You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 SAMBUNGAN<br />
MINGGU 2 APRIL <strong>2017</strong><br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
"Pulang Subuh...", Brigadir Jefri Tewas Dihantam Truk Fuso<br />
SIANTAR-M24<br />
Peristiwa itu terjadi di Jln Lintas Siantar-Parapat, Kel Tong<br />
Marimbun, Kec Siantar Marihat, Pematangsiantar, Sabtu (1/4)<br />
sekitar pukul 04:40 WIB.<br />
Ceritanya, Brigadir Roy Jefri Manik dan teman-temannya<br />
baru keluar dari Studio 21 Siantar Hotel City, tempat hiburan<br />
malam terkenal di Kota Siantar. Dari situ, mereka pulang. Teman-temannya<br />
menumpangi mobil sedangkan Jefri (sapaan<br />
akrab korban) membuntuti di belakang dengan menunggangi<br />
Kawasaki Ninja Warior tanpa nomor polisi miliknya.<br />
Sebelum tiba di lokasi, warga Jln Sidamanik, Kel Martimbang,<br />
Kec Siantar Selatan ini menambah kecepatan dan<br />
Keluarga Siapa?<br />
LABUHAN-M24<br />
Sesosok mayat pria ditemukan mengapung di Sungai Deli,<br />
Link 5, Kel Titipapan, Kec Medan Deli, Sabtu (1/4) pukul 07.30<br />
WIB. Saat ditemukan warga sekitar, mayat dalam posisi telungkup<br />
ini diperkirakan berusia 25 tahun dengan ciri-ciri rambut<br />
pendek, tinggi badan sekitar 160 cm mengenakan celana<br />
pendek warna abu-abu tak memakai baju.<br />
“Mungkin itu korban hanyut dari aliran sana, Bang, karena<br />
kami enggak ada yang tahu itu siapa. Pas ditemukan keadaan<br />
telungkup, langsung kami hubungi polisi,” ucap warga sekitar.<br />
Petugas dari Polsek Medan Labuhan yang mendapat informasi<br />
langsung menuju ke lokasi. Kondisi mayat yang mengapung<br />
dievakuasi dari sungai ke atas benteng kemudian dibawa<br />
ke RS Bhayangkara untuk keperluan otopsi.<br />
“Dari hasil cek TKP, tidak ada tanda kekerasan dari tubuh<br />
korban, untuk lebih jelas penyebabnya kita tunggu hasil visum,”<br />
kata Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, AKP Ponijo. (mag2)<br />
Tukang Siomay<br />
BESITANG-M24<br />
Walah... Seorang tukang (penjual) siomay kok malah nyambi<br />
jual ganja. Jualnya sama polisi pulak. Ya hajablah...!<br />
Rafani Ichwan alias Jiwan (36) tak berkutik saat diamankan<br />
polisi, Sabtu (1/4). Pria warga Lingk VIII Kel Pekan Besitang,<br />
Kec Besitang, Langkat inipun terpkasa merasakan pengapnya<br />
teralis besi Polsek Besitang.<br />
Awalnya Jumat (31/3) sekitar pukul 20.00, anggota Polsek<br />
Besitang mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada seorang<br />
penjual siomay nyambi jual ganja kering di depan SD<br />
Inpres Kel Kampung Lama, Kec Besitang. Dari situ, petugas<br />
cek TKP, bahkan menyaru pembeli siomay. Saat itulajh petugas<br />
melihat dalam sebuah kotak bawaan Jiwan ada bungkusan 1<br />
plastik daun ganja kering. Petugas kemudian berpura-pura<br />
membeli ganja kepada Jiwan. Begitu ganja dierahkan, petugas<br />
pun langsung membuka penyamaran dan mengamankan<br />
tersangka. Petugas menyita 12 paket ganja di dalam kotak/<br />
box kreta (sepedamotor) tersangka.<br />
Saat diinterogasi ternyata Jiwan juga mengaku menyimpan<br />
ganja kering di rumahnya. Di sana petugas kembali menemukan<br />
1 bungkus plastik batang ganja kering, 3 buah kertas<br />
rokok merk Inspecteur General, 1 bungkus besar biji ganja<br />
kering. “Aku jual ganja buat tambahan beli minyak kreta dan<br />
rokok. Kalau hasil jual siomay ini, alaaah bang berapa kalilah<br />
hasilnya, untuk kebutuhan sehari-hari gak mencukupi,” kilah<br />
Jiwan saat ditemui M24.<br />
Kapolres Langkat AKBP Mulya Hakim Solichin SIK, melalui<br />
Kasubag Humas, Iptu Dwi Sahputra yang dikonfirmasi via telepon<br />
seluler membenarkan penangkapan tersangka Jiwan. “Ya<br />
benar, tersangka penjual siomay nyambi jual ganja. Tersangka<br />
dan barang bukti diamankan ke Polsek Besitang guna proses<br />
lebih lanjut,” kata Dwi Sahputra. (rudi)<br />
Nini Jairat ‘Sang Penjaga’<br />
dan Namorambe belum berpenghuni, berkunjunglah seorang<br />
bermarga Samura bersama keluarganya. Mereka merantau<br />
dan menetap di sebuah kampung, persisnya di tepian<br />
sungai. Setelah menetap di sana sekitar setahun lamanya,<br />
pria marga Samura itu pun memberi nama daerah itu Namorambe.<br />
