You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Perkuat Transparansi<br />
Wali Kota Makassar,<br />
Mohammad<br />
Ramdhan “Danny”<br />
Pomanto disebut-sebut sebagai<br />
salah satu kepala daerah yang<br />
konsisten melawan tindak<br />
korupsi di pemerintahannya.<br />
Belum lama ini, Danny pun<br />
didapuk sebagai salah satu<br />
pembicara dalam diskusi<br />
“Melawan Korupsi melalui<br />
Pencegahan dan Pengendalian<br />
Konflik Kepentingan (PPKK)<br />
di Sektor Pendidikan dan<br />
Kesehatan”, yang berlangsung<br />
di Universitas Bina Nusantara<br />
(Binus), Jakarta.<br />
Wali kota yang juga pernah<br />
mengabdi sebagai dosen<br />
di Universitas Hasanuddin<br />
menyebutkan, korupsi banyak<br />
terjadi ketika segala proses<br />
yang berhubungan dengan<br />
administrasi dan keuangan<br />
Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto.<br />
sengaja diburamkan atau<br />
dikaburkan. Nah, cara<br />
paling ampuh menangkal<br />
korupsi menurutnya dengan<br />
memperkuat transparansi,<br />
integritas dan partisipasi<br />
publik.<br />
Dalam bidang pendidikan,<br />
salah satu pencegahan<br />
terjadinya tindak korupsi yang<br />
dilakukan di Makassar, yakni<br />
lelang jabatan kepala sekolah.<br />
Di mana, seleksi dilakukan<br />
secara terbuka dan berlapis,<br />
melibatkan berbagai elemen<br />
masyarakat. Hal itu untuk<br />
mendapatkan kepala sekolah<br />
dengan kualitas terbaik.<br />
Sementara di sektor kesehatan,<br />
melakukan pelayanan<br />
kesehatan secara transparan<br />
dan sistem informasi<br />
terintegrasi.<br />
(*)<br />
Foto: Trisusanto<br />
APBD 2017 Disahkan<br />
Makassar Optimis,<br />
April Proyek Fisik Mulai Jalan<br />
Tepat sebulan menjelang<br />
tahun anggaran 2017,<br />
Dewan Perwakilan<br />
Rakyat Daerah (DPRD) Kota<br />
Makassar mensahkan Anggaran<br />
Pendapatan Belanja Daerah<br />
(APBD) Induk Kota Makassar<br />
tahun 2017. Total jumlah<br />
APBD Induk Kota Makassar<br />
yang disahkan mencapai Rp<br />
3,8 Triliun, yang beberapa<br />
diantaranya dimanfaatkan untuk<br />
pembangunan proyek fisik.<br />
Penandatanganan pengesahan<br />
APBD dilakukan Ketua DPRD<br />
Kota Makassar, Farouk M<br />
Betta, bersama-sama Wali Kota<br />
Makassar, Moh. Ramdhan<br />
“Danny” Pomanto dalam<br />
sidang paripurna DPRD Kota<br />
Makassar di ruang siding Gedung<br />
DPRD setempat, Rabu (30/11).<br />
Disaksikan para pimpinan dan<br />
anggota DPRD serta pimpinan<br />
SKPD dilingkup Pemkot Makassar.<br />
Ini pertama kalinya dalam<br />
sejarah, Pemerintah Kota<br />
Makassar berhasil menetapkan<br />
Perda APBD sesuai target.<br />
Sebagaimana UU 23/2014,<br />
khususnya pasal 312 ayat (1) yang<br />
mengamanatkan, kepala daerah<br />
dan DPRD wajib menyetujui<br />
secara bersama rancangan Perda<br />
tentang APBD paling lambat satu<br />
bulan sebelum dimulainya tahun<br />
anggaran setiap tahun.<br />
"Alhamdulillah ini<br />
membuktikan sinergitas yang<br />
solid antara eksekutif dan<br />
legislatif demi mewujudkan<br />
Makassar’ta Dua Kali Tambah<br />
Baik," ungkap Wali Kota<br />
Makassar, Danny Pomanto.<br />
Selanjutnya anggaran yang<br />
telah disahkan, diajukan ke<br />
pemerintah provinsi untuk<br />
dilakukan pembahasan. Di mana,<br />
paling lama dalam waktu sepekan<br />
sudah ada rekomendasi berupa<br />
saran-saran, dan penyempurnaan.<br />
" Jika berjalan lancar 20<br />
Desember 2016 asistensinya<br />
selesai sehingga diharapkan<br />
2 Januari 2017 DPA (Daftar<br />
Pengisian Anggaran) bisa<br />
ditandatangani," terang Kepala<br />
Badan Pengelolaan Keuangan dan<br />
Aset kota Makassar, Erwin Haiyya.<br />
Pengesahan APBD 2017 yang<br />
tepat waktu membuat Pemerintah<br />
kota (Pemkot) Makassar optimis<br />
dapat membuka tender fisik pada<br />
awal Maret 2017 yang artinya<br />
pada April 2017 nanti pekerjaan<br />
fisik di Pemkot Makassar<br />
dapat mulai berjalan sehingga<br />
