Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Terbit Setiap Senin, ECERAN Rp 2.500, HARGA LANGGANAN Rp 10.000 TELEPON : Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432, 7317457<br />
Faksimile : 031 - 5675240<br />
www.bisnissurabaya.com<br />
Referensi <strong>Bisnis</strong> Anda EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Jelang Natal dan Tahun Baru<br />
Harga Beras<br />
Stabil<br />
<strong>Bisnis</strong> Utama 2<br />
Rutin Keliling<br />
Melakukan Komunikasi<br />
Ekonomi 3<br />
Cangkul Tulungagung Saingi<br />
Produk China<br />
Gerbang Jatim 10<br />
Facebook : bisnissurabaya Email : editor_bisnis@yahoo.co.id Twitter : @bisnissby_news Instagram : bisnis_surabaya Website : www.bisnissurabaya.com
2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Jelang Natal dan Tahun Baru<br />
Harga Beras Stabil<br />
Menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, pedagang beras<br />
di kawasan Bendul Merisi sepakat tak menaikkan harga<br />
beras. Kesepakatan pedagang tampaknya beralasan.<br />
Sebab, masyarakat sebagai konsumen dapat dipastikan<br />
akan marah bila pedagang menaikkan harga beras.<br />
Ketua Himpunan<br />
Pedagang Pasar<br />
(HPP), Bendul Merisi,<br />
Sudarno, mengatakan, beras yang<br />
mereka jual adalah beras jenis IR<br />
sebagaimana beras paling dominan<br />
di Jawa Timur (Jatim). Beras ini<br />
sesuai dengan anjuran dan saran<br />
pemerintah. “Beras IR ini rasanya<br />
enak dan punel, sehingga tak heran<br />
kalau banyak warga <strong>Surabaya</strong><br />
senang membeli beras jenis ini,”<br />
kata lelaki asli Karang<br />
Anyar, Kebumen, Jawa<br />
Tengah (Jateng) ini.<br />
Selain beras IR, pedagang<br />
juga menjual beras<br />
jenis lain. Seperti beras<br />
mentik dan sebagainya.<br />
Kedua jenis beras ini<br />
dikelola lagi menjadi<br />
empat jenis dengan kualitas dan<br />
harga berbeda. Tercatat ada lima<br />
jenis harga beras yang ditawarkan<br />
di pasar ini. Yakni, beras seharga<br />
Rp 9.000/kg, Rp 10.000/kg, Rp<br />
11.000/kg, Rp 12.000/kg dan Rp<br />
12.500/kg.<br />
“Harga beras paling mahal<br />
adalah beras mentik. Sedangkan<br />
lainnya dibawah Rp 12.000/kg,”<br />
ujar Sudarno. Pantauan <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> di pasar Bendul Merisi,<br />
menyebutkan beras tersebut dijual<br />
dalam dua bentuk. Yakni, eceran<br />
atau curah dan kemasan 5 kg, 10 kg<br />
dan 25 kg. Pria yang senang pakai<br />
single tanpa hem ini, mengatakan<br />
penjual beras di pasar Bendul Merisi<br />
ini sebanyak lima pedagang.<br />
Terdiri dari Sudarno sendiri<br />
yang menempati kios B-3 berukuran<br />
13 meter X 18 meter, Saat<br />
Firmansyah kios B-17, Nining<br />
kios B-18, Haryanto, kios C-1 dan<br />
Mardiyah, kios B-1.<br />
Stok 200 ton/hari<br />
Total beras yang tersedia setiap<br />
hari di pasar ini sekitar 200 ton.<br />
Untuk Sudarno sendiri sebanyak 20<br />
ton per hari tetapi terkadang lebih.<br />
Dan yang laku terjual sehari sekitar<br />
satu hingga dua ton. Beras-beras<br />
tersebut dikirim dari Lamongan,<br />
Kediri, Situbondo, <strong>Surabaya</strong> dan<br />
daerah lain di Jatim.<br />
“Pedagang beras itu kirim<br />
beras kesini, kalau kita minta. Kita<br />
biasanya minta sesuai dengan kebutuhan<br />
masyarakat pembeli dan daya<br />
tampung kios. Kita tidak bisa minta<br />
banyak-banyak yang melebihi daya<br />
tampung kios,” ujar bapak tiga<br />
anak itu. Sedangkan pembeli beras,<br />
tambah kakek empat cucu tersebut<br />
berasal dari warga <strong>Surabaya</strong>. Jumlahnya<br />
berbeda-beda, ada yang beli<br />
lima kg, sepuluh kg tetapi ada yang<br />
membeli 25 kg.<br />
Menjelang Natal dan<br />
Tahun Baru, kata dia,<br />
biasanya banyak yang<br />
beli dan jumlahnya juga<br />
relatif cukup banyak. Selain<br />
untuk makan, beras<br />
itu biasanya digunakan<br />
untuk paket sembako<br />
dalam bhakti sosial Natal<br />
dan Tahun Baru. Sudarno yang<br />
alumni SMP Menur Pumpungan<br />
itu mengaku dirinya menjual beras<br />
di Pasar Bendul Merisi sejak 1966.<br />
“Saat itu masih ramai dengan<br />
penumpasan terhadap oknum PKI,”<br />
ujarnya.<br />
Pria yang memperisteri<br />
Maimunah ini, hingga sekarang<br />
tingkat penghasilan padi atau<br />
beras di Jatim relatif stabil. Walau<br />
sering mengalami penyusutan<br />
yang disebabkan cuaca yang tidak<br />
menentu dan mengakibatkan gagal<br />
panen dan ketersediaan pupuk bagi<br />
para petani sawah yang seringkali<br />
terbatas.<br />
Menyinggung ketersediaan<br />
stok pangan khususnya beras pada<br />
perayaan Natal dan Tahun Baru<br />
mendatang, menurut Sudarno, tak<br />
perlu kawatir. Karena jumlah beras<br />
yang tersedia cukup banyak.<br />
“Saya berharap jangan ada<br />
oknum yang mau mempermainkan<br />
harga beras yang bisa merugikan<br />
rakyat. Maklum, beras adalah<br />
makanan pokok masyarakat. Jika<br />
harganya melonjak tinggi dan<br />
persediaannya terbatas, masyarakat<br />
pasti marah dan bisa kisruh,”<br />
ujarnya mengingatkan.<br />
Senada dengan Sudarno, pemilik<br />
agen beras UD Wijaya di Jalan<br />
Indragiri, Suwandi, menambahkan,<br />
kenaikan harga beras di <strong>Surabaya</strong><br />
jelang Natal dan akhir tahun ini tak<br />
terlalu mengkhawatirkan. “Tahun<br />
ini tak ada kenaikan. Stok beras<br />
pemerintah masih ada sekitar dua<br />
juta ton. Saya rasa ini cukup sampai<br />
akhir tahun,” ujar Suwandi.<br />
Suwandi merinci, hampir<br />
semua harga jenis beras cenderung<br />
masih stabil. Untuk beras paling bagus<br />
jenis Cianjur ‘Pandan’ harganya<br />
Rp 10.800/kg dari agen. Sedangkan<br />
di pasarannya harganya menjadi Rp<br />
11.500/kg – Rp12.000/kg. Beras raja<br />
lele super stabil di angka Rp 10.000/<br />
kg dan beras paling murah IR 64 Rp<br />
7000/kg.<br />
Hingga jelang Tahun Baru 2017<br />
tidak ada kenaikan harga di pasaran.<br />
Jika pun harga merangkak naik, tidak<br />
terlalu signifikan. ”Satu minggu ini<br />
Inflasi Berpotensi Naik<br />
Tren inflasi/indeks harga konsumen (IHK) di<br />
Jawa Timur pada akhir tahun atau momen libur<br />
Natal dan Tahun Baru diprediksi akan mengalami<br />
kenaikan. Namun nilai tukar nelayan menurun<br />
sebagai dampak dari cuaca ektrem.<br />
Hal ini dapat dilihat dari pantauan <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> tentang harga ikan di sejumlah pasar<br />
tradisional di <strong>Surabaya</strong>. Sebagai contoh harga<br />
ikan bandeng Rp 25.000/kg, ikan Kembung Rp<br />
26.000/kg, ikan Tuna Rp 32.000/kg, ikan Tongkol<br />
Rp 25.000/kg, ikan Cakalang Rp 27.000/kg dan<br />
ikan teri kering Rp 56.500/kg<br />
Index Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur<br />
pada Oktober 2016 turun sebesar 0,87 persen dari<br />
114,91 pada September 2016 menjadi 113,90 pada<br />
Oktober 2016.<br />
Teguh Pramono, Kepala BPS Jatim kepada<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> pekan lalu, mengatakan angka<br />
inflasi dalam tiga bulan terakhir ini sulit diprediksi<br />
tetapi bila melihat pola dari tahun ke tahun<br />
perilaku inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru<br />
atau hari besar lebih tinggi dibandingkan Lebaran.<br />
“Pada akhir tahun biasanya inflasi naik lebih<br />
tinggi dibandingkan saat momen Ramadan dan<br />
Lebaran. Namun apakah November dan Desember<br />
tahun ini naik lagi atau tidak sulit diketahui.<br />
Tetapi sepanjang tim pengendalian daerah<br />
berjalan efektif, kami rasa naiknya tidak akan<br />
tinggi,”katanya<br />
Perkembangan inflasi Jatim dari 2014-2016<br />
cenderung mampu ditekan hingga turun. Inflasi<br />
tertinggi terjadi pada November-Desember 2014<br />
inflasinya mencapai 5 -7,7 persen pada periode<br />
yang sama 2015 inflasinya mencapai 2 persen lebih<br />
hingga 3,08 persen.<br />
Adapun kinerja IHK pada September tahun<br />
ini, Jatim mengalami inflasi 0,16 persen sedangkan<br />
inflasi year-on-year September 2016 mencapai<br />
2,69 persen, lebih rendah dibandingkan dengan<br />
inflasi pada periode yang sama tahun lalu yakni<br />
6,70 persen.<br />
Dari delapan kota di Jatim, sebanyak tujuh<br />
kota mengalami inflasi yakni tertinggi di Jember<br />
0,22 persen, <strong>Surabaya</strong> (0,18 persen, Malang 0,17<br />
persen, Madiun 0,16 persen, Sumenep 0,04 persen,<br />
dan terendah yakni Banyuwangi 0,02 persen.<br />
Sementara satu kota mengalami deflasi yakni<br />
Kota Probolinggo 0,14 persen. Adapun komoditas<br />
yang andil dalam deflasi di Jatim yakni telur ayam<br />
ras, daging ayam, wortel, cabai rawit, gula pasir,<br />
papaya, beras, tomat sayur, emas perhiasan dan<br />
semen.<br />
harga beras malah turun Rp 200 per<br />
kilogram dari harga normal. Biasanya<br />
memang orang di pasar membuat<br />
harga seperti itu untuk menarik pembeli.<br />
Yang jelas akhir tahun ini ndak<br />
naik, kalaupun ada kenaikan cuma<br />
sekitar Rp 200 sampai Rp 300/kg,”<br />
tandas bapak dua anak tersebut.<br />
Menurut pemilik agen beras yang<br />
beroperasi sejak 1990-an ini, kestabilan<br />
harga beras dipengaruhi oleh<br />
musim penghujan datang lebih awal.<br />
Selain itu dikarenakan juga tidak<br />
adanya import beras.<br />
“Tahun ini meskipun harga<br />
turun tapi pasaran sepi. Pengaruh<br />
ekonomi juga. Mungkin di bulan<br />
Desember nanti ada kenaikan<br />
dikit, tapi ndak tau nanti,” pungkas<br />
Suwandi yang mengaku memasok<br />
beras minimal 1-2 juta ton per hari<br />
tersebut. (jos/lely)<br />
Selain upaya pengendalian inflasi, hal ini<br />
juga dilakukan dalam rangka optimalisasi peran<br />
perbankan dalam mendorong pertumbuhan sektor<br />
riil untuk menopang pertumbuhan ekonomi<br />
daerah yang berkelanjutan. Mengingat sektor pertanian<br />
juga mempunyai andil yang besar dalam<br />
menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.<br />
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengharapkan,<br />
peran pemerintah kabupaten/kota lebih besar<br />
dalam mengelola kesinambungan pasokan komoditas<br />
pangan strategis di Jawa Timur. Sehingga<br />
dapat mendorong terwujudnya tata niaga pangan<br />
yang efisien guna menjaga stabilitas harga baik di<br />
level produsen dan konsumen.<br />
“Ditengah kondisi perekonomian global yang<br />
masih belum kondusif dan rendahnya pertumbuhan<br />
ekonomi mitra dagang utama, serta anggaran<br />
pemerintah untuk pembiayaan ekonomi yang saat<br />
ini terkendala oleh rendahnya pendapatan, pemerintah<br />
daerah akan terus melakukan berbagai<br />
inovasi program untuk menopang pertumbuhan<br />
ekonomi Jawa Timur,” ujar Soekarwo kepada<br />
wartawan di Bank Indonesia, Rabu (16/11).<br />
Dari aspek pengendalian harga, sebut Soekarwo,<br />
keterlibatan perbankan ini sangat diperlukan<br />
guna penguatan BUMD dari aspek infrastruktur<br />
dan pembiayaan sebagai lembaga buffer daerah.<br />
Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian<br />
dan Perdagangan (Diperindag) Jatim, M. Ardi<br />
Prasetiawan mengatakan Tim Pengendalian Inflasi<br />
Daerah (TPID) Jatim saat ini tengah mempersiapkan<br />
116 pasar tradisional secara online sebagai<br />
acuan harga dasar bahan pokok makanan yang<br />
selama ini kerap menjadi penyumbang inflasi.<br />
“Melalui sistem informasi online itu produsen dan<br />
konsumen bisa langsung membaca perkembangan<br />
harga yang terjadi pada saat itu melalui layar<br />
yang dipasang di setiap pasar,” katanya.<br />
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI<br />
Jawa Timur Benny Siswanto mengatakan, melalui<br />
koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia<br />
dalam mendorong pembangunan daerah<br />
dan mengendalikan inflasi yang terus dilakukan,<br />
khususnya yang fokus pada upaya menjamin<br />
pasokan dan distribusi berbagai bahan kebutuhan<br />
pokok, serta pengendalian ekspektasi inflasi saat<br />
ini.<br />
“Kami optimistis sasaran pertumbuhan ekonomi<br />
akan tercapai dan inflasi diperkirakan tetap<br />
terkendali dan berada di sekitar batas bawah sasaran<br />
inflasi 2016, yaitu 4 persen ±1 persen (yoy).”<br />
pungkasnya. (ton)
Dodyk Supriyono :<br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Rutin Keliling Melakukan Komunikasi<br />
Ekonomi<br />
3<br />
Ada tiga kiat dalam memimpin tim<br />
sales. Yakni, tidak neko-neko dan memberikan<br />
contoh yang baik kepada anggota tim.<br />
Fokus terhadap target serta selalu keliling<br />
dengan melakukan komunikasi. Baik kepada<br />
anggota tim marketing, dealer maupun<br />
pelanggan. Dengan cara itu, diharapkan<br />
semua kekuatan dan kelemahan tim dalam<br />
mencapai target diketahui.<br />
‘’Dengan selalu keliling, tentunya bila<br />
ada kelemahan segera diketahui dan diperbaiki,’’<br />
kata General Manager/GM Sales<br />
Operation East Java, Dodyk Supriyono,<br />
kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu. Putra<br />
ketiga dari enam bersaudara pasangan<br />
Bambang Wirasmono dengan Supinah, ini<br />
memiliki keyakinan dengan pendekatan<br />
ketiga itulah tim yang dipimpinnya akan<br />
solid. Sehingga tujuan akhirnya akan tercapainya<br />
target yang dibebankan perusahaannya.<br />
Menyinggung target, bapak dua<br />
putra ini tidak mau menjelaskan secara<br />
detail. Hanya saja, lelaki asli Suroboyo<br />
ini, mengatakan, ada target tahunan yang<br />
dibebankan perusahaan. Dari target itulah,<br />
Dodyk yang membawahi 13 orang dengan<br />
enam regional sales manager (RSM) yang<br />
tersebar di Madura, <strong>Surabaya</strong>, Sidoarjo,<br />
Malang, Madiun dan Jember dengan tiga<br />
agen dealer utama.<br />
Menurut dia, keenam RSM dengan<br />
tujuh area sales manager (ASM) ini<br />
memiliki tugas menjual kartu perdana,<br />
vocher langsung ke dealer utama. Masingmasing<br />
dealer mendapat kuota, realod/isi<br />
ulang sesuai target. Baik target revenue dan<br />
top down. Serta target tahunan, kwartal<br />
maupun bulanan. Bagaimana memastikan<br />
target bisa tercapai?<br />
Tentang hal itu, ia yakin, dengan<br />
mendistribusikan produk ke pasar melalui<br />
distributor dan dealer XL secara merata<br />
dan rutin. Dengan cara demikian, target<br />
diharapkan dapat tercapai. Dodyk, yang<br />
mengawali karir di XL 13 tahun lalu pada<br />
jabatan senior enginer menyatakan, ada<br />
bulan tertentu target melebehi. Diantaranya,<br />
saat lebaran Idul Fitri dan hari raya<br />
haji serta natal dan tahun baru.<br />
Terutama penjualan prepaid, paket<br />
data, mobile broadband internet/modem<br />
yang bisa dibawa kemana-mana dsb. Terutama<br />
daerah Madura. Ia juga menyanggah<br />
soal persepsi pelanggan lama yang<br />
menyatakan, jaringan XL masih terbatas.<br />
Padahal, saat ini coverega 4G sudah ada di<br />
Madura, Sidoarjo, <strong>Surabaya</strong>, kota Malang,<br />
Malang Raya, Madiun, Ponorogo, Pacitan,<br />
Sidoarjo, Gresik yang cukup luas jaringan<br />
3G untuk akses data.<br />
Saat ini, ekseptasi cukup banyak. Bahkan,<br />
1000 BTS lebih yang sudah ditambah<br />
3G dan 1.600 BTS 4G untuk Jatim. Memasuki<br />
2017, tren pelanggan untuk data terus<br />
naik. Saat ini data mencapai 40 persen dan<br />
voice terus turun hingga mencapai 55-60<br />
persen. (bw)<br />
Nama :<br />
Dodyk Supriyono<br />
Tempat/tagl lahir :<br />
<strong>Surabaya</strong>, 22 September 1968<br />
Istri :<br />
Agung Sriwarohmi<br />
Anak :<br />
- Calvindra Lakmono<br />
- Mosis Evan<br />
Pekerjaan :<br />
- PT Surya Citra Televisi (1991-<br />
1996)<br />
- PT XL Axiata (1997-sekarang)<br />
- GM Network Operation (2008-<br />
2010)<br />
- GM Sales Operation<br />
(2010-sekarang)<br />
Pendidikan :<br />
- Poltek Unbra Malang jurusan<br />
Teknik Elektro (1987-1990)<br />
- ITS jurusan Teknik Elektro<br />
Prodi Telekomunikasi (1993-<br />
1996)<br />
- Magister Manajemen UGM<br />
bidang studi managemen<br />
strategi (2008-2010)<br />
Asuransi Sinarmas Magna Link and<br />
Simas Prime Link Diluncurkan<br />
Bank Sinarmas dan Business Development<br />
MSIG Life meluncurkan dua produk asuransi<br />
jiwa. Yakni, Sinarmas Magna Link and Simas<br />
Prime Link. Penandatanganan naskah kerja sama<br />
kedua perusahaan ini dilakukan oleh Halim,<br />
Direktur Bank Sinarmas dan Ken Tarada, General<br />
Manager of Business Development MSIG Life di<br />
Hotel Shangri-La, <strong>Surabaya</strong>, Senin (21/11).<br />
Penandatanganan kerjasama itu<br />
disaksikan Untung Kurniawan (Group<br />
Head Habilities and Business), Uzan<br />
Tedja Mulia, Sales & Distribution<br />
East-West Indonesia Group Head),<br />
Gideon Lie (Chief Bancassurance Officer),<br />
Marini (Kakanwil Jawa Timur),<br />
dan Cynthia Tjandrawinata (Bancass<br />
Department Head).<br />
Ken Tarada, mengatakan produk<br />
asuransi jiwa semakin diperlukan sebagai<br />
upaya proteksi sekaligus memberi<br />
jaminan masa depan yang terencana.<br />
Memahami hal tersebut, perusahaan<br />
asuransi jiwa terkemuka PT Asuransi<br />
Jiwa Sinarmas MSIG (Sinarmas MSIG Life)<br />
bersama PT. Bank Sinarmas Tbk, sebagai bank<br />
nasional terpercaya kembali berkolaborasi meluncurkan<br />
dua produk baru bancassurance sekaligus.<br />
Yaitu, Simas Prime Link dan Simas Magna Link<br />
dengan berbagai keunggulan.<br />
Kedua perusahaan ini, kata dia. ingin terus<br />
berinovasi menghadirkan solusi proteksi nasabah.<br />
Kombinasi proteksi meninggal dunia yang optimal<br />
dan investasi beragam untuk mempersiapkan<br />
hari tua. Ia mengungkapkan, kegembiraannya<br />
bisa berkolaborasi dengan Bank Sinarmas.<br />
Sinarmas MSIG Life terus berinovasi menghadirkan<br />
solusi proteksi nasabah untuk orang-orang<br />
terdekat, guna mempersiapkan masa depan yang<br />
lebih baik.<br />
“Kami sangat bangga dan bersemangat bisa<br />
berkolaborasi kembali dengan Bank Sinarmas<br />
untuk mempersembahkan Simas Prime Link dan<br />
Simas Magna Link. Produk ini dapat menjadi<br />
pilihan yang saling melengkapi untuk memenuhi<br />
kebutuhan nasabah,” ujarnya. Tujuannya, untuk<br />
melindungi diri dan keluarga, sekaligus memberikan<br />
alternatif investasi jangka menengah hingga<br />
jangka panjang yang beragam sesuai kebutuhan.<br />
Menanggapi kolaborasi tersebut, Direktur<br />
Bank Sinarmas, Halim, merasa yakin nasabah<br />
Bank Sinarmas akan mendapatkan manfaat<br />
proteksi dan nilai investasi yang sangat maksimal.<br />
”Pengalaman Sinarmas MSIG Life yang telah<br />
berkiprah selama lebih dari 30 tahun di industri<br />
asuransi jiwa Indonesia memantapkan kami<br />
bahwa kolaborasi ini menjadi jawaban untuk<br />
memenuhi kebutuhan para nasabah maupun calon<br />
nasabah dalam merencanakan masa depan yang<br />
lebih baik.” ujar Halim.<br />
Sementara itu, Chief Bancassurance Officer<br />
Sinarmas MSIG Life, Gideon, menambahkan<br />
keunggulan dua produk baru tersebut adalah<br />
menihilkan biaya akuisisi, sebagai asuransi premi<br />
tunggal Simas Prime Link. Asuransi ini, memberikan<br />
kepraktisan pada nasabah untuk memperoleh<br />
proteksi dengan satu kali pembayaran di<br />
awal saja, dengan manfaat nilai pertanggungan<br />
mulai dari 125 persen bahkan bisa mencapai dua<br />
kali lipatnya jika nasabah meninggal dunia karena<br />
kecelakaan. (lely)<br />
Siapa yang sangka, Gang Dolly<br />
kini bisa berubah menjadi lebih<br />
baik? Terutama di area seni. Gang<br />
Dolly, yang dulu dicap sebagai<br />
tempat ‘negatif’ karena merupakan<br />
tempat lokalisasi itu, kini disulap<br />
tetap hidup dengan wajah barunya<br />
sebagai kampung wisata mural.<br />
Pemerintah Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong><br />
tetap tidak meninggalkan warga<br />
Dolly begitu saja setelah ditutupnya<br />
lokalisasi yang menjadi nafas<br />
utama kehidupan di kampung<br />
ini. Gang Dolly mampu bangkit<br />
dan berbenah diri dengan menjadikan<br />
keterampilan-keterampilan<br />
setiap individunya agar lebih berguna.<br />
Salah satunya, adalah menjadikan<br />
seni sebagai daya tarik agar<br />
kampung tersebut tetap bisa dikunjungi<br />
dan tidak mati.<br />
Kampung wisata mural ini<br />
merupakan bagian dari Kampung<br />
Wisata Inspirasi Dolly. Pemkot<br />
<strong>Surabaya</strong> membagi beberapa tempat<br />
dan disesuaikan dengan aspek<br />
yang ditonjolkan. Beberapa tempat<br />
tersebut adalah kampung Hijau,<br />
Oleh : Bagus Supomo<br />
Pangamat Pariwisata dan Perhotelan Jatim<br />
Lokalisasi yang Berubah jadi Kampung Seni<br />
kampung Seni dan kampung oleholeh.<br />
Konsep untuk menghidupkan<br />
kembali Dolly ke arah yang lebih<br />
baik ini dibantu kelompok yang<br />
bernama Gerakan Melukis Harapan.<br />
Tak hanya dibidang seni,<br />
kelompok ini juga mendampingi<br />
warga untuk dibekali pengetahuan<br />
lebih tentang kesehatan, lingkungan,<br />
ekonomi pun dibidang<br />
keagamaan. Kelompok tersebut<br />
akan tetap mendampingi warga<br />
hingga nanti para warga mampu<br />
mandiri untuk menjalankan Kampung<br />
Wisata Inspirasi Dolly ini.<br />
Bagi para pecinta selfie dan<br />
fotografi, kampung ini sangat pas<br />
untuk tujuan pencarian spot untuk<br />
berfoto. Jika bingung mencari<br />
tempat unik untuk mendapatkan<br />
foto bagus, kampung inspirasi<br />
Dolly bisa masuk dalam list tujuan.<br />
Tempat foto unik dengan<br />
gambar menakjubkan karya anak<br />
negeri dan bisa sekaligus berbelanja<br />
hasil kerajinan, berwisata tak<br />
perlu hal yang berlebihan bukan?
