17.07.2017 Views

Buku Embung Gabungan - Pendahuluan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

1


2<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Employee Relations,<br />

Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima<br />

Instansi Pemerintah<br />

Diterbitkan oleh :<br />

C.V. Draft Media<br />

i


Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi<br />

Pemerintah<br />

Penulis<br />

Ir. Hj. <strong>Embung</strong> Megasari Zam, M.Si<br />

Widyaswara Ahli Madya<br />

Editor<br />

Drs. Amat Budiman, MS.i<br />

Widyaswara Ahli Muda<br />

Penerbit<br />

C.V. Draft Media<br />

www.terbitkanbukumu.com<br />

081365928370<br />

ISBN : 978-602-60856-1-0<br />

PASAL 2<br />

Undang-undang No 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta<br />

1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk<br />

mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah<br />

suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan<br />

yang berlaku.<br />

PASAL 72<br />

1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud<br />

dalam Pasal ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana penjara masing-masing paling<br />

singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah),<br />

atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan /atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima<br />

miliar rupiah).<br />

2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual<br />

kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait<br />

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)<br />

tahun dan /atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).<br />

ii


KATA PENGANTAR<br />

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan limpahan<br />

karunia-Nya buku yang berjudul Employee Relations, Elemen Penting<br />

Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah ini dapat terselesaikan.<br />

Seperti diketahui, baik perusahaan, organisasi, dan instansi pemerintah<br />

pada umumnya berfokus untuk menciptakan hubungan yang baik dengan<br />

pihak luar atau publik eksternalnya. Baik antara perusahaan dan<br />

masyarakat, sesama perusahaan, atau antara pemerintah dengan<br />

masyarakat dan lingkungan instansi lainnya.<br />

Namun tidak banyak organisasi, instansi atau pun perusahaan yang<br />

berfokus membangun hubungan baik dengan publik internalnya. Padahal<br />

hubungan antara bawahan dengan atasan, serta sesama pegawai juga tidak<br />

kalah penting untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan pelayanan<br />

prima yang akan diberikan kepada publik.<br />

Kesalahpahaman dan perbedaan persepsi menyebabkan hubungan<br />

yang tidak harmonis antar semasa publik internal. Hal ini jika dibiarkan<br />

berlarut-larut akan mengarah pada permusuhan dan sikap saling<br />

menjatuhkan. Tindakan tersebut berpotensi mempengaruhi kinerja pegawai<br />

dalam memberikan pelayanan prima kepada publik.<br />

Di sinilah pentingnya penerapan employee relations. Jika selama ini<br />

instansi pemerintah hanya fokus memberikan perhatian terhadap<br />

komunikasi dengan pihak luar, maka sudah saatnya membenahi hubungan<br />

dengan publik internal. Dalam hal ini hubungan antar pegawai dengan<br />

atasan, atau pegawai dengan sesama pegawai lainnya yang disebut dengan<br />

employee relations.<br />

iii


Employee Relations menjadi elemen penting agar kebahagiaan<br />

masyarakat internal instansi pemerintah dapat terwujud. Karena programprogram<br />

dari hubungan ini, bertujuan untuk mencapai kebahagian publik<br />

internal tersebut.<br />

Jika hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan berjalan<br />

baik, maka akan menumbuhkan kepuasan tersendiri bagi pegawai.<br />

Demikian pula jika hubungan antar sesama pegawai juga baik, maka akan<br />

menumbuhkan keselarasan dalam memberikan pelayanan kepada publik .<br />

Pekanbaru, 18 Desember 2016<br />

Penulis<br />

iv


DAFTAR ISI<br />

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii<br />

DAFTAR ISI .........................................................................................<br />

v<br />

1. <strong>Pendahuluan</strong> ................................................................................. 3<br />

2. Pengertian Employee Relations .................................................... 9<br />

3. Pelayanan Prima ........................................................................... 15<br />

4. Pentingnya Employee Relations untuk Wujudkan<br />

Pelayanan Prima ........................................................................... 19<br />

