17.02.2017 Views

Bisnis Jakarta 17 Februari 2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ek bis<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Jumat <strong>17</strong> <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong><br />

3<br />

Peraturan Teknis<br />

Pajak Tanah dalam<br />

Pembahasan<br />

JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala<br />

Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil mengatakan penyusunan<br />

peraturan teknis mengenai pajak progresif tanah<br />

sedang dalam pembahasan dengan Kementerian Keuangan.<br />

“Kami baru menyamakan pemahaman persepsi antara<br />

Kementerian Agraria dengan Kementerian Keuangan.<br />

Intinya bagaimana kita mencegah orang berspekulasi tanah<br />

yang berlebihan,” kata Sofyan di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Sofyan memastikan pembahasan peraturan tersebut belum<br />

menyangkut besaran pajak atau hal teknis lainnya, karena<br />

proses pemahaman persepsi terus berjalan dan diskusi masih<br />

berjalan dengan baik. “Kalau itu sekarang tidak ada perubahan<br />

apa-apa, tapi kita akan pikirkan itu ke depan,” katanya.<br />

Ia menegaskan penerapan pajak progresif tanah dilakukan<br />

untuk memberikan rasa keadilan dan kesempatan kepada<br />

masyarakat menengah bawah yang selama ini tidak<br />

mendapatkan akses atas kepemilikan lahan.<br />

Sebelumnya, pemerintah meluncurkan program komprehensif<br />

kebijakan ekonomi berkeadilan yang mencakup<br />

tiga area pokok yaitu kebijakan berbasis lahan, kebijakan<br />

berbasis kesempatan serta kebijakan berbasis peningkatan<br />

kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).<br />

Untuk kebijakan berbasis kesempatan, kunci utamanya<br />

adalah sistem perpajakan yang baik terutama melalui<br />

pengenaan pajak progresif tanah terhadap pihak yang<br />

memiliki aset, modal kuat dan profit besar.<br />

Pajak ini dibutuhkan sebagai sumber pembiayaan untuk<br />

membantu pihak yang lebih lemah, karena selama ini<br />

ada kecenderungan pajak transaksi yang dibayar pembeli<br />

maupun penjual tanah cenderung lebih rendah dari pajak<br />

yang seharusnya dibayar.<br />

Oleh karena itu, pemerintah akan mengubah sistem transaksi<br />

yang mengacu pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) menjadi<br />

capital gain tax, serta mengenakan disinsentif melalui<br />

unutilized asset tax untuk mencegah spekulasi tanah maupun<br />

pembangunan properti yang tidak dimanfaatkan. (ant)<br />

Pemerintah Akan Lelang<br />

Sukuk 21 <strong>Februari</strong><br />

JAKARTA - Pemerintah akan melakukan lelang penjualan<br />

lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk<br />

negara dengan target indikatif Rp6 triliun pada 21 <strong>Februari</strong><br />

untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam APBN<br />

20<strong>17</strong>. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko<br />

Kementerian Keuangan dalam keterangan tertulis yang<br />

diterima di <strong>Jakarta</strong>, Kamis, menyebutkan seri SBSN yang akan<br />

dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara-<br />

Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk).<br />

Sukuk yang akan dilelang yaitu SPN-S 080820<strong>17</strong> (penerbitan<br />

kembali) dengan imbalan diskonto dan jatuh tempo<br />

8 Agustus 20<strong>17</strong> serta “underlying asset” berupa Barang<br />

Milik Negara (BMN) berupa tanah dan bangunan.<br />

Untuk sukuk seri SPN-S alokasi pembelian non-kompetitif<br />

ditetapkan sebesar 50 persen dari jumlah yang<br />

dimenangkan. Kemudian, PBS013 (penerbitan kembali)<br />

dengan imbalan 6,25 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2019<br />

