Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2 SAMBUNGAN<br />
JUMAT, 30 JUNI 2017<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Cinta Ditolak, Janda 2 Anak Tewas Berlumuran Darah<br />
PANCURBATU-M24<br />
Dengan bantuan tukang becak mesin, kedua anak korban<br />
dilarikan ke Puskesmas Pancurbatu sebelum dirujuk<br />
ke RSUP H Adam Malik. Beru barus juga meminta tolong<br />
Korban Sedang Hamil Tua<br />
D alias B diyakini nekat membunuh Rasmi Rasita<br />
beru Ginting akibat cemburu dengan pihak ketiga.<br />
Pasalnya, meskipun hampir setahun ditinggalkan<br />
suaminya, korban justru sedang hamil tua. Penolakan<br />
korban pun membuat pelaku kesal karena menganggap<br />
ada pihak ketiga.<br />
Kanit Reskrim Polsek Pancurbatu, Iptu Sehat<br />
Tarigan yang dihubungi melalui seluler tak menampik<br />
hal tersebut. “Pasalnya saat ditemukan sudah tewas<br />
perut korban terlihat membuncit, sedang hamil tujuh<br />
bulan,” jelas Iptu Sehat pada M24, Kamis (29/6). (ali)<br />
Pelaku Hapus Foto di Akun<br />
USAI mengeksekusi ibu rumah tangga itu, pelaku<br />
menghapus semua foto di akun Facebook miliknya.<br />
Kanit Reskrim Polsek Pancurbatu, Iptu Sehat<br />
Tarigan menyebut, hal itu dilakukannya pelaku untuk<br />
menghilangkan jejak. Apalagi parang yang digunakan<br />
untuk membantai korban tidak ditemukan di lokasi.<br />
"Berdasarkan penyelidikan di lapangan, usai<br />
membantai korban dan kedua anaknya, pelaku diduga<br />
sempat ke warnet (warung internet). Saat ke warnet<br />
inilah disinyalir pelaku menghapus seluruh foto di akun<br />
Facebooknya," beber Iptu Sehat, Kamis (29/6).<br />
Pun begitu, pihaknya tak menyerah. Penyidik akan<br />
memeriksa CCTV warnet untuk mencari tahu waktu<br />
kedatangan pelaku. (ali)<br />
Masih Adakah Rasa Malu<br />
PARA ulama ketika menafsirkan hadis tentang malu<br />
berpendapat ada ancaman bagi orang-orang yang tak<br />
melakukannya. Kalimat “Jika kamu tidak malu, maka<br />
berbuatlah sesuka hatimu” sesungguhnya adalah<br />
perintah yang mengancam. Jika urat malu sudah tidak<br />
lagi dipakai, silakan berbuat sekehendak hati. Karena,<br />
Allah pasti akan membalas perbuatan tersebut.<br />
Selain itu, kalimat tersebut juga bermakna jika<br />
seseorang tidak lagi memiliki rasa malu, pasti ia akan<br />
berbuat sekehendak hati. Karena yang bisa mencegah<br />
seseorang berbuat buruk adalah masih adanya rasa<br />
malu yang muncul dalam dirinya.<br />
Siapakah kita yang dinisbatkan Allah sebagai<br />
makhluk yang penuh salah dan alpa. Kita begitu<br />
mudah tergoda untuk mencoba berbuat maksiat, baik<br />
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Tak<br />
terpikir apa yang ada dalam benak anak yang tega<br />
membunuh anaknya, ibu yang membuang sang buah<br />
hati, atau pemimpin yang rajin ingkar janji.<br />
Apakah yang bisa membuat mereka berhenti<br />
melakukan keburukan? Jawabannya adalah malu.<br />
Dosa adalah perbuatan yang jika diketahui orang lain,<br />
menjadi waswas hati kita. Rasa waswas itu dipicu<br />
perasaan malu. Malu menjadi sensor sekaligus<br />
penyeleksi. Mana perbuatan yang baik kita kerjakan,<br />
mana yang sebaiknya kita urungkan.<br />
Malu adalah fitrah. Perasaan malu tidak bisa<br />
dibohongi karena ia turut tertanam sejak seorang<br />
manusia dilahirkan. Namun, fitrah ini bisa terkikis<br />
dengan berulangnya perbuatan maksiat yang terus<br />
kita lakukan. Sensor hati menjadi rapuh. Perbuatan<br />
malu tak kuasa menahan gempuran dosa-dosa yang<br />
terus terulang. Pada akhirnya seseorang bisa<br />
mendapat predikat “tak tahu malu.” Sebuah penshahih<br />
jika saat itu juga ia sudah berbuat sekehendak hati.<br />
Kaidah yang mengatur perilaku manusia tak akan<br />
bisa berusah karena malu sudah tertanam sebagai<br />
fitrah. Semua umat Nabi dari awal hingga Nabi<br />
Muhammad SAW mendapat keistimewaan tersebut.<br />
Lantas risalah secara terus-menerus menyerukan sifat<br />
ini hingga berakhirnya dunia sebelum pengadilan Allah<br />
turun. Jika merasa malu bukanlah sifat yang patut<br />
dimiliki, silakan berbuatlah sesukamu. (**)<br />
PASUTRI BISNIS<br />
110 KG GANJA<br />
