21.03.2017 Views

21-maret-2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SELASA, <strong>21</strong> MARET <strong>2017</strong><br />

SAMBUNGAN<br />

..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />

7<br />

'Burung' Mahasiswa 'Mabok' Ganja<br />

KUALANAMU-M24<br />

Rahmat diamankan petugas keamanan bandara di Security Chek<br />

Point (SCP) Central lantai III Bandara Kualanamu. Selain di celana<br />

dalam, ganja juga disimpan mahasiswa bertato ini di kaos kaki yang<br />

dikenakannya.<br />

Diamankannya penumpang Air Asia nomor penerbangan 8040<br />

tujuan Palembang itu, berawal dari kecurian petugas (profilling) saat<br />

Rahnmat menjalani pemeriksaan di SCP Central. Lantas, petugas pun<br />

Gasak Batu Bronjong,<br />

PANTAI CERMIN-M24<br />

Ulah 4 penambang pasir, Selamat (64), Eko Syahputra (37), Joko<br />

Utomo (31) dan Suhendra (34), warga Dusun I, Desa Citaman Jernih,<br />

Kec.Perbaungan, Kab.Sergai, membuat mereka harus diangkut petugas<br />

Mapolsek Pantai Cermin karena menggasak batu beronjong, Minggu<br />

(19/3) sore sekira pukul 16.00 WIB.<br />

Para pelaku penambang pasir ini ketahuan mengangkut batu dari<br />

bronjong Sei Ular, Kel. Batang Terap, Kec.Perbaungan Kab.Sergai dan<br />

dipergoki kepala desa setempat saat beraksi.<br />

Keterangan diperoleh M24, Senin (20/3), empat pelaku ini<br />

sebelumnya, sudah diperingati Kepala Desa Ujung Rambung yang<br />

diketahui bernama Sunaryo, namun terus membandal dan malah<br />

semakin membuat kerusakan. Kades Sunaryo langsung menelepon<br />

Kapolsek Pantai Cermin AKP Aberson yang turun ke lokasi bersama<br />

personelnya menangkap keempat penambang pasir tersebut bersama<br />

barang bukti, 1 unit dump truk BL 8330 UA berisi batu padas serta<br />

sepeda motor Yamaha Mio BK 6574 MAF sebelum dilimpah ke Polsek<br />

Perbaungan. Kepada petugas, Selamat, kakek 5 cucu ini mengaku<br />

hanya membantu Eko Syahputra melansir batu-batu yang mereka<br />

curi. “ Aku cuma disuruh melansir batu saja dan gak tahu kalau itu<br />

dilarang,” ucapnya. Hal senada dikemukakan Suhendra, bapak satu<br />

anak yang sudah dua kali ikut membawa batu padas dari bronjong Sei<br />

Ular untuk dijual ke pengepul batu padas. “Batu-batu ini rencananya<br />

akan dijual ke pengepul batu padas,” ucapnya diamini Joko dan Eko.<br />

Sementara Kapolsek Perbaungan AKP Amdi Karma yang dikonfirmasi<br />

membenarkan menerima penyerahaan empat pelaku bersama barang<br />

bukti 1 unit dump truck BL 8330 UA berisi batu koral.<br />

"Kami akan memanggil pihak Dinas PU Kab.Sergai untuk mengetahui<br />

berapa kerugian negara dan berapa meter persegi batu Bronjong<br />

yang sudah hilang. Pelaku akan kita kenakan kasus pencurian Pasal<br />

363 KUHP,“ kata Kapolsek .(darmawan)<br />

Kantor KIKES KSBSI<br />

LABUHAN-M24<br />

Kantor DPC F SB KIKES KSBSI, Kota Medan di Jln. KL.Yos Sudarso,<br />

Km 7, Kel. Mabar, Kec. Medan Deli dibobol maling, Senin (20/3) dini hari.<br />

Akibatnya, sejumlah barang inventaris kantor berupa laptop, monitor<br />

komputer dan DVD raib dibawa kabur. Kejadian tersebut dilaporkan ke<br />

Polsek Medan Labuhan, Senin (20/3) siang.<br />

ketua KSBSI, Usaha Tarigan mengaku, pembobolan kantor mereka<br />

diketahui saat staf kantor masuk di pagi hari dan menemukan sejumlah<br />

barang hilang dari dalam kantor. Saat dilakukan pengeceken, pintu<br />

samping kantor sudah tampak dirusak paksa pelaku. "Selama ini kantor<br />

kami aman -aman saja dan tak perna kemalingan," kata Usaha Tarigan.<br />

Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, AKP Ponijo yang<br />

dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan korban<br />

dan telah melakukan cek TKP. "Pelakunya masih kita selidiki," kata<br />

Ponijo.(mag2)<br />

Kawin Lari Usai Foto Bugil<br />

METRO24<br />

Amanda Seyfried akhir-akhir ini menjadi perhatian lantaran foto-foto<br />

bugilnya bersama sang mantan kekasih, Justin Long tersebar. Kabar<br />

mengejutkan lainnya dari Amanda Seyfried yang tengah hamil besar<br />

adalah ia dan kekasihnya saat ini, Thomas Sadoski melakukan kawin<br />

lari. Melansir Dailymail, Thomas mengatakan bahwa dirinya dan Amanda<br />

telah menikah pada hari Minggu (12/3/<strong>2017</strong>) lalu. "kami kawin lari. Kami<br />

