Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12345678901234567890123456789012<br />
12345678901234567890123456789012<br />
DUA PREMAN DISURUH<br />
BERSIHKAN PEKARANGAN<br />
Kedua preman terjaring<br />
dalam operasi.<br />
MEDAN AREA-M24<br />
Hasil operasi penertiban terhadap<br />
premanisme di titik-titik yang dianggap<br />
rawan tindak kejahatan, personil Polsek<br />
Medan Area mengamankan dua orang<br />
preman, Jumat (24/2).<br />
Keduanya, Armanto (58), Warga Jln<br />
Sepat dan Wisnu Ismail (38), Warga Jln AR<br />
Hakim Gg Padang Lawas, Medan Area.<br />
Langsung diboyong ke komando untuk diberi arahan dan membuat<br />
surat pernyataan.<br />
Kapolsek Medan Area, Kompol M Arifin menuturkan, kedua preman<br />
yang diamankan atas laporan dari masyarakat di Jln Gandhi karena<br />
sudah meresahkan.<br />
"Keduanya diamanakan dilokasi yang sama, bersama barang bukti<br />
berupa uang sebesar Rp8 ribu," kata Arifin.<br />
Kedua preman itu, lanjutnya, diberi sanksi untuk membersihkan<br />
pekarangan di sekitar komando. Setelah diberi arahan dengan<br />
membuat surat pernyataan diaatas materai agar tidak mengulangi<br />
perbuatannya, namun bila terbukti akan ditahan. (wandi)<br />
MEDAN-M24<br />
Tim penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejatisu<br />
menahan mantan Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Kab<br />
Dairi, Pasder Berutu karena tersangkut dalam kasus<br />
dugaan korupsi pengadaan komputer di berbagai<br />
sekolah TA 2011.<br />
Pasder yang tiba di kantor Kejatisu pada, Jumat<br />
(24/2) sekitar pukul 10 sampai 16.00 WIB, langsung<br />
ditahan usai diperiksa penyidik soal penggunaan<br />
anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi<br />
Khusus (DAK) sebesar Rp2 miliar.<br />
"Pasder yang merupakan Kuasa Pengguna<br />
Anggaran (KPA), langsung kita tahan dan<br />
sudah dititipkan ke Rutan Tannjung Gusta<br />
Medan," kata Kasi Penkum Kejatisu,<br />
Sumanggar Siagian, Jumat (24/2).<br />
Dalam kasus ini, tambah<br />
Sumanggar, penyidik sudah menahan<br />
tiga tersangka lainnya yakni Melanton<br />
Purba sebagai Direktur CV Langit Biru,<br />
Holman Siringoringo selaku Direktur CV<br />
Ruthani Mandiri dan Arifin Lumban<br />
Mantan Kadisdik Kab Dairi ditahan Kejatisu.<br />
Gaol selaku Wakil Direktur CV Keke Lestari.<br />
"Ada satu tersangka lagi yang belum ditahan, yang<br />
merupakan rekanan berinisial DKT," jelasnya.<br />
Atas perbuatan para tersangka yang sudah<br />
merugikan negara mencapai Rp8<strong>25</strong> juta, dijerat<br />
dengan pasal 2 dan p asal 3 UU No.31/1999 jo UU<br />
No.20/2001 tentang Perubahan atas UU No.31/1999<br />
tentang Pemberantasan Tindak Pidana<br />
Korupsi.(ansah)<br />
KAPTEN ANTONI SEMBIRING<br />
KOMANDAN SUB DENPOM<br />
TEBINGTINGGI<br />
Road<br />
to Polsek<br />
12345678901234567890123456789012<br />
“<br />
Dalam razia<br />
operasi Yutisi Citra Kris<br />
yang secara serentak<br />
dilakukan di seluruh<br />
Indonesia, dihimbau<br />
kepada masyarakat sipil<br />
agar jangan lagi<br />
memasang logo TNI<br />
dikendaraan atau<br />
memakai seragam TNI,<br />
karena itu sangat<br />
dilarang. Masih banyak<br />
ditemukan masyarakat<br />
menggunakan baju loreng/<br />
stiker TNI dan baret TNI,<br />
yang dipakai bebas oleh<br />
warga sipil<br />
”<br />
DILEMPAR BATU,<br />
NURDIN LAPOR<br />
ZURI KE POLISI<br />
DELITUA-M24<br />
Tak senang karena<br />
dilempar batu. Nurdin<br />
(35) yang mengalami<br />
luka bengkak<br />