METRO24<br />
Kapolda Irjend Sudjarno memimpin ekspos<br />
pengungkapan tiga kasus narkoba yang dilakukan<br />
Polda Lampung hingga pertengahan Operasi<br />
Ramadniya Krakatau 2017. “Ini merupakan<br />
sebagian hasil Operasi Ramadniya Krakatau 2017.<br />
Pertama menyita ganja 110 kilogram yang dibawa<br />
dari Aceh 22 Juni 2017 lalu di Seaport Interdiction<br />
Pelabuhan Bakauheni,” kata Sudjarno didampingi<br />
Wakapolda Brigjend Bonifasius Tampoi di Pos<br />
Pengamanan Terpadu Pelabuhan Bakauheni,<br />
Lampung Selatan, Kamis (29/6).<br />
Ganja tersebut dikemas dalam bentuk bata dan<br />
dilakban coklat. Disusun rapi di bagian rangka<br />
kanan kiri dan lantai mobil pribadi yang dikendarai<br />
kurir. Sampai sekarang pengembangan masih<br />
dilakukan Satresnarkoba Polres Lampung Selatan.<br />
Selanjutnya Kamis 22 Juni 2017, Ditresnarkoba<br />
Polda Lampung meringkus lima bandar sekaligus.<br />
Termasuk suami istri yang diringkus di rumah<br />
mereka. Kerjasama mereka tergolong apik karena<br />
berbagi tugas yang jelas. Tersangka Indra<br />
Gunawan alias Gunawan mencari dan melayani<br />
pengguna sabu sementara istrinya, Ida Kusumadewi<br />
jadi manajer yang menata administrasi<br />
transaksi jual beli lengkap dengan pembukuan.<br />
Terakhir kasus narkoba yang diungkap saat<br />
pelaku sedang pesta narkoba. Bulan Ramadhan<br />
tidak punya arti kepada 11 pengguna yang<br />
diciduk tim kecil pimpinan Wakapolres Lampung<br />
Selatan Kompol I Ketut Suryana. Mereka pesta<br />
narkoba dengan memanfaatkan pekarangan<br />
belakang rumah bandar yang<br />
terletak di Simpang Gayam<br />
Desa Tataan, Kec Penengahan,<br />
Kab Lampung<br />
Selatan. (pkt)<br />
BERBUKA DENGAN KURMA<br />
WAK Lokot adalah anak Medan asli dan sangat bangga<br />
dengan Medannya. Dia tinggal dan di besarkan di kota yang<br />
sangat terkenal dengan tembakaunya. Tak heran sedari<br />
kecil Wak Lokot sudah merokok walau tidak menghisap<br />
cerutu. Ia sudah terbiasa menghisap tembakau. Sampai ia<br />
dewasa dan menikah ia tetap setia dengan tembakau dan<br />
terus merokok. Sampai sampai di bulan romadhon ini pun ia<br />
tetap merokok malah lebih kuat lagi, kalo hari biasa ia bisa<br />
menghabiskan 1 s/d 2 bungkus dalam sehari tetapi selama<br />
puasa malah sampai bisa 2 bungkus lebih. Malah saat<br />
bebuka ia lebih sering merokok lebih dahulu daripada minum<br />
atau makan. Suatu sore pada waktu berbuka puasa, Mak<br />
Bedah istri Wak Lokot berkata kepada suaminya. “Bang..<br />
ohhh bang Lokot apa tidak bisa sekali-sekali kalau buka<br />
puasa tidak pakai rokok, cobalah diganti pakai kurma atau<br />
menu lainnya gitu lho..!!” kata Mak Bedah penuh harap.<br />
“Bahh.... kalau itu sih sudah aku coba berkali-kali, Dah.. Tapi<br />
gak bisa dan gak mempan, harus tembakau juga kayaknya...!”<br />
jawab Wak Lokot. “Maksudnya cemana<br />
bang..!?” tanya Mak Bedah bingung. “Sudah beberapa kali<br />
kucoba pake kurma, namun gak bisa menyala, ya terpaksa<br />
kembali memaki tembakau seperti biasa Dah..!” jawab Wak<br />
Lokot enteng. Mak Bedah : “!@#$%!!!”<br />
kepada warga untuk memberitahukan<br />
temuannya itu ke pihak kepolisian serta<br />
kepala desa.<br />
Tak lama, petugas dari Polsek Pancurbatu<br />
tiba dan langsung memasang<br />
garis polisi (police line) sembari<br />
menunggu Tim Identifikasi Polresta<br />
Medan. Selanjutnya jasad korban dibawa<br />
ke RS Bhayangkara untuk keperluan<br />
otopsi.<br />
Kapolsek Pancurbatu, Kompol Frido<br />
Gultom melalui Kanit Reskrim Iptu Sehat<br />
Tarigan menjelaskan, dari keterangan<br />
kedua anak korban terungkap<br />
bila pembunuhan tersebut bermotif<br />
sakit hati karena cinta yang ditolak.<br />
Ceritanya, Rasmi Rasita beru Ginting<br />
sudah setahun belakangan berstatus<br />
janda. Suaminya pergi meninggalkan<br />
dirinya bersama kedua anak mereka,<br />
Emiya beru Gurusinga dan Wiranata<br />
Gurusinga yang menghuni gubuk<br />
beratap rumbia di Jln Karya Gg Muslim,<br />
Dusun III Desa Baru, Kec Pancurbatu,<br />
Kab Deliserdang.<br />
Status janda dua anak yang disandang<br />
Rasmi justru menjadi daya tarik<br />
