Regional Management BARLINGMASCAKEB - Smecda
Regional Management BARLINGMASCAKEB - Smecda
Regional Management BARLINGMASCAKEB - Smecda
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
$ $ %<br />
! " # $$%<br />
&<br />
i
SSUUMMMMAARRYY<br />
HASIL WORKSHOP SKAD PENGEMBANGAN UKM REGION <strong>BARLINGMASCAKEB</strong><br />
<strong>Regional</strong> <strong>Management</strong> Barlingmascakeb menjadi salah satu bentuk aliansi<br />
kerja sama antara 5 daerah di wilayah banyumasan yang berdiri sejak tahun 2003<br />
memiliki potensi pengembangan UKM yang besar. Untuk itu, pada 2 – 3 April<br />
2009 diselenggarakan sebuah Workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah<br />
(SKAD) Dalam Pengembangan UKM Region Barlingmascakeb di Purbalingga<br />
oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM (KUKM). Kegiatan ini dikemas<br />
melalui pelatihan pengembangan SDM bersama para aktor UKM terkait.<br />
Melalui hasil SKAD dapat diketahui bahwa upaya pengembangan UKM<br />
melalui kerja sama antardaerah di wilayah ini dapat dilakukan ‘faktor perekat<br />
KAD’, yaitu antara lain bidang: (1) Pemasaran, khususnya Gula Kelapa dan Batik;<br />
(2) Modal dan Teknologi, khususnya Pengembangan Teknologi informasi, serta<br />
Teknologi Gula; (3) Regulasi dan Organisasi, khususnya terkait dengan Forum<br />
Komunikasi, dan Pemetaan UKM.<br />
Hasil akhir dari pelatihan ini adalah selain menemukenali faktor perekat<br />
KAD berikut para aktor terkait, juga rekomendasi pengembangan yang dibutuhkan<br />
untuk dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam pengembangan UKM, terutama<br />
Pemerintah Kabupaten, Provinsi, maupun Pusat.<br />
Rekomendasi yang diberikan adalah agar Dewan Eksekutif membentuk<br />
pokja KUKM yang bertugas merinci perencanaan program, kegiatan KUKM dan<br />
mengkomunikasikan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan serta me-monitor dan<br />
evaluasi kinerja KAD secara kewilayahan.<br />
Tindak lanjut terhadap keberlanjutan pengembangan UKM di Region<br />
Barlingmascakeb ini nantinya terletak pada kesungguhan komitmen pelaksanaan<br />
pembagian peran antara berbagai stakeholders yang terkait tersebut.<br />
ii
DAFTAR ISI<br />
Halaman Judul .......................................................................................................... i<br />
Summary .................................................................................................................. ii<br />
Daftar Isi ................................................................................................................... iii<br />
BAB I PENDAHULUAN<br />
I. Latar Belakang .............................................................................................. 1<br />
II. Tujuan dan Sasaran ...................................................................................... 2<br />
III. Ruang Lingkup Wilayah & Materi .................................................................. 2<br />
IV. Metode dan Bentuk Pelaksanaan Kegiatan ................................................... 3<br />
BAB II REKAPITULASI HASIL KEGIATAN<br />
I. Identifikasi Isu Penting dan Bermasalah ........................................................ 4<br />
