You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 SAMBUNGAN<br />
METRO <strong>24</strong> l SELASA <strong>31</strong> JANUARI <strong>2017</strong><br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Pulang Dinas, Aiptu Sirait Tewas, Kepala & Leher Robek<br />
KISARAN-M<strong>24</strong><br />
Fernando Sawal Hasiholan Sirait (42) dijemput ajal. Personel<br />
Jahtanras Satreskrim Polres Asahan itu tewas saat pulang dinas.<br />
Sekujur tubuh penuh luka. Polisi berpangakat Ajun Inspektur Satu<br />
(Aiptu) yang akrab disapa Nando itu meregang nyawa akibat menabrak<br />
pantat truk yang sedang berhenti, Senin (30/1) sekira<br />
pukul 01.20 WIB. Insiden maut terjadi di Jalinsum KM 158-159 Jln A<br />
Yani, Kel Kisaran Naga, tak jauh dari Mapolres Asahan.<br />
Informasi diperoleh M<strong>24</strong>, saat itu korban datang dari arah Rantauprapat<br />
menuju Medan, mengendarai kreta (sepedamotor) Suzuki<br />
Satria FU dengan kecepatan tinggi. Dari arah berlawanan,<br />
sebuah minibus belum diketahui jenisnya, terlihat coba memotong<br />
iringan truk yang ada di depan. Melihat itu, korban coba menghin-<br />
Suriadi Dikeroyok<br />
LABUHAN-M<strong>24</strong><br />
Suriadi (33) meradang. Pria warga Perumahan TKBM Blok Tunggal,<br />
Kel Sei Mati, Kec Medan Labuhan, dikeroyok dan ditikam tetangganya.<br />
Didampingi istrinya, Mita (27), korban melaporkan kasus<br />
penganiayaan tersebut ke Polsekta Medan Labuhan, Senin (30/1)<br />
sekira pukul 17.30 WIB.<br />
Suriadi menuturkan, kejadian bermula saat ia hendak menjemput<br />
anaknya yang sekolah SD di sekitar Sei Mati, mengendarai<br />
kreta (sepedamotor). Tiba-tiba ia dicegat Jonas Sitompul (40), tetangganya.<br />
Jonas tak sendiri, tapi bersama 5 orang temannya.<br />
Tanpa banyak tanya, keenam pelaku langsung memukuli Suriadi.<br />
“Aku mau jemput anakku, tiba-tiba dicegat sama Jonas dan<br />
abangnya, juga ada 4 kawannya yang lain. Langsung aku dipukulin.<br />
Gak cuma itu, aku ditikam pakai kunci kreta 2 kali. Sampek<br />
tengkuk, leher dan perutku luka,” beber Suriadi sembari menunjukkan<br />
bekas luka yang diderita. Belakangan terungkap penganiayaan<br />
gara-gara masalah sampah. Jonas tak senang karena sampah<br />
berserak masuk ke rumahnya. Ia menduga sampah itu berasal dari<br />
rumah Suariadi. (mag2)<br />
Mayat Bocah SD Nyangkut<br />
SIDKALANG-M<strong>24</strong><br />
Selama lebih 1 minggu hilang ditelan arus sungai Lae Simuhur,<br />
Abigael Aldrian Sinaga (7) akhirnya ditemukan sudah jadi mayat.<br />
Jasad bocah kelas 1 SD warga Desa Simartugan, Tiga Baru, Kec<br />
Pegagan Hilir, Kab Dairi, itu ditemukan tersangkut di bebatuan sungai<br />
di Dusun Juma Mejan, Desa Onan Lama, Minggu (29/1), atau<br />
sekitar 8 Km dari tempat kejadian.<br />
Adalah Anjo Habeahan (27) warga Desa Onan Lama, orang<br />
yang pertama kali menemukan jasad Abigael. Saat itu Anjo hendak<br />
ke kebun durian miliknya tak jauh dari pinggiran sungai. Anjo kaget<br />
saat pandangannya tertuju pada sosok mayat tersangkut di bebatuan<br />
dalam keadaan telanjang. Temuan itu segera diberitahukan<br />
kepada warga lainnya selanjutnya dilaporkan ke kepala desa,<br />
aparat Polsek Sumbul dan Babinsa Kodim Dairi. Jasad korban lalu<br />
dievakuasi ke Puskesmas Tiga Baru untuk divisum.<br />
Saat ditemukan, seekujur tubuh korban mengalami luka lecet<br />
akibat benturan bebatuan sungai. Kondisi mayat juga sudah mulai<br />
membusuk. Usai visum, selanjutnya jasad korban diserahkan kepada<br />
pihak keluarga. Isak tangis keluarga pecah menyambut kedatangan<br />
jasad Abigael di rumah duka. Mereka tak menyangka<br />
anak kedua dari tiga bersaudara itu pergi begitu cepat. “Anaku na<br />
burju... kenapa kau tinggalkan kami? Sudah kubilang jangan pergi<br />
mandi ke sungai itu,” isak ibu korban meratapi jenazah anaknya.<br />
Diketahui, Abigael hanyut saat mandi-mandi di sungai Lae Simuhur,<br />
Sabtu (21/1) lalu. Korban dikabarkan hanyut setelah ditemukan<br />
pakaiannya diatas batu dan sandal didalam sungai. Korban<br />
merupakan anak kedua dari pasangan Elson Sinaga (33) dan Ita<br />
Erawati Lumbangaol (30). (fajar)<br />
Oknum Polantas Dilapor<br />
MEDAN-M<strong>24</strong><br />
Seorang oknum polisi lalu-lintas (Polantas) Polsekta Sunggal, Bripka<br />
Ance, dilaporkan ke Bid Propam Polrestabes Medan, Senin (30/1)<br />
siang, terkait penganiayaan terhadap seorang MC (Pembawa Acara)<br />