4 Opini<br />
Kolom Amak Syariffudin<br />
Biaya Sekolah dan Bopda yang Kedodoran<br />
Dari Sekolah Gratis Kembali Harus Bayar?<br />
KALAULAH para siswa SMP hingga<br />
SMA dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)<br />
negeri kembali harus membayar<br />
uang sekolahnya seperti beberapa tahun<br />
lalu, itu berarti ‘kebangeten’ alias keterlaluan.<br />
Bagaikan pemerintah menjilat<br />
kembali ludah yang sudah dikeluarkan.<br />
Meskipun, kekawatiran para orang tua<br />
kalaulah sampai keputusan demikian dikeluarkan<br />
pemerintah. Meski kini para guru<br />
tetap maupun belum tetap yang berada<br />
di Jawa Timur (Jatim) dan biasanya mereka<br />
menerima gaji melalui BOPDA (Biaya<br />
Operasional Pendidikan Daerah) sudah<br />
tiga bulan belum menerima gaji, juga untuk<br />
pembiayaan operasional lainnya di sekolah<br />
menengah pertama (SMP) atau menengah<br />
atas/ menengah kejuruan. Akhirnya banyak<br />
yang harus mengambil dulu dana bila ada<br />
di sekolah itu atau harus berhutang pada<br />
pihak luar. Begitulah carut-marutnya wajah<br />
dunia pendidikan kita masa kini.<br />
Kebijakan (policy) memang enak<br />
ditetapkan pemerintah. Peraturan Menteri<br />
Dalam Negeri yang menentukan bahwa<br />
semua sekolah jenjang SMA/SMK tidak<br />
boleh lagi dibawah wewenang pemerintah<br />
kabupaten atau kota, harus dibawah<br />
pemerintah provinsi, barangkali dianggap<br />
baik untuk kepentingan bagi kewenangan<br />
pemerintah provinsi diseluruh Indonesia.<br />
Sebab, sekurang-kurangnya ada<br />
“kekuasaan” dari Dinas Pendidikan<br />
Provinsi setempat. Bukannya semua harus<br />
menjadi kewenangan pemerintah kabupat-<br />
Oleh :<br />
Adig Suwandi<br />
Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />
en atau kota, karena tidak semua pemerintah<br />
daerah itu mampu untuk membiayainya<br />
maupun kemampuan pelaksana dari dinas<br />
pendidikannya.<br />
Kasus yang bisa dijadikan contoh<br />
adalah penerapan kebijakan di <strong>Surabaya</strong>.<br />
Ketika kewenangan itu dipindahkan,<br />
pemerintah provinsi bagaikan mendapatkan<br />
beban tidak yang berat dalam benda<br />
yang sudah dipikulnya. Barangkali dalam<br />
hati Walikota <strong>Surabaya</strong>, Tri Rismaharani,<br />
terucap bisikan “rasakan sekarang”. Maklum,<br />
dia pernah ngotot mempertahankan<br />
SMA/SMK di kotanya tidak dialihkan<br />
kewenangannya dari pemkot ke pemprov<br />
Jatim. Dikerahkannya awak media untuk<br />
menyuarakan keinginannya, sampaipun<br />
harus menghadap Depdagri hingga maju<br />
ke pengadilan Tata Usaha Negara (TUN).<br />
Namun, dengan hati geram ketika balik ke<br />
<strong>Surabaya</strong> karena kesemua usahanya gagal.<br />
Kalah total.<br />
Kalaulah melihat perhitungan, penduduk<br />
kota <strong>Surabaya</strong> sekitar lebih dari 3<br />
juta jiwa (resmi). Sedangkan jumlah SMA<br />
cuma 22 dan 10 SMK. Seharusnya bertambah<br />
satu setengah kali lipat dari jumlah itu.<br />
Pemkot sejak lama merencanakan penambahan<br />
gedung-gedung sekolah demikian<br />
yang ditempatkan di sejumlah kecamatan.<br />
Salah satu realisasinya, dalam 2015-2016<br />
sejumlah 10 gedung sedang dan sudah<br />
dibangun. Karena peralihan kewenangan,<br />
pembangunan dihentikan. Yang sudah<br />
jadi, dirubah untuk SMP negeri, meskipun<br />
Ketidaksiapan Pertanian<br />
APAKAH Indonesia masih akan mengembangkan sektor pertaniannya, meski<br />
ekonomi semakin berwajah urban-industrial? Antara lain, dicirikan kecenderungan makin<br />
besarnya peranan industri dan jasa dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.<br />
Sebagian besar orang melihat bagaimana pun bentuk wajah ekonomi sebuah bangsa,<br />
peranan pertanian tidak akan tergantikan. Pertanian tidak hanya berhubungan kemampuan<br />
teknis-managerial memanfaatkan potensi sumber daya lahan untuk menghasilkan<br />
bahan pangan, melainkan untuk selamanya tetap menjadi gantungan hidup bagi sebagian<br />
besar rakyat. Peran itu bisa ditambahkan penghasil devisa dan memberikan landasan<br />
bagi tumbuh kembangnya industri bila pertanian dilihat sebagai aktivitas ekonomi dengan<br />
mata rantai multi-kompleks.<br />
Memang bisa saja bahan pangan dibeli dari pasar global melalui pengalokasian sebagian<br />
hasil industri, tetapi teramat mahal biaya sosial harus ditanggung bila lahan tersedia<br />
tetapi petani terabaikan begitu saja. Kehadiran negara diperlukan untuk memastikan<br />
terlindunginya petani dan produsen agribisnis dari berbagai perubahan kondisi yang<br />
membuatnya makin marginal, terpolarisasikan, dan teralienasi. Liberalisasi perdagangan<br />
telah sesumbar tiadanya lagi hambatan masuk (barrier to entry) atas barang dan jasa<br />
secara lintas negara sehingga semuanya menjadi lebih murah dan berkualitas. Konsumen<br />
produk pertanian dimanjakan oleh membanjirnya produk yang datang dari berbagai<br />
penjuru, terutama dari negara asal yang pasar domestiknya sudah jenuh.<br />
Ketidaksiapan pertanian kita akibat dilema struktural seperti minimnya luasan lahan<br />
dikuasai, kelambanan adopsi teknologi terkini, penguasaan perusahaan multinasional atas<br />
penyediaan benih unggul berproduktivitas tinggi bisa menjadi bahaya laten berdampak<br />
sistemik berupa kekalahan telak petani tradisional. Perilaku pengambil kebijakan yang<br />
lebih senang mengambil opsi impor dengan kedok menghindari amarah konsumen yang<br />
tidak ingin harga-harga bergerak liar turut menyempurnakan ketidaksiapan dimaksud.<br />
Ketidakmapanan instrumen kelembagaan petani, pranata pengendali perilaku negara,<br />
dan ketidakberdayaan sosial menghadapi gempuran perubahan, bisa membuat petani<br />
kecewa. Sangat berbahaya bila kekecewaan tersebut dikonstruksikan ke dalam bentuk<br />
konversi lahan penghasil pangan pangan ke arah komoditas lain dinilai paling profitable<br />
atau bahkan non-pertanian.<br />
Tingkat Kesejahteraan<br />
Bagaimana capaian kesejahteraan petani? Badan Pusat Statistik mencatat, nilai tukar<br />
petani (term of trade/NTP) nasional Juli 2016 menurun dari 101,38 atau 0,08 persen<br />
ketimbang Juni yang mencatat 101,47. NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan<br />
petani dan perbandingan antara indeks harga diterima terhadap dibayarnya. Besaran NTP<br />
lebih dari 100 menunjukkan petani mengalami surplus, dalam arti harga produksi hasil<br />
usahatani naik lebih besar dibanding eskalasi harga konsumsinya. Begitu juga pendapatan<br />
naik lebih besar dari pengeluaran.<br />
NTP berada pada angka 100 mengisyaratkan petani mengalami impas, kenaikan/<br />
penurunan harga produksi hasil usahataninya sama dengan persentase harga barang<br />
konsumsi atau pendapatan sama dengan pengeluaran. Penurunan NTP akibat kenaikan<br />
indeks harga diterima petani sebesar 0,48 persen atau lebih kecil dibanding kenaikan<br />
indeks harga dibayar. Indeks harga diterima petani naik 0,48 persen, sementara kenaikan<br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
letaknya berdekatan dengan SMP negeri<br />
yang sudah ada.<br />
Sedangkan pemprov Jatim yang<br />
menerima kewenangan itu mempunyai<br />
masalah mengenai kelangsungan pendidikan<br />
gratis. Alokasi anggaran dalam APBD<br />
Jatim 2017 sangat minim, sehingga sekitar<br />
122.698 siswa SMA/SMK negeri di<br />
<strong>Surabaya</strong> terancam tidak lagi mengalami<br />
pendidikan gratis. Dalam urusan anggaran<br />
pendidikan gratis itu, pemprov memang<br />
kedodoran. Pemprov pernah mengeluarkan<br />
pernyataan, bahwa para penerima BOPDA<br />
di Jatim agar bersabar dulu, karena dananya<br />
sedang diurus, termasuk yang dari pemerintah<br />
pusat. Namun, tidak disebutkan batasan<br />
waktu sampai kapan untuk bersabar.<br />
Dalam keadaan yang ruwet, anggota<br />
panitia anggaran DPRD Jatim, Malik Effendi<br />
menyatakan, bahwa terbuka kemungkinan<br />
saling berbagi anggaran antara pemprov<br />
dengan pemkot. Kordinasi demikian<br />
sesuai Peraturan Mendagri 13 tahun 2006<br />
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan<br />
Daerah, bahwa pemerintah kabupaten/<br />
kota dapat memberikan bantuan keuangan<br />
kepada pemerintah daerah lainnya dalam<br />
rangka pemerataan atau peningkatan kemampuan<br />
keuangan. Reni, anggota panitia<br />
itu menimpali, dia yakin pemkot <strong>Surabaya</strong><br />
mampu menyediakan dana bantuan. Sebab<br />
tahun lalu saja pemkot menyediakan Rp<br />
183 miliar untuk mendukung kebijakan<br />
sekolah gratis jenjang SMA/SMK.<br />
Kini masalahnya, bukannya kemampuan<br />
dan keberadaan dana pemkot <strong>Surabaya</strong>.<br />
Tetapi urusan “sakitnya hati” sang<br />
walikota karena perjuangan “perebutan<br />
kewenangan” terhadap SMA/SMK dikalahkan.<br />
Sehingga, kemungkinan besar kerjasama<br />
berbentuk bantuan dana itu tidak<br />
bakal diberikannya pada anggaran pendidikan<br />
pemprov.<br />
Jadi, urusan anak-anak kita yang bersekolah<br />
dengan program nasional (yang<br />
semula) dibanggakan, yakni pendidikan<br />
gratis, justru dihambat sendiri oleh pihak<br />
pemerintah. Yang membuat berdebar-debar<br />
hati para orang tua anak-anak mereka yang<br />
sudah menikmati pendidikan gratis, tibatiba<br />
harus keluarkan duit tiap bulannya untuk<br />
biaya sekolah. Belum lagi biaya-biaya<br />
lain dalam kegiatan sekolah sebagaimana<br />
sekarang saja sudah cukup banyak. Bila<br />
siswa harus bayar uang sekolah, yang repot<br />
adalah penyelenggara sekolah bersangkutan.<br />
Termasuk pengaturan kinerja dan<br />
penggajian para gurunya.<br />
Kalau sampai terjadi seperti itu, entah<br />
ke mana harus disembunyikan harga diri<br />
pemerintah dalam peningkatan kemampuan<br />
generasi muda kita. Tidak gampang<br />
asal buat kebijakan (policy) tanpa pertimbangan<br />
masak-masak. Tidak gampang<br />
meniru negara-negara maju seperti negaranegara<br />
tetangga kita di Asia ini (tidak usah<br />
yang secara global) yang memang menetapkan<br />
pendidikan gratis. ***<br />
indeks harga dibayar 0,56 persen. Penurunan NTP juga dipengaruhi NTP dua sub-sektor<br />
yang anjlog, yakni tanaman pangan dan tanaman perkebunan rakyat, masing-masing<br />
turun 0,54 dan 0,29 persen.<br />
Dalam pada itu, NTP 33 provinsi periode September 2016 bergerak ke posisi<br />
102,02 atau meningkat 0,45 persen dibanding Agustus 2016 sebesar 101,56. Indeks harga<br />
dibayar petani juga naik (0,28 persen dari 124,22 menjadi 124,56) tapi tidak sebesar indeks<br />
harga diterima. Selain itu, kenaikan NTP juga dipengaruhi naiknya NTP sub-sektor<br />
tanaman pangan sebesar 0,42 persen, hortikultura 0,34 persen, tanaman perkebunan<br />
rakyat 0,14 persen, dan peternakan 0,94 persen. Sementara sub-sektor yang mengalami<br />
penurunan hanya satu, yaitu di sub-sektor perikanan sebanyak 0,06 persen. Lebih lanjut,<br />
kenaikan NTP sub-sektor peternakan sebesar 0,94 persen merupakan andil terbesar dalam<br />
kenaikan NTP secara keseluruhan periode September 2016.<br />
Kesejahteraan petani juga dipengaruhi kepemilikan dan/atau penguasaan lahan.<br />
Semakin kecil luas kepemilikan lahan, semakin sedikit ruang gerak berimprovisasi<br />
meningkatkan pendapatan. Di sini rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan dapat<br />
digolongkan ke dalam dua kelompok besar : petani gurem (penguasaan lahan kurang<br />
dari 0,50 hektar) dan bukan petani gurem (lahan 0,50 hektar atau lebih). Pada tahun<br />
2013, tercatat pengguna lahan sebanyak 25.751.267 rumah tangga dengan catatan di<br />
dalamnya terdapat 14.248.864 rumah tangga terkategorikan kelompok petani gurem.<br />
Masih dari Sensus Pertanian 2013, rata-rata luas lahan dikuasai rumah tangga usaha<br />
pertanian memang mengalami kenaikan bila dibanding 2003.<br />
Rata-rata luas lahan dikuasai per rumah tangga 2013 adalah 8 925,64 m², dengan<br />
rata-rata luas lahan pertanian dikuasai 8 581,19 m², naik sebesar 144,51 persen dibanding<br />
2003 yang tercatat 3 509,59 m². Kenaikan luasan kepemilikan menggambarkan adanya<br />
sebagian petani kecil melepas sebagian lahan miliknya, drop out dari kegiatan bertani, dan<br />
munculnya isu konsolidasi lahan di tangan petani besar. Penurunan rumah tangga usaha<br />
pertanian merefleksikan berlanjutnya alih fungsi lahan untuk keperluan pembangunan,<br />
perluasan industri, dan konsekuensi pemekaran kota. Anjlognya jumlah rumah tangga<br />
usaha pertanian dalam angka tidak kecil diyakini berpotensi terganggunya produksi<br />
pangan nasional.<br />
Keberlanjutan Ekonomi<br />
Reformasi politik memberikan keleluasaan bagi petani untuk menanam atau tidak<br />
menanam komoditas agribisnis tertentu meskipun di mata publik dianggap penting dalam<br />
menyangga gawang kedaulatan pangan bangsa. Kebebasan tersebut rontok menyusul<br />
tidak adanya jaminan sosial memadai bagi petani selaku produsen. Ketidakhadiran<br />
negara di lingkungan petani dan komunitas pedesaan memicu ketidakpercayaan berujung<br />
kecenderungan bagi mereka mencari sendiri pola usahatani dan model bisnis yang dianggap<br />
sesuai.<br />
Kehadiran negara diperlukan guna memberikan kepastian bagi petani bahwa<br />
produk mereka terserap pasar dengan harga memadai. Ketika semua harga diserahkan<br />
mekanisme pasar, tindakan paling rasional yang dapat dilakukan negara hanyalah<br />
mengendalikan stok. Pengertiannya konkretnya, selama produksi dalam negeri belum<br />
mampu menutup seluruh kebutuhan, impor hendaknya dilakukan secara tepat menyankut<br />
jumlah, waktu, pelabuhan tujuan, dan perusahaan pemegang lisensi. Pengalaman<br />
menunjukkan, bila impor tidak dilaksanakan berdasarkan asas tadi membuat petani tak<br />