hanya pergi ke negara itu dengan seorang pendeta dan hanya kami<br />

berdua dan kami melakukannya (menikah)," kata Thomas. Lebih lanjut<br />

thomas mengatakan bahwa pernikahan mereka berjalan dengan<br />

sempurna. Aktor berusia 40 tahun itu pun mengatakan bahwa mereka<br />

telah menuliskan janji pernikahan mereka sendiri. Thomas nampak<br />

benar-benar mencintai istrinya, dalam sebuah kesempatan ia pun<br />

menyampaikan pujian untuk wanitanya itu. "Dengar, dia orang yang<br />

aku cintai, kagumi, dan paling ku hormati di dunia," ujarnya.<br />

"Dia sudah menjadi ibu yang luar biasa dan saya sangat bangga<br />

padanya," lanjut Thomas. Thomas dan Amanda Seyfried pertemu<br />

saat mereka membintangi The Way We Get By.<br />

Setelah berpacaran selama enam bulan, keduanya pun mengumumkan<br />

pertunangan mereka dan kini pasangan Amanda Syfried dan Thomas<br />

Sadoski tengah menanti kelahirana anak pertama mereka. (btg)<br />

Rp30 Juta Kandas<br />

DELITUA-M24<br />

Indo<strong>maret</strong> di Jln.Karya Wisata, Kel.Pangkalan Mansyur, Kec.Medan<br />

Johor dibobol karyawan sendiri, Minggu (19/3) dini hari, sekira pukul<br />

03.00 WIB. Sebanyak Rp30 juta uang hasil penjualan yang tersimpan<br />

dalam brankas, kandas dibuat pelaku karena jadi penggila judi online.<br />

Sebelumnya, brankas berisi uang sebesar Ro30 juta tersebut, dibawa<br />

kabur Muhammad Syahputra (20), warga Desa Gajah Mada, Kec.Pane<br />

Tengah, Kab.Labuhan Batu bersama rekannya, Suwandi (26), warga<br />

Jln.Garu III, No.134, Kel. Harjosari I, Kec. Medan Amplas yang juga<br />

karyawan Indo<strong>maret</strong> yang mereka bobol.<br />

Informasi dihimpun, Senin (20/3), peristiwa berawal Sabtu (18/3)<br />

tengah malam sekira pukul 23.00 WIB, kasir Indo<strong>maret</strong> inisial S,<br />

memasukkan uang hasil penjualan uang ke dalam brankas. Selang<br />

sejam kemudian, saat S kembali memasukkan uang ke dalam brankas,<br />

dirinya mendapati brankas tersebut dalam keadaan kosong. "Begitu<br />

saya akan memasukkan uang hasil penjualan kedua, brankas tersebut<br />

sudah kosong. Saat saya menanyakan pada teman-teman lain,tak<br />

satu pun yang mengaku dan terpaksa esok harinya saya melapor ke<br />

kantor PT Indomarco Prismatama," bebernya.<br />

Kapolsek Delitua Kompol Wira Prayatna menyebut sudah<br />

mengamankan dua orang pelaku pembobolan uang hasil penjualan<br />

Indo<strong>maret</strong> tersebut. "Satu lagi berinisial I sedang kita buru. Para pelaku<br />

kita amankan karena saat melakukan aksinya terekam CCTV.Dari uang<br />

Rp30 juta yang mereka ambil, sebagian sudah habis main judi online,"<br />

kata Wira .(mehuli)<br />

Lapor Pak..!! Saya Dicakar<br />

LABUHAN-M24<br />

Dengan muka penuh luka goresan, Mirna (20), warga Pematang<br />

Johar, Kec. Labuhan Deli melapor ke Polsek Medan Labuhan, Senin (20/<br />

3) malam sekira pukul <strong>21</strong>.00 WIB. Dirinya mengaku dicakar dan dijambak<br />

