq<br />

Koordinator Liputan<br />

Ghozuwan, Yosef Sintar<br />

Redaktur/Ass Korlip<br />

Yosep Sintar,<br />

Antonius Andhika<br />

Anggota Redaksi<br />

Antonius Andhika, Romadhona,<br />

Samudera, Yenny Noer R,<br />

Yosef Sintar<br />

Gresik<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Sidoarjo<br />

Yosef Sintar<br />

Mojokerto<br />

Nyoto Eko Sudarmanto<br />

Malang & Batu<br />

Erno<br />

Lamongan<br />

Samudra<br />

Blitar<br />

Khoirul Abadi<br />

Tuban<br />

Imam Suroso<br />

Madiun<br />

Ajun Ally<br />

Ngawi & Magetan<br />

Eko Setiyowati<br />

Probolinggo<br />

Yusron Fuadi<br />

Fotografer<br />

Romadhona Yulian BW<br />

Marketing<br />

Noor NH<br />

Desain Grafis<br />

M. Hadi Widjaja<br />

Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />

- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />

- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />

Ketampon <strong>Surabaya</strong><br />

Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />

5675240.<br />

Email<br />

editor_bisnis@yahoo.co.id<br />

Penerbit :<br />

PT <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> Pos<br />

Rekening Bank Jatim<br />

075-1004-753<br />

a/n PT Tarukan Media Dharma<br />

Pencetak :<br />

PT Percetakan Bali Post<br />

Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />

Perwakilan :<br />

Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />

225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />

Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />

Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />

Jakarta.<br />

Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />

Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />

minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />

(bayar dimuka),<br />

Iklan Display Full Colour : Rp<br />

15.000/mmk<br />

Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />

Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />

mmk<br />

Informasi dan Pemasangan Iklan<br />

Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />

Fax. 031 5675240<br />

“ Jika pers merugikan,<br />

jangan main hakim sendiri,<br />

gunakan hak jawab atau<br />

adukan ke Dewan Pers”<br />

( Pesan ini disampaikan <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> dan Dewan Pers )<br />

Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />

Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />

(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />

75, Fax (021) 3452030,<br />

E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />

Twitter : @dewanpers<br />

Website : www.dewanpers.or.id /<br />

www.presscouncil.or.id<br />

WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />

MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />

TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />

MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

PERGERAKAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA SEPEKAN<br />

Bank<br />

5<br />

TANGGAL<br />

AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />

Perkuat Ketahanan Pangan<br />

BI Resmikan Rumah Kedelai di Lamongan<br />

Sumber : BI(ton)<br />

Lamongan, BS-<br />

Besarnya potensi pertanian di<br />

Kabupaten Lamongan mendorong<br />

Kantor Perwakilan Bank Indonesia<br />

Provinsi Jawa Timur untuk mendukung<br />

program pemerintah melalui pembentukan<br />

dan pengembangan klaster kedelai.<br />

Hal ini dilakukan sebagai dukungan dan<br />

kontribusi BI untuk mencapai ketahanan dan<br />

kemandirian pangan nasional, peningkatan<br />

pertumbuhan ekonomi daerah, penguatan sinergi<br />

Bank Indonesia dengan pihak pemerintah<br />

daerah di sektor riil serta pengendalian inflasi<br />

komoditas pangan.<br />

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar<br />

usai meresmikan program sosial BI rumah<br />

kedelai di Lamongan, Jum’at (25/11) mengatakan,<br />

pendampingan yang diberikan BI<br />

pada Klaster kedelai Lamongan mulai tahun<br />

2015 mampu meningkatkan produktivitas kedelai<br />

melalui penggunaan varietas Grobogan<br />

dari 1,4 ton/ha menjadi 2,3 ton/ha.<br />

“Peningkatan produksi ini selaras dengan<br />

upaya Bank Indonesia dan pemerintah untuk<br />

mendorong substitusi impor komoditas, sehingga<br />

mampu meminimalkan tekanan terhadap<br />

neraca keuangan Indonesia dan menjaga<br />

kestabilan nilai tukar,” katanya.<br />

Rumah kedelai Kabupaten Lamongan,<br />

lanjut Hendar, didukung sejumlah fasilitas<br />

diantaranya, pusat perbenihan kedelai, unit<br />

usaha produksi tepung limbah dan pusat<br />

edukasi perkedelaian.<br />

Adanya Seed Centre Rumah Kedelai<br />

diharapkan mendukung kemandirian pasokan<br />

benih kedelai melalui penelitian dan pengembangan<br />

vaietas baru kedelai lamongan,<br />

produksi benih berlabel/bersertifikat, pasokan<br />

kebutuhan benih kedelai, dan pusat informasi<br />

perbenihan kedelai.<br />

Selain itu, adanya proses peningkatan<br />

nilai tambah komoditas dari industri primer<br />

menjadi bahan jadi dalam Rumah Kedelai<br />

dapat memperkuat daya tawar dan daya saing<br />

produk di pasar. Melalui Rumah Kedelai<br />

ini, diharapkan dapat menjadikan Kabupaten<br />

Lamongan sebagai pusat edukasi dan<br />

pembibitan serta percontohan pengembangan<br />

kedelai khususnya di Jawa Timur.<br />

Sementara itu, Bupati Lamongan, H.<br />

Fadeli berharap, Kabupaten Lamongan mandiri<br />

dalam pasokan benih kedelai, meningkatkan<br />

nilai tambah kedelai serta peningkatan<br />

kapasitas SDM dan penguatan kelembagaan<br />

petani kedelai.<br />

Selain itu Fadeli menginginkan produk<br />

kedelai 31 ton / tahunnya. Bahkan hasil<br />

kedelai di Lamongan saat ini terbesar no 2 di<br />

Jatim. Di 2016 pertanian jagung sebesar 100<br />

hektar jagung yang rata- rata masih menghasilkan<br />

6 ton per Ha nya.<br />

Kini pemkab telah mengkonsep 100<br />

ha tidak hanya mentok produksi 10 ton<br />

saja. Pihaknya juga optimis bisa mencapai<br />

target tersebut bahkan di 2017 menargetkan<br />

penghasil jagung untuk 8500 hektar semua 12<br />

kecamatan kabupaten Lamongan tersebut.<br />

“Semua bisa dicapai dengan moderesasi<br />

jagung dan pagi sebagai lumbung pangan,”<br />

katanya.<br />

Ditambahkan Fadeli hasil padi, jagung<br />

dan kedelai yang berkembang dengan dukungan<br />

BI. Sehingga sebagai motivasi masyarakat<br />

Lamongan dibidang pertanian. Tak hanya<br />

itu, pemkab Lamongan akan mengembangkan<br />

warung sehat.<br />

“Kalau berjalan dengan baik. Maka,<br />

pertumbngan di Lamongan ini akan lebih baik<br />

tanpa harus dihantui dengan kenaikan inflasi<br />

. Bila pertumbuhan perekonomian membaik<br />

tentunya kesejahteraan ekonominya akan<br />

baik,” pungkasnya. (ton)<br />

Transformasi Industri Manufaktur Kunci Daya Saing Global Indonesia<br />

Transformasi pada industri<br />

manufaktur merupakan salah satu<br />

kunci untuk meningkatkan daya<br />

saing global Indonesia. Oleh karena<br />

itu, strategi transformasi industri<br />

yang terencana, komprehensif, dan<br />

terkoordinasi sangat dibutuhkan.<br />

Transformasi industri harus dilaksanakan<br />

melalui pembenahan dalam<br />

berbagai lini, mulai dari sumber<br />

daya manusia, hingga pasokan<br />

energi dan infrastruktur lainnya.<br />

Demikian mengemuka dalam<br />

Rapat Koordinasi Pemerintah<br />

Pusat, Pemerintah Daerah dan<br />

Bank Indonesia yang diselenggarakan<br />

di <strong>Surabaya</strong> pada hari<br />

ini, Jumat 25 November 2016. Rapat<br />

dihadiri oleh Gubernur dan Anggota<br />

Dewan Gubernur Bank Indonesia,<br />

pejabat tinggi Kementerian Perencanaan<br />

Pembangunan Nasional/Bappenas,<br />

Kementerian Perindustrian, serta<br />

Kementerian Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral. Hadir mewakili<br />

Pemerintah Daerah adalah Gubernur<br />

Jawa Timur serta beberapa Bupati di<br />

wilayah Jawa Timur.<br />

Sejumlah tantangan masih dihadapi<br />

dalam pengembangan sektor<br />

industri manufaktur di Indonesia.<br />

Rapat koordinasi mengidentifikasi<br />

tujuh tantangan pengembangan sektor<br />

industri. Pertama, postur industri<br />

yang tidak imbang dengan komposisi<br />

terbesar merupakan industri<br />

berskala mikro dan kecil serta peran<br />

Industri Kecil dan Menengah<br />

(IKM) dalam rantai industri<br />

manufaktur Indonesia yang<br />

masih belum optimal.<br />

Kedua, relatif rendahnya<br />

kualitas Sumber Daya Manusia<br />

yang tercermin dari<br />

produktivitas tenaga<br />

kerja yang kurang<br />

kompetitif dan<br />

tingkat<br />

kekakuan<br />

(rigiditas) pasar tenaga kerja yang<br />

tinggi. Ketiga, belum tersedianya<br />

energi yang andal dengan harga<br />

kompetitif.<br />

Keempat, efisiensi logistik dan<br />

dukungan industri manufaktur yang<br />

masih belum memadai. Kelima,<br />

kebijakan industri yang belum<br />

terintegrasi antar lembaga terkait dan<br />

antara pemerintah pusat dan daerah.<br />

Keenam, struktur industri yang<br />

belum berimbang yang menciptakan<br />

ketergantungan bahan baku dan<br />

penolong pada luar negeri. Ketujuh,<br />

keterbatasan sumber pembiayaan<br />

industri terutama dari sisi keberagamannya.<br />

Tantangan pengembangan industri<br />

Indonesia akan dijawab<br />

melalui Rencana Induk<br />

Pembangunan Industri<br />

Nasional (RIPIN) yang<br />

difokuskan pada upaya<br />

meningkatkan nilai tambah<br />

SDA.<br />

(tahap 1), mendorong<br />

keunggulan<br />

kompetitif<br />

dan<br />

berwawasan<br />

lingkungan.<br />

(tahap<br />

2), serta<br />

menjadikan<br />

Indonesia<br />

sebagai<br />

negara<br />

industri tangguh.<br />

(tahap 3). Rapat koordinasi<br />

menghasilkan sejumlah kesepakatan<br />

penting yang akan diwujudkan<br />

dalam bentuk kebijakan yang terintegrasi,<br />

saling bersinergi, dan secara<br />

konsisten diarahkan pada penguatan<br />

daya saing industri nasional, dengan<br />

prioritas pada:<br />

Peningkatan kapabilitas sumber<br />

daya manusia melalui perluasan<br />

akses pendidikan vokasional dan<br />

pengembangan standar kompetensi<br />

kerja nasional a.l. melalui pengembangan<br />

kerjasama antar akademisibisnis-pemerintah,<br />

sertifikasi tenaga<br />

kerja industri, dan pembangunan<br />

sekolah-sekolah vokasi yang spesifik<br />

di Kawasan Industri (KI), serta memfasilitasi<br />

SMK yang telah ada untuk<br />

bekerjasama dengan industri.<br />

Penyempurnaan dan penataan<br />

regulasi terkait ketenagakerjaan,<br />

khususnya UU No.13 Tahun 2003<br />

tentang ketenagakerjaan, yakni dengan<br />

menghilangkan pasal-pasal yang<br />

dianggap kaku dan mengharmonisasikan<br />

dengan UU No.40 Tahun 2004<br />

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,<br />

untuk memberikan keseimbangan<br />

antara penciptaan lapangan kerja<br />

dan perlindungan tenaga kerja.<br />

Pengembangan sektor industri<br />

padat tenaga kerja dan berorientasi<br />

ekspor serta pengembangan<br />

industri berbasis SDA (hilirisasi).<br />

Industri yang didorong pertumbuhannya<br />

antara lain industri berbasis<br />

agro (seperti minyak sawit di Sei<br />

Mangkei, green diesel di Dumai,<br />

minyak goreng di Bontang), industri<br />

berbasis mineral logam (seperti besi<br />

beton di Batulicin, baja berbasis pasir<br />

besi di Kulon Progo, dan stainless<br />

steel di Morowali), industri yang<br />

berbasis migas dan batu bara (seperti<br />

methanol di Muara Enim), serta<br />

pengembangan sentra industri kecil<br />

dan menengah (IKM) di daerah.<br />

Penyediaan pasokan energi,<br />

termasuk percepatan pembangunan<br />

proyek 35.000 megawatt yang<br />

diutamakan pada daerah-daerah yang<br />

mengalami defisit listrik. Selain itu,<br />

akan dijajaki kemungkinan penyesuaian<br />

harga energi yang mendorong<br />

daya saing industri, termasuk upaya<br />

mengurangi harga gas a.l. dengan<br />

memperpendek jalur distribusi<br />

penjualan gas.<br />

Pembatalan Perda yang menghambat<br />

pengembangan investasi dan<br />

industri di daerah dilakukan dengan<br />

melibatkan langsung peran Kepala<br />

Daerah dan DPRD, dan Pemerintah<br />

Pusat.<br />

Pengembangan kerjasama antar<br />

daerah antara lain melalui pendirian<br />

perwakilan dagang sebagai bagian<br />

untuk mendorong berkembangnya<br />

lalulintas perdagangan antar daerah,<br />

serta pengembangan perwakilan<br />

dagang di negara mitra untuk mendorong<br />

perluasan akses pasar.<br />

Penyediaan paket insentif<br />

investasi oleh Pemda yang disesuaikan<br />

dengan karakteristik daerah<br />

untuk mendorong berkembangnya<br />

investasi serta didukung upaya untuk<br />

mempercepat penyediaan infrastruktur<br />

yang sesuai dengan kebutuhan<br />

investor serta memperluas akses<br />

permodalan.<br />

Ke depan, para peserta rakor<br />

sepakat untuk terus memperkuat<br />

koordinasi dan sinergi kebijakan<br />

dalam rangka mempercepat transformasi<br />

industri manufaktur sehingga<br />

dapat mendorong industrialisasi<br />

Indonesia yang berdaya saing global.


