Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SENIN<br />
3 JULI 2017<br />
Masyarakat Dukung<br />
Pelebaran Jalan<br />
359 KK Terima THR dari Muspika<br />
Sibolangit<br />
MEDAN-24<br />
Sebagai bentuk rasa persaudaraan, ratusan umat muslim di Kec<br />
Sibolangit, Kab Deli Serdang, menerima THR (Tunjangan Hari Raya)<br />
dari pihak Kecamatan Sibolangit, Deliserdang. THR itu disalurkan<br />
kepada 359 kepala keluarga.<br />
Kegiatan sosial tersebut, Jumat (23/6) sekitar pukul 08.30 wib di<br />
halaman rumah dinas Camat Sibolangit.<br />
Camat Sibolangit Amos F Karo-Karo didampingi General Manager<br />
The Hill Hotel Engching menyebutkan bahwa pemberian THR dalam<br />
bentuk paket tersebut sebagai rasa persaudaraan diantara Muspika<br />
serta pengusaha di Sibolangit. "Ini rasa kebersamaan antara<br />
pemerintah Deli Serdang khususnya Muspika Sibolangit dengan pihak<br />
pengusaha terhadap masyarakat khususnya umat muslim dengan<br />
sedikit meringankan beban saudara kita menjelang Idul Fitri," ujar<br />
Amos.<br />
Kegiatan sosial ini, katanya, akan dilaksanakan secara<br />
berkesinambungan setiap tahunnya. "Ini tidak pilih kasih, selain jelang<br />
Idul Fitri 2017, Natal dan Tahun Baru ini kita juga akan gelar hal yang<br />
sama. Apa pun itu, kita semua bersaudara dan kami pihak Kecamatan<br />
bersama pengusaha berjiwa nasionalisme agar rasa persatuan dan<br />
kesatuan kita," sebut Amis yang juga diamini Engching.<br />
Tokoh masyarakat, Edi Marpaung mengungkapkan bahwa kegiatan<br />
ini baru kali pertama di Kec Sibolangit. "Sejak pak camat Amos F Karo-<br />
Karo ini menjabat, baru kali ini kami mendapat THR. Kami seluruh<br />
warga khususnya Muslim kami ucapkan terima kasih kepada beliau dan<br />
sehat serta sukses dalam memimpin Sibolangit," ungkap Marpaung<br />
yang juga diamini Gurusinga warga Desa Rumah Pilpil. (edy)<br />
Warga Keluhkan Jalan Rusak<br />
KISARAN-M24<br />
Warga Kota Kisaran mengeluhkan kondisi Jalan Tusam yang saat ini<br />
dalam kondisi rusak dan dikhawatirkan membahayakan para pengguna<br />
jalan.<br />
Meskipun hanya berjarak sekitar 1 km dari kantor Bupati Asahan,<br />
namun kondisi Jalan Tusam Kisaran di Kelurahan Mekar Baru seperti<br />
tak terpantau oleh pemerintah.<br />
Usman, salah seorang penarik becak motor menjelaskan, dalam 2<br />
minggu terakhir ada 3 kendaraan colt diesel yang mengangkut barang<br />
serta 2 becak motor (betor) mengalami kerusakan saat melintasi jalan<br />
tersebut. Rata-rata mengalami per patah dan patah as akibat lubang<br />
besar yang dilalui mereka.<br />
"Kita melewati jalan ini untuk memangkas jarak membawa<br />
penumpang yang turun dari bus. Sayang sekali ini luput dari perhatian<br />
Pemkab Asahan, padahal rusaknya jalan sudah cukup lama," ujar<br />
Usman, Sabtu (1/7).<br />
Dia juga mengaku betornya pernah mengalami patah per ketika<br />
membawa penumpang yang turun dari bus di terminal. Beruntung,<br />
penumpang tidak mengalami luka apapun sebab betornya tidak<br />
terbalik akibat patah per.<br />
"Kita berharap, Bupati Asahan yang telah terpilih 2 periode<br />
memperhatikan jalan rusak ini, apalagi Jalan Tusam dekat dengan<br />
kantor bupati", katanya.<br />
Pantauan wartawan, panjang Jalan Tusam tersebut kurang lebih 1<br />
kilometer. Bila titik nolnya dari simpang Jalan WR Supratman maka<br />
ujungnya persis di samping rumah dinas Bupati Asahan dan asrama<br />
