Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
DAFTAR ISI
Sekilas<br />
1000 Guru<br />
Bandung<br />
1000_guru Bandung merupakan<br />
salah satu regioal Gerakan 1000_guru di Indonesia<br />
yang didirikan pada tanggal 20 Desember<br />
2014. 1000_Guru Bandung merupakan<br />
komunitas non formal, diawal terbentuknya,<br />
regional Bandung terdiri atas tim inti yang<br />
berasal dari kalangan mahasiswa dengan<br />
latar belakan Pendidikan dan profesi yang<br />
berbeda-beda namun memiliki kesamaan<br />
tujuan untuk ikut ambil andil dalam kemajuan<br />
pendidikan Indonesia. Kami menapak<br />
pedalaman dan pelosok negeri untuk turut<br />
mengembangkan semangat pendidikan anak<br />
Sekolah Dasar. Berbagi semangat dan kebahagiaan<br />
kepada mereka dapat menumbuhkan<br />
motivasi belajar mereka agar kelak dapat<br />
meraih cita-citanya.<br />
Mulai dari tahun 2014 hingga awal<br />
2017 ini, 1000 Guru Bandung sudah mengadakan<br />
kegiatan .traveling and teaching (TNT)<br />
sebanyak 9 kali dan teaching and giving (TNG)<br />
sebanyak 4 kali. 1000 Guru Bandung telah<br />
melibatkan kurang lebih 300 relawan/volunteer<br />
dan telah berbagi motivasi dan donasi<br />
kepada kurang lebih 1228 anak. Donasi yang<br />
diberikan berupa tas, peralatan sekolah, serta<br />
alat peraga pendidikan. Harapan kedepannya,<br />
1000_Guru Bandung dapat membantu<br />
lebih banyak lagi anak-anak di pedalaman.<br />
1000_guru Bandung merupakan salah satu regioal<br />
Gerakan 1000_guru di Indonesia yang didirikan pada<br />
tanggal 20 Desember 2014. 1000_Guru Bandung merupakan<br />
komunitas non formal, diawal terbentuknya, regional<br />
Bandung terdiri atas tim inti yang berasal dari kalangan
“<br />
Berawal Dari Hati,<br />
Berbagi untuk Anak Negeri
Perjalanan Menuju Pangh<br />
Jumat 10 Maret 2017<br />
Sore ini rintik hujan menutupi separuh kota.. Laju<br />
kendaraan mulai terkendali, semua roda dua mengurangi<br />
kecepatannya. Percikan air membasahi kaca-kaca<br />
bening yang terus melaju. Jalan yang penuh<br />
kepulan debu pun seketika menjadi lembab ...<br />
Satu persatu peserta tiba di gerbang utama tak jauh<br />
dari pemberhentian taksi. Lalu berjalan santai membawa<br />
ransel mereka menuju lobby terminal.<br />
Pukul 16.00<br />
Tujuh puluh persen peserta telah hadir memenuhi<br />
lobby utama terminal, yang mayoritas peserta adalah<br />
perempuan. Beberapa tim yang sudah sampai<br />
lebih awal Penanggung Jawab Acara sendiri yaitu<br />
Syifa, Ketua Regional Bandung Oga, Tia dan Myrna.<br />
Ada salah satu dari peserta laki-laki berdiri di samping<br />
antara mereka perawakannya tak jauh beda<br />
dengan Pras salah satu Tim 1000 Guru Bandung<br />
yang menjadi Penanggung Jawab Logistik di Acara
eotan<br />
Ini. Ia memakai kaos bertuliskan 1000 Guru Gorontalo.<br />
Ternyata setelah ditelusuri itu adalah Milan salah<br />
satu Volunteer TNT 9 sekaligus Ketua 1000 Guru Regional<br />
Gorontalo.<br />
Waktu sudah 15 menit terlewat semua tetap<br />
menunggu 15 peserta yang belum hadir, tim terus<br />
memegang absen sambil terus memastikan kembali<br />
jumlah peserta. Tak lama dari itu terlihat mobil<br />
putih datang melewati rintikan hujan, itu mobil Muti<br />
membawa obat-obatan dan logistik untuk keper-<br />
luan Pengobatan Gratis di SD Pangheotan.<br />
Muti sendiri bertugas sebagai Penanggung<br />
Jawab Acara sekaligus Koordinator<br />
Kelas 2, tetapi berhalangan hadir<br />
karena ada keperluan lain yang tak bisa<br />
ditinggalkan jadi hanya membantu persiapan<br />
tim sampai terminal.<br />
Sambil menunggu peserta yang belum<br />
hadir, semua peserta yang telah<br />
tiba mengkondisikan untuk foto<br />
bersama sebelum menuju truk TNI<br />
yang sudah tiba di sebrang gerbang<br />
terminal. Beberapa kali foto di ambil<br />
setelah itu para laki-laki membantu<br />
mengangkat karung-karung baju, logistik,<br />
obat-obatan dan barang donasi<br />
kemudian semuanya dinaikkan ke<br />
dalam mobil untuk diantarkan sampai<br />
belakang truk. Kerjasama, Bahu<br />
membahu, dan Gotong Royong sedikit<br />
mulai terlihat disini. Tak seperti<br />
di grup yang selalu hening seperti tak<br />
ingin berbaur satu sama lainnya.