Uniknya, begitu kampung tersebut mendapat nama, satu<br />
persatu warga lainnya mendatangi ke daerah itu.<br />
Adalah marga Sembiring, Barus dan Peranginangin yang<br />
datang dan menetap di Namorambe. Selanjutnya hampir semua<br />
marga memadati daerah tersebut.<br />
“Karena yang pertama datang ke Namorambe marga Samura,<br />
maka semua marga yang mendatangi Namorambe mengangkat<br />
Katan Samura sebagai Raja sekaligus sebagai ‘si manteki’<br />
(orang pertama) yang menduduki Namorambe, kisah S<br />
Samura saat ditemui M24, Sabtu (1/4).<br />
Sekitar 3 tahun sebelum RI merdeka, Desa Namorambe<br />
hendak diserang Belanda dan Gerempolon (mata-mata Belanda).<br />
Tetapi begitu pasukan Belanda dan gerembolon tiba di<br />
Desa Namorambe, Nini Jairat yang dipuja oleh Raja Katan<br />
selalu melindungi warga dan desa Namorambe.<br />
“Nini Jairat ini selalu mendatangi Raja Katan melalui mimpinya.<br />
Dan kata Nini Jairat, suruhlah wargamu bersembunyi karena<br />
Belanda dan gerempolonnya akan datang menyerang,”<br />
imbuh S Samura. Anehnya, begitu Belanda dan gerempolon<br />
datang, mereka sama sekali tidak pernah bisa menyerang<br />
warga Namorambe atau menangkap Raja Katan.<br />
Karena tersohornya Raja Katan melindungi warganya, lantas<br />
Belanda mencari siasat untuk menangkap sang raja. Kebetulan<br />
kala itu Sungai Deli, dimana sungainya masih sangat<br />
luas dan lebar, secara tiba tiba datanglah Belanda menyerang<br />
Namorambe melalui alur sungai. (bersambung)<br />
Puteri Indonesia <strong>2017</strong><br />
WAKIL DKI Jakarta, Bunga Jelitha Ibrani tak menyangka<br />
dapat meraih mahkota Puteri Indonesia <strong>2017</strong>. Miss Universe<br />
menjadi fokus berikutnya.<br />
“Alhamdulillah, yang pasti saya akan membawa nama Indonesia<br />
ke ajang Miss Universe. Saya akan persiapkan semuanya,<br />
terutama bahasa Inggris dan publik speaking,” ujar Bunga<br />
yang meraih Supermodel of Asia Pacific, 2011 silam.<br />
Prestasi yang diraih benar-benar tak diduga-duga oleh Bunga.<br />
Apalagi selama ini ia merasa masih memiliki banyak kekurangan.<br />
Terutama dalam hal publik speaking di depan banyak<br />
orang. “Sama sekali nggak menyangka,<br />
karena perlu diketahui dari finalis<br />
lain saya publik speaking kurang<br />
tetapi di karantina saya belajar.<br />
Alhamdulillah sudah sedikit lancar,”<br />
tandasnya. (kpl)<br />
BEROBAT<br />
MAK Bedah gadis berusia 23 tahunan menemui dr Lokot,<br />
seorang dokter pakar jiwa.<br />
“Ya. seperti inilah dia peluk saya dokter..” sambung Mak<br />
Bedah. “Itu bukan bangsat, itu tandanya dia mau sentiasa<br />
berdampingan dengan kamu,” bilang Lokot.<br />
“Kemudian dia cium saya..” “Dia cium kamu seperti ini?”<br />
“Ya. Ciumannya sama seperti yg dokter lakukan.”<br />
“Kalau sekadar ciuman seperti ini, masih belum boleh<br />
dipanggil bangsat dong, itu tandanya dia sayang kamu,<br />
toh?” “Kemudian dia memasukkan tangannya ke baju saya<br />
& meraba2 buah dada saya dokter..” “Dia lakukan seperti ini<br />
kah?” “Ya, seperti yg dokter lakukan inilah cara dia<br />
memperlakukannya..” “Itu bukan bangsat, itu tandanya dia<br />
mau membelai diri kamu..” “Kemudian dia menanggalkan<br />
semua pakaian saya satu persatu..”<br />
“Adakah kamu membantah tindakannya?”<br />
“Tidak, saya merelakannya sebab saya sayang dia..”<br />
“Dia tanggalkan pakaian kamu seperti ini ?”<br />
“Ya, sampai saya telanjang bulat seperti ini dokter...”<br />
“Itu masih belum layak dipanggil bangsat, karena dia<br />
sebetulnya ingin mengenali diri kamu seutuhnya”<br />
“Kemudian dia mencumbui saya lalu melakukan hubungan<br />
seksual dgn saya dok...” “Dia lakukan seperti yg kita lakukan<br />
tadi kah?” “Ya. Memang itulah yg dia lakukan ketika itu”<br />
“Hmm, itu juga masih belum boleh dipanggil bangsat. Itu<br />
tandanya dia memerlukan kamu dong!”<br />
“Tapi kemudian dia memberitahu saya bahwa dia<br />
sebenarnya mengidap penyakit AIDS dok...”<br />
“HAH.... APA...!!!?? BRENGSEK...!! DIA..MEMANG ..<br />
BANGSAT!!.. BANGSAAATTT!!!!.. LELAKI BAAANG-<br />
SAAAAAAAATTTTTT....!!!!!” kata dr Lokot tanpa sadar.<br />
mendahului mobil teman-temannya sambil<br />