Kodim 0208/AS. Jalan ini sendiri mengalami kerusakan lebih<br />
separuhnya dengan kondisi parah terjadi tepat di samping kantor<br />
Kejari Asahan sampai kantor Dinas Kesehatan. (net)<br />
MUI Paluta Netral dalam Pilgubsu<br />
PALUTA-M24<br />
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Padang Lawas Utara (Paluta)<br />
menegaskan bersikap netral dan tidak akan terlibat dalam dukungmendukung<br />
bakal calon Gubernur pada Pilgubsu 2018 mendatang.<br />
"Apabila ada sejumlah ulama yang memberikan dukungan dan<br />
statment kepada salah satu calon, maka itu sikap individu, bukan<br />
lembaga. Karena MUI Paluta selalu kedepankan netralitas serta tidak<br />
akan melakukan pernyataan dukungan terhadap bakal calon kepala<br />
daerah," tegas Ketua MUI Paluta, H Mukti Ali Siregar didampingi<br />
Sekretaris Umum H Adabul Ahyar Siregar, Jumat (29/6), menyikapi<br />
adanya pemberitaan tentang MUI Paluta mendukung salah satu bakal<br />
calon tertentu.<br />
MUI Paluta melakukan klarifikasi atas peringatan salah satu oknum<br />
yang mengatasnamakan MUI secara terbuka kepada media dengan<br />
mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap bakal calon gubernur<br />
dalam sebuah acara beberapa waktu lalu di Gunungtua.<br />
"Pernyataan oknum itu merupakan pribadi dan bukanlah pengurus<br />
MUI Paluta sebagaimana isi pemberitaan di media cetak," ujar Adabul<br />
Siregar.<br />
"Intinya tegas dia, MUI Paluta bersikap netral dan tidak ada<br />
dukung mendukung," pungkasnya. (net)<br />
BINJAI-M24<br />
Warga Kota Binjai<br />
mendukung rencana<br />
pemko untuk<br />
melakukan pelebaran<br />
jalan seputaran Tugu<br />
Kemerdekaan Kota<br />
Binjai, khususnya Jln<br />
Soekarno-Hatta, Kel.<br />
Timbang Langkat,<br />
Binjai Timur dan Jln T<br />
Amir Hamzah, Kel Jati<br />
Negara, Binjai Utara.<br />
W<br />
A R G A<br />
menilai,<br />
jalan di<br />
kawasan<br />
tersebut<br />
terlalu<br />
sempit.<br />
Terlebih lagi dengan adanya<br />
halte tempat menunggu penumpang<br />
oleh Bus Trans Medan<br />
Binjai Deliserdang (Mebidang).<br />
"Bagus sekali kalau jalan<br />
tersebut dilebarkan," ujar Sarial<br />
(55) warga Binjai Kota, Minggu<br />
(2/7).<br />
Pria yang mengaku akrab<br />
disapa Wak Ibung mengatakan,<br />
sejatinya sudah dari dulu jalan<br />
seputaran Tugu Kota Binjai itu<br />
dilebarkan. Menurutnya, Kota<br />
Rambutan yang merupakan<br />
Ist<br />
daerah transit, belakangan ini<br />
kerap dipadati kendaraan yang<br />
melintas<br />
"Harusnya dari dulu<br />
dilebarkan. Karena Tugu Kota<br />
Binjai itu kerap dilalui<br />
pengendara dari Aceh, Stabat<br />
dan Medan," tambahnya.<br />
Tak hanya Wak Ibung,<br />
Santoso, salah mahasiswa yang<br />
bermukim di Binjai Utara pun<br />
mendukung pelebaran jalan<br />
tersebut segera dirampungkan.<br />
"Jika sudah selesai, tentu<br />
cantik dan rapi. Program<br />
Walikota Binjai harus didukung<br />
jajaran SKPD terkait. Jangan<br />
SIANTAR-M24<br />
Ketua DPRD Kota Pematang Siantar Eliakim<br />
Simanjuntak, menyoroti penertiban pedagang<br />
malam yang dilakukan Pemko Siantar,<br />
beberapa waktu lalu.<br />
sampai, program Walikota<br />
Binjai itu menjadi jelek di mata<br />
masyarakat karena kepala dinas<br />
tidak becus bekerja," tukasnya.<br />
Diketahui, mantan Kepala<br />
Dinas Pertamanan Kota Medan<br />
itu memimpin langsung<br />
pembongkaran tembon beton<br />
