You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 SAMBUNGAN<br />
MINGGU <strong>12</strong> FEBRUARI <strong>2017</strong><br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Aiihhh...Pulang Undangan, Pasutri Tewas Dilindas Truk<br />
LABUHAN-M24<br />
Maut memang rahasia Tuhan. Siapa sangka, Ngadi dan<br />
istrinya, Tumisem, yang sebelumnya sempat bercanda ria<br />
di sebuah pesta pernikahan kerbatanya, di kawasan Kayu<br />
Besar, Limau Manis, Tanjungmorawa, Sabtu (11/2) siang.<br />
Namun sorenya sekira pukul 17.00, pasutri ini justru bersamaan<br />
dijemput ajal.<br />
Sepulang undangan, kreta (sepedamotor) Honda Revo<br />
BK 6077 FO yang ditunggangi pasutri ini mengalami nahas.<br />
Persisnya di Jln KL Yos Sudarso, Kota Bangun, Kec Medan<br />
Deli, kreta dikemudikan Ngadi, pegawai Bea Cukai (BC)<br />
Medan itu disenggol truk tangki BK 9644 CE. Ngadi tak<br />
mampu mengendalikan kreta, hingga ia dan istrinya jatuh<br />
ke kolong truk. Kraaakkk... tubuh pasutri malang itu dilindas<br />
ban truk.<br />
Warga setempat yang melihat kejadian spontan berteri-<br />
Jatuh dari Betor<br />
MEDAN-M24<br />
Khoe Tek Kui alias Teng Tek Kui (58), warga Jln Bambu<br />
Runcing, Medan Timur, meregang nyawa. Tubuhnya terkapar<br />
kaku di Jln Asia Raya, Komplek Asia Mega Mas Blok D,<br />
Kel Sukaramai II, Kec Medan Area, Sabtu (11/2) sekira<br />
pukul 13.00 WIB.<br />
Info diimpun, siang itu Tek Kui sedang mengantar penumpang<br />
becak bermoto (betor) yang dikendarainya. Setahu<br />
bagaimana, tiba-tiba Tek Kui jatuh dari betornya dan<br />
tewas.<br />
Kejadian itu sempat menggegerkan warga sekitar. Warga<br />
coba menolong pria etnis Tionghoa itu. Namun, Tek Kui<br />
dipastikan sudah tewas di tempat. Tak lama, kepala lingkungan<br />
(Kepling) setempat tiba di lokasi.<br />
“Kejadian itu langsung kita sampaikan ke anggota<br />
bhabinkamtibmas Medan Area, Aipda Ahmad Fadly dan<br />
diteruskan ke keluarga korban,” kata, Yudi, sang kepling di<br />
lokasi.<br />
Selanjutnya jasad korban dibawa adiknya, Khoe Tjla Foe<br />
(47) warga Jln Keris ke Angsapura Jln Asia Medan. “Korban<br />
meninggal diduga akibat sakit jantung yang sudah lama<br />
dideritanya. Kami tidak keberatan dengan kematiannya,<br />
makanya kami meminta tidak diotopsi. Mungkin pas narik<br />
betor itu tiba—tiba jantungnya kumat,” kata Foe, adik korban,<br />
saat membuat surat pernyataan.<br />
Kanit Lantas Polsek Medan Area, AKP Megawati ketika<br />
dikonfirmasi membenarkannya. “Keluarga ikhlas dengan<br />
kepergian korban,” kata Megawati. (wandi)<br />
Pulang Ngangon<br />
SUNGGAL-M24<br />
Bermain-main di Sungai Belawan, •Tunggul Itam, membuat<br />
remaja tunawicara (Bisu, red) ini hanyut. Tim Tim SAR<br />
dan juga paranormal dikerahkan untuk melakukan pencarian.<br />
Adapun korban hanyut itu bernama Andre alias Bisu<br />
(13) warga Tunggul Itam, Ling I, Kel Sunggal. Ia hanyut,<br />
Jumat (10/2).<br />
Informasi dihimpun, ia bersama teman-temannya mandi<br />
di sungai tersebut. Ketika asyik bermain, tiba-tiba teman<br />
korban hanyut. Korban berusaha menolong. Namun, setelah<br />
menolong temannya, korban yang terseret arus sungai.<br />
Lantaran tak nampak lagi, teman-teman korban melaporkan<br />
kejadian tersebut kepada Kepala Lingkungan<br />
(Kepling) setempat. “Dia baru pulang ngangon kambing,<br />
baru pergi mandi-mandi sama anak-anak disini. Gak berapa<br />
lama, kawan-kawannya bilang kalau dia hanyut,” ungkap<br />
Adi (55), ayah angkat korban.<br />
Disebutkan Adi, korban merupakan anak telantar yang<br />
sudah diasuhnya selama satu tahun terakhir ini. Sebelumnya,<br />
kata Adi, korban kerap berkeliaran di Terminal Pinang<br />
Baris. “Kami gak tau dimana keluarganya, karena dia bisu<br />
jadi susah komunikasi,” ucap Adi.<br />