5. Konflik Picu Penurunan Kualitas Pelayanan ............................... 25<br />

6. Komunikasi untuk mewujudkan Employee Relations .................. 33<br />

6.1 Pengertian Komunikasi ......................................................... 34<br />

6.2 Bentuk-bentuk Komunikasi .................................................. 37<br />

6.2.1 Komunikasi Vertikal ................................................. 37<br />

6.2.2 Komunikasi Horizontal ............................................. 38<br />

6.2.3 Komunikasi Diagonal ................................................ 39<br />

6.3 Jenis-Jenis Komunikasi ......................................................... 40<br />

6.3.1 Komunikasi Lisan ..................................................... 40<br />

6.3.2 Komunikasi Tulisan .................................................. 40<br />

v


6.3.3 Komunikasi Nonverbal ............................................. 41<br />

6.4 Komponen Keberhasilan Komunikasi .................................. 42<br />

6.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Antar<br />

Pribadi ................................................................................... 43<br />

7. Humas Penggerak Aktivitas Employee Relations ........................ 49<br />

7.1 Pengertian Humas ................................................................. 50<br />

7.2 Tujuan Humas ....................................................................... 51<br />

7.3 Alat-Alat Humas ................................................................... 53<br />

7.4 Alasan Praktisi Humas Perlu Menangani Pegawai ............... 58<br />

8. Publik Internal .............................................................................. 61<br />

8.1 Komponen Publik Internal dan Peran Sertanya dalam<br />

Organisasi .............................................................................. 61<br />

8.2 Kesalahan Komunikasi pada Publik Internal Instansi<br />

Pemerintah ............................................................................ 62<br />

9. Kondisi Jika Employee Relations berjalan Baik .......................... 67<br />

10. Kajian Pustaka (Hasil Riset terkait Employee Relations) ............ 71<br />

11. Penutup ......................................................................................... 87<br />

Daftar Pustaka ........................................................................................ 89<br />

vi


1. <strong>Pendahuluan</strong><br />

E<br />

mployee Relations menjadi salah satu elemen penting untuk<br />

mencapai pelayanan prima pada instansi pemerintah. Bagi<br />

organisasi, instansi dan perusahaan, kegiatan tersebut sebenarnya sudah<br />

sering dilakukan, namun kalimat ini jarang disebut sehingga terdengar<br />

tidak begitu familiar.<br />

Employee relations juga menjadi salah satu faktor penting bagi<br />

organisasi, instansi pemerintah dan perusahaan untuk mencapai tujuan.<br />

Namun hal ini sering diabaikan, karena dianggap tidak begitu penting. Hal<br />

yang diutamakan biasanya adalah hubungan dengan pihak eksternal.<br />

Misalnya hubungan antara instansi dengan masyarakat, atau antara satu<br />

instansi dengan instansi lainnya.<br />

Padahal hubungan antara bawahan dengan atasan, serta sesama<br />

pegawai juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Hal inilah yang<br />

menjadi lingkup dari tulisan employee relations. Tulisan ini mengatur<br />

keseluruhan hubungan internal yang ada dalam organisasi, instansi dan<br />

perusahaan.<br />

Jika hubungan yang terjadi pada lingkup internal tidak berjalan baik,<br />

maka akan berdampak terhadap output yang akan dihasilkan. Pada konteks<br />

instansi pemerintah, employee relations mengatur hubungan antara<br />

pegawai dengan atasan, dan hubungan antara sesama pegawai.<br />

Instansi pemerintah tidak bisa dipisahkan dengan kebutuhan<br />

administratif warga negara Indonesia. Dalam banyak hal, warga harus taat<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

3


terhadap aturan administratif yang sudah ditetapkan oleh peraturan<br />

perundang-undangan dan regulasi yang ada.<br />

Instansi Pemerintah merupakan lembaga yang sengaja dibentuk<br />

untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan jalannya sistem<br />

pemerintah. Menurut Wikipedia, instansi pemerintah adalah sebutan<br />

kolektif meliputi satuan kerja/satuan organisasi kementerian/departemen,<br />

Lembaga Pemerintah Non Departemen, kesekretariatan lembaga tinggi<br />

negara, dan instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah,<br />

termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara, dan<br />

Badan Usaha Milik Daerah.<br />

Seluruh aktivitas pada sebuah instansi pemerintah selalu bertujuan<br />

untuk mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan. Agar tujuan tersebut<br />

dapat tercapai, maka diperlukan sumber daya baik alam maupun Sumber<br />

Daya Manusia (SDM) untuk menjalankan program dengan baik.<br />

Karyawan yang bekerja pada instansi pemerintah atau yang biasa<br />

disebut sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) kinerja dan produktivitasnya<br />