berdaya. Melimpahnya stok akibat banjir produk impor menstimulasi jatuhnya harga<br />
pada level petani.<br />
Pertanian berkelanjutan bukan hanya terkait pengelolaan agroekosistem sesuai asas<br />
konservasi dan perhatian lebih besar terhadap kelestarian sumber daya alam, melainkan<br />
juga bagaimana petani mendapatkan profit secara wajar sehingga aspek keberlanjutan<br />
ekonomi dapat dilaksanakan. Tanpa dukungan finansial memadai dari hasil penyisihan<br />
profit, petani akan terus terjerat kepentingan jangka pendek dengan mengimplementasikan<br />
budidaya seadanya dan mungkin jauh dari asas konservasi.<br />
TABLOID<br />
Pemimpin umum<br />
Nyoman Sudapet<br />
Pemimpin Redaksi/<br />
Penanggung Jawab<br />
Bambang Wiliarto<br />
Redaktur Pelaksana<br />
Samudera Ghozuwan<br />
Wartawan Senior<br />
HM Taufiq<br />
Koordinator Liputan<br />
Ghozuwan, Yosef Sintar<br />
Redaktur/Ass Korlip<br />
Yosep Sintar,<br />
Antonius Andhika<br />
Anggota Redaksi<br />
Antonius Andhika, Romadhona,<br />
Samudera, Yenny Noer R,<br />
Yosef Sintar<br />
Gresik<br />
Samudera Ghozuwan<br />
Sidoarjo<br />
Yosef Sintar<br />
Mojokerto<br />
Nyoto Eko Sudarmanto<br />
Malang & Batu<br />
Erno<br />
Lamongan<br />
Samudra<br />
Blitar<br />
Khoirul Abadi<br />
Tuban<br />
Imam Suroso<br />
Madiun<br />
Ajun Ally<br />
Ngawi & Magetan<br />
Eko Setiyowati<br />
Probolinggo<br />
Yusron Fuadi<br />
Fotografer<br />
Romadhona Yulian BW<br />
Marketing<br />
Noor NH<br />
Desain Grafis<br />
M. Hadi Widjaja<br />
Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />
- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />
- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />
Ketampon <strong>Surabaya</strong><br />
Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />
5675240.<br />
Email<br />
editor_bisnis@yahoo.co.id<br />
Penerbit :<br />
PT <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> Pos<br />
Rekening Bank Jatim<br />
075-1004-753<br />
a/n PT Tarukan Media Dharma<br />
Pencetak :<br />
PT Percetakan Bali Post<br />
Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />
Perwakilan :<br />
Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />
225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />
Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />
Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />
Jakarta.<br />
Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />
Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />
minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />
(bayar dimuka),<br />
Iklan Display Full Colour : Rp<br />
15.000/mmk<br />
Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />
Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />
mmk<br />
Informasi dan Pemasangan Iklan<br />
Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />
Fax. 031 5675240<br />
“ Jika pers merugikan,<br />
jangan main hakim sendiri,<br />
gunakan hak jawab atau<br />
adukan ke Dewan Pers”<br />
( Pesan ini disampaikan <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> dan Dewan Pers )<br />
Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />
Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />
(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />
75, Fax (021) 3452030,<br />
E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />
Twitter : @dewanpers<br />
Website : www.dewanpers.or.id /<br />
www.presscouncil.or.id<br />
WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />
MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />
TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />
MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
PERGERAKAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA SEPEKAN<br />
Bank<br />
5<br />
TANGGAL<br />
AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />
Perkuat Ketahanan Pangan<br />
BI Resmikan Rumah Kedelai di Lamongan<br />
Sumber : BI(ton)<br />
Lamongan, BS-<br />
Besarnya potensi pertanian di<br />
Kabupaten Lamongan mendorong<br />
Kantor Perwakilan Bank Indonesia<br />
Provinsi Jawa Timur untuk mendukung<br />
program pemerintah melalui pembentukan<br />
dan pengembangan klaster kedelai.<br />
Hal ini dilakukan sebagai dukungan dan<br />
kontribusi BI untuk mencapai ketahanan dan<br />
kemandirian pangan nasional, peningkatan<br />
pertumbuhan ekonomi daerah, penguatan sinergi<br />
Bank Indonesia dengan pihak pemerintah<br />
daerah di sektor riil serta pengendalian inflasi<br />
komoditas pangan.<br />
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar<br />
usai meresmikan program sosial BI rumah<br />
kedelai di Lamongan, Jum’at (25/11) mengatakan,<br />
pendampingan yang diberikan BI<br />
pada Klaster kedelai Lamongan mulai tahun<br />
2015 mampu meningkatkan produktivitas kedelai<br />
melalui penggunaan varietas Grobogan<br />
dari 1,4 ton/ha menjadi 2,3 ton/ha.<br />
“Peningkatan produksi ini selaras dengan<br />
upaya Bank Indonesia dan pemerintah untuk<br />
mendorong substitusi impor komoditas, sehingga<br />
mampu meminimalkan tekanan terhadap<br />
neraca keuangan Indonesia dan menjaga<br />
kestabilan nilai tukar,” katanya.<br />
Rumah kedelai Kabupaten Lamongan,<br />
lanjut Hendar, didukung sejumlah fasilitas<br />
diantaranya, pusat perbenihan kedelai, unit<br />
usaha produksi tepung limbah dan pusat<br />
edukasi perkedelaian.<br />
Adanya Seed Centre Rumah Kedelai<br />
diharapkan mendukung kemandirian pasokan<br />
benih kedelai melalui penelitian dan pengembangan<br />
vaietas baru kedelai lamongan,<br />
produksi benih berlabel/bersertifikat, pasokan<br />
kebutuhan benih kedelai, dan pusat informasi<br />
perbenihan kedelai.<br />
Selain itu, adanya proses peningkatan<br />
nilai tambah komoditas dari industri primer<br />
menjadi bahan jadi dalam Rumah Kedelai<br />
dapat memperkuat daya tawar dan daya saing<br />
produk di pasar. Melalui Rumah Kedelai<br />
ini, diharapkan dapat menjadikan Kabupaten<br />
Lamongan sebagai pusat edukasi dan<br />
pembibitan serta percontohan pengembangan<br />
kedelai khususnya di Jawa Timur.<br />
Sementara itu, Bupati Lamongan, H.<br />
Fadeli berharap, Kabupaten Lamongan mandiri<br />
dalam pasokan benih kedelai, meningkatkan<br />
nilai tambah kedelai serta peningkatan<br />
kapasitas SDM dan penguatan kelembagaan<br />
petani kedelai.<br />
Selain itu Fadeli menginginkan produk<br />
kedelai 31 ton / tahunnya. Bahkan hasil<br />
kedelai di Lamongan saat ini terbesar no 2 di<br />
Jatim. Di 2016 pertanian jagung sebesar 100<br />
hektar jagung yang rata- rata masih menghasilkan<br />
6 ton per Ha nya.<br />
Kini pemkab telah mengkonsep 100<br />
ha tidak hanya mentok produksi 10 ton<br />
saja. Pihaknya juga optimis bisa mencapai<br />
target tersebut bahkan di 2017 menargetkan<br />
penghasil jagung untuk 8500 hektar semua 12<br />
kecamatan kabupaten Lamongan tersebut.<br />
“Semua bisa dicapai dengan moderesasi<br />
jagung dan pagi sebagai lumbung pangan,”<br />
katanya.<br />
Ditambahkan Fadeli hasil padi, jagung<br />
dan kedelai yang berkembang dengan dukungan<br />
BI. Sehingga sebagai motivasi masyarakat<br />
Lamongan dibidang pertanian. Tak hanya<br />
itu, pemkab Lamongan akan mengembangkan<br />
warung sehat.<br />
“Kalau berjalan dengan baik. Maka,<br />
pertumbngan di Lamongan ini akan lebih baik<br />
tanpa harus dihantui dengan kenaikan inflasi<br />
. Bila pertumbuhan perekonomian membaik<br />
tentunya kesejahteraan ekonominya akan<br />
baik,” pungkasnya. (ton)<br />
Transformasi Industri Manufaktur Kunci Daya Saing Global Indonesia<br />
Transformasi pada industri<br />
manufaktur merupakan salah satu<br />
kunci untuk meningkatkan daya<br />
saing global Indonesia. Oleh karena<br />
itu, strategi transformasi industri<br />
yang terencana, komprehensif, dan<br />
terkoordinasi sangat dibutuhkan.<br />
Transformasi industri harus dilaksanakan<br />
melalui pembenahan dalam<br />
berbagai lini, mulai dari sumber<br />
daya manusia, hingga pasokan<br />
energi dan infrastruktur lainnya.<br />
Demikian mengemuka dalam<br />
Rapat Koordinasi Pemerintah<br />
Pusat, Pemerintah Daerah dan<br />
Bank Indonesia yang diselenggarakan<br />
di <strong>Surabaya</strong> pada hari<br />
ini, Jumat 25 November 2016. Rapat<br />
dihadiri oleh Gubernur dan Anggota<br />
Dewan Gubernur Bank Indonesia,<br />
pejabat tinggi Kementerian Perencanaan<br />
Pembangunan Nasional/Bappenas,<br />
Kementerian Perindustrian, serta<br />
Kementerian Energi dan Sumber<br />
Daya Mineral. Hadir mewakili<br />
Pemerintah Daerah adalah Gubernur<br />
Jawa Timur serta beberapa Bupati di<br />
wilayah Jawa Timur.<br />
Sejumlah tantangan masih dihadapi<br />
dalam pengembangan sektor<br />
industri manufaktur di Indonesia.<br />
Rapat koordinasi mengidentifikasi<br />
tujuh tantangan pengembangan sektor<br />
industri. Pertama, postur industri<br />
yang tidak imbang dengan komposisi<br />
terbesar merupakan industri<br />
berskala mikro dan kecil serta peran<br />
Industri Kecil dan Menengah<br />
(IKM) dalam rantai industri<br />
manufaktur Indonesia yang<br />
masih belum optimal.<br />
Kedua, relatif rendahnya<br />
kualitas Sumber Daya Manusia<br />
yang tercermin dari<br />
produktivitas tenaga<br />
kerja yang kurang<br />
kompetitif dan<br />
tingkat<br />
kekakuan<br />
(rigiditas) pasar tenaga kerja yang<br />
tinggi. Ketiga, belum tersedianya<br />
energi yang andal dengan harga<br />
kompetitif.<br />
Keempat, efisiensi logistik dan<br />
dukungan industri manufaktur yang<br />
masih belum memadai. Kelima,<br />
kebijakan industri yang belum<br />
terintegrasi antar lembaga terkait dan<br />
antara pemerintah pusat dan daerah.<br />
Keenam, struktur industri yang<br />
belum berimbang yang menciptakan<br />
ketergantungan bahan baku dan<br />
penolong pada luar negeri. Ketujuh,<br />
keterbatasan sumber pembiayaan<br />
industri terutama dari sisi keberagamannya.<br />
Tantangan pengembangan industri<br />
Indonesia akan dijawab<br />
melalui Rencana Induk<br />
Pembangunan Industri<br />
Nasional (RIPIN) yang<br />
difokuskan pada upaya<br />
meningkatkan nilai tambah<br />
SDA.<br />
(tahap 1), mendorong<br />
keunggulan<br />
kompetitif<br />
dan<br />
berwawasan<br />
lingkungan.<br />
(tahap<br />
2), serta<br />
menjadikan<br />
Indonesia<br />
sebagai<br />
negara<br />
industri tangguh.<br />
(tahap 3). Rapat koordinasi<br />
menghasilkan sejumlah kesepakatan<br />
penting yang akan diwujudkan<br />
dalam bentuk kebijakan yang terintegrasi,<br />
saling bersinergi, dan secara<br />
konsisten diarahkan pada penguatan<br />
daya saing industri nasional, dengan<br />
prioritas pada:<br />
Peningkatan kapabilitas sumber<br />
daya manusia melalui perluasan<br />
akses pendidikan vokasional dan<br />
pengembangan standar kompetensi<br />
kerja nasional a.l. melalui pengembangan<br />
kerjasama antar akademisibisnis-pemerintah,<br />
sertifikasi tenaga<br />
kerja industri, dan pembangunan<br />
sekolah-sekolah vokasi yang spesifik<br />
di Kawasan Industri (KI), serta memfasilitasi<br />
SMK yang telah ada untuk<br />
bekerjasama dengan industri.<br />
Penyempurnaan dan penataan<br />
regulasi terkait ketenagakerjaan,<br />
khususnya UU No.13 Tahun 2003<br />
tentang ketenagakerjaan, yakni dengan<br />
menghilangkan pasal-pasal yang<br />
dianggap kaku dan mengharmonisasikan<br />
dengan UU No.40 Tahun 2004<br />
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,<br />
untuk memberikan keseimbangan<br />
antara penciptaan lapangan kerja<br />
dan perlindungan tenaga kerja.<br />
Pengembangan sektor industri<br />
padat tenaga kerja dan berorientasi<br />
ekspor serta pengembangan<br />
industri berbasis SDA (hilirisasi).<br />
Industri yang didorong pertumbuhannya<br />
antara lain industri berbasis<br />
agro (seperti minyak sawit di Sei<br />
Mangkei, green diesel di Dumai,<br />
minyak goreng di Bontang), industri<br />
berbasis mineral logam (seperti besi<br />
beton di Batulicin, baja berbasis pasir<br />
besi di Kulon Progo, dan stainless<br />
steel di Morowali), industri yang<br />
berbasis migas dan batu bara (seperti<br />
methanol di Muara Enim), serta<br />
pengembangan sentra industri kecil<br />
dan menengah (IKM) di daerah.<br />
Penyediaan pasokan energi,<br />
termasuk percepatan pembangunan<br />
proyek 35.000 megawatt yang<br />
diutamakan pada daerah-daerah yang<br />
mengalami defisit listrik. Selain itu,<br />
akan dijajaki kemungkinan penyesuaian<br />
harga energi yang mendorong<br />
daya saing industri, termasuk upaya<br />
mengurangi harga gas a.l. dengan<br />
memperpendek jalur distribusi<br />
penjualan gas.<br />
Pembatalan Perda yang menghambat<br />
pengembangan investasi dan<br />
industri di daerah dilakukan dengan<br />
melibatkan langsung peran Kepala<br />
Daerah dan DPRD, dan Pemerintah<br />
Pusat.<br />
Pengembangan kerjasama antar<br />
daerah antara lain melalui pendirian<br />
perwakilan dagang sebagai bagian<br />
untuk mendorong berkembangnya<br />
lalulintas perdagangan antar daerah,<br />
serta pengembangan perwakilan<br />
dagang di negara mitra untuk mendorong<br />
perluasan akses pasar.<br />
Penyediaan paket insentif<br />
investasi oleh Pemda yang disesuaikan<br />
dengan karakteristik daerah<br />
untuk mendorong berkembangnya<br />
investasi serta didukung upaya untuk<br />
mempercepat penyediaan infrastruktur<br />
yang sesuai dengan kebutuhan<br />
investor serta memperluas akses<br />
permodalan.<br />
Ke depan, para peserta rakor<br />
sepakat untuk terus memperkuat<br />
koordinasi dan sinergi kebijakan<br />
dalam rangka mempercepat transformasi<br />
industri manufaktur sehingga<br />
dapat mendorong industrialisasi<br />
Indonesia yang berdaya saing global.