Pencarian korban, lanjutnya, sudah dilakukan dengan<br />
meminta bantuan Tim SAR dan juga paranormal.<br />
Kapolsek Sunggal, Kompol Daniel Marunduri ketika dikonfirmasi<br />
wartawan, Sabtu (11/2) membenarkan tentang<br />
adanya kejadian tersebut. “Kejadiannya kemarin, dan sampai<br />
saat ini korban belum ditemukan. Kami masih berupaya<br />
keras mencari korban,” tegasnya. (tiopan)<br />
Sosor Truk, Innova Remuk<br />
LABUHAN-M24<br />
Kecelakaan maut terjadi di jalan tol Belmera KM 8, Kel<br />
Kampung Besar, Kec Medan Labuhan, Sabtu (11/2) siang.<br />
Sebuah mobil Totota Innova remuk akibat disosor truk.<br />
Seorang penumpang Innova tewas, dan seorang lagi kritis.<br />
Sedangkan truk yang menabrak korban, kabur pasca<br />
kejadian.<br />
Warga sekitar yang ditemui M24, sempat terkejut saat<br />
mendengar suara benturan yang cukup kuat. Seketika<br />
warga berhamburan menuju lokasi. Di lokasi, ditemukan<br />
Toyota Innova BK 1061 KP dalam kondisi remuk.<br />
Info menyebutkan, mobil Innova dikemudikan Zubir (24)<br />
warga Aceh Timur, datang dari arah Belawan menuju Medan.<br />
Diduga mengantuk, sang sopir hilang kendali hingga<br />
menabrak bagian belakang truk yang berada di depannya.<br />
Zubir bersama seorang penumpang, Rahmad Munanda<br />
(24) warga Jln Cilacap Gg I, Kel Belawan I, mengalami luka<br />
serius. Kedua korban dilarikan ke RSU Pirngadi Medan guna<br />
mendapat perawatan medis.<br />
Nahas, karena luka cukup parah, nyawa Rahman tak<br />
tertolong. Sementara truk yang belum diketaui nomor polisinya,<br />
memilih kabur dari TKP.<br />
Kanit Lantas Polsek Medan Labuhan, AKP SR Sihite, yang<br />
dikonfirmasi M24, menjelaskan, penumpang bernama Rahmad<br />
mengalami luka di antaranya dahi robek, hidung patah,<br />
rahang atas dan bawah patah. Korban Rahman meninggal<br />
dunia di TKP.<br />
“Sedangkan sopir Innova kritis. Beruntung nyawanya<br />
dapat diselamatkan. Truk berikut sopir yang kabur masih<br />
dalam pengejaran,” kata Sihite. (faqih)<br />
Resmi Dilamar<br />
RINNI Wulandari dan Jevin Julian resmi lamaran. Kabar<br />
ini diketahui melalui akun Instagram kerabat mereka, Fahri<br />
Reza, yang juga diketahui sebagai stylist. Ia mengunggah<br />
foto lamaran Rinni Wulandari dan Jevin Julian, Sabtu (11/2).<br />
“One step closer! Happy engagement! #rinnijevinmenujuhalal,”<br />
tulis Fahri Reza. Jevin Julian<br />
terlihat merangkul hangat Rinni<br />
Wulandari. Rinni sendiri memamerkan<br />
cincin pemberian Jevin<br />
yang melingkar di jari manisnya.<br />
(net)<br />
TUA BIBIR MANA<br />
WAK Lokot dan Mak Bedah sepasang pengantin baru<br />
sudah bersiap untuk pertempuran yang pertama kalinya...<br />
Wak Lokot: “Ayolah Dik kita mulai pemanasan..”<br />
Mak Bedah: “Sabar dong Bang di luar masih banyak<br />
orang..” Wak Lokot : “Abang dah gak kuat neh...”<br />
Mak Bedah : “Baiklah Bang, tapi aku punya pertanyaan,<br />
kalau Abang bisa jawab malam ini kupasrahkan semuanya<br />
Abang..” Wak Lokot : “Oke apa pertanyaanmu?”<br />
Mak Bedah: “Cewekkan punya dua bibir, bibir atas dan<br />
bawah, pertanyaannya tua yang mana Bang, bibir atas apa<br />
bawah?” Wak Lokot : “Wah kalau itu pertanyaannya keciiil,<br />
Dik..” Mak Bedah : “Apa Bang jawabnya?”<br />
Wak Lokot : “Pasti tua yang bawah... iyakan?”<br />
Mak Bedah: “Sebabnya apa Bang?”<br />
Wak Lokot : “Karena yang bawah dah berewokan jadi<br />
dah tua Dik..” Mak Bedah : “Salah Bang!”<br />
Wak Lokot : “Salah? jadi jawaban yang benar apa Dik?”<br />
Mak Bedah : “Yang benar adalah tua yang atas bang.”<br />
Wak Lokot : “Kok bisa Dik, sebabnya apa dik?”<br />
Mak Bedah : “Sebab bibir atas dah tumbuh gigi dan<br />
minumnya pake gelas sedangkan bibir bawah masih kecil<br />
Bang kan belum tumbuh gigi minumnya aja masih ngedot...”<br />
