You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Cerem nial<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Jumat <strong>17</strong> <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong><br />
7<br />
Proyek Rp1,8 Triliun<br />
Di Kilang Balongan Dimulai<br />
JAKARTA - PT Pertamina<br />
memulai proyek peningkatan<br />
keandalan pasokan minyak<br />
mentah di Kilang Balongan, Indramayu,<br />
Jawa Barat senilai<br />
Rp1,8 triliun. Siaran pers Pertamina<br />
di <strong>Jakarta</strong>, Kamis menyebutkan<br />
Menteri BUMN Rini<br />
Soemarno dan Menteri ESDM<br />
Ignasius Jonan telah melaksanakan<br />
peletakan batu pertama<br />
(goundbreaking) proyek yang<br />
mencakup pekerjaan pipa<br />
bawah laut (submarine pipe<br />
line/SPL) dan fasilitas terapung<br />
(single point mooring/SPM)<br />
tersebut.<br />
Turut mendampingi dalam<br />
acara grounbreaking yang berlangsung<br />
di Kilang Balongan,<br />
Kamis tersebut Pelaksana Tugas<br />
Direktur Utama Pertamina<br />
Yenni Andayani beserta manajemen<br />
Pertamina lainnya.<br />
Dengan fasilitas SPL/SPM<br />
itu, efektivitas kegiatan<br />
bongkar muat (loading/unloading)<br />
akan meningkat dan biaya<br />
transportasi minyak mentah<br />
dapat ditekan karena waktu<br />
tunggu (lay time) kapal tanker<br />
menjadi lebih singkat. Selain<br />
juga, fasilitas SPL dan SPM itu<br />
akan mendukung kegiatan operasional<br />
yang ramah lingkungan.<br />
“Saya appreciate Pertamina<br />
melakukan improvement terhadap<br />
kilang existing seperti<br />
halnya proyek SPL/SPM ini.<br />
Kami dukung upaya peningkatan<br />
kapasitas kilang nasional,<br />
baik melalui proyek RDMP (peningkatan<br />
kapasitas dan kualitas<br />
produk kilang lama) maupun<br />
NGRR (pembangunan kilang<br />
baru),” kata Jonan dalam sambutannya.<br />
Proyek SPL/SPM itu meliputi<br />
pekerjaan di laut (offshore)<br />
dan darat (onshore). Pekerjaan<br />
offshore antara lain pembangunan<br />
SPL berdiameter 32 inci<br />
dengan panjang 15,2 kilometer<br />
dan SPM berkapasitas 165 ribu<br />
dead weight tonnage (DWT).<br />
Sedangkan pekerjaan onshore<br />
antara lain pembangunan<br />
pipa bawah tanah berdiameter<br />
32 inci dengan panjang 500<br />
meter, pembangunan satu unit<br />
tangki baru berkapasitas 22<br />
ribu kiloliter, modifikasi<br />
tangki existing, serta pemasangan<br />
flushing dan pigging<br />
system.<br />
Pertamina telah menetapkan<br />
sejumlah mitra melalui pengadaan<br />
sesuai prosedur perusahaan.<br />
Paket pekerjaan rekayasa,<br />
pengadaan, konstruksi,<br />
instalasi, dan komisioning (engineering,<br />
procurement, construction,<br />
installation, and<br />
comissioning/EPCIC) dilakukan<br />
konsorsium PT Rekayasa<br />
Industry (Rekind)-Intermoor,<br />
SPL dikerjakan konsorsium<br />
JFE Japan-Marubeni-Itochu-<br />
PT Atamora Teknik Makmur,<br />
coating SPL oleh PT Indal Steel<br />
Pipe, dan SPM dikerjakan konsorsium<br />
Orwell.<br />
Dengan menyerap sekitar<br />
600 orang tenaga kerja, Pertamina<br />
menargetkan proyek selesai<br />
23 bulan sejak penandatanganan<br />
kontrak pada 10 Oktober<br />
2016. “Kami telah melaksanakan<br />
seleksi yang ketat<br />
melalui proses pengadaan<br />
yang selalu berasaskan ‘good<br />
corporate governance’ (tata<br />
kelola perusahaan yang baik).<br />
Karena itu, kami yakin telah<br />
mendapatkan mitra terbaik dan<br />
menyelesaikannya tepat waktu<br />
dengan kualitas yang telah<br />
ditetapkan,” ujar Yenni.<br />
Kilang Balongan menjadi<br />
salah satu dari empat mega<br />
proyek refinery development<br />
master plan (RDMP). Pada<br />
20<strong>17</strong>, RDMP Balongan dengan<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />
GROUND BREAKING SPL/SPM PERTAMINA - Menteri ESDM Ignasius Jonan (ketiga kanan), Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), Plt Dirut Pertamina Yenni Andayani<br />