Aknes P Silitonga (28) di basement hotel Grand Ashton Jln Balai<br />
Kota Medan.<br />
Kepada M<strong>24</strong>, Aknes menceritakan, penganiayaanyang dialaminya<br />
terjadi, Sabtu (22/1) sekira pukul 04.30 WIB lalu. Saat itu ia<br />
Sedang membawa acara di tempat hiburan malam Entrance bersama<br />
rekannya, Azmi (25) warga Jln Gagak Hitam Komplek Perumahan<br />
Taman Setia Budi Indah II, Kec Medan Sunggal. Namun, Azmi<br />
yang saat itu menemaninya, tak sadarkan diri karena sudah terpengaruh<br />
minuman keras.<br />
“Jadi malam itu kawanku ini mabuk. Gak lama pas kami mau<br />
pulang, saya minta lah kursi roda sama pegawai Entrance untuk<br />
membawa kawan saya ini pulang. Tiba-tiba datang Bripka Ance<br />
sambil membawa minuman dan langsung dicekokinya lagi kawan<br />
saya. Padahal dia udah mabuk kali. Ya kubilanglah sama Bripka<br />
Ance itu, jangan seperti itu,” ujar Aknes.<br />
Saat melarang, cekcok mulut terjadi antara Aknes dan Bripka<br />
Ance. Bahkan, ia dimaki oleh Bripka Ance yang merasa dirinya<br />
mengawasi di tempat hiburan malam itu. “Waktu dipaksanya<br />
kawanku ini minum, kubilang lah sama dia, tolonglah bang jangan<br />
kayak gitu. Aku bekerja di sini, eh malah dia maki aku dan dia bilang<br />
kalau dia pengawas di Entrance,” terangnya.<br />
Kasi Propam Polrestabes Medan Kompol Iskandar W mengatakan<br />
segera melakukan pemeriksaan terhadap laporan pelapor. “Laporannya<br />
segera kita kroscek soal pelapor yang dianiaya. Kita segera<br />
cek,” tukasnya. Terpisah, Kapolsekta Sunggal Kompol Daniel<br />
Marunduri ketika dikonfirmasi via selular membenarkan bahwa Bripka<br />
Ance bertugas di Polsekta Sunggal. “Kalau masalah itu saya<br />
belum tahu. Bripka Ance memang benar bertugas sebagai anggota<br />
Lantas Polsekta Sunggal,”ujarnya. (mag4)<br />
Oppung Marson‘Diolah’<br />
SIANTAR-M<strong>24</strong><br />
Tiga wanita sukses ‘mengolah’ Oppung Marson Simuroang (68).<br />
Akibatnya, Oppung Marson merugi hingga total Rp16 juta.<br />
Peristiwa ini bermula, Jumat (27/1) lalu. Oppung Marson yang<br />
berdomisili di Jln Panei, Kel Tomuan, Kec Siantar Timur, baru tiba di<br />
rumah sehabis belanja dari panglong. Ketika lagi duduk-duduk di<br />
depan rumah, sekira pukul 17.00 WIB, tiga orang wanita dengan<br />
berjalan kaki sambil menggendong dua orang anak kecil datang<br />
bertamu ke rumahnya.<br />
“Mereka pura-pura tanya tempat kos-kosan. Kubilang semua<br />
kamar tidak ada yang kosong. Aku memang tinggal sendirian di<br />
rumah. Tapi aku buka usaha kos-kosan,” kata Oppung Marson.<br />
Ketiga wanita tadi, mengajak Oppung Marson mengobrol di teras.<br />
Satu dari tiga orang itu mengaku bermarga Situmoroang.<br />
Karena asyik mengobrol, Oppung Marson tidak memperhatikan<br />
satu dari pelaku diam-diam masuk ke rumahnya. Lalu menyikat<br />
perhiasan cincin, kalung emas dan dompet berisi uang Rp1 juta<br />
yang diletak di kasur kamar tidurnya. Tak berapa lama ketiga pelaku<br />
buru-buru pamit meninggalkan rumahnya. Oppung Marson sadar<br />
perhiasan dan dompet disikat setelah ketiganya kabur.<br />
“Pulang dari panglong memang kubiarkan tas berisi cincin, kalung<br />
dan dompet di atas tempat tidur,” jelas<br />
Oppung Marson. Kapolres Siantar<br />
AKBP Dodi Darjanto SIK melalui Kanit<br />
SPKT I Ipda Zulkarnain membenarkan<br />
korban telah melapor. (adi)<br />
HAMIL<br />
WAK Lokot seorang pria yang terlampau sembarangan,<br />
siang itu ngobrol dengan Mak Bedah teman sekantornya<br />
yang memang sahabatnya dan tetangganya.<br />
Wak Lokot : “Dah…. anak laki2ku yang baru berusia 9<br />
tahun sangat nakal, dengan usianya seperti itu dia telah<br />
membuat pembantu kami yang baru berusia 18 tahun<br />
hamil…!!! Mak Bedah : “Bah….. Mana mungkin kog bisa..!?”<br />
Wak Lokot : “Aku juga heran dan awalnya tidak percaya,<br />
tapi begitulah…!”<br />
Mak Bedah : “Cemana ceritanya..!?”<br />
Wak Lokot : “Mungkin dia marah kepadaku..!”<br />
Mak Bedah : “Lalu kenapa pembantumu yang hamil..!?”<br />
Wak Lokot : “Dia telah melubangi semua kondomku<br />
dengan paku..!!” Mak Bedah : “Hahhhhh…. Ha ha ha<br />
ha….makanya kurangi Kot..!!!!”<br />
KEMATIAN Aiptu Fernando Sawal Hasiholan<br />
Sirait, tak cuma menyisakan duka mendalam<br />
bagi rekan seprofesi, melainkan juga<br />
masyarakat hingga insan pers yang biasa<br />
melakukan peliputan berita kriminal bersama<br />
korban. Itu karena personel yang akrab disapa<br />
