You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />
EDISI <strong>296</strong>/TAHUN 06, 23 - 29 JANUARI 2017<br />
Gong Xi Fa Cai<br />
Angpao-nya Mana?<br />
Gong Xi Fa Cai. Angpao-nya mana. Kalimat tersebut<br />
seolah saling berurutan. Selamat datang tahun baru<br />
Imlek ke-2568. Menurut penanggalan Tionghoa,<br />
28 Januari 2017 menandai dimulainya tahun ayam<br />
api. Berbagai persiapan menyambut perayaan<br />
sudah dilakukan masyarakat etnis Tionghoa untuk<br />
menghidupkan suasana bersama kerabat dan saudara.<br />
Seperti makan malam bersama,<br />
berburu pernak-pernik<br />
Imlek, dan tak pernah<br />
ketinggalan, menanti rezeki amplop<br />
merah yang biasa disebut angpao.<br />
Pastinya, Imlek menjadi harapan<br />
mendapat kesejahteraan, menapak<br />
harapan di tahun yang<br />
baru.<br />
Perayaan Imlek tak<br />
lepas dengan pemberian<br />
angpao. Angpao adalah<br />
tradisi memberikan<br />
sejumlah uang yang<br />
dimasukkan kedalam<br />
amplop khusus tulisan<br />
merah dengan tinta<br />
emas. Angpao diberikan pada saat<br />
perayaan Imlek. Biasanya diberikan<br />
oleh yang sudah menikah kepada<br />
yang masih bujang atau belum<br />
menikah.<br />
“Warna merah dan emas artinya<br />
kejayaan, kemakmuran, ada suatu<br />
budaya bahwa pemberi adalah yang<br />
memiliki level tinggi atau kesenioran,<br />
kalau di budaya Tionghoa yang<br />
memberikannya orang yang sudah<br />
menikah, atau belum menikah tapi<br />
sudah mapan,” kata Amelia Wulan,<br />
wartawan senior yang juga berdarah<br />
Tionghoa.<br />
Bagi orang dengan ekonomi<br />
baik, jumlah angpao menunjukkan<br />
level mereka. Memberi angpao sama<br />
halnya dengan membagi rejeki saat<br />
momen Imlek. Dengan membagi<br />
angpao, rasa kekeluargaan semakin<br />
erat. Besar kecilnya nilai angpao<br />
tergantung masing-masing, namun<br />
ada sebuah tradisi bahwa ukuran amplop<br />
angpao menjadi acuan nominal<br />
pemberian.<br />
“Kalau strata ekonominya tinggi<br />
jumlah angpao juga lebih banyak.<br />
Makanya ada angpao dengan amplop<br />
kecil dan amplop besar,” imbuhnya.<br />
Selain angpao, berburu pernakpernik<br />
Imlek juga menjadi kewajiban<br />
tersendiri. Banyak mall mengambil<br />
kesempatan dalam momen<br />
tersebut dengan menyediakan<br />
tenant musiman bagi<br />
para pedagang kebutuhan<br />
perayaan. Salah satu contoh<br />
adalah Mall Pasar Atum<br />
<strong>Surabaya</strong>. Berbagai pernakpernik<br />
Imlek sudah mulai<br />
meramaikan sudut pertokoan.<br />
“Jadi mereka adalah pedagang<br />
musiman. Biasanya hanya berjualan<br />
sekitar 1,5 bulan saja karena memang<br />
khusus menjual pernak-pernik<br />
juga baju Imlek,” terang General<br />
Manager Mall Pasar Atum <strong>Surabaya</strong>,<br />
Halim Antawira Hermanto,<br />
kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />
Saat ini, sekitar 20 stand ditempati<br />
pedagang. Misalnya, di lantai 1<br />
Mall Pasar Atum. Mereka menjual<br />
bungkus angpao, aksesoris sesaji<br />
dan persembahyangan, lampion,<br />