6<br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Wanita Sukawati Mepeed Tulus Hati<br />
Semerbak harum bunga cempaka berdesir menggugah suksma. Semilir wangi kembang kecil berkelopak lentur itu, menggiring<br />
masyarakat Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar, menuju jalan utama di sepanjang desa menyaksikan sebuah tradisi yang telah<br />
diwarisi sejak dulu. Seperti setiap sore, pada 16-19 November lalu, bunga cempaka putih dan kuning ditata indah sebagai rias<br />
kepala para dara setempat. Berbusana busana adat, mengayun langkah pelan sembari menyunggingkan senyum. Ya, peed, adalah<br />
persembahan keagamaan yang tak pernah lekang dari antusiasisme partisipasi tulus wanita Sukawati.<br />
Laras, salah seorang gadis Sukawati,<br />
pada 16 November itu, menghias<br />
diri mengenakan busana adat<br />
tradisional agung. Sore itu, bersama ratusan<br />
wanita Sukawati lainnya ia mendapat giliran<br />
mapeed. “Sebuah kesempatan langka yang<br />
sudah setahun ditunggu-tunggu,” kata dara<br />
berusia 18 tahun ini ceria. Tradisi yang terkait<br />
erat dengan ritual keagamaan itu biasanya hadir<br />
saat penyelenggaraan odalan besar di Pura<br />
Tri Kahyangan setempat. Peed pada pertengahan<br />
November ini berkaitan dengan odalan<br />
di Pura Desa Sukawati. Memang, partisipan<br />
terbesar dari tradisi ini adalah kaum wanita,<br />
umumnya para remaja putri. Namun, anakanak<br />
belia dan ibu-ibu, bahkan nenek-nenek<br />
pun banyak yang dengan sarat euforia tampil<br />
mapeed.<br />
Di tengah masyarakat Bali, peed dimaknai<br />
sebagai sebuah iring-iringan, biasanya dalam<br />
konteks ritual keagamaan. Di Desa Sukawati<br />
juga demikian, namun pengertiannya lebih<br />
spesifik. Istilah peed diduga terangkat dari<br />
kekhasan berbusana adat para kaum wanitanya.<br />
Khususnya ujung kain (kancut) yang<br />
dikenakan agak panjang, sekitar satu meter,<br />
dan jika berjalan diseret (paid) disela kedua<br />
kaki. Model pengenaan kamen seperti itu<br />
dapat kita saksikan dalam tari Oleg Tamulilingan.<br />
Tapi kini kendati pun tidak semua peserta<br />
memakai kamen kancut panjang (mekancut),<br />
tradisi desa Sukawati itu masih dengan takzim<br />
disebut peed.<br />
Sejatinya tradisi mapeed di Sukawati<br />
berkaitan dengan pengambilan air suci, dari<br />
Pura kesebuah sumber mata air di desa setempat<br />
sebagai wangsuhpada yang dipercikkan<br />
kepada umat dalam persembahyangan. Jarak<br />
antara Pura ke sumber mata air itu sekitar dua<br />
kilometer. Tetapi karena iring-iringan peed<br />
tersebut berayun pelan, jarak yang relatif<br />
pendek itu ditempuh hingga satu jam. Selain<br />
didominasi oleh partisipan kaum wanita, para<br />
pemangku pura memegang peran terpenting<br />
dalam ritual yang berlangsung pada sore hari.<br />
Hari-hari mapeed dalam ritual keagamaan<br />
itu pada umumnya memang dinanti-nanti oleh<br />
kaum wanita Desa Sukawati. Selain mempersiapkan<br />
bunga cempaka dan atribut hiasan<br />
kepala lainnya, jauh-jauh hari mereka telah<br />
mempersiapkan busana yang akan dipakai.<br />
Dulu, para peserta peed memakai pakaian<br />
pribadi hingga penonton dapat meraba-raba<br />
status sosial keluarga orang tersebut. Tapi<br />
perkembangannya kini, kebanyakan partisipan<br />
peed memanfaatkan jasa penyewaan pakaian<br />
adat dan agama yang banyak bertebaran.<br />
Begitu juga dalam hal memoles wajah (make<br />
up), tak lagi amatiran seperti dulu. Kini, umumnya<br />
diserahkan sepenuhnya pada tenaga<br />
profesional salon-salon kecantikan. Biaya keseluruhan<br />
tata rias dan busana peed Sukawati<br />
itu, kini rata-rata sekitar Rp 1 juta untuk<br />
wanita dewasa dan Rp 500.000 – Rp 700.000<br />
untuk gadis belia dan remaja.<br />
Kendati sudah bergeser kepada kepraktisan,<br />
semangat mapeed tampaknya masih<br />
berhulu pada relung religiusitas yaitu spirit<br />
ngayah. Seperti kita ketahui, ngayah adalah<br />
sebuah energi kultural yang menyangga seni<br />
dan kebudayaan masyarakat Bali. Ngayah<br />
mapeed kaum wanita Sukawati dipersembahkan<br />
secara tulus ikhlas disertai rasa bhakti<br />
nan dalam kepada Hyang Widhi. Jika tidak<br />
demikian, bagaimana mungkin mereka mempersiapkan<br />
finansial, mental, dan fisik tanpa<br />
adanya bersitan pamerih sama sekali. Mereka<br />
hadir ngayah mapeed dengan keceriaan hati<br />
dan nurani bening. Ketika sore telah merambat,<br />
ritual peed pun dimulai. Seribu orang<br />
wanita berpartisipasi dalam ritual peed selama<br />
empat hari itu. Penonton berkerumun sepanjang<br />
jalan yang dilalui iring-iringan. Tak ketinggalan<br />
para wisatawan mancanegara juga<br />
banyak yang datang menyimak atraksi budaya<br />
ini. Dari arah pura terdengar derap gamelan<br />
balaganjur. Pada barisan terdepan. Beragam<br />
atribut panji-panji pura seperti umbul-umbul,<br />
pajeng, kober, beragam jenis tombak, dibawa<br />
oleh puluhan remaja pria. Sebuah group<br />
gamelan baleganjur mengikuti di belakangnya,<br />
berjalan selangkah demi selangkah memainkan<br />
tatabuhan bernuansa agung. Sepasang<br />
instrumen kendang mengendalikan gending,<br />
cengceng mengisi ritme, reong menjalin<br />
melodi, dan debur gong menggarisbawahi.<br />
Mengalirlah kemudian barisan peed.<br />
Dimulai dari partisipan gadis-gadis belia dan<br />
diteruskan dara remaja dan selanjutkan kaum<br />
ibu-ibu serta juga nenek-nenek. Langkah<br />
diayun ayu terukur dan anggun seakan mengikuti<br />
tempo atau irama ponggang gamelan baleganjur.<br />
Semua mengalir satu persatu dengan<br />
sunggingan senyumnya masing-masing. Tapi,<br />
awas, langkahnya mesti diayun hati-hati, jangan<br />
sampai terjatuh. Jangan sampai menginjak<br />
julurun kain (kancut) peserta didepannya<br />
atau sebaliknya kain sendiri terinjak peserta di<br />
belakang.<br />
Pada barisan paling belakang dikunci<br />
kembali dengan sepasukan group gamelan<br />
baleganjur. Ada juga sekumpulan ibu-ibu<br />
mengumandangkan kidung suci. Di tengahtengahnya<br />
para pemangku berseragam putih<br />
mengusung toples-toples tempat dan atau<br />
berisi air suci yang diambil di sumber mata<br />
air dan atau dibawa ke pura. Ritual peed<br />
ini berakhir pada senja hari di halaman luar<br />
pura. Para peserta pun, kemudian kembali<br />
ke rumah masing-masing melepas busana<br />
peed-nya. Batin bahagia membuncah dihati<br />
masing-masing. Menurut<br />
Laras<br />
yang kini sedang mena-<br />
pak<br />
bangku kuliah di ISI Denpasar,<br />
berpartisipasi dalam<br />
ritual keagamaan adalah<br />
ungkapan tulus bakti pada<br />
kasih nirmala Hyang Widhi<br />
Wasa. “Kaum wanita<br />
Desa Sukawati akan setia<br />
mengawal tradisi agung ini,“<br />
tegas Laras, penerima<br />
Anugrah Kebudayaan<br />
RI 2014 dalam bidang<br />
Seni Tari dan Seni<br />
Bercerita ini. (kadek<br />
suartaya)
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Standarisasi Penilaian Kesesuaian<br />
Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Daerah<br />
<strong>Bisnis</strong> Madiun<br />
7<br />
Pemerintah Kabupaten<br />
(Pemkab) Madiun bersama<br />
Badan Standarisasi<br />
Nasional (BSN) melakukan Penandatangan<br />
Nota Kesepahaman<br />
(MoU).<br />
Setelah itu, dilanjutkan pelaksanaan<br />
seminar tentang Peranan<br />
Standarisasi Penilaian Kesesuaian.<br />
Tujuan itu yakni untuk memberikan<br />
wawasan dan pengetahuan<br />
tentang pentingnya Standarisasi<br />
Penilaian Kesesuaian dalam<br />
rangka meningkatkan daya saing<br />
daerah.<br />
“Meningkatkan kualitas pelayanan<br />
publik, melindungi kepentingan<br />
masyarakat serta pelaku<br />
usaha di Kabupaten Madiun,” ujar<br />
H. Muhtarom Bupati Madiun usai<br />
penandatanganan MoU di pendopo<br />
kabupaten, Kamis (24/11).<br />
Ia mengatakan bangsa Indonesia<br />
mempunyai potensi alam dan<br />
sumber daya manusia yang besar.<br />
Tentu memiliki peluang untuk<br />
menjadi negara maju, demikian<br />
juga dengan Kabupaten Madiun.<br />
Untuk bisa mencapai hal<br />
tersebut, ada tiga landasan fundamental<br />
yang harus diperkuat yaitu<br />
kemandirian, meningkatkan daya<br />
saing dan mampu membangun<br />
peradaban yang mulia.<br />
“Tiga hal inilah, sebagai kunci<br />
untuk menghadapi globalisasi dunia<br />
yang semakin ketat persaingannya,”<br />
jelasnya.<br />
Menurutnya agar dapat bisa<br />
bersaing dalam rantai produksi dan<br />
transaksi global, harus memenuhi<br />
persyaratan produksi dan transaksi<br />
yang ditetapkan pemain<br />
pasar global. Selain itu, mampu<br />
menerapkan aturan-aturan di pasar<br />
dalam negeri untuk melindungi<br />
seluruh kepentingan bangsa.<br />
Persyaratan yang berlaku secara<br />
umum, akhirnya pada lingkup<br />
dalam negeri diperlukan standarisasi<br />
baku yang oleh Pemerintah<br />
diwujudkan dalam bentuk Undang-<br />
Undang Nomor 20 tahun 2014<br />
tentang Standarisasi dan Penilaian<br />
Kesesuaian.<br />
“Dan lembaga yang diberi<br />
amanah dan wewenang untuk<br />
menjalankan Standar Nasional<br />
Indonesia (SNI), adalah BSN,”<br />
paparnya.(jun)<br />
H. Muhtarom (tengah) menandatangani Nota Kesepahaman Satgas Saber Pungli.<br />
Ingin Madiun Bersih<br />
Bentuk Satgas Saber Pungli<br />
Praktek pungutan liar (Pungli) bisa merusak sendi-sendi kehidupan. Dan<br />
praktek seperti ini perlu diberantas agar tidak merugikan masyarakat.<br />
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun menyelenggarakan Penandatangan<br />
Nota Kesepahaman (MoU) tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan<br />
Liar atau Satgas Saber Pungli.<br />
Penandatangan itu dilakukan Bupati Madiun, Kajari Madiun, Kapolres<br />
Madiun, Pasi Intel Kodim 0803 Madiun dan POM TNI CPM Madiun. Hal<br />
itu berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satgas<br />
Saber Pungli.<br />
“Praktik-praktek pungutan liar (Pungli), telah merusak sendi kehidupan<br />
bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara,” ujar Bupati Madiun, H.<br />
Muhtarom usai MoU, Kamis (24/11).<br />
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah memandang perlu upaya pemberantasan<br />
secara tegas, terpadu, efektif, efisien dan mampu menimbulkan efek jera. Satgas<br />
Saber Pungli, mempunyai tugas yaitu melaksanakan pemberantasan pungutan<br />
liar secara efektif dan efisien.<br />
“Mengoptimalkan pemanfaatan personil, satuan kerja dan sarana prasarana<br />
baik yang ada di Kementrian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah.<br />
Satgas Saber Pungli akan menyelenggarakan fungsi intelejen, pencegahan,<br />
penindakan dan yustisi,” jelasnya.(jun)<br />
Optimalkan Desa, Bapemas<br />
Probolinggo Selenggarakan Ovop<br />
<strong>Bisnis</strong> Penggilingan Daging, Hasilnya Lumayan<br />
Maraknya penjual cilok, membuat jasa penggilingan<br />
daging kebanjiran berkah. Setiap hari, penggilingan<br />
daging tak pernah sepi. Tak hanya daging sapi, kini ikan<br />
juga digiling sebagai bahan makanan olahan.<br />
Dengan menggunakan dua mesin giling, Nunung,<br />
membuka usaha jasa giling daging di Desa Genteng<br />
Wetan, Genteng.<br />
Usaha ini sudah ditekuni sejak 7 tahun silam. Dibantu<br />
5 karyawan, jasa penggilingan daging memudahkan<br />
konsumen. “ Ada yang tugas membersihkan ayam, tulangnya.<br />
Lalu, menggiling,” kata Nunung kepada <strong>Bisnis</strong><br />
Banyuwangi, pekan lalu.<br />
Tarif jasa giling daging ini berkisar Rp 3.500 hingga<br />
Rp 4.000 per kilogram. Dari usaha ini, Nunung mengaku<br />
bisa mendapat omzet Rp 3 juta hingga Rp 4 juta<br />
per bulan. Momen puasa dan jelang Lebaran adalah<br />
musim panen penggilangan daging. “ Kalau momen itu,<br />
omzet bisa Rp 10 juta,” jelasnya.<br />
Para pelanggan jasa giling daging ini biasanya penjual<br />
bakso dan cilok. Ada juga, ibu rumah tangga yang<br />
ingin membuat bakso sendiri. Selain jasa selep daging,<br />
pihaknya menyediakan bumbu dan tepung bahan pembuat<br />
pentol. Mulai penyedap hingga kecap. Seluruh<br />
bumbu ini diracik sendiri. “ Saya meracik sendiri. Jadi,<br />
rasa bumbunya dijamin pas,” yakin Nunung.<br />
Bagi penjual bakso pemula, kata dia, pihaknya juga<br />
memberikan garansi bumbu yang tepat. Sehingga, tak<br />
perlu khawatir dengan hasil gilingan dan rasa pentolnya.<br />
“ Kami memberikan layanan lengkap. Konsumen tinggal<br />
datang, bawa pulang daging giling siap olah,” jelasnya.<br />
Di tengah persaingan jasa giling daging, Nunung<br />
memiliki trik khusus manggaet pelanggan. Salah satunya,<br />
menyiapkan semua kebutuhan konsumen di tokonya.<br />
Sehingga, pelanggan tak perlu repot mencari bahan yang<br />
dibutuhkan. Proses giling juga dibuat esktra cepat. Harapannya,<br />
pelanggan tak perlu menunggu lama saat menggunakan<br />
jasa giling. “ Dengan sikap ramah dan cepat,<br />
kunci pelanggan akan kembali,” pungkasnya. (ida)<br />
Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas)Kabupaten Probolinggo<br />
mengadakan kegiatan OVOP (One Village One Product). Kegiatan ini bertujuan<br />
ingin mengoptimalkan potensi desa untuk kesejahteraan masyarakat.<br />
Kegiatan berlangsung di Gedung Islamic Center Probolinggo, Selasa<br />
(22/11) itu dihadiri Bupati Probolinggo Hj.Puput Tantriana Sari,SE dan<br />
sejumlah undangan.<br />
“Kami selaku<br />
pemerintah<br />
daerah<br />
melalui<br />
Badan Pemberdayaan<br />
Masyarakat<br />
tidak akan<br />
ada henti<br />
hentinya untuk<br />
memberikan<br />
pelatihan<br />
dan memberikan<br />
jalan<br />
untuk bisa berkembangnya Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil<br />
Menengah (UKM) kususnya yang ada di Kabupaten Probolinggo,”ujar<br />
bupati.<br />
Lebih lanjut dikatakannya,saat ini UKM yang ada di Kecamatan Pajarakan<br />
sudah sangat berkembang dan telah saya sampaikan untuk membuat sesuatu<br />
yang baru terkait pembuatan abon. Kalau abon yang terbuat dari daging<br />
ataupun dari jenis hewani sudah banyak kita temui,maka saya minta untuk<br />
dicoba bahan dasarnya dari kluwe.<br />
Sementara itu Kepala Bapemas Kabupaten Probolinggo Heri S menambahkan<br />
program Ovop ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan<br />
untuk meningkatkan potensi yang ada didesa desa.<br />
Camat Pajarakan Drs.Sukarno yang dikonfirmasi berkaitan dengan<br />
adanya abon dari bahan dasar kluwe yang ternyata membawa kemenangan<br />
pada acara Ovop Award 2016 yang diselenggarakan oleh Bapemas Kabupaten<br />
Probolinggo dengan juara dua kategori dataran rendah atau pesisir dan<br />
mendapatkan uang senilai Rp 7.500.000,- (yus)
8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Gayeng, Ibu-ibu Sidomukti Ikuti<br />
Pelatihan Biskuit Tempe<br />
Aromanya Khas, Rasanya Enak<br />
Ketika oven dibuka,<br />
tercium aroma biscuit<br />
yang memancing<br />
selera. Melihat biskuitnya sudah<br />
setengah matang, tampak binarbinar<br />
kebahagiaan dari para ibu dari<br />
Desa Sidomukti. Mereka bangga<br />
karena hasil prakteknya dalam<br />
membuat biscuit tempe sudah<br />
setengah berhasil.<br />
“Ini enak, saya akan mencobanya<br />
nanti dirumah,” ujar Farikha<br />
(37) salah seorang peserta kegiatan<br />
fasilitasi bagi industri kecil menengah<br />
(IKM) terhadap pemanfaatan<br />
sumber daya. Peserta lainnya juga<br />
berkomentar enak rasanya.<br />
Kegiatan ini dilaksanakan oleh<br />
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian<br />
Perdagangan (Diskoperindag)<br />
Gresik. Kegiatan dilaksanakan di<br />
Balai Kelurahan Sidomukti Kecamatan<br />
Kebomas selama 4 hari.<br />
Selain pembuatan makanan berbahan<br />
tempe, Diskoperindag juga<br />
memberikan pelatihan pengemasan.<br />
Rencananya pada hari terakhir dilaksanakan<br />
pelatihan pengemasan.<br />
Sampai hari ini, setidaknya<br />
sudah empat jenis masakan olahan<br />
berbahan tempe yang diajarkan<br />
oleh Nugrahani, M.Pd dari Fakultas<br />
Teknik Tata Boga Unesa <strong>Surabaya</strong>.<br />
Produk itu bernama nugget tempe,<br />
biscuit tempe, pastel jamur tempe<br />
dan sempol tempe. “Saya yakin<br />
produk yang saya ajarkan ini akan<br />
diterima karena produk ini termasuk<br />
Ibu-ibu Kelurahan Sidomukti sedang mengikuti pelatihan berbahan tempe<br />
frozen food yang bisa awet dengan<br />
pendinginan,” kata Nugrahani.<br />
Dan secara ekonomis akan<br />
mendatangkan keuntungan yang<br />
lumayan, “Ada keuntungan sekitar<br />
limapuluh persen lebih dari modal<br />
yang dikeluarkan,” tambah Nugrahani.<br />
Dia juga menyatakan optimis<br />
produk yang diajarkannya ini<br />
akan diterima masyarakat. “Kalau<br />
memang para ibu membuat dengan<br />
cara yang benar sesuai resep<br />
yang kami ajarkan, saya yakin bila<br />
dilempar ke pasaran dan akan laku”<br />
ungkapnya.<br />
Sementara itu Kepala Dinas<br />
Koperasi, UKM, Perindustrian<br />
Perdagangan Gresik Najikh menyatakan,<br />
program ini intinya menumbuhkan<br />
sentra baru IKM. “Kita<br />
tahu Kelurahan Sidomukti adalah<br />
kelurahan yang sangat khas. Dari<br />
3.429 jumlah penduduknya, lebih<br />
dari lima puluh persen adalah pelaku<br />
industri kecil menengah. Kelurahan<br />
Sidomukti dikelilingi 2 wilayah<br />
lain yakni Klangonan dan Giri yang<br />
tempat puluhan perajin tahu tempe<br />
di Gresik,” jelas Najikh..<br />
Dengan demikian, masyarakat<br />
kelurahan Sidomukti akan mudah<br />
mendapatkan bahan baku tempe.<br />
Selain itu, akan meningkatkan nilai<br />