Nando dikenal sebagai sosok yang ramah<br />
dan mudah bergaul. Nando juga merupakan<br />
pentolan tim sepakbola Polres Asahan,<br />
dengan posisi sebagai bek kanan.<br />
“Pak Nando itu fisiknya kuat. Padahal<br />
merokok kayak awak juga, putus sambung.<br />
Saya kenal dia sudah lama. Dedikasinya bertugas<br />
sangat tinggi,” kata Kabag Ren, Kompol<br />
Warsiman, saat berbincang-bincang<br />
dengan M<strong>24</strong> di rumah duka.<br />
dar dan mengambil jalur ke kiri. Nahas, usaha<br />
korban malah berakhir tragis. Bapak 2<br />
anak yang dikenal supel bergaul dan murah<br />
senyum itu malah menabarak pantat truk BK<br />
8603 CN.<br />
“Abang itu (korban, red) melaju kencang.<br />
Jadi gak sempat ngelak, trus nabrak pantat<br />
truk yang lagi berhenti. Sopir truknya pas<br />
makan. Kami juga terkejut, keras kali suara<br />
tabrakannya,” ucap Anto, seorang warga,<br />
kepada M<strong>24</strong> di lokasi.<br />
Sementara sopir truk, Rangga Pratama<br />
(25), warga Desa Selemak, Kec Hamparan<br />
Perak, Deliserdang yang ditanyai M<strong>24</strong> mengaku<br />
terkejut atas kejadian itu. “Aku pas<br />
mau makan, bang. Kupikir ban truk meledak.<br />
Pas kudekati rupanya ada yang nabrak pantat<br />
trukku,” ujarnya. bAiptu Nando tewas<br />
dengan luka robek di kepala belakang, luka<br />
robek di leher sebelah kiri, patah kaki kiri,<br />
luka robek di tangan kanan dan luka bekas<br />
benturan di dada. "Penyebab korban meninggal<br />
dunia kuat dugaan karena kehabisan<br />
darah,” terang seorang perawat ruang IGD<br />
RSUD Kisaran, kepada M<strong>24</strong>.<br />
Sementara seorang rekan korban,<br />
menyebutkan, malam sebelum nahas terjadi,<br />
atau sekira pukul 22.00, Nando masih<br />
"Murah Senyum, Gigih & Pantang Menyerah"<br />
Polisi Dianggap Blunder<br />
MEDAN-M<strong>24</strong><br />
Polrestabes Medan menolak permohonan<br />
yang dibuat keluarga agar Siwaji Raja dibantarkan<br />
ke RS Bhayangkara. Julheri Sinaga,<br />
selaku kuasa hukum Siwaji Raja menyebut<br />
polisi telah blunder.<br />
Julheri membenarkan bahwa Siwaji Raja<br />
belum dapat dibantarkan. Katanya, permohonan<br />
pembantaran yang dibuat 3 hari lalu<br />
itu ditolak, lantaran Siwaji Raja dianggap tidak<br />
koperatif saat diperiksa. “Sampai saat ini Siwaji<br />
Raja masih ditahan di Polrestabes Medan,”<br />
ujar Julheri. Ditambahkan Julheri, permohonan<br />
pembantaran dibuat dikarenakan<br />
Siwaji Raja mengalami sakit. Belum lagi menimbang<br />
Siwaji Raja memiliki riwayat penyakit<br />
gula dan jantung koroner.<br />
“Bukti-bukti surat perobatan ke Penang<br />
juga ada dan lengkap. Jadi, kalau Siwaji Raja<br />
Hal senanda disampaikan rekan korban<br />
di Satreskrim Polres Asahan, Aiptu Puji Semedi.<br />
Menurutnya, dalam bertugas dedikasi<br />
korban cukup tinggi. "Kalau ditugas selalu<br />
siap kapan saja, seakan tanpa lelah dan tak<br />
ada rasa takut sedikitpun. Pokoknya kemana<br />
aja oke. Mau pagi, siang, malam ataupun<br />
subuh selalu siap. Kalo tanda-tanda sebelum<br />
kematian, gak ada, biasa aja kok. Malah<br />
malam itu dia habis nangkap pelaku pengancaman<br />
di Mandoge,” ucapnya dengan nada<br />
datar. Duka mendalam juga dirasakan Kanit<br />
Ekonomi Satreskrim Polres Asahan, Iptu Khomaini<br />
SIK. “Waktu saya jadi kanitnya di Resum<br />
Satreskrim Polres Asahan, Pak Nando<br />
itu orangnya gak banyak cakap. Tapi kalo<br />
mati di dalam sel, kita lihat aja. Mereka akan<br />
rasakan akibatnya,” ungkapnya.<br />
Julheri juga menyebut, penetapan tersangka<br />
kepada Siwaji Raja dinilai terburuburu.<br />
Bahkan, polisi dinilai terlalu gegabah<br />
saat melakukan pemeriksaan. “Kita bisa lihat<br />
bersama-sama, polisi blunder. Penetapan<br />
tersangka yang dilakukan polisi terlalu gegabah<br />
dan terburu-buru. Jadi menurut hemat<br />
kita, dari bukti-bukti suara lewat telepon<br />
dan bukti transfer menjadi acuan polisi dalam<br />
menetapkan Raja sebagai tersangka otak<br />
pelaku penembakan itu,” bilangnya.<br />
Sambung Julheri, percakapan telepon<br />
antara Rawi dan Raja itu antara lain Rawi<br />
memberitahukan kepada Raja, kalau Kuna<br />
sudah ditembak orang. “Itulah yang dijadikan<br />
acuan polisi dalam menetapkan Raja<br />
sebagai tersangka otak pelaku. Mengenai<br />
Bapak 5 Anak Pilih Mati Gantung Diri<br />
BINTANG BAYU-M<strong>24</strong><br />
Selama 10 tahun menderita sakit paruparu,<br />
selama itu pula Asri (57) berobat. Namun<br />
