22.02.2017 Views

22-Febriari-2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

6<br />

Rabu, <strong>22</strong> Februari <strong>2017</strong><br />

Gunung Sinabung<br />

Meletus Lagi<br />

SEHARI 3 KALI SEMBURKAN AWAN PANAS<br />

KARO-M24<br />

Aktivitas vulkanik<br />

Gunung Sinabung di Kab<br />

Karo, Sumatera Utara<br />

hingga saat ini masih<br />

menunjukkan<br />

aktifitasnya. Dalam<br />

sehari, Selasa (21/2)<br />

Gunung Sinabung tiga<br />

kali menyemburkan<br />

awan panas mulai dari<br />

pukul 6.00 WIB hingga<br />

pukul 12.00 WIB.<br />

ERDASARKAN<br />

B<br />

keterangan<br />

yang diperoleh<br />

dari Pos Pengamatan<br />

Gunung<br />

Sinabung<br />

di Simpang Empat, gunung setinggi<br />

2.460 meter ini secara visual<br />

mulai pada pukul 6.00 WIB hingga<br />

pukul 13.00 WIB terjadi beberapa<br />

kali erupsi terus beraksi.<br />

“Terjadi beberapa kali erupsi<br />

dalam sehari ini. Sedikitnya ada tiga<br />

kali erupsi mulai pukul 00-12.00<br />

WIB,” ujar Petugas Pos Pengamatan<br />

Gunung Sinabung, Armen Putra<br />

via selulernya, Selasa (21/2).<br />

Ia merinci, pada pukul 00.00 hingga<br />

06.00 WIB, teramati guguran dengan<br />

jarak luncur 800-1.000 meter ke<br />

4 TAHUN DIRINTIS<br />

Gunung Sinabung kembali menunjukan aktifitasnya (dok m24)<br />

arah Timur-Tenggara. “Secara<br />

seismisitas sekali gempa awan<br />

panas, 8 kali gempa low frequency,<br />

6 kali gempa tektonik lokal, 27 kali<br />

gempa guguran,” terangnya.<br />

Kemudian, katanya, pada pukul<br />

07:33 WIB, terjadi erupsi dengan<br />

tinggi kolom abu vulkanik 2.500<br />

meter. Angin perlahan ke arah<br />

Tenggara-Timur. Selanjutnya pada<br />

pukul 6.00-12.00 WIB, teramati letusan<br />

dengan tinggi abu vulkanik<br />

1.000-2.500 meter. Teramati guguran<br />

dengan jarak luncur 700-1.000<br />

meter ke arah Timur, Tenggara, Selatan.<br />

Secara Seismisitas 3 kali gempa<br />

letusan 10 kali gempa low frequency,<br />

2 kali empa Hybrid, 8 kali<br />

gempa tektonik lokal dan 30 kali<br />

gempa guguran.<br />

Menurutnya, aktivitas vulkanik<br />

masih tinggi dan status Gunung<br />

Sinabung masih status awas (level<br />

IV). Karena itu direkomendasi kepada<br />

masyarakat dan pengunjung/<br />

wisatawan agar tidak melakukan<br />

Kebun Inti Gambir Tuai Hasil<br />

Kebun Gambir milik Pemkab Pakpak Bharat (m24/Edy Ilva S)<br />

PAKPAK BHARAT-M24<br />

Setelah empat tahun dirintis, kebun<br />

inti tanaman gambir yang be-<br />

BADAN JALAN DIGENANGI AIR<br />

TIGAPANAH-M24<br />

Air menggenangi badan jalan<br />

negara di KM 81-82 antara Tanah<br />

Karo-Simalungun-Dairi–Pakpak<br />

Barat dan Aceh Singkil di Desa<br />

Tigapanah Karo, akibatnya, seorang<br />

warga yang berusia lanjut<br />

(Lansia) kesulitan melintas.<br />

Beruntung, seorang petugas<br />

polisi yang sedang bertugas<br />

membantu ibu tua itu untuk<br />

menyeberang dengan cara<br />

menggendongnya. Pemandangan<br />

tersebut terjadi, Senin (20/2)<br />

rada di Desa Penanggalan Binanga<br />

