Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
6<br />
SABTU, 20 MEI 2017<br />
AIR TERJUN Siais<br />
SELAIN danau, di lokasi yang sama juga terdapat<br />
sebuah Air Terjun Siais, yang terhubung langsung<br />
dengan danau. Sehingga menjadi daya tarik untuk<br />
melengkapi keindahan Danau Siais.<br />
Air terjun ini memiliki ketinggian sekitaran 60-80<br />
meter dan air yang jatuh membentuk kuali dengan<br />
diamater 40 meter. Airnya juga cukup jernih dan<br />
dingin pastinya, ditambah lagi kawasan hutan<br />
lindung di sekelilingnya masih tersimpan satwa liar<br />
yang dilindungi membuat suasananya menjadi<br />
lebih alami.<br />
Saat ini Danau Siais telah dijadikan sebagai lokasi<br />
bumi perkemahan karena alam keindahannya yang<br />
mendukung. Setiap tahun ratusan anak pramuka<br />
datang kesini untuk melaksanakan kegiatan<br />
perkemahan yang berasal dari berbagai daerah.<br />
(net)<br />
ALAM Tapanuli Selatan tak habishabisnya<br />
menampilkan<br />
keindahannya. Kekayaan alam di<br />
daerah ini memang sangat berlimpah.<br />
Salah satunya objek wisata berupa<br />
danau yang elok nan cantik.<br />
ANAU Siais,<br />
D<br />
danau ini<br />
dinobatkan<br />
sebagai<br />
danau<br />
terluas kedua<br />
di Sumatera<br />
Utara setelah<br />
Danau Toba, mencapai 4.500<br />
hektar. Danau ini terletak di 40<br />
Km dari Kota Padangsidimpuan.<br />
Rute yang dijalani untuk<br />
berkunjung ke danau tersebut,<br />
dari Padangsidimpuan menuju ke<br />
arah Batangtoru dan masuk ke<br />
jalan perkebunan Hapesong<br />
kemudian menuju Desa Raniate.<br />
Selepas dari jalan aspal, jalan<br />
berubah menjadi jalan aspal<br />
rusak yang berbatu. Jalan<br />
seperti inilah yang akan<br />
ditempuh sampai ke danau.<br />
Dengan menggunakan sepeda<br />
motor tentulah ini menjadi sulit.<br />
Sekitar 5,5 jam berjalan<br />
sampailah di Danau Siais yang<br />
luas. Pemandangan lepas yang<br />
menyejukkan mata meyeruak.<br />
Air danau yang jernih nmpak<br />
hingga ke dasar danau. Di<br />
pinggiran danau dapat dijumpai<br />
beberapa bangunan milik Pemda<br />
dan beberapa milik warga, yang<br />
berjualan di tepian danau. Di<br />
tengah danau terdapat keramba.<br />
Perahu kecil milik nelayan tampak<br />
beberapa buah sedang mencari<br />
ikan.<br />
Sayang, danau seindah ini dan<br />
mendapat predikat danau terluas<br />
kedua di Sumatera Utara, tidak<br />
dikelola dengan maksimal. Akses<br />
jalan yang buruk seharusnya<br />
dibenahi, guna melancarkan<br />
akses ke danau ini, sehingga<br />
banyak orang yang dapat<br />
mengunjungi danau ini.<br />
Bayangkan saja dengan jarak<br />
yang hanya 40 Km harus<br />
ditempuh dengan waktu tak<br />
kurang dari 5,5 jam, karena jalan<br />
yang buruk berbatu dan<br />
terkadang membuat roda motor<br />
slip.<br />
Pengunjung danau bisa juga<br />
menyempatkan diri singgah di<br />
Desa Raniate. Karena di desa ini<br />
ada cerita tentang ikan keramat.<br />
Di aliran sungai kecil, tepat di<br />
belakang sebuah mesjid,<br />
terdapat ribuan ekor ikan merah<br />
atau disebut juga ikan julungjulung.<br />
Ikan ini tidak boleh<br />
dimakan, karena warga setempat<br />
percaya ini adalah ikan keramat.<br />
Dan bila dimakan akan<br />
menimbulkan bala.<br />
Danau Marsabut, adalah<br />
danau lainnya yang ada di<br />
Tapanuli Selatan, tepatnya di<br />
Sipirok. Simpang Bunga Bondar<br />
yang terletak di tengah Kota<br />
Sipirok adalah jalan menuju<br />
danau ini. Jalanan aspal menuju<br />
Desa Gadu atau disebut juga<br />
Luat Harangan. Dari Simpang<br />
Bunga Bondar menuju Desa Gadu<br />
berjarak sekitar 15 Km. Dan jarak<br />
dari desa ini ke danau sekitar 10<br />
Km dengan jalan yang menanjak.<br />
Danau ini letaknya di atas<br />
gunung yang diberi nama Dolok<br />
Sipipisan. Sehingga danau ini<br />
memiliki keunikan tersendiri.<br />
Dimana kalau pagi hari di<br />
permukaan air danau ditutupi<br />
kabut putih. Dengan luas yang<br />
hanya sekitar 3.000 Km2 atau 3<br />
hektar, danau ini punya<br />
kelebihan tersendiri. Di sekeliling<br />
danau adalah merupakan hutan<br />
yang lebat. Tentu saja ini<br />
menambah keasrian danau.<br />
Danau ini cukup bersih dibanding<br />
Danau Siais.<br />
Tidak tampak sampah plastik<br />
bekas makanan di pinggiran<br />
danau. Ini menandakan, danau<br />
ini jarang dikunjungi orang. Hal<br />
ini dapat dibuktikan pula dengan<br />
jalan yang tertutup semak<br />
belukar dan aspal yang<br />
berlumut.<br />
Tampaknya Danau Marsabut<br />
bernasib sama dengan Danau<br />
Siais. Sama-sama memiliki<br />
sarana jalan yang jelek untuk<br />
menuju lokasinya. Di tepian<br />
danau hanya terdapat dua<br />
buah bangunan dan satu<br />
prasasti. Bangunan itu berupa<br />
pondokan dengan arsitektur<br />
adat batak, tapi hanya satu<br />
yang dapat digunakan, karena<br />
pondok yang satu lagi sudah<br />
tertutup semak belukar. Prasati<br />
dimaksud adalah berupa tugu<br />
beton yang ditandatangani<br />
Presiden Soeharto pada 1993<br />
silam.<br />
Tampaknya Pemda Kabupaten<br />
Tapanuli Selatan memang tidak<br />
perhatian atau bahkan tidak<br />
peduli dengan kekayaan alam<br />
yang dimilikinya. Sungguh<br />
sangat disayangkan. (net)