sangat penting. Tidak hanya bagi instansi pemerintah tetapi juga bagi<br />

keberlangsungan kegiatan kenegaraan untuk memajukan Negara<br />

Indonesia.<br />

PNS di lingkungan instansi pemerintah berada di garis depan dalam<br />

memberikan pelayanan kepada publik. Kinerja mereka menjadi tolak ukur<br />

yang mencerminkan keberhasilan sebuah instansi dalam memberikan<br />

pelayanan kepada masyarakat.<br />

Tugas dan tanggung jawab itu bukanlah perkara mudah. Seperti<br />

yang diungkapkan Effendi, “Birokrasi publik harus dapat memberikan<br />

layanan publik yang lebih profesional, efektif, efesien, sederhana,<br />

transparan, terbuka, tepat waktu, responsive, adaptif dan sekaligus dapat<br />

4<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


membangun “kualitas manusia” dalam arti meningkatkan kapasitas<br />

individu dan masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya<br />

sendiri”, (Efendi, 1986 : 213).<br />

Sementara menurut Moenir, pelayanan publik yang profesional dapat<br />

diwujudkan oleh pemerintah jika adanya akuntabilitas dan respontabilitas<br />

pemberi layanan dalam hal ini pegawai pemerintah sendiri. “Layanan<br />

diberikan oleh pemerintah melalui pegawai untuk memenuhi kepentingan<br />

umum atau kepentingan perorangan, yang bertumpu pada hak dasar sebagai<br />

warga negara. Bentuknya adalah bisa dalam layanan lisan, layanan dalam<br />

bentuk tulisan dan layanan dalam bentuk perbuatan. Ketiga bentuk layanan<br />

ini saling terkait, yang hasilnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan<br />

memuaskan bagi mereka yang dilayani.” (Moenir, 2000 : 204).<br />

Tanggung jawab di atas bukanlah pekerjaan mudah. Pegawai dituntut<br />

untuk tetap tersenyum ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat,<br />

meskipun sedang menghadapi suatu masalah. Salah satu permasalahan<br />

yang sering dihadapi pegawai adalah konflik dengan publik internal di<br />

instansi tempat mereka bekerja.<br />

Konflik akan selalu hadir dan tidak dapat dihindarkan. Menurut<br />

Nurjanah, ciri-ciri sebuah organisasi atau instansi pemerintah yang<br />

mengalami konflik antara lain sebagai berikut<br />

a. Terdapat perbedaan pendapat atau pertentangan antara individu<br />

atau kelompok.<br />

b. Terdapat perselisihan dalam mencapai tujuan yang disebabkan<br />

adanya perbedaan persepsi dalam menafsirkan program organisasi.<br />

c. Terdapat pertentangan norma, dan nilai-nilai individu maupun<br />

kelompok.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

5


d. Adanya sikap dan perilaku yang meniadakan atau menghalangi<br />

pihak lain untuk memperoleh kemenangan dalam memperebutkan<br />

sumber daya organisasi yang terbatas.<br />

e. Adanya perdebatan atau pertentangan sebagai akibat munculnya<br />

kreativitas, inisiatif, atau gagasan-gagasan baru dalam mencapai<br />

tujuan organisasi (Nurjanah, 2013:58).<br />

Kesalahpahaman dan perbedaan persepsi menyebabkan hubungan<br />

yang tidak harmonis antar sesama publik internal. Tidak hanya sesama<br />

pegawai, konflik juga berpotensi terjadi antara jajaran pegawai dengan<br />

pimpinannya.<br />

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Pada pimpinan, bisa<br />

saja mereka terlalu keras dan kaku dalam bersikap kepada bawahannya.<br />

Selain itu, mereka menjaga jarak terlalu jauh sehingga tidak bisa dekat<br />

dengan bawahannya. Kurang ramah, terlalu pelit, kurang perhatian, sukar<br />

menerima kritik dan saran, dan kurang jeli dalam mengamati kerjasama di<br />

antara para bawahannya juga berpotensi besar menimbulkan konflik.<br />

Selain pimpinan, kondisi terjadinya konflik juga bisa muncul karena<br />

pegawai yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku. Hal ini<br />

timbul karena sikap egoistis, temperamental, dan sikap fanatik. Faktorfaktor<br />