ekonomis tempe. Yang awalnya<br />
hanya dibuat tempe goreng dan<br />
keripik tempe. Maka dengan diajarkan<br />
berbagai olahan berbahan dasar<br />
tempe, kedepan nilai ekonomis tempe<br />
makin tinggi dan kesejahteraan<br />
masyarakat setempat bisa terdongkrak.<br />
(sam)<br />
Stasiun KA <strong>Surabaya</strong>n<br />
Lamongan Dioperasikan<br />
Stasiun Kereta Api (KA) <strong>Surabaya</strong>n Sukodadi Lamongan<br />
mulai dioperasionalkan pada Minggu (20/11) lalu. Stasiun<br />
ini menggantikan stasiun lama yang berada di Sumlaran.<br />
Dengan beroperasinya stasiun ini maka stasiun lama Sumlaran<br />
tidak difungsikan lagi. Stasiun baru ini telah memakai sinyal<br />
mekanik elektrik yang canggih. “Sinyal elektrik ini sudah kami<br />
persiapkan cukup lama. Mudah-mudahan dengan sarana ini<br />
bisa menambah pelayanan yang baik pada pengguna jasa KA,”<br />
ujar Wiwik Widayanti Eksekutif Vice Presiden PT KAI Daop 8<br />
<strong>Surabaya</strong> yang hadir dalam peresmian stasiun itu. (sam)<br />
Gusdurian Mojokerto Peringati Hari Toleransi<br />
Diramaikan Dialog dan Pentas Seni<br />
Bertempat di arena pentas seni depan kantor Dewan<br />
Kesenian Kota Mojokerto (DKKM), komunitas Gusdurian<br />
Mojokerto menggelar Peringatan Hari Toleransi<br />
Internasional, pada Sabtu, 20 November 2016 malam.<br />
Tema yang diangkat adalah “ Bhinneka Tunggal Ika<br />
itu Indonesia”. Hadir sejumlah tokoh lintas agama dari<br />
agama Hindu, Buddha, Islam, Kristen, Katolik, Khonghucu,<br />
serta komunitas budaya mengadakan refleksi keberagaman<br />
dan keberagamaan Indonesia.<br />
Koordinator Gusdurian Mojokerto Imam Maliki<br />
menyatakan, untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia<br />
kunci utamanya adalah saling toleransi antar umat<br />
beragama. “Kalau memaksakan kehendak sesuai dengan<br />
kepentingan kelompok dan individunya, pasti tidak<br />
akan pernah ketemu. Pasti bubrah (rusak, Red)”<br />
tegasnya.<br />
Mencermati terjadinya beberapa kasus perusakan<br />
rumah ibadah, Maliki mengatakan jika hal ini kita biarkan,<br />
maka kekerasan atas nama agama atau atas nama<br />
apapun akan semakin meningkat. “Kita harus bergandengan<br />
tangan, agar NKRI tetap satu. Tidak gampang<br />
diadu domba yang justru akan melemahkan bangsa kita<br />
di hadapan negara lain,” Maliki.<br />
Dialog menghadirkan nara sumber Pendeta Simon,<br />
Ust. DR.Wahib Wahab (Gus Wahib) dan Ust. H.Al-<br />
Amin Ranuwiharja, SIp. (Gus Amin). Dalam paparannya<br />
gus Amin banyak menyampaikan bagaimana Islam<br />
mengajarkan toleransi. Islam sangat toleransi, melarang<br />
pemaksaan dalam memilih keyakinan dan memeluk<br />
agama. Islam meyakini dan mengakui Isa Al-Masih<br />
sebagai Nabi dan Rasulul Allah. Akan tetapi menolak<br />
jika Nabi Isa sebagai Tuhan. “Mengucapkan Selamat<br />
Selamat Hari Natal, bagi orang Islam haram hukumnya”<br />
ujar gus Amin. “Karena hal itu sudah menganggap<br />
Isa,as sebagai Tuhan,” lanjutnya.<br />
Sedang gus Wahib, menyampaikan ajaran Islam<br />
tentang toleransi, diantaranya mengingatkan bahwa Islam<br />
itu mengajarkan jika “Keselamatan seseorang bergantung<br />
kepada lisannya”. Jadi bekatalah yang benar,<br />
baik, jujur, santun dan sejuk. Selain itu gus Wahib mengatakan<br />
”Muslim sejati itu, adalah seorang muslim yang<br />
selamat muslim lainnya dari lisan dan tangannya”. Sedangkan<br />
Pendeta Simon memberikan pencerahan agar<br />
sesama anak bangsa Indonesia senantiasa hidup rukun<br />
dan damai, serta menjauhi perilaku yang intoleran.<br />
Penampilan band Lupa Nada arek-arek kota Mojokerto,<br />
mengakhiri peringatan Hari Toleransi Sedunia<br />
itu. (mm)<br />
Bupati Fadeli meninjau rumah warga yang telah memiliki WC<br />
Lamongan Tuntaskan ODF<br />
Sampai Akhir Tahun<br />
Pelantikan Kades secara serentak di Lamongan Bulan Juli lalu masih<br />
menyisakan seorang Kades yang tidak bisa dilantik. Akhirnya pada pekan<br />
lalu Kades itu bisa dilantik.<br />
Kades terpilih Dermolemahbang Amari itu akhirnya dilantik Bupati<br />
Fadeli di Balai Desa Dermolemahbang/Sarirejo, Kamis (24/11).<br />
Urungnya Kades Dermolemahbang dilantik secara serentak bersama<br />
52 Kades lainnya Bulan Juli lalu karena Kades yang lama Nafi’ belum<br />
habis masa jabatannya. Sehingga begitu Kades lama telah habis masa<br />
jabatannya, Amari yang akan menjabat hingga 2022 tersebut langsung<br />
dilantik.<br />
Di Dermolemahbang, Bupati Fadeli kembali berpesan kepada ratusan<br />
orang tua yang menghadiri pelantikan Kades untuk mengaplikasikan<br />
gerakan 1821 di rumahnya masing-masing. “Dengan Program 1821 ini,<br />
diharapkan orang tua menyediakan lebih banyak waktu untuk anaknya<br />
dengan mematikan semua gadget di jam 6 malam hingga 9 malam, “<br />
pesan dia.<br />
Usai pelantikan, Fadeli didampingi Sekkab Yuhronur Efendi sempat<br />
melihat salah satu rumah milik warga Dermolemahbang Sarim, yang<br />
masuk dalam program Lamongan Bebas Buang Air Besar Sembarangan,<br />
atau Open Defecatioan Free (ODF). Melalui program itu, Fadeli mencanangkan<br />
untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Lamongan.<br />
Disampaikan terpisah oleh Kabag Humas dan Infokom Sugeng<br />
Widodo, Program ODF tahun ini dipastikan tuntas terlaksana, terutama<br />
untuk yang berdasarkan data BPS. “Berdasarkan data BPS, rumah<br />
masyarakat Lamongan yang belum memiliki jamban ada sebanyak<br />
23.143 unit. Dan itu di akhir tahun ini dipastikan tuntas dengan anggaran<br />
dari APBD sebesar sekitar Rp 8 miliar, “ jelas dia.<br />
Beberapa kecamatan, lanjut dia, bahkan sudah tuntas seratus persen.<br />
Seperti di Kecamatan Brondong, Paciran, Kalitengah, Mantup dan<br />
Pucuk. (sam)
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Gerbang Jatim<br />
Smart Regency tanpa Tinggalkan Tipologi Desa<br />
Bupati Rendra ingin Wujudkan 2017<br />
Pemerintah Kabupaten<br />
(Pemkab) Malang<br />
bertekad mampu<br />
menyempurnakan wilayahnya<br />
sebagai smart regency. Harapan<br />
itu dituangkan Bupati Malang,<br />
H. Rendra Kresna bisa segera<br />
dijalankan ketika memasuki tahun<br />
2017 mendatang.<br />
Langkah ini tidak lain untuk<br />
mendukung pembangunan<br />
Kabupaten Malang sesuai visi misi<br />
Madep Manteb Manetep. Utamanya,<br />
untuk memberikan pelayanan<br />
dan manfaat langsung kepada masyarakat<br />
yang ada di 33 kecamatan<br />
se Kabupaten Malang.<br />
Harapan itu seperti akan<br />
segera diwujudkan seiring Bung<br />
Rendra, sapaan akrab Bupati<br />
Malang usai menerima tamu tim<br />
konsultan Persatuan Ahli Teknik<br />
Terapan (PATT) Enginering di<br />
ruang rapat Kantor Bupati, Kamis<br />
(10/11) lalu. Serta, sejumlah pihak<br />
yang siap mendukung program<br />
kerja Pemkab Malang. Tak ketinggalan,<br />
sejumlah Kepala SKPD<br />
seperti Dinas Kependudukan dan<br />
Catatan Sipil, Dinas Pendidikan,<br />
Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata,<br />
Dinas Perizinan, Dinas Cipta<br />
Karta dan Tata Ruang, serta Dinas<br />
Pertanian.<br />
‘’Segera bisa dilanjutkan<br />
dengan berkoordinasi langsung<br />
dengan masing-masing SKPD,<br />
seperti dengan Dinas Kesehatan<br />
dan Dinas Pendidikan. Ciptakan<br />
bagaimana platform smart city<br />
yang cocok dan sesuai karakter di<br />
Kabupaten Malang. Mungkin dari<br />
Bupati Rendra Kresna saat menerima tamu dari praktisi dan tim konsultan PATT Enginering.<br />
hasil pengkajian nanti akan lahir<br />
smart regency untuk Kabupaten<br />
Malang,” tegas Bung Rendra<br />
ketika memberi wejangan.<br />
Meriah, Pameran Produk Unggulan Bhumi Singhasari<br />
Bupati Meninjau Stand Pameran<br />
Hasil dari pertemuan, tim<br />
konsultan PATT Enginering menggarisbawahi<br />
pihaknya dan Pemkab<br />
Malang siap me-utilisasi teknologi<br />
9<br />
demi mewujudkan smart regency.<br />
Namun, teknologi itu tetap tidak<br />
dengan meninggalkan tipologi<br />
pedesaan karena wilayah Malang<br />
berbasis pedesaan. Di satu sisi,<br />
SKPD sudah siap mengoneksikan<br />
programnya. Misalnya, Dinas Kesehatan<br />
dengan program Sutra Emas<br />
dan SMS Gateway yang ditujukan<br />
terjadi peningkatan kesehatan ibu<br />
dan anak, pencegahan dan pengendalian<br />
penyakit menular dan pemberdayaan<br />
perempuan dibidang<br />
kesehatan.<br />
‘’Kami nanti membuat perkiraan<br />
yang nanti dilakukan dalam<br />
kajian untuk menggali data lebih<br />
jauh dari SKPD yang diprioritaskan<br />
untuk smart regency tadi.<br />
Serta, kami membuat perencanaan<br />
yang lebih terupdate,” tambah<br />
Ismiarto A atau yang akrab disapa<br />
Tatang ini dari Fakultas Ilmu Komputer<br />
Universitas Brawijaya. (er)<br />
Kegiatan expo/pameran Produk Unggulan Gumebyar<br />
Bhumi Singhasari Tahun 2016 menampilkan berbagai<br />
produk unggulan. Produk-produk itu merupakan<br />
kreasi dari instansi pemerintah, BUMD,<br />
swasta maupun masyarakat umum.<br />
Pameran dilaksanakan di lapangan<br />
Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kamis<br />
(24/11) sore. Dan dibuka langsung<br />
Bupati Malang Rendra Kresna. Kegiatan<br />
ini merupakan rangkaian dari peringatan<br />
Hari Jadi Kabupaten Malang<br />
ke-1256.<br />
Bupati Malang mengatakan kegiatan<br />
ini digelar salah satunya adalah<br />
dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi<br />
kerakyatan, “Disini dijual sembako<br />
murah dan bisa dijangkau oleh<br />
masyarakat menengah kebawah. Selain<br />
itu juga sebagai ajang silaturahmi antara<br />
masyarakat dengan SKPD,” ungkapnya.<br />
Menurut Bupati melalui pameran ini masyarakat<br />
jadi tahu berbagai hasil yang di pamerkan oleh semua<br />
SKPD di lingkungan Pemkab Malang.<br />
Sementara itu Made Arya Dewantara Kepala Dinas<br />
Budpar Kabupaten Malang yang juga selaku ketua<br />
pelaksana pameran menjelaskan kegiatan diikuti oleh<br />
ratusan stand, “Ada 139 stand yang mengikuti pameran<br />
kali ini, terdiri dari seluruh stand SKPD di lingkungan<br />
Pemkab Malang, BMUD, 33 Kecamatan dan masyarakat<br />
umum,” terang Made. (er)<br />
Biasakan Berolah Raga Minimal 30 Menit/hari<br />
Bupati Ngawi saat Upacara HKN<br />
Upacara Hari Kesehatan<br />
Nasional (HKN) 14 November<br />
dilaksanakan di Kabupaten Ngawi.<br />
Dengan Inspektur upacara Bupati<br />
H. Budi Sulistyono. Upacara berlangsung<br />
lancer dan khidmat.<br />
Bupati Ngawi menyampaikan<br />
rasa syukur bisa memperingati<br />
HKN. Pringatan dirayakan dalam<br />
upaya meningkatkan kesadaran ,<br />
kemampuan dan kemauan hidup sehat<br />
setiap orang dalam masyarakat<br />
yang mempunyai derajat kesehatan<br />
sehat setinggi-tingginya.<br />
Selain itu Bupati juga menghimbau<br />
agar masyarakat Ngawi<br />
membiasakan minimal 30 menit<br />
untuk berolah raga, untuk menunjang<br />
hidup sehat sebagai pengendali<br />
sebelum kena sakit. Sehat itu harus<br />
dijaga, bergaya hidup sehat serta<br />
berpartisipasi aktif dalam jaminan<br />
kesehatan nasional untuk dapat<br />
mencapai layanan kesehatan yang<br />
kuat. Di akhir upacara dilakukan<br />
penyerahan hadiah dari juara-juara<br />
kesehatan.(eko)<br />
Penyerahan motor roda 3 untuk memperlancar kegiatan<br />
pasca panen tembakau<br />
Dinas Hutbun Ngawi Beri Bantuan<br />
Alat Peraga Pasca Panen Tembakau<br />
Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Ngawi<br />
terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pasca panen tembakau.<br />
Juga memperhatikan sarana dan prasarana karena sangat<br />
diperlukan untuk menigkatkan mutu pasca panen tembakau tersebut.<br />
Hal itu diwujudkan melalui program peningkatan kualitas bahan<br />
baku dan kegiatan penanganan pasca panen bahan baku yang<br />
dibidangi Pegelolaan hasil dibawah Kabid Suhano,SP. Dari sumber<br />
dana anggaran DBHCHT tahn 2016 ,terus berkomitmen untuk<br />
meningkatkan mutu pasca panen tembakau.<br />
Kepala Dinas Hutbun Ngawi Ir.Setiyono menjelaskan pada<br />
2016 ini, kelompok tani tembakau mendapat hibah berupa beberapa<br />
alat pasca panen. Yaitu meliputi mesin perajang tembakau,<br />
pisau mesin cadangan,mesin pengasah pisau, perajang tembakau,<br />
genset, kereta dorong, timbangan duduk , terpal, alat presbal tembakau.<br />
Dan jumlah kelompok tani yang mendapatkan hibah alat<br />
pascapanen sebanyak 53 kelompok tani, yang tersebar di 7 kecamatan<br />
seperti Karangjati, Bringin, sampai Kasreman, Pangkur,<br />
Paron dan Kedunggalar. Hibah barang telah didistribusikan mulai<br />
tgl 22 Agustus sampai 13 September 2016 dan untuk kotak press<br />
ball tembakau didistribusikan bulan november 2016.<br />
Selain itu untuk mendukung mobilitas terdapat 15 kelompok<br />
tani yang mendapatkan hibah berupa kendaraan bermotor roda<br />
tiga. Tentunya hal yang membahagiakan kelompok tani untuk bisa<br />
menerima bantuan pemerintah, karena memang sangat dibutuhkan<br />
untuk pengelolaan pasca panen tembakau.<br />
Pemerintah melalui Dinas Hutbun berharap dengan adanya<br />
bantuan tersebaut dapat lebih memotivasi petani dalam pengelolaan<br />
khususnya pada pasca panen dan peningkatan kesejahteraan<br />
serta kualitas bahan baku. “Diharapkan pada tahun mendatang<br />
bantuan semakin dirasakan oleh seluruh kelompok tani, karena belum<br />
semua petani mendapatkan bantuan mengingat ketersediaan<br />
dana yang terbatas,” harap Setiyono. (eko/adv)<br />
A.980
10 Gerbang Jatim<br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Saingi Produk Buatan China<br />
Pengrajin Cangkul Tulungagung<br />
Utamakan Mutu dan Layanan<br />
Masyarakat dihebohkan<br />
dengan pemberitaan<br />
datangnya cangkul<br />
impor dari Negara China. Impor<br />
tersebut dilakukan oleh Badan<br />
Usaha Milik Negara (BUMN) yang<br />
ditunjuk langsung oleh pemerintah<br />
Indonesia.<br />
Menjawab tantangan ini, puluhan<br />
pande besi khususnya pengrajin<br />
cangkul di Tulungagung, Jawa<br />
Timur, mengaku tak bergeming<br />
sedikit pun menghadapi cangkul<br />
buatan negeri Tirai Bambu, sebutan<br />
lain Negara China.<br />
Salah satunya adalah Sugianto,<br />
seorang pengrajin cangkul,<br />
asal Desa Bolorejo, Kecamatan<br />
Kauman, ini. Sugianto mengatakan,<br />
cangkul buatan China tersebut<br />
tak akan memrpengaruh cangkul<br />
buatan lokal. Alasannya, cangkul<br />
buatan lokal lebih mengutamakan<br />
kualitas bahan. Selain itu,<br />
ketajamannya juga lebih terjamin.<br />
“Kualitas bahan bagus, tajamnya<br />
juga terjamin,” ujar Sugianto pada<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> beberapa hari lalu.<br />
Tidak hanya itu, pengrajin<br />
cangkul lokal juga memberikan<br />
garansi 100 persen kepada pelangganya.<br />
Misalnya, ada cangkul yang<br />
belum lama digunakan kok, sudah<br />
patah, pengrajin langsung memperbaikinya.<br />
Tanpa dipungut biaya<br />
sepersepun. Jaga mutu dan layanan<br />
inilah yang dipersiapkan pengrajin<br />
cangkul Tulungagung untuk<br />
menandingi cangkul buatan China.<br />
Bicara soal kwalitas, Sugianto<br />
memang tidak mau sembarang<br />
menggunakan bahan yang digunakan.<br />
Ia harus selektif memilih<br />
kualitas baja, sebagai dasar pembuatan<br />
cangkul. Selain itu, proses<br />
pembakarannya harus seimbang.<br />
“Saya jamin, cangkul sampai tipis<br />
tetap tajam, dan tidak mudah mletot,”<br />
jawab Sugianto.<br />
Yang dikuatirkan Sugianto<br />
itu, justru masyarakat salah pilih.<br />
Sebab, nama dan bentuk antara<br />
cangkul buatan lokal dengan impor,<br />
hampir mirip. Untuk itu, masyarakat<br />
harus bisa mengenali mana buatan<br />
lokal dan mana buatan China.<br />
Cangkul lokal dengan merk Cook<br />
Brand, dan cangkul import buatan<br />
China dengan merk Scock Brand.<br />
Dan ukurannya sama.<br />
Panjang mata cangkul 25 cm<br />
dan lebar 15 cm. Namun, cangkul<br />
impor dari Tiongkok China ini lebih<br />
berat ketimbang cangkul buatan<br />
pengrajin lokal. “Berat bukan berarti<br />
bahan yang digunakan China<br />
lebih bagus. Tapi tajam, ringan, dan<br />
tahan gempuran itulah yang lebih<br />
berkwalitas,” tambahnya. (rul)<br />
Redam Demo Lewat Dialog para Tokoh<br />
Bupati Mojokerto Tidak Hadir<br />
Kontes, Tingkatkan Populasi dan<br />
Kualitas Susu Kambing Etawa<br />
Kambing etawa memang termasuk kambing terunggul di Indonesia.<br />
Karena tidak hanya dagingnya yang dapat memberi nilai ekonomis tinggi.<br />
Tapi juga anakan, indukan, dan pejantannya, sama-sama memiliki nilai jual<br />
fantastis. Bila kualitas bagus, kambing bisa terjual antara Rp 20-25 juta per<br />
ekor. Bahkan, ada yang dipatok antara Rp 40-50 juta untuk kambing kelas<br />
kontes.<br />
Tidak hanya itu. Susu kambing etawa pun memiliki nilai ekonomis<br />
tinggi, dibanding susu sapi. Karena selain untuk menjaga kesehatan, susu<br />
kambing etawa juga diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit<br />
akut yang berhubungan dengan gangguan pernapasan. Seperti TBC<br />
dan asma. Ternasuk mampu meningkatkan vitalitas pria.<br />
Banyaknya memberikan keuntungan itulah, Paguyuban ternak kambing<br />
kembali menggelar kontes kambing etawa skala nasional. Yang bertempat<br />
di pasar hewan terpadu di Desa Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten<br />
Blitar, Minggu (20/11) kemarin.<br />
Acara kontes kambing etawa ini diikuti tidak kurang dari 400 ekor<br />
kambing etawa pilihan. Yang datangnya dari berbagai daerah yang ada di<br />