II. Identifikasi Visi dan Tolok Ukur (milestones) ................................................. 7<br />
III. Indikasi Program dan Kegiatan ...................................................................... 8<br />
IV. Tindak Lanjut ................................................................................................. 9<br />
iii
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
I. LATAR BELAKANG<br />
Pengembangan sumberdaya manusia (SDM) merupakan komponen<br />
penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan UKM. Kegiatan Workshop<br />
Skenario Kerja Sama Antardaerah (SKAD) yang dilaksanakan oleh Kementerian<br />
Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK<br />
merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan SDM bidang KUKM.<br />
Kegiatan ini secara spesifik mempunyai tujuan untuk mendorong<br />
percepatan kemajuan UKM melalui peningkatan kapasitas aktor regional di<br />
wilayah <strong>BARLINGMASCAKEB</strong> (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap<br />
dan Kebumen) di Jawa Tengah yang aktif berperan dalam perencanaan strategis<br />
pengembangan KUKM di wilayah ini.<br />
Pendekatan kegiatan dilakukan secara regional karena kekuatan<br />
kewilayahan dalam pengembangan UKM diperlukan untuk membentuk skala<br />
ekonomi yang besar dan tidak terpisah secara kedaerahan. Kerja sama beberapa<br />
Kabupaten/Kota yang tergabung dalam suatu region diharapkan mampu<br />
mengerahkan seluruh potensi wilayah dalam semangat kebersamaan<br />
pengembangan UKM.<br />
Pada tahun 2009 Kementerian Koperasi dan UKM berencana mengadakan<br />
workshop SKAD di empat wilayah di Indonesia yaitu Barlingmascakeb (Jawa<br />
Tengah), Lake Toba <strong>Regional</strong> <strong>Management</strong> (LTRM, Sumatera Utara), Provinsi<br />
Jawa Barat dan Jonjok Batur (Nusa Tenggara Barat).<br />
Workshop Kementerian KUKM yang pertama mengambil lokasi di <strong>Regional</strong><br />
<strong>Management</strong> Barlingmascakeb pada tanggal 1-3 April 2009 bertempat di<br />
Purbalingga. RM Barlingmascakeb sebagai RM pertama di Indonesia sangat tepat<br />
dijadikan sebagai lokasi awal pelaksanaan workshop karena telah memiliki<br />
pengalaman dalam kesuksesan pemasaran wilayah sejak tahun 2003.<br />
Pendekatan pelaksanaan workshop dilakukan dengan melibatkan seluruh<br />
peserta yang berasal dari aktor regional Pemerintah Daerah lima Kabupaten<br />
anggota RM Barlingmascakeb berikut stakeholders terkait secara partisipatif.<br />
Dalam pelaksanaan workshop SKAD, para peserta dituntut untuk<br />
mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara aktif dan meningkatkan<br />
kepedulian tentang pengembangan KAD melalui diskusi tentang teori & praktek<br />
KAD.<br />
Pelaksanaan workshop SKAD ini menghasilkan beberapa poin penting<br />
yaitu (1) isu dan permasalahan daerah di bidang Koperasi & UKM sebagai faktor<br />
perekat Kabupaten/Kota terkait dalam melakukan kegiatan bersama, (2) Visi<br />
Puncak 2030, (3) Tolok Ukur lima tahunan dan indikasi program dan kegiatan<br />
dalam setahun, serta (4) rekomendasi peran/kotribusi berbagai pihak terkait.<br />
1