ada interval waktu delapan<br />
hingga sembilan bulan untuk<br />
merealisasikannya.<br />
"Bisa saja ada pekerjaan<br />
yang masuk ke tahapan fisik<br />
jika perencanaannya rampung<br />
tahun ini seperti Puskesmas,<br />
dan beberapa pekerjaan jalan,"<br />
pungkas Erwin.<br />
PENGESAHAN Perda APBD Induk Kota Makassar tahun 2017, oleh Ketua DPRD Kota Makassar,<br />
Farouk M Betta, bersama-sama Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto dalam<br />
sidang paripurna di ruang sidang paripurna Gedung DPRD Kota Makassar, Rabu (30/11)<br />
(*)<br />
Foto: Ari Hanggara<br />
Antisipasi Defisit Ikan<br />
Hentikan Aktifitas Pemboman dan Bius<br />
Dinas Kelautan, Perikanan,<br />
Pertanian dan Peternakan<br />
(DKP3) Kota Makassar<br />
mengimbau masyarakat nelayan<br />
di Makassar menghentikan<br />
aktifitas penangkapan ikan<br />
dengan cara melakukan<br />
pemboman dan penggunaan<br />
bius. Hal itu guna mengantisipasi<br />
terjadinya defisit ikan.<br />
Sebaliknya, DKP3<br />
menyarankan masyarakat<br />
nelayan melakukan penangkapan<br />
ikan dengan peralatan ramah<br />
lingkungan. Sehingga aktifitas<br />
nelayan bisa dilakukan<br />
berkelanjutan dan turun temurun,<br />
tanpa merusak kelestarian<br />
laut sebagai sumber mata<br />
pencaharian.<br />
PARA nelayan di Makassar diimbau untuk tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara<br />
pemboman dan penggunaan bius. Mereka diingatkan untuk selalu menggunakan alat tangkap<br />
ramah lingkungan<br />
Foto: Ari Hanggara<br />
“Penggunaan alat tangkap<br />
ramah lingkungan, bukan semata<br />
kepentingan pemerintah, juga<br />
demi kepentingan nelayan<br />
sendiri. Di mana, mereka tetap<br />
bisa melakukan penangkapan<br />
ikan, di sisi lain, laut yang<br />
notabena milik mereka juga tetap<br />
lestari,” ungkap Kepala DKP3<br />
Kota Makassar, Abd. Rahman<br />
Bando pada pembukaan kegiatan<br />
temu teknis sekaligus pelatihan<br />
penggunaan alat tangkap ramah<br />
lingkungan di Hotel Singgasana<br />
Makassar, Selasa (29/11).<br />
Kegiatan tersebut diikuti<br />
sedikitnya 500 nelayan yang<br />
berasal dari daerah-daerah pesisir<br />
dan kepulauan di Makassar.<br />
Dimaksudkan untuk meningkatkan<br />
kapasitas tangkap para nelayan<br />
namun tetap melakukan kegiatan<br />
penangkapan dengan menggunakan<br />
alat ramah lingkungan seperti<br />
jaring, pancing dan lainnya, bukan<br />
dengan melakukan pemboman dan<br />
pembiusan ikan.<br />
Penggunaan alat<br />
tangkap ramah<br />
lingkungan,<br />
bukan semata<br />
kepentingan<br />
pemerintah, juga<br />
demi kepentingan<br />
nelayan<br />
sendiri.<br />
Dikatakan Abd. Rahman<br />
Bando, jika nelayan melakukan<br />
pemboman dan bius, itu akan<br />
merusak sumber daya alam laut.<br />
Jika itu dilakukan, dipastikan<br />
anak cucu kita nantinya, tidak<br />
lagi memiliki lapangan pekerjaan<br />
sebagai nelayan. “Jika terus<br />
menerus melakukan pemboman<br />
dan bius, bisa defisit ikan,”<br />
jelasnya.<br />
Tak hanya soal penggunaan<br />
alat tangkap, dalam pelatihan itu<br />
juga ditingkatkan pemahaman<br />
nelayan terkait bagaimana<br />
menangkap ikan dengan cara<br />
kombinasi. Di mana, nelayan<br />
menangkap ikan sambil<br />
melakukan budidaya. Salah<br />
satu cara pembudidayaan yakni<br />
dengan tidak menangkap yang<br />
belum layak. “Jika ikan yang<br />
berhasil ditangkap berukuran<br />
kecil, sebaiknya dibudidayakan<br />
dulu di keramba-keramba, untuk<br />
kemudian ditangkap kembali<br />
jika ukuran besarnya sudah<br />
memungkinkan,” tambahnya.<br />
Soal keselamatan para<br />
nelayan, adik kandung bupati<br />
Enrekang itu mengimbau nelayan<br />
memperhatikan fenomena alam<br />
atau cuaca. Apalagi saat ini<br />
memasuki musim hujan. “Saat<br />
ini memasuki musim penghujan,<br />
nelayan mesti lebih berhati-hati<br />
dan selalu mewaspadai fenomena<br />
alam,” imbaunya.<br />
(*)