Boang, Kec Salak, Kab Pakpak Bharat<br />

sudah menunjukkan hasil. Lahan<br />

seluas 100 Ha itu sudah mampu<br />

menghasilkan 20 ton daun gambir<br />

pada tahun lalu.<br />

Diprediksi, tahun <strong>2017</strong> ini, akan ada<br />

peningkatan hasil produksi. Kebun<br />

milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab)<br />

Pakpak Bharat yang dikelola Dinas<br />

Pertanian dan Ketahanan Pangan<br />

dicanangkan ke depannya menjadi<br />

aset daerah yang dapat memberikan<br />

pemasukan PAD.<br />

Plt Kepala Dinas Pertanian dan<br />

Ketahanan Pangan Kab Pakpak<br />

Bharat, Sunardi Sp kepada M24,<br />

akhir pekan lalu mengatakan kalau<br />

pihak kini masih fokus pada<br />

pekerjaan yang harus dibenahi<br />

agar panen bisa berlimpah. “Masih<br />

ada beberapa pekerjaan lagi yang<br />

harus kita benahi, supaya hasil<br />

produksi dari perkebunan gambir<br />

Lansia Kesulitan Melintas<br />

kemarin sekitar pukul 14.00 WIB.<br />

“Di saat saya mengatur lalu<br />

lintas di lokasi banjir jalan tersebut<br />

terlihat seorang ibu yang<br />

sudah tua hendak menyeberang<br />

jalan. Melihat itu lantas saya<br />

hampiri ibu tua tersebut yang<br />

katanya hendak menyeberang,<br />

tapi ibu tersebut takut dan bingung<br />

melihat air sudah menutup<br />

badan jalan, kata ibu tua itu<br />

kapada saya,” ucap anggota Polantas<br />

Polres Karo, Brigadir<br />

Rendy Sinaga.<br />

M Sembiring, seorang warga<br />

sekitar mengatakan kalau kawasan<br />

tersebut memang lanngganan<br />

banjir. Jika hujan turun<br />

mengguyur sebentar saja, jalanan<br />

langsung digenangi air.<br />

“Saya sangat prihatin apabila<br />

melihat pagi dan sore hari,<br />

antrean panjang mobil sampai<br />

puluhan kilometer yang hendak<br />

ke Simalungun-Dairi- Pakpak<br />

Barat dan Aceh Singkil menjadi<br />

terganggu dan macet,” katanya.<br />

(herlin)<br />

aktifitas di dalam radius 3 km dari<br />

puncak dan dalam jarak 7 km untuk<br />

sektor Selatan-Tenggara, dalam<br />

jarak 6 km untuk sektor Tenggara-<br />

Timur, serta dalam jarak 4 km untuk<br />

sektor Utara–Timur Laut dari<br />

puncak Gunung Sinabung.<br />

Demikian juga masyarakat yang<br />

beraktivitas dan bermukim di dekat<br />

sungai-sungai yang berhulu di<br />

Gunung Sinabung agar tetap waspada<br />

terhadap ancaman bahaya lahar<br />

hujan, pesannya. (herlin)<br />

itu lebih maksimal," ungkap Sunardi.<br />

Contoh saja, lebih jauh Sunardi<br />

menguraikan, pertumbuhan tanaman<br />

gambir di kebun itu belum<br />

sesuai dengan yang diharapkan. Dia<br />

mengatakan, disebabkan masih<br />

minimnya tanaman pelindung, hasil<br />

masih belum maksimal.<br />

"Setiap satu batang tanaman gambir<br />

seharusnya dibuat lubang dengan<br />

radius 50 cm2 keliling. Dan paling<br />

penting, cara pemangkasan<br />

daun gambir tidak dapat dilakukan<br />

secara menyeluruh, tapi harus meninggalkan<br />

beberapa daun dengan<br />

tujuan untuk merangsang pertumbuhan<br />

daun lebih cepat dan terjadinya<br />