Hasil-hasil pelaksanaan workshop SKAD disusun sebagai bahan laporan<br />
untuk tindak lanjut (follow up) kegiatan dan penyempurnaan rencana strategis<br />
bidang UKM yang dibahas secara terpisah.<br />
II. TUJUAN & SASARAN<br />
Penulisan Laporan Hasil Kegiatan SKAD ini bertujuan untuk memberikan<br />
bahan masukan bagi pengembangan UKM sebagai tindak lanjut pelaksanaan<br />
kerja sama antardaerah RM. Barlingmascakeb.<br />
III. RUANG LINGKUP WILAYAH & MATERI<br />
Hasil kegiatan pada laporan ini mencakup wilayah yang termasuk dalam<br />
Region Barlingmascakeb, antara lain :<br />
1. Kabupaten Banjarnegara,<br />
2. Kabupaten Purbalingga,<br />
3. Kabupaten Banyumas,<br />
4. Kabupaten Cilacap, dan<br />
5. Kabupaten Kebumen<br />
2
Adapun lingkup materi yang disampaikan dalam laporan ini meliputi<br />
rekapitulasi hasil pelaksanaan Workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah<br />
(SKAD) Dalam Pengembangan UKM Barlingmascakeb di Purbalingga pada 2 – 3<br />
April 2009.<br />
IV. METODE DAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN<br />
Pelaksanaan kegiatan Workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah<br />
(SKAD) Dalam Pengembangan UKM dengan menggunakan metode deskriptif<br />
partisipatif, dan melibatkan perwakilan para penggerak UKM dari masing-masing<br />
Kabupaten di Region Barlingmascakeb, dengan jumlah peserta 20 orang.<br />
Kegiatan ini dilakukan melalui sebuah workshop dengan memanfaatkan peralatan<br />
metaplan untuk mengakomodasi aspirasi seluruh peserta tanpa kecuali, sebagai<br />
bentuk partisipasi aktif peserta dalam upaya pengembangan UKM di<br />
Barlingmascakeb. Oleh karena itu, hasil yang disampaikan dalam laporan ini<br />
merupakan gambaran kondisi nyata yang dialami, serta masukan dari stakeholder<br />
yang terkait secara langsung.<br />
V. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN<br />
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 2-3 April 2009,<br />
bertempat di Owabong Cottage, Purbalingga.<br />
VI. PENYELENGGARA DAN NARASUMBER<br />
Workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah (SKAD) Dalam<br />
Pengembangan UKM diselenggarakan oleh Asisten Deputi Urusan<br />
Pengembangan Perkaderan UKM, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,<br />
Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Dalam pelaksanaanya dibantu oleh<br />
Panitia Daerah yang berasal dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah<br />
dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Purbalingga.<br />
Adapun narasumber dan fasilitator kegiatan workshop berasal dari<br />
Lembaga Pengembangan Kerjasama Antar Daerah (LEKAD) Semarang.<br />
3
BAB II<br />
REKAPITULASI HASIL KEGIATAN<br />
Pada kegiatan Workshop ini, Skenario Kerja Sama Antardaerah (SKAD)<br />
menjadi tools perencanaan yang dipakai untuk menemukenali serta menjawab<br />
permasalahan ataupun kendala dalam pelaksanaan kerja sama antardaerah di<br />
bidang KUKM di Barlingmascakeb. Barlingmascakeb merupakan aliansi kerja<br />
sama antardaerah dalam bentuk <strong>Regional</strong> <strong>Management</strong> yang terbentuk pada<br />
tahun 2003 serta memiliki potensi pengembangan UKM.<br />