ak histeris. "Aiihh... ngeri kali...<br />
Aduh...!" begitu ucapan beberapa<br />
warga dan pengguna jalan di sekitar<br />
lokasi saat menyaksikan insiden maut<br />
tersebut.<br />
"Begitu ngelindas korban, sopir truk<br />
tangki langsung kabur. Kami cuma bisa<br />
mengamankan truknya agar jadi<br />
barang bukti untuk polisi," ucap salah<br />
seorang warga kepada M24.<br />
Petugas Polsek Medan Labuhan yang<br />
mendapat laporan kecelakaan maut,<br />
datang ke lokasi. Sejumlah petugas<br />
mengamankan lokasi sekaligus mengatur<br />
arus lalulintas yang sempat macet<br />
akibat kecelakaan. Petugas kemudian<br />
membawa jasad kedua korban ke RSUD<br />
JAMAINI Fuji Rahayu (28) tak kuasa<br />
menahan tangis. Jerit histeris seketika<br />
lepas dari diri wanita itu manakala<br />
menyaksikan jasad kedua orangtuanya<br />
yang terbaring kaku di ruang<br />
jenazah RSU Pringadi Medan, Sabtu<br />
(11/2) sekira pukul 19.00 WIB.<br />
Sembari terisak, anak kedua dari tiga<br />
bersaudara pasangan Ngadi dan<br />
Tumisem itu, kepada M24 mengisahkan,<br />
sekira pukul 11.00 siang, orangtuanya<br />
sempat pamitan sama mereka untuk<br />
menghadiri acara pesta pernikahan<br />
keluarga di kawasan Kayu Besar, Limau<br />
Manis, Tanjugmorawa. Ngadi dan<br />
Tumisem pergi berboncengan kreta<br />
Honda Revo.<br />
"Pas mau pulang, ayah dan ibuku<br />
ditabrak truk di Jln KL Yos Sudarso.<br />
Polisi menginformasikan itu kepada keluarga.<br />
Kami kaget mendengarnya.<br />
Seperti disambar petir dan seolah gak<br />
percaya," bilang Jamaini sembari memangku<br />
anaknya.<br />
Sebelum dijemput ajal, ujar Jamaini,<br />
kedua orangtuanya tidak ada gelagat<br />
Pirngadi Medan untuk keperluan visum.<br />
Sementara Erwin, menantu korban,<br />
yang ditemui di lokasi mengaku, sama<br />
sekali tak menyangka jika kedua mertuanya<br />
tewas dilindas truk. "Kami tadi<br />
sama pergi undangan. Mertua saya ini<br />
pulang duluan. Kami hanya beda waktu<br />
sekitar setengah jam. Pas mau pulang<br />
tadi, rencananya saya lewat jalan<br />
motong (jalan alternatif, red) dari Simpang<br />
Kim menuju Paya Rumput. Tapi di<br />
tengah jalan, firasat saya gak enak.<br />
Makanya saya batalkan untuk potong<br />
jalan. Kami terus saja lewat Jln Yos<br />
Sudarso," ungkap Erwin, dengan raut<br />
wajah panik. "Tiba-tiba kami lihat ramai<br />
sekali kerumunan orang di Jln Yos<br />
aneh. Pagi sebelum berangkat undangan,<br />
Ngadi sempat terlihat sibuk menjahit<br />
jeket yang akan dikenakan, namun<br />
ia tak banyak bicara.<br />
"Sebenarnya ayah dan ibu berat mau<br />
pergi undangan. Karena Minggu (<strong>12</strong>/<br />
2) di rumah ada arisan keluarga. Apalagi<br />
sejak pagi, ibu sempat repot masuki<br />
beras ke daun untuk bikin lontong," ujar<br />
wanita warga Jln Platina IV Lingk XI,<br />
Paya Rumput itu.<br />
Ngadi yang merupakan pegawai Bea<br />
Cukai Medan itu mengajak sang istri,<br />
Tumisem pergi bareng. "Ibu pun tadinya<br />
sempat menolak, karena repot mau<br />
masak buat arisan. Tapi karena terus<br />
diajak ayah, ibu akhirnya nurut," imbuh<br />
Jamaini.<br />
"Belakangan ini, kulihat wajah ibu pun<br />
lain (seperti murung), tidak seperti biasanya.<br />
Apalagi ibu selalu mengingatkan<br />
kami kalau Minggu (<strong>12</strong>/2), di rumah<br />
ada acara arisan. Jadi jangan lupa<br />
kita buat lontong ya, biar ibu yang<br />
mengerjainya," kenang Jamaini.<br />
Meski demikian, kata Jamaini, Sabtu<br />
Sudarso, simpang Kota Bangun.<br />
Terkejut kali kami pas lihat corak baju<br />
korban yang mirip mertua. Kami pun<br />
langsung berhenti. Ternyata benar,<br />
kami lihat orang tua kami sudah terkapar<br />
di tengah jalan. Sedih kali kami<br />
nengok kondisinya. Kepala ayah hancur<br />
dan tubuh mamak remuk," ucap<br />