bagi pelaku berinisial D alias B (30)<br />
yang tinggal tidak jauh dari rumah<br />
korban. Rabu (28/6) malam D pun<br />
mendatangi rumah Rasmi, untuk mengungkapkan<br />
isi hatinya.<br />
Ternyata selama ini Rasmi hanya<br />
menganggap D sebagai teman dekat.<br />
Ditambah lagi masih memiliki hubungan<br />
kerabat, Rasmi pun menolak. "Kalau di<br />
adat, aku kan anakmu kata korban.<br />
Memang, kalau tutur adat Karo, korban<br />
ini anak si pelaku," terang Iptu<br />
Sehat pada M24, Kamis (29/6). (baca:<br />
Korban Sedang Hamil Tua)<br />
Cintanya tak berbalas, membuat<br />
pelaku tersinggung. Melihat gelagat<br />
membahayakan, korban berlari yang<br />
langsung dikejar pelaku. Entah dari<br />
mana, pelaku membacok korban di<br />
dada, wajah dan kepala hingga jatuh<br />
berlumuran darah. Kedua anak korban<br />
yang coba melerai tak luput jadi<br />
sasaran penganiayaan. (baca: Pelaku<br />
Hapus Foto di Akun Facebook)<br />
Emiya mengalami luka tusuk di bagian<br />
leher dan lengan, sedangkan adikn-<br />
Tim Cyber Telusuri Akun Hoax<br />
MEDAN-M24<br />
Tugas kepolisian menguak kasus<br />
penyerangan Mapolda Sumut yang<br />
menewaskan Ipda (Anumerta) Martua<br />
Sigalingging, Minggu (25/6) lalu bertambah.<br />
Tim Cyber Crime Dit Reskrimsus<br />
Polda Sumut kini tengah menelusuri<br />
pemilik akun facebook Surya Hardyanto.<br />
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes<br />
Pol Rina Sari Ginting menjelaskan, akun<br />
facebook atas nama Surya Hardyanto<br />
diburu karena dinilai telah menyebarkan<br />
informasi bohong (hoax).<br />
“Berita di facebook itu adalah berita<br />
bohong. Hasil penyelidikan di Tempat<br />
Kejadian Perkara (TKP), identifikasi<br />
dan keterangan pelaku yang hidup,<br />
terungkap dengan jelas identitas<br />
mereka (pelaku) maupun motif mereka<br />
melakukan penyerangan terhadap<br />
Polda Sumut. Dapat disimpulkan para<br />
pelaku merupakan kelompok teroris<br />
yang ingin merebut senjata api dinas<br />
Polri, serta merencanakan aksi teror<br />
lanjutan. Pemilik akun ini memutarbalikkan<br />
fakta sebenarnya,” tegas Rina,<br />
Kamis (29/6).<br />
Hasil pemeriksaan, jelasnya, tak<br />
ada hubungan antara pelaku penyerangan<br />
dengan anggota Polri yang<br />
menjadi korban. Bahkan tidak saling<br />
mengenal, tidak ada masalah utang<br />
piutang.<br />
“Di dalam akun ini disebutkan kalau<br />
pembunuh dan korban sama-sama<br />
non muslim. Itu juga berita bohong!<br />
Di Kartu Tanda Penduduk (KTP) para<br />
pelaku tercantum Muslim. Apa yg disampaikan<br />
pemilik akun adalah hoax<br />
dan berbahaya bagi masyarakat yang<br />
kurang paham terhadap informasi<br />
yang sebenarnya,” tegasnya.<br />
Rina pun memastikan bahwa Polri<br />
berkomitmen bersama seluruh elemen<br />
masyarakat menjaga NKRI dengan<br />
memberantas terorisme.<br />
Sebelumnya, dalam postingan tertanggal<br />
27 Juni 2017, akun facebook<br />
Surya Hardyanto menyebut penyerangan<br />
Mapolda Sumut berlatar belakang<br />
utang piutang. Tak terkait teroris<br />
yang berafiliasi dengan ISIS.<br />
Berikut postingannya.<br />
“Sedikit informasi saja, kebetulan<br />
rumah orangtua saya tidak jauh dr<br />
mapolda sumut. Kebetulan saat<br />
berkunjung ke kediaman orgtua, sy<br />
dapat kabar bahwa peristiwa di mapolda<br />
sumut itu karena masalah utang<br />
piutang. Dan pembunuh dan korban<br />
sama sama non muslim. Warga di sekitar<br />
mapolda saja heran, kenapa berita<br />
di tv jadi terkait masalah teroris..<br />
ya Wiranata mengalami luka pada bagian<br />
paha. Kesakitan, keduanya sontak<br />
berteriak yang mengundang perhatian<br />
tetangga mereka, Beru Barus.<br />
Mendengar teriakan anak-anak,<br />
Beru Barus berlari ke rumah Rasmi.<br />
Astaga, ia pun terkejut mendapati tetangganya<br />
itu sudah tergeletak tak<br />
bernyawa dengan kondisi berlumuran<br />
darah.<br />
"Dari TKP kita menemukan parang<br />
tapi tak ada bercak darah makanya<br />
tidak kita bawa. Belum tahu apakah<br />
parang itu memang sudah disiapkan<br />
pelaku atau bagaimana. Yang pasti, kita<br />
fokus memburu pelaku," tegasnya.<br />
Sementara itu, pantauan di RSUP H<br />