yang berdiri di atas lahan eks<br />
PTPN II, tepat seputaran Tugu<br />
Kota Binjai, beberapa waktu<br />
lalu. Pemko Binjai mengerahkan<br />
satu unit alat berat dibantu<br />
petugas Satpol PP, BPBD yang<br />
dipersenjatai Palu gadam dalam<br />
proses pembongkaran tembok<br />
teton tersebut.<br />
TAK SESUAI DENGAN NILAI PANCASILA<br />
PP Muhammadiyah Ajak Boikot Starbucks<br />
MEDAN-M24<br />
Ajakan PP Muhammadiyah<br />
untuk memboikot Starbucks<br />
mendapat respon positif dari<br />
wakil rakyat di Senayan. Hal<br />
tersebut lantaran ideologi kedai<br />
kopi asal Amerika Serikat (AS)<br />
itu dinilai bertentangan dengan<br />
Pancasila.<br />
Adalah Wakil Ketua Komisi<br />
VIII DPR RI, Sodik Mujahid<br />
yang menyatakan mendukung<br />
ajakan PP Muhammadiyah itu.<br />
“Dalam konteks inilah kita<br />
TERKESAN TEBANG PILIH<br />
Ketua DPRD Soroti Penertiban Pedagang<br />
Menurutnya, penertiban yang<br />
dilakukan di Jln Sutomo, Jln<br />
Merdeka dan Jln Thamrin Siantar<br />
ini terkesan tebang pilih. Karena<br />
pedagang yang berjualan di Jln<br />
Sutomo tepatnya di depan Rumah<br />
Sakit Umum, tidak direlokasi.<br />
“Untuk menjaga estetika Kota,<br />
kita sepakat dan mendukung<br />
pemerintah kota melakukan<br />
relokasi, tapi maunya janganlah<br />
tebang pilih. Seperti pedagang<br />
yang jualan di (Jalan Sutomo)<br />
depan rumah sakit umum itu,<br />
kenapa tak direlokasi. Maunya,<br />
semualah direlokasi,” ujarnya.<br />
Selain terkesan tebang pilih,<br />
menurut penilaian Eliakim,<br />
perelokasian pedagang malam yang<br />
dilakukan pihak Pemko Siantar itu<br />
juga terkesan kurang matang dalam<br />
hal perencanaannya.<br />
Ist<br />
“Di relokasi ke Jalan Thamrin,<br />
tapi warga Jalan Thamrin pun<br />
menolak para pedagang<br />
ditempatkan di sana. Apa tidak<br />
dikomunikasikan dulu dengan orang<br />
di Jalan Thamrin itu. Tanya dululah,<br />
setujunya orang itu kalo pedagang<br />
dipindah ke dekat rumahnya,”<br />
tambahnya.<br />
Lanjut Eliakim, perelokasian<br />
pedagang ke suatu tempat jangan<br />
sampai mengganggu kenyamanan<br />
warga yang tinggal di sekitar lokasi<br />
relokasi. “Janganlah begitu, jangan<br />
sampai ada kebijakan yang<br />
membuat warga tak nyaman,”<br />
tukasnya.<br />
Sebelum melakukan relokasi,<br />
menurut Eliakim, pihak Pemko<br />
seharusnya melakukan kajian<br />
dan kemudian membuat<br />
aturannya sebagai dasar hukum.<br />
memahami dan salut kepada<br />
sikap PP Muhamadiyah. Orangasing<br />
yang merusak dasar negara<br />
Pancasila sama saja dengan<br />
subversif. Dan kita harus melawan<br />
para perusak Pancasila<br />
apalagi jika mereka merusak<br />
dasar negara Indonesia, Pancasila<br />
tapi sambil mencari kehidupan<br />
di Indonesia,” kata Sodik,<br />
Jumat (30/6).<br />
Ketika pertemuan dengan<br />
para pemilik saham Starbucks,<br />
Schultz secara tegas mempersilakan<br />
para pemegang saham yang<br />
tidak setuju dengan pernikahan<br />
sejenis angkat kaki dari Starbucks.<br />
Jaringan kedai kopi Starbucks<br />
Indonesia pun memastikan tetap<br />
sejalan dengan pihak manajemen<br />
pusat Starbucks di Amerika Serikat<br />
(AS) yang memberikan dukungan<br />
pernikahan sejenis atau lesbian, gay,<br />
biseksual dan transgender (LGBT).<br />
“Kita rakyat Indonesia semakin<br />
maklum bahwa Starbucks<br />
bukan murni bisnis tapi ada misi<br />
lain yang tidak sesuai dengan<br />