penyakitnya tak kunjung sembuh. Bahkan<br />
badannya semakin kurus akibat digerogoti<br />
penyakit tersebut. Asri akhirnya<br />
nekat menempuh jalan pintas. Mengakhiri<br />
hidupnya dengan cara gantung diri.<br />
Pria warga asal Desa Tanjung, Kec<br />
Sepenggol, Kab Bunga, Jambi, itu ditemukan<br />
tewas tergantung di ruang tamu rumah<br />
abangnya, Ngadirin (60) di Dusun I, Desa<br />
Bandar Magondang, Kec Bintang Bayu, Serdang<br />
Bedagai (Sergai), Senin (30/1) sekira<br />
pukul 09.30 WIB.<br />
Informasi dihimpun M<strong>24</strong>, Asri sekitar satu<br />
bulan tinggal menumpang di rumah Ngadirin<br />
dengan tujuan berobat menyembuhkan sakit<br />
paru-paru yang sudah 10 tahun diderita.<br />
Sebelum peristiwa menghebohkan warga itu<br />
terjadi, Asri sempat meminta Emy Yunus (36),<br />
anak Ngadirin, untuk membelikan serapan<br />
pagi di warung nasi tak jauh dari rumah.<br />
Emy yang tidak memiliki firasat buruk itu<br />
pun keluar rumah untuk membelikan serapan<br />
Asri. Namun warung nasi yang dituju<br />
tutup (tidak jualan) hingga Emy pun kembali<br />
pulang. Alangkan kagetnya Emy, hanya<br />
berkisar 30 menit saja ditinggal, Asri ditemukannya<br />
sudah tewas gantung diri menggunakan<br />
tali ayunan anaknya di ruang tamu.<br />
Spontan Emy teriak minta tolong hingga<br />
warga berduyun-duyun datang ke lokasi.<br />
Aparat Polsek Kotarih yang dilapori datang<br />
ke lokasi dan mengevakuasi jasad Asri.<br />
Namun pihak keluarga menolak jasad Asri<br />
diotopsi. “Gak ada orang di rumah, cuma<br />
korban dan anak saya yang masih kecil. Se-<br />
Polisi Janji Bakal Periksa Kadishub Deliserdang<br />
LUBUK PAKAM-M<strong>24</strong><br />
Seorang oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS)<br />
di Balai Pengujian Kendaraan Dinas Perhubungan<br />
Deliserdang, ditetapkan Polres<br />
Deliserdang sebagai tersangka pungutan liar<br />
(Pungli). Untuk mendalami kasus ini, polisi<br />
berjanji akan memeriksa Kepala Dinas Perhubungan<br />
(Kadishub) Deliserdang Jannes<br />
Manurung.<br />
Ini diungkapkan Kapolres Deli Serdang<br />
AKBP Robert Da Costa didampingi Kasat<br />
Reskrim AKP Teuku Fathir Mustafa, Senin<br />
(30/1). ”Sedang kami dalami. Semua yang<br />
berkaitan dengan permasalahan ini akan<br />
kami ambil keterangannya,” jelas Fathir mengenai<br />
apakah pihaknya akan memeriksa<br />
Kadishub Deliserdang, pasca pengungkapan<br />
pungli ini. Adapun tersangka dalam kasus<br />
pungli ini yakni Muhammad Irfan alias<br />
Irfan (43) warga Jln Besar Tembung, Dusun<br />
I, Desa Tembung, Kec Percut Sei Tuan. Ia<br />
diamankan personil Sat Reskrim, Kamis (26/<br />
1) sekira pukul 12.30 WIB di Taman Buah,<br />
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten<br />
(Pemkab) Deliserdang.<br />
Saat diamankan, dari tangan Irfan petugas<br />
menemukan uang Rp730 ribu, 6 Kartu<br />
Tanda Uji Berkala Kendaraan (speksi) dan<br />
kreta Honda Revo warna hitam BK 4688<br />
AUE. “Saat diamankan Irfan sedang bersama<br />
Afrizal, pemohon uji berkala kendaraan,”<br />
terang Robert Da Costa.<br />
5 Bandit Curanmor Diringkus<br />
BINJAI-M<strong>24</strong><br />
Petugas tim Opsnal Satreskrim Polres Binjai,<br />
membongkar sindikat pencurian kendaraan<br />
bermotor (curanmor) antar kabupaten/kota,<br />
berikut mengamankan lima tersangka<br />
pencuri dan penadah, Senin (30/1)<br />
dinihari.<br />
Mereka Roni Adianto (23), warga Jln Sei<br />
Mencirim Diski, Dusun VIII, Desa Karang Rejo,<br />
Kec Sunggal, Deliserdang, Tulus Abadi Ginting<br />
(19), warga Jln Lingkar Binjai-Tandam,<br />
Kel Sumber Karya, Kec Binjai Timur, Wahyu<br />
Aula Nasution (22), warga Dusun IV Puro<br />
Rejo, Desa Sei Semayang, Sunggal, Zulkifli<br />
(37), warga Jln Kongko, Dusun XII, Desa Sei<br />
Semayang, Sunggal, dan Sandi Imanuel Simanungkalit<br />
(21), warga Dusun Banjaran<br />
Raya, Desa Batang Serangan, Kec Padang<br />
Tualang, Langkat.<br />
Dari para tersangka, polisi menyita barang<br />
bukti diduga hasil curian berupa mobil Isuzu<br />
Panther hijau BK 888 DO, sebuah tablet dan<br />
enam sepedamotor meliputi, Honda Beat<br />
merah BK 2693 ABD, Yamaha Mio hijau BK<br />
3397 PAR, Honda Scoopy putih BK 6206<br />
AGA, Suzuki Smash biru BK 5261 EK, Honda<br />
Scoopy biru BK 6864 AFJ, dan Yamaha RX<br />
King hitam B 3568 ZE.<br />
Selain itu, turut disita peralatan pendukung<br />
aksi kejahatan berupa dua martil, tang,<br />