Indonesia. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan,<br />
Sumatera, Bali, dan lain sebagainya.<br />
Adapun kelas yang dilombakan mulai dari kategori kelas pejantan,<br />
pejantan unggul dan calon pejantan. Untuk kelas induk terdiri dari kategori<br />
kelas induk unggulan dan calon indukan. Sedangkan kriteria penilaian<br />
terdiri dari postur tubuh, panjang telinga, warna bulu, bentuk kepala, ekor,<br />
leher, kaki, dan tanduk.<br />
Para peserta mengaku, sebelum mengikuti lomba kontes kambing<br />
etawa ini, perlu ada persiapan khusus. Misalnya untuk perawatan seperti<br />
bulu-bulu kambing yang setiap seminggu sekali harus dimandikan menggunakan<br />
shampo serta kondisioner tertentu. Selain itu kambing etawa juga<br />
diberi makanan segar, nutrisi, dan vitamin. Agar kondisi kambing sehat dan<br />
bulunya bersih. “Selain memperhatikan konsumsi, olah raga jalan-jalan juga<br />
perlu,” ujar Mugiharjo salah satu peserta hobiis asal Malang.<br />
Sementara itu, bupati Blitar H. Rijanton yang hadir pada saat kontes,<br />
sangat mengapresiasi jalannya lomba kambing etawa tersebut. Sebab hal<br />
ini dinilai positif yang dapat meningkatkan perekonomian rakyat kecil yang<br />
mandiri. “Bagus sekali ini. Kalau bisa jangan setahun sekali lomba seperti<br />
ini,” tutur Rijanto. (rul)<br />
Di tengah kegalauan bangsa, terkait beredarnya<br />
kabar akan ada demo besar-besaran di Jakarta tanggal 2<br />
Desember 2016, ternyata ada upaya antisipatif dari pejabat<br />
daerah di Kabupaten Mojokerto untuk meredamnya.<br />
Bertempat di Balai Kantor Kecamatan Mojosari Kabupaten<br />
Mojokerto Senin (21/11) berkumpul tokoh lintas<br />
agama dan para pemangku kepentingan. Inti dialog<br />
adalah himbauan agar masyarakat Mojokerto tidak terprovokasi,<br />
serta tidak lagi datang ke Jakarta untuk demo<br />
kedua kali. Pasalnya, pada demo kemarin (4/11) diketahui<br />
ada 7 orang dari anggota FPI (Front Pembela Islam)<br />
berasal dari Kecamatan Mojosari yang bergabung massa<br />
pendemo di Jakarta, kata Camat Mojosari, H. Abdullah,<br />
saat memberi sambutan pengantarnya.<br />
Tak kurang 100 orang hadir pada agenda dialog<br />
kebangsaan tersebut. Forum Pimpinan Kecamatan<br />
(Forpimca) Mojosari, Kapolsek, Danramil, Camat, tampak<br />
hadir lengkap. Unsur Forpimda (Forum Pimpinan<br />
Daerah), Dandim 0815, Kapolres, Wakil DPRD, juga<br />
kompak hadir mengisi ceramah. Namun sayang, Bupati<br />
Mojokerto, H. Mustofa Kamal Pasa, SE, tidak tampak di<br />
tengah pertemuan penting antar tokoh<br />
masyarakat tersebut.<br />
Bupati diwakili oleh pejabat dari<br />
Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa<br />
dan Politik) Kabupaten Mojokerto,<br />
Drs. H. Nanang Subagiyo, MM. Ketidakhadiran<br />
Bupati sempat menjadi<br />
sorot perbincangan kasak kusuk hadirin.<br />
“Wah, di saat bangsa pada kondisi<br />
genting, malah tidak muncul rasa<br />
peduli sebagai seorang pejabat,” seloroh<br />
seorang tokoh yang hadir saat itu.<br />
Undangan yang hadir malam itu<br />
memang beragam. Selain yang datang<br />
para Kyai, para khufat, tokoh adat,<br />
dan alim ulama, juga pendeta, bhiksu,<br />
warga keturunan China, ormas Islam<br />
(FPI), utusan NU, perwakilan Muhammadiyah,<br />
ditambah anggota Babinsa<br />
dan Babin Kamtibmas Kecamatan Mojosari, semua ikut<br />
hadir memenuhi Balai Kecamatan.<br />
Sementara itu, Dandim 0815 Mojokerto, Letkol Czi<br />
Budi Pamudji, S.Sos, dalam sambutannya memberikan<br />
gambaran bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara<br />
ibarat kita menempati sebuah bangunan rumah. Satu<br />
komponen dengan lainnya saling berkaitan hingga<br />
membentuk sebuah bangunan kokoh yang bagus dan<br />
indah, layaknya Balai Kecamatan ini. (ktw)<br />
Perbanyak RTH Sehatkan Lingkungan<br />
Walikota Mojokerto Apresiasi Forbespam<br />
Sebagai kota terkecil dan terpadat membawa konsekuensi lingkungan<br />
bagi Kota Mojokerto. Konsekuensinya adalah masalah lingkungan<br />
pasti akan terganggu.<br />
Hal ini dituturkan Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus saat menjadi<br />
nara sumber seminar di hadapan ratusan anggota pecinta alam se-Mojokerto<br />
Minggu pekan lalu.<br />
Wali Kota juga berkesempatan<br />
memasang biopori<br />
bersama ratusan pemuda<br />
pecinta alam dan pelajar.<br />
Bertempat di Alun-alun<br />
Kota Mojokerto, Wali Kota<br />
hadir didampingi Kepala<br />
Dinas Kebersihan dan<br />
Pertamanan Amin Wachid<br />
dan Kepala Bagian Humas<br />
dan Protokol Heryana<br />
Dodik Murtono didukung oleh Forum Bersama Pecinta Alam Mojopahit<br />
(Forbespam).<br />
Padatnya penduduk dan perumahan menjadikan kondisi air tanah<br />
57 persen mengandung bakteri ecoli. “Udara di Mojokerto kalau musim<br />
kemarau sudah mencapai ambang batas 0,01,” jelas Mas’ud Yunus.<br />
Wali Kota mengapresiasi langkah gabungan pecinta alam se-Mojokerto<br />
untuk menanam biopori yang sangat bermanfaat untuk melestarikan<br />
lingkungan dan sekaligus menyehatkan kehidupan.<br />
“Karena itulah kita harus menyehatkan kembali air tanah dan udara<br />
kita dengan melaksanakan kegiatan penghijauan, memperbanyak pertamanan,<br />
memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH),” tuturnya. Serta<br />
untuk menyehatkan air tanah antara lain dengan memasang biopori ini.<br />
(nes)
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Otomotif<br />
Ferrari Kenalkan Mobil GTC4Lusso T Sporty<br />
Pabrikan mobil Ferrari<br />
memperkenalkan<br />
mobil terbarunya<br />
yakni Mobil GTC4Lusso T<br />
yang merupakan sport fourseater<br />
pertama dalam sejarah<br />
kuda jingkrak di Jakarta.<br />
Menggunakan mesin V8<br />
turbo, konsep GT khas Ferrari<br />
terbaru hadir untuk pengemudi<br />
yang mencari mobil sporty tetapi<br />
serbaguna dan dapat digunakan<br />
sehari-hari.<br />
Arie Christopher, CEO<br />
Ferrari Jakarta mengatakan<br />
sejak keberhasilan peluncuran<br />
GT4C4Lusso T di Paris Motor<br />
Show 2016 yang banyak menyita<br />
perhatian publik, Ferrari Jakarta<br />
dengan bangga meluncurkan<br />
mobil ini di Indonesia.<br />
“Kami sangat optimis melalui<br />
peluncuran ini GTC4Lusso T<br />
akan mendapatkan respon yang<br />
positif dari penggemar Ferrari di<br />
Indonesia,” ujar Arie Christopher.<br />
Dia menjelaskan mesin V8<br />
3.9 cc dari mobil ini merupakan<br />
evolusi terkini dari jenis mesin<br />
yang telah memperoleh<br />
pengakuan di International<br />
Engine of the Year pada 2016.<br />
Kekuatan maksimum yang dapat<br />
dihasilkan sebesar 610cv pada<br />
putaran 7500rpm, sedangkan<br />
torsi maksimum sebesar 760Nm<br />
dapat dihasilkan pada putaran<br />
3000-5250rpm.<br />
Karakteristik mesin V8<br />
turbo ini sangat cocok untuk<br />
mengemudi sehari-hari di<br />
wilayah perkotaan. Sebuah<br />
akselerasi dengan suara yang<br />
kuat mampu diredam pada<br />
kecepatan yang rendah,<br />
kecepatan pengangkatan dari<br />
putaran rendah yang serba guna,<br />
pengantaran modular torsi dan<br />
yang terpenting jangkauan yang<br />
baik sekali.<br />
Lebih jauh, Arie Christopher<br />
mengatakan Ferrari<br />
mengantarkan konsep GT baru<br />
melalui semangat four-seater<br />
ini. Didukung oleh evolusi<br />
terbaru dari mesin V8 turbo yang<br />
memenangkan International<br />
Engine of The Year pada 2016,<br />
Ferrrari GTC4Lusso T memberikan<br />
kinerja mobilsporty untuk dapat<br />
dikemudikan setiap hari.<br />
“Ferrari GTC4Lusso T memiliki<br />
semua kualitas superior yang<br />
disukai oleh para pemilik Ferrari<br />
yang mengagumi brand ini, dan<br />
kami yakin bahwa Ferraristi<br />
11<br />
di Indonesia akan sangat<br />
menyukai model ini,” ujar Dieter<br />
Knetchel, CEO of Ferrari Far and<br />
Middle East Hub.<br />
Dia menjelaskan sistem kontrol<br />
dinamis Ferrari GTC4Lusso T ini<br />
telah secara khusus disesuaikan<br />
untuk meningkatkan tanggap<br />
terhadap perintah. Secara khusus,<br />
4WS (rear-wheel steering), yang<br />
terintegrasi dengan Side Slip<br />
Control (SSC3), dibuat untuk<br />
menciptakan respon yang lebih<br />
cepat dalam mengembalikan<br />
kemudi pada saat melewati<br />
tikungan, berkat sistem kemudi<br />
roda depan dan roda belakang<br />
yang searah.<br />
Dengan meluncurkan Ferrari<br />
GTC4Lusso T, Ferrari Jakarta juga<br />
ingin meningkatkan komitmen<br />
mereka untuk selalu memberikan<br />
pengalaman dan pelayanan<br />
terbaik bagi penggemar Ferrari di<br />
Indonesia. (lely)<br />
UNESA Gelar Seminar Digital<br />
Jurusan Teknologi Pendidikan,<br />
Universitas Negeri <strong>Surabaya</strong><br />
(UNESA) menggelar seminar<br />
nasional tentang “Pembelajaran di<br />
Era Digital” pekan lalu di Kampus<br />
tersebut.<br />
Ketua panitia<br />
pelaksana, Robby Mega<br />
Kurniawan kepada <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> menjelaskan<br />
seminar ini diminat<br />
banyak peserta. Buktinya,<br />
peserta yang mengikuti<br />
seminar sebanyak 300<br />
orang.<br />
Peserta tersebut berasal<br />
dari TNI, IMATEPSI<br />
(Ikatan Mahasiswa Teknologi<br />
Pendidikan Seluruh Indonesia)<br />
dan Mahasiswa dari UNESA<br />
sendiri.<br />
“Selain seminar, acara ini juga<br />
dirangkaikan dengan pameran<br />
media pembelajaran, mulai dari<br />
media visual sampai audiovisual,”<br />
jelas Robby.<br />
Sementara itu,<br />
Sekretaris Jurusan Teknologi<br />
Pendidikan, Andi Kristanto mengatakan,<br />
seminar ini juga termasuk<br />
mata kuliah bagi mahasiswa jurusan<br />
teknologi pendidikan karena<br />
itu mereka wajib ikut seminar ini.<br />
Dia mengharapkan seminar<br />
ini diharapkan bisa menjadi solusi<br />
bagi teknologi dan pendidikan<br />
yang mulai tidak sejalan.<br />
Dia menjelaskan seminar<br />
ini menghadirkan tiga pemateri<br />
yakni David Boy Tonara (Dosen<br />
<strong>Surabaya</strong> Lifestyle<br />
Universitas Ciputra), Herwin Hamid<br />
(Guru terbaik Nasional) dan<br />
Siyamta Dosen BOE Malang.<br />
Dia menjelaskan Jurusan<br />
Teknologi Pendidikan UNESA<br />
ingin menjadi pelopor<br />
media pembelajaran<br />
dan hal ini dimulai<br />
diimplementasikan melalui<br />
seminar nasional<br />
ini. Fajar Arianto selaku<br />
penanggung jawab<br />
mengatakan pihaknya<br />
ingin memanfaatkan,<br />
apa yang ada di era<br />
sekarang.<br />
Sedangkan Andi<br />
Kristanto menegaskan, jurusan<br />
teknologi pendidikan ingin menjadi<br />
jembatan pendidikan. Dan<br />
saat ini sudah ada kurikulumnya di<br />
tingkat sekolah yakni di matapelajaran<br />
TIK. Hal ini memudahkan<br />
pembelajaran yang berbasis<br />
komunikasi dan sebagai inovasi<br />
pembelajaran virtual. (ton)<br />
Ciputra Golf Tuan Rumah Indonesia Men<br />
Amateur Open 2016<br />
Ciputra Golf Club a Hotel<br />
<strong>Surabaya</strong> Jawa Timur (Jatim)<br />
dipercaya PB Persatuan Golf<br />
Indonesia menjadi tuan rumah<br />
pelaksanaan kejuaraan golf<br />
berskala internasional, Indonesia<br />
Men Amateur Open 2016,<br />
pada 22-25 November lalu.<br />
Turnamen berkelas ini merupakan<br />
salah satu dari empat<br />
turnamen tingkat internasional<br />
dalam kalender pertandingan<br />
PB Persatuan Golf Indonesia<br />
2016, dan masuk penghitungan<br />
WAGR (World Amateur Golf Ranking).<br />
Sebagai agenda tahunan PB PGI, 23”<br />
Indonesia Men Amateur Open (IMAO)<br />
Golf Championship akan berlangsung di<br />
Ciputra Golf <strong>Surabaya</strong>, salah satu padang<br />
golf berstandar internasional yang telah<br />
mendapat berbagai penghargaan. Diantaranya<br />
sebagai padang golf terbesar se Jawa<br />
Timur yang memperoleh rekor MURI<br />
dengan kategori “The Most Bunkers” di<br />
hole 25 par 3 dan “The Widest Green” di<br />
hole 26, yang tentunya akan memberikan<br />
tantangan tersendiri bagi para peserta.<br />
Turnamen yang ditujukan bagi<br />
para golfer amatir di Indonesia maupun<br />
mancanegara ini dibagi menjadi dua sesi.<br />
Yaitu Men Amateur Event ‘AA’ dengan<br />
total 72 holes, dan Men Amateur Event<br />
‘BB’ dengan agenda 1” dan 2” Round of<br />
Championship. Melalui ajang bergengsi<br />
ini para golfer amatir Indonesia berkesempatan<br />
untuk unjuk kemampuan dan beradu<br />
ketangkasan dengan para golfer dari<br />
mancanegara. (lely)<br />
Miliki Potensi Pariwisata Bahari<br />
XL Garap Madura<br />
Pulau Madura memiliki potensi<br />
pariwisata bahari yang besar.<br />
Karena itu, operator telekomunikasi<br />
meningkatkan layanan selular<br />
melalui jaringan 4G LTE XL. XL<br />
meningkatkan jumlah pelanggan<br />
yang bernilai tinggi sesuai dengan<br />
segmen pelanggan. Dengan meningkatkan<br />
kecepatan dan kestabilan<br />
jaringan, untuk konvergensi<br />
layanan 4G LTE dengan berbagai<br />
teknologi mobile sebagai sarana<br />
yang dapat dipakai oleh pelajar,<br />
Mahasiswa dan masyarakat luas.<br />
Vice President/VP XL East Region,<br />
Desy Sari Dewi mengatakan,<br />
Madura yang merupakan gugusan<br />
kepulauan yang terdiri dari<br />
beberapa pulau besar dan kecil.<br />
Sehingga banyak sekali potensi<br />
bahari yang harus dikembangkan<br />
dan disebarluaskan informasinya<br />
keseluruh nusantara. Potensi pariwisata<br />
di Madura menghadirkan<br />
banyak keuntungan bagi masyarakat<br />
Madura, mulai dari keuntungan<br />
ekonomi, sosial, hingga ke<br />
branding budaya. Hal ini merupakan<br />
pertimbangan kami menjadikan<br />
Madura sebagai kota 4G XL.<br />
VP XL LTE, Rahmadi Mulyohartono<br />
menambahkan upaya XL<br />
meningkatkan kualitas layanan 4G<br />
LTE tidak sebatas terus memperluas<br />
wilayah layanan, namun juga<br />
penerapan bermacam teknologi<br />
terkini agar kecepatan dan kestabilan<br />
sinyal bisa ditingkatkan.<br />
Semakin baik kualitas layanannya,<br />
semakin banyak manfaat yang bisa<br />
didapatkan pelanggan.<br />
Dengan adanya 4G LTE saat ini<br />
XL menghadirkan Layanan mobile<br />
broadband dengan perangkat<br />
khusus sebagai router yang dapat<br />
digunakan dimanapun dengan<br />
mudah. Ada beberapa tipe router<br />
dengan spesifikasi dan manfaat<br />
khusus. Secara umum, router<br />
tersebut hanya bisa mengakses<br />
jaringan 4G LTE, dan memancarkannya<br />
ke ponsel atau laptop<br />
pelanggan secara wifi. Perangkat<br />
tersebut akan bisa share koneksi ke<br />
10 - 32 ponsel secara bersamaan.<br />
‘’Dengan demikian, pelanggan<br />
yang belum menggunakan ponsel<br />
4G, akan bisa mendapatkan<br />
manfaat dari layanan 4G LTE dari<br />
XL,’’ kata Rahmadi, disela Launching<br />
Jaringan 4G LTE XL di Gedung<br />
Pertemuan Universitas Trunojoyo<br />
Madura, pekan lalu.<br />
Dari 950 BTS di Madura, untuk<br />
tahap awal sudah tersedia lebih<br />
dari 150 BTS 4G yang tersebar di<br />
Kota Madura dan sekitarnya. Layanan<br />
4G LTE di Madura akan mengcover<br />
area-area yang menjadi<br />
pusat kegiatan bisnis dan ekonomi,<br />
pariwisata, pemerintahan, dan<br />
perguruan tinggi. Total pelanggan<br />
XL di kota Madura saat ini lebih<br />
dari 1.300.000 pelanggan, yang<br />
merupakan pelanggan potensial<br />
untuk berpindah ke layanan internet<br />
cepat 4G. Sebanyak 45% dari<br />
pelanggan tersebut telah menggunakan<br />
kartu SIM 4G, dan 20%<br />
pelanggan telah menggunakan<br />
smartphone 4G.<br />
Untuk bisa menikmati layanan<br />
internet tercepat 4G LTE XL, selain<br />
berada di jaringan 4G pelanggan<br />
harus menggunakan handphone<br />
4G dan kartu 4G. Jika pelanggan<br />
masih menggunakan kartu<br />
XL lama, XL memberikan fasilitas<br />
upgrade/penukaran kartu 4G gratis<br />
di XL Center Madura, jl. S. Parman<br />
No. 111 Malang. Jika pelanggan<br />
sudah menggunakan handphone<br />
4G, akan mendapat gratis paket<br />
internet Combo Xtra dengan kuota<br />
12 GB selama 30 hari. XL juga<br />
melakukan kerjasama dengan beberapa<br />
merek handphone terkenal<br />
untuk pembelian handphone 4G<br />
bundling dengan kartu 4G XL di<br />
33 store, dan pelanggan juga bisa<br />
mendapatkan hadiah langsung.<br />
Saat ini secara keseluruhan<br />
layanan XL 4G LTE telah melayani<br />
sekitar 86 kota/area di seluruh<br />
Indonesia Layanan XL 4G LTE saat<br />
ini semakin nyaman dinikmati oleh<br />
masyarakat karena sudah didukung<br />
sekitar 6.600 BTS 4G yang tersebar<br />
di berbagai kota/area tersebut.<br />
Jumlah ini tentu akan terus<br />
bertambah seiring dengan proses<br />
pembangunan yang terus berlangsung.<br />
(bw)
12 Aneka <strong>Bisnis</strong><br />
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Sambut Natal<br />
Santika Persembahkan<br />
“Red Christmast Day Buffet Dinner”<br />
Menyambut perayaan Natal 2016 ini,<br />
Hotel Santika mempersembahkan<br />
menu khusus yang disebut Red<br />
Christmast Day Buffet Dinner” yakni daging ayam<br />
yang diberi bumbu Turmeric bagi pencinta kuliner.<br />
Menu andalan dalam sajian ini adalah ‘Roasted<br />
Chicken with Turmeric and Sausage.’<br />
Chef Ervin Triana, Chef andalan Restoran<br />
Kemangi Hotel Santikan kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> di<br />
Kantornya pekan lalu mengatakan Roasted chicken<br />
ini berbeda dengan roasted chicken pada umumnya.<br />
“Roasted chicken ini saya olah tanpa menggunakan<br />
tulang, dimana kebanyakan roasted chicken<br />
itu dibakar atau dipanggang dengan menggunakan<br />
tulangnya,” jelas Ervin Triana, Chef andalan yang<br />
telah berkarya dalam bidang kuliner selama 20<br />