I. IDENTIFIKASI ISU PENTING DAN BERMASALAH<br />
Tema dalam pelaksanaan SKAD ini adalah “Pengembangan Usaha Kecil<br />
Menengah (UKM) Dalam Region Barlingmascakeb”. Langkah awal pelaksanaan<br />
SKAD dimulai dengan mengumpulkan isu-isu terkait dalam sektor UKM di<br />
Barlingmascakeb. Dari isu-isu tersebut, selanjutnya diidentifikasi isu-isu yang<br />
dianggap penting dan bermasalah, sehingga diperoleh isu-isu UKM yang dapat<br />
dilaksanakan melalui kerja sama. Adapun isu-isu tersebut antara lain sebagai<br />
berikut,<br />
SEKTOR ISU-ISU<br />
JUMLAH<br />
PENTING MASALAH<br />
PEMASARAN 1. Produk Batik Perlu pemasaran / marketing<br />
agar dikenali lebih jauh di pasar nasional,<br />
bahkan internasional<br />
11 10<br />
2. Aneka produk olahan hasil ketela pohon perlu<br />
market<br />
5 8<br />
3. Potensi temulawak hasil lahan non-produktif<br />
perlu pasar serius<br />
2 0<br />
4. Perlu informasi kebutuhan pasar antar <strong>Regional</strong><br />
termasuk spesifikasi produk yang dibutuhkan<br />
1 2<br />
5. Asap cair perlu pasar peralatan dan kemasan 2 3<br />
6. Pemasaran bersama membutuhan kualitas<br />
produk yang sama<br />
0 4<br />
7. Purbalingga punya “mocal” (pengganti terigu)<br />
dan membutuhkan pasar<br />
8 2<br />
8. Harga gula kelapa perlu dipertahankan 2 6<br />
9. Pura dan Jus Jambu Merah Mandi Raja perlu<br />
pemasaran<br />
0 0<br />
10. Pemasaran Minyak Atsiri : Minyak Nilam<br />
3 7<br />
(kenaikan dan penurunan harga sangat tajam)<br />
11. Pasar Gula Kelapa belum berpihak kpd petani 6 7<br />
12. Kebutuhan butuh pasar produk Organik 6 0<br />
13. Manisan Carica Dieng butuh akses pemasaran 0 0<br />
14. Pemasaran produk batu alam Banjarnegara 0 1<br />
15. Beras berpotensi dalam meningkatkan<br />
kesejahteraan petani, namun terkendala dalam<br />
hal pemasaran<br />
1 4<br />
4
SEKTOR ISU-ISU<br />
MODAL &<br />
TEKNOLOGI<br />
JUMLAH<br />
PENTING MASALAH<br />
16. Potensi makanan kecil perlu jaring pemasaran 1 0<br />
17. Serabut kelapa Kebumen belum terangkat<br />
pengolahan dan pasar<br />
4 5<br />
18. Identifikasi dan pemasaran produk melalui<br />
internet serta melirik ke pebisnis Tionghoa<br />
1 4<br />
19. Produksi salak melimpah pada musim tertentu<br />
perluas pasar dan harga stabil<br />
0 1<br />
20. Jejaring (akses pasar) untuk produk-produk<br />
unggulan daerah<br />
6 6<br />
21. Anyaman bambu produk perlu pasar global 2 4<br />
22. Barlingmascakeb perlu pemetaan UKM unggulan<br />
masing-masing Kabupaten dan perlu<br />
dipromosikan<br />
17 6<br />
23. Komitmen UMKM dalam marketing di RM 2 3<br />
24. Barlingmascakeb mestinya perlu data UKM<br />
lengkap yang terdata secara digital yang diuploaddi<br />
Situs Barlingmascakeb<br />
3 1<br />
25. Perlu pelatihan “AMT” untuk membangkitkan<br />
UKM Barlingmascakeb<br />
2 5<br />
TOTAL 85 89<br />
1. Perlunya olahan daging sapi 0 2<br />
2. Pengembangan dan inovasi Dawet Ayu<br />
Banjarnegara sebagai minuman berkelas<br />
1 1<br />
3. Cilacap potensi ikan (hasil laut) 2 1<br />
4. Transformasi teknologi yang tepat guna<br />
untuk meningkatkan nilai ekonomi produk<br />
lokal<br />
2 3<br />
5. Ada informasi lengkap di masing-masing<br />