Erwin sembari menangis.<br />
Terpisah, Kanit Lantas Polsek Medan<br />
Labuhan, AKP SR Sihite, yang<br />
dikonfirmasi wartawan, membenarkan<br />
kecelakaan maut tersebut. "Kasusnya<br />
sudah kita tangani. Jasad korban<br />
langsung dibawa ke RSU Pringadi. Truk<br />
sudah kita amankan, tapi sopirnya<br />
kabur," kata Sihite. (mag2/faqih)<br />
Minggu, Pegawai BC Medan itu, Gelar Arisan Keluarga...<br />
Korban Sering Berhubungan Intim<br />
SUNGGAL-M24<br />
Pasca ditemukannya mayat seorang<br />
wanita muda dengan kondisi wajah terbakar,<br />
di Jln Ampera III Gg Bengkok,<br />
Desa Mulyo Rejo, Kec Sunggal, Deliserdang,<br />
tepatnya di belakang pabrik kompor<br />
Hock, Kamis (9/2) lalu, polisi masih<br />
menyelidiki identitas korban.<br />
Sementara dari hasil otopsi RS Bhayangkara<br />
Medan, korban diperkirakan<br />
berumur 15 - 17 tahun. “Diperkirakan<br />
korban berumur 15 - 17 tahun. Saat<br />
ditemukan, ada carian sperma menempel<br />
di tubuh korban. Namun belum bisa<br />
dipastikan apakah itu sperma korban<br />
atau pelaku,” ungkap Panit II Polsek<br />
Sunggal, Iptu Martua Manik, kepada<br />
M24, Sabtu (11/2).<br />
Hasil otopsi juga diktehaui jika korban<br />
tidak perawan lagi. “Hasil pemeriksaan,<br />
korban sudah sering melakukan<br />
hubungan badan. Namun saat ditemukan<br />
tewas, tidak ada unsur pemerkosaan<br />
atau pemaksaan. Sebab, tidak<br />
ditemukan tanda-tanda kekerasan<br />
pada bagian alat vital korban,” imbuh<br />
Martua Manik.<br />
Polisi masih tetap melakukan penyelidikan<br />
terhadap kasus pembunuhan<br />
tersebut.<br />
Psikolog : Dia Alami Gangguan Jiwa Fetisisme<br />
DELITUA-M24<br />
Pencurian BH dan celana dalam (CD)<br />
yang dilakukan Hari Herlanda (20), rupanya<br />
masuk dalam kategori gangguan<br />
jiwa dalam psikologi. Fetisisme atau<br />
Fetishism, begitulah nama gangguan<br />
tersebut.<br />
Diungkapkan oleh Irma Minauli, Sabtu<br />
(11/2), fetisisme merupakan salah<br />
satu bentuk gangguan jiwa yang tergolong<br />
dalam kategori Paraphilia.<br />
Psikolog dari Universitas Sumatera Utara<br />
(USU) ini menambahkan, orang<br />
yang mengidap ini menggunakan pakaian<br />
dalam perempuan atau bendabenda<br />
yang berhubungan dengan perempuan<br />
sebagai alat bantu untuk<br />
memunculkan hasrat seksual.<br />
Kebiasaan ini, sebut Irma, seringkali<br />
dipicu oleh pornografi. Ketika pengidapnya<br />
tidak mampu melampiaskan hasrat<br />
seksual yang dirasakan, maka mereka<br />
mulai mengkhayal melakukan aktivitas<br />
seksual sambil melakukan masturbasi.<br />
“Jika tidak ditangani dengan baik,<br />
dikhawatirkan pelaku akan terus<br />
melakukan perbuatannya hingga tua.<br />
Dia akan seolah-olah tidak mampu<br />
melakukan hubungan seksual secara<br />
normal tanpa bantuan pakaian dalam<br />
perempuan sebagai perangsang,” beber<br />
Irma.<br />
Pantauan M24 di Polsek Delitua, Hari<br />
mengaku saat melakukan pencurian itu<br />
3 Bibi-bibi Ngadu ke Denpom<br />
Desa Namo Bintang, Kec Pancurbatu,<br />
Jumat (10/2) malam.<br />
Tiga orang di antaranya mengaku<br />
dianiaya oknum aparat saat penggusuran<br />
di lahan Desa Namo Bintang,<br />
Pancurbatu.<br />
Ketiga bibi-bibi yang mengaku dianiaya<br />
yakni, Rusni beru Sinuhaji (43),<br />
Julianti (35) dan Suang Pagi beru Perangin-angin<br />
(43). Ketiganya warga<br />
Desa Namo Bintang, Kec Pancurbatu.<br />
Penganiayaan yang dialami ketiganya<br />
terjadi disaat puluhan oknum TNI<br />
melakukan penggusuran lahan milik<br />
PTPN II seluas 80 hektare. Tidak terima<br />
lahan yang puluhan tahun telah digarap<br />
dan ditanami berbagai jenis<br />
sayur dirusak dengan menggunakan<br />
alat berat, ratusan warga mencoba<br />
menghadang beko. Akibatnya, ratusan<br />