Adam Malik, Emiya beru Gurusinga<br />
masih menjalani perawatan.<br />
"Emiya mengalami luka di leher, payudara<br />
kiri, tangan kiri dan paha kiri. Kondisi<br />
stabil dan masih ditangani dokter<br />
bedah anak. Sedangkan adiknya luka<br />
di tangan serta paha dan sudah pulang<br />
dengan status berobat jalan,"<br />
beber Kasubag Humas RSUP H Adam<br />
Malik, Masahadat Ginting. (ali)<br />
Wallahua’lam”.<br />
Tingkatkan Penjagaan<br />
Pasca penyerangan pos jaga di<br />
Mapoldasu, Kepolisian Resor Langkat<br />
meningkatkan kewaspadaan dengan<br />
memperketat penjagaan baik di pintu<br />
masuk dan pintu keluar. Setiap kendaraan<br />
yang hendak masuk maupun<br />
keluar diperiksa dengan pendeteksi<br />
bom oleh personel bersenjata lengkap.<br />
Menurut Kapolres Langkat AKBP,<br />
Dede Rojudin peningkatan kewaspadaan<br />
dilakukan mengikuti bom bunuh<br />
diri di Kampung Melayu, Jakarta. “Pasca<br />
peristiwa itu, kita terus bersiaga.<br />
Sebab, Bapak Kapolri dan Kapoldasu<br />
sudah jauh-jauh hari memerintahkan<br />
untuk meningkatkan kewaspadaan,”<br />
kata Kapolres.<br />
“Kalau untuk Pos PAM kita siagakan<br />
10 personel dan bersenjata lengkap.<br />
Kita juga mengawasi setiap tamu yang<br />
masuk dengan melakukan pemeriksaan.<br />
Kita harapkan para pengunjung<br />
maklum,” terang Kapolres.<br />
Untuk setiap anggota, dirinya berpesan,<br />
jangan pernah takut menghadapi<br />
setiap ancaman, apalagi sudah terlatih<br />
sehingga harus sigap dalam mengantisipasi<br />
hal yang tidak diinginkan.<br />
(ahmad/rudi)<br />
Hilang di Gunung Sibayak, Pendaki Jerman Tewas<br />
KARO-M24<br />
Setelah sepekan pencarian, Wolter<br />
Klaus (49) warga negara Jerman yang<br />
sebelumnya dinyatakan hilang di Gunung<br />
Sibayak akhirnya ditemukan telungkup<br />
tak bernyawa di kawasan Air<br />
Terjun Dua Warna Sibolangit, Kamis<br />
(29/6).<br />
Jasad Wolter ditemukan oleh mahasiswa<br />
Rapala Universitas Methodis<br />
yang sedang ber-camping di sekitar<br />
kawasan Air Terjun Dua Warna. Saat<br />
tengah bercanda, mereka dikejutkan<br />
dengan sosok tubuh tersangkut di<br />
bebatuan di sungai tersebut. Sejumlah<br />
luka terdapat di beberapa bagian<br />
tubuh.<br />
Melihat itu, Krisna Purba dan rekanrekannya<br />
langsung memberitahukan<br />
kepada penjaga Air Terjun Dua Warna<br />
yang diteruskan ke Polsek Pancurbatu.<br />
Tak lama, petugas tiba di lokasi<br />
bersama Tim Basarnas Sumut dan<br />
Batalyon 125 untuk melakukan evakuasi.<br />
Hingga berita ini dikirim ke meja redaksi,<br />
petugas masih berada di lokasi<br />
untuk mengevakuasi korban. Sedangkan<br />
para mahasiswa yang menemukan<br />
mayat pendaki asal Jerman tengah<br />
dimintai keterangan.<br />
“Untuk evakuasi jasad korban, kita<br />
dibantu Batalyon 125 dan Basarnas<br />
Sumut. Untuk memastikan identitas<br />
korban, kita masih meminta keterangan<br />
saksi dan penjaga lokasi air terjun,”<br />
terang Kapolsek Pancurbatu Kompol<br />
Frido Gultom melalui Kanit Reskrim<br />
Iptu Sehat Tarigan. (ali/herry)<br />
49 Kg Ganja Dibawa dari Bireuen Naik Pick-up<br />
PERCUT-M24<br />
Dua orang kurir pemikul 49 Kg ganja,<br />
ditangkap personel Polsek Percut<br />
Sei Tuan di Jln Kelambir V, Gg Ridho,<br />
Tanjung Gusta, Medan, Rabu (28/6).<br />
Ganja ini dibawa dari Bireuen, Nanggroe<br />
Aceh Darussalam (NAD).<br />
Kedua kurir itu adalah Zainuddin bin<br />
Ibrahim (57) warga Jln Blang Cut<br />
Baroh, Desa Blang Cut Baroh, Kec<br />
Jeumpa, Kab Biruen dan Andriansyah<br />
alias Keling (26) warga Jln Kelambir V/<br />
Bantan, Gg Buntu, Tanjung Gusta.<br />
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol<br />
Pardamean Hutahaean mengatakan,<br />
tersangka diamankan berdasarkan<br />
laporan dari masyarakat.<br />
“Anggota kita menemukan mobil<br />
pick-up yang digunakan tersangka<br />
Transaksi sama Polisi, Pemain 363 Golll<br />
KISARAN-M24<br />
Fitra Simangunsong (21) pelaku<br />
pencurian di Toko Bazar Collection milik<br />
Amri Panjaitan (44) di Dusun XIX<br />
Desa Simpang Empat akhirnya diringkus,<br />
Rabu (28/6) sekitar pukul<br />
23:45 WIB.<br />