6<br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Wanita Sukawati Mepeed Tulus Hati<br />

Semerbak harum bunga cempaka berdesir menggugah suksma. Semilir wangi kembang kecil berkelopak lentur itu, menggiring<br />

masyarakat Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar, menuju jalan utama di sepanjang desa menyaksikan sebuah tradisi yang telah<br />

diwarisi sejak dulu. Seperti setiap sore, pada 16-19 November lalu, bunga cempaka putih dan kuning ditata indah sebagai rias<br />

kepala para dara setempat. Berbusana busana adat, mengayun langkah pelan sembari menyunggingkan senyum. Ya, peed, adalah<br />

persembahan keagamaan yang tak pernah lekang dari antusiasisme partisipasi tulus wanita Sukawati.<br />

Laras, salah seorang gadis Sukawati,<br />

pada 16 November itu, menghias<br />

diri mengenakan busana adat<br />

tradisional agung. Sore itu, bersama ratusan<br />

wanita Sukawati lainnya ia mendapat giliran<br />

mapeed. “Sebuah kesempatan langka yang<br />

sudah setahun ditunggu-tunggu,” kata dara<br />

berusia 18 tahun ini ceria. Tradisi yang terkait<br />

erat dengan ritual keagamaan itu biasanya hadir<br />

saat penyelenggaraan odalan besar di Pura<br />

Tri Kahyangan setempat. Peed pada pertengahan<br />

November ini berkaitan dengan odalan<br />

di Pura Desa Sukawati. Memang, partisipan<br />

terbesar dari tradisi ini adalah kaum wanita,<br />

umumnya para remaja putri. Namun, anakanak<br />

belia dan ibu-ibu, bahkan nenek-nenek<br />

pun banyak yang dengan sarat euforia tampil<br />

mapeed.<br />

Di tengah masyarakat Bali, peed dimaknai<br />

sebagai sebuah iring-iringan, biasanya dalam<br />

konteks ritual keagamaan. Di Desa Sukawati<br />

juga demikian, namun pengertiannya lebih<br />

spesifik. Istilah peed diduga terangkat dari<br />

kekhasan berbusana adat para kaum wanitanya.<br />

Khususnya ujung kain (kancut) yang<br />

dikenakan agak panjang, sekitar satu meter,<br />

dan jika berjalan diseret (paid) disela kedua<br />

kaki. Model pengenaan kamen seperti itu<br />

dapat kita saksikan dalam tari Oleg Tamulilingan.<br />

Tapi kini kendati pun tidak semua peserta<br />

memakai kamen kancut panjang (mekancut),<br />

tradisi desa Sukawati itu masih dengan takzim<br />

disebut peed.<br />

Sejatinya tradisi mapeed di Sukawati<br />

berkaitan dengan pengambilan air suci, dari<br />

Pura kesebuah sumber mata air di desa setempat<br />

sebagai wangsuhpada yang dipercikkan<br />

kepada umat dalam persembahyangan. Jarak<br />

antara Pura ke sumber mata air itu sekitar dua<br />

kilometer. Tetapi karena iring-iringan peed<br />

tersebut berayun pelan, jarak yang relatif<br />

pendek itu ditempuh hingga satu jam. Selain<br />

didominasi oleh partisipan kaum wanita, para<br />

pemangku pura memegang peran terpenting<br />

dalam ritual yang berlangsung pada sore hari.<br />

Hari-hari mapeed dalam ritual keagamaan<br />

itu pada umumnya memang dinanti-nanti oleh<br />

kaum wanita Desa Sukawati. Selain mempersiapkan<br />

bunga cempaka dan atribut hiasan<br />

kepala lainnya, jauh-jauh hari mereka telah<br />

mempersiapkan busana yang akan dipakai.<br />

Dulu, para peserta peed memakai pakaian<br />

pribadi hingga penonton dapat meraba-raba<br />

status sosial keluarga orang tersebut. Tapi<br />

perkembangannya kini, kebanyakan partisipan<br />

peed memanfaatkan jasa penyewaan pakaian<br />

adat dan agama yang banyak bertebaran.<br />

Begitu juga dalam hal memoles wajah (make<br />

up), tak lagi amatiran seperti dulu. Kini, umumnya<br />

diserahkan sepenuhnya pada tenaga<br />

profesional salon-salon kecantikan. Biaya keseluruhan<br />

tata rias dan busana peed Sukawati<br />

itu, kini rata-rata sekitar Rp 1 juta untuk<br />

wanita dewasa dan Rp 500.000 – Rp 700.000<br />

untuk gadis belia dan remaja.<br />

Kendati sudah bergeser kepada kepraktisan,<br />

semangat mapeed tampaknya masih<br />

berhulu pada relung religiusitas yaitu spirit<br />

ngayah. Seperti kita ketahui, ngayah adalah<br />

sebuah energi kultural yang menyangga seni<br />

dan kebudayaan masyarakat Bali. Ngayah<br />

mapeed kaum wanita Sukawati dipersembahkan<br />

secara tulus ikhlas disertai rasa bhakti<br />

nan dalam kepada Hyang Widhi. Jika tidak<br />

demikian, bagaimana mungkin mereka mempersiapkan<br />

finansial, mental, dan fisik tanpa<br />

adanya bersitan pamerih sama sekali. Mereka<br />

hadir ngayah mapeed dengan keceriaan hati<br />

dan nurani bening. Ketika sore telah merambat,<br />

ritual peed pun dimulai. Seribu orang<br />

wanita berpartisipasi dalam ritual peed selama<br />

empat hari itu. Penonton berkerumun sepanjang<br />

jalan yang dilalui iring-iringan. Tak ketinggalan<br />

para wisatawan mancanegara juga<br />

banyak yang datang menyimak atraksi budaya<br />

ini. Dari arah pura terdengar derap gamelan<br />

balaganjur. Pada barisan terdepan. Beragam<br />

atribut panji-panji pura seperti umbul-umbul,<br />

pajeng, kober, beragam jenis tombak, dibawa<br />

oleh puluhan remaja pria. Sebuah group<br />

gamelan baleganjur mengikuti di belakangnya,<br />

berjalan selangkah demi selangkah memainkan<br />

tatabuhan bernuansa agung. Sepasang<br />

instrumen kendang mengendalikan gending,<br />

cengceng mengisi ritme, reong menjalin<br />

melodi, dan debur gong menggarisbawahi.<br />

Mengalirlah kemudian barisan peed.<br />

Dimulai dari partisipan gadis-gadis belia dan<br />

diteruskan dara remaja dan selanjutkan kaum<br />

ibu-ibu serta juga nenek-nenek. Langkah<br />

diayun ayu terukur dan anggun seakan mengikuti<br />

tempo atau irama ponggang gamelan baleganjur.<br />

Semua mengalir satu persatu dengan<br />

sunggingan senyumnya masing-masing. Tapi,<br />

awas, langkahnya mesti diayun hati-hati, jangan<br />

sampai terjatuh. Jangan sampai menginjak<br />

julurun kain (kancut) peserta didepannya<br />

atau sebaliknya kain sendiri terinjak peserta di<br />

belakang.<br />

Pada barisan paling belakang dikunci<br />

kembali dengan sepasukan group gamelan<br />

baleganjur. Ada juga sekumpulan ibu-ibu<br />

mengumandangkan kidung suci. Di tengahtengahnya<br />

para pemangku berseragam putih<br />

mengusung toples-toples tempat dan atau<br />

berisi air suci yang diambil di sumber mata<br />

air dan atau dibawa ke pura. Ritual peed<br />

ini berakhir pada senja hari di halaman luar<br />

pura. Para peserta pun, kemudian kembali<br />

ke rumah masing-masing melepas busana<br />

peed-nya. Batin bahagia membuncah dihati<br />

masing-masing. Menurut<br />

Laras<br />

yang kini sedang mena-<br />

pak<br />

bangku kuliah di ISI Denpasar,<br />

berpartisipasi dalam<br />

ritual keagamaan adalah<br />

ungkapan tulus bakti pada<br />

kasih nirmala Hyang Widhi<br />

Wasa. “Kaum wanita<br />

Desa Sukawati akan setia<br />

mengawal tradisi agung ini,“<br />

tegas Laras, penerima<br />

Anugrah Kebudayaan<br />

RI 2014 dalam bidang<br />

Seni Tari dan Seni<br />

Bercerita ini. (kadek<br />

suartaya)


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Standarisasi Penilaian Kesesuaian<br />

Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Daerah<br />

<strong>Bisnis</strong> Madiun<br />

7<br />

Pemerintah Kabupaten<br />

(Pemkab) Madiun bersama<br />

Badan Standarisasi<br />

Nasional (BSN) melakukan Penandatangan<br />

Nota Kesepahaman<br />

(MoU).<br />

Setelah itu, dilanjutkan pelaksanaan<br />

seminar tentang Peranan<br />

Standarisasi Penilaian Kesesuaian.<br />

Tujuan itu yakni untuk memberikan<br />

wawasan dan pengetahuan<br />

tentang pentingnya Standarisasi<br />

Penilaian Kesesuaian dalam<br />

rangka meningkatkan daya saing<br />

daerah.<br />

“Meningkatkan kualitas pelayanan<br />

publik, melindungi kepentingan<br />

masyarakat serta pelaku<br />

usaha di Kabupaten Madiun,” ujar<br />

H. Muhtarom Bupati Madiun usai<br />

penandatanganan MoU di pendopo<br />

kabupaten, Kamis (24/11).<br />

Ia mengatakan bangsa Indonesia<br />

mempunyai potensi alam dan<br />

sumber daya manusia yang besar.<br />

Tentu memiliki peluang untuk<br />

menjadi negara maju, demikian<br />

juga dengan Kabupaten Madiun.<br />

Untuk bisa mencapai hal<br />

tersebut, ada tiga landasan fundamental<br />

yang harus diperkuat yaitu<br />

kemandirian, meningkatkan daya<br />

saing dan mampu membangun<br />

peradaban yang mulia.<br />

“Tiga hal inilah, sebagai kunci<br />

untuk menghadapi globalisasi dunia<br />

yang semakin ketat persaingannya,”<br />

jelasnya.<br />

Menurutnya agar dapat bisa<br />

bersaing dalam rantai produksi dan<br />

transaksi global, harus memenuhi<br />

persyaratan produksi dan transaksi<br />

yang ditetapkan pemain<br />

pasar global. Selain itu, mampu<br />

menerapkan aturan-aturan di pasar<br />

dalam negeri untuk melindungi<br />

seluruh kepentingan bangsa.<br />

Persyaratan yang berlaku secara<br />

umum, akhirnya pada lingkup<br />

dalam negeri diperlukan standarisasi<br />

baku yang oleh Pemerintah<br />

diwujudkan dalam bentuk Undang-<br />

Undang Nomor 20 tahun 2014<br />

tentang Standarisasi dan Penilaian<br />

Kesesuaian.<br />

“Dan lembaga yang diberi<br />

amanah dan wewenang untuk<br />

menjalankan Standar Nasional<br />

Indonesia (SNI), adalah BSN,”<br />

paparnya.(jun)<br />

H. Muhtarom (tengah) menandatangani Nota Kesepahaman Satgas Saber Pungli.<br />

Ingin Madiun Bersih<br />

Bentuk Satgas Saber Pungli<br />

Praktek pungutan liar (Pungli) bisa merusak sendi-sendi kehidupan. Dan<br />

praktek seperti ini perlu diberantas agar tidak merugikan masyarakat.<br />

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun menyelenggarakan Penandatangan<br />

Nota Kesepahaman (MoU) tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan<br />

Liar atau Satgas Saber Pungli.<br />

Penandatangan itu dilakukan Bupati Madiun, Kajari Madiun, Kapolres<br />

Madiun, Pasi Intel Kodim 0803 Madiun dan POM TNI CPM Madiun. Hal<br />

itu berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satgas<br />

Saber Pungli.<br />

“Praktik-praktek pungutan liar (Pungli), telah merusak sendi kehidupan<br />

bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara,” ujar Bupati Madiun, H.<br />

Muhtarom usai MoU, Kamis (24/11).<br />

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah memandang perlu upaya pemberantasan<br />

secara tegas, terpadu, efektif, efisien dan mampu menimbulkan efek jera. Satgas<br />

Saber Pungli, mempunyai tugas yaitu melaksanakan pemberantasan pungutan<br />

liar secara efektif dan efisien.<br />

“Mengoptimalkan pemanfaatan personil, satuan kerja dan sarana prasarana<br />

baik yang ada di Kementrian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah.<br />

Satgas Saber Pungli akan menyelenggarakan fungsi intelejen, pencegahan,<br />

penindakan dan yustisi,” jelasnya.(jun)<br />

Optimalkan Desa, Bapemas<br />

Probolinggo Selenggarakan Ovop<br />

<strong>Bisnis</strong> Penggilingan Daging, Hasilnya Lumayan<br />

Maraknya penjual cilok, membuat jasa penggilingan<br />

daging kebanjiran berkah. Setiap hari, penggilingan<br />

daging tak pernah sepi. Tak hanya daging sapi, kini ikan<br />

juga digiling sebagai bahan makanan olahan.<br />

Dengan menggunakan dua mesin giling, Nunung,<br />

membuka usaha jasa giling daging di Desa Genteng<br />

Wetan, Genteng.<br />

Usaha ini sudah ditekuni sejak 7 tahun silam. Dibantu<br />

5 karyawan, jasa penggilingan daging memudahkan<br />

konsumen. “ Ada yang tugas membersihkan ayam, tulangnya.<br />

Lalu, menggiling,” kata Nunung kepada <strong>Bisnis</strong><br />

Banyuwangi, pekan lalu.<br />

Tarif jasa giling daging ini berkisar Rp 3.500 hingga<br />

Rp 4.000 per kilogram. Dari usaha ini, Nunung mengaku<br />

bisa mendapat omzet Rp 3 juta hingga Rp 4 juta<br />

per bulan. Momen puasa dan jelang Lebaran adalah<br />

musim panen penggilangan daging. “ Kalau momen itu,<br />

omzet bisa Rp 10 juta,” jelasnya.<br />

Para pelanggan jasa giling daging ini biasanya penjual<br />

bakso dan cilok. Ada juga, ibu rumah tangga yang<br />

ingin membuat bakso sendiri. Selain jasa selep daging,<br />

pihaknya menyediakan bumbu dan tepung bahan pembuat<br />

pentol. Mulai penyedap hingga kecap. Seluruh<br />

bumbu ini diracik sendiri. “ Saya meracik sendiri. Jadi,<br />

rasa bumbunya dijamin pas,” yakin Nunung.<br />

Bagi penjual bakso pemula, kata dia, pihaknya juga<br />

memberikan garansi bumbu yang tepat. Sehingga, tak<br />

perlu khawatir dengan hasil gilingan dan rasa pentolnya.<br />

“ Kami memberikan layanan lengkap. Konsumen tinggal<br />

datang, bawa pulang daging giling siap olah,” jelasnya.<br />

Di tengah persaingan jasa giling daging, Nunung<br />

memiliki trik khusus manggaet pelanggan. Salah satunya,<br />

menyiapkan semua kebutuhan konsumen di tokonya.<br />

Sehingga, pelanggan tak perlu repot mencari bahan yang<br />

dibutuhkan. Proses giling juga dibuat esktra cepat. Harapannya,<br />

pelanggan tak perlu menunggu lama saat menggunakan<br />

jasa giling. “ Dengan sikap ramah dan cepat,<br />

kunci pelanggan akan kembali,” pungkasnya. (ida)<br />

Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas)Kabupaten Probolinggo<br />

mengadakan kegiatan OVOP (One Village One Product). Kegiatan ini bertujuan<br />

ingin mengoptimalkan potensi desa untuk kesejahteraan masyarakat.<br />

Kegiatan berlangsung di Gedung Islamic Center Probolinggo, Selasa<br />

(22/11) itu dihadiri Bupati Probolinggo Hj.Puput Tantriana Sari,SE dan<br />

sejumlah undangan.<br />

“Kami selaku<br />

pemerintah<br />

daerah<br />

melalui<br />

Badan Pemberdayaan<br />

Masyarakat<br />

tidak akan<br />

ada henti<br />

hentinya untuk<br />

memberikan<br />

pelatihan<br />

dan memberikan<br />

jalan<br />

untuk bisa berkembangnya Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil<br />