bibi-bibi terlibat saling dorong dengan<br />
puluhan anggota aparat itu.<br />
Bahkan, akibat saling dorong, kepala<br />
Suang Pagi beru Perangin-angin<br />
terkena senjata laras panjang milik seorang<br />
anggota TNI. Akibatnya, ia mengalami<br />
luka 8 jahitan. Sementara,<br />
Julianti mengalami terkilir pada kaki kanannya<br />
akibat ditunjang dan diinjak<br />
oleh seorang oknum aparat. Rosni beru<br />
Sinuhaji mengalami luka di tulang kering<br />
kaki kanannya.<br />
“Tanah itu sudah dari nenek moyang<br />
kami sudah ada. Jadi waktu kami<br />
Galau Ditinggal Istri, Biar Move On<br />
MEDAN-M24<br />
Mengaku galau karena ditinggal istrinya,<br />
Surya Tanjung (28) mencari cara<br />
untuk segera move on. Hanya saja,<br />
lelaki bertato ini melakukannya dengan<br />
cara mencuri. Selain dimassa, kini ia juga<br />
di dalam penjara.<br />
Info diperoleh, Sabtu (11/2), Surya<br />
dimassa di Jln SM Raja, Simpang Limun,<br />
Medan. AKsi pencurian dilakukannya,<br />
Jumat (10/2). Dia berangkat dari rumahnya<br />
di Jln Multatuli, Lorong III, Ling<br />
II, Kel Hamdan, Kec Medan Maimun,<br />
dengan menaiki angkutan kota (Angkot).<br />
Sesampainya di kawasan Simpang<br />
Limun, dengan berjalan kaki ia mencari<br />
target. Hampir 30 menit berkeliling,<br />
Surya melihat becak bermotor (Betor)<br />
terparkir di pinggir jalan.<br />
Surya menghampiri becak tersebut<br />
dan membawanya kabur.<br />
Aksinya diketahui warga. Surya dikerjar<br />
warga dengan mengendarai kreta.<br />
Sepanjang jalan, Surya diteriaki<br />
maling.<br />
Sesampainya di lampu merah Indogrosir,<br />
Jln SM Raja, Surya terjebak lampu<br />
merah. Warga yang ramai di belakang<br />
menangkapanya dan menghujaninya<br />
dengan tinjuan serta tendangan.<br />
Beruntung, unit Reskrim Polsek Patumbak<br />
yang mendapat informasi itu<br />
datang ke lokasi dan membawa Surya<br />
ke Mapolsek.<br />
“Istriku tinggalkan aku. Jadinya aku<br />
galau. Hancur hatiku. Makanya mencuri<br />
jadi pilihanku.<br />
Menurutnya lagi, penjara merupakan<br />
tempat terbaik baginya. Karena di<br />
dalam penjara ia dapat jatah makan,<br />
minum dan tidur.<br />
“Kalau di luar ini aku bingung mau<br />
cari makan, jadi ya sudah, mungkin itu<br />
tempat lebih baik,” sebut ayah satu<br />
anak sambil mengatakan pernah ditangkap<br />
polisi tahun 20<strong>12</strong> karena menjual<br />
ganja.<br />
Kapolsek Patumbak Kompol Afdhal<br />
Junaidi melalui Kanit Reskrim AKP Fery<br />
Kusnadi membenarkan penahanan terhadap<br />
Surya Tanjung. (ahmad)<br />
Curi Kotak Infaq, 4 ABG Dihukum<br />
RR (14) dan MY (15).<br />
Keempatnya merupakan warga<br />
di Komplek Graha Deli Permai, Desa<br />
Delitua, Kec Namorambe. Mereka<br />
melakukan aksi tersebut, Sabtu<br />
(11/2).<br />
Keempatnya datang ke masjid itu<br />
dengan mengendap dari belakang.<br />
Setelah itu mengambil kotak infaq.<br />
“Uangnya hanya ada Rp100 ribu dan<br />
kami bagi rata,” beber keempatnya.<br />
Akan tetapi, aksi mereka ketahuan<br />
warga saat memecahkan kotak infaq.<br />
“Duitunya kami pakai beli nasi dan makanan<br />
di warung,” beber keempatnya.<br />
Salah seorang warga di sana, mengungkapkan<br />
apa yang dilakukan keempatnya<br />
sudah keterlaluan.<br />
“Keempatnya disanksi membersihkan<br />
masjid selama 3 hari,” bilang warga<br />
yang minta namanya tidak ditulis<br />
ini.<br />
Kapolsek Namorambe AKP D Ketaren<br />
melalui Kanit Shabara Iptu BM<br />
Sinaga menjelaskan, pengurus masjid<br />
tidak jadi melapor karena keempatnya<br />
masih di bawah umur.<br />
“Pelaku sudah berjanji tidak mengulangi<br />
lagi perbuatannya. Kita sudah<br />
buat surat pernyatannya,” beber BM<br />
Sinaga. (mehuli)<br />
pagi itu Tumisem terlihat semangat<br />
membersikan daun dan pergi belanja<br />