tahun di Santika Pandegiling.<br />
Menurut chef kelahiran Malang tersebut, proses<br />
membuat hidangan spesial ini ternyata cukup mudah,<br />
Dalam satu ekor ayam utuh tanpa tulang diisi<br />
gilingan daging ayam dengan isian sosis di tengah.<br />
Baluran bumbu khas turmeric campuran rosemary,<br />
bawang Bombay, bawang putih, dan kunir dioles<br />
pada bagian dalam maupun luar kulit ayam, setelah<br />
itu dioven selama setengah jam dengan suhu 400’C.<br />
Dia menjelaskan perpaduan bumbu Eropa dan<br />
tradisional memang menjadi pilihan utama, sehingga<br />
menghasilkan taste fusion yang khas untuk<br />
dinikmati di momen natal yang penuh kebersamaan<br />
dan suka cita.<br />
Dia menjelaskan untuk bumbu Eropanya digunakan<br />
rosemary, dan untuk bumbu tradisionalnya<br />
memakai kunir yang menjadikan ikonnya turmeric<br />
dengan penambahan bawang putih. Jadi rasanya<br />
cenderung gurih dan aroma rempah-rempah.<br />
“Awalnya, saya melihat ayam kodok yang identik<br />
dengan menu tradisional. Tetapi karena saya<br />
ingin menyajikan di event Chrismast ini, jadi saya<br />
olah dengan kombinasi menu Eropa,” tambah Chef<br />
yang mengaku gemar mengkombinasi menu Eropa<br />
dan tradisional ini.<br />
Dia menguaraikan Roasted Chicken with Turmaric<br />
and Sausage yang sudah matang disajikan<br />
dengan saos tomat dan sambal,<br />
serta campuran garnice sayuran<br />
segar, seperti brokoli, bunga kol,<br />
dan kentang.<br />
Sebagai pendamping makan<br />
ayam turmaric, Ice Tea Longan<br />
yang segar serta aneka dessert<br />
seperti pudding dan kue dengan<br />
tema Natal bisa menjadi kombinasi<br />
yang pas.<br />
Lebih jauh dia menambahkan<br />
untuk menu baru pihaknya<br />
selalu ada tiap bulannya , sedangkan<br />
untuk Perayaan Natal kali<br />
ini, dia menggunakan Roasted<br />
Chicken.<br />
“Ini sebenarnya menu barat<br />
kita yang diolah dengan turmeric<br />
atau kunyit, juga ada sosisnya.<br />
Jadi kita selalu menyajikan menu<br />
khas yang unik bagi para pecinta<br />
kuliner di <strong>Surabaya</strong> khususnya<br />
para tamu Hotel Santika,” ujar<br />
Ika Fitri Tunjungsari, Sales &<br />
Media Communication Hotel<br />
Santika Pandegiling. (lely)<br />
Jalan Menur Pumpungan 30 <strong>Surabaya</strong> - 60118 / Email: stiesia@sby.dnet.net.id - Kontak Kami : (031) 594-7505, 594-7840 / Fax : (031) 593-2218<br />
Emerging Markets sebagai Pendorong Ekonomi Kreatif<br />
Menuju Ekonomi Berkelanjutan<br />
Perkembangan Lingkungan Ekonomi<br />
di Indonesia<br />
Economic Development adalah proses<br />
peningkatan real per capita suatu pendapatan<br />
didasarkan pada proses yang semakin<br />
berkembangan, perubahan sosial-budaya<br />
transformasi struktural dan pertumbuhan<br />
populasi yang semakin menurun serat perubahan<br />
sistem institusional (Lincolin, 2014).<br />
Tujuan dengan adanya kemajuan dalam bidang<br />
ekonomi adalah meningkatkan ketersediaan<br />
dan memperluas fungsi distribusi<br />
ketahanan suatu barang seperti; makanan,<br />
kesehatan dan proteksi. Untuk meningkatkan<br />
taraf hidup seperti; penghasilan yang meningkat,<br />
pendidikan yang lebih baik dengan ditunjang<br />
ketersediaan lapangan kerja.<br />
Struktural suatu transformasi yang<br />
mengindikasikan perubahan yang lebih baik<br />
sudah menunjukkan adanya economic development,<br />
seperti; proses akumulasi,proses alokasi,<br />
proses distribusi dan proses demografi<br />
(Lincolin,2014). Dengan adanya pemenuhan<br />
terhadap struktural tranformasi inilah, respon<br />
suatu Negara terhadap perekonomiannya<br />
adalah beraneka ragam. Salah satunya<br />
Indonesia yang akan melakukan penerapan<br />
ekonomi kreatif demi menunjang hidup perekonomiannya<br />
agar tetap sustain dan mampu<br />
memelihara kesejahteraan masyarakat.<br />
Emerging Markets Sebagai Faktor<br />
Pendorong Peluang <strong>Bisnis</strong> di Indonesia<br />
Permasalahan sosial demografi adalah<br />
mengenai “new middle class”. Yang tergolong<br />
ke dalam new middle class adalah<br />
sekumpulan orang yang berada pada posisi<br />
di antara golongan atas dan golongan bawah.<br />
Orang-orang new middle class adalah mereka<br />
yang mengukir ruang budaya baru secara<br />
eksplisit antara orang-orang yang berada di<br />
atas dan di bawah mereka.<br />
Melalui gaya hidup dan pola konsumsi,<br />
orang-orang memanifestasikan perbedaan<br />
Oleh :<br />
Rika Rahayu, S.M., M.B.A<br />
Dosen Tetap Sekolah Tinggi<br />
Ilmu Ekonomi Indonesia<br />
STIESIA <strong>Surabaya</strong><br />
rika13.rahayu@gmail.com<br />
kelas sosial secara nyata (Ansori, 2009). New<br />
middle class dapat menjadi indikator untuk<br />
perkembangan ekonomi dengan menitikberatkan<br />
pada seberapa besar golongan new<br />
middle class akan terbentuk dan seberapa<br />
cepat pertumbuhannya (Susilastuti, 2014).<br />
Pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari sebelumnya<br />
dan inflasi meningkat tajam akibat<br />
beberapa event study yang terjadi di Indonesia<br />
baik dibidang ekonomi, sosial, politik dan budaya.<br />
Selain itu dikarenakan harga komoditas<br />
dipasar internasional jatuh dan para investor<br />
asing mengurangi aset-aset dari Negara pasar<br />
berkembang (emerging market), termasuk Indonesia.<br />
Kredibilitas emerging market suatu<br />
Negara bisa dilihat dari faktor education pada<br />
suatu Negara, yang menggambarkan bahwa<br />
Indonesia mulai mengalami kenaikan dalam<br />
faktor pendidikan. Pada tahun 2013 masyarakat<br />
mulai peduli akan pentingnya pendidikan,<br />
terbukti bahwa lulusan untuk jenjang universitas<br />
semakin tinggi dan masyarakat dengan<br />
pendidikan sekolah dasar semakin menurun<br />
(by Labor Force by Level of Education). Sehingga<br />
banyak masyarakat Indonesia mengalami<br />
kemajuan dengan menjadi konsumen<br />
yang cerdas. Hal ini yang mendorong new<br />
middle class di Indonesia semakin tinggi,<br />
karena taraf pendidikan di Indonesia juga<br />
menjadi faktor pendukung.<br />
Pada table diatas menggambarkan bahwa<br />
new middle class pada tahun 2030 akan meningkat<br />
hampir 50% lebih, sehingga mampu<br />
meningkatkan domestic consumer di Indonesia<br />
dan menjadi pendorong bagi suatu<br />
Negara dalam peningkatan GDP Per capita<br />
dan mampu menjadi emerging market yang<br />
berkualitas serta mampu meningkatkan<br />
ekspor di Indonesia.<br />
Sebagai Negara yang kaya akan kekayaan<br />
alam, Indonesia mampu mengembangkan<br />
peluang bisnisnya. Apalagi dalam hal<br />
sektor industri agriculture dan manufactur<br />
masih sangat mendominasi sebagai faktor<br />
pendorong angka ekonomi di Indonesia.<br />
Kopi misalnya, perkebunan kopi di Indonesia<br />
khususnya di Pulau Sumatra masih sangat<br />
berpotensi dan tetap memiliki kualitas tak<br />
jauh dengan kopi-kopi impor. Baik komoditi<br />
yang dimaksud adalah masih berupa biji kopi<br />
maupun kopi kemasan, sehingga bagi industri<br />
kopi di Indonesia memiliki pengaruh faktor<br />
internasl sebagai berikut:<br />
Strength<br />
1. Memiliki lahan perkebunan di<br />
masing-masing perusahaan<br />
2. Kualitas setiap tanaman biji kopi<br />
tetap terjaga di setiap region<br />
3. Beraneka ragam cita rasa yang<br />
mampu disajikan melalui<br />
komoditi ini<br />
weakness<br />
1. Kurangnya buruh tani, karena<br />
tingkat pendidikan masyarakat<br />
yang enggan menjadi petani<br />
2. Pada musim tertentu produksi<br />
kopi menurun akibat hama<br />
tanaman.<br />
Strategi Penerapan Ekonomi Kreatif<br />
Menuju Ekonomi Berkelanjutan<br />
Setelah menganalisis peluang dan ancaman<br />
yang terjadi pada industri perkebunan<br />
kopi dan mengaruhnya terhadap kemajuan<br />
dibidang perekonomian nantinya, strategi<br />
selanjutnya adalah penerapan ekonomi kreatif<br />
disertakan dengan berbagai faktor yang<br />
ada. Dengan adanya konsep ekonomi kreatif<br />
inilah, berbagai macam kontribusi dalam<br />
suatu Negara akan terpenuhi. Baik dibidang<br />
ekonomi, sosial dan budaya.<br />
A.946
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Konferensi PWI Jatim<br />
Akhmad Munir Terpilih Kembali<br />
Akhmad Munir, terpilih kembali menjadi<br />
ketua Persatuan Wartawan Indondsisa (PWI)<br />
Jawa Timur dalam Konferensi PWI Jatim<br />
yang berlangsung di Graha Wartawan A Azis, Jalan Taman<br />
Apsari, <strong>Surabaya</strong>, Sabtu (19/11).<br />
Keberhasilan itu diraih kepala biro LKBN Antara<br />
Jatim tersebut setelah dia berhasil meraup<br />
suara mayoritas sebanyak 136 suara dari<br />
150 pemilih. Sedangkan saingan satusatunya<br />
Eko Widodo, wartawan Arek TV<br />
hanya berhasil meraih 10 suara dan empat<br />
suara lainnya dinyatakan tidak sah.<br />
Dengan demikian Munir yang asli<br />
Sumenep, Madura itu, kembali memimpin<br />
PWI Jatim lagi dalam periode lima tahun<br />
mendatang, 2016 - 2021.<br />
Menurut Lutfi Hakim yang memimpin<br />
sidang pemilihan tersebut bersama<br />
Mahmud Suhermono dan Sekjen Dewan<br />
Kehormatan Pusat PWI, Wina Armada sebenarnya<br />
yang mencalonkan diri menjadi<br />
ketua PWI Jatim sebanyak empat orang yakni A Munir,<br />
Eko Widodo, Arief Rahman dari Lensa Indonesia.com.<br />
dan Chusnun Djuraid dari Harian Malang Pos. Namun<br />
yang memenuhi persyaratan sesuai PD/PRT PWI hasil<br />
kongres ke-23 di Banjarmasin 2013, hanya A Munir dan<br />
Eko Widodo.<br />
Rapat pemilihan ini diawali dengan pengesahan tata<br />
tertip pemilihan dan tahap kedua pemilihan ketua.<br />
Selain memilih ketua PWI Cabang Jatim, Konferensi<br />
ini juga berhasil memilih ketua Dewan Kehormatan<br />
PWI Jatim yakni Bambang Tetuko.<br />
Dalam pemilihan ini, pihak panitia memberi kelonggaran<br />
kepada anggota PWI yang tidak bisa hadir untuk<br />
diwakilkan oleh anggota biasa. Syaratnya: anggota yang<br />
tidak hadir boleh memberikan surat mandat kepada<br />
anggota biasa dengan surat mandat bermeterai 6000<br />
dan setiap anggota biasa yang diberi mandat maksimal<br />
hanya boleh menerima tiga surat mandat dari anggota<br />
yang tidak bisa hadir tersebut.<br />
Setelah terpilih Munir juga berhasil memilih<br />
pengurus harian. Sehingga Margiono, ketua PWI Pusat<br />
yang hadir dalam acara itu, langsung melantik A Munir<br />
bersama seluruh pengurusan harian yang diambil dari<br />
ketua PWI kabupaten/kota seluruh Jawa Timur.<br />
Dalam laporan pertanggung jawabannya, A Munir<br />
mengatakan selama periode pertama pihaknyaa telah<br />
melaksanakan berbagai kegiatan penting.<br />
Antara lain, pihaknya berhasil mengurus surat-surat<br />
tanah kantor PWI Jatim dan berhasil membangun Graha<br />
A. Azis dua lantai.<br />
“Dulu Pemprov Jatim tidak mau mencairkan dana<br />
untuk pembangunan kantor PWI ini. Tetapi setelah kami<br />
mengurus status tanahnya, akhir Pemprov pun mau<br />
mencairkan dana dan berhassil membangun kantor ini,<br />
Jadi, tanah dan kantor PWI ini sah milik wartawan PWI<br />
Jatim,” ujarnya yang disambut tepuk tangan sekitar 400<br />
wartawan yang hadir.<br />
Selain itu, Munir juga mengatakan selama kepemimpinannya<br />
dalam pertama periode 2011-2016,<br />
kepengurusan PWI Jatim telah menggelar uji kompetensi<br />
wartawan (UKW) sebanyak 16 angkatan. Setiap<br />
angkatan diikuti 50-60 orang peserta.(jos)<br />
Iwan Sabatini :<br />
Lulusan Stiamak Dilirik Perusahaan Kepelabuhanan<br />
Persaingan kerja yang ketat, membutuhkan<br />
tenaga khusus yang cekatan.<br />
Karena itu, era globalisasi program<br />
pendidikan (prodi) seperti bisnis kepelabuhanan<br />
membuat banyak lulusan<br />
yang terserap perusahaan. Apalagi,<br />
selama kuliah ada program magang<br />
yang didukung sejumlah perusahaan<br />
kepelabuhanan seperti INZA, ALFI<br />
dsb.<br />
‘’Stiamak sudah menjalin kerjasama<br />
dengan organisasi kepelabuhanan<br />
terkait mahasiswa magang. Seperti<br />
INZA <strong>Surabaya</strong> dan ALFI Jatim,’’<br />
kata Ketua STIAMAK Barunawati,<br />
Drs Iwan Sabatini, M.Si., kepada<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> setelah mewisuda<br />
76 wisudawan, pekan lalu. Karena<br />
itu, mantan Manager Humas Pelindo<br />
III ini menyatakan, program MOU<br />
sangat dibutuhkan mahasiswa STIA-<br />
MAK untuk member pemahaman<br />
bagaimana realita pada dunia kerja.<br />
Jumlah penduduk Indonesia saat<br />
ini sekitar 250 juta jiwa. Di Jawa<br />
Timur (Jatim) jumlah angkatan kerja<br />
pada Agustus 2016 mencapai 19,95<br />
juta jiwa. Artinya, persaingan di bursa<br />
tenaga kerja semakin meningkat.<br />
‘’Anda tidak hanya menghadapi persaingan<br />
dengan calon tenaga kerja asing,<br />
tetapi juga dari Indonesia sendiri,’’<br />
kilahnya.<br />
Sementara, Ketua Kelembagaan<br />
Kopertis VII, Purwobekti, menambahkan,<br />
prodi yang ada di STIAMAK<br />
Barunawati merupakan satu-satunya<br />
di Indonesia. Berdasarkan data dari<br />
BAN-PT hingga akhir Juni 2016,<br />
perguruan tinggi di Indonesia yang<br />
terakreditasi A hanya berjumlah<br />
26 (0,6 persen) dari 4.300 institusi<br />
pendidikan tinggi. Sedangkan untuk<br />
akreditasi program studi (prodi) yang<br />
terakreditasiA sebanyak 2.010 dan B<br />
sebanyak 8.363 . Serta yang masih<br />
terakreditasi C sebanyak 7.830 dari<br />
seluruh prodi di Indonesia. (bw)<br />
Sby & Sda<br />
13<br />
Kiat <strong>Bisnis</strong> Trading Saham :<br />
Untung Besar Minim Resiko<br />
Berbisnis untuk meraih keuntungan besar memang selalu menjadi incaran<br />
dan mimpi para pebisnis. Salah satu diantaranya adalah kiat bisnis trading saham<br />
yang mampu memberikan keuntungan besar namun minim resiko.<br />
“<strong>Bisnis</strong> trading saham ini adalah jenis bisnis yang mampu memberi keuntungan<br />
besar namun minim resiko jika pintar membaca grafik dan bisnis jenis<br />
inilah yang selalu dicari-cari orang saat ini,” tegas Anita Yayu Rahmawati, Vice<br />
President PT. Agrodana Futures kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />
Nita, panggilan akrab Anita Yayu Rahmawati mengatakan suhu politik pasca<br />
terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat mampu mendongkrak<br />
benefit para pemegang saham pekan ini.<br />
Dosen tamu di Universitas <strong>Surabaya</strong> (UBAYA) dan UNIPDU Jombang ini<br />
menambahkan pertumbuhan jumlah investor perorangan yang berpartisipasi<br />
dalam pasar Forex naik secara signifikan. Karena potensi keuntungan yang<br />
tinggi serta resiko yang tidak ada dalam investasi lain.<br />
Sampai saat ini, tambahnya, perkembangan perdagangan Forex dan Index<br />
di Indonesia telah mendapat dukungan dari Pemerintah dengan dibentuknya<br />
Bursa Berjangka Jakarta sebagai wadah yang diawasi oleh Badan Pengawas<br />
Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).<br />
“Memang resiko investasi dalam Forex dan Index saham sangatlah tinggi<br />
dan tidak cocok untuk semua orang. Namun apabila dapat mengelola dan<br />
menerima resiko ini dengan baik, maka investasi ini dapat menjadi alat pencetak<br />
uang yang dahsyat,” jelas Nita.<br />
Menurut Nita, seorang investor harus tahu manajemen resikonya apa. Modal<br />
yang ditransaksikan itu kira-kira batasnya sampai di area berapa. Itu karena<br />
pergerakan transaksi fluktuatif seperti ini berbeda dengan saham lokal yang tidak<br />
terlalu ada pergerakan.<br />
“Di futures per detik ada pergerakan harga, karena potensi transaksi di futures<br />
per hari bisa kurang lebih sampai US $300 triliun.” Imbuhnya.<br />
Nita menambahkan secara riil transaksi memiliki keuntungan dan kerugian.<br />
Sedangkan market dan potensi keuangan sangat mempengaruhi manajemen resiko.<br />
Wanita cantik ini menjelaskan sebagai gambaran, pekan ini Dow Jones<br />
dan S&P 500 lagi bagus-bagusnya untuk beli. Karena kebijakan Donald Trump<br />
saat ini sudah mulai lebih bagus lagi untuk menguatkan dollar Amerika Serikat.<br />
“Intinya, kondisi politik juga sangat mempengaruhi pasar saham.” jelas Nita.<br />
Nita menuturkan selama 12 tahun bergelut di trading Agrodana, dia sedikit<br />
memberi wacana perkembangan saham Indonesia saat ini.<br />
“Perkembangan saham di Indonesia saat ini tidak terlalu tinggi. Cuma<br />
waspadai saja takutnya adanya koreksi. Kemarin dua minggu yang lalu saham<br />
kita sempat koreksi sampai 4900, cuma yang dikhawatirkan akan terjadi koreksi<br />
sampai 4700,” ujarnya mengingatkan.<br />
Nita menegaskan sebentar lagi akan tutup tahun, kalau dilihat pergerakannya<br />
masih di angka sini-sini aja antara 4900-5200.<br />
Ada atau tidaknya kemungkinan drop sama seperti 2008, Nita menegaskan<br />
sepertinya masih belum. Tapi tidak tahu nanti 2018 karena biasanya 10 tahun<br />
sekali bisa berubah. (lely)<br />
Expo IBT 2016<br />
Angkat Potensi Tersembunyi<br />
Expo Indonesia Bagian Timur<br />
(IBT) 2016 difokuskan untuk mengangkat<br />
potensi Indonesia Bagian<br />
Timur yang dinilai selama ini masih<br />
tersembunyi. Expo ini digelar di<br />
Garden Palace <strong>Surabaya</strong>, 21-27<br />
November.<br />
Johozua M.Yoltuwu, Dirjen Pembangunan<br />
Kementerian kepada <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong> saat pembukan exkpo ini<br />
mengatakan event ini digagas oleh<br />
Kementerian Desa, Pembangunan<br />
Desa Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi<br />
melalui Direktorat Jenderal<br />
Pembangunan Kawasan Pedesaan.<br />
Johozua M.Yoltuwu menyebutkan<br />
expo ini dihadiri 14 Provinsi di<br />
