05.12.2016 Views

all edisi 228 bisnis sulawesi

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perkuat Transparansi<br />

Wali Kota Makassar,<br />

Mohammad<br />

Ramdhan “Danny”<br />

Pomanto disebut-sebut sebagai<br />

salah satu kepala daerah yang<br />

konsisten melawan tindak<br />

korupsi di pemerintahannya.<br />

Belum lama ini, Danny pun<br />

didapuk sebagai salah satu<br />

pembicara dalam diskusi<br />

“Melawan Korupsi melalui<br />

Pencegahan dan Pengendalian<br />

Konflik Kepentingan (PPKK)<br />

di Sektor Pendidikan dan<br />

Kesehatan”, yang berlangsung<br />

di Universitas Bina Nusantara<br />

(Binus), Jakarta.<br />

Wali kota yang juga pernah<br />

mengabdi sebagai dosen<br />

di Universitas Hasanuddin<br />

menyebutkan, korupsi banyak<br />

terjadi ketika segala proses<br />

yang berhubungan dengan<br />

administrasi dan keuangan<br />

Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto.<br />

sengaja diburamkan atau<br />

dikaburkan. Nah, cara<br />

paling ampuh menangkal<br />

korupsi menurutnya dengan<br />

memperkuat transparansi,<br />

integritas dan partisipasi<br />

publik.<br />

Dalam bidang pendidikan,<br />

salah satu pencegahan<br />

terjadinya tindak korupsi yang<br />

dilakukan di Makassar, yakni<br />

lelang jabatan kepala sekolah.<br />

Di mana, seleksi dilakukan<br />

secara terbuka dan berlapis,<br />

melibatkan berbagai elemen<br />

masyarakat. Hal itu untuk<br />

mendapatkan kepala sekolah<br />

dengan kualitas terbaik.<br />

Sementara di sektor kesehatan,<br />

melakukan pelayanan<br />

kesehatan secara transparan<br />

dan sistem informasi<br />

terintegrasi.<br />

(*)<br />

Foto: Trisusanto<br />

APBD 2017 Disahkan<br />

Makassar Optimis,<br />

April Proyek Fisik Mulai Jalan<br />

Tepat sebulan menjelang<br />

tahun anggaran 2017,<br />

Dewan Perwakilan<br />

Rakyat Daerah (DPRD) Kota<br />

Makassar mensahkan Anggaran<br />

Pendapatan Belanja Daerah<br />

(APBD) Induk Kota Makassar<br />

tahun 2017. Total jumlah<br />

APBD Induk Kota Makassar<br />

yang disahkan mencapai Rp<br />

3,8 Triliun, yang beberapa<br />

diantaranya dimanfaatkan untuk<br />

pembangunan proyek fisik.<br />

Penandatanganan pengesahan<br />

APBD dilakukan Ketua DPRD<br />

Kota Makassar, Farouk M<br />

Betta, bersama-sama Wali Kota<br />

Makassar, Moh. Ramdhan<br />

“Danny” Pomanto dalam<br />

sidang paripurna DPRD Kota<br />

Makassar di ruang siding Gedung<br />

DPRD setempat, Rabu (30/11).<br />

Disaksikan para pimpinan dan<br />

anggota DPRD serta pimpinan<br />

SKPD dilingkup Pemkot Makassar.<br />

Ini pertama kalinya dalam<br />

sejarah, Pemerintah Kota<br />

Makassar berhasil menetapkan<br />

Perda APBD sesuai target.<br />

Sebagaimana UU 23/2014,<br />

khususnya pasal 312 ayat (1) yang<br />

mengamanatkan, kepala daerah<br />

dan DPRD wajib menyetujui<br />

secara bersama rancangan Perda<br />

tentang APBD paling lambat satu<br />

bulan sebelum dimulainya tahun<br />

anggaran setiap tahun.<br />

"Alhamdulillah ini<br />

membuktikan sinergitas yang<br />

solid antara eksekutif dan<br />

legislatif demi mewujudkan<br />

Makassar’ta Dua Kali Tambah<br />

Baik," ungkap Wali Kota<br />

Makassar, Danny Pomanto.<br />

Selanjutnya anggaran yang<br />

telah disahkan, diajukan ke<br />

pemerintah provinsi untuk<br />

dilakukan pembahasan. Di mana,<br />

paling lama dalam waktu sepekan<br />

sudah ada rekomendasi berupa<br />

saran-saran, dan penyempurnaan.<br />

" Jika berjalan lancar 20<br />

Desember 2016 asistensinya<br />

selesai sehingga diharapkan<br />

2 Januari 2017 DPA (Daftar<br />

Pengisian Anggaran) bisa<br />

ditandatangani," terang Kepala<br />

Badan Pengelolaan Keuangan dan<br />

Aset kota Makassar, Erwin Haiyya.<br />

Pengesahan APBD 2017 yang<br />

tepat waktu membuat Pemerintah<br />

kota (Pemkot) Makassar optimis<br />

dapat membuka tender fisik pada<br />

awal Maret 2017 yang artinya<br />

pada April 2017 nanti pekerjaan<br />

fisik di Pemkot Makassar<br />

dapat mulai berjalan sehingga<br />

ada interval waktu delapan<br />

hingga sembilan bulan untuk<br />

merealisasikannya.<br />

"Bisa saja ada pekerjaan<br />

yang masuk ke tahapan fisik<br />

jika perencanaannya rampung<br />

tahun ini seperti Puskesmas,<br />

dan beberapa pekerjaan jalan,"<br />

pungkas Erwin.<br />

PENGESAHAN Perda APBD Induk Kota Makassar tahun 2017, oleh Ketua DPRD Kota Makassar,<br />