dibagian leher,<br />
melaporkan Zuri (38)<br />
ke Polsek Delitua,<br />
Jumat (24/2).<br />
Peristiwa ini terjadi<br />
saat korban yang<br />
tinggal di Pasar 7<br />
Tembung, Kec Percut<br />
Seituan terkejut.<br />
Tangga sebagai alat<br />
bantu untuk bekerja<br />
memplester dinding<br />
Korban, Nurdin saat di<br />
rumah milik, Roni (32)<br />
Polsek Delitua.<br />
di Gang Gedek, Kec<br />
Delitua tiba-tiba<br />
goyang.<br />
Ternyata itu ulah pelaku, yang merupakan<br />
warga disekitar tempatnya bekerja.<br />
Karena takut jatuh, korban mencoba turun<br />
untuk kembali memperbaiki tangganya.<br />
Secara spontan, pelaku yang sudah<br />
memegang batu sebesar gumpalan tangan<br />
melemparkannya ke arah korban. Elakan<br />
yang mengarah ke bagian kepala itu,<br />
mengenai leher sebelah kirinya hingga terjadi<br />
pembengkakan. "Saya hampir jatuh, karena<br />
tangga digoyangnya. Ketika turun dari<br />
tangga langsung dilemparnya pakai batu<br />
hingga mengenai leher," ucapnya kepada<br />
penyidik saat membuat laporan.<br />
Pelaku yang seperti tidak bersalah,<br />
langsung pergi meninggalkan korban tanpa<br />
basa-basi. Penjaga rumah, Nasib yang<br />
mengetahui peristiwa itu pun memberi<br />
pertolongan untuk mendapat perawatan<br />
medis. Ulah Zuri yang merupakan preman<br />
kampung itu selalu petentengan, karena<br />
apabila tidak diberi upeti bagi setiap pemilik<br />
rumah saat membangun akan dirusuhinya.<br />
"Memang petengtengan di kampung si<br />
pelaku. Siapa pun yang membangun, selalu<br />
didatangi untuk diminta upeti," ucap Nasib.<br />
Bersama Roni dan Nasib, korban yang tidak<br />
atas perbuatan pelaku meminta kepada pihak<br />
kepolisian menangkapnya karena sudah<br />
sangat meresahkan. (mehuli)<br />
Korban Nuntut Uang Rp96 Juta Harus Dikembalikan<br />
MEDAN-M24<br />
Mantan Kepala Badan<br />
Kependudukan dan Keluarga<br />
Berencana Daerah (BKKBD) Kab<br />
Tapanuli Utara (Taput), Jumaga<br />
Nainggolan keringatan saat dituntut<br />
1 tahun 6 bulan penjara oleh jaksa<br />
penuntut umum (JPU), Alex.<br />
TERDAKWA juga dikenakan denda Rp50<br />
juta subsider 1 bulan penjara, karena<br />
melakukan tindak pidana korupsi (Tipikor)<br />
pada pengadaan alat-alat KB dan<br />
kesehatan kesdokteran TA 2013, sehingga<br />
negara dirugikan mencapai Rp374 juta dari<br />
TEBINGTINGGI-M24<br />
Razia Yutisi Kris yang dilakukan<br />
Sub Denpom I/I Tebingtinggi di<br />
Jln Sukarno-Hatta, Kota<br />
Tebingtinggi, Jumat (24/2),<br />
berhasil mengamankan puluhan<br />
atribut berlogo TNI.<br />
O<br />
perasi secara serentak di<br />
seluruh Indonesia ini,<br />
dikhususkan kepada<br />
warga sipil yang<br />
memakai atribut militer<br />
berlogo TNI. Baik itu<br />
ditempel dikendaraan<br />
maupun di pakaian.<br />
Tak luput dari incaran personil, bagi<br />
sejumlah pengendara roda dua dan empat<br />
diberhentikan ketika melintas di jalinsum<br />
yang menghubungkan Kota Tebingtinggi-<br />
Kisaran itu.<br />
Warga yang kedapatan memasang logo<br />
TNI, baik atribut dan stiker langsung<br />
dicopot. Begitujuga dengan memakai baju,<br />
jaket dan topi langsung disuruh untuk<br />
KORUPSI PENGADAAN ALAT-ALAT KB<br />
Lindsay Lohan mengungkapkan hal<br />
buruknya ketika berhubungan dengan<br />
Islamophobia di Amerika Serikat. Dirinya<br />
pernah mengalami hal-hal kurang<br />
menyenangkan saat melakukan perjalanan<br />
ke New York, hanya karena dirinya memakai<br />
kerudung.<br />
Dirinya menceritakan pengalaman<br />