lain yang berpotensi terjadi adalah sikap saling iri hati di antara<br />

sesama pegawai. Jika dibiarkan berlarut-larut akan mengarah pada<br />

permusuhan dan sikap saling menjatuhkan. Tindakan tersebut berpotensi<br />

mempengaruhi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan prima<br />

kepada publik.<br />

Di sisi lain masyarakat semakin menuntut efektivitas kerja pelayanan<br />

aparatur pemerintah sebagai abdi negara. Masyarakat juga semakin kritis<br />

untuk melakukan kontrol terhadap kinerja instansi pemerintah.<br />

6<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Hal ini juga didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan<br />

komunikasi yang mengalami kemajuan pesat. Dengan akun sosial media<br />

seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan media lainnya, masyarakat<br />

bisa melakukan pengawasan dalam segala aspek. Termasuk mengawasai<br />

kinerja para aparatur pemerintah.<br />

Apabila masyarakat tidak puas terhadap kinerja seorang pegawai,<br />

mereka bisa dengan mudah menyebarkan apa yang dirasakan saat itu juga<br />

ke akun sosial media yang dimiliki. Dampak negatifnya tidak hanya akan<br />

dirasakan oleh pegawai yang berkinerja buruk saja. Namun, juga akan<br />

berimbas pada citra sebuah instansi pemerintah.<br />

Setiap pribadi yang berada dalam internal instansi pemerintah dari<br />

tingkat pimpinan tertinggi hingga tingkat paling bawah harus menyadari<br />

hal ini. Mereka selalu menjadi sorotan publik, sehingga sifat, sikap, tingkah<br />

laku dan perbuatan orang-orang yang berada di dalamnya dapat<br />

mempengaruhi nama baik instansi tempat mereka bekerja.<br />

Jika selama ini instansi pemerintah hanya fokus memberikan<br />

perhatian terhadap komunikasi dengan pihak luar, maka sudah saatnya<br />

membenahi hubungan dengan publik internalnya. Dalam hal ini hubungan<br />

antar pegawai dengan atasan, dan pegawai dengan sesama pegawai yang<br />

disebut employee relations.<br />

Suatu organisasi, perusahaan maupun instansi pemerintah tidak<br />

akan mungkin berjalan tanpa karyawan atau pegawai. Mereka merupakan<br />

publik internal yang penting keberadaannya dalam mempengaruhi<br />

eksistensi organisasi, perusahaan ataupun instansi pemerintah. Mereka<br />

adalah aset berharga yang mendukung dalam mencapai tujuan (Kasali,<br />

2005:66).<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

7


Oleh karena itu, konsep employee relations ini merupakan salah<br />

satu cara agar dapat meningkatkan kualitas perusahaan dan instansi dimana<br />

citra perusahaan atau pun instansi pemerintah tidak hanya baik pada tataran<br />