melambaikan tangan. Tanpa disadari,<br />
arah kreta sudah lari ke jalur kanan.<br />
Bersamaan, dari depan datang truk<br />
Fuso BK 9315 RA yang disopiri Jabar Ishak<br />
(38) warga Dusun Mancang Tiro, Kec Tiro,<br />
Kab Aceh Pidie, Provinsi Nanggroe Aceh<br />
Darussalam (NAD).<br />
BRAK!!! Kedua kendaraan besar itu<br />
saling hantam dengan keras. Jefri yang<br />
bertugas di Polsek Siantar Selatan ini terpental<br />
menghantam bagian depan truk<br />
sebelum terhempas ke aspal. Bahkan kreta<br />
korban lengket dengan truk.<br />
Suara keras benturan kedua kendaraan<br />
sontak mengundang perhatian<br />
warga. Teman-teman korban pun menghambur<br />
ke lokasi dan langsung melarikan<br />
korban ke Rumah Sakit Vita Insani untuk<br />
mendapat pertolongan.<br />
Namun nyawa korban tak tertolong.<br />
Ia menghembuskan nafas terakhir saat<br />
dalam perjalanan ke rumah sakit. Jasad<br />
Brigadir Roy Jefri diboyong ke kamar Forensik<br />
RSUD Djasamen Saragih untuk<br />
keperluan visum.<br />
10 Tahun Mengabdi sebagai Anggota Polri<br />
Sembiring Tersangka Pencurian Kayu Manis<br />
Polisi Dipukuli, 2 Kreta Dibakar<br />
PERCUT- M24<br />
Pesta kibotan (musik organ tunggal,<br />
red) di Jln Ismaliyah Kampung Agas, Desa<br />
Sampali, Percut Seituan mendadak buyar.<br />
Itu menyusul bentrok antardua kubu<br />
pemuda berlangsung memanas. Akibatnya,<br />
2 warga ditembak, 1 orang dibacok<br />
dan Brigadir David Sitanggang luka<br />
dipukuli.<br />
Info diimpun, bentrok terjadi Jumat<br />
(31/3) sekira pukul 03.00 WIB. Saat itu,<br />
Ari (32) warga Jln Ismaliyah bersama 3<br />
temannya sedang nongkrong di pinggir<br />
jalan sembari menonton acara kibotan di<br />
Pasar IV. Tiba-tiba 3 pemuda dari salah<br />
satu OKP mendatangi teman Ari bernama<br />
Kenyung.<br />
Entah apa penyebabnya, terjadi adu<br />
mulut dan saling pukul. Namun tak lama<br />
kedua belah pihak membubarkan diri.<br />
Berselang 1,5 jam kemudian, kelompok<br />
OKP berjumlah 30 orang melakukan penyerangan<br />
ke rumah Nano, abang kandung<br />
Ari dan sempat terjadi baku hantam.<br />
Nano Cs membalas serangan hingga<br />
kelompok OKP memilih membubarkan diri.<br />
Nano lantas mendatangi Samarno alias<br />
Ali Klotek untuk melaporkan kejadian itu.<br />
Ketika Nano Cs tiba di TKP, sekira pukul<br />
05.00 WIB, kelompok OKP kembali<br />
melakukan penyerangan. “Di situlah kami<br />
dibantai. Perutku ditembak sebutir peluru.<br />
Gitu juga pinggang Ari ditembus satu<br />
peluru soft gun. Tangan si Mamek juga<br />
dibacok kelompok OKP. Kami tidak tahu<br />
masalahnya,” beber Nano saat membuat<br />
laporan pegaduan di Polsek Percut Seituan,<br />
Sabtu (1/4) didampingi Ari dan Irwan.<br />
Brigadir David yang berada di lokasi<br />
usai dihubungi pihak korban, juga terkena<br />
sasaran. Brigadir David yang sedang<br />
43 WNA Asal Bangladesh Nyasar di Asahan<br />
KISARAN-M24<br />
Sedikitnya 43 orang warga negara<br />
asing (WNA) asal Bangladesh diamankan<br />
aparat kepolisian di areal perkebunan<br />
kelapa milik M Yunus alias Ucok (40) di<br />
Dusun II Desa Sei Pasir, Kec Sei Kepayang,<br />
Asahan, Jumat (31/3) sekira pukul<br />
23.00 WIB.<br />
Puluhan WNA asal Bangladesh tersebut<br />
diduga korban penipuan agen perjalanan<br />
di Malaysia hingga akhirnya mereka<br />
terdampar di Asahan.<br />
Kapolsek Sei Kepayang, AKP Eri<br />
Prasetyo, yang ditemui M24, Sabtu (1/4)<br />
sekira pukul 14.20 WIB, membenarkan<br />
diamankannya 43 WNA asal Bangladesh<br />
tersebut.<br />
Saat ini, terang Eri, seluruh WNA asal<br />
Bangladesh tersebut sudah diserahkan<br />
ke pihak imigrasi di Tanjungbalai. “Mereka<br />
MEDAN-M24<br />
Firman Ebenezer Sembiring (37) warga<br />
Dusun IV, Desa Bandar Baru, Kec Sibolangit,<br />
Deliserdang yang ditemukan<br />
tewas di aliran sungai Pantai Loknya, Jumat<br />
(31/3) ternyata tersangka pencurian<br />
kayu manis.<br />
Hal itu diungkap Kasubdit III Jahtanras<br />
Dirreskrimum Polda Sumut AKBP Faisal<br />
Napitupulu kepada M24, Sabtu (1/4)<br />
siang. “Dari informasi yang kita dapat di<br />
lapangan, korban yang ditemukan di pemandian<br />
Loknya Sibolangit, Bandar Baru,<br />