“Bikinlah dulu kajiannya, baru<br />
kemudian dibikin aturannya.<br />
Jangan asal merelokasi,<br />
sehingga ujungnya mendapat<br />
penolakan,” ujarnya.<br />
"Pihak ahli waris sudah<br />
diundang untuk melakukan<br />
pertemuan, tapi ahli waris tidak<br />
bisa menunjukkan surat yang<br />
jelas. Atas tidak lengkapnya<br />
dokumen dari ahli waris, Pemko<br />
Binjai berinisiatif untuk<br />
membongkar tembok beton di<br />
atas lahan eks PTPN tersebut,"<br />
tandasnya<br />
seraya<br />
menambahkan, Pemko Binjai<br />
juga memiliki pedoman kuat<br />
dari Menteri Agraria/BPN.<br />
Sebab, disebutkan bahwa tanah<br />
terlantar milik negara, boleh<br />
digunakan Pemda untuk<br />
kepentingan masyarakat. (lihin)<br />
prinsip-prinsip hidup mayoritas<br />
masyarakat Indonesia dan Pancasila,”<br />
kata politikus Partai<br />
Gerindra ini.<br />
Karenanya, kader Partai Gerindra<br />
tersebut berharap para pemegang<br />
saham Starbucks yang<br />
asli orang Indonesia untuk bersikap<br />
dan menentukan pilihan.<br />
“Saya berharap sebagai orang<br />
Indonesia yang berwatak Pancasila<br />
tidak ikut menyebarkan<br />
paham tersebut di Indonesia,”<br />
tukasnya. (net)<br />
Setelah dasar hukumnya sudah<br />
ada, kata Eliakim, pihak Pemko<br />
masih harus memikirkan sarana dan<br />
prasarana di lokasi relokasi<br />
pedagang. “Kalo sudah ada<br />
Ist CEGAH<br />
PEDAGANG<br />
MUSIMAN<br />
Satpol PP<br />
Siaga di<br />
Taman<br />
Bunga<br />
SIANTAR-M24<br />
Untuk melarang pedagang<br />
musiman yang berjualan di<br />
dalam kawasan taman bunga,<br />
sejumlah personil Satpol PP<br />
tampak berjaga-jaga di dalam<br />
taman bunga atau Lapangan<br />
Merdeka Siantar, Minggu (2/<br />
7).<br />
Kepala Satpol PP Kota<br />
Siantar, Robert Samosir, ketika<br />
dikonfirmasi mengatakan,<br />
personil Satpol PP yang<br />
diterjunkan sejak pagi untuk<br />
penertiban pedagang di<br />
dalam kawasan taman bunga<br />
berjumlah 25 orang.<br />
Pemerintah Kota Siantar<br />
melalui Satpol PP, tampaknya<br />
benar-benar ingin<br />
menegakkan Peraturan<br />
Daerah (Perda) nomor 16<br />
tahun 2016 tentang nama dan<br />
fungsi Lapangan Merdeka<br />
atau Taman Bunga, yang<br />
melarang berjualan di taman<br />
itu.<br />
Sebelumnya, pada saat<br />
libur lebaran kemarin,<br />
kawasan Taman Bunga ini<br />
dipadati para pedagang<br />
musiman yang berjualan<br />
makanan dan mainan anakanak.<br />
Para pedagang<br />
memanfaatkan ramainya<br />
masyarakat yang berkunjung<br />
ke taman tersebut untuk<br />
berekreasi.<br />
Akibat maraknya para<br />
pedagang ini, sempat muncul<br />
isu yang mengatakan<br />
Kasatpol PP Kota Siantar<br />
Robert Samosir ada menerima<br />
uang setoran dari para<br />
pedagang.<br />
Namun, beberapa waktu<br />
lalu, dihadapan Kepala Dinas<br />
Perumahan Rakyat dan<br />
Kawasan Permukiman (PR-<br />
KP), Reinward Simanjuntak,<br />
mengaku tertekan batin dan<br />
merasa dizolimi akibat<br />
‘pembiaran’ pedagang<br />
berjualan di taman bunga.<br />
“Kami tertekan batin, kami<br />
tahankan fitnah demi<br />
kepentingan bapak ibu<br />
sekalian. Kami dizolimi,”<br />
tukasnya di hadapan<br />
khalayak ramai yang ada di<br />
taman bunga. (net)<br />
aturannya, bikinlah disitu lampu<br />
penerangan jalan, disediakan air<br />
bersih, baru tempatkanlah disitu<br />
satpol untuk menjaga ketertiban,”<br />
tutupnya. (net)