baju Imlek, juga hiasan dengan<br />
simbol ayam. Stan seluas 4x5<br />
meter tersebut banyak dikerumuni<br />
pengunjung.<br />
“Kita jualan mulai 1 sampai 31<br />
Januari nanti di Mall Pasar Atum ini.<br />
Untuk item yang kita jual ada lampion,<br />
gantungan Dewa Uang, baju,<br />
tempelan-tempelan ayam. Semua<br />
aksesoris ini dijual dari harga Rp<br />
15.000 – Rp 350.000,” terang Risa,<br />
salah satu penjaga stand kebutuhan<br />
Imlek.<br />
“Kalau yang paling laku disini<br />
ya bungkus angpao. Tahun ini, ada<br />
kenaikan penjualan dibanding tahun<br />
lalu,” imbuhnya seraya tersenyum.<br />
Gunawan, seorang pria yang datang<br />
bersama keluarganya melihat-lihat<br />
lampion besar tergantung disalah<br />
satu stand.<br />
Ia nampak sibuk memborong<br />
berbagai kebutuhan, sementara<br />
di tangannya memegang<br />
sejumlah bungkus<br />
angpao yang hendak<br />
ia beli. “Kita selalu<br />
cari barang-barang<br />
kebutuhan Imlek<br />
disini, harganya<br />
murah juga lengkap,”<br />
ujarnya.<br />
Menurut dia,<br />
Imlek tak lengkap tanpa<br />
angpao. Maka dari itu ia<br />
selalu menyiapkan setumpuk bungkus<br />
angpao yang akan ia bagikan<br />
untuk keluarga maupun kerabat.<br />
“Angpao untuk bagi-bagi rejeki,<br />
besar kecilnya nilai uang tergantung<br />
masing-masing, sesuka hati,” ujar<br />
Gunawan.<br />
Sebagai pusat perbelanjaan yang<br />
identik dengan nuansa oriental, Mall<br />
Pasar Atum tak ketinggalan untuk<br />
menyajikan hiburan berupa atraksi<br />
Barongsai dan bagi-bagi angpao.<br />
Pengunjung bisa menikmati atraksi<br />
liang liong itu pada 21, 22, 27 Januari<br />
2017 pukul 12.00-selesai.<br />
Nuansa serupa juga terlihat di<br />
beberapa pusat perbelanjaan, seperti<br />
Mall Grand City <strong>Surabaya</strong>, nampak<br />
tenant berjejer di atrium menawarkan<br />
bermacam keperluan Imlek<br />
yang bisa diborong pengunjung.<br />
Selain Grand City, Mall Tunjungan<br />
Plaza (TP) menghadirkan<br />
atraksi gratis pertunjukkan musical<br />
Yo-kai Watch yang lucu dan<br />
menghibur, mulai 18-29 Januari<br />
setiap pukul 15.00 WIB - 18.00<br />
WIB di Atrium TP3. Sedangkan<br />
Marvell City menyiapkan angpao<br />
tree dengan menukarkan struk belanja<br />
minimal Rp 200.000 diseluruh<br />
tenant selama 12-29 Januari, Lion<br />
Dance Acrobatic Performance, serta<br />
God of Fortune yang akan keliling<br />
membagikan permen dan coklat<br />
untuk pengunjung. (lely)<br />
Tahun Ayam Api<br />
Usaha Hiburan Baik, Keuangan Sulit<br />
Tahun ayam api, yang dimulai 28 Januari 2017 (Tahun Baru Imlek<br />
China atau Festival Musim Semi China) dan berlangsung sampai<br />
15 Februari 2018. Elemen Api (Yin) menjadi unsur dominan di tahun<br />
ini yang menunjukkan kehangatan serta ketenangan batin di<br />
dalam menjalin hubungan antar pribadi dan keluarga.<br />
Tahun ayam api diyakini waktu yang tepat bagi keluarga yang<br />
merencanakan kehamilan. Bagi yang masih single, ini menjadi waktu<br />
terbaik untuk menemukan cinta dalam hidup dan membentuk<br />