tersebut saat menjadi bintang tamu<br />
membukanya.<br />
Seperti yang dialami Yusdi karena<br />
kedapatan memakai jaket milik TNI,<br />
personil tanpa segan-segan meminta<br />
untuk dibuka. Padahal dia tak memakai<br />
baju dalam, karena sedang terburu-buru<br />
untuk menjemput anaknya pulang sekolah.<br />
dalam acara Good Morning Britain. Aktris<br />
dan penyanyi yang kini mulai mempelajari<br />
Islam ini menceritakan pengalamannya kala<br />
mendapatkan perlakuan diskriminatif<br />
tersebut. "Ketika aku terbang menuju New<br />
York, aku memakai kerudung dan aku<br />
diberhentikan di bandara, serta<br />
mendapatkan perlakuan rasis untuk<br />
pertama kali dalam<br />
hidupku...tempatnya di Bandara<br />
Heathrow," ungkapnya.<br />
Petugas bandara lalu membuka<br />
Seorang warga sipil terpaksa harus pulang dengan telanjang dada karena kedapatan<br />
memakai jaket TNI.<br />
VONIS SIDANG PENIPUAN HEBOH<br />
Korban Nuntut Uang Rp96 Juta<br />
Harus Dikembalikan<br />
Istri korban perkara penipuan dan<br />
penggelapan, Endang membuat<br />
ribut di PN Lubukpakam.<br />
LUBUKPAKAM-M24<br />
Suasana di Pengadilan Negeri (PN)<br />
Lubukpakam mendadak heboh.<br />
Seorang wanita yang diketahui isatri<br />
korban dari perkara penipuan dan<br />
penggelapan, Endang Marpaung (38)<br />
membuat keributan dengan berteriakteriak.<br />
Aksi Warga Dusun III, Desa Tanjung<br />
Morawa B, Kec Tanjung Morawa ini pun<br />
mengundang perhatian pengunjung<br />
sidang. Usai majelis hakim diketuai<br />
Terdakwa, Jumaga Nainggolan saat<br />
mendengarkan tuntutan JPU.<br />
Lenni Megawati Napitupulu memvonis<br />
terdakwa, Nilawati boru Ginting.<br />
Terdakwa yang menetap di Dusun IV,<br />
Desa Perdamean, Kec Tanjung Morawa<br />
ini divonis 3 tahun 6 bulan penjara,<br />
sesuai atas tuntutan JPU karena<br />
terbukti secara sah melanggar pasal<br />
372 joto 378 KUHPidana.<br />
Setelah persidangan ditutup,<br />
terdakwa yang ditemani seorang pria<br />
keluar dari ruang sidang menuju sel<br />
tahanan sementara PN Lubukpakam,<br />
langsung dikejar oleh korban bersama<br />
bersama keluarganya.<br />
Suara teriakan yang keras menuntut<br />
uang miliknya sebanyak Rp96 juta<br />
dikembalikan, apalagi korban<br />
menuntutnya sampai kemana pun.<br />
Langsung membuat heboh, hingga<br />
petugas security PN Lubukpakam<br />
menyarankannya keluar agar tidak<br />
mengganggu persisangan.<br />
"Sampai kemana pun, akan kutuntut<br />
uang yang sudah kau tipu," teriaknya<br />
dengan lantang.<br />
Kepada awak media, Endang<br />
menjelaskan, perbuatan terdakwa<br />
bermula dari pertemuan antara<br />
suaminya, Armansyah (38) saat<br />
pagu Rp524 juta.<br />
Atas perbuatannya, terdakwa terbukti<br />
melanggar pasal 3 ayat (1) jo pasal 18 ayat<br />
(1) UU No.31/1999 tentang pemberantasan<br />
Tipikor sebagaimana diubah dan diatur<br />
dengan UU No.20/2001 tentang<br />
pemberantasan Tipikor.<br />
"Diminta kepada majelis hakim yang<br />
menangani perkara ini, menjatuhkan<br />
hukuman 1 tahun 6 bulan penjara kepada<br />
terdakwa, dengan perintah agar terdakwa<br />
tetap berada dalam tahanan," pintanya<br />
kepada majelis hakim diketuai, Djaniko MH<br />
Girsang dalam sidang yang digelar di ruang<br />
utama Pengadilan Tipikor pada PN Medan,<br />
Jumat (24/2) siang.<br />
Terlihat jelas dari wajah terdakwa yang<br />
Setelah jaket TNI yang didapat dari<br />
keponakannya dibuka, dia terpaksa<br />
kembali pulang ke rumah untuk mengambil<br />