kakak iparnya, Nani(30). Info dihimpun M24, amuk jurus 'cakar' ini<br />

terjadi saat Mirna selesai mandi dan baru saja berniat berpakain.<br />

Mendadak Nani datang menggedor pintu kamar Mirna. Saat dirinya<br />

keluar kamar tanpa basa-basi, Mirna Nani langsung mencakar wajah<br />

korban berulang kali. Tak cuma jurus cakar, jurus jambak Nani pun<br />

melayang ke kepala Mirna. "Nggak tahu aku apa persoalannya, padahal<br />

kami akur-akur saja selama ini. Tiba-tiba saja dia kesetanan langsung<br />

main cakar dan menjambak rambutku," sebut Mirna<br />

Akibat amuk cakaran Nani, ibu rumah tangga ini mengalami luka di<br />

sekitar wajah dan kepalanya. "Sakit kali mukaku, akibat cakaran tadi,<br />

kepalaku juga oyong " ucapnya menahan sakit.<br />

Kanit Reskrim AKP Ponijo yang dikonfirmasi membenarkan laporan<br />

korban dan berjanji akan memprosesnya. (mag3)<br />

melakukan pemeriksaan secara<br />

menyeluruh.<br />

Hasilnya, petugas mengamankan 4<br />

paket daun ganja kering yang dilakban<br />

warna kuning. Masing-masing 1 paket di<br />

kaos kaki sebelah kanan seberat 53 gram,<br />

kaos kaki sebelah kiri seberat 65 gram.<br />

Selain di kaos kaki, petugas juga<br />

menemukan 2 paket ganja masing-masing<br />

seberat 59 gram dan 65 gram di celana<br />

dalam yang dikenakan Rahmat.<br />

Berdasarkan temuan tesebut, Rahmat dan<br />

barang bukti 242 gram ganja, tas ransel<br />

berisi pakaian dan paket berisi tikar,<br />

diamankan ke Security Building Bandara<br />

Kualanamu.<br />

Ditemui di Security Building Bandara<br />

Kualanamu, Rahmat yang mengaku peserta<br />

Kongres Masyarakat Adat Nusantara<br />

Kelima (KMAN V) yang diselanggarakan di<br />

Tanjung Gusta, Medan ini, menyebut<br />

dirinya membeli ganja dari seorang pria<br />

yang dikenalnya di lokasi kongres, Minggu<br />

(19/3) pukul 23.00 WIB. "Ganja itu kubeli<br />

seharga Rp 300 ribu setelah acara kongres<br />

ditutup," bilang Rahmat.<br />

Kata Rahmat, dia tidak mengenal betul<br />

pria yang dipanggilnya abang itu. Yang<br />

jelas, si pria itu merupakan warga sekitar<br />

lokasi kongres berlangsung.<br />

"Ciri-cirinya berbadan kurus, kulit hitam<br />

dan berambut pendek. Aku ditawari beli<br />

ganja saat masih acara. Di acara itu ganja<br />

bebas ditawarkan,” kata Rahmat yang<br />

merupakan anak tunggal ini.<br />

Rahmat juga mengaku jika dirinya sudah<br />

sejak tiga tahun menggunakan ganja.<br />

”Ganja itu mau kugunakan sendiri, bukan<br />

untuk dijual bang. Ganja itu untuk stokku<br />

selama satu bulan. Setiap hari kuhabiskan<br />

satu linting. Aku makek ganja di rumah,<br />

gak pernah di kampus,” beber Rahmat<br />

yang anak yatim piatu itu.<br />

Ditanya alasan memakai ganja, Rahmat<br />

mengaku untuk pengobatan kanker tulang<br />

belakang yang dideritanya sejak tamat<br />

SMA. "Aku makek ganja untuk ngobati<br />

penyakit kanker tulang belakang yang<br />

kuderita bang. Aku tau ganja bisa<br />

mengobati penyakitku setelah membaca<br />

buku,” jelas Rahmat yang merupakan<br />

perwakilan pemuda Adat Melayu<br />

Palembang, Sumatera Selatan ini.<br />

Tidak hanya itu, Rahmat juga mengaku<br />

sudah sering meloloskan ganja dari<br />

sejumlah bandara di Indonesia seperti<br />

Soekarno Hatta di Tangerang, Adisutjipto<br />

di Yogyakarta, Ngurah Rai di Bali, Achmad<br />

Yani di Semarang, Bandara Internasional<br />

Lombok di Lombok, Sultan Mahmud<br />

Badaruddin II di Palembang dan Bandara<br />

Internasional Minangkabau di Padang.<br />

”Dari Bandara Sultan Mahmud<br />

Badaruddin II Palembang, aku pernah<br />

meloloskan ganja ke Bandara Yogyakarta<br />

sebanyak 2 kali pada tahun 2016 lalu. Sekali<br />

lolos lima linting yang kugunakan sendiri.<br />

Tapi kalau untuk Bandara Kualanamu baru<br />

kali ini. Pengamanannya ketat kali di sini<br />

bang," bilang Rahmat yang mengaku<br />

memiliki usaha furniture dari kayu dan besi<br />

untuk membiayai kuliahnya.<br />

Sementara itu Manajer Humas Bandara<br />

Kualanamu, Wisnu Budi Setianto,<br />

didampingi Manajer Keamanan, Kuswadi,<br />

mengatakan, Rahmat diserahkan ke Sat<br />

Narkoba Polres Deliserdang untuk<br />

pemeriksaan lebih lanjut. (yan febri)<br />

Heboh..!! Rumah Hasibuan Keluarkan Asap Tebal<br />

Cempaka I, Kel. Simpang Sekata, Medan<br />

Selayang, mengeluarkan asap tebal hitam,<br />

Senin (20/3) sore. Warga pun jadi heboh.<br />

Rupanya, rumah kosong itu terbakar.<br />

Tidaka ada korban jiwa dalam kebakaran<br />

itu. Sementara 8 unit mobil pemadam<br />

kebakaran (Damkar) sempat turun untuk<br />

memadamkan api yang berasal dari lantai 2.<br />

Informasi dihimpun, kebakaran pertama<br />