ke pajak (pasar). Bahkan beras-beras<br />
itu sudah dicuci lalu dimasukkan ke<br />
dalam daun untuk dijadikan lontong.<br />
"Kami sempat dilarang ibu untuk membantunya.<br />
Namun di situ gak ada firasat<br />
buruk kalau ibu dan ayah akan<br />
pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya.<br />
Rupanya itulah petanda.<br />
Dua lagi anak ibu yang belum menikah,"<br />
sebut Jamaini terisak.<br />
Amatan M24 di RSU Pringadi Medan<br />
sekira pukul 20.00 WIB, Jamaini<br />
didampingi suami dan mertuanya, serta<br />
keluarga lain membawa jenazah<br />
orangtunya ke rumah duka menggunakan<br />
mobil ambulance. Tangisan<br />
tiada henti mengiringi jenazah.<br />
"Rencananya orangtuaku dikebumikan<br />
di perkuburan muslim Jln Platina<br />
IV, Paya Rumput, Minggu siang.<br />
Sudah tidak ada lagi yang ditunggu.<br />
Kami ikhlas dengan kepergian orangtua<br />
kami," pungkas Jamaini bergegas<br />
meninggalkan rumah sakit. (wandi)<br />
“Diduga korban tidak dibunuh di lokasi<br />
temuan mayat. Hanya tempat pembuangan<br />
saja di sana. Lalu untuk<br />
menghilangkan jejak, pelaku sengaja<br />
membakar wajah korban. Kita sudah<br />
memeriksa 6 saksi dari lokasi kejadian,”<br />
Martua. Ditambahkan, polisi juga<br />
telah memeriksa rekaman CCTV di sekitar<br />
lokasi.<br />
“Rekaman CCTV sudah di lokasi<br />
sudah diperiksa. Ada sebuah mobil<br />
minibus masuk ke lokasi, hanya 3 menit<br />
saja. Sementara jalur ke lokasi jarang<br />
dilalui mobil. Masih kita selidiki,” pungkas<br />
Martua. (tiopan)<br />
dirinya tengah dalam kondisi mabuk.<br />
Sementara pemilik dalaman itu, Tiasa<br />
boru Pohan sudah memaafkan pelaku<br />
dan tidak jadi melaporkannya. “Karena<br />
katanya dia tidak sadar sewaktu<br />
mengambul pakaian dalam saya,” beber<br />
cewek asal Parapat ini.<br />
Kapolsek Delitua Wira Prayatna mengakui<br />
di antara korban dan pelaku<br />
sudah saling memaafkan. “Pelaku<br />
sudah membuat surat pernyataan,<br />
tidak mengulangi lagi perbuatannya,”<br />
tandasnya. Sebelumnya, Hari mencuri<br />
BH dan CD milik Tiasa Boru Pohan (20)<br />
yang ngekos di Jln Nugio, Gg Muslimah,<br />
Kel Delitua Timur, Kec Delitua, Jumat<br />
(10/2) sekira 02.00 WIB. (mehuli)<br />
halangi beko itu, langsung masuk mereka<br />
dan dipukulnya kepalaku pakai senjatanya<br />
sampai luka kayak gini,” ujar<br />
ibu 4 anak ini.<br />
Senada dikatakan Julianti, bahwa<br />
ia ditendang dan diinjak. Akibatnya,<br />
ia tak bisa berjalan dan harus dipapah<br />
oleh temannya.<br />
Terpisah, Kapendam I/BB Kolonel<br />
Inf Edi Hartono ketika dikonfirmasi M24<br />
via selular mengatakan, laporan korban<br />
masih dalam proses penyelidikan<br />
Denpom.<br />
“Untuk selanjutnya akan diperiksa<br />
dengan memanggil saksi-saksi, dan<br />
akan kita proses selanjutnya,” tandasnya.<br />
(mag4)<br />
iklan<br />
Pelaku Kalap Karena Digugat<br />
Panjatkan doa bersama<br />
Kec Medan Labuhan yang tega<br />
menganiaya kek Unus (82) dan nek<br />
Fiah (80), selama ini memang dikenal<br />
warga seorang yang arogan.<br />
Ulahnya tak jarang meresahkan<br />
warga. Itu karena dia kerap mengonsumsi<br />
narkoba.<br />
“Padahal dia (Zulham, red) itu<br />
pengangguran. Belakangan ia makin<br />
uring-uringan lantaran istri keduanya<br />
yang datang dari Aceh, menggugatnya<br />
cerai. Gak cuma itu, sang<br />
istri juga mengambil semua barang<br />
miliknya. Makanya dalam kondisi<br />
sakaw, pelaku kalap lalu menghajar<br />
kakek dan neneknya,” ungkap tetangga<br />
Zulham yang enggan namanya<br />
dikorankan kepada M24, Sabtu<br />
(11/2). Kanit Reskrim Polsek Labuhan,<br />
AKP Ponijo, mengatakan,<br />
pihaknya baru menerima berkas<br />
laporan korban. “Baru saya terima,<br />
segera kita menangkap pelaku,”<br />