Menengah (UKM) kususnya yang ada di Kabupaten Probolinggo,”ujar<br />

bupati.<br />

Lebih lanjut dikatakannya,saat ini UKM yang ada di Kecamatan Pajarakan<br />

sudah sangat berkembang dan telah saya sampaikan untuk membuat sesuatu<br />

yang baru terkait pembuatan abon. Kalau abon yang terbuat dari daging<br />

ataupun dari jenis hewani sudah banyak kita temui,maka saya minta untuk<br />

dicoba bahan dasarnya dari kluwe.<br />

Sementara itu Kepala Bapemas Kabupaten Probolinggo Heri S menambahkan<br />

program Ovop ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan<br />

untuk meningkatkan potensi yang ada didesa desa.<br />

Camat Pajarakan Drs.Sukarno yang dikonfirmasi berkaitan dengan<br />

adanya abon dari bahan dasar kluwe yang ternyata membawa kemenangan<br />

pada acara Ovop Award 2016 yang diselenggarakan oleh Bapemas Kabupaten<br />

Probolinggo dengan juara dua kategori dataran rendah atau pesisir dan<br />

mendapatkan uang senilai Rp 7.500.000,- (yus)


8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Gayeng, Ibu-ibu Sidomukti Ikuti<br />

Pelatihan Biskuit Tempe<br />

Aromanya Khas, Rasanya Enak<br />

Ketika oven dibuka,<br />

tercium aroma biscuit<br />

yang memancing<br />

selera. Melihat biskuitnya sudah<br />

setengah matang, tampak binarbinar<br />

kebahagiaan dari para ibu dari<br />

Desa Sidomukti. Mereka bangga<br />

karena hasil prakteknya dalam<br />

membuat biscuit tempe sudah<br />

setengah berhasil.<br />

“Ini enak, saya akan mencobanya<br />

nanti dirumah,” ujar Farikha<br />

(37) salah seorang peserta kegiatan<br />

fasilitasi bagi industri kecil menengah<br />

(IKM) terhadap pemanfaatan<br />

sumber daya. Peserta lainnya juga<br />

berkomentar enak rasanya.<br />

Kegiatan ini dilaksanakan oleh<br />

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian<br />

Perdagangan (Diskoperindag)<br />

Gresik. Kegiatan dilaksanakan di<br />

Balai Kelurahan Sidomukti Kecamatan<br />

Kebomas selama 4 hari.<br />

Selain pembuatan makanan berbahan<br />

tempe, Diskoperindag juga<br />

memberikan pelatihan pengemasan.<br />

Rencananya pada hari terakhir dilaksanakan<br />

pelatihan pengemasan.<br />

Sampai hari ini, setidaknya<br />

sudah empat jenis masakan olahan<br />

berbahan tempe yang diajarkan<br />

oleh Nugrahani, M.Pd dari Fakultas<br />

Teknik Tata Boga Unesa <strong>Surabaya</strong>.<br />

Produk itu bernama nugget tempe,<br />

biscuit tempe, pastel jamur tempe<br />

dan sempol tempe. “Saya yakin<br />

produk yang saya ajarkan ini akan<br />

diterima karena produk ini termasuk<br />

Ibu-ibu Kelurahan Sidomukti sedang mengikuti pelatihan berbahan tempe<br />

frozen food yang bisa awet dengan<br />

pendinginan,” kata Nugrahani.<br />

Dan secara ekonomis akan<br />

mendatangkan keuntungan yang<br />

lumayan, “Ada keuntungan sekitar<br />

limapuluh persen lebih dari modal<br />

yang dikeluarkan,” tambah Nugrahani.<br />

Dia juga menyatakan optimis<br />

produk yang diajarkannya ini<br />

akan diterima masyarakat. “Kalau<br />

memang para ibu membuat dengan<br />

cara yang benar sesuai resep<br />

yang kami ajarkan, saya yakin bila<br />

dilempar ke pasaran dan akan laku”<br />

ungkapnya.<br />

Sementara itu Kepala Dinas<br />

Koperasi, UKM, Perindustrian<br />

Perdagangan Gresik Najikh menyatakan,<br />

program ini intinya menumbuhkan<br />

sentra baru IKM. “Kita<br />

tahu Kelurahan Sidomukti adalah<br />

kelurahan yang sangat khas. Dari<br />

3.429 jumlah penduduknya, lebih<br />

dari lima puluh persen adalah pelaku<br />

industri kecil menengah. Kelurahan<br />

Sidomukti dikelilingi 2 wilayah<br />

lain yakni Klangonan dan Giri yang<br />

tempat puluhan perajin tahu tempe<br />

di Gresik,” jelas Najikh..<br />

Dengan demikian, masyarakat<br />

kelurahan Sidomukti akan mudah<br />

mendapatkan bahan baku tempe.<br />

Selain itu, akan meningkatkan nilai<br />

ekonomis tempe. Yang awalnya<br />

hanya dibuat tempe goreng dan<br />

keripik tempe. Maka dengan diajarkan<br />

berbagai olahan berbahan dasar<br />

tempe, kedepan nilai ekonomis tempe<br />

makin tinggi dan kesejahteraan<br />

masyarakat setempat bisa terdongkrak.<br />

(sam)<br />

Stasiun KA <strong>Surabaya</strong>n<br />

Lamongan Dioperasikan<br />

Stasiun Kereta Api (KA) <strong>Surabaya</strong>n Sukodadi Lamongan<br />

mulai dioperasionalkan pada Minggu (20/11) lalu. Stasiun<br />

ini menggantikan stasiun lama yang berada di Sumlaran.<br />

Dengan beroperasinya stasiun ini maka stasiun lama Sumlaran<br />

tidak difungsikan lagi. Stasiun baru ini telah memakai sinyal<br />

mekanik elektrik yang canggih. “Sinyal elektrik ini sudah kami<br />

persiapkan cukup lama. Mudah-mudahan dengan sarana ini<br />

bisa menambah pelayanan yang baik pada pengguna jasa KA,”<br />

ujar Wiwik Widayanti Eksekutif Vice Presiden PT KAI Daop 8<br />

<strong>Surabaya</strong> yang hadir dalam peresmian stasiun itu. (sam)<br />

Gusdurian Mojokerto Peringati Hari Toleransi<br />

Diramaikan Dialog dan Pentas Seni<br />

Bertempat di arena pentas seni depan kantor Dewan<br />

Kesenian Kota Mojokerto (DKKM), komunitas Gusdurian<br />

Mojokerto menggelar Peringatan Hari Toleransi<br />

Internasional, pada Sabtu, 20 November 2016 malam.<br />

Tema yang diangkat adalah “ Bhinneka Tunggal Ika<br />

itu Indonesia”. Hadir sejumlah tokoh lintas agama dari<br />

agama Hindu, Buddha, Islam, Kristen, Katolik, Khonghucu,<br />

serta komunitas budaya mengadakan refleksi keberagaman<br />

dan keberagamaan Indonesia.<br />

Koordinator Gusdurian Mojokerto Imam Maliki<br />

menyatakan, untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia<br />

kunci utamanya adalah saling toleransi antar umat<br />

beragama. “Kalau memaksakan kehendak sesuai dengan<br />

kepentingan kelompok dan individunya, pasti tidak<br />

akan pernah ketemu. Pasti bubrah (rusak, Red)”<br />

tegasnya.<br />

Mencermati terjadinya beberapa kasus perusakan<br />

rumah ibadah, Maliki mengatakan jika hal ini kita biarkan,<br />

maka kekerasan atas nama agama atau atas nama<br />

apapun akan semakin meningkat. “Kita harus bergandengan<br />

tangan, agar NKRI tetap satu. Tidak gampang<br />

diadu domba yang justru akan melemahkan bangsa kita<br />

di hadapan negara lain,” Maliki.<br />

Dialog menghadirkan nara sumber Pendeta Simon,<br />

Ust. DR.Wahib Wahab (Gus Wahib) dan Ust. H.Al-<br />

Amin Ranuwiharja, SIp. (Gus Amin). Dalam paparannya<br />

gus Amin banyak menyampaikan bagaimana Islam<br />

mengajarkan toleransi. Islam sangat toleransi, melarang<br />

pemaksaan dalam memilih keyakinan dan memeluk<br />

agama. Islam meyakini dan mengakui Isa Al-Masih<br />

sebagai Nabi dan Rasulul Allah. Akan tetapi menolak<br />

jika Nabi Isa sebagai Tuhan. “Mengucapkan Selamat<br />

Selamat Hari Natal, bagi orang Islam haram hukumnya”<br />

ujar gus Amin. “Karena hal itu sudah menganggap<br />

Isa,as sebagai Tuhan,” lanjutnya.<br />

Sedang gus Wahib, menyampaikan ajaran Islam<br />

tentang toleransi, diantaranya mengingatkan bahwa Islam<br />

itu mengajarkan jika “Keselamatan seseorang bergantung<br />

kepada lisannya”. Jadi bekatalah yang benar,<br />

baik, jujur, santun dan sejuk. Selain itu gus Wahib mengatakan<br />

”Muslim sejati itu, adalah seorang muslim yang<br />

selamat muslim lainnya dari lisan dan tangannya”. Sedangkan<br />

Pendeta Simon memberikan pencerahan agar<br />

sesama anak bangsa Indonesia senantiasa hidup rukun<br />

dan damai, serta menjauhi perilaku yang intoleran.<br />

Penampilan band Lupa Nada arek-arek kota Mojokerto,<br />

mengakhiri peringatan Hari Toleransi Sedunia<br />

itu. (mm)<br />

Bupati Fadeli meninjau rumah warga yang telah memiliki WC<br />

Lamongan Tuntaskan ODF<br />

Sampai Akhir Tahun<br />

Pelantikan Kades secara serentak di Lamongan Bulan Juli lalu masih<br />

menyisakan seorang Kades yang tidak bisa dilantik. Akhirnya pada pekan<br />

lalu Kades itu bisa dilantik.<br />

Kades terpilih Dermolemahbang Amari itu akhirnya dilantik Bupati<br />

Fadeli di Balai Desa Dermolemahbang/Sarirejo, Kamis (24/11).<br />

Urungnya Kades Dermolemahbang dilantik secara serentak bersama<br />

52 Kades lainnya Bulan Juli lalu karena Kades yang lama Nafi’ belum<br />

habis masa jabatannya. Sehingga begitu Kades lama telah habis masa<br />

jabatannya, Amari yang akan menjabat hingga 2022 tersebut langsung<br />

dilantik.<br />

Di Dermolemahbang, Bupati Fadeli kembali berpesan kepada ratusan<br />

orang tua yang menghadiri pelantikan Kades untuk mengaplikasikan<br />

gerakan 1821 di rumahnya masing-masing. “Dengan Program 1821 ini,<br />

diharapkan orang tua menyediakan lebih banyak waktu untuk anaknya<br />

dengan mematikan semua gadget di jam 6 malam hingga 9 malam, “<br />

pesan dia.<br />

Usai pelantikan, Fadeli didampingi Sekkab Yuhronur Efendi sempat<br />

melihat salah satu rumah milik warga Dermolemahbang Sarim, yang<br />

masuk dalam program Lamongan Bebas Buang Air Besar Sembarangan,<br />

atau Open Defecatioan Free (ODF). Melalui program itu, Fadeli mencanangkan<br />

untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Lamongan.<br />

Disampaikan terpisah oleh Kabag Humas dan Infokom Sugeng<br />

Widodo, Program ODF tahun ini dipastikan tuntas terlaksana, terutama<br />

untuk yang berdasarkan data BPS. “Berdasarkan data BPS, rumah<br />

masyarakat Lamongan yang belum memiliki jamban ada sebanyak<br />

23.143 unit. Dan itu di akhir tahun ini dipastikan tuntas dengan anggaran<br />

dari APBD sebesar sekitar Rp 8 miliar, “ jelas dia.<br />

Beberapa kecamatan, lanjut dia, bahkan sudah tuntas seratus persen.<br />

Seperti di Kecamatan Brondong, Paciran, Kalitengah, Mantup dan<br />

Pucuk. (sam)


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Gerbang Jatim<br />

Smart Regency tanpa Tinggalkan Tipologi Desa<br />

Bupati Rendra ingin Wujudkan 2017<br />

Pemerintah Kabupaten<br />

(Pemkab) Malang<br />

bertekad mampu<br />

menyempurnakan wilayahnya<br />

sebagai smart regency. Harapan<br />

itu dituangkan Bupati Malang,<br />

H. Rendra Kresna bisa segera<br />

dijalankan ketika memasuki tahun<br />

2017 mendatang.<br />

Langkah ini tidak lain untuk<br />

mendukung pembangunan<br />

Kabupaten Malang sesuai visi misi<br />

Madep Manteb Manetep. Utamanya,<br />

untuk memberikan pelayanan<br />

dan manfaat langsung kepada masyarakat<br />

yang ada di 33 kecamatan<br />

se Kabupaten Malang.<br />

Harapan itu seperti akan<br />

segera diwujudkan seiring Bung<br />

Rendra, sapaan akrab Bupati<br />

Malang usai menerima tamu tim<br />

konsultan Persatuan Ahli Teknik<br />

Terapan (PATT) Enginering di<br />

ruang rapat Kantor Bupati, Kamis<br />

(10/11) lalu. Serta, sejumlah pihak<br />

yang siap mendukung program<br />

kerja Pemkab Malang. Tak ketinggalan,<br />

sejumlah Kepala SKPD<br />

seperti Dinas Kependudukan dan<br />

Catatan Sipil, Dinas Pendidikan,<br />

Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata,<br />

Dinas Perizinan, Dinas Cipta<br />

Karta dan Tata Ruang, serta Dinas<br />

Pertanian.<br />

‘’Segera bisa dilanjutkan<br />

dengan berkoordinasi langsung<br />

dengan masing-masing SKPD,<br />

seperti dengan Dinas Kesehatan<br />

dan Dinas Pendidikan. Ciptakan<br />

bagaimana platform smart city<br />

yang cocok dan sesuai karakter di<br />

Kabupaten Malang. Mungkin dari<br />

Bupati Rendra Kresna saat menerima tamu dari praktisi dan tim konsultan PATT Enginering.<br />