kali diketahui warga yang sedang dudukduduk<br />

di sebuah warung di samping rumah<br />

yang terbakar. Melihat kepulan asap hitam<br />

keluar dari lantai 2 rumah tak berpenghuni<br />

itu, warga pun langsung berteriak<br />

kebakaran sambil berusaha memadamkan<br />

api.<br />

"Kami tadi pas duduk-duduk di kedai ini<br />

bang. Lalu kami lihat ada asap keluar. Pas<br />

kami lihat rupanya rumah itu dikunci karena<br />

ga ada penghuninya. Kami pun ngasi tau<br />

kepling supaya pemilik rumah<br />

diberitahukan," kata Jimmy warga sekitar.<br />

Warga yang tak mau api merembet ke<br />

rumah mereka, langsung menghubungi<br />

pemadam kebakaran. Dalam hitungan<br />

menit, petugas Damkar tiba di lokasi. Petugas<br />

Hii...!! Orang Mati Bisa Neken Surat Tanah<br />

telah membeli lahan tersebut dari<br />

almarhum Modjo pada 1986 silam,<br />

terindikasi penuh kecurangan. Soalnya,<br />

tahun pembelian tercantum 1986,<br />

sementara Modjo telah meninggal dunia<br />

jauh sebelum tahun 1986. Hii...!! Orang<br />

mati pun masih bisa neken surat..!!<br />

Nah, surat itulah yang diajukan GAS<br />

sebagai alat bukti saat dia digugat PLN<br />

di Pengadilan Negeri (PN) Lubukpakam<br />

tahun 2015 lalu. Bermodal surat yang<br />

diteken Kepala Desa Petangguhan<br />

Syamsir yang kala itu menjabat dan<br />

menyebut lahan tempat dibangunnya<br />

gardu induk PLN itu adalah lahan orang<br />

tua GAS, pihak PT PLN (Persero)<br />

membayar ganti ruri mencapai Rp 450<br />

juta kepada GAS.<br />

Hal itu terjadi karena pihak PLN<br />

sebagai penggugat kala itu terduga tidak<br />

pernah mencari tahu soal kebenaran<br />

alas hak tanah yang dimiliki GAS.<br />

Pada surat yang diteken Kades<br />

Petangguhan, Syamsir, tersebut<br />

disebutkan kalau orangtua GAS<br />

membeli lahan dari Modjo tahun 1986<br />

silam.<br />

Padahal, menurut penuturan warga<br />

berinisial G (77), almarhum Modjo ada<br />

memiliki lahan tapi di luar gardu induk<br />

PLN. Dan saat ini lahan itu dimiliki oleh<br />

Supar yang juga sudah meninggal<br />

dunia.<br />

Kata G, Modjo meninggal dunia<br />

sebelum pemberontakan G 30 September<br />

tahun 1965 meledak. Saat itu kata<br />

G, dia masih lajang dan kenal betul<br />

sosok Modjo yang tidak memiliki anak.<br />

Selain itu, pada zaman tak enak itu,<br />

tandatangan masih jarang digunakakan,<br />

masih menggunakan jempol.<br />

“Mendiang Modjo itu buta huruf, gak<br />

tahu tandatangan, tapi kok bisa ada<br />

tandatangannya pada surat tanah tahun<br />

1986. Padahal beliau sudah meninggal<br />

dunia jauh sebelumnya,” kata G saat<br />

melihat tandatangan mendiang Modjo<br />

pada foto copy surat lahan atas nama<br />

orangtua GAS.<br />

Disebut G, tak lama setelah Modjo<br />

meninggal dunia, istrinya pun<br />

menyusul dengan cara tragis yakni<br />

bunuh diri. “Setahuku, lahan itu satu<br />

surat. Pertama atas nama mendiang<br />

bermarga Ginting lalu dibeli Sodoh ADM<br />

Bagerpang, lalu bermarga Tanjung<br />

warga Tanjung Morawa dan terakhir<br />

mendiang H Sali Rajimin,” bebernya.<br />

Untuk menguatkan indikasi<br />

keraguan surat tanah atas nama<br />

orangtua GAS, sejumlah wartawan<br />

kembali bergerak ke kediaman<br />

almarhum Supar. Di rumah permanen<br />

itu, seorang wanita duduk di kursi teras<br />

rumah. Setelah berkenalan, wanita itu<br />

mengaku berinisial N (67) isteri<br />

mendiang Supar. Wanita beranak lima<br />

dan bercucu 18 orang ini, mengaku<br />

kalau mereka yang membeli lahan<br />

Modjo dan menguasai serta<br />

mengusahainya hingga sekarang. Dia<br />

pun tak ingat persis kapan Modjo yang<br />

dipanggil dengan sebutan Mbah Mojo<br />

itu meninggal dunia.<br />

Namun yang pasti Mbah Modjo<br />

meninggal dunia sebelum tahun 1986.<br />

“Kami membeli lahan dari mendiang<br />

Mbah Modjo seluas 13 rante (5200 M2).<br />

Aku berumah tangga tahun 1969.<br />

Pindah ke Desa Petangguhan Kec.<br />

Galang tahun 1970. Saat itu mendiang<br />

Mbah Modjo sudah tua kali dan tak lama<br />

dia pun meninggal dunia. Isterinya pun<br />

meninggal dunia dengan cara bunuh<br />

diri,” pungkasnya.<br />

Selain Modjo yang sudah meninggal<br />

dunia sebelum G 30 S Tahun 1965 pecah,<br />

masih ada lagi tanda tangan orang yang<br />

pun langsung membuka gerbang dan pintu<br />

rumah untuk memadamkan api yang berasal<br />

dari lantai 2 rumah milik M Syafi'i Hasibuan<br />

itu.<br />

"Yang terbakar plafon rumah, tapi sudah<br />

padam apinya. Hanya sekitar 20 persen yang<br />

terbakar," kata petugas Damkar usai<br />

memadamkan api.<br />

Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Daniel<br />