dan seri PBS014 (penerbitan kembali) dengan imbalan 6,5<br />

persen dan jatuh tempo 15 Mei 2021.<br />

Selain itu, seri PBS011 (penerbitan kembali) dengan<br />

imbalan 8,75 persen dan jatuh tempo 15 Januari 2023 dan<br />

seri PBS012 (penerbitan kembali) dengan imbalan 8,875<br />

persen serta jatuh tempo 15 <strong>Februari</strong> 2031.<br />

Penerbitan empat seri PBS tersebut memiliki “underlying<br />

asset” berupa proyek maupun kegiatan dalam APBN 20<strong>17</strong><br />

serta BMN dan alokasi pembelian nonkompetitif sebesar 30<br />

persen dari jumlah yang dimenangkan. Penjualan SBSN tersebut<br />

akan dilaksanakan dengan sistem pelelangan yang diselenggarakan<br />

Bank Indonesia sebagai agen lelang SBSN.<br />

Lelang bersifat terbuka menggunakan metode harga<br />

beragam. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran<br />

pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan imbal<br />

hasil yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan<br />

penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar<br />

sesuai dengan imbal hasil rata-rata tertimbang dari penawaran<br />

pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.<br />

Pemerintah memiliki hak untuk menjual seri-seri SBSN<br />

tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif<br />

yang ditentukan. Sebelumnya, pemerintah dalam lelang<br />

lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa<br />

(7/2) berhasil menyerap dana Rp7,57 triliun dari<br />

penawaran yang masuk mencapai Rp19,3 triliun. (ant)<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

BI TAHAN SUKU BUNGA ACUAN - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) didampingi Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto dan Sugeng (kanan) memberikan<br />

keterangan pers seusai Rapat Dewan Gubernur BI di <strong>Jakarta</strong>, kemarin. BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate sebesar 4,75 persen.<br />

Percepatan Pembangunan Infrastruktur<br />

Kunci Kesejahteraan Sumut<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />

RATAS PERCEPATAN INFRASTRUKTUR SUMUT - Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf<br />

Kalla memimpin rapat terbatas tentang evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas<br />

Provinsi Sumatra Utara di Kantor Presiden, <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

JAKARTA - Presiden Joko<br />

Widodo menyatakan bahwa<br />

percepatan pembangunan infrastruktur<br />

menjadi kunci bagi<br />

kesejahteraan provinsi Sumatera<br />

Utara. “Rapat terbatas siang<br />

hari ini akan fokus melakukan<br />

evaluasi pelaksanaan proyek<br />

strategis nasional dan program<br />

prioritas di provinsi Sumatera<br />

Utara. Saya melihat kuncinya<br />

ada pada percepatan pembangunan<br />

infraksturktur baik pelabuhan,<br />

bandara maupun jalan<br />

tol,” kata Presiden Joko Widodo<br />

saat membuka rapat terbatas<br />

(ratas) di Kantor Presiden<br />

<strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Rapat itu membahas mengenai<br />