hasil pengkajian nanti akan lahir<br />

smart regency untuk Kabupaten<br />

Malang,” tegas Bung Rendra<br />

ketika memberi wejangan.<br />

Meriah, Pameran Produk Unggulan Bhumi Singhasari<br />

Bupati Meninjau Stand Pameran<br />

Hasil dari pertemuan, tim<br />

konsultan PATT Enginering menggarisbawahi<br />

pihaknya dan Pemkab<br />

Malang siap me-utilisasi teknologi<br />

9<br />

demi mewujudkan smart regency.<br />

Namun, teknologi itu tetap tidak<br />

dengan meninggalkan tipologi<br />

pedesaan karena wilayah Malang<br />

berbasis pedesaan. Di satu sisi,<br />

SKPD sudah siap mengoneksikan<br />

programnya. Misalnya, Dinas Kesehatan<br />

dengan program Sutra Emas<br />

dan SMS Gateway yang ditujukan<br />

terjadi peningkatan kesehatan ibu<br />

dan anak, pencegahan dan pengendalian<br />

penyakit menular dan pemberdayaan<br />

perempuan dibidang<br />

kesehatan.<br />

‘’Kami nanti membuat perkiraan<br />

yang nanti dilakukan dalam<br />

kajian untuk menggali data lebih<br />

jauh dari SKPD yang diprioritaskan<br />

untuk smart regency tadi.<br />

Serta, kami membuat perencanaan<br />

yang lebih terupdate,” tambah<br />

Ismiarto A atau yang akrab disapa<br />

Tatang ini dari Fakultas Ilmu Komputer<br />

Universitas Brawijaya. (er)<br />

Kegiatan expo/pameran Produk Unggulan Gumebyar<br />

Bhumi Singhasari Tahun 2016 menampilkan berbagai<br />

produk unggulan. Produk-produk itu merupakan<br />

kreasi dari instansi pemerintah, BUMD,<br />

swasta maupun masyarakat umum.<br />

Pameran dilaksanakan di lapangan<br />

Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kamis<br />

(24/11) sore. Dan dibuka langsung<br />

Bupati Malang Rendra Kresna. Kegiatan<br />

ini merupakan rangkaian dari peringatan<br />

Hari Jadi Kabupaten Malang<br />

ke-1256.<br />

Bupati Malang mengatakan kegiatan<br />

ini digelar salah satunya adalah<br />

dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi<br />

kerakyatan, “Disini dijual sembako<br />

murah dan bisa dijangkau oleh<br />

masyarakat menengah kebawah. Selain<br />

itu juga sebagai ajang silaturahmi antara<br />

masyarakat dengan SKPD,” ungkapnya.<br />

Menurut Bupati melalui pameran ini masyarakat<br />

jadi tahu berbagai hasil yang di pamerkan oleh semua<br />

SKPD di lingkungan Pemkab Malang.<br />

Sementara itu Made Arya Dewantara Kepala Dinas<br />

Budpar Kabupaten Malang yang juga selaku ketua<br />

pelaksana pameran menjelaskan kegiatan diikuti oleh<br />

ratusan stand, “Ada 139 stand yang mengikuti pameran<br />

kali ini, terdiri dari seluruh stand SKPD di lingkungan<br />

Pemkab Malang, BMUD, 33 Kecamatan dan masyarakat<br />

umum,” terang Made. (er)<br />

Biasakan Berolah Raga Minimal 30 Menit/hari<br />

Bupati Ngawi saat Upacara HKN<br />

Upacara Hari Kesehatan<br />

Nasional (HKN) 14 November<br />

dilaksanakan di Kabupaten Ngawi.<br />

Dengan Inspektur upacara Bupati<br />

H. Budi Sulistyono. Upacara berlangsung<br />

lancer dan khidmat.<br />

Bupati Ngawi menyampaikan<br />

rasa syukur bisa memperingati<br />

HKN. Pringatan dirayakan dalam<br />

upaya meningkatkan kesadaran ,<br />

kemampuan dan kemauan hidup sehat<br />

setiap orang dalam masyarakat<br />

yang mempunyai derajat kesehatan<br />

sehat setinggi-tingginya.<br />

Selain itu Bupati juga menghimbau<br />

agar masyarakat Ngawi<br />

membiasakan minimal 30 menit<br />

untuk berolah raga, untuk menunjang<br />

hidup sehat sebagai pengendali<br />

sebelum kena sakit. Sehat itu harus<br />

dijaga, bergaya hidup sehat serta<br />

berpartisipasi aktif dalam jaminan<br />

kesehatan nasional untuk dapat<br />

mencapai layanan kesehatan yang<br />

kuat. Di akhir upacara dilakukan<br />

penyerahan hadiah dari juara-juara<br />

kesehatan.(eko)<br />

Penyerahan motor roda 3 untuk memperlancar kegiatan<br />

pasca panen tembakau<br />

Dinas Hutbun Ngawi Beri Bantuan<br />

Alat Peraga Pasca Panen Tembakau<br />

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Ngawi<br />

terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pasca panen tembakau.<br />

Juga memperhatikan sarana dan prasarana karena sangat<br />

diperlukan untuk menigkatkan mutu pasca panen tembakau tersebut.<br />

Hal itu diwujudkan melalui program peningkatan kualitas bahan<br />

baku dan kegiatan penanganan pasca panen bahan baku yang<br />

dibidangi Pegelolaan hasil dibawah Kabid Suhano,SP. Dari sumber<br />

dana anggaran DBHCHT tahn 2016 ,terus berkomitmen untuk<br />

meningkatkan mutu pasca panen tembakau.<br />

Kepala Dinas Hutbun Ngawi Ir.Setiyono menjelaskan pada<br />

2016 ini, kelompok tani tembakau mendapat hibah berupa beberapa<br />

alat pasca panen. Yaitu meliputi mesin perajang tembakau,<br />

pisau mesin cadangan,mesin pengasah pisau, perajang tembakau,<br />

genset, kereta dorong, timbangan duduk , terpal, alat presbal tembakau.<br />

Dan jumlah kelompok tani yang mendapatkan hibah alat<br />

pascapanen sebanyak 53 kelompok tani, yang tersebar di 7 kecamatan<br />

seperti Karangjati, Bringin, sampai Kasreman, Pangkur,<br />

Paron dan Kedunggalar. Hibah barang telah didistribusikan mulai<br />

tgl 22 Agustus sampai 13 September 2016 dan untuk kotak press<br />

ball tembakau didistribusikan bulan november 2016.<br />

Selain itu untuk mendukung mobilitas terdapat 15 kelompok<br />

tani yang mendapatkan hibah berupa kendaraan bermotor roda<br />

tiga. Tentunya hal yang membahagiakan kelompok tani untuk bisa<br />

menerima bantuan pemerintah, karena memang sangat dibutuhkan<br />

untuk pengelolaan pasca panen tembakau.<br />

Pemerintah melalui Dinas Hutbun berharap dengan adanya<br />

bantuan tersebaut dapat lebih memotivasi petani dalam pengelolaan<br />

khususnya pada pasca panen dan peningkatan kesejahteraan<br />

serta kualitas bahan baku. “Diharapkan pada tahun mendatang<br />

bantuan semakin dirasakan oleh seluruh kelompok tani, karena belum<br />

semua petani mendapatkan bantuan mengingat ketersediaan<br />

dana yang terbatas,” harap Setiyono. (eko/adv)<br />

A.980


10 Gerbang Jatim<br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Saingi Produk Buatan China<br />

Pengrajin Cangkul Tulungagung<br />

Utamakan Mutu dan Layanan<br />

Masyarakat dihebohkan<br />

dengan pemberitaan<br />

datangnya cangkul<br />

impor dari Negara China. Impor<br />

tersebut dilakukan oleh Badan<br />

Usaha Milik Negara (BUMN) yang<br />

ditunjuk langsung oleh pemerintah<br />

Indonesia.<br />

Menjawab tantangan ini, puluhan<br />

pande besi khususnya pengrajin<br />

cangkul di Tulungagung, Jawa<br />

Timur, mengaku tak bergeming<br />

sedikit pun menghadapi cangkul<br />

buatan negeri Tirai Bambu, sebutan<br />

lain Negara China.<br />

Salah satunya adalah Sugianto,<br />

seorang pengrajin cangkul,<br />

asal Desa Bolorejo, Kecamatan<br />

Kauman, ini. Sugianto mengatakan,<br />

cangkul buatan China tersebut<br />

tak akan memrpengaruh cangkul<br />

buatan lokal. Alasannya, cangkul<br />

buatan lokal lebih mengutamakan<br />

kualitas bahan. Selain itu,<br />

ketajamannya juga lebih terjamin.<br />

“Kualitas bahan bagus, tajamnya<br />

juga terjamin,” ujar Sugianto pada<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> beberapa hari lalu.<br />

Tidak hanya itu, pengrajin<br />

cangkul lokal juga memberikan<br />

garansi 100 persen kepada pelangganya.<br />

Misalnya, ada cangkul yang<br />

belum lama digunakan kok, sudah<br />

patah, pengrajin langsung memperbaikinya.<br />

Tanpa dipungut biaya<br />

sepersepun. Jaga mutu dan layanan<br />

inilah yang dipersiapkan pengrajin<br />

cangkul Tulungagung untuk<br />

menandingi cangkul buatan China.<br />

Bicara soal kwalitas, Sugianto<br />

memang tidak mau sembarang<br />

menggunakan bahan yang digunakan.<br />

Ia harus selektif memilih<br />

kualitas baja, sebagai dasar pembuatan<br />

cangkul. Selain itu, proses<br />

pembakarannya harus seimbang.<br />

“Saya jamin, cangkul sampai tipis<br />

tetap tajam, dan tidak mudah mletot,”<br />

jawab Sugianto.<br />

Yang dikuatirkan Sugianto<br />

itu, justru masyarakat salah pilih.<br />

Sebab, nama dan bentuk antara<br />

cangkul buatan lokal dengan impor,<br />

hampir mirip. Untuk itu, masyarakat<br />

harus bisa mengenali mana buatan<br />

lokal dan mana buatan China.<br />

Cangkul lokal dengan merk Cook<br />

Brand, dan cangkul import buatan<br />

China dengan merk Scock Brand.<br />

Dan ukurannya sama.<br />

Panjang mata cangkul 25 cm<br />

dan lebar 15 cm. Namun, cangkul<br />

impor dari Tiongkok China ini lebih<br />

berat ketimbang cangkul buatan<br />

pengrajin lokal. “Berat bukan berarti<br />

bahan yang digunakan China<br />

lebih bagus. Tapi tajam, ringan, dan<br />

tahan gempuran itulah yang lebih<br />

berkwalitas,” tambahnya. (rul)<br />

Redam Demo Lewat Dialog para Tokoh<br />

Bupati Mojokerto Tidak Hadir<br />

Kontes, Tingkatkan Populasi dan<br />

Kualitas Susu Kambing Etawa<br />

Kambing etawa memang termasuk kambing terunggul di Indonesia.<br />

Karena tidak hanya dagingnya yang dapat memberi nilai ekonomis tinggi.<br />

Tapi juga anakan, indukan, dan pejantannya, sama-sama memiliki nilai jual<br />

fantastis. Bila kualitas bagus, kambing bisa terjual antara Rp 20-25 juta per<br />

ekor. Bahkan, ada yang dipatok antara Rp 40-50 juta untuk kambing kelas<br />

kontes.<br />

Tidak hanya itu. Susu kambing etawa pun memiliki nilai ekonomis<br />

tinggi, dibanding susu sapi. Karena selain untuk menjaga kesehatan, susu<br />

kambing etawa juga diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit<br />

akut yang berhubungan dengan gangguan pernapasan. Seperti TBC<br />

dan asma. Ternasuk mampu meningkatkan vitalitas pria.<br />

Banyaknya memberikan keuntungan itulah, Paguyuban ternak kambing<br />

kembali menggelar kontes kambing etawa skala nasional. Yang bertempat<br />

di pasar hewan terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten<br />

Blitar, Minggu (20/11) kemarin.<br />

Acara kontes kambing etawa ini diikuti tidak kurang dari 400 ekor<br />

kambing etawa pilihan. Yang datangnya dari berbagai daerah yang ada di<br />

Indonesia. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan,<br />

Sumatera, Bali, dan lain sebagainya.<br />

Adapun kelas yang dilombakan mulai dari kategori kelas pejantan,<br />

pejantan unggul dan calon pejantan. Untuk kelas induk terdiri dari kategori<br />

kelas induk unggulan dan calon indukan. Sedangkan kriteria penilaian<br />

terdiri dari postur tubuh, panjang telinga, warna bulu, bentuk kepala, ekor,<br />

leher, kaki, dan tanduk.<br />

Para peserta mengaku, sebelum mengikuti lomba kontes kambing<br />

etawa ini, perlu ada persiapan khusus. Misalnya untuk perawatan seperti<br />

bulu-bulu kambing yang setiap seminggu sekali harus dimandikan menggunakan<br />

shampo serta kondisioner tertentu. Selain itu kambing etawa juga<br />

diberi makanan segar, nutrisi, dan vitamin. Agar kondisi kambing sehat dan<br />

bulunya bersih. “Selain memperhatikan konsumsi, olah raga jalan-jalan juga<br />

perlu,” ujar Mugiharjo salah satu peserta hobiis asal Malang.<br />

Sementara itu, bupati Blitar H. Rijanton yang hadir pada saat kontes,<br />

sangat mengapresiasi jalannya lomba kambing etawa tersebut. Sebab hal<br />

ini dinilai positif yang dapat meningkatkan perekonomian rakyat kecil yang<br />

mandiri. “Bagus sekali ini. Kalau bisa jangan setahun sekali lomba seperti<br />

ini,” tutur Rijanto. (rul)<br />

Di tengah kegalauan bangsa, terkait beredarnya<br />

kabar akan ada demo besar-besaran di Jakarta tanggal 2<br />

Desember 2016, ternyata ada upaya antisipatif dari pejabat<br />

daerah di Kabupaten Mojokerto untuk meredamnya.<br />

Bertempat di Balai Kantor Kecamatan Mojosari Kabupaten<br />

Mojokerto Senin (21/11) berkumpul tokoh lintas<br />

agama dan para pemangku kepentingan. Inti dialog<br />

adalah himbauan agar masyarakat Mojokerto tidak terprovokasi,<br />

serta tidak lagi datang ke Jakarta untuk demo<br />

kedua kali. Pasalnya, pada demo kemarin (4/11) diketahui<br />

ada 7 orang dari anggota FPI (Front Pembela Islam)<br />

berasal dari Kecamatan Mojosari yang bergabung massa<br />

pendemo di Jakarta, kata Camat Mojosari, H. Abdullah,<br />

saat memberi sambutan pengantarnya.<br />

Tak kurang 100 orang hadir pada agenda dialog<br />

kebangsaan tersebut. Forum Pimpinan Kecamatan<br />

(Forpimca) Mojosari, Kapolsek, Danramil, Camat, tampak<br />

hadir lengkap. Unsur Forpimda (Forum Pimpinan<br />

Daerah), Dandim 0815, Kapolres, Wakil DPRD, juga<br />

kompak hadir mengisi ceramah. Namun sayang, Bupati<br />

Mojokerto, H. Mustofa Kamal Pasa, SE, tidak tampak di<br />

tengah pertemuan penting antar tokoh<br />

masyarakat tersebut.<br />

Bupati diwakili oleh pejabat dari<br />

Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa<br />

dan Politik) Kabupaten Mojokerto,<br />

Drs. H. Nanang Subagiyo, MM. Ketidakhadiran<br />

Bupati sempat menjadi<br />

sorot perbincangan kasak kusuk hadirin.<br />

“Wah, di saat bangsa pada kondisi<br />

genting, malah tidak muncul rasa<br />

peduli sebagai seorang pejabat,” seloroh<br />

seorang tokoh yang hadir saat itu.<br />

Undangan yang hadir malam itu<br />

memang beragam. Selain yang datang<br />

para Kyai, para khufat, tokoh adat,<br />

dan alim ulama, juga pendeta, bhiksu,<br />

warga keturunan China, ormas Islam<br />

(FPI), utusan NU, perwakilan Muhammadiyah,<br />

ditambah anggota Babinsa<br />

dan Babin Kamtibmas Kecamatan Mojosari, semua ikut<br />

hadir memenuhi Balai Kecamatan.<br />

Sementara itu, Dandim 0815 Mojokerto, Letkol Czi<br />

Budi Pamudji, S.Sos, dalam sambutannya memberikan<br />

gambaran bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara<br />

ibarat kita menempati sebuah bangunan rumah. Satu<br />

komponen dengan lainnya saling berkaitan hingga<br />

membentuk sebuah bangunan kokoh yang bagus dan<br />

indah, layaknya Balai Kecamatan ini. (ktw)<br />

Perbanyak RTH Sehatkan Lingkungan<br />

Walikota Mojokerto Apresiasi Forbespam<br />

Sebagai kota terkecil dan terpadat membawa konsekuensi lingkungan<br />

bagi Kota Mojokerto. Konsekuensinya adalah masalah lingkungan<br />

pasti akan terganggu.<br />

Hal ini dituturkan Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus saat menjadi<br />