Marinduri, saat dikonfirmasi membenarkan<br />

peristiwa itu. "Diduga api berasal dari arus<br />

pendek, tidak ada korban jiwa, karena rumah<br />

itu kosong," bilang Kapolsek. (tiopan)<br />

sudah meninggal sebelum tahun 1986<br />

dalam surat tanah yang diklaim GAS milik<br />

orangtuanya tersebut.<br />

Dia adalah almarhum M Tahir<br />

Nasution. Dalam surat tanah GAS<br />

tercantum nama dan tandatangan<br />

M Tahir Nasution sebagai teman<br />

sebatas sebelah utara. Meninggalnya M<br />

Tahir Nasution sebelum tahun 1986 ini<br />

dibenarkan seorang wanita berinisial T<br />

(80).<br />

Saat dijumpai di kediamannya, T<br />

mengaku jika almarhum M Tahir<br />

Nasution sudah meninggal dunia sebelum<br />

tahun 1964. "Almarhum M Tahir<br />

Nasution itu mertuaku. Saat aku pindah<br />

ke Desa Petangguhan ini sebelum tahun<br />

1964, bapak mertuaku itu sudah<br />

meninggal dunia. Jadi, kok bisa pula ada<br />

tandatangannya pada surat tanah yang<br />

diklaim GAS milik orangtuanya itu," kata<br />

T penuh keheranan.<br />

Diketahui, surat tanah yang<br />

diragukan keabsahannya itu telah<br />

dijadikan GAS sebagai bukti saat PLN<br />

menggugatnya pada 2015 lalu. Setelah<br />

melalui proses mediasi, akhirnya PLN<br />

membayar lahan tersebut sebesar Rp 450<br />

juta kepada GAS<br />

Kasus lahan gardu induk PLN ini<br />

terduga merugikan negara Rp 230 juta<br />

karena terindikasi mark up dan telah<br />

menyeret Mansuria Dachi divonis 2<br />

tahun penjara, Syamsir 1 tahun penjara,<br />

Hadisyam Hamzah mantan camat Galang<br />

2 tahun penjara dan almarhum H Sali<br />

Rajimin 1,6 tahun penjara.<br />

Anehnya, setelah mencuatnya kasus<br />

dugaan korupsi itu, justru GAS muncul<br />

dan mengklaim jika lahan itu miliknya.<br />

Sedangkan saat pembebasan lahan<br />

pada 2009 lalu, GAS tidak pernah muncul<br />

mengklaim jika lahan itu milik<br />

orangtuanya. (yan febri)<br />

Truk 'Cangkang' Terbalik di Perlintasan KA<br />

TEBING TINGGI–m24<br />

Sebuah truk Fuso bermuatan<br />

cangkang kelapa sawit terbalik di tengah<br />

rel perlintasan rel Kereta Api (KA).<br />

Akibatnya, arus KA jurusan Tebing<br />

Tinggi – Medan terpaksa tertunda,<br />

Senin (20/3) pagi sekira pukul 06.30<br />

WIB.<br />

Selain mengganggu jalur<br />

keberangkatan KA Tebing Tinggi-<br />

Medan, ruas Jalan Lintas Sumatera<br />

(Jalinsum) tepatnya di Jln.<br />

Prof.HM.Yamin, Kel.Tanjung Marulak<br />

Hilir, Kec. Rambutan, Kota Tebing Tinggi<br />

juga mengalami macet total sejak pagi<br />

hari.<br />

Truk fuso bermuatan cangkang<br />

dengannopol BK 9<strong>21</strong>2 DU yang<br />

dikemudikan Baharuddin (32), warga<br />

Jln. Panti Sumatera Barat (Sumbar)<br />

oleng dan terbalik di tengah perlintasan<br />

rel saat melitas akibat rem truk<br />

mengalami blong.<br />

Menurut pengakuan Baharuddin<br />

kepada kru 24 yang ditemui di lokasi<br />

kejadian, peristiwa tersebut berawal<br />

saat fuso yang dikemudikannya melaju<br />

dari arah Kisaran menujuh Medan.<br />

Mendadak rem truk yang rusak<br />

membuatnya kesulitan dan melakukan<br />

pengereman saat mendekati perlintasan<br />

rel.<br />

Takut menabrak kenderaan yang ada<br />

di depannya, Baharuddin berusaha<br />

membanting stir ke kiri jalan namun<br />

truknya justru oleng dan terbalik.<br />

“Untungnya saat truk terbalik, kereta<br />

api tidak sedang melintas,” jelas<br />

Baharuddin.<br />

Personil Sat Lantas, Mapolres Tebing<br />

Marlan Mandi Darah Dibantai Anak Tiri<br />

PERCUT - M24<br />

Air susu dibalas air tuba. Peribahasa<br />

ini pantas dialamatkan kepada<br />

Suhendra (33). Dari kecil dibesarkan<br />

sampai menikah, warga Jln Pelaksanaan<br />

Dusun IV, Desa Bandar Setia ini tegateganya<br />

membantai Marlan (60) ayah<br />

tirinya hingga mandi darah. Kasus ini<br />

dibawa koban ke Polsek Percut Sei<br />

Tuan, Senin (20/3).<br />

Kata Marlan yang memiliki 5 anak<br />

kandung dan 4 anak tiri itu, kedatangan<br />

cucu temasuk anak pelaku, Sabtu (18/<br />

3). Lalu, Marlan bercanda dengan<br />

sejumlah cucunya.<br />

"Wah asik ya, makan cucu kakek.<br />

Meski kakeknya gak kerja, namun pada<br />

makan semuanya. Kakek jadi senang<br />

bisa ngumpul dengan cucunya," bilang<br />

Marlan. Rupanya, kata-kata Marlan itu<br />

langsung dilaporkan salah satu cucunya<br />

kepada Suhendra.<br />

Pelaku yang tidak terima lalu<br />

mendatang korban sembari membawa<br />

belati. Lalu pelaku menusuk Marlan.<br />

Untung saja Marlan menangkis sehingga<br />

tangannya terluka. Beruntung kejadian<br />

itu dilerai anak-anak Marlan yang lain<br />