pembakaran makanan pada<br />

tanaman tersebut," pungkasnya.<br />

(edy)<br />

Kondisi jalan Desa Juma Gerat yang mengalami kerusakan (m24/<br />

Fajar)<br />

JALAN DESA RUSAK<br />

Desa Juma Gerat<br />

Terancam Terisolir<br />

SIDIKALANG-M24<br />

Jalan penghubung Desa Juma Gerat terancam terisolir dari<br />

peradaban luar. Pasalnya, jalan yang berbatasan dengan Desa<br />

Sarintonu, Kec Tigalingga, Dairi kondisinya memprihatinkan.<br />

Jalan tersebut butuh perbaikan secepat mungkin.<br />

Akibat longsornya badan jalan, akses trasportasi keluar dan<br />

masuk warga serta pengangkutan hasil pertanian menjadi<br />

terganggu dan desa tersebut terancam terisolir.<br />

Menurut salah seorang warga, Hamdan Sihombing (28),<br />

Selasa (21/2) kerusakan tersebut sudah berlangsung setahun<br />

lebih, hingga saat ini belum juga dilakukan perbaikan oleh<br />

Pemkab Dairi. “Untuk sementara, terpaksa memakai lahan<br />

pertanian milik warga untuk akses jalan dan untuk transportasi<br />

kendaraan mengangkut hasil pertanian dengan cara menyewa.<br />

Sehingga setiap kendaraan yang melintas diminta sumbangan<br />

seiklasnya untuk membantu biaya sewanya. Itupun disewa<br />

dengan waktu setahun saja dan bulan Maret <strong>2017</strong> sudah habis<br />

masa sewanya,” ujar Hamdan.<br />

Kepala Desa Juma Gerat, Rolaba Lumbangaol ketika dikonfirmasi<br />

terkait kondisi jalan tersebut mengaku kalau dirinya<br />

sudah melaporkan kondisi jalan tersebut ke Pemkab Dairi. Dan<br />

jalan tersebut sudah ditinjau langsung Bupati Dairi dan Dinas<br />

Pekerjaan Umum (PU).<br />

“Sudah 2 kali ini kami melakukan perbaikan dengan cara<br />

membangun jembatan dari batang kelapa di lokasi tanah yang<br />

longsor bersama warga secara gotong royong. Namun karena<br />

kondisinya semangkin parah dan tidak memungkinkan lagi<br />

dibangun jembatan, maka kami menunggu bantuan perbaikan<br />

dari pemerintah,”ujarnya.<br />

Sementara, Camat Tigalingga, Carlos Situmorang saat<br />

ditemui di kantornya mengatakan, perbaikan tersebut sudah<br />

diajukan ke APBD <strong>2017</strong> untuk dianggarkan. Jadi saat Musrembang<br />

Kecamatan, Kamis (16/2) lalu perbaikan jalan tersebut<br />

sudah ditampung Dinas PU dan Penataan Ruang (PUPR).<br />

“Akhirnya tahun 2016 akhir itu disurvei langsung oleh PUPR<br />

kondisi jalan supaya ditampung di <strong>2017</strong>. Bagaimana bentuk<br />

jalan tersebut nantinya itu PUPR yang mengetahui, apakah<br />

sifatnya nanti landai atau memasang jembatan atau dengan<br />

memasang gorong-gorong,” terangnya Carlos. (fajar)<br />

Peserta seleksi perangkat desa saat penjaringan (m24/Herlin)<br />

Pemerintah Desa Tanjung<br />

Barus Seleksi Perangkat Desa<br />

TANJUNG BARUS-M24<br />

Setelah melakukan penyaringan melalui pengumuman<br />

penerimaan perangkat desa sejak tanggal 24 Januari <strong>2017</strong><br />

sampai dengan 1 Febuari <strong>2017</strong>, serta perpanjangan waktu<br />

sampai dengan tanggal 10 Febuari <strong>2017</strong>, terjaring 10 warga yang<br />