Para peserta lainnya berjalan kaki menuju gerbang<br />
utama dan berbondong-bondong menyebrang<br />
jalan. Hanya perlu beberapa menit saja untuk<br />
tiba disebrang terminal, truk sengaja di berhenti<br />
disebrang terminal agar tak sulit untuk putar balik<br />
karena ada aturan lalu lintas yang melarang putaran<br />
balik truk atau kendaraan besar diarea Leuwipanjang.<br />
Kalaupun tetap memaksakan putar<br />
balik jaraknya akan lebih jauh lagi dan memakan<br />
waktu cukup banyak.<br />
Pukul 16.30<br />
Delapan peserta belum hadir Wija, Yudi, Gaida, Sarita,<br />
Hasbi, Qadril, Dian, dan Gina. Detri yang memegang<br />
absen terus koordinasi dengan Syifa dan<br />
Tim lainnya menginformasikan berapa lagi jumlah<br />
peserta yang ditunggu. Tim dan Volunteer terus<br />
memantau grup bertanya sudah sampai dimana<br />
posisi peserta yang ditunggu. Dan 2 orang peserta<br />
diantaranya ternyata telah masuk kedalam mobil<br />
truk dan lupa untuk absen. Sementara bapak<br />
Supir Truk yang merupakan anggota TNI terlihat<br />
santai berbincang sambil meminum kopi hangat<br />
dibawah terpal yang mengikat dibatang pohon<br />
dan atap gerobak dorong.<br />
Semua Tim terlihat sibuk dibawah rintikan hujan<br />
bulak balik berteriak memastikan semua tidak<br />
ada yang tertinggal. Syifa meminta bantuan tim<br />
untuk menghubungi peserta yang belum hadir,<br />
menelpon satu persatu peserta. Ada satu peserta<br />
yang tak bisa di hubungi “M. Qadril Nomornya ga<br />
aktif nih” kata Syifa “Yang tadi ngabarin di grup<br />
dari Jakarta itu kan?” yang lainnya menyahut. “Iya<br />
Kak, yaudah skip dulu deh”. Empat peserta lainnya<br />
masih dalam perjalanan didalam mobil Parama,<br />
Yudi, Wija, Sarita, dan Gaida. Salah satu diantaranya<br />
Parama batal mengikuti TNT karna ada urusan<br />
keluarga yang lebih prioritas.<br />
Pukul 16.45<br />
Keempat peserta telah tiba tinggal menunggu 2<br />
orang lagi Hasbi dan Qadril. Semua barang telah<br />
di angkut kedalam truk. Detri dan Syifa mengambil<br />
bangku depan sebelah Pak Supir karna Syifa sebagai<br />
penunjuk jalan yang tau letak Sekolah yang<br />
akan dituju. Tiba-tiba ada yang mengetuk kaca<br />
jendela tok tok tok kemudian terdengar suara pria<br />
“Kak saya belum absen kak” Syifa langsung membuka<br />
pintu “Siapa?” tanya syifa “M. Qadril” jawabnya<br />
“Yampuuun Kak daritadi kita nyoba hubungi<br />
loh nomornya ga aktif” “Iya Kak HP saya mati<br />
hehe” “Maaf yaaa kak kita gatau” “Gapapa Kak,<br />
daritadi saya udah sampai. Ok ok kak” Kemudian<br />
kembali menutup pintu mobil, “Itu Kak Qadril dari<br />
tadi bantu ngangkat barang loh Kak dari pas di terminal”<br />
kata Detri “Oh iyaaaa ???” tanya Syifa penasaran<br />
“Iya, aku kira juga bukan volunteer haha”<br />
Pukul 16.55<br />
Peserta terakhir datang Hasbi segera menaiki truk<br />
setelah semua siap truk pun berangkat.<br />
Hujan masih terus turun membasahi terpal penutup<br />
mobil, ada dua mobil TNI yang disewa keduanya<br />
terus berdampingan sepanjang perjalanan, keberangkatan<br />
melewati jalan Kopo menuju pintu<br />
Tol menyibak kemacetan dengan suara klakson<br />
truk yang beberapa kali ditekan seakan memberikan<br />
isyarat ‘Permisi-permisi kami mau lewat’ untuk<br />
kendaraan didepan. Bandung sore ini sedikit<br />
padat, karena jam sore adalah jam pulang kantor<br />
lagipula ini hari jumat menuju akhir pekan pintu<br />
keluar dari arah tol kopo pun di penuhi mobil-mobil<br />
pendatang dari luar kota.<br />
Tiga puluh menit melewati tol dan keluar pintu tol<br />
padalarang. Setelah keluar pintu utama yang memasuki<br />
kawasan padalarang dua mobil terus melaju<br />
dengan kecepatan yang stabil melewati jalan<br />
besar kurang lebih dengan lebar 10 meter dan beraspal<br />
yang terus naik turun, melewati terowongan<br />
yang berada dibawah jalan tol Bapak pengemudi<br />
terus memainkan persneling menginjak gas<br />
dan matanya fokus memperhatikan jalan. Mobil<br />
terus naik menuju permukaan yang lebih tinggi<br />
melewati kantor bupati dan masjid yang megah.