dan melarikannya ke rumah sakit<br />

terdekat. Marlan pun mendapat 7<br />

jahitan. Sementara pelaku kabur dari<br />

amukan keluarganya.<br />

Rupanya, tindakan pelaku tidak<br />

sampai di situ. Minggu (19/3) pukul<br />

10.00 WIB saat Marlan menjemput<br />

istrinya Nurasiah (50) di simpang Laud<br />

Dendang, didatangi pelaku. Dengan<br />

bertubi-tubi, pelaku memukuli Marlan<br />

hingga tersungkur ke jalan. Warga pun<br />

melerai sedangkan pelaku langsung<br />

kabur meninggalkan korban dengan<br />

kondisi wajah berdarah-darah.<br />

Tinggi yang menerima kabar tersebut<br />

langsung bergerak cepat mendatangi<br />

TKP dan mengatur arus kenderaan<br />

yang melintas.<br />

Petugas juga menghubungi pihak<br />

Stasiun KA Kota Tebing Tinggi agar<br />

menunda jam keberangkatan KA<br />

jurusan Tebing Tinggi-Medan, maupun<br />

dari arah Medan menuju Kota Tebing<br />

Tinggi sembari menunggu proses<br />

evakuasi truk fuso yang terbalik di<br />

tengah perlintasan rel.<br />

Dibantu warga sekitar, proses<br />

evakuasi truk bermuatan cangkang<br />

akhirnya selesai dilakukan hingga arus<br />

kenderaan kembali normal. “Bersama<br />

warga kita melakukan evakuasi agar<br />

jalur KA bisa dilewati dan kembali lancar,”<br />

jelas Kasat Lantas AKP Imam melalui Kanit<br />

Patroli, Iptu, Supriadi. (agus)<br />

"Kepalaku robek dan mendapat 9<br />

jahitan. Aku gak tau apa salahku sampai<br />

pelaku berbuat nekat kek gitu," bilang<br />

Marlan warga Jln Surya Haji, Desa Laud<br />

Dendang itu.<br />

Didampingi keponakannya, Nadiran<br />

(46) warga Jln Pertahanan, Dusun V,<br />

Patumbak, menyebut kalau Marlan<br />

orangnya polos.<br />

"Sudah keterlaluan kali si pelaku,<br />

sampai berbuat gitu sama ayah tirinya.<br />

Padahal sejak kecil sampai pelaku<br />

menikah dibiayai oleh Marlan. Si om<br />

kami itu baik dan lugu. Pelaku harus<br />

ditangkap biar jera dan tidak kasar,"<br />

kesalnya.<br />

Pejabat sementara (Pjs) Kapolsek<br />

Percut Sei Tuan, Kompol Boy<br />

Situmorang, melalui Kanit Reskrim, AKP<br />

Jonathan, mengaku sudah menerima<br />

pengaduan Marlan. (wandi)<br />

Pelaku Sodomi 17 Anak Tapsel<br />

Jln.Medan Denai, Kel.Tegal Sari<br />

Mandala III, Kec.Medan Denai, Kota<br />

Medan, Sabtu (18/3).<br />

“Alhamdulillah, pengejaran dan<br />

pencarian kita berbuah hasil.<br />

Tersangka akhirnya dapat kita<br />

bekuk. Saat ini dalam perjalan<br />

menuju Padangsidimpuan dari<br />

Medan,” terang Jama.<br />

Keberadaan tersangka diketahui<br />

lewat akun Facebook-nya. Setelah<br />

ditelusuri pelaku benar telah<br />

mencabuli belasan korbannya di<br />

Tapsel. Kekerasan seksual terhadap<br />

anak ini terjadi di Desa Janji Manaon,<br />

Kab.Tapsel. Belasan anak mengaku<br />

jadi korban cabul dengan cara<br />

disodomi tersangka yang masih satu<br />

kampung mereka.<br />

NH (40), salahsatu orangtua<br />

korban yang menguak kasus ini<br />

menceritakan, Senin (27/2) lalu,<br />

anaknya RAH (5) mengeluh sakit di<br />

bagian (maaf) dubur. Puteranya<br />

yang masih di bangku TK ini<br />

mengaku 'dikerjai' SH (35), tetangga<br />

mereka.<br />

“Anak saya pertama kali mengaku<br />

diapai sama si S*****<br />

(tersangka,red). Dia mengeluh sakit<br />

di bagian dubur. Terus saya tanya<br />

dan dia mengaku diapai oleh<br />

tersangka,” ungkapnya saat ditemui<br />

di Satreskrim Polres Tapsel, Senin (6/<br />

3).<br />

Begitu mendengar pengakuan<br />

putranya, pria yang bekerja sebagai<br />

penjaga salah satu sekolah di Desa<br />

Janji Manaon, Kecamatan Batang<br />

Angkola ini, mendatangi pelaku dan<br />

menanyainya.<br />

Saat itu, pelaku yang tidak<br />

mempunyai pekerjaan tetap ini,<br />

mengakui perbuatannya. Mendapat<br />

pengakuan tersangka, NH langsung<br />

melaporkan kepada pihak desa<br />

setempat. “Sempat saya tanya. Dan,<br />

ia mengaku sudah mengerjai anak<br />

saya. Dari pengakuannya, saya<br />

laporkan sama kepala desa dan pihak<br />

desa lainnya,” terang NH dan<br />

mengaku putranya sempat trauma<br />

paska kejadian itu.<br />

Rupanya, laporan NH ke pihak<br />

desa, didengar oleh warga lainnya.<br />

Sontak, kabar tersebut geger dan<br />

membuat warga menanyai anakanaknya<br />

yang sering dekat dengan<br />

tersangka.<br />

“Dari laporan saya itu, baru<br />

banyak warga lainnya yang<br />

bertanya kepada anaknya masingmasing.<br />

Dan, semua yang dekat<br />

dengan tersangka mengaku pernah<br />

diapai,” jelasnya.<br />

Kemudian, warga pun membuat<br />

pertemuan untuk menyelesaikan<br />

masalah tersebut dan langsung<br />

membuat laporan ke Polsek Batang<br />