Kapolsek Simpang Empat, AKP Adi<br />
Haryono menjelaskan, penangkapan<br />
tersangka berawal laporan korban<br />
yang mengaku toko pakaian miliknya<br />
dibobol maling, Selasa (20/6). Atas<br />
peristiwa itu, korban mengalami kerugian<br />
lebih dari Rp15 juta.<br />
“Dalam laporannya, Korban mengaku<br />
kehilangan 10 lusin celana jeans<br />
merk Lea, 3 lusin kaos oblong, 6 potong<br />
jacket, 2 lusin sepatu merk Adidas<br />
dan uang tunai Rp200 ribu,” terang<br />
AKP Adi.<br />
Tiga hari usai pencurian, pihaknya<br />
mendapat kabar kalau ada seseorang<br />
yang hendak menjual barang-barang<br />
seperti yang dilaporkan korban.<br />
“Kita lantas berpura-pura hendak<br />
membeli barang tersebut. Setelah kita<br />
cocokkan pas seperti yang disampaikan<br />
korban, pelaku kita ringkus saat<br />
akan transaksi di salah satu warung<br />
di Desa Hessa Perlompongan, Kec Air<br />
Batu,” ungkapnya.<br />
Dihadapan penyidik, pelaku mengaku<br />
melakukan aksinya dengan seorang<br />
teman sekampungnya berinisial<br />
Warga Medan Ditelan Danau Toba<br />
berangkat dari Medan untuk berwisata<br />
ke Danau Toba, Kec Girsang Sipangan<br />
Bolon (Girsip), Kab Simalungun,<br />
Rabu (28/6).<br />
Sekitar pukul 12:00 WIB, mereka<br />
tiba di Mess Tamora milik PTPN V di<br />
Parapat. Sorenya, sekitar pukukl 15:30<br />
WIB, mereka ke pantai untuk berenang.<br />
Pukul 16:00 WIB, korban terlihat<br />
mengenakan celana pendek warna biru<br />
tanpa baju berenang ke arah pantai<br />
Hotel Inna Parapat. Namun, keluarga<br />
tak melihat keberadaan Dion yang<br />
diduga tenggelam.<br />
Saat dihubungi melalui selulernya,<br />
Kamis (29/6) sekitar pukul 14:51 WIB<br />
keluarga korban, Wiwin mengaku sedang<br />
membuat laporan orang hilang<br />
di Polsek Parapat.<br />
membawa ganja dari Bireuen ke Medan,”<br />
sebut Pardamean didampingi Dir<br />
Pam Obvit Polda Sumut Kombes Drs<br />
Herry S.<br />
Sewaktu dilakukan penangkapan,<br />
kata Pardamean, satu mobil Avanza<br />
tidak diketahui nomor polisi berhasil<br />
melarikan diri. Dan pemilik rumah atas<br />
nama Idris (DPO) melakukan pemukulan<br />
terhadap petugas.<br />
Sebelum dilakukan penangkapan<br />
terhadap tersangka, menurut Pardamean,<br />
mereka membawa ganja dari<br />
Bireuen tujuan Medan dengan menggunakan<br />
2 mobil. Namun 1 mobil ditangkap<br />
Polres Binjai.<br />
Ditambahkannya, Zainuddin bersama<br />
Adriansyah melarikan diri ke Kampung<br />
Lalang. Selanjutnya ganja dititipkan<br />
di rumah Idris di Jln Kelambir V Gg<br />
Ridho.<br />
“Modus tersangka saat membawa<br />
ganja, memanfaatkan suasana lebaran.<br />
Ganja dimasukkan ke goni pakai<br />
pick-up, seakan-akan membawa barang<br />
belanjaan,” ujarnya didampingi<br />
Kanit Reskrim Iptu Philip Antonio Purba.<br />
Sementara, Zainuddin dan Adriansyah<br />
ketika dikonfirmasi mengaku sebagai<br />
kurir dan diupah Rp2 juta perorang.<br />
Ganja dibawa dari Bireuen dan<br />
dijual kepada pengecer.<br />
Hanya saja, Adriansyah sama sekali<br />
tidak mengakui perbuatannya. Ketika<br />
dilakukan penangkapan, ia berkilah<br />
saat itu sedang mengusuk pemilik rumah<br />
bernama Idris. (wandi)<br />
A (25).<br />
“Kami bolongi pake las dindingnya,<br />
kira-kira jam 4 pagi. Yang masuk aku,<br />
si Andi nunggu di luar, muat ke becak.<br />
Gak ada duit, Bang mau hari raya.<br />
Uangnya pake foya-foya aja Bang,”<br />
aku pelaku.<br />
“Satu pelaku yang sudah kita ketahui<br />
identitasnya masih kita kejar.<br />
Barang bukti yang kita amankan 27<br />
potong celana jeans berbagai merk,<br />
satu potong kaos, 1 goni plastik, 1 set<br />
mini gas / alat las untuk membakar dinding<br />
seng. Barang-barang itu kita amankan<br />
di rumah rekan pelaku di Tanjungbalai,”<br />
pungkas AKP Adi, Kamis (29/6)<br />
sore. (indra)<br />
“Lagi diproses pelaporan kami di<br />
Polsek Parapat. Ada, tapi tunggu saya<br />
isi dulu paketnya,” sebut Wiwin saat<br />
dimintai foto korban.<br />
Kasubag Humas Polres Simalungun,<br />
AKP J Sinaga mengatakan telah menerima<br />
laporan korban.<br />
“Ada (keluarga korban membuat laporan.<br />
Sampai saat ini korban belum ditemukan,”<br />