keluarga sendiri. 2017 ini merupakan tahun yang romantis.<br />
Sebaliknya, tahun ayam api akan menjadi tahun dimana kesempurnaan<br />
menjadi prioritas utama. Setiap individu dituntut<br />
menghasilkan pekerjaan yang sempurna. Tak peduli<br />
apa saja yang diperlukan untuk mencapainya. Fengsui<br />
Ong mengatakan tren 2017 pola konsumsi makanan<br />
sehat serta penolakan merokok dan mengkonsumsi<br />
alkohol serta masalah peredaran narkoba terus menjadi<br />
perhatian banyak orang di dunia.<br />
Secara politis, tahun ayam api ini, tahun ketika sebagian<br />
besar negara akan menetapkan kebijakan garis<br />
keras. “Pemerintahan negara di seluruh dunia membusungkan<br />
dada dan bersikap angkuh seperti ayam jantan.<br />
Maka solusi terbaik adalah masing-masing pihak berusaha untuk<br />
menenangkan diri dan tidak saling mengancam,” kata Ong.<br />
Menurut Ong, perubahan iklim politik ini akan berdampak<br />
pada tingginya migrasi penduduk dan aksi demonstrasi yang cenderung<br />
memanas. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa harus<br />
cepat bangkit untuk meraih kesuksesan sepanjang 2017. Yaitu,<br />
dengan kerja keras, kesabaran dan memilih momentum yang tepat.<br />
“Pada saat yang bersamaan, 2017 ini ada banyak tantangan<br />
dan perubahan yang harus disikapi dalam berbagai bidang. Ayam<br />
itu teliti, tetapi juga ambisius. Sehingga diperlukan kerja keras untuk<br />
mencapai target tahun ke depan,” tandas Ong, kepada <strong>Bisnis</strong><br />
<strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />
Ia melanjutkan, kemajuan pada tahun depan cenderung penuh<br />
perjuangan. Bukan hanya merujuk masalah yang terjadi di dalam<br />
negeri. Namun, sulitnya perekonomian juga dipengaruhi faktor<br />
luar yang bersumber dari hubungan internasional. Meski begitu, ia<br />
melihat sektor pariwisata tidak akan banyak terpengaruh.<br />
Sebaliknya, upaya ekstra perlu dikeluarkan seperti halnya disektor<br />
perekonomian secara umum. Termasuk peruntungan bisnis<br />
pada 2018. Kabar baiknya, Ong menilai bidang usaha hiburan peruntungannya<br />
akan membaik. Bahkan, cenderung tidak tersentuh<br />
keadaan ekonomi yang menurun. “Sebaliknya bidang keuangan<br />
akan mengalami kesulitan terberat,” kata ahli fengsui.<br />
Ia berpesan, berbahagialah bagi yang bershio kerbau, ular dan<br />
naga. Dalam analisisnya, ketiga shio ini memiliki ambisi yang cukup<br />
kuat untuk mengimbangi dominasi elemen api. Mereka tidak akan<br />
tergerus dan cenderung ingin membuktikan bahwa dirinya mampu<br />
berprestasi di tengah situasi yang terbilang sulit. Disisi lain, ia mengatakan<br />
beberapa shio lainnya justru harus berjuang lebih. Seperti<br />
shio kelinci dan anjing. Kedua shio ini dinilainya cenderung sulit keluar<br />
dari zona nyaman. Sementara keadaan terus bergerak dinamis<br />
dan cepat.<br />
Untuk situasi politik, kata dia, di Jakarta yang memanas belakangan<br />
ini akan terus bertahan hingga awal tahun mendatang.<br />
“Awal tahun memang akan diliputi gejolak. Namun, menuju<br />
pertengahan hingga akhir tahun, akan ada cukup waktu untuk<br />