bukan korban pembunuhan. Yang bersangkutan<br />
merupakan tersangka pencurian<br />
kayu manis milik warga yang tak jauh<br />
dari tempat korban ditemukan dalam<br />
keadaan sudah meninggal dunia,” ujar<br />
AKBP Faisal. Lanjutnya, tersangka beraksi<br />
bersama dua rekannya M Akim Sembiring<br />
alias Demos (33) dan Slamet Harianto<br />
alias Amat (35) keduanya warga<br />
Dusun IV, Desa Bandar Baru, Kec Sibolangit,<br />
Deliserdang. Namun, aksi pencurian<br />
itu diketahui warga. Tersangka Firman<br />
yang mencoba kabur, terperosok ke<br />
sungai hingga akhirnya meninggal dunia.<br />
“Luka yang terdapat di bagian kepala<br />
Tak lama, petugas Unit Lakalantas dari<br />
Polres Siantar tiba dan langsung melakukan<br />
olah tempat kejadian perkara (TKP).<br />
mengamankan kreta korban, truk Fuso<br />
serta sopirnya Jabar Ishak untuk dimintai<br />
keterangan.<br />
"Barang bukti truck Fuso dan kereta<br />
(korban) telah diamankan. Sopir dan saksi-saksi<br />
masih diperiksa. Sedangkan jasad<br />
Brigadir Roy Jefri Manik telah diserahkan<br />
kepada keluarganya," jelas Kanit<br />
Laka Satlantas Polres Siantar, Iptu M<br />
Panjaitan kepada M24. (adi)<br />
korban, dikarenakan terjatuh sewaktu<br />
mencoba kabur. Sementara, patah di<br />
bagian kaki yang dialami korban dikarenakan<br />
kecelakaan,” terangnya.<br />
Sementara kedua rekannya yang berhasil<br />
kabur telah ditangkap dan kini masih<br />
menjalani pemeriksaan di Sat Reskrim<br />
Polrestabes Medan. “Benar, mereka<br />
merupakan tersangka pencurian kayu<br />
manis. Saat ini masih kita lakukan pemeriksaan.<br />
Keduanya kita ringkus dari<br />
kediamannya,” tukas Kanit Pidum Polrestabes<br />
Medan Iptu Rachmat Aribowo.<br />
(ali/ardi)<br />
mem-foto tempat kejadian pekara (TKP)<br />
mendadak diserang orang tak dikenal.<br />
Anggota Polri itu sempat memberikan<br />
tembakan peringatan sebanyak 3 kali ke<br />
udara. Namun kelompok OKP itu tidak<br />
ciut. “Saya polisi jangan ada yang maju,”<br />
teriak Brigadir David.<br />
Namun dibalas komando dari kelompok<br />
OKP.<br />
“Jangan ada yang mundur...”. Saat itulah<br />
Brigadir David dipukuli kelompok OKP.<br />
Bibirnya pecah. Tak cuma itu, 2 unit kreta<br />
polisi dibakar dan rumah warga dirusak.<br />
Amatan M24 di lokasi kejadian, puluhan<br />
petugas dari Sabhara Polda Sumut dan<br />
Polrestabes Medan, serta Polsek Percut<br />
Seituan berjaga-jaga. Wakapolsek Percut<br />
Seituan, AKP Hendrik Temaluru mengatakan,<br />
hingga Sabtu (1/4) polisi disiagakan<br />
di lokasi untuk mengantisipasi bentrok<br />
susulan. (wandi)<br />
sebenarnya hendak ke Malaysia, dan telah<br />
nembayar ongkos perjalanan sebesar<br />
Rp40 juta dari Bangladesh. Mereka berangkat<br />
pada 17 Maret <strong>2017</strong> lalu sekira<br />
pukul 20.00 WIB dengan menumpang<br />
pesawat terbang. Namun oleh agen yang<br />
memberangkatkannya mereka bukan<br />
diterbangkan ke Malaysia melainkan ke<br />
Jakarta. “Seluruh WNA asal Bangladesh<br />
tersebut dalam dokumentnya tercatat sebagai<br />
wisatawan, meskipun sebenarnya<br />
mereka bertujuan hendak mencari pekerjaan<br />
di Malaysia,” papar Eri.<br />
Tiba di Jakarta pada (18/3) sekira pukul<br />
13.00 WIB, lanjut Eri, mereka ditampung<br />
oleh agen yang berada di ibukota. Selanjutnya<br />
diberangkatkan ke Pekanbaru<br />
melalui jalur darat (bus angkutan umum).<br />
“Mereka lalu ditempatkan di rumah penampungan<br />
selama 8 hari, tepatnya hingga<br />
Minggu (26/3). “Paginya, agen<br />
kembali memberangkatkan WNA Bangladesh<br />
itu melalui jalur darat ke Tanjungbalai.<br />
Mereka diantar oleh orang yang<br />
masih dalam penyelidikan menuju areal<br />
perkebunan kelapa milik M Yunus alias<br />
Ucok. “Mereka sempat bermalam selama<br />
3 hari di areal kebun kelapa. Selanjutnya<br />
pada Kamis (30/3) sekira pukul<br />
05.00, mereka diberangkatkan menuju<br />
Malaysia menggunakan kapal tongkang.<br />
Namum dalam di tengah laut, mereka<br />
berontak dan menuntut uang dikembalikan<br />
karena perjanjiannya, mereka diberangkatkan<br />
menggunakan pesawat<br />
terbang. Keributan itu membuat nahkoda<br />
kapal tongkang memutar haluan<br />
kembali ke Sei Kepayang hingga akhirnya<br />