Indonesia Bagian Timur dan mereka<br />
diberi kesempatan untuk mempromosikan<br />
potensi produk ekonomi<br />
yang selama ini masih tersembunyi.<br />
“Indonesia timur memiliki<br />
banyak potensi. Sangat disayangkan<br />
saat ini masih belum mendapat jalur<br />
informasi yang baik,” ujar Johozua,<br />
Senin (21/11).<br />
Indonesia Timur, tambahnya, bisa<br />
dianggap sebagai sentra pertanian,<br />
peternakan, pariwisata, dan sumber<br />
daya alam pertambangan yang<br />
sangat terkenal. Selama dua tahun<br />
ini, pihaknya mengaku Kementerian<br />
Desa, PDT, dan Transmigrasi telah<br />
berkomunikasi untuk membangun<br />
area lintas dunia usaha.<br />
“Kita ingin <strong>Surabaya</strong> menjadi<br />
gate bagi Indonesia Timur untuk<br />
mempromosikan produk-produknya,”<br />
jelas Johozua. Pihaknya juga mengapresiasi<br />
hadirnya dana desa dalam<br />
jumlah besar, sehingga dapat dikelola<br />
secara mandiri untuk kemajuan desa.<br />
Dana tersebut untuk pembangunan<br />
infrastruktur, pengembangan usaha,<br />
dan branding produk lokal.<br />
“Hampir satu milyar dana<br />
desa sekarang ini sangat luar biasa.<br />
Dengan begitu, saya yakin brand<br />
lokal di Indonesia Timur bisa kembali<br />
mendapat tempat sesuai dengan kualitasnya<br />
yang luar biasa.” paparnya.<br />
Expo ini, selain sebagai wadah<br />
informasi produk komoditas sumber<br />
daya alam Indonesia Timur, juga<br />
sebagai ajang festival kopi serta<br />
penandatanganan Mou dan Prasasti.<br />
(lely)
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
14 <strong>Surabaya</strong> Direktori<br />
Paket Berlangganan :<br />
Perluas pasar bisnis anda disini<br />
Rp. 25.000/ Bulan Rp. 130.000/ 6 Bulan<br />
Rp. 65.000/ 3 Bulan Rp. 275.000/ 1 Tahun<br />
Hubungi : (031)5668432 e-mail : editor_bisnis@yahoo.com / Contact Person : Hanni : 081259118251<br />
Ingin Usaha<br />
Anda Tayang<br />
di <strong>Surabaya</strong> TV ?<br />
CELLULER<br />
Kelurahan<br />
Sambikerep<br />
Jl. Sambikerep, <strong>Surabaya</strong><br />
INSTANSI<br />
Satpol PP<br />
Kota <strong>Surabaya</strong><br />
Jl. Jaksa Agung Suprapto no. 2 <strong>Surabaya</strong><br />
Perpustakaan<br />
BI (Bank Indonesia)<br />
Jl. Raya Darmo,<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
ESDM<br />
Dinas Energi dan Sumber<br />
Daya Mineral<br />
Jl. Tidar no. 123, <strong>Surabaya</strong><br />
Kelurahan Pakis<br />
Jl. Bintang<br />
Diponggo<br />
RR House of Flower<br />
Jl. Kutai no. 60<br />
Humas<br />
Pemkot <strong>Surabaya</strong><br />
Jl. Jimerto, <strong>Surabaya</strong><br />
Pratama cell<br />
jl. Kaliasin 110<br />
<strong>Surabaya</strong><br />
KULINER<br />
Bank Indonesia<br />
Jl. Pahlawan no.105,<br />
<strong>Surabaya</strong> Timur<br />
UNIVERSITAS<br />
Rektor Universitas<br />
Widya Kartika<br />
Jl. Sutorejo Prima Utara II-1<br />
TRANSPORTASI
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
<strong>Surabaya</strong> Direktori 15<br />
DPRD PROVINSI JAWA TIMUR<br />
Jl. Indrapura No. 1 <strong>Surabaya</strong><br />
RESES KE III DPRD JATIM<br />
TARGETKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, OPTIMALISASI<br />
FASUM DAN SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN.<br />
Kondisi infrastruktur untuk<br />
menunjang kemudahan dan kelancaran<br />
akses distribusi barang serta<br />
aktifitas rakyat pedesaaan masih jauh<br />
dari ideal. Masih banyaknya kondisi<br />
gedung gedung sekolah yang kurang<br />
layak, dan gedung untuk menampung<br />
kegiatan berorganisasi<br />
dan aktifitas aktifitas<br />
produkstif masyarakat desa,<br />
masih menjadi target utama<br />
para wakil di DRPD Provinsi<br />
Jawa Timur untuk bisa<br />
direalisasikan dalam Reses<br />
ke III DPRD Provinsi Jawa<br />
Timur<br />
Kondisi kondisi ini<br />
ditinjau langsung oleh para<br />
anggota dewan dalam masa reses (<br />
ialah masa istirahat persidangan dewan)<br />
yang digunakan oleh 100 anggota<br />
DPRD Provinsi Jawa Timur<br />
turun kedaerah pemilihan Dapildapil<br />
guna untuk menyerap aspirasi<br />
masyarakat. Reses dilakukan dalam<br />
rangka menyerap aspirasi masyarakat<br />
bagaimana kepemimpinan bupati<br />
dan wakil bupati, lalu kinerja pemerintah<br />
dari semua SKPD yang ada.<br />
Kegiatan reses ketiga berlangsung di<br />
desa Tapen Kecamatan Kudu Jombang<br />
(21/11), bertempat di kantor<br />
Balai Desa Tapen dengan pertemuan<br />
dihadiri 145 orang warga masyarakat<br />
setempat. Harapannya dengan adanya<br />
reses ini menyerap aspirasi warga<br />
masyarakat yang dibawa ke tingkat<br />
Provinsi khususnya ke Komisi E<br />
urusan Kesra DPRD Jatim, membidangi<br />
ketenaga kerjaan, pendidikan,<br />
yang nantinya lewat serap aspirasi ini<br />
menjadi kebijakan nasional<br />
“Saat ini, kondisi anggaran<br />
pemerintah yang dikucurkan sangat<br />
terbatas, sehiingga harus jeli dan<br />
pintar memenej agar anggaran itu<br />
sampai ke masyrakat dan memberikan<br />
manfaat riil dan masksimal. Jadi<br />
kita harus memilih daerah-daerah<br />
dan wilayah wilayah yang memang<br />
urgent dan perioritas, termasuk Mojokerto-Madiun.<br />
Untuk tahun 2017<br />
anggaran jasmas dewan akan diberikan<br />
di Jombang” kata .H. Achmad<br />
Sillahuddin Anggota DPRD Provinsi<br />
Jatim asal Dapil VIII yang meliputi<br />
wilayah Madiun, Nganjuk, Jombang<br />
dan Mojokerto.<br />
Lain halnya dengan Mahhudz<br />
S.Ag. yang melibatkan para tokoh<br />
pemuda di wilayah dapil yang diwakilinya,<br />
dapil XI meliputi Bangkalan,<br />
Sampang, Pamekasan dan<br />
Sumenep. Menurut Mahfudz, masa<br />
depan sebuah negara terletak di<br />
tangan generasi mudanya. Pemuda<br />
adalah simbol energi,<br />
vitalitas dan dinamisasi<br />
zaman juga sebagai pelopor<br />
terhadap perubahan<br />
zaman. Pemikiran dan<br />
aspirasi kaum muda juga<br />
menjadi tonggak pertama<br />
terhadap perkembangan<br />
pembangunan dan kemana<br />
arah negara dan nasib<br />
bangsa ini akan dibawa.<br />
Pentingnya peran pemuda sebagai tokoh<br />
pembaharu dan perubahan maka<br />
menjadi penting sekali untuk selalu<br />
dilibatkan dalam berbagai proses<br />
pembangunan. Peran signifikan ini<br />
difahami betul oleh Mahhudz. S.Ag<br />
yang melibatkan para pemuda dari<br />
18 kecamatan di wilayah Kabupaten<br />
Bangkalan untuk ikut urun rembug<br />
dalam proses perkembangan Bangkalan.<br />
Ini merupakan kegiatan yang<br />
dilakukannya untuk mengisi Reses<br />
ke III Tahun 2016 anggota DPRD<br />
Jatim di beberapa wilayah Jawa<br />
Timur. Selain turun langsung dan<br />
mengajak diskusi bersama, ia juga<br />
meninjau langsung kondisi dapil<br />
yang diwakilinya. Bagaimana program<br />
program pembangunan infrastruktur<br />
masih menjadi target utama<br />
untuk mempermudah akses dan mendukung<br />
kelancaran distribusi di desadesa<br />
di wilayah Bangkalan.<br />
“Peran pemuda sebagai tokoh<br />
penggerak dan perubahan akan<br />
memberikan sumbangsih strategis<br />
apabila kita selalu melibatkan dan<br />
mengajak dialog bersama. Kreatifitas,<br />
produktifitas dan pemikiran dinamis<br />
mereka menjadi acuam untuk menentukan<br />
arah pembangunan wilayah<br />
yang berkelanjutkan dan berpihak kepada<br />
kebutuhan riil masyarakat desa.<br />
Maju atau mundurnya suatu desa<br />
sangat ditentukan oleh kualitas generasi<br />
mudanya. Bagaimana, meningkatkan<br />
produktifias unggulan dan<br />
berdaya saing, agar kita tetap mampu<br />
mememnangkan persaingan global”<br />
tuturnya Ketua DKW Garda Bangsa<br />
Jatim<br />
.Lain halnya dengan anggota<br />
DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi<br />
PKB, HM Ka’bil Mubarok yang<br />
meninjau langsung pembangunan<br />
gedung MWC NU Prambon yang<br />
diharapkan mampu menunjang kegiatan<br />
dan aktifitas warga Nahdliyin di<br />
Kecamatan Prambon, Sidoarjo. Seperti<br />
diketahui, pembangunan gedung<br />
ini mendapat subsidi dana hibah dari<br />
Pemprof Jatim melalui perjuangan<br />
yang sudah berhasil dilakukannya.<br />
“ Alhamdulillah, keberhasilan<br />
menyerap aspirasi rakyat berbuah<br />
positif. Sebagai kader PKB-NU,<br />
kami sangat bersyukur pembangunan<br />
gedung MWC NU Prambon<br />
telah teralisasi dengan baik, dalam<br />
proses pembangunan dan jika sesuai<br />
rencana Insya Allah akan rampung<br />
tahun 2017 , sehingga bisa mendukung<br />
kegiatan dan aktifitas NU<br />
di wilayah Prambon ini,” ujar HM<br />
Ka’bil Mubarok M.Hum.SH.I, dari<br />
fraksi PKB dari Dapil Jatim 1 meliputi<br />
<strong>Surabaya</strong> dan Sidoarjo yang juga<br />
meninjau beberapa wilayah yang<br />
masuk area dapilnya. Di antaranya,<br />
Desa Kepuh Kemiri Kecamatan Tulangan<br />
dan di Panti Asuhan Baitul<br />
Salam di Desa Ketimang Kecamatan<br />
Wonoayu. Selain itu, Kabil berkesempatan<br />
meninjau beberapa sekolah<br />
Madrasah yang masih membutuhkan<br />
bantuan dana dan dukungan dari<br />
Pemkab Sidoarjo agar bisa membangun<br />
ruang ruang kelas agar bisa menampung<br />
siswa secara memadai.(*)<br />
A.981<br />
ANEKA BISNIS & BANK
EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />
Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432 Fax : 031 - 5675240<br />
Di Mall Ciputra World <strong>Surabaya</strong><br />
Basha Market Gelar Basha Arcade Cirque<br />
Basha Market yang<br />
berlokasi di Mall<br />
Ciputra World <strong>Surabaya</strong><br />
menggelar Basha Arcade<br />
Cirque yang berlangsung 25 – 27<br />
November 2016.<br />
Acara ini tidak hanya diikuti<br />
oleh anak-anak muda <strong>Surabaya</strong>,<br />
tetapi juga beberapa brand ternama<br />
Indonesia ikut berpartisipasi<br />
dalam acara tersebut.<br />
Beberapa brand itu antara<br />
lain : Calla, brand fashion Olivia<br />
Lazuardy dan By Lizzie Parra,<br />
brand makeup milik Lizzie<br />
Parra.<br />
Bergabungnya brand dari<br />
seluruh Indonesia ini dibuat<br />
sebagai bentuk kesiapan Basha<br />
Market untuk mengantarkan<br />
pelaku industri kreatif di <strong>Surabaya</strong><br />
untuk diperhitungkan dalam<br />
pasar nasional maupun global.<br />
Christie Erin Harsono, Co-<br />
Founder Basha Market, kepada<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> pekan lalu menuturkan<br />
bahwa anak-anak muda<br />
<strong>Surabaya</strong> harus diberi kesempatan,<br />
mengingat <strong>Surabaya</strong> sebagai<br />
Oleh : Alfanshah Abdullah<br />
Ketua Umum IHGMA Jatim/GM Hotel Bisanta<br />
Lajunya pertumbuhan<br />
hotel di <strong>Surabaya</strong> cukup signifikan.<br />
Tetapi, tidak dibarengi<br />
dengan tingkat hunian yang<br />
ada di <strong>Surabaya</strong>. Kondisi inilah,<br />
dipandang IHGMA Jatim,<br />
harus menunjukan kerja keras<br />
dan kerja cerdas agar dapat<br />
bertahan ditengah persaingan<br />
yang ketat.<br />
Sebagai salah satu asosiasi<br />
profesional para General<br />
Manager Hotel, bekerjasama<br />
dengan For Home , Disparta<br />
juga mengundang PHRI, IHG-<br />
MA, Casagrande dan insan<br />
kota terbesar kedua diIndonesia<br />
“Sebagai kota dengan perekonomian<br />
kedua terbesar di Indonesia<br />
setelah Jakarta, <strong>Surabaya</strong><br />
tentu memiliki pasar industri<br />
kreatif yang besar,” ujar Christie<br />
Erin Harsono kepada wartawan,<br />
Jumat (25/11).<br />
Dai berpendapat, pemuda<br />
<strong>Surabaya</strong> harus bisa mendapat<br />
tempat dan diberi kesempatan<br />
untuk berkibar di industri kreatif.<br />
Dari sini pelan-pelan<br />
dapat mengembangkan<br />
pasar industri kreatif<br />
terseut.<br />
Dia mnejelaskan<br />
berbagai inovasi dan<br />
kolaborasi juga dilakukan<br />
Basha untuk<br />
menjangkau lebih banyak<br />
orang kreatif dari<br />
berbagai lingkup.<br />
Tahun ini Basha menggandeng<br />
brand Argyle dan Oxford<br />
untuk menampilkan koleksi fashion<br />
pertama Basha yang terinspirasi<br />
oleh tema Basha tahun ini.<br />
“Dengan lebih banyak pesaing,<br />
kami terus membuat program<br />
dan membawa vendor yang baru<br />
Ratusan Hotel Sukseskan SHF<br />
perhotelan lainnya rencana<br />
mengadakan event nasional<br />
bergengsi pada 23, 24 dan 25<br />
Desember mendatang. Yakni,<br />
<strong>Surabaya</strong> Hotel Fest (SHF)<br />
yang rencananya diikuti 400<br />
hotel lebih dari seluruh Indonesia.<br />
Even ini, berguna untuk<br />
mengatasi turunnya tingkat<br />
hunian pada Januari – Maret<br />
2017 mendatang. dengan<br />
tujuan utama agar dapat<br />
menggairahkan pariwisata,<br />
khususnya di <strong>Surabaya</strong> dan<br />
Jatim pada umumnya.<br />
serta menarik agar bisa terus<br />
menyajikan unsur kekinian<br />
dalam setiap event,” jelas<br />
Devina Sugono, Co-Founder<br />
Basha Market.<br />
Banyak kejutan lain dalam<br />
penghelatan acara Basha<br />
Market kali ini, seperti pameran<br />
karya dan instalasi yang<br />
dibuat oleh talenta kreatif<br />
lokal. Kali ini, Platform, sebuah<br />
Program Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong> yang difokuskan<br />
untuk memberdayakan anak-anak muda Kota<br />
Pahlawan menjadi pelaku usaha menunjukkan<br />
hasil. Ini menyusul adanya beberapa peserta yang<br />
mulai memiliki keahlian dan ketrampilan dan kini<br />
mendapatkan penghasilan.<br />
Novita Rahayu Purwaningsih, misalnya perempuan<br />
muda ini sudah bisa mendulang rupiah dari<br />
ketrampilannya membuat baju couple.<br />
Vira, begitu sapaan akrapnya, bergabung dengan<br />
Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong> awal tahun 2016. “Saya<br />
diajak kawan hadir dalam pembukaan Pejuang Muda<br />
<strong>Surabaya</strong> di Kaza City. Saat itu saya sangat tertarik<br />
dengan pemaparan Bu Risma (Wali Kota <strong>Surabaya</strong>),”<br />
kata dia, Kamis (24/11) pekan<br />
lalu.<br />
Ketika itu, Wali Kota<br />
Risma memberikan spirit bagi<br />
anak-anak muda untuk menjadi<br />
pelaku usaha. Di mana ada<br />
puluhan triliun uang yang beredar<br />
yang bisa dimanfaatkan.<br />
Dengan menjadi pengusaha,<br />
peluang untuk memperbaiki<br />
taraf hidup akan semakin besar.<br />
Sejak itu, wawasan Vira<br />
terbuka lebar. Dia merasa<br />
tergugah untuk memanfaatkan<br />
peluang tersebut. “Saya pun<br />
berkomitmen bergabung dengan<br />
Pejuang Muda dan keluar<br />
dari tempat saya bekerja,” kata Vera, mengenang. Sebelum<br />
aktif dalam Pejuang Muda, ia bekerja di salah<br />
satu perusahaan konveksi di Kota <strong>Surabaya</strong>.<br />
Bersama Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong>, kemampuan<br />
Vira makin terasah. Sebelumnya, ia hanya mampu<br />
menjahit baju dengan ukuran SML, namun setelah<br />
bergabung dengan Pejuang Muda, ia mampu menciptakan<br />
produk baju dengan berbagai ukuran.<br />
studio arsitektur dari Jakarta<br />
dan Cassia Studio, perusahaan<br />
desain produk, akan menampilkan<br />
berbagai instalasi berdasarkan<br />
interpretasi mereka terhadap tema<br />
Basha.<br />
Selain mengapresiasi talenta<br />
lokal dan menikmati keberagaman<br />
busana, makanan, gaya hidup,<br />
dan workshop yang disiapkan,<br />
pengunjung juga bisa menikmati<br />
panggung sirkus yang menghipnotis<br />
persembahan dari Mr.<br />
Rabbit, boneka kelinci terkenal<br />
dengan mata berputar yang merupakan<br />
icon Basha.<br />
Menyinggung soal tantangan<br />
dan harapan kedepan, pihaknya<br />
akan terus berusaha tampil dengan<br />
inovasi-inovasi yang segar.<br />
Dia menjelaskan tantangan<br />
terbesar yang hingga kini masih<br />
dihadapi adalah kurangnya<br />
pengetahuan akan industri dan<br />
jaringan yang dibutuhkan untuk<br />
menciptakan sebuah platform<br />
kreatif yang sukses dengan skala<br />
yang kita inginkan.<br />
“Hingga kini, kami pun masih<br />
belajar bagaimana mengembangkan<br />
database kami sendiri,<br />
mengembangkan strategi pemasaran<br />
dan berhubungan dengan<br />
orang yang tepat. Kami beruntung<br />
menjadi yang pertama di pasar<br />
<strong>Surabaya</strong>, tetapi itu juga membuat<br />
kami tidak punya contoh untuk<br />
ditiru,” tegasnya.<br />
Sehingga, sebagian besar dari<br />
usaha yang dilakukan berasal dari<br />
upaya trial and error hingga kini,<br />
tetapi terus belajar dan memperbaiki<br />
diri,” Jelas Erin. (han)<br />
Produk Pejuang Muda <strong>Surabaya</strong><br />
Tembus Pasar Antarpulau<br />
“Saya juga dapat lebih detail membuat baju dengan<br />
berbagai ukuran yang pas dengan badan pelanggan,”<br />
akunya.<br />
Saat ini, Vira saat mampu menghasilkan produk<br />
baju couple dengan berbagai ukuran. Dengan<br />
produknya itu, Vira dapat mendulang rupiah saban<br />
bulannya.<br />
“Dengan produk jahitan berkualitas butik yang<br />
saya ciptakan dari bekal ikut pelatihan, kini saya<br />
dapat menghasilkan omzet paling sedikit Rp 3 jutaan<br />
sebulan,” tutur anak ketiga dari lima bersaudara ini.<br />
Vira menambahkan, produk-produknya dijual di<br />
rumah yang juga dijadikan bengkel produksi yang dilabeli<br />
Vira Collection di Mulyorejo. Selain telah memiliki<br />
beberapa langganan tetap, dirinya juga menjual<br />
produk baju couple buatannya hingga ke Makasar.<br />
“Di Makasar saya punya teman yang memiliki<br />
butik. Tiap bulan saya mengirim beberapa potong<br />
baju ke sana,” tandas mVira.<br />
Vira juga menjual produknya di dunia digital seperti<br />
Facebook, Twitter dan Instagram. “Ada saja sih<br />
yang pesan,” cetus dia, lantas tersenyum. (ton)