nara sumber seminar di hadapan ratusan anggota pecinta alam se-Mojokerto<br />

Minggu pekan lalu.<br />

Wali Kota juga berkesempatan<br />

memasang biopori<br />

bersama ratusan pemuda<br />

pecinta alam dan pelajar.<br />

Bertempat di Alun-alun<br />

Kota Mojokerto, Wali Kota<br />

hadir didampingi Kepala<br />

Dinas Kebersihan dan<br />

Pertamanan Amin Wachid<br />

dan Kepala Bagian Humas<br />

dan Protokol Heryana<br />

Dodik Murtono didukung oleh Forum Bersama Pecinta Alam Mojopahit<br />

(Forbespam).<br />

Padatnya penduduk dan perumahan menjadikan kondisi air tanah<br />

57 persen mengandung bakteri ecoli. “Udara di Mojokerto kalau musim<br />

kemarau sudah mencapai ambang batas 0,01,” jelas Mas’ud Yunus.<br />

Wali Kota mengapresiasi langkah gabungan pecinta alam se-Mojokerto<br />

untuk menanam biopori yang sangat bermanfaat untuk melestarikan<br />

lingkungan dan sekaligus menyehatkan kehidupan.<br />

“Karena itulah kita harus menyehatkan kembali air tanah dan udara<br />

kita dengan melaksanakan kegiatan penghijauan, memperbanyak pertamanan,<br />

memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH),” tuturnya. Serta<br />

untuk menyehatkan air tanah antara lain dengan memasang biopori ini.<br />

(nes)


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Otomotif<br />

Ferrari Kenalkan Mobil GTC4Lusso T Sporty<br />

Pabrikan mobil Ferrari<br />

memperkenalkan<br />

mobil terbarunya<br />

yakni Mobil GTC4Lusso T<br />

yang merupakan sport fourseater<br />

pertama dalam sejarah<br />

kuda jingkrak di Jakarta.<br />

Menggunakan mesin V8<br />

turbo, konsep GT khas Ferrari<br />

terbaru hadir untuk pengemudi<br />

yang mencari mobil sporty tetapi<br />

serbaguna dan dapat digunakan<br />

sehari-hari.<br />

Arie Christopher, CEO<br />

Ferrari Jakarta mengatakan<br />

sejak keberhasilan peluncuran<br />

GT4C4Lusso T di Paris Motor<br />

Show 2016 yang banyak menyita<br />

perhatian publik, Ferrari Jakarta<br />

dengan bangga meluncurkan<br />

mobil ini di Indonesia.<br />

“Kami sangat optimis melalui<br />

peluncuran ini GTC4Lusso T<br />

akan mendapatkan respon yang<br />

positif dari penggemar Ferrari di<br />

Indonesia,” ujar Arie Christopher.<br />

Dia menjelaskan mesin V8<br />

3.9 cc dari mobil ini merupakan<br />

evolusi terkini dari jenis mesin<br />

yang telah memperoleh<br />

pengakuan di International<br />

Engine of the Year pada 2016.<br />

Kekuatan maksimum yang dapat<br />

dihasilkan sebesar 610cv pada<br />

putaran 7500rpm, sedangkan<br />

torsi maksimum sebesar 760Nm<br />

dapat dihasilkan pada putaran<br />

3000-5250rpm.<br />

Karakteristik mesin V8<br />

turbo ini sangat cocok untuk<br />

mengemudi sehari-hari di<br />

wilayah perkotaan. Sebuah<br />

akselerasi dengan suara yang<br />

kuat mampu diredam pada<br />

kecepatan yang rendah,<br />

kecepatan pengangkatan dari<br />

putaran rendah yang serba guna,<br />

pengantaran modular torsi dan<br />

yang terpenting jangkauan yang<br />

baik sekali.<br />

Lebih jauh, Arie Christopher<br />

mengatakan Ferrari<br />

mengantarkan konsep GT baru<br />

melalui semangat four-seater<br />

ini. Didukung oleh evolusi<br />

terbaru dari mesin V8 turbo yang<br />

memenangkan International<br />

Engine of The Year pada 2016,<br />

Ferrrari GTC4Lusso T memberikan<br />

kinerja mobilsporty untuk dapat<br />

dikemudikan setiap hari.<br />

“Ferrari GTC4Lusso T memiliki<br />

semua kualitas superior yang<br />

disukai oleh para pemilik Ferrari<br />

yang mengagumi brand ini, dan<br />

kami yakin bahwa Ferraristi<br />

11<br />

di Indonesia akan sangat<br />

menyukai model ini,” ujar Dieter<br />

Knetchel, CEO of Ferrari Far and<br />

Middle East Hub.<br />

Dia menjelaskan sistem kontrol<br />

dinamis Ferrari GTC4Lusso T ini<br />

telah secara khusus disesuaikan<br />

untuk meningkatkan tanggap<br />

terhadap perintah. Secara khusus,<br />

4WS (rear-wheel steering), yang<br />

terintegrasi dengan Side Slip<br />

Control (SSC3), dibuat untuk<br />

menciptakan respon yang lebih<br />

cepat dalam mengembalikan<br />

kemudi pada saat melewati<br />

tikungan, berkat sistem kemudi<br />

roda depan dan roda belakang<br />

yang searah.<br />

Dengan meluncurkan Ferrari<br />

GTC4Lusso T, Ferrari Jakarta juga<br />

ingin meningkatkan komitmen<br />

mereka untuk selalu memberikan<br />

pengalaman dan pelayanan<br />

terbaik bagi penggemar Ferrari di<br />

Indonesia. (lely)<br />

UNESA Gelar Seminar Digital<br />

Jurusan Teknologi Pendidikan,<br />

Universitas Negeri <strong>Surabaya</strong><br />

(UNESA) menggelar seminar<br />

nasional tentang “Pembelajaran di<br />

Era Digital” pekan lalu di Kampus<br />

tersebut.<br />

Ketua panitia<br />

pelaksana, Robby Mega<br />

Kurniawan kepada <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> menjelaskan<br />

seminar ini diminat<br />

banyak peserta. Buktinya,<br />

peserta yang mengikuti<br />

seminar sebanyak 300<br />

orang.<br />

Peserta tersebut berasal<br />

dari TNI, IMATEPSI<br />

(Ikatan Mahasiswa Teknologi<br />

Pendidikan Seluruh Indonesia)<br />

dan Mahasiswa dari UNESA<br />

sendiri.<br />

“Selain seminar, acara ini juga<br />

dirangkaikan dengan pameran<br />

media pembelajaran, mulai dari<br />

media visual sampai audiovisual,”<br />

jelas Robby.<br />

Sementara itu,<br />

Sekretaris Jurusan Teknologi<br />

Pendidikan, Andi Kristanto mengatakan,<br />

seminar ini juga termasuk<br />

mata kuliah bagi mahasiswa jurusan<br />

teknologi pendidikan karena<br />

itu mereka wajib ikut seminar ini.<br />

Dia mengharapkan seminar<br />

ini diharapkan bisa menjadi solusi<br />

bagi teknologi dan pendidikan<br />

yang mulai tidak sejalan.<br />

Dia menjelaskan seminar<br />

ini menghadirkan tiga pemateri<br />

yakni David Boy Tonara (Dosen<br />

<strong>Surabaya</strong> Lifestyle<br />

Universitas Ciputra), Herwin Hamid<br />

(Guru terbaik Nasional) dan<br />

Siyamta Dosen BOE Malang.<br />

Dia menjelaskan Jurusan<br />

Teknologi Pendidikan UNESA<br />

ingin menjadi pelopor<br />

media pembelajaran<br />

dan hal ini dimulai<br />

diimplementasikan melalui<br />

seminar nasional<br />

ini. Fajar Arianto selaku<br />

penanggung jawab<br />

mengatakan pihaknya<br />

ingin memanfaatkan,<br />

apa yang ada di era<br />

sekarang.<br />

Sedangkan Andi<br />

Kristanto menegaskan, jurusan<br />

teknologi pendidikan ingin menjadi<br />

jembatan pendidikan. Dan<br />

saat ini sudah ada kurikulumnya di<br />

tingkat sekolah yakni di matapelajaran<br />

TIK. Hal ini memudahkan<br />

pembelajaran yang berbasis<br />

komunikasi dan sebagai inovasi<br />

pembelajaran virtual. (ton)<br />

Ciputra Golf Tuan Rumah Indonesia Men<br />

Amateur Open 2016<br />

Ciputra Golf Club a Hotel<br />

<strong>Surabaya</strong> Jawa Timur (Jatim)<br />

dipercaya PB Persatuan Golf<br />

Indonesia menjadi tuan rumah<br />

pelaksanaan kejuaraan golf<br />

berskala internasional, Indonesia<br />

Men Amateur Open 2016,<br />

pada 22-25 November lalu.<br />

Turnamen berkelas ini merupakan<br />

salah satu dari empat<br />

turnamen tingkat internasional<br />

dalam kalender pertandingan<br />

PB Persatuan Golf Indonesia<br />

2016, dan masuk penghitungan<br />

WAGR (World Amateur Golf Ranking).<br />

Sebagai agenda tahunan PB PGI, 23”<br />

Indonesia Men Amateur Open (IMAO)<br />

Golf Championship akan berlangsung di<br />

Ciputra Golf <strong>Surabaya</strong>, salah satu padang<br />

golf berstandar internasional yang telah<br />

mendapat berbagai penghargaan. Diantaranya<br />

sebagai padang golf terbesar se Jawa<br />

Timur yang memperoleh rekor MURI<br />

dengan kategori “The Most Bunkers” di<br />

hole 25 par 3 dan “The Widest Green” di<br />

hole 26, yang tentunya akan memberikan<br />

tantangan tersendiri bagi para peserta.<br />

Turnamen yang ditujukan bagi<br />

para golfer amatir di Indonesia maupun<br />

mancanegara ini dibagi menjadi dua sesi.<br />

Yaitu Men Amateur Event ‘AA’ dengan<br />

total 72 holes, dan Men Amateur Event<br />

‘BB’ dengan agenda 1” dan 2” Round of<br />

Championship. Melalui ajang bergengsi<br />

ini para golfer amatir Indonesia berkesempatan<br />

untuk unjuk kemampuan dan beradu<br />

ketangkasan dengan para golfer dari<br />

mancanegara. (lely)<br />

Miliki Potensi Pariwisata Bahari<br />

XL Garap Madura<br />

Pulau Madura memiliki potensi<br />

pariwisata bahari yang besar.<br />

Karena itu, operator telekomunikasi<br />

meningkatkan layanan selular<br />

melalui jaringan 4G LTE XL. XL<br />

meningkatkan jumlah pelanggan<br />

yang bernilai tinggi sesuai dengan<br />

segmen pelanggan. Dengan meningkatkan<br />

kecepatan dan kestabilan<br />

jaringan, untuk konvergensi<br />

layanan 4G LTE dengan berbagai<br />

teknologi mobile sebagai sarana<br />

yang dapat dipakai oleh pelajar,<br />

Mahasiswa dan masyarakat luas.<br />

Vice President/VP XL East Region,<br />

Desy Sari Dewi mengatakan,<br />

Madura yang merupakan gugusan<br />

kepulauan yang terdiri dari<br />

beberapa pulau besar dan kecil.<br />

Sehingga banyak sekali potensi<br />

bahari yang harus dikembangkan<br />

dan disebarluaskan informasinya<br />

keseluruh nusantara. Potensi pariwisata<br />

di Madura menghadirkan<br />

banyak keuntungan bagi masyarakat<br />

Madura, mulai dari keuntungan<br />

ekonomi, sosial, hingga ke<br />

branding budaya. Hal ini merupakan<br />

pertimbangan kami menjadikan<br />

Madura sebagai kota 4G XL.<br />

VP XL LTE, Rahmadi Mulyohartono<br />

menambahkan upaya XL<br />

meningkatkan kualitas layanan 4G<br />

LTE tidak sebatas terus memperluas<br />

wilayah layanan, namun juga<br />

penerapan bermacam teknologi<br />

terkini agar kecepatan dan kestabilan<br />

sinyal bisa ditingkatkan.<br />

Semakin baik kualitas layanannya,<br />

semakin banyak manfaat yang bisa<br />

didapatkan pelanggan.<br />

Dengan adanya 4G LTE saat ini<br />

XL menghadirkan Layanan mobile<br />

broadband dengan perangkat<br />

khusus sebagai router yang dapat<br />

digunakan dimanapun dengan<br />

mudah. Ada beberapa tipe router<br />

dengan spesifikasi dan manfaat<br />

khusus. Secara umum, router<br />

tersebut hanya bisa mengakses<br />

jaringan 4G LTE, dan memancarkannya<br />

ke ponsel atau laptop<br />

pelanggan secara wifi. Perangkat<br />

tersebut akan bisa share koneksi ke<br />

10 - 32 ponsel secara bersamaan.<br />

‘’Dengan demikian, pelanggan<br />

yang belum menggunakan ponsel<br />

4G, akan bisa mendapatkan<br />

manfaat dari layanan 4G LTE dari<br />

XL,’’ kata Rahmadi, disela Launching<br />

Jaringan 4G LTE XL di Gedung<br />

Pertemuan Universitas Trunojoyo<br />

Madura, pekan lalu.<br />

Dari 950 BTS di Madura, untuk<br />

tahap awal sudah tersedia lebih<br />

dari 150 BTS 4G yang tersebar di<br />

Kota Madura dan sekitarnya. Layanan<br />

4G LTE di Madura akan mengcover<br />

area-area yang menjadi<br />

pusat kegiatan bisnis dan ekonomi,<br />

pariwisata, pemerintahan, dan<br />

perguruan tinggi. Total pelanggan<br />

XL di kota Madura saat ini lebih<br />

dari 1.300.000 pelanggan, yang<br />

merupakan pelanggan potensial<br />

untuk berpindah ke layanan internet<br />

cepat 4G. Sebanyak 45% dari<br />

pelanggan tersebut telah menggunakan<br />

kartu SIM 4G, dan 20%<br />

pelanggan telah menggunakan<br />

smartphone 4G.<br />

Untuk bisa menikmati layanan<br />

internet tercepat 4G LTE XL, selain<br />

berada di jaringan 4G pelanggan<br />

harus menggunakan handphone<br />

4G dan kartu 4G. Jika pelanggan<br />

masih menggunakan kartu<br />

XL lama, XL memberikan fasilitas<br />

upgrade/penukaran kartu 4G gratis<br />

di XL Center Madura, jl. S. Parman<br />

No. 111 Malang. Jika pelanggan<br />

sudah menggunakan handphone<br />

4G, akan mendapat gratis paket<br />

internet Combo Xtra dengan kuota<br />

12 GB selama 30 hari. XL juga<br />

melakukan kerjasama dengan beberapa<br />

merek handphone terkenal<br />

untuk pembelian handphone 4G<br />

bundling dengan kartu 4G XL di<br />

33 store, dan pelanggan juga bisa<br />

mendapatkan hadiah langsung.<br />

Saat ini secara keseluruhan<br />

layanan XL 4G LTE telah melayani<br />

sekitar 86 kota/area di seluruh<br />

Indonesia Layanan XL 4G LTE saat<br />

ini semakin nyaman dinikmati oleh<br />

masyarakat karena sudah didukung<br />

sekitar 6.600 BTS 4G yang tersebar<br />

di berbagai kota/area tersebut.<br />

Jumlah ini tentu akan terus<br />

bertambah seiring dengan proses<br />

pembangunan yang terus berlangsung.<br />

(bw)