diamankan aparat kepolisian,” pungkas<br />
Eri. (khairul)<br />
Polda Sumut Ledakkan 7 Kapal Nelayan Malaysia<br />
Brukkk...!! Mahasiswi Tertimpa<br />
MEDAN-M24<br />
Sebuah billboard (baliho) berukuran<br />
besar di persimpangan Jln Saudara/Jln<br />
SM Raja Medan, tepatnya di depan KFC,<br />
rubuh hingga menimpa seorang pengendara<br />
kreta (sepedamotor), Sabtu (1/4).<br />
Akibat kejadian itu, Tetty Khairani (26),<br />
seorang mahasiswi salah satu perguruan<br />
tinggi di Medan mengalami luka di punggung<br />
dan kaki.<br />
“Saat kejadian, korban sedang melintas<br />
di lokasi. Begitu Waktu baliho rubuh,<br />
langsung menimpa korban. Oleh warga,<br />
korvab dilarikan ke RSU Estomihi tak jauh<br />
dari lokasi, untuk mendapat perawatan,”<br />
terang Kapolsek Medan Kota, Kompol<br />
Martuasah Hermindo Tobing kepada wartawan,<br />
pascakejadian.<br />
Kendati kreta ringsek, namun beruntung<br />
korban selamat. “Korban hanya<br />
mengalami luka ringan. Saat ini korban<br />
sudah berada di Mapolsek Medan Kota<br />
untuk membuat laporan (LP),” imbuh Martuasah.<br />
Dijelaskan Kapolsek, rubuhnya baliho<br />
disebabkan tiang penyangga yang sudah<br />
tua hingga tidak kokoh lagi. “Anggota<br />
bhabinkamtibmas yang melihat ke lokasi,<br />
melaporkan jika baliho sudah tidak layak<br />
pakai. Besi penyangga sudah tua dan<br />
lapuk, sementara papan reklamenya<br />
berukuran besar yakni 4 X 6 meter,” paparnya.<br />
Martuasah pun yak menampik jika rubuhnya<br />
baliho tidak terlepas dari lemahnya<br />
pengawasan dinas terkait serta pemilik<br />
papan reklame (advertising).<br />
“Dalam hal ini pihak terkait dan pemilik<br />
papan reklame sudah lalai, tidak memantau<br />
kelayakannya. Sehingga mengakibatkan<br />
jatuhnya korban,” pungkasnya. (ahmad)<br />
Nyenggol Truk, Roni Tewas<br />
PERBAUNGAN-M24<br />
Kecelakaan maut terjadi di Jalinsum<br />
Medan-Tebingtinggi tepatnya di KM 35-<br />
36, Kel Simpang Tiga Pekan, Kec Perbaungan,<br />
Sergai, Sabtu (1/4) sekitar<br />
pukul 02:00 WIB. Roni Priandani alias Roni<br />
(22) tewas di tempat.<br />
Informasi yang dihimpun, Roni dan<br />
Safrizal (22) keduanya warga Dusun Teladan,<br />
Desa Tanjung Mulia, Kec Pagar<br />
Merbau, Deliserdang hendak pulang dari<br />
menemui temannya di Perbaungan. Karena<br />
malam telah larut, Roni melajukan<br />
Yamaha Vixion BK 2210 MAVnya dengan<br />
kecepatan tinggi. Setiba di lokasi, Roni<br />
TEWASNYA Brigadir Roy Jefri Manik<br />
menghadirkan awan duka di jajaran Polres<br />
Siantar. Kapolres Siantar AKBP Dodi<br />
Darjanto SIK bahkan turun langsung ke<br />
Ruang Forensik RSUD Djasamen Saragih<br />
untuk melihat anggotanya itu untuk terakhir<br />
kalinya. Kabag Sumda Polres Siantar<br />
Kompol Kitaman Manurung mengatakan,<br />
Brigadir Roy Jefri Manik sudah<br />
bertugas sebagai anggota Polri lebih<br />
kurang 10 tahun. Terakhir korban ditugaskan<br />
di Polsek Siantar Selatan.<br />
“Dia sempat juga sebagai Babhinkamtibmas<br />
di Kelurahan Simalungun, lalu<br />
“Tahun Ini Mau Menikah, Itunya Kau Bilang”<br />
Tangis kesedihan keluarga pecah<br />
menyambut kedatangan jasad Brigadir<br />
Roy Jefri Manik di rumah duka, Jln Sidamanik,<br />
Kel Martimbang, Kec Siantar Selatan,<br />
Sabtu (1/4).<br />
Pantauan M24, boru Sinaga tak henti<br />
menangis di samping jasad anaknya<br />
yang terbujur kaku dengan pakaian kebesaran<br />
Polri. “Tak ada artinya lagi semua<br />
foto anakku ini. Kejam kalilah kau<br />
Jefri, kau tinggalkan mamak. Kalau sakit<br />
kau masih bisa kuobati. Tapi selama ini<br />
kau sehat-sehat aja kulihat. Apanya<br />
salahku samamu Jefry? Tiga puluh satu<br />
tahun kau samaku, baiknya kau selama<br />
ini sama kami,” serunya.<br />
mencoba memotong truk di depannya.<br />
Sial, stang kreta menyenggol bak truk<br />
hingga terpental ke aspal.<br />
Roni yang terlempar dari tunggangannya<br />
mengalami luka serius di bagian kepala.<br />
Ia menghembuskan nafas terakhir<br />
dalam perjalanan menuju Rumah Sakit<br />
Sawit Indah. Sedangkan Safrizal hanya<br />
luka ringan. Truk yang disenggol pun<br />
kabur.<br />
“Diduga korban menjadi korban tabrak<br />