tiga obeng, spion sepedamotor, senter, tiga<br />
telepon genggam, kunci T, dan kunci pas.<br />
“Kalima tersangka kita tangkap secara<br />
bertahap, usai dijemput dari kediamannya<br />
masing-masing,” kata Kapolres Binjai, AKBP<br />
Mohamad Rendra Salipu, melalalui Kasubag<br />
Humas AKP Lengkap Tarigan.<br />
“Dua dari lima tersangka yang kita amankan<br />
itu, yakni Roni dan Zulkifli terpaksa dilumpuhkan<br />
dengan cara ditembak kakinya, karena<br />
berupaya melawan dan melarikan diri saat<br />
ditangkap,” serunya.<br />
Terbongkarnya kasus tersebut bermula<br />
saat polisi menerima pengaduan Susanto<br />
alias Cen Wan Yu (40), warga Jalan Jenderal<br />
Ahmad Yani, Kelurahan Kartini, Kecamatan<br />
Binjai Kota, terkait hilangnya mobil Isuzu<br />
Panther hijau BK 888 DO, pada 28 <strong>Januari</strong><br />
<strong>2017</strong> lalu. Dalam laporan itu, korban mengaku<br />
kehilangan mobil tersebut sewaktu diparkirkan<br />
di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota<br />
Binjai, tepatnya di depan Rumah Makan Vegetarian<br />
Sehati.<br />
“Beruntung setelah ditelusuri, kita berhasil<br />
menemukan mobil itu di Desa Paya Bakung,<br />
Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang,<br />
dalam kondisi ditinggal begitu saja di<br />
perladangan masyarakat,” terangnya.<br />
Kerja Adalah Sebuah Kehormatan<br />
Mungkin bocah itu berpikir, ia coba lagi<br />
tawarkan kue kepada bapak itu, siapa tahu<br />
dijadikan oleh-oleh buat orang di rumah. Saat<br />
pria tadi beranjak pergi dari warung, si bocah<br />
menawarkan ketiga kali kue dagangan. “Pak<br />
mau beli kue saya?”<br />
Pria yang ditawarkan jadi risih juga untuk<br />
menolak. Kemudian ia keluarkan uang<br />
Rp2.000 dari dompet dan ia berikan sebagai<br />
sedekah saja. “Dik ini uang saya kasih, kuenya<br />
nggak usah saya ambil, anggap saja ini<br />
sedekah dari saya buat adik.”<br />
Lalu uang yang diberikan pria itu dia ambil<br />
dan diberikan kepada pengemis yang sedang<br />
meminta-minta. Sontak pria tadi jadi<br />
bingung. “Lho ini anak dikasih uang kok malah<br />
dikasihkan kepada orang lain.”<br />
Bocah si penjaja kue tersenyum lugu, lalu<br />
menjawab, “Saya sudah berjanji sama ibu di<br />
rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu,<br />
bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga<br />
pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue<br />
buatan ibu terjual habis. Dan uang yang<br />
saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja<br />
keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi<br />
pengemis...”<br />
Pria itu jadi terkagum dengan kata-kata<br />
yang diucapkan si bocah penjaja kue. Ia<br />
masih sangat kecil buat ukuran seorang anak<br />
yang sudah punya etos kerja. Kalau dia tidak<br />
sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir<br />
kehormatan kerja di hadapan ibunya mempunyai<br />
nilai yang kurang.<br />
Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya<br />
menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang<br />
ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut<br />
kedatangannya dan senyuman<br />
bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang<br />
terbaik dan menghasilkan uang.<br />
Tanpa pikir panjang, pria itu memborong<br />
semua kue yang dijajakan si bocah. Bukan<br />
karena ia kasihan, tapi karena prinsip yang<br />
dimiliki oleh si bocah. Ya kerja adalah sebuah<br />
kehormatan. (*)<br />
terlihat mengikuti apel di Mapolres Asahan.<br />
"Malam itu dia (korban, red) baru aja<br />
nangkap pelaku kasus pengancaman di<br />
Mandoge. Tangannya itu luka karena dicakar<br />
pelaku pas nangkap," kata rekan korban<br />
bermarga Butarbutar, Senin siang.<br />
"Kejadiannya jam setengah dua malam.<br />
Korban meninggal di tempat. Rencananya<br />
besok (Selasa ini, red) dikebumikan. Jenazah<br />
korban sudah disemayamkan di rumah duka<br />
di Jln Durian, Kisaran Naga. Kedua kendaraan<br />
sudah kita amankan dan kita masih<br />
memintai keterangan sopir truk serta saksisaksi,"<br />
terang Butarbutar. (indra)<br />
disuruh kerja langsung oke dan gak pernah<br />
mengecewakan. Dia gigih dan pantang<br />
menyerah. Hal yang paling berkesan sama<br />
almarhum, saat kita menangkap salah seorang<br />
perampok toko emas di Air Joman<br />
tahun lalu. Disitu kita masih satu tim. Pak<br />
Nando saat itu sampe buka baju dan lomba<br />