Angkola. “Rupanya di Polsek kami<br />

diarahkan ke Polres, karena di Polres<br />

(Tapsel,red) yang berhak mengurus<br />

masalah ini,” kata NH dan sudah<br />

dimintai keterangannya.<br />

Untuk jumlah berapa anak yang<br />

menjadi korban, NH mengaku, dari<br />

pengakuan sejumlah orangtua dan<br />

anak-anak yang ada, diperkirakan<br />

mencapai 17 orang bahkan lebih.<br />

“Yang datang ke Polres Tapsel ada<br />

sebanyak 12 korban didampingi<br />

orangtua masing-masing. Tapi<br />

jumlah korban kabarnya ada 20 orang,”<br />

tukasnya.<br />

Sementara itu, Kasat Reskrim<br />

Polres Tapsel AKP Jama K Purba<br />

melalui Kaurbin Ops Iptu SR Batubara<br />

mengatakan, pihaknya masih<br />

meminta keterangan terhadap para<br />

korban. Untuk jumlahnya, sementara<br />

diperkirakan sebanyak 17 orang.<br />

“Masih kita lakukan pemeriksaan<br />

dengan memintai keterangan dari<br />

masing-masing korban, kemudian<br />

kita lakukan visum. Untuk tersangka<br />

kabarnya sudah tidak di tempat, dan<br />

tetap kita tindaklanjuti,” bebernya.<br />

Modus tersangka, sambungnya,<br />

korban diajak jalan-jalan, lalu<br />

disodomi dengan imbalan uang mulai<br />

senilai dua ribu hingga lima ribu<br />

rupiah.(net)<br />

Dua Berondong Rela Jambret<br />

BINJAI-M24<br />

Demi medapat uang jajan, dua<br />

remaja brondong rela menjambret<br />

korbannya, Sri Mulyana br<br />

Sembiring (35), seorang ibu rumah<br />

tangga yang tinggal di Dusun<br />

Senabaru, Desa Kuta Parit, Kec.<br />

Selesai, Senin (20/3) pagi sekira<br />

pukul 09.00 WIB hingga nyaris jadi<br />

bulan-bulanan warga.<br />

Informasi diperoleh, dua remaja<br />

jambret tersebut, yakni Doni<br />

Ardiansyah Piliang (<strong>21</strong>), warga<br />

Jln.Manggis Lk.IV, Kel.Limau<br />

Sundai, Kec.Binjai Barat dan<br />

Andika Maharaja (20), warga Jln.<br />

Imam Bonjol, Lk.II, Kel.Setia, Binjai<br />

Kota. Aksi jambret ini mereka<br />

lakukan di seputar Jln. Mayjend<br />

Sutoyo depan sekolah Kejayaan<br />

Bangsa.<br />

Kejahatan jalanan ini bermula<br />

saat korban berencana pulang ke<br />

rumahnya usai berbelanja di Pasar<br />

Lincun. Tanpa sadar saat<br />

mengendarai sepeda motornya,<br />

kedua remaja tersebut mengikuti<br />

korban dan merapmas sebuah<br />

dompet dari jok depan kereta.<br />

Pelaku yang diteriaki 'jambret'<br />

oleh korbannya, akhirnya berhasil<br />

dikepung warga. Beruntung<br />

warga tidak sempat<br />

menghakiminya setelah petugas<br />

dari Polsek Binjai Barat turun ke<br />

lokasi.<br />

Dihadapan petugas, dua remaja<br />

ini mengaku nekat menjambret<br />

hanya semata mencari uang jajan.<br />

Selain mengamankan keduanya,<br />

polisi juga menyita barang bukti 1<br />

buah dompet coklat berisi 1 unit<br />

HP Lenovo putih dan uang sebesar<br />

Rp22.500, 1 unit sepeda motor<br />

Honda Verza hitam tanpa plat<br />

nomor. Kasubag Humas Polres<br />

Binjai AKP Lengkap Tarigan membenarkan<br />

penangkapan tersebut<br />

dan keduanya sedang diperiksa.<br />

"Kedua remaja ini dijerat Pasal 363,<br />

tentang pencurian, " ujar AKP<br />

Lengkap. (sopian)<br />

Kami Hampir Ketahuan Anakku<br />

ke pintu yang masih terbuka,<br />

dan aku menghampiri Rika. Dia<br />

masih terlihat sedikit linglung.<br />

“Hampir saja,”, kataku. “Sini, biar<br />

aku yang menggendongnya.” kata<br />

Rika. Aku berikan bayinya. Rika<br />

memberiku pemandangan seraut<br />

wajah dari seorang wanita yang<br />

puas sehabis bersetubuh, dan<br />

memberiku ciuman hangat yang<br />

basah.<br />

“Masih ada satu hal lagi yang<br />

harus kuketahui,”,katanya. “Apa<br />

itu” tanyaku. "Kalau aku ingin,<br />

bisakah aku mendapatkannya<br />

besok? “ ujarnya.<br />

Tanpa menunggu jawabanku<br />

Rika menantuku itu-pun beranjak<br />

pergi begitu saja, seakan dia<br />

mengganggap aku akan mau lagi<br />

jika diajaknya mengulang hal yang<br />

seperti baru saja kami lakukan.<br />

Entah ini sebuah kebahagian<br />

karena aku bisa mendapatkan<br />

kepuasan sexs, ataukah ini awal dari<br />

kehancuranku?. Entah sampai kapan<br />

ini akan terjadi. Maafkan ayahmu ini<br />

anakku, Andy. (selesai)<br />

Digolkan..!! Ketahuan Bongkar<br />

Medan Area, Senin (20/3). Pria,<br />

33 tahun itu ketahun membongkar<br />

dan menggelapkan bahan-bahan<br />

material rumah yang disewanya di<br />

Jln Timah Putih, Blok A4,<br />

Kel.Sukaramai II, Kec.Medan Area.<br />

Pemilik rumah sewa, Edward (24)<br />

warga Jln.Wahidin Medan yang<br />

merasa dirugikan menyebut,<br />

bahan material yang dibongkar<br />

Sukian berupa kusen pintu besi dan<br />

jerjak jendela hingga dirinya rugi<br />