lari. Akibat kejadian itu satu orang tewas.<br />
Kini kasusnya sudah kami tangani,”<br />
ucap Kapos Sat Lantas Sei Sejenggi Aiptu<br />
D Gultom. (darmawan)<br />
ditarik jadi anggota Serse di Polsek Siantar<br />
Selatan,” jelasnya pada M24, Sabtu<br />
(1/4). Sebagai bentuk penghormatan,<br />
setelah dilakukan visum jasad korban<br />
dipakaian seragam kebesaran Polri. Selanjutnya<br />
dibawa keluarga untuk disemayamkan<br />
di rumah duka. (adi)<br />
“Jefri ohh Jefri ,kau bilang sama kami,<br />
tahun ini mau menikah, itunya kau bilang.<br />
Sudah kau bilang sama semua orang,”<br />
ratap sang ibu. Tangis boru Sinaga<br />
kembali pecah saat para kerabat<br />
datang melayat. “Sudah tak ada lagi<br />
anakku si Jefri,” serunya sembari memeluk<br />
para pelayat. (adi)<br />
MEDAN-M24<br />
Polda Sumut meledakkan dan menenggelamkan<br />
tujuh kapal nelayan Malaysia<br />
di wilayah dermaga penumpang<br />
lama Pelabuhan Belawan, Medan, Sabtu<br />
(1/4) siang. Tujuh kapal tersebut adalah<br />
Kapal KM SLFA 2675 kapal Malaysia, tersangka<br />
ZAW kebangsaan Myanmar, tertangkap<br />
13 Desember 2015.<br />
Kapal KM SLFA 4778 kapal Malaysia,<br />
tersangka Chia Keechan, kebangsaan<br />
Malaysia, tertangkap 17 Februari 2016.<br />
KM PKFA 3378 kapal Malaysia, tersangka<br />
Tepparak Insornn, warga Thailand, tertangkap<br />
12 Juli 2016. KM Extra Joss- III,<br />
kapal Indonesia, tersangka Amiruddin<br />
warga Indonesia, tertangkap 25 Juli<br />
2016.<br />
KM PKFB 1152 kapal Malaysia, tersangka<br />
Chit Soe, warga Myanmar, tertangkap<br />
30 Juli 2016. KM PKFA 8115 kapal Malaysia,<br />
tersangka Moe alias Swan, kebangsaan<br />
Myanmar, tertangkap 30 Juli 2016.<br />
Terakhir, KM KHF 1767 kapal Malaysia,<br />
dengan tersangka Ko Kyaw Soe alias<br />
Kyaw Soe, kebangsaan Myanmar, tertangkap<br />
25 Agustus 2016.<br />
Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza<br />
Dahniel mengatakan, ketujuh kapal<br />
ikan asing itu disita karena menangkap<br />
ikan di wilayah pengelolaan perikanan<br />
negara tanpa izin (illegal fishing).<br />
“Peledakan dan penenggelaman kapal<br />
tersebut dilaksanakan setelah ada<br />
instruksi dari Menteri Kelautan & Perikanan<br />
Susi Pujiastuti melalui livestreaming dari<br />
Ambon,” katanya.<br />
Menurut Kapolda, ketujuh kapal itu ditangkap<br />
di zona teritorial Selat Malaka,<br />
Sumatera Utara dan sudah inkrah di pengadilan.<br />
Turut hadir Pangdam I/BB diwakili<br />
oleh Kasdam, Danlantamal, Pangkosek<br />
Hanudnas II Medan, FKPD Sumut,<br />
Kabinda Sumut, FKPD Kota Medan, Kepala<br />
Basarnas Provinsi Sumut, Waka Polda<br />
Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto,<br />
Kabinda Sumut, jajaran Polda Sumut,<br />
Kapolrestabes Medan, Kapolres Belawan.<br />
(fagih/ahmad)<br />
iklan<br />
Sehari Tak Pulang, Daeli Tewas<br />
MEDAN-M24<br />
Warga Jln Sei Deli, Kel Sei Lalas,<br />
Kec Medan Barat gempar dengan<br />
temuan mayat di aliran Sungai Deli,<br />
persisnya di belakang proyek Podomoro,<br />
Jumat (31/3) malam.<br />
Belakangan, mayat yang ditemukan<br />
mengambang mengenakan celana<br />
dalam hitam dan luka di tubuh<br />
tersebut bernama Septian Alfrendo<br />
Daely (13) warga Jln Punak, Kel Sei<br />
Putih Timur, Kec Medan Petisah.<br />
Siswa SMP itu hilang saat bermain<br />
dengan teman-temannya di Sungai<br />
Deli, Kamis (30/3) kemarin.<br />
Pihak keluarga dibantu warga langsung<br />
mengevakuasi korban sembari<br />
menghubungi pihak kepolisian. Tak<br />
lama petugas dari Polsek Medan Barat<br />
tiba dan membawa jenazah korban<br />
ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.<br />
"Jenazah korban ditemukan<br />
kemarin malam. Dari informasi yang<br />
kita dapatkan di lapangan, korban<br />
diketahui hanyut setelah mandi bersama<br />
temannya, Kamis kemarin," ujar<br />
Kapolsekta Medan Barat Kompol Victor<br />
Zilliwu kepada M24, Sabtu (1/4)<br />
malam.<br />
"Sampai saat ini masih kita selidiki,<br />
apakah korban benar-benar hanyut<br />
atau tidak. Tidak ada tanda-tanda<br />
kekerasan ditemukan di tubuh korban.<br />
Jenazah sudah dibawa ke RS<br />
Bhayangkara guna dilakukan visum,"<br />
tandasnya. (ardi)<br />