tegas Ponijo. Seperti diberitakan,<br />
Zulham mengamuk usai ditegur<br />
kakek dan neneknya, M Yunus (82)<br />
dan Safiah (80), Jumat (10/1) dinihari.<br />
Tanpa rasa kasihan, pria pengangguran<br />
itu menyabet perut si<br />
kakek dengan klewang. Kepala si<br />
nenek juga bocor dipukul pakai<br />
balok. (mag2)<br />
Buruh Panen Sawit Jual Sabu<br />
SEI RAMPAH-M24<br />
Baru sebulan menjual sabu, Masurun<br />
Syah alias Panut (41) warga Dusun<br />
V, Desa Pematang Pelintahan, Kec Sei<br />
Rampah, Sergai, diciduk petugas<br />
Polsek Firdaus, Jumat (10/2).<br />
Bapak tiga orang anak ini diringkus<br />
setelah pihak kepolisian menerima<br />
info dari masyarakat. Petugas<br />
kepolisian menyamar dan memesan<br />
sabu pada Panut. Pesanan<br />
itu disanggupinya. Panut mengantarkan<br />
satu paket sabu ke polisi tadi.<br />
Begitu sabu diserahkan, Panut ditangkap.<br />
Selain sabu, barangbarang<br />
berupa 1 HP, uang Rp169<br />
Pantang Mengeluh,<br />
CARA HE-BAT, ATASI SYARAF KEJEPIT & MAAG TANPA OBAT<br />
Harus operasi, demikian saran dokter kepada H. ADE<br />
SURYATNA (49 th) yang tak mampu lagi berjalan<br />
akibat syaraf terjepit. Hal tersebut diperparah juga<br />
dengan sakit maag yang dia derita, namun dengan berbagai<br />
pertimbangan Ade memilih untuk mencoba pengobatan<br />
alternative dengan herbal. Beberapa obat sudah dicobanya,<br />
namun tak kunjung sembuh.“ Alhamdulillah, akhirnya saya<br />
mencoba mengkonsumsi He-Bat dan sekitar 6 minggu rutin<br />
meminumnya saya sudah bisa berjalan kembali.” ucap Ade<br />
bersyukur.“ yang lebih membahagiakan, rasa nyeri lambung akibat sakit maag<br />
juga mereda dan sekarang tidur lebih nyenyak sehingga saat bangun badan<br />
terasa fit.” papar wiraswastawan dari Garut-Jawa Barat ini. Hingga kini Ade tetap<br />
mengkonsumsi He-Bat, selain untuk menjaga kebugaran juga karena rasanya<br />
yang lezat, cocok He-Bat baik bagi penderita syaraf kejepit karena<br />
mengandung Pythosterol yang berfungsi melancarkan aliran darah yang<br />
tersumbat oleh kolesterol dan Phenylalanine (anti depresi) yang membuat<br />
syaraf lebih rileks. He-Bat juga mengandung Riboflavin yang berfungsi<br />
membersihkan saluran pencernaan Kandungan Glycine dan Ascorbic Acid pada<br />
He-Bat efektif untuk mencegah dan mengatasi maag. Selain dan memperbaiki<br />
selaput mukosa yang rusak akibat kadar asam yang terlalu tinggi. itu He-Bat<br />
menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan vitalitas seksual secara alami.<br />
He-Bat ramuan alami yang terbukti berkhasiat, rasanya nikmat cocok untuk<br />
mereka yang susah makan obat. Tersedia Di Siantar : Apt Shinta Farma Jln<br />
Sutomo, Tebing : Apt Sempurna , Perbaungan : Apt Sejahtra, Pakam : Apt. Oke<br />
Jl. Imam Bonjol. To. Leo Jl. Serdang, Binjai : To. Anugrah Jl. Sudirman Apt. Restu<br />
Jl. Sudirman, Langkat : Apt. Diana Parma Brandan. Apt. Budi Murni Tj. Pura. Apt.<br />
Aisyah Stabat.<br />
He-Bat tersedia di Apotik dan Toko Obat Terkemuka di kota Anda.<br />
Untuk informasi lebih lanjut klik: www.herbalberkhasiat.com info &<br />
konsultasi gratis He-Bat: 0823 1677 7787 – 0878 6744 0119.<br />
Cara He-Bat Mengatasi Asam lambung Kronis,<br />
Ya Minum He-Bat yang Manis<br />
Diproduksi oleh: PD.PUSAKA NUSANTARA - JAWA BARAT INDONESIA<br />
Distributor: PT. JOYO WONGSO ABADI – INDONESIA<br />
DepKes. RI P-IRT No. 5133205010527-20<br />
ribu, dan beberapa plastik klip kosong<br />
jadi barang bukti.<br />
Saat menjelani penyidikan, Panut<br />
mengaku hanya sebagai kurir<br />
sabu. Panut yang kesehariannya<br />
sebagai buruh panen sawit menjual<br />
sabu perpaket Rp150 ribu. Dari<br />
situ, Panut untung Rp50 ribu.<br />
Dalam sehari Panut, bisa jual<br />
sabu sebanyak 3 hingga 5 paket<br />
sabu.<br />
Kasubag Humas Polres Sergai<br />