Evaluasi Pelaksanaan<br />

Proyek Strategis Nasional dan<br />

Program Prioritas di provinsi<br />

Sumatera Utara termasuk<br />

penyelesaian berbagai hambatan<br />

yang terjadi pada proyekproyek<br />

infrastruktur.<br />

“Secara geografis, Sumatera<br />

Utara memiliki posisi yang sangat<br />

strategis karena berada di<br />

jalur palayaran internasional<br />

Selat Malaka yang dekat dengan<br />

Singapura, Malaysia dan<br />

Thailand. Dengan posisi yang<br />

strategis itu, provinsi Sumatera<br />

Utara bisa dikembangkan menjadi<br />

hub internasional yang selanjutnya<br />

akan ikut menggerakkan<br />

perekonomian wilayahwilayah<br />

lain di pulau Sumatera,”<br />

ungkap Presiden.<br />

Menurut Presiden, pembangunan<br />

infrastruktur transportasi<br />

bukan hanya akan mempermudah<br />

konektivitas antarwilayah<br />

di Sumatera Utara tapi<br />

juga bisa mendorong laju pertumbahan<br />

daerah lain agar lebih<br />

cepat lagi.<br />

“Saya yakin kesiapan infrastruktur<br />

akan berdampak pada<br />

kecepatan pengembangan kawasan<br />

ekonomi khusus di Sei<br />

Mangke maupun kawasan industri<br />

khusus lainnya yang sedang<br />

kita siapkan sebagai mesin<br />

pertumbuhan ekonomi di<br />

Sumatera,” jelas Presiden.<br />

Presiden juga mengingatkan<br />

mengenai pemerataan pembangunan<br />

antarwilayah di Sumatera<br />

Utura sepanjang pesisir<br />

timur, tengah, sampai barat.<br />

“Misalnya provinsi Sumatera<br />

Utara memiliki Danau Toba<br />

yang harus kita garap secara<br />

serius sebagai kawasan destinasi<br />

wisata. Pengembangan<br />

sektor pariwisata ini perlu<br />

didukung bukan hanya oleh<br />

kesiapan akses transportasi<br />

seperti bandara dan jalan tapi<br />

perlu juga dilakukan penataan<br />

kawasan, pembangunan infraktruktur<br />

penunjang seperti<br />

hotel, restoran dan memperbanyak<br />

atraksi wisata serta<br />

peningkatan kemampuan<br />

SDM,” ungkap Presiden.<br />

Pengembangan sektor pariwisata<br />

di kawasan Danau Toba<br />

pun betul-betul diperhatikan<br />

agar bisa berdampak terhadap<br />

ekonomi rakyat terutama sektor<br />

Usaha Menengah, Kecil<br />

dan Mikro (UMKM). “Hanya<br />

dengan cara itu pengembangan<br />

sektor pariwisata dapat<br />

memberikan kontribusi nyata<br />

bagi pengurangan kemiskinan,<br />

pengurangan pengangguran,<br />

memperkecil ketimpangan dan<br />

meningkatkan kesejahteraan,”<br />

tegas Presiden.<br />

Berdasarkan Peraturan Presiden<br />

(Perpres) No 3 tahun 2016<br />

tentang Percepatan Pelaksanaan<br />

Proyek Strategis Nasional<br />

yang ditetapkan pada 8 Januari<br />

2016, ada 10 proyek strategis<br />

nasional di Sumatera Utara. (ant)<br />

Bali<br />

Jadi Pulau Terbaik Selama 12 Tahun<br />

I Gde Pitana<br />

JAKARTA - Bali dinobatkan<br />

sebagai pulau terbaik selama<br />

12 tahun berturut-turut<br />

berdasarkan DestinAsian<br />

Readers Choice Award (RCA)<br />

20<strong>17</strong> yang bermarkas di Singapura.<br />

Deputi Bidang<br />

Pengembangan Pemasaran<br />

Pariwisata Mancanegara Kementerian<br />

Pariwisata I<br />

Gde Pitana di<br />

<strong>Jakarta</strong>, Kamis,<br />

menyambut<br />

baik<br />

penghargaan<br />

yang dianugerahkan<br />

di Singapura<br />

pada 15 <strong>Februari</strong><br />

20<strong>17</strong><br />

tersebut.<br />

“Kementerian<br />

Pariwisata<br />

Republik<br />

Indonesia diundang<br />

untuk<br />

menerima<br />

penghargaan<br />

atas Bali<br />

yang kembali<br />

menjadi The<br />

Best Island<br />

untuk ke-12 kalinya secara berturut-turut,”<br />

katanya.<br />

DestinAsian selama 12<br />

tahun melaksanakan voting<br />

secara terbuka dan memberikan<br />

penghargaan atas pilihan<br />

pembacanya. Hal yang paling<br />

menjadi sorotan perhatian pemilih<br />

adalah keramahan staf<br />

dan pelayanan, kenyamanan<br />

lokasi, fasilitas, dan kualitas<br />

baik tempat maupun kuliner.<br />

Untuk tahun ini, polling dilakukan<br />

pada Agustus dan Oktober<br />

2016, dengan 31 kategori<br />

yang berbeda termasuk hotel<br />

and resorts, serviced residences,<br />

spas, airlines, airports, dan<br />

destinations.<br />

DestinAsian Publisher<br />

Ronald Liem mengatakan ada<br />

beberapa perubahan yang dilakukan<br />

dalam DestinAsian<br />

RCA tahun ini untuk lebih memberikan<br />

kebebasan dan nilai<br />

kompetitif. “Selain menambah<br />

beberapa kategori baru, kali ini<br />