Kabupaten tentang potensi unggulan dan<br />
UKM di Barlingmascakeb<br />
4 4<br />
6. Batik punya ciri khas<br />
promosi<br />
perlu modal dan<br />
2 0<br />
7. Produksi Sabutret perlu pasar dan promosi 4 5<br />
8. Sebagai produsen makanan yang berbahan<br />
baku berasal dari agro. Kita perlu modal (cash<br />
dan alat produksi) untuk kejar produksi pada<br />
saat bahan baku melimpah (perluas pasar,<br />
modal, dan alat-alat produksi)<br />
4 2<br />
9. Potensi Gula Kelapa membutuhkan : modal,<br />
kualitas, dan market<br />
0 2<br />
10. Pengembangan produk organik butuh dukungan<br />
/ sinergitas dari produsen, marketing, dan<br />
kebijakan<br />
1 2<br />
11. UMKM daerah wisata pesisir perlu bantuan<br />
packing<br />
4 1<br />
12. Industri Sabut Kelapa perlu modal 4 2<br />
13. Batik butuh modal untuk diversifikasi<br />
pengembangan usaha<br />
5 0<br />
14. Potensi makanan khas Banyumasan perlu<br />
diangkat (perlu disinergikan)<br />
3 3<br />
15. Kualitas gula kelapa masih rendah 1 2<br />
16. Belum dimanfaatkannya pupuk organik 7 1<br />
17. Potensi : kekompakan petani dalam bercocok 1 2<br />
5
SEKTOR ISU-ISU<br />
JUMLAH<br />
PENTING MASALAH<br />
tanam; Masalah : kelangkaan atau kesulitan<br />
mendapatkan pupuk.<br />
18. Pengolahan bahan baku tempe memerlukan<br />
pengembangan teknologi<br />
1 2<br />
19. Kualitas pakan ikan (pelet) daerah perlu<br />
ditingkatkan<br />
0 0<br />
20. Ketersediaan sabut kelapa belum optimal<br />
dimanfaatkan<br />
1 1<br />
21. Sarana dan prasarana produksi yang lebih<br />
higienis untuk produk gula (terkait dengan<br />
standar mutu, sebagai persyaratan ekspor)<br />
8 4<br />
22. Potensi gula kelapa dijadikan (produksi) gula<br />
semut yang non-kimia<br />
3 3<br />
23. Keramik Klampok perlu desain khas tersendiri 2 4<br />
24. Agrobisnis Banjarnegara perlu pengolahan lebih<br />
lanjut supaya nilai ekonomi lebih tinggi<br />
2 6<br />
25. Diversifikasi vertikal produksi ubi kayu 2 0<br />
26. Pengembangan/optimalisasi pariwisata PLTA<br />
Merica<br />
0 1<br />
27. Batik perlu pelatihan desain motif 2 1<br />
28. Dukungan berbagai pihak untuk meminimalisir<br />
penggunaan Natrium Metabisulfit pada produk<br />
gula kelapa<br />
0 0<br />
29. Alternatif energi murah bagi produsen yang<br />
mengandalkan bahan bakar kayu dan minyak<br />
tanah.<br />
3 9<br />
TOTAL 69 64<br />
REGULASI 1. Belum ada kerja sama UKM Barlingmascakeb 4 9<br />
DAN 2. Barlingmascakeb perlu forum komunikasi<br />
8 7<br />
ORGANISASI antar UKM<br />
3. Perlunya kebijakan untuk membatasi impor<br />
produk (terutama produk pertanian dan produk<br />
rakyat yang lain)<br />
2 5<br />
4. Jaminan sosial / asuransi bagi perajin gula kelapa 4 6<br />
TOTAL 18 27<br />
Sumber: Hasil SKAD UKM Barlingmascakeb, 2 April 2009.<br />
Dari hasil identifikasi dapat disimpulkan bahwa permasalahan UKM di<br />
Region Barlingmascakeb secara umum terkait pada sektor Pemasaran, Modal<br />
dan Teknologi, serta Regulasi dan Organisasi. Lebih lanjut, isu-isu yang dapat<br />
dan layak untuk dikerjasamakan merupakan isu yang dianggap penting dan<br />
bermasalah, adapun isu-isu tersebut antara lain sebagai berikut,<br />
1. Di sektor Pemasaran, isu-isu yang dapat/layak untuk dikerjasamakan<br />