lari sama pelaku,” kenang Khomaini.<br />
Kasat Reskrim AKP Bayu Putra Samara<br />
SIK juga mengaku kehilangan atas kepergian<br />
Aiptu Nando. “Beliau penempatan pertama<br />
memang di bagian intel. Setelah itu di<br />
Reskrim, gak pindah-pindah dan gak pernah<br />
mutasi dari Polres Asahan. Kita semua<br />
kehilangan seorang personel terbaik,”<br />
pungkasnya. (indra)<br />
bukti transfer Rp50 juta, itu bukti transfer<br />
bahwa Raja memberikan kepada Dharma<br />
untuk biaya kepengurusan di PHDI. Karena<br />
si Dharma merupakan pengurus di PHDI,”<br />
tandasnya.<br />
Sementara Kapolrestabe Medan Kombes<br />
Pol Sandi Nugoho mengatakan, tidak<br />
ada pembantaran atas Siwaji Raja, yang<br />
merupakan terduga otak pelaku penembakan<br />
bos air soft gun tersebut.<br />
“Permohonan pembantaran adalah hak<br />
keluarga dan pengacara. Dan itu sah-sah<br />
saja. Mengenai Siwaji Raja dibantarkan,<br />
permohonan pembantaran itu belum ada<br />
sampai sama saya, jadi bagaimana kalau<br />
begitu. Jadi kalau begitu, yang bersangkutan<br />
masih ditahan,” ujar Sandi ketika dikonfirmasi<br />
via selular, Senin (30/1) siang.<br />
(mag4)<br />
mentara ayah saya (Ngadirin, red) sudah<br />
pergi ke ladang. Begitu saya pulang, saya<br />
lihat korban sudah tergantung dan lidahnya<br />
menjulur,” ucap Emy.<br />
Sementara menurut Ngadirin, adiknya<br />
itu tinggal di Jambi ikut anaknya sedangkan<br />
istrinya sudah lama meninggal. Belakangan<br />
ini Asri sering datang ke Bandar Magondang<br />
untuk berobat. Karena jauh dan butuh<br />
ongkos banyak mau balik ke Jambi, Asri<br />
memilih tinggal di rumah Ngadirin. “Adik saya<br />
itu punya 5 orang anak. Dia pensiunan<br />
perkebunan.<br />
Sejak sakit-sakitan dia sering pulang ke<br />
kampung ini dan tinggal di rumahku. Kami<br />
tidak ada menaruh firasat buruk kalo dia<br />
senekat itu. Terlalu singkat pemikirannya,<br />
mungkin sudah putus asa dia dengan penyakit<br />
itu,” ucap Ngadirin. (darmawan)<br />
Robert Da Costa menegaskan pihaknya<br />
sudah menetapkan Irfan sebagai tersangka<br />
dengan dijerat Pasal 12 ayat (2) UU RI<br />
No.20 Tahun 2001 tentang perubahan UU<br />
RI No 32 Tahun 1999 tentang pemberantasan<br />
tindak pidana korupsi.<br />
“Nilainya kurang dari Rp5 juta dipidana<br />
penjara paling lama 3 tahun atau pidana<br />
denda sebesar Rp 50 juta,” ujarnya.<br />
Robert Da Costa menerangkan jika<br />
Irfan menjanjikan kepada Afrizal tidak<br />
perlu menghadirkan kendaraan yang<br />
akan diuji berkala. Menurut Robert Da<br />
Costa, Irfan meminta uang Rp230 ribu<br />
kepada Afrizal untuk memuluskan itu.<br />
(yan febri)<br />
Kini polisi terus mendalami kasus tersebut,<br />
sembari berupaya menangkap tiga<br />
tersangka lain, yakni R alias Memet, Zul,<br />
Bembeng dan Arun), karena diduga masih<br />
satu sindikat dengan komplotan tersebut.<br />
(sopian)<br />
iklan<br />
Goll!! Penjual Jam Dinding<br />
KISARAN-M<strong>24</strong><br />
Dua penjual jam dinding bergambar<br />
Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang<br />
dan Wakil Bupati Asahan, dibekuk personil<br />
Polres Asahan. Keduanya diamankan<br />
lantaran diduga telah melakukan<br />
pemerasan atau pungutan liar (Pungli).<br />
Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan<br />
Atmaja melalui Kasat Reskrim AKP Bayu<br />
Putra Samara, Senin (30/1) dua tersangka<br />
itu adalah Heri Noto dan Sofyan Batubara.<br />
Keduanya merupakan warga Kisaran.<br />
Keduanya diduga telah melalukan<br />
pemerasan atau pungli dengan modus<br />
menjual secara paksa jam dinding yang<br />
bergambar Bupati Asahan dan Wakil<br />
Bupati Asahan berlatar belakang gambar<br />
masjid Agung Kisaran. Mereka mematok<br />
harga sebesar Rp300 ribu-Rp400<br />
ribu perunitnya. Jam-jam itu dijual kepada<br />
seluruh sekolah di Asahan.<br />
Bayu yang didampingi Kanit Tipikor<br />
Iptu Rianto menambahkan, kedua tersangka<br />
ini juga mengaku-ngaku anggota<br />
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)<br />
dan wartawan. Itu dilakukan untuk<br />
memuluskan dagangannya. “Kepala<br />
sekolah yang ada di Asahan diwajibkan<br />
membelinya. Meskipun pihak kepala<br />
sekolah tidak pernah memesan barang<br />
tersebut,” ujarnya. Jam dinding bergambar<br />
Bupati Asahan dan Wakil Bupati Asahan<br />
tersebut diperoleh tersangka dari<br />
Erwin. Berdasarkan keterangan Dinas<br />