Pemandangan malam itu cukup menyejukan, rintikan<br />
hujan mulai menghilang terganti oleh kabut<br />
yang menutupi kaca-kaca mobil. Wiper mobil terus<br />
bergerak menghapus kabut-kabut yang terus<br />
merambat dipermukaan kaca.<br />
Sementara dimobil bagian belakang para tim bermain<br />
kartu uno berusaha meramaikan suasana<br />
dan memancing kedekatan antar peserta. Tapi<br />
para peserta sepertinya masih menjaga image<br />
dan tetap kalem duduk di bangku besi yang mereka<br />
duduki. Dimobil kedua Iyay dan Pras duduk di<br />
samping pak supir sambil mendengarkan sedikit<br />
ocehanya sepatah dua patah kata sambil terus<br />
mengemudikan mobil yang terus melaju mengikuti<br />
mobil pertama tanpa tahu kabut yang mulai<br />
tebal menutupi jalan hingga tak terlihat beberapa<br />
meter kedepan.<br />
Enam puluh menit berlalu melewati jalanan yang<br />
hanya cukup di lalui dua mobil besar, dan kami<br />
tiba di titik terakhir jalan yang mulus. SPN Cisarua<br />
(Sekolah Polisi Negara Cisarua) disitu Rangga<br />
salah satu tim yang berperan sebagai Penanggung<br />
Jawab Traveling sudah sampai lebih<br />
dahulu di samping SPN tepatnya di indomaret,<br />
mobil menurunkan kecepatan menunggu motor<br />
lebih dulu maju. Tapi sepertinya dua mobil tersebut<br />
menghalangi jalan akhirnya mobil tetap maju<br />
didepan. Semua tim berharap Syifa ingat jalan,<br />
banyak yang mengkhawatirkan perjalanan akan<br />
tersasar berhubung Syifa selalu jadi gurauan belum<br />
bisa membedakan mana kanan mana kiri hahaha.<br />
Mobil mulai memasuki jalan yang sempit<br />
penuh dengan bebatuan dan lubang cukup<br />
besar. Tapi dimobil pertama supir tetap terlihat<br />
tenang, jalanan mulai sepi supir pun mulai<br />
menyetel CD dengan lagu-lagu dangdut, mungkin<br />
itu cara beliau mengusir keheningan dan<br />
ketegangan dua gadis di sebelahnya yang wajahnya<br />
mulai pucat terus komat kamit karena<br />
takut mobil tidak dapat melewati jalan atau<br />
takut jika berpapasan dengan mobil besar<br />
yang lain. Sesekali pak supir bertanya<br />
“Kenapa neng?”<br />
“Tegang pak, takut ada mobil lain di depan<br />
kan jalannya cuman cukup satu mobil”<br />
“Gapapa neng tenang aja”<br />
“Bapak mah udah biasa ya lewatin jalan gini?”<br />
“Biasa ga biasa sih”<br />
“Terus kalo ada mobil didepan gimana?” Muka<br />
panik.<br />
“Yaa mudah-mudahan aja engga ada” sedikit<br />
menyeringai.<br />
Tak lama setelah jauh meninggalkan SPN Cisarua<br />
Tim mendapat kabar ban motor Rangga bocor<br />
dan harus mencari tempat tambal, beruntung<br />
saat motor bocor belum jauh dari jalan utama jika<br />
sudah sampai tengah hutan sepertinya akan jauh<br />
lebih sulit lagi mencari tempat tambal ban.<br />
Suasana usai maghrib memang sangat sepi, sepertinya<br />
warga setempat memang lebih memilih<br />
berdiam dirumah usai maghrib karna suhu udara<br />
yang mulai turun, jauh lebih dingin dari suhu Kota<br />
Bandung karna lokasi berada di dataran tinggi.<br />
Juga mungkin karena alangkah baiknya diam dirumah<br />