(kanan), Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja (ketiga kiri), Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi (kedua kiri), dan Sekda Indramayu Ahmad<br />
Bachtiar (kiri) menekan tombol saat “ground breaking” pembangunan fasilitas Submarine Pipe Line (SPL) dan Single Point Mooring (SPM) di Pertamina Refinery Unit VI Balongan,<br />
Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/2). Pembangunan Fasilitas SPL/SPM tersebut untuk meningkatkan pasokan minyak mentah ke kilang RU VI Balongan.<br />
nilai investasi 1,2 miliar dolar<br />
AS akan memasuki tahapan desain<br />
dasar (basic engineering<br />
design/BED).<br />
Proyek RDMP Balongan<br />
tersebut diharapkan selesai<br />
pada 2020 yang akan meningkatkan<br />
kapasitas dari 125<br />
ribu menjadi 240 ribu barel per<br />
hari. Selain Balongan, proyek<br />
RDMP dilakukan di Cilacap, Balikpapan,<br />
dan Dumai. Sedangkan<br />
new grass root refinery<br />
(NGRR) ditetapkan di dua lokasi<br />
yakni Tuban dan Bontang.<br />
Keseluruhan proyek RDMP dan<br />
NGRR ditargetkan selesai 2023<br />
yang akan meningkatkan kapasitas<br />
kilang nasional menjadi<br />
dua juta barel per hari. (ant)<br />
PT Pos Indonesia<br />
Berupaya Kembangkan <strong>Bisnis</strong> Logistik<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />
KONSTRUKSI FISIK - Pengerjaan jalan tol Palembang-Inderalaya (Palindra), Sumatera Selatan untuk<br />
ruas seksi I Palembang-Pemulutan sejauh 7 kilometer telah menyelesaikan konstruksi fisik 74,99 persen per<br />
15 <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong>.<br />
JAKARTA - Menteri Perhubungan<br />
Budi Karya Sumadi<br />
menilai rumah logistik atau Rumah<br />
Kita akan menjadi bisnis<br />
baru yang produktif. Untuk itu,<br />
Budi usai pembukaan Rapat<br />
Koordinasi Penyusunan Pagu<br />
Kebutuhan Rencana Kerja dan<br />
Anggaran (RKA) 2018 di Kemenhub,<br />
<strong>Jakarta</strong>, Kamis, mendorong<br />
perusahaan Badan Usaha<br />
Milik Negara (BUMN) dan<br />
swasta untuk mengoperasikan<br />
SEMARANG - PT Pos Indonesia<br />
(Persero) berupaya<br />
mengembangkan bisnis logistik<br />
baik untuk pengiriman<br />
dalam maupun luar negeri yang<br />
mulai dirintis sejak tahun lalu.<br />
“Untuk logistik ini memang<br />
startnya tahun 2016, tahun lalu<br />
kami membukukan omzet<br />
Rp12,5 miliar,” kata Manager<br />
Administrasi dan Penjualan<br />
PT Pos Indonesia (Persero)<br />
Kantor Wilayah VI Jateng dan<br />
DIY Sulistijono di Semarang,<br />
kemarin.<br />
Dia mengatakan pada tahun<br />
ini PT Pos Indonesia Kanwil VI<br />
ditargetkan oleh pusat dapat<br />
membukukan omzet sebesar<br />
Rp80 miliar. Pihaknya optimistis<br />
target tersebut dapat terealisasi<br />
mengingat pasar logistik<br />
secara nasional sangat besar.<br />
Dia menjelaskan pada<br />
tahun 2016 biaya logistik seluruh<br />
nasional mencapai<br />
Rp1.820 triliun. Sedangkan PT<br />
Pos Indonesia secara nasional<br />
hanya mengambil pangsa<br />
pasar 0,1-0,2 persen. “Memang<br />
tidak semua logistik bisa dikerjakan<br />
oleh PT Pos. Logistik<br />
kan bukan hanya masalah<br />
gudang atau distribusi tapi<br />
banyak hal. Ada lima aktivitas<br />
utama yaitu distribusi, ‘warehouse’,<br />
transportasi, SDM,<br />
teknologi,” katanya.<br />
Meski demikian, untuk saat<br />
Gudang Logistik Rumah Kita<br />
Jadi <strong>Bisnis</strong> Baru yang Produktif<br />
gudang logistik Rumah Kita.<br />
“Rumah kita ini bukan hanya<br />
berfungsi sebagai bagian<br />
dari tol laut, tetapi juga satu<br />
daerah memiliki fungsi logistik<br />
yang bisa mengkonsolidasikan<br />
barang-barang di dalam negeri<br />
bisa diekspor ke luar tanpa<br />
harus ke Jawa,” ujarnya.<br />
Ia mencontohkan Pelni<br />
mendapatkan tugas untuk<br />
mengelola Rumah Kita di<br />
Saumlaki dan Morotai, nantinya<br />