terkait dengan : (1) UKM Batik dan (2) Gula Kelapa.<br />
2. Pada sektor Modal dan Teknologi, isu-isu yang dapat/layak untuk<br />
dikerjasamakan terkait dengan : (1) Pengembangan Informasi dan (2)<br />
Teknologi Gula.<br />
3. Pada sektor Regulasi dan Organisasi, isu-isu yang dapat/layak untuk<br />
dikerjasamakan terkait dengan : (1) Forum Komunikasi dan (2) Pemetaan<br />
UKM.<br />
6
Dokumentasi Kegiatan Identifikasi Isu-Isu Sektoral Penting dan Bermasalah<br />
Sumber: Hasil SKAD UKM Barlingmascakeb, 2 April 2009.<br />
II. IDENTIFIKASI VISI DAN TOLOK UKUR (MILESTONES)<br />
Dalam suatu perencanaan, formulasi visi sangat penting sebagai<br />
pedoman implementasi pembangunan yang ingin dicapai. Visi tersebut dipakai<br />
sebagai tolok ukur apa yang ingin dicapai dalam upaya pengembangan UKM<br />
Barlingmascakeb. Berdasarkan hasil SKAD, visi tahun 2030 yang disepakati oleh<br />
peserta tidak terlepas dari isu-isu yang layak dikerjasamakan, yakni :<br />
“ Barlingmascakeb Menjadi Sentra Batik dan Gula Nasional dan Internasional –<br />
Pembawa Kesejahteraan Masyarakat “<br />
Pencapaian visi tersebut mengharapkan bentuk-bentuk perubahan, yang<br />
dimulai dari tahun 2010 hingga tercapainya visi tahun 2030. untuk memudahkan<br />
pencapaian visi tahun 2030, perlu digambarkan berbagai indikator (tolok ukur)<br />
perubahan dalam periodik waktu 5 tahunan. Berikut merupakan tolok ukur, sesuai<br />
usulan peserta,<br />
Tahun 2030 :<br />
Gula menjadi komoditas ekspor yang menguasai 70% pasar internasional<br />
(30%-nya disuplai dari Barlingmascakeb).<br />
Pendapatan petani gula kelapa setara dengan gaji PNS.<br />
Seluruh gula produksi Barlingmascakeb merupakan gula organik yang<br />
bersertifikasi internasional.<br />
Batik menjadi trend setter di dunia dengan desain yang dinamis.<br />
Tahun 2025 :<br />
Pemasaran Gula Kelapa mencapai 70% pasar ekspor; 30% pasar domestik.<br />
Gula Kelapa Barlingmascakeb menjadi sumber devisa Indonesia 5%.<br />
7
Batik Barlingmascakeb menembus pasar dunia 30%.<br />
Tahun 2020 :<br />
Gula Kelapa dan batik Barlingmascakeb memasok 50% kebutuhan dunia.<br />
Penggunaan peralatan teknologi tepat guna dan berstandar internasional<br />
telah diterapkan di seluruh sentra gula kelapa.<br />
Adanya peremajaan dan pengembangan areal lahan pohon kelapa menjadi<br />
300% dari tahun 2010.<br />
Pengrajin batik di Barlingmascakeb sudah menguasai teknologi modern yang<br />
mampu memproduksi batik secara massal dan berkualitas.<br />
Desain batik di Barlingmascakeb telah menjadi trend setter batik dunia.<br />
Tahun 2015 :<br />
Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) sebesar 50% bagi produk gula<br />
kelapa Barlingmascakeb.<br />
Ditemukan varietas baru pohon kelapa yang berkualitas, sehingga mampu<br />
meningkatkan 20% produksinya.<br />
Perajin gula kelapa Barlingmascakeb mendapatkan asuransi jiwa sebesar<br />
100%.<br />
75% anak sekolah sudah menggunakan batik khas Barlingmascakeb.<br />
Sudah dipatenkan produk batik Barlingmascakeb.<br />
Produk batik Barlingmascakeb menguasai 10% pasar Prov. Jawa Tengah.<br />
Pendapatan Pengrajin batik meningkat 50%.<br />