melakukan penyesuaian,” terang Ong. (ton)<br />
Wayang Potehi dari<br />
Negeri Tirai Bambu<br />
Wayang bukan sembarang<br />
wayang. Biasanya orang mengenal<br />
wayang sebagai salah satu kesenian<br />
budaya nusantara, ternyata<br />
masyarakat Tionghoa pun juga<br />
memiliki wayang. Yakni, wayang<br />
potehi.<br />
Wayang khas Tionghoa ini<br />
dibawa para pedagang Tiongkok<br />
ke nusantara sekitar abad 16, dan<br />
saat ini telah menjadi bagian dari<br />
kesenian tradisional Indonesia.<br />
Keragaman jenis, filosofi dibalik<br />
cerita dan tokoh-tokoh maupun nilai<br />
budaya yang terkandung sangat<br />
menarik untuk diangkat.<br />
Potehi sendiri berasal dari<br />
kata pou (kain), te (kantong), dan<br />
hi (wayang). Kesenian ini sudah<br />
berumur 3.000 tahun, dulunya<br />
wayang potehi hanya memainkan<br />
lakon yang berasal dari kisah<br />
klasik Tiongkok seperti legenda<br />
dinasti yang ada di Negeri Tirai<br />
Bambu.<br />
Saat ini, wayang potehi<br />
sudah mengambil cerita di luar<br />
kisah klasik. Seperti novel Se Yu<br />
(Pilgrimage to the West) dengan<br />
lakon tersohornya Kera Sakti juga<br />
Sampek Engtay, tragedy romantika<br />
antara dua kekasih.<br />
Menyambut Imlek, House of<br />
Sampoerna (HoS) bekerjasama<br />
dengan Yayasan Po Tee Hie FU<br />
HE AN, Gudo, Jombang menggelar<br />
pameran dengan tajuk “Potehi<br />
Reborn” yang diselenggarakan di<br />
Galeri HoS mulai 20 Januari - 25<br />
Februari 2017.<br />
Yayasan Po Tee Hie FU HE<br />
AN sendiri didirikan Toni Har-<br />
sono, Sang Marcenas dari Gudo.<br />
Sebagai wadah bagi para penggiat<br />
wayang potehi, dalang, juga<br />
pemain musik. Dilatar belakangi<br />
oleh keinginan menggelorakan<br />
keberagaman nusantara, yayasan<br />
ini menggelar pertunjukan wayang<br />
diberbagai tempat.<br />
“Melalui kegiatan pagelaran<br />
pertunjukan wayang serta pameran<br />
baik nasional maupun internasional,<br />
diharapkan dapat memperkenalkan<br />
lebih luas Wayang<br />
Potehi agar timbul pemahaman<br />
dan kecintaan akan kesenian ini,”<br />
papar Toni Harsono.<br />
Tak hanya di Klenteng,<br />
yayasan yang memiliki makna<br />
rezeki dan keselamatan ini juga<br />
tampil di mall, kampus, gereja,<br />
dan pesantren. Selain itu agar<br />
para generasi muda dan pemerhati<br />
wayang potehi semakin mengenal<br />
sejarahnya, pendiri secara swadaya<br />
tengah membangun ruang pamer<br />
atau museum berisikan wayang<br />
potehi dan wayang-wayang nusantara.<br />
“Museum yang sedang dibangun<br />
semoga dapat memperkuat<br />
pemahaman dari sisi sejarah<br />
wayang potehi,” ujar Toni, saat<br />
mengekspresikan harapannya.<br />
Kelak museum tersebut akan<br />
dilengkapi panggung terbuka<br />
untuk pertunjukan seni, perpustakaan,<br />
tempat belajar dan riset<br />
bagi akademisi serta workshop.<br />
“Dimana nanti setiap pengunjung<br />
bisa melihat dan belajar<br />
pembuatan wayang potehi mulai<br />
dari mengukir, mengecat, dan<br />
proses penyempurnaan,” pungkasnya.<br />
(lely)