terang Sinaga.(adi)<br />
Menghilang 3 Hari, Sang Ibu Ditemukan Sudah Membusuk<br />
METRO24<br />
Setelah tiga hari melakukan pencarian,<br />
Bertoni Siregar menemukan Leste<br />
Pandingan (78) yang beberapa minggu<br />
tak kunjung pulang. Sayang, sang<br />
ibu sudah tak bernyawa dengan jasad<br />
membusuk.<br />
Bertoni Siregar mendapati ibunya di<br />
Bukit Aek Hopong Lobu Lucur, Kel Angin<br />
Nauli, Kec Sibolga Utara, Minggu (25/6)<br />
sekitar pukul 13:00 WIB. Dia memastikan<br />
jasad tersebut adalah ibunya dari<br />
pakaian, sarung dan sayur-sayuran<br />
yang ditemukan di sekitar jasad.<br />
Kapolres Sibolga AKBP Benny R<br />
Hutajulu melalui Kasubbag Humas Iptu<br />
Ramadhan Sormin menerangkan,<br />
awalnya Bertoni datang ke daerah Aek<br />
Koppo mencari ibunya yang sudah<br />
lama tidak pulang. Di sana, dia bertemu<br />
dengan Salmon Rumapea, warga<br />
sekitar, dan meminta tolong, bila Salmon<br />
bertemu ibunya agar diberitahu<br />
melalui nomor telepon yang dia berikan.<br />
Minggu (25/6) pagi, Salmon bertemu<br />
dengan Faiji Halawa, juga warga<br />
sekitar, dan menceritakan bahwa ada<br />
seseorang yang sedang mencari ibunya<br />
yang hilang. Cerita Salmon disambut<br />
Faiji dengan mengatakan bahwa<br />
sekitar 2 minggu lalu pernah menemukan<br />
sarung dan bungkusan berisi<br />
sayur di kebunnya. Salmon kemudian<br />
menceritakan hal tersebut kepada<br />
Bertoni yang dihubungi via telepon selularnya.<br />
“Sekitar pukul 12:30 WIB, anak almarhumah<br />
bersama beberapa orang<br />
temannya datang, kemudian menemui<br />
Salmon dan dibawa bertemu Faiji,<br />
lalu bersama-sama pergi mencari ke<br />
atas bukit, ke kebun Faiji. Setengah<br />
jam mereka berputar-putar mencari,<br />
akhirnya mereka menemukannya<br />
dalam keadaan sudah tidak bernyawa<br />
lagi,” jelasnya.<br />
Sormin menerangkan, kondisi jenazah<br />
pertama kali ditemukan sangat<br />
mengenaskan. Sekujur tubuh sudah<br />
membusuk, terutama bagian kepala,<br />
sampai tak dapat dikenali lagi.<br />
Beberapa warga lainnya mengaku<br />
sudah 3 kali melihat almarhumah naik<br />
ke atas bukit. Bahkan, salah seorang<br />
warga, Tiurma Hutagalung, pernah<br />
bertanya pada alamarhumah tujuannya<br />
naik ke atas bukit. Saat itu, almarhumah<br />
menjawab ingin menemui putrinya.<br />
“Mau ke sana, sambil menunjuk ke<br />
arah bukit. Ada putriku di situ, di arah<br />
laut,” kata Tiurma menirukan perkataan<br />
almarhumah saat itu.<br />
Hal yang sama juga dikatakan saksi<br />
lainnya, Ian Pardede. “Tiga kali lewat<br />
dan pernah singgah di kedai. Kalau<br />
pulang selalu tengah malam dari bukit<br />
itu,” ungkapnya.<br />
Sementara, saksi lainnya, A Sibagariang<br />
mengaku melihat almarhumah naik<br />
ke atas bukit sejak Februari lalu. “Terakhir,<br />
Minggu (11/6) sekitar pukul<br />
13.00 WIB,” kata Sibagariang.<br />
Jenazah Leste Pandiangan kemudian<br />
dievakuasi dari atas bukit oleh pihak<br />
kepolisian. Karena pihak keluarga<br />
menolak dilakukan visum, selanjutnya<br />
jenazah dibawa ke rumah duka di Desa<br />
Mela I, Kec Tapian Nauli, Tapteng untuk<br />
disemayamkan. (net)<br />
Vega R vs Vario<br />
TEBINGTINGGI – M24<br />
Adi Yanto (57) harus dibawa ke<br />
RS Bhayangkara Kota Tebingtinggi<br />
untuk menjalani perawatan.<br />
Warga Jln Bah Bolon Gg Danau<br />
Toba Link VII Kel Durian, Kec<br />
Bahjenis, Kota Tebingtinggi ini<br />
mendapat sejumlah luka setelah<br />
mengalami kecelakaan di simpang<br />
Jln A Yani-Iskandar Muda, Tebingtinggi,<br />
Kamis (29/6) sekitar<br />
pukul 08:00 WIB.<br />
Ceritanya, Yanto datang dari<br />
Simpang Sibulan menuju Simpang<br />
Empat, Kota Tebingtinggi dengan<br />
mengendarai Yamaha Vega R BK<br />
6510 NU. Setiba di Tempat Kejadian<br />
Perkara (TKP), korban langsung<br />
belok ke arah Jln Iskandar<br />
Muda.<br />
Sementara dari arah berlawanan<br />
meluncur Honda Vario BK 3251<br />
NAN yang dikendarai Ericson Permadi<br />
Butarbutar warga Jln Gunung<br />
Lauser Blok C2 No.7, Kel Tanjung<br />
Marulak, Kec Rambutan, Tebingtinggi.<br />
Karena terkejut, Ericson<br />
gugup dan kehilangan kendali<br />