baju dengan rasa malu. "Terpaksa pulang<br />
dulu lah ngambil baju. Pas kena sialnya,<br />
jaket itu setiap hari saya pakai. Terpaksa<br />
pulang tak pakai baju," ujarnya sambil<br />
berobat di Rumah Sakit Grand<br />
Medistra. Setelah pundaknya ditepuk<br />
tiga kali oleh terdakwa, Arman pun<br />
mengikuti ajakannya.<br />
Tawaran untuk bekerja di Pertamina<br />
dengan gaji Rp15 juta/bulan, karena<br />
selama ini bekerja sebagai buruh pabrik<br />
selama 18 tahun belum dapat<br />
mencukupi kebutuhan mereka.<br />
Upaya untuk mendesak Arman tak<br />
membuatnya kehabisan akal, terdakwa<br />
terus menawarinya saat berada di<br />
apotek, parkiran dan mushola untuk<br />
bekerja di Pertamina.<br />
Terdakwa pun mendatangi alamat<br />
rumah korban pada 26 Mei 2016, untuk<br />
menawarinya bekerja sebagai staf<br />
serta para keluarga lainnya. Oleh<br />
terdakwa, korban disuruh menyediakan<br />
uang dengan total sebesar Rp96 juta.<br />
"Sepupu aku, Rudianto menjadi staf<br />
dibagian kebersihan dan Angga Putri<br />
menjadi staf dibagian kesehatan<br />
Pertamina. Setelah uang diberikan,<br />
janji untuk bekerja, tinggal janji karena<br />
tak ada satu pun yang dapat<br />
pekerjaan," ucap Endang yang<br />
mengaku sudah dihipnotis terdakwa.<br />
(yan febri/satria)<br />
juga sebagai pengguna anggaran serta<br />
Panitia Pembuat Komitmen (PPK), berulang<br />
kali mengusap keringat dikeningnya dengan<br />
tangannya. Dia pun seperti pasrah atas<br />
tuntuan tersebut.<br />
Setelah mendengar tuntuan dari JPU,<br />
majelis hakim menunda sidang pekan depan<br />
dengan agenda mendengar pembelaan<br />
dari terdakwa (Pledoi), sebelum dijatuhkan<br />
vonis terhadapnya.<br />
Untuk diketahui, penyelideikan perkara<br />
ini dimulai pada November 2015 lalu oleh<br />
penyidik Pidsus Kejari Taput. Jumaga<br />
ditetapkan sebagai tersangka pada Juli<br />
2016, dan sudah mengembalikan kerugian<br />
negara sebesar Rp374 juta ke penyidik<br />
pada Januari <strong>2017</strong>. (ansah)<br />
paspor Lindsay, dan meminta maaf ketika<br />
mengetahui dirinya adalah aktris Hollywood.<br />
Namun begitu, sang petugas malah<br />
meminta Lindsay untuk melepaskan<br />
kerudung yang dipakainya.<br />
"Aku melepaskan kerudungku, namun<br />
yang membuatku takut adalah, bagaimana<br />
jika kejadian yang kualami terjadi pada<br />
orang-orang yang justru tak nyaman<br />
melepaskan kerudungnya? Hal ini sangat<br />
menarik perhatianku," tambahnya lagi.<br />
(net)<br />
mengenngkol sepeda motornya.<br />
Selain warga sipil, pihaknya juga<br />
mengamankan seorang anggota TNI saat<br />
sedang melintas dilokasi razia. Dari hasil<br />
pemeriksaan personil, seluruh atribut dan<br />
identitasnya lengkap dengan keseluruhan.<br />
Komandan Sub Denpom I/I Tebingtinggi,<br />
Kapten Antoni Sembiring operasi yang<br />
sudah dilakukan sejak tanggal 17 Januari<br />
<strong>2017</strong> ini, pihaknya masih banyak<br />
menemukan masyarakat menggunakan<br />
baju loreng maupun stiker dan baret TNI<br />
yang dipakai bebas.<br />
Sanski yang diberikan kepada warga sipil<br />
yang terjaring dalam razia, personil hanya<br />
melakukan penyitaan saja."Barang berupa<br />
atribut maupun pakaian TNI yang mereka<br />
pakai hanya kita sita saja," jelasnya.<br />
Kepada masyarakat yang menggunakan<br />
seragam TNI, Antoni berharap tidak lagi<br />
menggunakannya karena sangat dilarang.<br />
"Kepada masyarakat sipil agar jangan lagi<br />