dibanding keluar rumah yang sekitarnya<br />
penuh dengan hutan yang gelap. Entahlah memang<br />
seperti itu biasanya suasana pedesaan. Tim<br />
membuat estimasi waktu pukul sembilan sudah<br />
sampai lokasi, beberapa orang tim sesekali melihat<br />
jam di pergelangan tangan atau mengetuk layar<br />
handphone memperhitungkan tiba sampai di<br />
lokasi tidak terlalu jauh dari rundown yang telah<br />
dibuat. Mobil melaju dengan hati-hati melewati<br />
lubang besar di setiap jalan terombang ambil<br />
kekanan kekiri. Para penumpang dibelakang menahan<br />
keseimbangan, saat mobil menuruni jalan<br />
peserta yang tepat di belakang kepala mobil terjepit<br />
peserta yang lain. Tapi sebagian tim yakin<br />
perjalanan melewati jalan jelek dan saling bertumpuk-tumpuk<br />
dengan barang dan peserta yang<br />
lain akan menjadi kenangan tersendiri. Entah itu<br />
kenangan menyenangkan ataupun sebaliknya.<br />
Pukul 21.10<br />
Mobil tiba di SD Pangheotan
Persiapan Sebelum<br />
Pembukaan<br />
Para peserta lainnya berjalan kaki menuju<br />
gerbang utama dan berbondong-bondong<br />
menyebrang jalan. Hanya perlu beberapa<br />
menit saja untuk tiba disebrang terminal, truk<br />
sengaja di berhenti disebrang terminal agar<br />
tak sulit untuk putar balik karena ada aturan<br />
lalu lintas yang melarang putaran balik truk<br />
atau kendaraan besar diarea Leuwipanjang.<br />
Kalaupun tetap memaksakan putar balik ja-<br />
Para peserta lainnya berjalan kaki menuju<br />
gerbang utama dan berbondong-bondong<br />
menyebrang jalan. Hanya perlu beberapa<br />
menit saja untuk tiba disebrang terminal, truk<br />
sengaja di berhenti disebrang terminal agar<br />
tak sulit untuk putar balik karena ada aturan<br />
lalu lintas yang melarang putaran balik truk<br />
atau kendaraan besar diarea Leuwipanjang.<br />
Kalaupun tetap memaksakan putar balik ja-
Pembukaan<br />
Act<br />
as if it were impossible to fail
Drum<br />
Addict.<br />
No drums No life - Know drums Know life
Your Small Support<br />
Could Accomplish Their Big Dreams
We came to win, to fight, to conquer, to thrive, We came to win, to<br />
survive, to prosper, to rise and fly<br />
We<br />
Rise<br />
by<br />
Lifting<br />
Others
TEACHING<br />
TNT#9
ROXY<br />
Multipurpose template<br />
Ucia et acepuda estinis inihitat<br />
officipsanim quiat.<br />
Itasinvendit experi assimus dic tem autem quidel ipit, nem aut<br />
etur, se voluptatis estiur arum non reperum voles sit aut liqui<br />
voluptum, il iditat reste name voluptatius sequunt ut aut doluptur<br />
molorepudit et explita eiusa se exerumq uiandun tionsediti<br />
iducipisquia prere nis adicimaximi, omni rest volorest lati ad<br />
magniaesent.<br />
Velita digeni culpa quid mos autaerspis in pe officil iume nimaio<br />
dempore Rovit volorpo reperio volorec tinvenitae. Nem quae por<br />
mo eum eum cus re pratiis volupicil inctass
Tertawalah<br />
Sebelum<br />
Tertawa itu Dilarang
Punishment.<br />
All pain is a punishment, and every punishment is inflicted for love as much as for justice.