12 Aneka <strong>Bisnis</strong><br />

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Sambut Natal<br />

Santika Persembahkan<br />

“Red Christmast Day Buffet Dinner”<br />

Menyambut perayaan Natal 2016 ini,<br />

Hotel Santika mempersembahkan<br />

menu khusus yang disebut Red<br />

Christmast Day Buffet Dinner” yakni daging ayam<br />

yang diberi bumbu Turmeric bagi pencinta kuliner.<br />

Menu andalan dalam sajian ini adalah ‘Roasted<br />

Chicken with Turmeric and Sausage.’<br />

Chef Ervin Triana, Chef andalan Restoran<br />

Kemangi Hotel Santikan kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> di<br />

Kantornya pekan lalu mengatakan Roasted chicken<br />

ini berbeda dengan roasted chicken pada umumnya.<br />

“Roasted chicken ini saya olah tanpa menggunakan<br />

tulang, dimana kebanyakan roasted chicken<br />

itu dibakar atau dipanggang dengan menggunakan<br />

tulangnya,” jelas Ervin Triana, Chef andalan yang<br />

telah berkarya dalam bidang kuliner selama 20<br />

tahun di Santika Pandegiling.<br />

Menurut chef kelahiran Malang tersebut, proses<br />

membuat hidangan spesial ini ternyata cukup mudah,<br />

Dalam satu ekor ayam utuh tanpa tulang diisi<br />

gilingan daging ayam dengan isian sosis di tengah.<br />

Baluran bumbu khas turmeric campuran rosemary,<br />

bawang Bombay, bawang putih, dan kunir dioles<br />

pada bagian dalam maupun luar kulit ayam, setelah<br />

itu dioven selama setengah jam dengan suhu 400’C.<br />

Dia menjelaskan perpaduan bumbu Eropa dan<br />

tradisional memang menjadi pilihan utama, sehingga<br />

menghasilkan taste fusion yang khas untuk<br />

dinikmati di momen natal yang penuh kebersamaan<br />

dan suka cita.<br />

Dia menjelaskan untuk bumbu Eropanya digunakan<br />

rosemary, dan untuk bumbu tradisionalnya<br />

memakai kunir yang menjadikan ikonnya turmeric<br />

dengan penambahan bawang putih. Jadi rasanya<br />

cenderung gurih dan aroma rempah-rempah.<br />

“Awalnya, saya melihat ayam kodok yang identik<br />

dengan menu tradisional. Tetapi karena saya<br />

ingin menyajikan di event Chrismast ini, jadi saya<br />

olah dengan kombinasi menu Eropa,” tambah Chef<br />

yang mengaku gemar mengkombinasi menu Eropa<br />

dan tradisional ini.<br />

Dia menguaraikan Roasted Chicken with Turmaric<br />

and Sausage yang sudah matang disajikan<br />

dengan saos tomat dan sambal,<br />

serta campuran garnice sayuran<br />

segar, seperti brokoli, bunga kol,<br />

dan kentang.<br />

Sebagai pendamping makan<br />

ayam turmaric, Ice Tea Longan<br />

yang segar serta aneka dessert<br />

seperti pudding dan kue dengan<br />

tema Natal bisa menjadi kombinasi<br />

yang pas.<br />

Lebih jauh dia menambahkan<br />

untuk menu baru pihaknya<br />

selalu ada tiap bulannya , sedangkan<br />

untuk Perayaan Natal kali<br />

ini, dia menggunakan Roasted<br />

Chicken.<br />

“Ini sebenarnya menu barat<br />

kita yang diolah dengan turmeric<br />

atau kunyit, juga ada sosisnya.<br />

Jadi kita selalu menyajikan menu<br />

khas yang unik bagi para pecinta<br />

kuliner di <strong>Surabaya</strong> khususnya<br />

para tamu Hotel Santika,” ujar<br />

Ika Fitri Tunjungsari, Sales &<br />

Media Communication Hotel<br />

Santika Pandegiling. (lely)<br />

Jalan Menur Pumpungan 30 <strong>Surabaya</strong> - 60118 / Email: stiesia@sby.dnet.net.id - Kontak Kami : (031) 594-7505, 594-7840 / Fax : (031) 593-2218<br />