Pendidikan Asahan maupun Diskominfo<br />
Asahan, penjualan jam dinding bergambar<br />
Bupati dan Wakil Bupati Asahan<br />
tersebut, Pemkab Asahan sama sekali<br />
tidak pernah mengeluarkan ijin. “Dari hasil<br />
berdagang secara paksa tersebut, tersangka<br />
Heri Noto dan Sofyan Batubara<br />
telah meraup keuntung puluhan juta<br />
Rupiah,” sebutnya. Bayu melanjutkan,<br />
kedua tersangka dijerat dengan Pasal<br />
368 KUHP. “Kita imbau seluruh kepala<br />
sekolah yang ada di wilayah hukum Polres<br />
Asahan, tidak segan melaporkan ke<br />
Polres Asahan, bila ada LSM atau pihak<br />
manapun melakukan bisnis secara paksa<br />
seperti ini,” tegasnya. (khairul)<br />
Main Sabu, Eks Napi Masuk Bui<br />
BERINGIN-M<strong>24</strong><br />
Walau pernah menjalani hukuman<br />
dipenjara selama setahun, tapi itu tidak<br />
membuat Zulham Efendi (39) alias Jul<br />
Aceh, insyaf. Ayah tiga anak yang menetap<br />
di Dusun I, Desa Kelambir, Kec<br />
Pantai Labu, justru kembali jadi pengedar<br />
sabu setelah bebas. Jul Aceh diamankan<br />
personil Polsek Beringin dari rumah<br />
temannya di Dusun Madiun B, Desa<br />
Sidodadi Ramunia, Kec Beringin, Senin<br />
(30/1) dini hari sekira pukul 03.30 WIB.<br />
Penangkapan pria yang memiliki usaha<br />
pelaminan itu bermula ketika Polsek<br />
Beringin mendapat kabar jika Jul Aceh,<br />
yang sudah lama menjadi target operasi<br />
polisi itu menuju rumah temannya.<br />
Kanit Reskrim Ipda Jones Sianturi bersama<br />
sejumlah anggotanya melakukan<br />
penyelidikan.<br />
Saat baru tiba di rumah temannya,<br />
CARA HE-BAT, MENGATASI MAAG KRONIS YANG BIKIN MERINGIS<br />
Maag Kronis, vonis yang disematkan dokter membuat<br />
Hasibuan (39 th) menyadari betapa aktifitasnya<br />
yang padat membuat pola makannya tidak teratur<br />
dan menyebabkan sakit maag. Rasa nyeri di<br />
lambung dan sering sendawa itulah yang dirasakan<br />
karyawan BUMN di Lampung ini. Beruntung dia mau<br />
mencoba minum He-Bat, Kunyit Putih Instan yang dia<br />
ketahui setelah membaca testimony seorang ibu yang<br />
sehat berkat He-Bat di sebuah koran setempat<br />
.“Alhamdulillah mual-mual hilang dan semua rasa sakit di<br />
lambung mereda, sehingga tidur kembali nyenyak dan badan terasa segar saat<br />
bangun pagi.” Manfaat yang besar dan rasa yang nikmat membuat bapak dua<br />
orang anak ini tetap minum He-Bat setiap pagi dan sore hari. He-Bat<br />
mengandung Riboflavin yang berfungsi membersihkan saluran perncernaan<br />
dan memperbaiki selaput mukosa yang rusak akibat kadar asam yang terlalu<br />
tinggi, sehingga mampu mencegah dan menyembuhkan sakit maag. He-Bat<br />
juga mengandung Linoleic Acid, Ascorbid Acid dan Thymohydroquinone yang<br />
mencegah radang (inflamasi) pada sendi dan tulang. Selain itu He-Bat<br />
menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan vitalitas seksual secara alami.<br />
He-Bat ramuan alami yang terbukti berkhasiat, rasanya nikmat cocok untuk<br />
mereka yang susah makan obat.. Tersedia Apt. Bona Sp. Pos.apt. Fermata<br />
Farma Jln A.h Nasution. To. Agung Jln Katmso Kp. Baru. Apt. Saudara Jln. Sm.<br />
Raja. To. Budiman Jaya Jln. A.r Hakim. Apt. Dety Jln. Ktn Muslim. Apt. Raya 3<br />
Jln Klambir 5. Apt. Aa Jln Yos Sudarso Brayan.apt. K <strong>24</strong> Jln Pancing. Apt. Yakin<br />
Jln Sutomo Ujung. Apt. Rizki Farma Jln Besar Tembung. Apt. Penag Island Jln<br />
Sta Budi. Apt. Raya 4 Jln Rph. Apt. Raya 6 Jln Platinak <strong>24</strong> Jl. Krakatau. Apt K<strong>24</strong><br />
Jl. Hm. Yamin.Apt Darma Husada Tj. Morawa<br />
He-Bat tersedia di Apotik dan Toko Obat Terkemuka di kota Anda.<br />
Untuk informasi lebih lanjut klik: www.herbalberkhasiat.com info &<br />
konsultasi gratis He-Bat: 0823 1677 7787 – 0878 6744 0119.<br />
Cara He-Bat Mengatasi Asam lambung Kronis,<br />
Ya Minum He-Bat yang Manis<br />
Diproduksi oleh: PD.PUSAKA NUSANTARA - JAWA BARAT INDONESIA<br />
Distributor: PT. JOYO WONGSO ABADI – INDONESIA<br />
DepKes. RI P-IRT No. 5133205010527-20<br />
Jul Aceh yang dibui pada tahun 2014 ini,<br />
langsung diamankan petugas. Saat digeledah,<br />
sepaket sabu seharga Rp300<br />
ribu dibungkus plastik klip transparan dan<br />
dibalut tissue ditemukan dalam kaos kakinya.<br />
Selain itu, uang tunai Rp5 juta, 1<br />
ponsel merek Nokia dan 1 kreta Suzuki<br />
Satria FU BK 6079 PAG juga diamankan.<br />
Kepada petugas, Jul Aceh mengaku<br />
sabu dibeli dari Kuncung (30) warga Desa<br />