atas tunggangannya. Brak! Karyawan<br />
PT Adira itu langsung menabrak<br />
bagian samping kreta yang<br />
ditunggangi Yanto.<br />
Akibatnya Yanto mengalami luka<br />
lecet di tangan kiri dan kanan, pipi,<br />
kening dan bibir. Ia pun langsung<br />
dilarikan ke RS Bhayangkara Tebingtinggi.<br />
Hingga berita ini dikirim<br />
ke meja redaksi, korban masih terbaring<br />
di rumah sakit milik Polri<br />
tersebut.<br />
Kapolres Tebingtinggi, AKBP Ciceu<br />
Cahyati D SH MH melalui Kanit<br />
Laka, Iptu A Samosir mengaku<br />
sudah menangani lakalantas tersebut.<br />
“Kedua sepedamotor telah<br />
diamankan ke unit Laka Sat Lantas<br />
Mapolres Tebingtinggi,” tukasnya.<br />
(agus)<br />
Jantung Kumat, Wisiong Tewas<br />
MEDAN-M24<br />
Warga dan penghuni kos-kosan<br />
di Jln Sei Kera Gg Rejeki C No 2,<br />
Kel Sei Kera Hulu, Kec Medan Perjuangan<br />
dihebohkan dengan tewasnya<br />
Herman Rosni alias Wisiong<br />
(60), Kamis (29/6) pagi.<br />
Tewasnya pria keturunan Tionghoa<br />
ini pertama sekali diketahui<br />
pemilik kos, Acu (60) yang mencium<br />
aroma busuk di seputaran koskosan<br />
miliknya. Ia lalu mengecek<br />
seluruh kamar dan meminta penghuni<br />
kos membersihkan kamarnya.<br />
Namun di kamar nomor 5, seruan<br />
Acu tak mendapat jawaban.<br />
Meskipun berkali-kali diketuk, pintu<br />
kamar bergeming. Curiga, Acu<br />
meminta penghuni kos lainnya<br />
mendobrak paksa pintu kamar<br />
tersebut. Ternyata Wisiong sudah<br />
terbujur kaku dengan tubuh mulai<br />
membusuk di kamar mandi kamar.<br />
Sontak Acu menghubungi kepala<br />
lingkungan yang dilanjutkan ke<br />
Polsek. Petugas Reskrim Polsekta<br />
Pergi Beli Pulsa<br />
Paman Biadab<br />
Jadi Rebutan<br />
MESKI bukan debut perdana,<br />
tapi film ‘Surat Kecil untuk Tuhan’<br />
menjadi ‘langkah pertama’ Aura<br />
Kasih bermain di film untuk genre<br />
drama yang serius.<br />
Wanita kelahiran Bandung, 26<br />
Februari 1987 itu memang tengah<br />
serius menggeluti bidang seni peran.<br />
Sebagai bintang baru dalam<br />
industri perfilman, Aura Kasih di<br />
tahun 2017 ini harus bermain dengan<br />
aktor dan aktris sekelas Bunga<br />
Citra Lestari dan Joe Taslim<br />
serta Lukman Sardi.<br />
Ketiga nama aktor dan aktris<br />
tersebut dapat dikatakan sebagai<br />
daftar nama-nama aktor dan aktris<br />
yang memiliki kredibiltas serta<br />
tarif yang sangat mahal untuk bermain<br />
dalam sebuah film. Aura Kasih<br />
Medan Timur dan tim Inafis Polrestabes<br />
Medan turun ke lokasi dan<br />
melakukan penyelidikan terhadap<br />
tubuh korban. Selanjutnya, jenazah<br />
korban dibawa ke RSUD Dr<br />
Pirngadi Medan sembari menunggu<br />
keluarga yang menjemput.<br />
“Memang dia salah satu penghuni<br />
kos-kosan Wa (saya). Dia juga<br />
pernah cerita sama Wa kalau dia<br />
ada penyakit jantungnya. Memang<br />
beberapa hari ini, tidak ada Wa lihat<br />
dia. Tapi Wa gak ada curiga untuk<br />
cek-cek kos-kosan,” ujar Acu kepada<br />
M24.<br />
Kanit Reskrim Polsekta Medan<br />
Timur Iptu M Ainul Yaqin memastikan<br />
tidak ada tanda-tanda penganiayaan<br />
di tubuh korban. “Tadi<br />
sudah dicek oleh inafis. Dari keterangan<br />
saksi-saksi, korban memang<br />
memiliki riwayat penyakit jantung.<br />
Jenazahnya sudah dibawa oleh<br />
keluarga untuk disemayamkan.<br />
Keluarga juga tidak mau jenazah<br />
korban diotopsi,” tandasnya.<br />
(ardi)<br />
Peristiwa itu berawal saat dirinya<br />
ingin mengecat rambut. Ia<br />
lalu meminta tukang salon langganannya,<br />
N (28) untuk datang<br />
ke rumahnya. “Karena lama, saya<br />
pun menjemput N dan membawanya<br />
ke rumah saya,” ucap Diana.<br />
Setiba di rumah, N mengaku bila<br />
cat rambut yang dipesan korban<br />
ketinggalan. Korban lalu menyuruh<br />
N menjemput kembali cat yang<br />
tertinggal. Tak lama berselang, N<br />
kembali dengan 2 wanita yang tak<br />
dikenal korban.<br />
N langsung mengecat rambut<br />
korban. Saat itu korban meletakkan<br />
dompet berwarna merah miliknya<br />
di samping peralatan salon<br />
milik N. Singkat cerita, acara ngecat<br />
rambut selesai dan korban<br />
keluar untuk membeli pulsa.<br />