Diversifikasi produksi batik Barlingmascakeb.<br />
III. INDIKASI PROGRAM DAN KEGIATAN<br />
Tolok ukur untuk tahun 2010 dijabarkan dalam suatu indikasi program dan<br />
kegiatan seperti berikut,<br />
SEKTOR FOKUS ISU PROGRAM KEGIATAN<br />
Pemasaran 1. Batik<br />
2. Gula Kelapa<br />
Modal dan<br />
Teknologi<br />
1. Pengembangan<br />
Informasi<br />
2. Teknologi Gula<br />
1. Promosi/Pemasaran Batik<br />
dan Gula Kelapa tingkat<br />
regional dan nasional.<br />
Pembuatan leaflet serta<br />
berbagai jenis media<br />
informasi lain untuk Batik<br />
dan Gula.<br />
-<br />
2. Standarisasi mutu gula dan<br />
batik.<br />
3. Pemberdayaan SDM<br />
-<br />
Pembatik dan Penderes<br />
untuk generasi muda<br />
1. Standarisasi mutu - Menghadirkan sarjana<br />
pendamping sebagai TA<br />
(misal dari pemerintah<br />
daerah/pusat)<br />
- Bantuan Pengadaan<br />
peralatan dari<br />
pemerintah<br />
- Pemilihan pengrajin<br />
terbaik<br />
2. Diversifikasi produk sesuai -<br />
8
SEKTOR FOKUS ISU PROGRAM KEGIATAN<br />
Regulasi<br />
dan<br />
Organisasi<br />
1. Pemetaan UKM<br />
2. Forum<br />
Komunikasi<br />
permintaan pasar<br />
3. Pengembangan teknologi<br />
informasi modern.<br />
4. Rehabilitasi tanaman<br />
kelapa untuk kelangsungan<br />
ketersediaan bahan baku<br />
1. Penciptaan UKM Centre<br />
Barlingmascakeb sebagai<br />
pusat informasi dan<br />
komunikasi internal dan<br />
eksternal antar UKM<br />
Barlingmascakeb.<br />
2. Penciptaan forum<br />
komunikasi internal UKM<br />
Barlingmascakeb secara<br />
rutin.<br />
Sumber: Hasil SKAD UKM Barlingmascakeb, 3 April 2009.<br />
Membuka website khusus<br />
gula dan batik<br />
Barlingmascakeb<br />
-<br />
- Menyusun database<br />
UKM dan produknya di<br />
setiap Kabupaten<br />
sebagai pusat informasi<br />
di Barlingmascakeb.<br />
- Membangun UKM centre<br />
untuk Barlingmascakeb<br />
di masing-masing<br />
Kabupatennya.<br />
Mengadakan pertemuan<br />
rutin antar UKM dan<br />
Pemerintah setiap 4 bulan<br />
sekali di Barlingmascakeb.<br />
Dalam hasil tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang belum terisi oleh<br />
peserta. Mengenai hal ini peserta memerlukan masukan dari berbagai pihak untuk<br />
menentukan kegiatan yang sesuai dengan program terkait. Guna melaksanakan<br />
berbagai rekomendasi tersebut, peserta menginginkan suatu pokja KUKM yang<br />
terintegrasi pada struktur Dewan Eksekutif Barlingmascakeb, dan mengenai<br />
hal ini peserta mengharapkan agar pada Bulan Juni – Juli 2009, Pokja tersebut<br />
sudah dapat terbentuk.<br />
IV. TINDAK LANJUT<br />
Guna menindaklanjuti berbagai hal yang telah dirumuskan, peserta<br />
memberikan rekomendasi peran/kotribusi pihak-pihak terkait pengembangan<br />
UKM, sesuai dengan peran yang dimiliki, antara lain sebagai berikut,<br />
PIHAK USULAN PERAN / KONTRIBUSI<br />
Forum <strong>Regional</strong> RM. Forum <strong>Regional</strong> agar memberikan arahan kebijakan terkait hasil<br />
Barlingmascakeb<br />
temuan SKAD ini.<br />
Dinas Daerah Terkait Mendiseminasikan hasil Workshop SKAD Purbalingga ini kepada<br />
Pimpinan Daerah masing-masing, yang untuk selanjutnya dapat<br />
menginstruksikan kepada masing-masing perwakilannya di DE<br />