Sei Tuan, Kec Pantai Labu.<br />
Kapolsek Beringin AKP Rika Susilawati<br />
Sigalingging ketika dikonfirmasi wartawan<br />
melalui Kanit Reskrim Ipda Jones Sianturi<br />
menjelaskan, untuk penyelidikan lebih<br />
lanjut, Jul Aceh berikut barang bukti diserahkan<br />
ke Sat Narkoba Polres Deliserdang.<br />
“Jul Aceh sudah lama di-TO. Uang<br />
Rp5 juta itu diduga hasil penjualan narkoba.<br />
Sedangkan Kuncung masih diburu,”<br />
sebutnya. (yan febri)<br />
Brakk!! Gembira Dijemput Ajal<br />
SIANTAR-M<strong>24</strong><br />
Di tengah perjalanan pulang, kreta<br />
Honda Supra BK 2977 WW yang dinaiki<br />
Gembria Daniel Sihombing (22) bersenggolan<br />
dengan kreta lain. Nahas, kecelakaan<br />
itu membuat Gembira dijemput ajal.<br />
Kecelakaan terjadi di Jln Pdt J Wismar<br />
Saragih, simpang Jln SM Raja, Kel Bane,<br />
Kec Siantar Utara, Senin (30/1) sekira<br />
pukul 01.00 WIB. Lajang yang sehariharinya<br />
kerja sebagai kernet bus tewas<br />
di tempat kejadian perkara (TKP) dengan<br />
kondisi kepala luka koyak dan dari<br />
telinga mengeluarkan darah. Pemuda<br />
yang tinggal di Jln Tangki, Gg Madrasah,<br />
Kel Nagapita, Kec Siantar Martoba, dibonceng<br />
oleh temannya Marison<br />
Nadeak (17). Marison mengalami lukaluka<br />
dan dilarikan ke RSUD Djasamen<br />
Saragih. Marison dan Gembira datang<br />
dari arah Tanjung Pinggir menuju Jln Pdt<br />
J Wismar Saragih. Saat melewati persimpangan<br />
Jln SM Raja, Marison yang<br />
mengendarai kreta dengan kecepatan<br />
tinggi, tidak memperhatikan kreta lain di<br />
depannya. Akibatnya Marison dan Gembira<br />
terjatuh ke aspal jalan lantaran menabrak<br />
bagian belakang kreta tersebut.<br />
Pengendara kreta yang belum diketahui<br />
jenisnya iotu langsung melarikan diri.<br />
Petugas Unit Laka Satlantas Polres<br />
Siantar yang tiba di lokasi membawa jasad<br />
Gembira ke kamar forensik. Sedangkan<br />
Marison yang menderita luka-luka<br />
dirujuk ke IGD RSUD Djasamen Saragih.<br />
Kasatlantas Polres Siantar AKP Frans<br />
Zupiter melalui Kanit Laka Iptu M Panjaitan<br />
saat dikonfirmasi, menjelaskan<br />
masih menyelidiki kreta yang melarikan<br />
diri tersebut. (adi)<br />
1 Paket Sabu Disimpan di Jok<br />
DELITUA-M<strong>24</strong><br />
Mendadak pucat. Begitulah raut wajah<br />
Irza Farabi (20) warga Komplek Johor<br />
Indah I Blok B, Jln Karya Wisata, Kel<br />
Gedung Johor, Kec Medan Johor, sesaat<br />
digeledah personil kepolisian.<br />
Menurut Kanit Reskrim Polsek Delitua<br />
Iptu M Rian kepada wartawan, Senin<br />
(30/1) sekitar 17.30 WIB, Irza diringkus<br />
setelah mendapat informasi dari<br />
masyarakat bahwa di Jln Karya Wisata,<br />
Gg Wisata II, Kel Pangkalan Mahsyur,<br />
sering dijadikan lokasi transaksi narkoba.<br />
Pihaknya kemudian melakukan<br />
penyelidikan. Saat melihat Irza yang<br />
berdiri di samping kreta, pihaknya kemudian<br />
melakukan interogasi kepadanya.<br />
“Saat kita geledah, dari saku celananya<br />
ditemukan 2 mancis,” sebutnya. Selanjutnya,<br />
jok kreta Honda Vario BK 3806<br />
Terkena DBD<br />
CITRA Scholastika belum lama ini<br />
terkena penyakit demam berdarah dengue<br />
(DBD). Citra dirawat intensif di rumah<br />
sakit selama kurang dari sepekan.<br />
“Sakit DBD mungkin karena kecapekan<br />
juga yah. Untungnya aku dirawatnya<br />
maksa cepet gitu. Jadi kayaknya<br />
ABG milik Irza diperiksa. Ditemukan 1<br />
paket sabu. “Dia (Irza) mengakui sabu<br />
tersebut adalah sisa yang sebelumnya<br />
digunakannya,” sebut Rian. Terpisah,<br />
Unit Reskrim Polsek Delitua juga meringkus<br />
Mariono alias Eno (36) warga Jln<br />
Pamah, Gg Amri II, Kel Delitua Barat,<br />
Kec Delitua, lantaran memiliki 1 paket<br />
sabu. Ia ditangkap, Jumat (20/1) di rumahnya.<br />
Dari tangannya ditemukan 1 bungkus<br />
rokok berisikan 1 plastik klip kecil berisi<br />
sabu, 2 kompeng di atas papan kamar<br />
mandi, 10 plastik klip kosong, 100 plastik<br />
klip sedang kosong dan 100 plastik klip<br />
besar kosong di dalam plastik asoi yang<br />
digantung di rak piring serta 1 jarum suntik.<br />
“Kedua tersangka masih di dalam sel<br />
tahan Polsek Delitua,” tuturnya. (mehuli)<br />
cuma empat hari. Karena besoknya aku<br />
harus nyanyi,” paparnya, Senin (30/<br />
1).<br />
Pelantun tembang Everybody Knew<br />
itu memilih keluar rumah sakit lebih cepat<br />
karena masih khawatir dengan jadwal<br />
kerjanya. (net)