akan diberikan izin untuk<br />
melakukan ekspor langsung,<br />
seperti ke Darwin, Australia.<br />
“Jadi barang-barang di dalam<br />
negeri bisa dieskpor tanpa<br />
harus (dikirim) ke Pulau Jawa,”<br />
ucapnya.<br />
Selama ini, distribusi barang<br />
tidak bisa dilakukan secara<br />
langsung, contohnya produk<br />
dari Saumlaki harus dikirim ke<br />
Surabaya atau dari Morotai ke<br />
Makassar terlebih dahulu baru<br />
bisa dieskpor. “Oleh karenanya,<br />
secara praktis apa yang dilakukan<br />
l Laut ini suatu pembelajaran<br />
bagi swasta dan<br />
sambil mengkonsolidasikan<br />
dan memulai bisnis baru yang<br />
produktif,” tuturnya.<br />
Saat ini BUMN yang terlibat<br />
baru PT Pelni, Pelindo I, II,<br />
III dan IV, PT ASDP Indonesia<br />
Ferry dan lainnya. Budi juga<br />
mendorong BUMD di masingmasing<br />
daerah untuk terlibat<br />
ini pihaknya mengaku lebih<br />
siap karena kantor pusat telah<br />
memberikan materi pelatihan<br />
untuk meningkatkan kompetensi<br />
pegawai menangani bisnis<br />
logistik. “Mulai dari mengurus<br />
izin, spesifikasi barang,<br />
hingga dokumen yang harus<br />
dipelajari. Kami tidak hanya<br />
fokus di pengiriman lokal tetapi<br />
juga ekspor. Bahkan orientasi<br />
kami besar di ekspor. Jateng<br />
punya banyak komoditas ekspor,”<br />
katanya.<br />
Sementara itu, untuk merealisasikan<br />
target di tahun ini<br />
pihaknya akan memperluas ekspansi<br />
pasar. Dia mengatakan<br />
PT Pos Indonesia akan aktif<br />
mencari pelanggan yang memiliki<br />
produk yang dikirim antarkabupaten<br />
bahkan antarpulau.<br />
Dia mengatakan jika selama<br />
ini pemilik barang yang ingin<br />
melakukan pengiriman lebih<br />
banyak melalui <strong>Jakarta</strong>, ke<br />
depan pihaknya akan menggunakan<br />
pintu keluar melalui<br />
Pelabuhan Tanjung Emas maupun<br />
Bandara Ahmad Yani. (ant)<br />
dalam mengoperasikan rumah<br />
logistik tersebut.<br />
Bagi sejumlah pihak yang<br />
berminat akan dilakukan seleksi<br />
atau “beauty contest” untuk<br />
mengoperasikan Rumah Kita<br />
tersebut. Budi juga mengatakan<br />
pihaknya juga akan mengintegrasikan<br />
Rumah Kita dengan tol<br />
udara, untuk di daerah pegunungan<br />
di Papua, seperti<br />
Manokwari dan Timika agar disparitas<br />
harga bisa ditekan. (ant)<br />
Pelonggaran<br />
Moneter Tertahan<br />
Laju Inflasi<br />
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardodjo<br />
mengatakan peluang pelonggaran kebijakan<br />
moneter pada <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong> tertahan karena tekanan<br />
ekonomi domestik, salah satunya laju inflasi akibat kebijakan<br />
penyesuaian tarif barang yang diatur pemerintah (administered<br />
prices).<br />
“Kami melihat bahwa untuk pelonggaran ini ada kondisi<br />
internal domestik yang perlu kita waspadai, seperti<br />
kemungkinan adanya tekanan inflasi apabila ada penyesuaian<br />
‘administered prices’ yang dilakukan pemerintah,”<br />
ujar Agus dalam jumpa pers Rapat Dewan Gubernur (RDG)<br />
periode <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong>, di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Bank Sentral pada RDG triwulanan <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong><br />
mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse<br />
Repo Rate sebesar 4,75 persen, dan bunga penyimpanan<br />
dana di BI (Deposit Facility) 4 persen, serta bunga<br />
fasilitas penyediaan dana dari BI ke perbankan (Lending<br />
Facility) 5,5 persen.<br />
Arah kebijakan moneter BI pada <strong>Februari</strong> 20<strong>17</strong> tetap<br />
hati-hati akomodatif, karena selain tekanan dari inflasi,<br />
terdapat potensi tekanan dari kondisi global, seperti sikap<br />
The Federal Reserve yang menyebutkan terdapat peluang<br />
kenaikan suku bunga, dan dinamika politik di Eropa.<br />