untuk membentuk pokja KUKM.<br />
Mendiseminasikan hasil SKAD berikut rekomendasinya kepada<br />
Ketua Dewan Eksekutif.<br />
Mensosialisasikan temuan-temuan kepada SKPD terkait di daerah<br />
Dewan Eksekutif RM.<br />
Barlingmascakeb<br />
masing-masing.<br />
Pembentukan pokja (kelompok kerja) KUKM dalam Dewan<br />
Eksekutif Barlingmascakeb melalui mekanisme yang telah<br />
disepakati bersama.<br />
9
PIHAK USULAN PERAN / KONTRIBUSI<br />
<strong>Regional</strong> Manager RM.<br />
Barlingmascakeb<br />
Follow up Pokja a.l. rencana detail perlu membuat perencanaan<br />
untuk melaksanakan hasil Workshop SKAD ini.<br />
Dewan Eksekutif perlu melaksanakan evaluasi kepada <strong>Regional</strong><br />
Manager mengenai ketepatan program yang dilaksanakan.<br />
<strong>Regional</strong> Manager perlu mempelajari hasil Workshop SKAD ini, di<br />
mana untuk selanjutnya dari berbagai masukan hasil Workshop ini,<br />
apa yang dapat ditindaklanjuti dalam jangka pendek-menengah<br />
dan panjang?<br />
Mengakomodir hasil Workshop SKAD ini.<br />
Melaksanakan komunikasi ke asosiasi di masing-masing<br />
Kabupaten untuk koordinasi KUKM.<br />
Mencari Pendamping Lembaga Donor yang relevan.<br />
Penyebaran informasi hasil-hasil penelitian (Resume), khususnya<br />
terkait Gula Kelapa dan Batik, maupun produk yang lainnya.<br />
Melaksanakan fasilitasi kegiatan tindaklanjut.<br />
Membuat usulan untuk memiliki kontak/perwakilan pada masingmasing<br />
Kabupaten.<br />
Membuat kompilasi kajian dan dokumentasi UKM.<br />
Membuat rekomendasi kepada Dewan Eksekutif berkaitan dengan<br />
pengembangan UKM dari hasil komunikasi dengan pelaku di<br />
daerah-daerah.<br />
Fasilitasi tentang pembuatan hak paten atas produk Batik dan<br />
Gula Kelapa Barlingmascakeb yang terstandarisasi.<br />
Pemerintah Provinsi Mengusahakan ketegasan pengelolaan keuangan kerja sama<br />
antardaerah ke Depdagri.<br />
Memberikan dukungan modal kerja dan sarana usaha UKMK.<br />
Menyusun program tindak lanjut berdasarkan hasil Workshop<br />
SKAD hari ini, sebagai wujud realisasi program provinsi.<br />
Membantu pendanaan.<br />
Fasilitasi promosi dan pemasaran regional dan nasional.<br />
Kenaikan anggaran APBD untuk UMKM, khususnya di wilayah<br />
Kementrian UKM<br />
terhadap wilayah<br />
Barlingmascakeb<br />
Barlingmascakeb<br />
Sumber: Hasil SKAD UKM Barlingmascakeb, 3 April 2009.<br />
Memberikan dukungan modal kerja dan sarana usaha UKMK di<br />
wilayah.<br />
Mempromosikan produk-produk UKM ke mancanegara.<br />
Memberi bantuan sarana dan prasarana untuk pameran ke luar<br />
negeri.<br />
Kenaikan anggaran APBN untuk UMKM.<br />
Batik dan Gula Kelapa Barlingmascakeb banyak diikutsertakan<br />
dalam promo-promo di pasar luar negeri.<br />
Sering mengadakan pameran Batik dan Gula, serta berbagai UKM<br />
Barlingmascakeb lainnya di tingkat nasional, minimal setahun dua<br />
kali.<br />
Terus melakukan fasilitasi dalam rangka pengembangan UKM<br />
antardaerah.<br />
Pertajam regulasi pemberdayaan KUKM.<br />
Menjadikan pola kegiatan Workshop SKAD Purbalingga ini<br />
sebagai model pendekatan nasional.<br />
Terus memantau progress pembentukan pokja.<br />
10