LINDA VOJTOVA<br />
Ucia et acepuda estinis inihitat offic-<br />
Para peserta lainnya berjalan kaki menuju gerbang utama dan berbondong-bondong<br />
menyebrang jalan. Hanya perlu beberapa menit saja untuk<br />
tiba disebrang terminal, truk sengaja di berhenti disebrang terminal<br />
agar tak sulit untuk putar balik karena ada aturan lalu lintas yang melarang<br />
putaran balik truk atau kendaraan besar diarea Leuwipanjang. Kalaupun<br />
tetap memaksakan putar balik jaraknya akan lebih jauh lagi dan<br />
memakan waktu cukup banyak.<br />
Pukul 16.30<br />
Pemandangan malam itu cukup<br />
menyejukan, rintikan hujan mulai<br />
menghilang terganti oleh kabut<br />
yang menutupi kaca-kaca mobil.<br />
Wiper mobil terus bergerak menghapus<br />
kabut-kabut yang terus<br />
merambat dipermukaan kaca.<br />
Sementara dimobil bagian be-
Pemandangan malam itu cukup<br />
menyejukan, rintikan hujan mulai<br />
menghilang terganti oleh kabut<br />
yang menutupi kaca-kaca mobil.<br />
Wiper mobil terus bergerak menghapus<br />
kabut-kabut yang terus<br />
merambat dipermukaan kaca.<br />
Sementara dimobil bagian belakang<br />
para tim bermain kartu<br />
uno berusaha meramaikan suasana<br />
dan memancing kedekatan<br />
antar peserta. Tapi para peserta<br />
sepertinya masih menjaga image<br />
dan tetap kalem duduk di bangku<br />
besi yang mereka duduki. Dimobil<br />
kedua Iyay dan Pras duduk di<br />
samping pak supir sambil mendengarkan<br />
sedikit ocehanya sepa-
Para peserta lainnya berjalan kaki menuju gerbang utama dan<br />
berbondong-bondong menyebrang jalan. Hanya perlu beberapa<br />
menit saja untuk tiba disebrang terminal, truk sengaja di<br />
berhenti disebrang terminal agar tak sulit untuk putar balik<br />
karena ada aturan lalu lintas yang melarang putaran balik truk<br />
atau kendaraan besar diarea Leuwipanjang. Kalaupun tetap<br />
memaksakan putar balik jaraknya akan lebih jauh lagi dan<br />
memakan waktu cukup banyak.<br />
Pukul 16.30<br />
Delapan peserta belum hadir Wija, Yudi, Gaida, Sarita, Hasbi,<br />
Qadril, Dian, dan Gina. Detri yang memegang absen terus koordinasi<br />
dengan Syifa dan Tim lainnya menginformasikan bera-
Para peserta lainnya berjalan kaki menuju gerbang<br />
utama dan berbondong-bondong menyebrang<br />
jalan. Hanya perlu beberapa menit saja<br />
untuk tiba disebrang terminal, truk sengaja di<br />
berhenti disebrang terminal agar tak sulit untuk<br />
putar balik karena ada aturan lalu lintas yang<br />
melarang putaran balik truk atau kendaraan<br />
besar diarea Leuwipanjang. Kalaupun tetap memaksakan<br />
putar balik jaraknya akan lebih jauh<br />
lagi dan memakan waktu cukup banyak.<br />
Pukul 16.30<br />
Delapan peserta belum hadir Wija, Yudi, Gaida,<br />
Sarita, Hasbi, Qadril, Dian, dan Gina. Detri yang<br />
memegang absen terus koordinasi dengan Syifa<br />
dan Tim lainnya menginformasikan berapa lagi<br />
jumlah peserta yang ditunggu. Tim dan Volunteer<br />
terus memantau grup bertanya sudah sampai<br />
dimana posisi peserta yang ditunggu. Dan 2<br />
orang peserta diantaranya ternyata telah masuk<br />
kedalam mobil truk dan lupa untuk absen. Sementara<br />
bapak Supir Truk yang merupakan anggota<br />
TNI terlihat santai berbincang sambil meminum<br />
kopi hangat dibawah terpal yang mengikat<br />
dibatang pohon dan atap gerobak dorong.<br />
Semua Tim terlihat sibuk dibawah rintikan hujan<br />
bulak balik berteriak memastikan semua tidak<br />
ada yang tertinggal. Syifa meminta bantuan tim<br />
untuk menghubungi peserta yang belum hadir,<br />
menelpon satu persatu peserta. Ada satu peserta<br />
yang tak bisa di hubungi “M. Qadril Nomornya ga<br />
aktif nih” kata Syifa “Yang tadi ngabarin di grup<br />
dari Jakarta itu kan?” yang lainnya menyahut.<br />
“Iya Kak, yaudah skip dulu deh”. Empat peserta<br />
lainnya masih dalam perjalanan didalam mobil<br />
Parama, Yudi, Wija, Sarita, dan Gaida. Salah satu