jutaan rupiah. "Silakan bawa<br />

beking kau, bila perlu kau laporkan<br />

ke polisi. Kau pikir aku takut," bilang<br />

Edward menirukan ucapan pelaku.<br />

Tak sekedar itu, Sukian kata<br />

korban bahkan berniat menguasai<br />

rumah yang disewanya. "Rumah<br />

itu kami sewakan pada pelaku tiga<br />

bulan dan sudah dua bulan<br />

berjalan. Sekarang kami mau<br />

mengusirnya dari rumah itu,<br />

namun pelaku tidak mau pindah.<br />

Sepertinya rumah kami<br />

dikuasainya," sebut Edward.<br />

Kapolsek Medan Area, Kompol<br />

M Arifin melalui Kanit Reskrim AKP<br />

Cahyandi membenarkan laporan<br />

korban. "Kasus itu tengah<br />

diperiksa penyidik. Setelah<br />

dilengkapi saksi dan alat buktinya,<br />

akan kita tuntaskan," ujarnya.<br />

(wandi)<br />

5 Junkie Simpan 'Pil Setan'<br />

Dari dalam yang dihuni, polisi<br />

menemukan psikotropika sejenis ekstasi<br />

(pil setan) dan alat hisap sabu (bong).<br />

Awalnya, polisi menemukan narkoba<br />

jenis pil ekstasi yang dihancurkan serta<br />

alat untuk mengkonsumsi narkoba dari<br />

kamar yang dihuni Kiki Wulandari (23),<br />

warga Jln.Soekarno Hatta, Km 18,<br />

Gg.Rambutan, Binjai Timur, Tika wati (23)<br />

warga Jln. Melinjo Pasar 5, Jati Karya,<br />

Binjai Utara serta Satria Pratama (<strong>21</strong>)<br />

warga Jln. SM. Raja, Kel. Tanah Tinggi.<br />

Polisi kemudian merangsek kamar<br />

yang disewa Darmawan Ginting (36) alias<br />

Comel, warga Jln.Imam Bonjol,<br />

Kel.Rambung Timur, Binjai Selatan dan<br />

Edy Samuli Tarigan (33), warga Jln.Binjai,<br />

Km 15, Sumber Melati Diski, Kec. Sunggal,<br />

Kab. Deli Serdang. Polisi yang melakukan<br />

tes urine mendapati kelimanya positip<br />

sebagai pengguna dan menggelandang<br />

mereka ke Polres Binjai.<br />

Kasat narkoba AKP Bambang H<br />

Tarigan menyebut, kelima tersangka saat<br />

ini masih dilakukan pemeriksaan.<br />

"Berdasarkan hasil tes urine, mereka<br />

dinyatakan positif," ungkap AKP Tarigan.<br />

(sopian)<br />

Penerbit : PT Sumatera Jaya Media<br />

Direktur Utama/<br />

Pimpinan Umum : T. Hasyimi, SE<br />

Wakil Pimpinan Umum : Muhammad Azhar<br />

Pimpinan Perusahaan : Muhiddin<br />

Penasehat Hukum : Julheri Sinaga, SH<br />

HARIAN<br />

metro 24<br />

MAKSIMAL DALAM PEMBERITAAN<br />

Pemimpin Redaksi: T. Hasyimi, SE | Wakil Pemimpin Redaksi : Toni Kuswoyo |<br />

Redaktur Pelaksana I : Indra Juli | Redaktur Pelaksana II : Erwin Parinduri | Ass. Redaktur Pelaksana : Akbar Rizki Gutama |Redaktur Senior:<br />

Wiko Sapta Sekretaris Redaksi : Maisarah Mentari |Koordinator Liputan : E.Junedy.GM | Ass. Koordinator Liputan : Chandra Sembiring |<br />

Redaktur : Bambang Sugiarto, Ade Popay, Mulianta GM, Donny, Hendri Suyatno Reporter Medan : Adlansyah Nasution, Suwandi, Tiopan Siagian,<br />

Ahmad Akbar, Mehuli, Budiman Pardede, Sumardiansyah Tarigan,M Faqih (Medan Utara), Ali Sinuhaji (Pancurbatu) | Reporter Daerah : Herry<br />

Kacandra, Herlin Barus (Tanahkaro), Sopian, Solihin (Binjai), Rudi, Sajari (Langkat), Yan Febri, Jasa (Lubukpakam),<br />

Agus Sabono,(Tebing Tinggi) Darmawan (Sergai), Bima Pasaribu (Batubara), Dedi Siregar, Khairul, Indra (Asahan), Ambon irawan, Rimanto,Eko (Tanjungbalai), Fredy Antonius Siahan,<br />

Rahmad Apriadi Barus, (Siantar/Simalungun) Fajar Gunawan, Edy Ilva S (Dairi/Pahk-Pak Barat). OK Hazmi Usman Siregar (Kepala Perwakilan Tabagsel), Helmi Siregar (Koordinator<br />

Tabagsel).<br />

Manager Artistik : Budi Iqbal l Kabag Layouter : Wendi l Koordinator Layouter : M. Azmi l Layouter : Dimas Aulia, Ahmad Erwin, Ucok Srg, Tejo, Irfan Nst l Desain Iklan: M Rawi, Zikri<br />

Kepala Keuangan : Maya Siregar. l ADM Iklan : Devi l Kabag Pemasaran: Novi l Kordinator Pengembangan : Riki l Kordinator Distribusi/Ekspedisi: Bustamam l Staf Distribusi/<br />

Ekspedisi : Arminsar, Nispu, Hendra, Amrizal l ADM Pemasaran: Fivi.<br />

Pemimpin Redaksi : Metro24.co, Wiko Saptanadi - Wakil Peminpin Redaksi Metro24.co : Dedi Suhardi<br />

Tarif Iklan : Hitam/Putih (B/W) Umum Display Rp 10.000/mm kolom, Iklan Keluarga/Ucapan Selamat Rp6.000/mm kolom, Iklan Pengumuman Rp 10.000/mm kolom, Iklan Warna Halaman 1<br />

(Full Colour) Rp 30.000/mm kolom, Iklan Warna Halaman Dalam (Full Colour) Rp 15.000/mm kolom. Harga Iklan Ditambah PPN 10%. Harga Eceran Rp3.000 (dalam kota)<br />

Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi: Jalan Paduan Tenaga No 12 Medan, Telp: 061-7366692, e-mail: redaksimetro24@gmail.com.<br />

WARTAWAN HARIAN METRO 24 DILENGKAPI DENGAN ID CARD ATAU SURAT TUGAS BILA ADA YANG MENCURIGAKAN SILAHKAN HUBUNGI NOMOR : 08<strong>21</strong>67673088

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!