Emerging Markets sebagai Pendorong Ekonomi Kreatif<br />

Menuju Ekonomi Berkelanjutan<br />

Perkembangan Lingkungan Ekonomi<br />

di Indonesia<br />

Economic Development adalah proses<br />

peningkatan real per capita suatu pendapatan<br />

didasarkan pada proses yang semakin<br />

berkembangan, perubahan sosial-budaya<br />

transformasi struktural dan pertumbuhan<br />

populasi yang semakin menurun serat perubahan<br />

sistem institusional (Lincolin, 2014).<br />

Tujuan dengan adanya kemajuan dalam bidang<br />

ekonomi adalah meningkatkan ketersediaan<br />

dan memperluas fungsi distribusi<br />

ketahanan suatu barang seperti; makanan,<br />

kesehatan dan proteksi. Untuk meningkatkan<br />

taraf hidup seperti; penghasilan yang meningkat,<br />

pendidikan yang lebih baik dengan ditunjang<br />

ketersediaan lapangan kerja.<br />

Struktural suatu transformasi yang<br />

mengindikasikan perubahan yang lebih baik<br />

sudah menunjukkan adanya economic development,<br />

seperti; proses akumulasi,proses alokasi,<br />

proses distribusi dan proses demografi<br />

(Lincolin,2014). Dengan adanya pemenuhan<br />

terhadap struktural tranformasi inilah, respon<br />

suatu Negara terhadap perekonomiannya<br />

adalah beraneka ragam. Salah satunya<br />

Indonesia yang akan melakukan penerapan<br />

ekonomi kreatif demi menunjang hidup perekonomiannya<br />

agar tetap sustain dan mampu<br />

memelihara kesejahteraan masyarakat.<br />

Emerging Markets Sebagai Faktor<br />

Pendorong Peluang <strong>Bisnis</strong> di Indonesia<br />

Permasalahan sosial demografi adalah<br />

mengenai “new middle class”. Yang tergolong<br />

ke dalam new middle class adalah<br />

sekumpulan orang yang berada pada posisi<br />

di antara golongan atas dan golongan bawah.<br />

Orang-orang new middle class adalah mereka<br />

yang mengukir ruang budaya baru secara<br />

eksplisit antara orang-orang yang berada di<br />

atas dan di bawah mereka.<br />

Melalui gaya hidup dan pola konsumsi,<br />

orang-orang memanifestasikan perbedaan<br />

Oleh :<br />

Rika Rahayu, S.M., M.B.A<br />

Dosen Tetap Sekolah Tinggi<br />

Ilmu Ekonomi Indonesia<br />

STIESIA <strong>Surabaya</strong><br />

rika13.rahayu@gmail.com<br />

kelas sosial secara nyata (Ansori, 2009). New<br />

middle class dapat menjadi indikator untuk<br />

perkembangan ekonomi dengan menitikberatkan<br />

pada seberapa besar golongan new<br />

middle class akan terbentuk dan seberapa<br />

cepat pertumbuhannya (Susilastuti, 2014).<br />

Pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari sebelumnya<br />

dan inflasi meningkat tajam akibat<br />

beberapa event study yang terjadi di Indonesia<br />

baik dibidang ekonomi, sosial, politik dan budaya.<br />

Selain itu dikarenakan harga komoditas<br />

dipasar internasional jatuh dan para investor<br />

asing mengurangi aset-aset dari Negara pasar<br />

berkembang (emerging market), termasuk Indonesia.<br />

Kredibilitas emerging market suatu<br />

Negara bisa dilihat dari faktor education pada<br />

suatu Negara, yang menggambarkan bahwa<br />

Indonesia mulai mengalami kenaikan dalam<br />

faktor pendidikan. Pada tahun 2013 masyarakat<br />

mulai peduli akan pentingnya pendidikan,<br />

terbukti bahwa lulusan untuk jenjang universitas<br />

semakin tinggi dan masyarakat dengan<br />

pendidikan sekolah dasar semakin menurun<br />

(by Labor Force by Level of Education). Sehingga<br />

banyak masyarakat Indonesia mengalami<br />

kemajuan dengan menjadi konsumen<br />

yang cerdas. Hal ini yang mendorong new<br />

middle class di Indonesia semakin tinggi,<br />

karena taraf pendidikan di Indonesia juga<br />

menjadi faktor pendukung.<br />

Pada table diatas menggambarkan bahwa<br />

new middle class pada tahun 2030 akan meningkat<br />

hampir 50% lebih, sehingga mampu<br />

meningkatkan domestic consumer di Indonesia<br />

dan menjadi pendorong bagi suatu<br />

Negara dalam peningkatan GDP Per capita<br />

dan mampu menjadi emerging market yang<br />

berkualitas serta mampu meningkatkan<br />

ekspor di Indonesia.<br />

Sebagai Negara yang kaya akan kekayaan<br />

alam, Indonesia mampu mengembangkan<br />

peluang bisnisnya. Apalagi dalam hal<br />

sektor industri agriculture dan manufactur<br />

masih sangat mendominasi sebagai faktor<br />

pendorong angka ekonomi di Indonesia.<br />

Kopi misalnya, perkebunan kopi di Indonesia<br />

khususnya di Pulau Sumatra masih sangat<br />

berpotensi dan tetap memiliki kualitas tak<br />

jauh dengan kopi-kopi impor. Baik komoditi<br />

yang dimaksud adalah masih berupa biji kopi<br />

maupun kopi kemasan, sehingga bagi industri<br />

kopi di Indonesia memiliki pengaruh faktor<br />

internasl sebagai berikut:<br />

Strength<br />

1. Memiliki lahan perkebunan di<br />

masing-masing perusahaan<br />

2. Kualitas setiap tanaman biji kopi<br />

tetap terjaga di setiap region<br />

3. Beraneka ragam cita rasa yang<br />

mampu disajikan melalui<br />

komoditi ini<br />

weakness<br />

1. Kurangnya buruh tani, karena<br />

tingkat pendidikan masyarakat<br />

yang enggan menjadi petani<br />

2. Pada musim tertentu produksi<br />

kopi menurun akibat hama<br />

tanaman.<br />

Strategi Penerapan Ekonomi Kreatif<br />

Menuju Ekonomi Berkelanjutan<br />

Setelah menganalisis peluang dan ancaman<br />

yang terjadi pada industri perkebunan<br />

kopi dan mengaruhnya terhadap kemajuan<br />

dibidang perekonomian nantinya, strategi<br />

selanjutnya adalah penerapan ekonomi kreatif<br />

disertakan dengan berbagai faktor yang<br />

ada. Dengan adanya konsep ekonomi kreatif<br />

inilah, berbagai macam kontribusi dalam<br />

suatu Negara akan terpenuhi. Baik dibidang<br />

ekonomi, sosial dan budaya.<br />

A.946


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Konferensi PWI Jatim<br />

Akhmad Munir Terpilih Kembali<br />

Akhmad Munir, terpilih kembali menjadi<br />

ketua Persatuan Wartawan Indondsisa (PWI)<br />

Jawa Timur dalam Konferensi PWI Jatim<br />

yang berlangsung di Graha Wartawan A Azis, Jalan Taman<br />

Apsari, <strong>Surabaya</strong>, Sabtu (19/11).<br />

Keberhasilan itu diraih kepala biro LKBN Antara<br />

Jatim tersebut setelah dia berhasil meraup<br />

suara mayoritas sebanyak 136 suara dari<br />

150 pemilih. Sedangkan saingan satusatunya<br />

Eko Widodo, wartawan Arek TV<br />

hanya berhasil meraih 10 suara dan empat<br />

suara lainnya dinyatakan tidak sah.<br />

Dengan demikian Munir yang asli<br />

Sumenep, Madura itu, kembali memimpin<br />

PWI Jatim lagi dalam periode lima tahun<br />

mendatang, 2016 - 2021.<br />

Menurut Lutfi Hakim yang memimpin<br />

sidang pemilihan tersebut bersama<br />

Mahmud Suhermono dan Sekjen Dewan<br />

Kehormatan Pusat PWI, Wina Armada sebenarnya<br />

yang mencalonkan diri menjadi<br />

ketua PWI Jatim sebanyak empat orang yakni A Munir,<br />

Eko Widodo, Arief Rahman dari Lensa Indonesia.com.<br />

dan Chusnun Djuraid dari Harian Malang Pos. Namun<br />

yang memenuhi persyaratan sesuai PD/PRT PWI hasil<br />

kongres ke-23 di Banjarmasin 2013, hanya A Munir dan<br />

Eko Widodo.<br />

Rapat pemilihan ini diawali dengan pengesahan tata<br />

tertip pemilihan dan tahap kedua pemilihan ketua.<br />

Selain memilih ketua PWI Cabang Jatim, Konferensi<br />

ini juga berhasil memilih ketua Dewan Kehormatan<br />

PWI Jatim yakni Bambang Tetuko.<br />

Dalam pemilihan ini, pihak panitia memberi kelonggaran<br />

kepada anggota PWI yang tidak bisa hadir untuk<br />

diwakilkan oleh anggota biasa. Syaratnya: anggota yang<br />

tidak hadir boleh memberikan surat mandat kepada<br />

anggota biasa dengan surat mandat bermeterai 6000<br />

dan setiap anggota biasa yang diberi mandat maksimal<br />

hanya boleh menerima tiga surat mandat dari anggota<br />

yang tidak bisa hadir tersebut.<br />

Setelah terpilih Munir juga berhasil memilih<br />

pengurus harian. Sehingga Margiono, ketua PWI Pusat<br />

yang hadir dalam acara itu, langsung melantik A Munir<br />

bersama seluruh pengurusan harian yang diambil dari<br />

ketua PWI kabupaten/kota seluruh Jawa Timur.<br />

Dalam laporan pertanggung jawabannya, A Munir<br />

mengatakan selama periode pertama pihaknyaa telah<br />

melaksanakan berbagai kegiatan penting.<br />

Antara lain, pihaknya berhasil mengurus surat-surat<br />

tanah kantor PWI Jatim dan berhasil membangun Graha<br />

A. Azis dua lantai.<br />

“Dulu Pemprov Jatim tidak mau mencairkan dana<br />

untuk pembangunan kantor PWI ini. Tetapi setelah kami<br />

mengurus status tanahnya, akhir Pemprov pun mau<br />

mencairkan dana dan berhassil membangun kantor ini,<br />

Jadi, tanah dan kantor PWI ini sah milik wartawan PWI<br />

Jatim,” ujarnya yang disambut tepuk tangan sekitar 400<br />

wartawan yang hadir.<br />

Selain itu, Munir juga mengatakan selama kepemimpinannya<br />

dalam pertama periode 2011-2016,<br />

kepengurusan PWI Jatim telah menggelar uji kompetensi<br />

wartawan (UKW) sebanyak 16 angkatan. Setiap<br />

angkatan diikuti 50-60 orang peserta.(jos)<br />

Iwan Sabatini :<br />

Lulusan Stiamak Dilirik Perusahaan Kepelabuhanan<br />

Persaingan kerja yang ketat, membutuhkan<br />

tenaga khusus yang cekatan.<br />

Karena itu, era globalisasi program<br />

pendidikan (prodi) seperti bisnis kepelabuhanan<br />

membuat banyak lulusan<br />

yang terserap perusahaan. Apalagi,<br />

selama kuliah ada program magang<br />

yang didukung sejumlah perusahaan<br />

kepelabuhanan seperti INZA, ALFI<br />

dsb.<br />

‘’Stiamak sudah menjalin kerjasama<br />

dengan organisasi kepelabuhanan<br />

terkait mahasiswa magang. Seperti<br />

INZA <strong>Surabaya</strong> dan ALFI Jatim,’’<br />

kata Ketua STIAMAK Barunawati,<br />

Drs Iwan Sabatini, M.Si., kepada<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> setelah mewisuda<br />

76 wisudawan, pekan lalu. Karena<br />

itu, mantan Manager Humas Pelindo<br />

III ini menyatakan, program MOU<br />

sangat dibutuhkan mahasiswa STIA-<br />

MAK untuk member pemahaman<br />

bagaimana realita pada dunia kerja.<br />

Jumlah penduduk Indonesia saat<br />

ini sekitar 250 juta jiwa. Di Jawa<br />

Timur (Jatim) jumlah angkatan kerja<br />

pada Agustus 2016 mencapai 19,95<br />

juta jiwa. Artinya, persaingan di bursa<br />

tenaga kerja semakin meningkat.<br />

‘’Anda tidak hanya menghadapi persaingan<br />

dengan calon tenaga kerja asing,<br />

tetapi juga dari Indonesia sendiri,’’<br />

kilahnya.<br />

Sementara, Ketua Kelembagaan<br />

Kopertis VII, Purwobekti, menambahkan,<br />

prodi yang ada di STIAMAK<br />

Barunawati merupakan satu-satunya<br />

di Indonesia. Berdasarkan data dari<br />

BAN-PT hingga akhir Juni 2016,<br />

perguruan tinggi di Indonesia yang<br />

terakreditasi A hanya berjumlah<br />

26 (0,6 persen) dari 4.300 institusi<br />

pendidikan tinggi. Sedangkan untuk<br />

akreditasi program studi (prodi) yang<br />

terakreditasiA sebanyak 2.010 dan B<br />

sebanyak 8.363 . Serta yang masih<br />

terakreditasi C sebanyak 7.830 dari<br />

seluruh prodi di Indonesia. (bw)<br />

Sby & Sda<br />

13<br />

Kiat <strong>Bisnis</strong> Trading Saham :<br />

Untung Besar Minim Resiko<br />

Berbisnis untuk meraih keuntungan besar memang selalu menjadi incaran<br />

dan mimpi para pebisnis. Salah satu diantaranya adalah kiat bisnis trading saham<br />

yang mampu memberikan keuntungan besar namun minim resiko.<br />

“<strong>Bisnis</strong> trading saham ini adalah jenis bisnis yang mampu memberi keuntungan<br />

besar namun minim resiko jika pintar membaca grafik dan bisnis jenis<br />

inilah yang selalu dicari-cari orang saat ini,” tegas Anita Yayu Rahmawati, Vice<br />

President PT. Agrodana Futures kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />

Nita, panggilan akrab Anita Yayu Rahmawati mengatakan suhu politik pasca<br />

terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat mampu mendongkrak<br />

benefit para pemegang saham pekan ini.<br />

Dosen tamu di Universitas <strong>Surabaya</strong> (UBAYA) dan UNIPDU Jombang ini<br />

menambahkan pertumbuhan jumlah investor perorangan yang berpartisipasi<br />

dalam pasar Forex naik secara signifikan. Karena potensi keuntungan yang<br />

tinggi serta resiko yang tidak ada dalam investasi lain.<br />

Sampai saat ini, tambahnya, perkembangan perdagangan Forex dan Index<br />

di Indonesia telah mendapat dukungan dari Pemerintah dengan dibentuknya<br />

Bursa Berjangka Jakarta sebagai wadah yang diawasi oleh Badan Pengawas<br />

Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).<br />

“Memang resiko investasi dalam Forex dan Index saham sangatlah tinggi<br />

dan tidak cocok untuk semua orang. Namun apabila dapat mengelola dan<br />

menerima resiko ini dengan baik, maka investasi ini dapat menjadi alat pencetak<br />

uang yang dahsyat,” jelas Nita.<br />

Menurut Nita, seorang investor harus tahu manajemen resikonya apa. Modal<br />

yang ditransaksikan itu kira-kira batasnya sampai di area berapa. Itu karena<br />

pergerakan transaksi fluktuatif seperti ini berbeda dengan saham lokal yang tidak<br />

terlalu ada pergerakan.<br />

“Di futures per detik ada pergerakan harga, karena potensi transaksi di futures<br />

per hari bisa kurang lebih sampai US $300 triliun.” Imbuhnya.<br />

Nita menambahkan secara riil transaksi memiliki keuntungan dan kerugian.<br />

Sedangkan market dan potensi keuangan sangat mempengaruhi manajemen resiko.<br />

Wanita cantik ini menjelaskan sebagai gambaran, pekan ini Dow Jones<br />

dan S&P 500 lagi bagus-bagusnya untuk beli. Karena kebijakan Donald Trump<br />

saat ini sudah mulai lebih bagus lagi untuk menguatkan dollar Amerika Serikat.<br />

“Intinya, kondisi politik juga sangat mempengaruhi pasar saham.” jelas Nita.<br />

Nita menuturkan selama 12 tahun bergelut di trading Agrodana, dia sedikit<br />

memberi wacana perkembangan saham Indonesia saat ini.<br />

“Perkembangan saham di Indonesia saat ini tidak terlalu tinggi. Cuma<br />

waspadai saja takutnya adanya koreksi. Kemarin dua minggu yang lalu saham<br />

kita sempat koreksi sampai 4900, cuma yang dikhawatirkan akan terjadi koreksi<br />

sampai 4700,” ujarnya mengingatkan.<br />

Nita menegaskan sebentar lagi akan tutup tahun, kalau dilihat pergerakannya<br />

masih di angka sini-sini aja antara 4900-5200.<br />

Ada atau tidaknya kemungkinan drop sama seperti 2008, Nita menegaskan<br />

sepertinya masih belum. Tapi tidak tahu nanti 2018 karena biasanya 10 tahun<br />

sekali bisa berubah. (lely)<br />

Expo IBT 2016<br />

Angkat Potensi Tersembunyi<br />

Expo Indonesia Bagian Timur<br />

(IBT) 2016 difokuskan untuk mengangkat<br />

potensi Indonesia Bagian<br />

Timur yang dinilai selama ini masih<br />

tersembunyi. Expo ini digelar di<br />

Garden Palace <strong>Surabaya</strong>, 21-27<br />

November.<br />

Johozua M.Yoltuwu, Dirjen Pembangunan<br />

Kementerian kepada <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> saat pembukan exkpo ini<br />

mengatakan event ini digagas oleh<br />

Kementerian Desa, Pembangunan<br />

Desa Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi<br />

melalui Direktorat Jenderal<br />

Pembangunan Kawasan Pedesaan.<br />

Johozua M.Yoltuwu menyebutkan<br />

expo ini dihadiri 14 Provinsi di<br />

Indonesia Bagian Timur dan mereka<br />

diberi kesempatan untuk mempromosikan<br />

potensi produk ekonomi<br />

yang selama ini masih tersembunyi.<br />

“Indonesia timur memiliki<br />

banyak potensi. Sangat disayangkan<br />

saat ini masih belum mendapat jalur<br />

informasi yang baik,” ujar Johozua,<br />

Senin (21/11).<br />

Indonesia Timur, tambahnya, bisa<br />

dianggap sebagai sentra pertanian,<br />

peternakan, pariwisata, dan sumber<br />

daya alam pertambangan yang<br />

sangat terkenal. Selama dua tahun<br />

ini, pihaknya mengaku Kementerian<br />

Desa, PDT, dan Transmigrasi telah<br />

berkomunikasi untuk membangun<br />

area lintas dunia usaha.<br />

“Kita ingin <strong>Surabaya</strong> menjadi<br />

gate bagi Indonesia Timur untuk<br />

mempromosikan produk-produknya,”<br />

jelas Johozua. Pihaknya juga mengapresiasi<br />

hadirnya dana desa dalam<br />

jumlah besar, sehingga dapat dikelola<br />

secara mandiri untuk kemajuan desa.<br />

Dana tersebut untuk pembangunan<br />

infrastruktur, pengembangan usaha,<br />

dan branding produk lokal.<br />

“Hampir satu milyar dana<br />

desa sekarang ini sangat luar biasa.<br />

Dengan begitu, saya yakin brand<br />

lokal di Indonesia Timur bisa kembali<br />

mendapat tempat sesuai dengan kualitasnya<br />

yang luar biasa.” paparnya.<br />

Expo ini, selain sebagai wadah<br />

informasi produk komoditas sumber<br />

daya alam Indonesia Timur, juga<br />

sebagai ajang festival kopi serta<br />

penandatanganan Mou dan Prasasti.<br />

(lely)


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

14 <strong>Surabaya</strong> Direktori<br />

Paket Berlangganan :<br />

Perluas pasar bisnis anda disini<br />

Rp. 25.000/ Bulan Rp. 130.000/ 6 Bulan<br />

Rp. 65.000/ 3 Bulan Rp. 275.000/ 1 Tahun<br />

Hubungi : (031)5668432 e-mail : editor_bisnis@yahoo.com / Contact Person : Hanni : 081259118251<br />