dianggap memenuhi syarat administrasi.<br />

Hal itu disampaikan Ketua Panitia Seleksi (Pansel), Naheson<br />

Ginting kepada Kepala Desa di Kantor Kepala Desa Tanjung<br />

Barus, Senin (20/2).<br />

Dari hasil penjaringan yang telah dilakukan, akan dilaksanakan<br />

kembali ujian tertulis dan ujian wawancara. "Yang kami<br />

mintakan bantuan kepada kecamatan baik pembuatan soal<br />

maupun melalui wawancara," kata Naheson. Dia juga mengucapkan<br />

terimakasih kepada pihak kecamatan yang telah banyak<br />

membantu proses seleksi perangkat desa.<br />

Kepala Desa Tanjung Barus, Berlin OK Bangun mengucapkan<br />

banyak terimakasih kepada panitia yang tanpa pamrih melakukan<br />

penjaringan peserta. Dia juga meminta panitia agar melakukan ujian<br />

dengan jujur tanpa ada unsur KKN guna mendapatkan perangkat<br />

desa memang bekerja untuk kepentingan warga dan desa. (herlin)<br />

WARGA KUTA JUNGAK KECEWA<br />

PAKPAK BHARAT-M24<br />

Sejumlah warga yang berdomisili di Desa Kuta<br />

Jungak, Kec Siempat Rube, Kab Pakpak Bharat<br />

merasa kecewa dengan kinerja pemerintah yang tak<br />

peduli dengan pembangunan. Warga menyebut,<br />

sejumlah proyek yang dikerjakan terkesan asal jadi<br />

dan tanpa pemantauan.<br />

Seperti yang terjadi pada<br />

peningkatan struktur jalan<br />

provinsi jurusan Simpang Jambu,<br />

Kuta Jungak–Sigalingging, Kab<br />

Pakpak Bharat. Sisi jalan untuk<br />

pejalan kaki tak disediakan<br />

kontraktor.<br />

“Ini perkampungan, jika tidak<br />

ada beram jalan, kami warga<br />

Peningkatan Struktur Jalan Asal Jadi<br />

setempat harus berada di jalur<br />

mana saat berjalan kaki,” ungkap<br />

W Padang, salah seorang warga,<br />

Senin (20/2). Ditambahkannya,<br />

bukan hanya beram jalan saja,<br />

pengasapalan hotmix yang<br />

dikerjakan juga diragukan<br />

kualitasnya. Bukan hanya itu,<br />

pembangunan paret semen yang<br />

Proyek Dinas Bina Marga Provsu di Desa Kuta Jungak yang terkesan asal jadi.<br />

(m24/Edy Ilva S)<br />

telah dikerjakan juga asal jadi.<br />

Pantauan M24, Sabtu (18/2)<br />

kemarin di lokasi proyek.<br />

Anggaran sebesar Rp8.371.<strong>22</strong>1.972<br />

yang bersumber dari APBD<br />

Provinsi Sumatera Utara, tahun<br />

anggaran (TA) 2016 terkesan<br />

menguap begitu saja jika melihat<br />

hasil pekerjaan yang dikerjakan<br />

pemborong.<br />

Ditemui juga beberapa kejanggalan<br />

pada proses pembangunannya.<br />

Contoh saja, pembangunan<br />

paret semen, hanya sebagian saja<br />

yang dikerjakan. Walaupun<br />

tanahnya sudah digali untuk<br />

pembuatan paret namun pembangunannya<br />

tidak terlaksana.<br />

Kemudian sebagian beram jalan,<br />

tampak material batu base B<br />

ditabur begitu saja tanpa ada<br />

pemadatan.<br />

Kondisi itu diperparah lagi<br />

dengan tumpukan-tumpukan<br />

bahan material seperti pasir, batu<br />

padas, batu base B masih berserakan<br />

di badan jalan.<br />

Keganjilan itu, menunjukkan<br />

pihak rekanan dari PT Karya<br />

Vany Kontruksi dengan pihak<br />

UPT Bina Marga Provinsi yang<br />

berkantor di Sidikalang, Kab<br />

Dairi terindikasi main mata.<br />

Apalagi, pihak rekanan masih<br />

bekerja di awal tahun kemarin.<br />

Sayang ketika coba dikonfirmasi,<br />

HP Kepala Bagian Hubungan<br />

Masyarakat (Kabag Humas)<br />

Sekretariat Daerah, Kastro Manik,<br />

Senin (20/2) tidak aktif. (edy)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!