Kerap Mangkal di Kantor Satlantas<br />
CARA HE-BAT MENGOBATI KENCING MANIS<br />
DENGAN YANG MANIS<br />
Nana Sukarna, S.Ag. (51 th) sangat khawatir dengan<br />
dampak Diabetes (Kencing Manis ) yang dialaminya,<br />
terlebih pernah mencapai 350ml/dl. Bahkan bukan itu<br />
saja, pendidik di SDN I Tanjung Karang, Lampung ini juga<br />
menderita Kolesterol, Liver dan sakit Maag. Ketika seorang<br />
tetangga memberinya He-Bat harapan kesembuhan itu<br />
muncul. Semula Nana bingung karena rasanya yang manis,<br />
namun setelah dijelaskan bahwa manisnya He-bat merupakan<br />
bagian dari kekuatan obat itu sendiri dia maklum . Dan betul<br />
saja, belum sebulan minum He-Bat pagi, sore dan malam sebelum tidur secara<br />
rutin, Nana Sukarna merasakan tubuhnya semakin bugar dan terasa sehat.<br />
“Alhamdulillah rasa sakit mereda, setelah rutin minum He-Bat, sehingga berbagai<br />
aktivitas bisa lancar kembali” ucap aktivis dakwah ini. “Bahkan yang paling<br />
menggembirakan, vitalitas saya juga makin membuat istri bahagia dan puas”,<br />
lanjutnya dengan bangga, setelah terlepas dari penyakit rombongan yang<br />
menimpanya. Sampai saat ini Nana Sukarna masih minum He-Bat untuk menjaga<br />
staminanya. He-Bat, merupakan suplemen herbal yang mengandung empat<br />
bahan terbaik yaitu Kunyit Putih (Curcuma Mangga), Gula Aren, Nigela Sativa<br />
(Habbatussaudah) dan Kayu Manis (Cinnamons) plus rempah – rempah.<br />
Kandungan herbal yang menjadi bahan utama He-Bat ini sangat baik buat<br />
penderita diabetes, kolesterol, liver, maag dan sebagainya. He-bat ramuan alami<br />
yang terbukti berkhasiat, rasanya nikmat cocok untuk mereka yang susah makan<br />
obat. Tersedia Di Siantar : Apt Shinta Farma Jln Sutomo, Tebing : Apt Sempurna ,<br />
Perbaungan : Apt Sejahtra, Pakam : Apt. Oke Jl. Imam Bonjol. To. Leo Jl. Serdang,<br />
Binjai : To. Anugrah Jl. Sudirman Apt. Restu Jl. Sudirman, Langkat : Apt. Diana<br />
Parma Brandan.Apt. Budi Murni Tj. Pura.Apt.Aisyah Stabat.<br />
He-Bat tersedia di Apotik dan Toko Obat Terkemuka di kota Anda.<br />
Untuk informasi lebih lanjut klik: www.herbalberkhasiat.com info &<br />
konsultasi gratis He-Bat: 0823 1677 7787 – 0878 6744 0119.<br />
Cara He-Bat Mengatasi Asam lambung Kronis,<br />
Ya Minum He-Bat yang Manis<br />
Diproduksi oleh: PD.PUSAKA NUSANTARA - JAWA BARAT INDONESIA<br />
Distributor: PT. JOYO WONGSO ABADI – INDONESIA<br />
DepKes. RI P-IRT No. 5133205010527-20<br />
MEDAN-M24<br />
Petugas Satlantas Polrestabes<br />
Medan dikomando Kanit Regiden,<br />
AKP Ali Umar, mengamnakn 5 pria<br />
diduga calo pengurusan Surat Izin<br />
Mengemudi (SIM) yang kerap mangkal<br />
di Jln Adinegoro, Kec Medan<br />
Timur, Sabtu (1/4). Kelima calo yang<br />
diangkut polisi adalah Reymond Syahputra<br />
(34), Francis Sinaga (43) keduanya<br />
warga Jln Asrama Kowilhan, Kec<br />
Medan Timur; Abder Rasul alias Acun<br />
(29) warga Jln Adinegoro Medan;<br />
Wiyono alias Ajan alias Jack (28)<br />
warga Jln HM Said Medan dan Ridwan<br />
Zuhri alias Iwan Mangkok (29)<br />
warga Jln HM Said Gg Yuki.<br />
Tindakan pengamanan tersebut<br />
buntut dari banyaknya keluhan para<br />
pemohon SIM yang ditipu oleh kelompok<br />
orang yang kerap mangkal di<br />
depan mako Satlantas Polrestabes<br />
Medan. Berbekal laporan itu, petugas<br />
melakukan penyisiran dan berhasil<br />
mengamankan kelima pria didga<br />
calo. Saat digeledah, petugas menemukan<br />
belasan KTP berikut fotocopy<br />
KTP dan sejumlah uang.<br />
Setelah dilakukan pendataan dan<br />
diberikan pengarahan, para calo<br />
yang ditangkap berjanji tak mengulangi<br />
perbuatannya. Kemudian, setelah<br />
menandatangani surat perjanjian<br />
di atas materai, para calo tersebut<br />
dibenarkan pulang.<br />
Kasat Lantas Polrestabes Medan<br />
AKBP Indra Warman ketika dikonfirmasi<br />
membenarkan jika kelima calo<br />
yang diamankanhanya diberikan teguran.<br />
“Setelah mengakui perbuatannya,<br />
mereka kita data dan diberikan<br />
pengarahan. Kemudian, setelah<br />
menandatangani surat perjanjian di<br />
atas materai, mereka perbolehkan<br />
pulang dan berjanji tidak mengulangi<br />
perbuatannya,” ujar Indra. (ardi)<br />