memasang logo TNI dikenderaan,<br />
mamupun memakai seragam TNI karena itu<br />
sangat dilarang," ucapnya dengan nada<br />
tegas. Rencananya, seluruh barang bukti<br />
berupa stiker ataupun logo milik TNI dan<br />
pakaian seragam TNI yang berhasil disita<br />
akan dimusnahkan.(agus)<br />
Waktu dan Cinta<br />
Alkisah di suatu<br />
pulau kecil, tinggallah<br />
berbagai macam<br />
benda-benda abstrak.<br />
Ada cinta, kesedihan,<br />
kekayaan,<br />
kegembiraan dan<br />
sebagainya.<br />
Mereka hidup<br />
berdampingan dengan<br />
baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas<br />
pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan<br />
menenggelamkannya.<br />
Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha<br />
menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia<br />
tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia<br />
berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan.<br />
Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak<br />
lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh<br />
perahu.“Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta.<br />
“Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan, “Perahuku telah<br />
penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat<br />
membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula<br />
tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”<br />
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya<br />
pergi.Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya<br />
Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan!<br />
Tolong aku!”, teriak Cinta.<br />
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia<br />
menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan<br />
Cinta. Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke<br />
pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah<br />
Kecantikan. “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”,<br />
teriak Cinta. “Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak<br />
bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku<br />
yang indah ini.” sahut Kecantikan.<br />
Cinta sedih sekali mendengarnya.<br />
Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah<br />
Kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu,”<br />
kata Cinta. “Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin<br />
sendirian saja…” kata Kesedihan sambil terus mengayuh<br />
perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik<br />
dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah<br />
tiba-tiba terdengar suara, “Cinta! Mari cepat naik ke<br />
perahuku!” Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat<br />
seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik<br />
ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.<br />
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan<br />
segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar<br />
bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua<br />
yang menyelamatkannya itu. Cinta segera<br />
menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau<br />
itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi?<br />
Dia adalah Waktu.” kata orang itu. “Tapi, mengapa ia<br />
menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan temanteman<br />
yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya<br />
Cinta heran. “Sebab,” kata orang itu, “Hanya Waktu lah<br />
yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu.”(**)