“Sejumlah risiko global tetap perlu diwaspadai. Rencana<br />
ekspansi kebijakan fiskal pemerintah AS di tengah sinyal<br />
pengetatan kebijakan moneter dapat mendorong penguatan<br />
mata uang AS dan penyesuaian suku bunga yang<br />
lebih cepat,” ujar Agus.<br />
BI dan pemerintah sudah memperkuat koordinasi untuk<br />
mengantisipasi kenaikan tekanan inflasi dalam negeri.<br />
Tekanan inflasi ke depan akan banyak bersumber dari tarif<br />
harga energi seperti listrik dan Bahan Bakar Minyak.<br />
Meskipun demikian, Agus mengaku tetap menghargai<br />
sikap pemerintah yang menyesuaikan bentuk penyaluran<br />
subsidi energi, karena hal tersebut dapat memperkuat<br />
reformasi subsidi energi. “Kalau ada risiko inflasi<br />
karena penyesuaian subsidi kita harapkan agar<br />
itu dilakukan dengan komitmen kita bisa menjaga harga<br />
dari harga pangan strategis dapat terjaga di bawah<br />
4-5 persen di 20<strong>17</strong>,” tuturnya.<br />
Secara umum, selain tekanan inflasi, Agus melihat<br />
kondisi ekonomi domestik membaik. Perbaikan ekonomi<br />
itu karena membaiknya indikator Neraca Pembayaran<br />
Indonesia 2016 yang surplus 12,1 miliar dolar AS, dan<br />
realisasi pertumbuhan ekonomi 2016. Pada 20<strong>17</strong>, Agus<br />
memerkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh di rentang<br />
5-5,4 persen. “Saya melihat arah pertumbuhan<br />
ekonomi akan berada di sedikit bawah pertengahan<br />
rentang 5-5,4 persen,” ujar dia. (ant)<br />
Kepercayaan Masyarakat Terhadap Asuransi Meningkat<br />
JAKARTA - Asosiasi Asuransi<br />
Jiwa Indonesia (AAJI)<br />
mengklaim tingkat kepercayaan<br />
masyarakat terhadap produk<br />
asuransi secara perlahan terus<br />
meningkat, yang ditunjukkan<br />
dengan bertumbuhnya total<br />
tertanggung.<br />
Total tertanggung industri<br />
asuransi jiwa di akhir 2016, katanya<br />
di <strong>Jakarta</strong>, Kamis, tercatat<br />
tumbuh 4,1 persen menjadi<br />
57,23 juta orang dibandingkan<br />
tahun sebelumnya 54,96 juta<br />
orang. Peningkatan tersebut<br />
didasari oleh pertumbuhan total<br />
tertanggung individu yang<br />
meningkat 8,8 persen menjadi<br />
<strong>17</strong>,69 juta orang dan total tertanggung<br />
kumpulan meningkat<br />
2,1 persen atau sebesar 39,53<br />
juta orang.<br />
Berdasarkan catatan selama<br />
tiga tahun terakhir (kuartal empat<br />
2014 sampai kuartal empat<br />
2016), jumlah tertanggung<br />
mengalami pertumbuhan ratarata<br />
sebesar 3,2 persen. “Pertumbuhan<br />
total tertanggung<br />
ini, menandakan tingkat kepercayaan<br />
masyarakat terhadap<br />
produk asuransi dan pemahaman<br />
pentingnya berasuransi<br />
yang perlahan-lahan terus<br />
meningkat,” kata Direktur Eksekutif<br />
AAJI Togar Pasaribu<br />
saat jumpa pers di <strong>Jakarta</strong>, Kamis.<br />
Menurut Togar, untuk mendorong<br />
literasi dan inklusi<br />
keuangan di industri asuransi<br />
jiwa, maka tenaga pemasar memainkan<br />
peran kunci. Peningkatan<br />
jumlah agen profesional<br />
berlisensi, lanjutnya,<br />
menjadi salah satu syarat untuk<br />
menjangkau masyarakat di<br />
seluruh pelosok negeri.<br />
Jumlah tenaga pemasar asuransi<br />
jiwa berlisensi tumbuh<br />
sebesar 6 persen yaitu menjadi<br />
543.192 orang dibandingkan<br />
dengan periode yang sama di<br />
2015 sebesar 512.657 orang.<br />
Sebanyak 90,8 persen dari total<br />
tenaga pemasar tersebut berasal<br />
dari saluran keagenan.<br />
“AAJI dan para anggotanya<br />
akan terus berusaha untuk memperluas<br />
jangkauan perlindungan<br />
asuransi jiwa ke semakin banyak<br />
anggota masyarakat, dan<br />
terus menjaga kepercayaan<br />
masyarakat terhadap bisnis<br />
asuransi dengan mengembangkan<br />
tenaga pemasar berlisensi<br />
yang handal dan berkualitas<br />
dalam memberikan pelayanan<br />
prima di jangka panjang,” ujar<br />
Togar. (ant)