AKP Jasmoro kepada M24 membenarkan<br />
penangkapan Panut. “Kini<br />
masih dalam pengembangan,” ucap<br />
Jasmoro. (darmawan)<br />
Anak sulungnya sudah lulus SMA<br />
namun belum bekerja, sementara si<br />
bungsu kelas 2 SMA. “Sejak 3 tahun<br />
terakhir, usaha tahu goreng inilah<br />
yang kami andalkan untuk menyambung<br />
hidup sehari-hari. Kalo warung<br />
yang di rumah itu cuma buat tambahan<br />
aja,” cetus pak Mul.<br />
Sebelum berdagang tahu keliling,<br />
pak Mul bekerja sebagai sopir truk.<br />
“Tapi karena kondisi fisik saya yang<br />
mulai renta dan stamina pun mulai<br />
kendor, saya berhenti dan terpaksa<br />
banting setir jaualan tahu goreng ini,”<br />
imbuhnya. Diakuinya, penghasilan dari<br />
berjualan tahu tidak menentu. Kalau<br />
lagi ramai pembeli, otomatis ia kebanjiran<br />
rezeki. Sebaliknya, kalo lagi sepi,<br />
tentu hasil yang dibawa ke rumah sedikit.<br />
“Tapi alhamdulillah...bisa lepas-lepas<br />
makan keluarga,” ujarnya.<br />
“Jualan tahu ini ya ginilah, dik. Ini<br />
kan cuma panganan cemilan aja, bukan<br />
makanan pokok. Jadi ya kadang<br />
rame pembeli kadang ya sepi. Kadang<br />
yang bikin pening, kalau anak<br />
mendadak minta bayaran buku<br />
sekolah atau ganti sepatu yang udah<br />
rusak, sementara duit pas-pasan buat<br />
makan. Apa boleh buat, terpaksa ngutang<br />
ke tetangga. Untungnya tetangga<br />
saya baik. Memang tanggungan<br />
kami cuma satu anak lagi yang<br />
masih sekolah. Tekad saya dia harus<br />
tamat SMA,” imbuh pak Mul.<br />
“Oya, adik mau sekalian beli tahu?”<br />
tanya pak Mul sambil tersenyum di<br />
tengah obrolan.<br />
“Boleh, pak...” jawab M24.<br />
“Yang penting, dalam hidup ini kita<br />
harus banyak bersyukur. Masih diberi<br />
kesehatan sama gusti Allah hingga<br />
bisa terus cari nafkah. Kita gak boleh<br />
ngeluhlah, karena ini memang sudah<br />
jalan hidup kita, jadi jalani aja...”<br />
pungkasnya sambil tersenyum. (*)<br />
GNPF MUI: Pemerintah Bukan<br />
MEDAN-M24<br />
Umat Islam jangan mau dibenturkan<br />
dengan pemerintah. Ada pihakpihak<br />
yang tidak rela apabila sesama<br />
Islam bersaudara dan Muslim bersatu<br />
dengan pemerintahnya.<br />
“Untuk itu, jangan mau umat Islam<br />
dibenturkan dengan pemerintah,”<br />
kata Ketua Umum Gerakan Nasional<br />
Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia<br />
(GNPF MUI) Bachtiar Nasirdi<br />
pusat kegiatan Aksi 11 <strong>Februari</strong> (1<strong>12</strong>)<br />
di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/<br />
2).<br />
Dia mengatakan pemerintah juga<br />
saudara umat Islam. Jika sampai berpecah<br />
belah antara umat Islam dan<br />
pemerintah artinya pengadu domba<br />
berhasil melakukan aksinya. Menurutnya<br />
terdapat pihak-pihak yang tidak<br />
rela apabila sesama Islam bersaudara<br />
dan Muslim bersatu dengan pemerintahnya.<br />
“Jangan bertumpah darah<br />
antarsaudara,” ujarnya.<br />
Bachtiar juga berpesan kepada<br />
umat Islam agar dapat menahan diri<br />
terhadap provokasi pihak tidak bertanggung<br />
jawab yang ingin memecah<br />
belah persatuan.<br />
“Janganlah umat Islam gampangan<br />
marah daripada untuk damai. Kalau<br />
disulut kemudian ‘ngamuk-ngamuk’<br />
maka akhlak kita dinilai jelek. Anda mau<br />
Indonesia (berpecah) seperti Suriah?<br />
Maka, kita harus bersatu dan berakhlakul<br />
karimah,” jelasnya.<br />
Memiliki akhlakul karimah atau berakhlak<br />
yang baik, kata dia, harus<br />
dipraktikkan setiap Muslim. Hal itu berlaku<br />
juga di media sosial yang saat ini<br />
terus mengalami pertumbuhan dan<br />
perkembangan pesat dengan segala<br />
dampaknya.<br />
“Kalau diprovokasi jangan tersulut.<br />
Katakanlah! Kami umat Islam cinta<br />
damai,” ujarnya. (net)