Saat kembali, korban tak lagi<br />
melihat wanita yang datang bersama<br />
N. Tak lama kemudian N juga<br />
permisi pulang. Saat membuka<br />
dompetnya, korban tak lagi melihat<br />
emas seberat 20 gram senilai<br />
Rp8 juta miliknya.<br />
“Terkejut kali saya, karena emas<br />
saya sudah hilang dari dompet.<br />
Yang ditinggalkan hanya surat dan<br />
dompetnya. Saya menduga N si<br />
tukang salon keliling itu sudah bekerja<br />
sama mengambil kalung dan<br />
gelang saya,” ungkap gadis tua ini.<br />
Menurut tetangga korban, Sahrial<br />
(38) pencurian berkedok salon<br />
keliling termasuk modus baru.<br />
Maka itu polisi harus segera bertindak.<br />
“Antara korban dan N baru<br />
saja kenalan dan paling ada sekitar<br />
dua bulan. Saat itu N datang<br />
ke rumah korban menawarkan jasa<br />
salonnya. Korban bekerja sebagai<br />
meminjamkan uang kepada pedagang<br />
dan korban belum berumah<br />
tangga,” bebernya.<br />
Sementara itu Kapolsek Delitua,<br />
Kompol Wira Prayatna mengaku<br />
sudah menerima laporan korban.<br />
“Kita sudah cek TKP dan mengumpulkan<br />
keterangan saksi,” ucapnya.<br />
(mehuli)<br />
MEDAN AREA-M24<br />
Ruswanda (32) nyaris tewas<br />
diamuk massa. Pulaknya warga Jln<br />
Pasar X Tembung ini tega mencabuli<br />
keponakannya yang masih<br />
berusia sembilan tahun.<br />
Informasi yang dihimpun, peristiwa<br />
itu berawal ketika M Yusuf<br />
(42) menyuruh anaknya sebut<br />
saja Mawar membeli nasi goreng,<br />
Selasa (28/6) sekitar pukul 23:30<br />
WIB. Mawar pun pergi ditemani<br />
adik ibunya, Ruswanda.<br />
Setelah membeli tiga bungkus<br />
nasi goreng, Ruswanda malah<br />
membawa keponakannya itu bermalam<br />
di bawah Tol Bandar Selamat<br />
di Jln Letda Sujono, Tembung.<br />
“Di bawah Tol, putriku dicabuli<br />
pelaku. Setelah puas ia melampias<br />
nafsu bejatnya, anakku dibawanya<br />
pulang ke rumah, Kamis<br />
(29/6) sekitar pukul 14:00 WIB<br />
dengan membawa nasi goreng<br />
yang belum disentuh mereka,” bilang<br />
Yusuf yang ditemui di Polsek<br />
Medan Area.<br />
Melihat korban pulang sama pelaku,<br />
Yusuf yang bekerja sebagai<br />
tukang parkir curiga. Siswi kelas 3<br />
SD itu pun diinterogasi oleh<br />
kakaknya. Setelah didesak, korban<br />
pun mengaku telah dicabuli<br />
pamannya sendiri.<br />
Sontak orangtua korban berang.<br />
Kebetulan Ruswanda datang<br />
ke rumah kakaknya atau ibu korban<br />
di Kel Tegal Sari Mandala III,<br />
Medan Denai dan langsung diinterogasi.<br />
“Setelah diakuinya, istriku<br />
menangis dan tak menyangka kalau<br />
adiknya tega berbuat senonoh<br />
terhadap ponakannya. Aku pun<br />
hampir membakar pelaku. Untung<br />
dilerai oleh istriku. Warga yang<br />
mendengar langsung menghajar<br />
pelaku sampai bebak belur,” kesalnya.<br />
Mirisnya, pelaku sudah dua kali<br />
mencabuli korban. Sebelumnya,<br />
korban dicabuli di rumah orangtua<br />
pelaku saat sedang sepi. “Memang<br />
gak tahu diri. Sudah tinggal sama<br />
kakaknya selama empat bulan dan<br />
dicari kerjaan, malah tega mencabuli<br />
anaknya sendiri. Seharusnya<br />
pelaku melindungi dan memberikan<br />
contoh yang baik kepada ponakannya,”<br />
ketus Yusuf.<br />
Kapolsek Medan Area, Kompol<br />
M Arifin telah menerima laporan<br />
korban. “Pelaku kasus tersebut,<br />
tengah diproses penyidik,” ujarnya.<br />
(wandi)<br />
yang beradu akting dengan dua<br />
nama beken di atas tadi untuk film<br />
‘Surat Kecil untuk Tuhan’ nampaknya<br />
menjadi bidikan serius bagi<br />
para rumah produksi di Tanah Air.<br />
Karier beraktingnya memang<br />
masih terhitung seumur jagung.<br />
Namun keseriusan yang tinggi saat<br />
menjalankan produksi film ‘Surat<br />
Kecil untuk Tuhan’ diakui memang<br />
sangat baik oleh seorang casting<br />
director dari rumah produksi Falcon<br />
Pictures, Nova Sardjono alias<br />
Nope. Aura sempat debut bermain<br />
film komedi romantis di Asmara Dua<br />
Diana. Tapi di sana porsi Aura tidaklah<br />
banyak. Usai terlibat dalam film<br />
serius, Aura pernah berucap ingin<br />
terus terlibat dalam produksi film<br />
serius seperti ‘SKUT’. (dth)