01.03.2017 Views

Sriwijaya Magazine Maret 2017

We are the official magazine of Sriwijaya Air

We are the official magazine of Sriwijaya Air

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ART & CULTURE<br />

95<br />

C<br />

A<br />

B<br />

C<br />

Pertunjukan Barongsai.<br />

Kemeriahan Solo<br />

Imlek Festival.<br />

Tradisi Grebeg Sudiro.<br />

D Keindahan lampion di<br />

s<br />

kawasan Pasar Gede.<br />

ebanyak 5000 lampion serta<br />

beragam hiasan lampu yang<br />

menggambarkan shio-shio<br />

dipasang mempercantik kawasan Pasar<br />

Gede dan sepanjang Jalan Jendral<br />

Sudirman di kota Solo. Walaupun diiringi<br />

guyuran hujan, gelaran Grebeg Sudiro<br />

tetap berlangsung meriah. Grebeg<br />

Sudiro merupakan perayaan tradisi<br />

akulturasi budaya dari masyarakat Jawa<br />

dan Tionghoa. Dalam Grebeg Sudiro,<br />

terdapat gunungan yang disusun dari<br />

beberapa makanan khas Tionghoa<br />

mulai dari kue keranjang, cakwe,<br />

hingga bakpao. Selain itu terdapat pula<br />

gunungan sayuran dan palawija yang<br />

menjadi simbol etnik Jawa.<br />

Yang menarik, berbagai gunungan<br />

dibentuk menyerupai pagoda dan tugu<br />

jam Pasar Gede.<br />

Gunungan tersebut kemudian diarak<br />

disekitar Kawasan Sudiroprajan<br />

(Kawasan Pecinannya Kota Solo) dan<br />

berhenti di depan Klenteng Tien Kok<br />

Sie, di depan Pasar Gede. Acara arakarakan<br />

diikuti pawai dari beberapa<br />

kesenian Jawa dan Tionghoa, kesenian<br />

Barongsai, Liong, pakaian tradisional<br />

Jawa dan Tionghoa, sampai adat<br />

keraton. Sebagai perwujudan rasa<br />

syukur, gunungan akan diperebutkan<br />

oleh pengunjung yang menyaksikan<br />

Grebeg Sudiro di akhir perarakkan.<br />

Grebeg Sudiro merupakan salah satu<br />

tradisi yang menunjukkan harmonisasi<br />

antara dua etnis yang berbeda. Etnis<br />

Jawa dan etnis Tionghoa hidup dalam<br />

satu lingkungan yang diwarnai sikap<br />

toleransi selama puluhan tahun.<br />

Menjelang prosesi Grebeg Sudiro,<br />

kedua etnis tersebut akan saling bantumembantu<br />

mempersiapkan ritual<br />

syukur kepada bumi dan alam semesta<br />

ini. Hal ini menjadikan Grebeg Sudiro<br />

sebagai pesta penyambutan Tahun Baru<br />

Imlek yang bisa dinikmati dan dirasakan<br />

kebahagiaannya oleh siapa saja tanpa<br />

membedakan suku, agama, dan ras.<br />

Selain pertunjukan seni, pengunjung<br />

juga dimanjakan dengan aneka kuliner<br />

khas Tionghoa dan kuliner khas Solo.<br />

Pesta kembang api menjadi puncak<br />

dari rangkaian perayaan tahun baru<br />

Imlek di Solo. Mengusung tema<br />

“Nusantara Satu: Merajut Kebhinekaan,<br />

Memperkokoh NKRI”, perayaan Grebeg<br />

Sudiro diharapkan akan tetap menjaga<br />

keharmonisan hidup antara etnis Jawa<br />

dan Tionghoa di Solo dan menyatu<br />

dalam Kebhinekaan.<br />

D<br />

| EDISI 73 | MARET <strong>2017</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!