Ingin Usaha<br />

Anda Tayang<br />

di <strong>Surabaya</strong> TV ?<br />

CELLULER<br />

Kelurahan<br />

Sambikerep<br />

Jl. Sambikerep, <strong>Surabaya</strong><br />

INSTANSI<br />

Satpol PP<br />

Kota <strong>Surabaya</strong><br />

Jl. Jaksa Agung Suprapto no. 2 <strong>Surabaya</strong><br />

Perpustakaan<br />

BI (Bank Indonesia)<br />

Jl. Raya Darmo,<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

ESDM<br />

Dinas Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral<br />

Jl. Tidar no. 123, <strong>Surabaya</strong><br />

Kelurahan Pakis<br />

Jl. Bintang<br />

Diponggo<br />

RR House of Flower<br />

Jl. Kutai no. 60<br />

Humas<br />

Pemkot <strong>Surabaya</strong><br />

Jl. Jimerto, <strong>Surabaya</strong><br />

Pratama cell<br />

jl. Kaliasin 110<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

KULINER<br />

Bank Indonesia<br />

Jl. Pahlawan no.105,<br />

<strong>Surabaya</strong> Timur<br />

UNIVERSITAS<br />

Rektor Universitas<br />

Widya Kartika<br />

Jl. Sutorejo Prima Utara II-1<br />

TRANSPORTASI


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

<strong>Surabaya</strong> Direktori 15<br />

DPRD PROVINSI JAWA TIMUR<br />

Jl. Indrapura No. 1 <strong>Surabaya</strong><br />

RESES KE III DPRD JATIM<br />

TARGETKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, OPTIMALISASI<br />

FASUM DAN SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN.<br />

Kondisi infrastruktur untuk<br />

menunjang kemudahan dan kelancaran<br />

akses distribusi barang serta<br />

aktifitas rakyat pedesaaan masih jauh<br />

dari ideal. Masih banyaknya kondisi<br />

gedung gedung sekolah yang kurang<br />

layak, dan gedung untuk menampung<br />

kegiatan berorganisasi<br />

dan aktifitas aktifitas<br />

produkstif masyarakat desa,<br />

masih menjadi target utama<br />

para wakil di DRPD Provinsi<br />

Jawa Timur untuk bisa<br />

direalisasikan dalam Reses<br />

ke III DPRD Provinsi Jawa<br />

Timur<br />

Kondisi kondisi ini<br />

ditinjau langsung oleh para<br />

anggota dewan dalam masa reses (<br />

ialah masa istirahat persidangan dewan)<br />

yang digunakan oleh 100 anggota<br />

DPRD Provinsi Jawa Timur<br />

turun kedaerah pemilihan Dapildapil<br />

guna untuk menyerap aspirasi<br />

masyarakat. Reses dilakukan dalam<br />

rangka menyerap aspirasi masyarakat<br />

bagaimana kepemimpinan bupati<br />

dan wakil bupati, lalu kinerja pemerintah<br />

dari semua SKPD yang ada.<br />

Kegiatan reses ketiga berlangsung di<br />

desa Tapen Kecamatan Kudu Jombang<br />

(21/11), bertempat di kantor<br />

Balai Desa Tapen dengan pertemuan<br />

dihadiri 145 orang warga masyarakat<br />

setempat. Harapannya dengan adanya<br />

reses ini menyerap aspirasi warga<br />

masyarakat yang dibawa ke tingkat<br />

Provinsi khususnya ke Komisi E<br />

urusan Kesra DPRD Jatim, membidangi<br />

ketenaga kerjaan, pendidikan,<br />

yang nantinya lewat serap aspirasi ini<br />

menjadi kebijakan nasional<br />

“Saat ini, kondisi anggaran<br />

pemerintah yang dikucurkan sangat<br />

terbatas, sehiingga harus jeli dan<br />

pintar memenej agar anggaran itu<br />

sampai ke masyrakat dan memberikan<br />

manfaat riil dan masksimal. Jadi<br />

kita harus memilih daerah-daerah<br />

dan wilayah wilayah yang memang<br />

urgent dan perioritas, termasuk Mojokerto-Madiun.<br />

Untuk tahun 2017<br />

anggaran jasmas dewan akan diberikan<br />

di Jombang” kata .H. Achmad<br />

Sillahuddin Anggota DPRD Provinsi<br />

Jatim asal Dapil VIII yang meliputi<br />

wilayah Madiun, Nganjuk, Jombang<br />

dan Mojokerto.<br />

Lain halnya dengan Mahhudz<br />

S.Ag. yang melibatkan para tokoh<br />

pemuda di wilayah dapil yang diwakilinya,<br />

dapil XI meliputi Bangkalan,<br />

Sampang, Pamekasan dan<br />

Sumenep. Menurut Mahfudz, masa<br />

depan sebuah negara terletak di<br />

tangan generasi mudanya. Pemuda<br />

adalah simbol energi,<br />

vitalitas dan dinamisasi<br />

zaman juga sebagai pelopor<br />

terhadap perubahan<br />

zaman. Pemikiran dan<br />

aspirasi kaum muda juga<br />

menjadi tonggak pertama<br />

terhadap perkembangan<br />

pembangunan dan kemana<br />

arah negara dan nasib<br />

bangsa ini akan dibawa.<br />

Pentingnya peran pemuda sebagai tokoh<br />

pembaharu dan perubahan maka<br />

menjadi penting sekali untuk selalu<br />

dilibatkan dalam berbagai proses<br />

pembangunan. Peran signifikan ini<br />

difahami betul oleh Mahhudz. S.Ag<br />

yang melibatkan para pemuda dari<br />

18 kecamatan di wilayah Kabupaten<br />

Bangkalan untuk ikut urun rembug<br />

dalam proses perkembangan Bangkalan.<br />

Ini merupakan kegiatan yang<br />

dilakukannya untuk mengisi Reses<br />

ke III Tahun 2016 anggota DPRD<br />

Jatim di beberapa wilayah Jawa<br />

Timur. Selain turun langsung dan<br />

mengajak diskusi bersama, ia juga<br />

meninjau langsung kondisi dapil<br />

yang diwakilinya. Bagaimana program<br />

program pembangunan infrastruktur<br />

masih menjadi target utama<br />

untuk mempermudah akses dan mendukung<br />

kelancaran distribusi di desadesa<br />

di wilayah Bangkalan.<br />

“Peran pemuda sebagai tokoh<br />

penggerak dan perubahan akan<br />

memberikan sumbangsih strategis<br />

apabila kita selalu melibatkan dan<br />

mengajak dialog bersama. Kreatifitas,<br />

produktifitas dan pemikiran dinamis<br />

mereka menjadi acuam untuk menentukan<br />

arah pembangunan wilayah<br />

yang berkelanjutkan dan berpihak kepada<br />

kebutuhan riil masyarakat desa.<br />

Maju atau mundurnya suatu desa<br />

sangat ditentukan oleh kualitas generasi<br />

mudanya. Bagaimana, meningkatkan<br />

produktifias unggulan dan<br />

berdaya saing, agar kita tetap mampu<br />

mememnangkan persaingan global”<br />

tuturnya Ketua DKW Garda Bangsa<br />

Jatim<br />

.Lain halnya dengan anggota<br />

DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi<br />

PKB, HM Ka’bil Mubarok yang<br />

meninjau langsung pembangunan<br />

gedung MWC NU Prambon yang<br />

diharapkan mampu menunjang kegiatan<br />

dan aktifitas warga Nahdliyin di<br />

Kecamatan Prambon, Sidoarjo. Seperti<br />

diketahui, pembangunan gedung<br />

ini mendapat subsidi dana hibah dari<br />

Pemprof Jatim melalui perjuangan<br />

yang sudah berhasil dilakukannya.<br />

“ Alhamdulillah, keberhasilan<br />

menyerap aspirasi rakyat berbuah<br />

positif. Sebagai kader PKB-NU,<br />

kami sangat bersyukur pembangunan<br />

gedung MWC NU Prambon<br />

telah teralisasi dengan baik, dalam<br />

proses pembangunan dan jika sesuai<br />

rencana Insya Allah akan rampung<br />

tahun 2017 , sehingga bisa mendukung<br />

kegiatan dan aktifitas NU<br />

di wilayah Prambon ini,” ujar HM<br />

Ka’bil Mubarok M.Hum.SH.I, dari<br />

fraksi PKB dari Dapil Jatim 1 meliputi<br />

<strong>Surabaya</strong> dan Sidoarjo yang juga<br />

meninjau beberapa wilayah yang<br />

masuk area dapilnya. Di antaranya,<br />

Desa Kepuh Kemiri Kecamatan Tulangan<br />

dan di Panti Asuhan Baitul<br />

Salam di Desa Ketimang Kecamatan<br />

Wonoayu. Selain itu, Kabil berkesempatan<br />

meninjau beberapa sekolah<br />

Madrasah yang masih membutuhkan<br />

bantuan dana dan dukungan dari<br />

Pemkab Sidoarjo agar bisa membangun<br />

ruang ruang kelas agar bisa menampung<br />

siswa secara memadai.(*)<br />

A.981<br />

ANEKA BISNIS & BANK


EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432 Fax : 031 - 5675240<br />

Di Mall Ciputra World <strong>Surabaya</strong><br />

Basha Market Gelar Basha Arcade Cirque<br />

Basha Market yang<br />

berlokasi di Mall<br />

Ciputra World <strong>Surabaya</strong><br />

menggelar Basha Arcade<br />

Cirque yang berlangsung 25 – 27<br />

November 2016.<br />

Acara ini tidak hanya diikuti<br />

oleh anak-anak muda <strong>Surabaya</strong>,<br />

tetapi juga beberapa brand ternama<br />

Indonesia ikut berpartisipasi<br />

dalam acara tersebut.<br />

Beberapa brand itu antara<br />

lain : Calla, brand fashion Olivia<br />

Lazuardy dan By Lizzie Parra,<br />

brand makeup milik Lizzie<br />

Parra.<br />

Bergabungnya brand dari<br />

seluruh Indonesia ini dibuat<br />

sebagai bentuk kesiapan Basha<br />

Market untuk mengantarkan<br />

pelaku industri kreatif di <strong>Surabaya</strong><br />

untuk diperhitungkan dalam<br />

pasar nasional maupun global.<br />

Christie Erin Harsono, Co-<br />

Founder Basha Market, kepada<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> pekan lalu menuturkan<br />

bahwa anak-anak muda<br />

<strong>Surabaya</strong> harus diberi kesempatan,<br />

mengingat <strong>Surabaya</strong> sebagai<br />

Oleh : Alfanshah Abdullah<br />

Ketua Umum IHGMA Jatim/GM Hotel Bisanta<br />

Lajunya pertumbuhan<br />

hotel di <strong>Surabaya</strong> cukup signifikan.<br />

Tetapi, tidak dibarengi<br />

dengan tingkat hunian yang<br />

ada di <strong>Surabaya</strong>. Kondisi inilah,<br />

dipandang IHGMA Jatim,<br />

harus menunjukan kerja keras<br />

dan kerja cerdas agar dapat<br />

bertahan ditengah persaingan<br />

yang ketat.<br />

Sebagai salah satu asosiasi<br />

profesional para General<br />

Manager Hotel, bekerjasama<br />

dengan For Home , Disparta<br />

juga mengundang PHRI, IHG-<br />

MA, Casagrande dan insan<br />

kota terbesar kedua diIndonesia<br />

“Sebagai kota dengan perekonomian<br />

kedua terbesar di Indonesia<br />

setelah Jakarta, <strong>Surabaya</strong><br />

tentu memiliki pasar industri<br />

kreatif yang besar,” ujar Christie<br />

Erin Harsono kepada wartawan,<br />

Jumat (25/11).<br />

Dai berpendapat, pemuda<br />

<strong>Surabaya</strong> harus bisa mendapat<br />

tempat dan diberi kesempatan<br />

untuk berkibar di industri kreatif.<br />

Dari sini pelan-pelan<br />

dapat mengembangkan<br />

pasar industri kreatif<br />

terseut.<br />

Dia mnejelaskan<br />

berbagai inovasi dan<br />

kolaborasi juga dilakukan<br />

Basha untuk<br />

menjangkau lebih banyak<br />

orang kreatif dari<br />

berbagai lingkup.<br />

Tahun ini Basha menggandeng<br />

brand Argyle dan Oxford<br />

untuk menampilkan koleksi fashion<br />

pertama Basha yang terinspirasi<br />

oleh tema Basha tahun ini.<br />

“Dengan lebih banyak pesaing,<br />

kami terus membuat program<br />

dan membawa vendor yang baru<br />

Ratusan Hotel Sukseskan SHF<br />

perhotelan lainnya rencana<br />

mengadakan event nasional<br />

bergengsi pada 23, 24 dan 25<br />

Desember mendatang. Yakni,<br />

<strong>Surabaya</strong> Hotel Fest (SHF)<br />

yang rencananya diikuti 400<br />

hotel lebih dari seluruh Indonesia.<br />

Even ini, berguna untuk<br />

mengatasi turunnya tingkat<br />

hunian pada Januari – Maret<br />

2017 mendatang. dengan<br />

tujuan utama agar dapat<br />

menggairahkan pariwisata,<br />

khususnya di <strong>Surabaya</strong> dan<br />

Jatim pada umumnya.<br />

serta menarik agar bisa terus<br />

menyajikan unsur kekinian<br />

dalam setiap event,” jelas<br />

Devina Sugono, Co-Founder<br />

Basha Market.<br />

Banyak kejutan lain dalam<br />

penghelatan acara Basha<br />

Market kali ini, seperti pameran<br />

karya dan instalasi yang<br />

dibuat oleh talenta kreatif<br />

lokal. Kali ini, Platform, sebuah<br />

Program Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong> yang difokuskan<br />

untuk memberdayakan anak-anak muda Kota<br />

Pahlawan menjadi pelaku usaha menunjukkan<br />

hasil. Ini menyusul adanya beberapa peserta yang<br />

mulai memiliki keahlian dan ketrampilan dan kini<br />

mendapatkan penghasilan.<br />

Novita Rahayu Purwaningsih, misalnya perempuan<br />

muda ini sudah bisa mendulang rupiah dari<br />

ketrampilannya membuat baju couple.<br />

Vira, begitu sapaan akrapnya, bergabung dengan<br />

Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong> awal tahun 2016. “Saya<br />

diajak kawan hadir dalam pembukaan Pejuang Muda<br />

<strong>Surabaya</strong> di Kaza City. Saat itu saya sangat tertarik<br />

dengan pemaparan Bu Risma (Wali Kota <strong>Surabaya</strong>),”<br />

kata dia, Kamis (24/11) pekan<br />

lalu.<br />

Ketika itu, Wali Kota<br />

Risma memberikan spirit bagi<br />

anak-anak muda untuk menjadi<br />

pelaku usaha. Di mana ada<br />

puluhan triliun uang yang beredar<br />

yang bisa dimanfaatkan.<br />

Dengan menjadi pengusaha,<br />

peluang untuk memperbaiki<br />

taraf hidup akan semakin besar.<br />

Sejak itu, wawasan Vira<br />

terbuka lebar. Dia merasa<br />

tergugah untuk memanfaatkan<br />

peluang tersebut. “Saya pun<br />

berkomitmen bergabung dengan<br />

Pejuang Muda dan keluar<br />

dari tempat saya bekerja,” kata Vera, mengenang. Sebelum<br />

aktif dalam Pejuang Muda, ia bekerja di salah<br />

satu perusahaan konveksi di Kota <strong>Surabaya</strong>.<br />

Bersama Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong>, kemampuan<br />

Vira makin terasah. Sebelumnya, ia hanya mampu<br />

menjahit baju dengan ukuran SML, namun setelah<br />

bergabung dengan Pejuang Muda, ia mampu menciptakan<br />

produk baju dengan berbagai ukuran.<br />

studio arsitektur dari Jakarta<br />

dan Cassia Studio, perusahaan<br />

desain produk, akan menampilkan<br />

berbagai instalasi berdasarkan<br />

interpretasi mereka terhadap tema<br />

Basha.<br />

Selain mengapresiasi talenta<br />

lokal dan menikmati keberagaman<br />

busana, makanan, gaya hidup,<br />

dan workshop yang disiapkan,<br />

pengunjung juga bisa menikmati<br />

panggung sirkus yang menghipnotis<br />

persembahan dari Mr.<br />

Rabbit, boneka kelinci terkenal<br />

dengan mata berputar yang merupakan<br />

icon Basha.<br />

Menyinggung soal tantangan<br />

dan harapan kedepan, pihaknya<br />

akan terus berusaha tampil dengan<br />

inovasi-inovasi yang segar.<br />

Dia menjelaskan tantangan<br />

terbesar yang hingga kini masih<br />

dihadapi adalah kurangnya<br />

pengetahuan akan industri dan<br />

jaringan yang dibutuhkan untuk<br />

menciptakan sebuah platform<br />

kreatif yang sukses dengan skala<br />

yang kita inginkan.<br />

“Hingga kini, kami pun masih<br />

belajar bagaimana mengembangkan<br />

database kami sendiri,<br />

mengembangkan strategi pemasaran<br />

dan berhubungan dengan<br />

orang yang tepat. Kami beruntung<br />

menjadi yang pertama di pasar<br />

<strong>Surabaya</strong>, tetapi itu juga membuat<br />

kami tidak punya contoh untuk<br />

ditiru,” tegasnya.<br />

Sehingga, sebagian besar dari<br />

usaha yang dilakukan berasal dari<br />

upaya trial and error hingga kini,<br />

tetapi terus belajar dan memperbaiki<br />

diri,” Jelas Erin. (han)<br />

Produk Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong><br />

Tembus Pasar Antarpulau<br />

“Saya juga dapat lebih detail membuat baju dengan<br />

berbagai ukuran yang pas dengan badan pelanggan,”<br />

akunya.<br />

Saat ini, Vira saat mampu menghasilkan produk<br />

baju couple dengan berbagai ukuran. Dengan<br />

produknya itu, Vira dapat mendulang rupiah saban<br />

bulannya.<br />

“Dengan produk jahitan berkualitas butik yang<br />

saya ciptakan dari bekal ikut pelatihan, kini saya<br />

dapat menghasilkan omzet paling sedikit Rp 3 jutaan<br />

sebulan,” tutur anak ketiga dari lima bersaudara ini.<br />

Vira menambahkan, produk-produknya dijual di<br />

rumah yang juga dijadikan bengkel produksi yang dilabeli<br />

Vira Collection di Mulyorejo. Selain telah memiliki<br />

beberapa langganan tetap, dirinya juga menjual<br />

produk baju couple buatannya hingga ke Makasar.<br />

“Di Makasar saya punya teman yang memiliki<br />

butik. Tiap bulan saya mengirim beberapa potong<br />

baju ke sana,” tandas mVira.<br />

Vira juga menjual produknya di dunia digital seperti<br />

Facebook, Twitter dan Instagram. “Ada saja sih<br />

yang pesan,” cetus dia, lantas tersenyum. (ton)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!