Pensiunan Pimpinan Pertamina<br />
SUNGGAL-M24<br />
Sulaiman Sitompul (76) warga Jln<br />
Sei Berantas, Kel Babura, Medan<br />
Baru ditemukan tewas dengan<br />
keadaan membusuk di dalam rumahnya,<br />
Sabtu (1/4) sekitar pukul 12:00<br />
WIB.<br />
Pantauan M24, saat ditemukan,<br />
korban tewas di atas tempat tidur<br />
dalam posisi telentang, tanpa baju<br />
dan wajah ditutupi kain. Tubuh korban<br />
tampak membengkak dan mengeluarkan<br />
cairan akibat sudah membusuk.<br />
Radio masih menyala. Di atas<br />
meja terlihat obat-obatan dan bir<br />
yang masih berisi setengah botol.<br />
Informasi yang dihimpun, kematian<br />
mantan Pimpinan Pertamina<br />
Pangkalan Brandan, Langkat itu terungkap<br />
saat cucunya, Daniel (23)<br />
datang ke rumah korban. “Saya disuruh<br />
Tulang saya, anak Oppung ini<br />
untuk melihat ke rumah, karena nggak<br />
ada kabar. Empat hari nggak diangkat<br />
HPnya. Jadi dibilang tulang<br />
itu, ‘liat ke mari, kalau pintunya dikunci<br />
dobrak saja’,” ucap Daniel menirukan<br />
ucapan anak korban.<br />
Saat tiba di halaman rumah korban,<br />
Daniel sudah mencium bau menyengat.<br />
Daniel lalu masuk ke rumah<br />
lewat pintu belakang. Saat pintu dibuka,<br />
Daniel melihat Oppungnya itu<br />
sudah tewas membusuk.<br />
Tim Identifikasi Polresta Medan<br />
yang mendapat kabar langsung datang<br />
untuk melakukan olah tempat<br />
kejadian perkara. Selanjutnya korban<br />
dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisum.<br />
“Korban diduga tewas karena sakit<br />
dan jenazah korban sudah dibawa<br />
ke RS Bhayangkara Medan untuk<br />
dilakukan visum,” ucap Kapolsek<br />
Sunggal, Kompol Daniel Marunduri.<br />
(tiopan)<br />
Terjaring Razia, 2 Maling Lembu<br />
STABAT-M24<br />
Dua maling lembu ini bernasib sial.<br />
Saat mengangkut lembu curian, kedua<br />
maling justru terjaring razia petugas<br />
Satlantas Polres Langkat, di<br />
depan Pos Lantas Seikarang. Alhasil<br />
kedua maling ‘diangoni’ polisi ke sel<br />
tahanan.<br />
Kedua pelaku adalah Suriyadi alias<br />
Surya (19) warga Desa Semayang,<br />
Kec Sunggal, Deliserdang dan Deni<br />
Pratama Sinulingga (30) warga Desa<br />
Minta Kasih, Kec Salapian, Langkat.<br />
Informasi diperoleh, awalnya kedua<br />
pelaku mencuri 1 ekor anak lembu<br />
betina milik Syahlan (45) di Dusun<br />
Banyu Urip, Desa Sei Liturtasik, Kec<br />
Sawit Seberang, Langkat pada Rabu<br />
(29/3) sekira pukul 02.00 WIB.<br />
Aksi pencurian berlangsung mulus<br />
dan nyaris tanpa jejak. Selanjutnya<br />
dengan menggunakan mobil Daihatsu<br />
Xenia BK 1962 QD, lembu curian<br />
itu diangkut menuju ke Sunggal. Sialnya,<br />
belum sampai tujuan, kedua<br />
pelaku terjaring razia rutin polisi di Pos<br />
Lantas Seikarang.<br />
Karena melaju dengan kecepatan<br />
tinggi dan gugup, mobil pelaku akhirnya<br />
menabrak sebuah bus Aceh tujuan<br />
Medan. “Saat diamankan, petugas<br />
mendapati seekor anak lembu.<br />
Saat diinterogasi, kedua pelaku mengaku<br />
anak lembu itu dicuri dari Sei<br />
Litur Tasik, Langkat “ terang Kapolres<br />
Langkat AKBP Mulya Hakim Solichin<br />
SIK, melalui Kasat Reskrim, AKP Dedy<br />
Dharma SH. (rudi)<br />
5 Begal Tewas Didor Tekab 308<br />
METRO24<br />
Lima orang terangka begal tewas<br />
dalam baku tembak dengan Tekab<br />
308 Satreskrim Polresta Bandar Lampung,<br />
pada Sabtu (1/4) subuh.<br />
“Lima pelaku terpaksa kami berikan<br />
tindakan tegas dan terukur karena<br />
melepas tembakan ke arah anggota<br />
saat mereka hendak diringkus,”<br />
kata Kapolresta Kombes Murbani Budi<br />
Pitono di ruang jenazah RS Bhayangkara<br />
Bandar Lampung, Sabtu<br />
siang.<br />
“Ada yang melawan dengan senjata<br />
tajam. Ada juga yang berusaha<br />
menubrukkan motornya ke anggota.<br />
Itu memaksa kami memberikan tembakan<br />
melumpuhkan. Kelimanya meninggal<br />
dunia dalam perjalanan ke RS,”<br />
kata Kapolresta.<br />
Kelima pelaku berinisial SF (20), JI<br />
(20), RK (17), IS (17) dan HE (17).<br />
Seluruhnya berasal dari Jabung Kabupaten<br />
Lampung Timur. Kelimanya dinyatakan<br />
meninggal dunia dalam perjalanan<br />
ke RS meninggal dunia. (pkc)