memperluas region, seperti ada<br />

penghargaan khusus industri di<br />

beberapa negara dan penilaian<br />

tidak lagi hanya diberikan untuk<br />

juara satu dan dua saja melainkan<br />

menambahkan menjadi<br />

sepuluh besar,” katanya.<br />

Selain Bali di peringkat pertama,<br />

Indonesia juga mendapatkan<br />

penghargaan untuk pulau<br />

Lombok sebagai pulau terbaik<br />

di 10 besar (peringkat 10).<br />

Industri yang mendapatkan<br />

penghargaan atas pilihan pembaca<br />

majalah DestinAsian ad-<br />

alah Alila Villas Uluwatu sebagai<br />

The Best Boutique<br />

Hotel, sedangkan COMO<br />

Uma Ubud berada di peringkat<br />

ke-5.<br />

Ayana Spa sebagai The<br />

Best Hotel Spa ditemani<br />

oleh The Spa, Four Seasons<br />

Resort Bali at Jimbaran Bay<br />

di peringkat ke-3 dan beberapa<br />

resort lain di Bali juga<br />

mencatatkan prestasi gemilang.<br />

Di sisi lain Maskapai<br />

Garuda Indonesia mendapatkan<br />

peringkat ke-3 sebagai<br />

Best Economy Class.<br />

Dan peringkat ke-5 masingmasing<br />

pada kategori Best<br />

Airline dan Best Frequent<br />

Flyier Program.<br />

Menurut Pitana, penghargaan<br />

yang didapat dari<br />

majalah DestinAsian<br />

menunjukkan kepariwisataan<br />

Indonesia masih<br />

mendapatkan tempat di<br />

mata wisatawan mancanegara.<br />

“Ini menjadi modal<br />

yang baik guna pembangunan<br />

dan pencapaian target<br />

pariwisata nasional 20<br />

juta kunjungan pada 2019,”<br />

katanya. (ant)<br />

AAJI Harapkan<br />

Pembentukan Lembaga<br />

Penjamin Polis Terealisasi<br />

JAKARTA - Asosiasi<br />

Asuransi Jiwa Indonesia<br />

(AAJI) mengharapkan rencana<br />

pembentukan Lembaga<br />

Penjamin Polis (LPP) bisa<br />

segera terealisasi untuk meningkatkan<br />

kepercayaan<br />

masyarakat terhadap perusahaan<br />

asuransi.”Harapan kita<br />

industri ini punya LPP. Dengan<br />

adanya LPP, kepercayaan<br />

masyarakat terhadap<br />

industri ini akan tinggi,” kata<br />

Ketua Umum AAJI Hendrisman<br />

Rahim saat jumpa pers<br />

di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Sesuai amanat Undang-<br />

Undang (UU) Nomor 40 Tentang<br />

Perasuransian, pendirian<br />

LPP paling lambat tiga<br />

tahun setelah UU tersebut<br />

diundangkan pada Oktober<br />

2014 lalu. Otoritas Jasa<br />

Keuangan (OJK) selaku regulator<br />

asuransi kini terus<br />

berkoordinasi dengan pemerintah<br />

untuk membentuk LPP.<br />

OJK juga sudah menyerahkan<br />

berkas kepada pemerintah<br />

sebagai bahan pertimbangan<br />

pembentukan LPP tersebut.<br />

Lembaga yang terbentuk<br />

nantinya disebutkan akan<br />

berbentuk lembaga independen,<br />

tidak menyatu dengan<br />

Lembaga Penjamin Simpanan<br />

(LPS) yang saat ini<br />

menjamin simpanan perbankan.<br />

“Belum ada best practice<br />

LPP itu, karena dulu orang<br />

menganggap apa bedanya<br />

(LPP) sama reasuransi. LPP<br />

ini nanti akan menjamin persis<br />

kayak LPS,” ujar Hendrisman.<br />

AAJI mengklaim tingkat<br />

kepercayaan masyarakat terhadap<br />

produk asuransi perlahan<br />

terus meningkat, yang<br />

ditunjukkan dengan bertumbuhnya<br />

total tertanggung.<br />

Total tertanggung industri<br />

asuransi jiwa di akhir 2016<br />

mencatat pertumbuhan 4,1<br />

persen menjadi 57,23 juta orang<br />

dibandingkan tahun sebelumnya<br />

54,96 juta orang.<br />

Peningkatan tersebut didasari<br />

oleh pertumbuhan total<br />

tertanggung Individu<br />

yang meningkat 8,8 persen<br />

menjadi <strong>17</strong>,69 juta orang dan<br />

total tertanggung kumpulan<br />

meningkat 2,1 persen atau<br />

sebesar 39,53 juta orang.<br />

Berdasarkan catatan selama<br />

tiga tahun terakhir (kuartal<br />

empat 2014 sampai kuartal<br />

empat 2016), jumlah tertanggung<br />

mengalami pertumbuhan<br />

rata-rata sebesar<br />

3,2 persen. “Pertumbuhan<br />

total tertanggung ini, menandakan<br />

tingkat kepercayaan<br />

masyarakat terhadap produk<br />

asuransi dan pemahaman<br />

pentingnya berasuransi<br />

yang perlahan-lahan terus<br />

meningkat,” kata Direktur<br />

Eksekutif AAJI Togar<br />

Pasaribu.<br />

Dengan adanya LPP,<br />

AAJI berharap masyarakat<br />

semakin percaya dengan perusahaan<br />

asuransi dan juga<br />

mendapatkan kepastian soal<br />

polis sebagaimana LPS menjamin<br />

simpanan nasabah<br />

bank. (ant)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!