Farouk M Betta, bersama-sama Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto dalam<br />

sidang paripurna di ruang sidang paripurna Gedung DPRD Kota Makassar, Rabu (30/11)<br />

(*)<br />

Foto: Ari Hanggara<br />

Antisipasi Defisit Ikan<br />

Hentikan Aktifitas Pemboman dan Bius<br />

Dinas Kelautan, Perikanan,<br />

Pertanian dan Peternakan<br />

(DKP3) Kota Makassar<br />

mengimbau masyarakat nelayan<br />

di Makassar menghentikan<br />

aktifitas penangkapan ikan<br />

dengan cara melakukan<br />

pemboman dan penggunaan<br />

bius. Hal itu guna mengantisipasi<br />

terjadinya defisit ikan.<br />

Sebaliknya, DKP3<br />

menyarankan masyarakat<br />

nelayan melakukan penangkapan<br />

ikan dengan peralatan ramah<br />

lingkungan. Sehingga aktifitas<br />

nelayan bisa dilakukan<br />

berkelanjutan dan turun temurun,<br />

tanpa merusak kelestarian<br />

laut sebagai sumber mata<br />

pencaharian.<br />

PARA nelayan di Makassar diimbau untuk tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara<br />

pemboman dan penggunaan bius. Mereka diingatkan untuk selalu menggunakan alat tangkap<br />

ramah lingkungan<br />

Foto: Ari Hanggara<br />

“Penggunaan alat tangkap<br />

ramah lingkungan, bukan semata<br />

kepentingan pemerintah, juga<br />

demi kepentingan nelayan<br />

sendiri. Di mana, mereka tetap<br />

bisa melakukan penangkapan<br />

ikan, di sisi lain, laut yang<br />

notabena milik mereka juga tetap<br />

lestari,” ungkap Kepala DKP3<br />

Kota Makassar, Abd. Rahman<br />

Bando pada pembukaan kegiatan<br />

temu teknis sekaligus pelatihan<br />

penggunaan alat tangkap ramah<br />

lingkungan di Hotel Singgasana<br />

Makassar, Selasa (29/11).<br />

Kegiatan tersebut diikuti<br />

sedikitnya 500 nelayan yang<br />

berasal dari daerah-daerah pesisir<br />

dan kepulauan di Makassar.<br />

Dimaksudkan untuk meningkatkan<br />

kapasitas tangkap para nelayan<br />

namun tetap melakukan kegiatan<br />

penangkapan dengan menggunakan<br />

alat ramah lingkungan seperti<br />

jaring, pancing dan lainnya, bukan<br />

dengan melakukan pemboman dan<br />

pembiusan ikan.<br />

Penggunaan alat<br />

tangkap ramah<br />

lingkungan,<br />

bukan semata<br />

kepentingan<br />

pemerintah, juga<br />

demi kepentingan<br />

nelayan<br />

sendiri.<br />

Dikatakan Abd. Rahman<br />

Bando, jika nelayan melakukan<br />

pemboman dan bius, itu akan<br />

merusak sumber daya alam laut.<br />

Jika itu dilakukan, dipastikan<br />

anak cucu kita nantinya, tidak<br />

lagi memiliki lapangan pekerjaan<br />

sebagai nelayan. “Jika terus<br />

menerus melakukan pemboman<br />

dan bius, bisa defisit ikan,”<br />

jelasnya.<br />

Tak hanya soal penggunaan<br />

alat tangkap, dalam pelatihan itu<br />

juga ditingkatkan pemahaman<br />

nelayan terkait bagaimana<br />

menangkap ikan dengan cara<br />

kombinasi. Di mana, nelayan<br />

menangkap ikan sambil<br />

melakukan budidaya. Salah<br />

satu cara pembudidayaan yakni<br />

dengan tidak menangkap yang<br />

belum layak. “Jika ikan yang<br />

berhasil ditangkap berukuran<br />

kecil, sebaiknya dibudidayakan<br />

dulu di keramba-keramba, untuk<br />

kemudian ditangkap kembali<br />

jika ukuran besarnya sudah<br />

memungkinkan,” tambahnya.<br />

Soal keselamatan para<br />

nelayan, adik kandung bupati<br />

Enrekang itu mengimbau nelayan<br />

memperhatikan fenomena alam<br />

atau cuaca. Apalagi saat ini<br />

memasuki musim hujan. “Saat<br />

ini memasuki musim penghujan,<br />

nelayan mesti lebih berhati-hati<br />

dan selalu mewaspadai fenomena<br />

alam,” imbaunya.<br />

(*)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!