eksternal, akan tetapi juga baik dalam tataran publik internalnya<br />

Menurut Widjaja (2005:79), employee relations dijelaskan sebagai<br />

sebuah hubungan kerja sama antar semua pihak yang berada dalam proses<br />

produksi. Kegiatan ini menitik beratkan kepada hubungan antara pemimpin<br />

instansi pemerintah dengan pegawai, atau pegawai dengan pegawai.<br />

Dengan demikian, kegiatan ini merupakan hubungan kerja sama<br />

antar semua pihak yang berada dalam instansi. Jika hubungan baik<br />

terwujud dalam publik internal instansi pemerintah, maka akan mudah<br />

membangun citra sebuah instansi pemerintah tersebut di mata publik<br />

eksternal.<br />

Tulisan dalam buku ini hendak memaparkan konsep employee<br />

relations dan juga konsep lainnya yang dapat menunjang kegiatan tersebut.<br />

Disamping itu, tulisan ini juga akan memaparkan beberapa hasil penelitian<br />

yang menggunakan konsep ini untuk membedah masalah dalam suatu<br />

instansi, ataupun pemerintah agar dapat melihat penerapan kegiatan<br />

employee relations tersebut.<br />

8<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


2. Pengertian dan Program-program<br />

Employee Relations<br />

P<br />

emerintah dalam hal ini Pemerintah Indonesia memiliki tujuan<br />

mulia, yakni pemeliharaan keamanan dan keteraturan umum agar<br />

individu-individu dapat menemukan kebahagiaan. Tujuan ini tentu<br />

hanya akan bisa dicapai jika stakeholder yang bekerja di dalamnya juga<br />

memiliki perasaan bahagia untuk mewujudkan hal tersebut. Employee<br />

Relations menjadi elemen penting agar kebahagiaan masyarakat internal<br />

instansi pemerintah dapat terwujud. Karena program-program dari hubungan<br />

ini bertujuan untuk mencapai kebahagian publik internal tersebut.<br />

Employee Relations merupakan salah satu bentuk dari kegiatan internal<br />

Public Relations yang menitik-beratkan kepada hubungan antara pimpinan<br />

perusahaan dengan karyawan/publik karyawan. (Widjaja 2005: 26-27).<br />

Pada konteks tulisan ini, pimpinan perusahaan merupakan pimpinan<br />

instansi pemerintah, sedangkan karyawan atau publik karyawan adalah para<br />

pegawainya. Sementara itu, menurut Ruslan, employee relations adalah<br />

sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau instansi,<br />

yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun teknis dan jenis<br />

pekerjaan yang dihadapinya. (Ruslan, 2002:279).<br />

Hubungan ini jangan dilihat dalam pengertian sempit yaitu sama dengan<br />

hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses<br />

produksi dan upah yang terkait dengan lingkungan kerja. Namun<br />

pengertiannya lebih dari itu. Namun juga dipengaruhi oleh hubungan<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

9


komunikasi internal antar pegawai dengan pegawai lainnya atau hubungan<br />

pegawai dengan pimpinan instansi pemerintah yang efektif (Ruslan,<br />

2002:275).<br />

Jika hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan berjalan<br />

baik, maka akan menumbuhkan kepuasan tersendiri bagi pegawai. Demikian<br />

pula jika hubungan antar sesama pegawai juga baik, maka akan menumbuhkan<br />

keselarasan dalam menghasilkan produk atau jasa pelayanan yang lebih<br />

berkualitas.<br />

Maksud dan tujuan kegiatan internal relations yang dilaksanakan<br />

melalui kegiatan employee relations, antara lain sebagai berikut:<br />

1. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang<br />

dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.<br />

2. Untuk menghilangkan kesalah pahaman atau hambatan dalam<br />

komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan.<br />

3. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan<br />

tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah<br />

organisasi atau perusahaan.<br />

4. Sebagai sarana media komunikasi internal bagi pihak pegawai untuk<br />

menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan<br />

informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan<br />

(pimpinan). (Ruslan, 2010:277-278).<br />

Melalui kegiatan employee relations diharapkan akan menimbulkan<br />

hasil yang positif, yaitu pegawai akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh<br />

pemimpin. Sehingga dapat menciptakan rasa memiliki, motivasi, kreativitas<br />

yang tinggi dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.<br />

Disamping itu akan mengurangi timbulnya dampak negatif seperti timbulnya<br />

rasa jenuh, sehingga berakibat pada rendahnya loyalitas dan menghasilkan<br />

output yang justru bisa memperburuk citra instansi pemerintah.<br />

10<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Program-program Employee Relations<br />

Employee relations dalam sebuah instansi pemerintah akan berjalan<br />

dengan baik jika dikelola dengan baik pula. Jika ditelusuri lagi, sebenarnya<br />

banyak kegiatan sebuah instansi pemerintah yang menjadi bentuk dari<br />

program employee relations ini.<br />

Kegiatan employee relations dalam suatu organisasi/instansi pemerintah<br />

dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk aktivitas dan program. Menurut<br />

Lesley (2007:96-100), program-program employee relations yang dapat<br />

dilaksanakan berkaitan dengan hubungan antara instansi pemerintah dengan<br />

pegawainya antara lain sebagai berikut:<br />

a. Employee Communications<br />

Dalam hal ini pihak manajemen instansi pemerintah tidak hanya<br />

menginformasikan berbagai kebijakan dan perkembangan instansi pemerintah<br />

kepada karyawan, tetapi juga mau mendengarkan pandangan dan tanggapan<br />

dari pegawai untuk menciptakan strategi employee communications yang<br />

efektif. Langkah yang harus dilakukan praktisi Public Relations antara lain:<br />

1. Melakukan kesadaran dan pemahaman tujuan instansi pemerintah<br />

2. Memenuhi kebutuhan informasi pegawai<br />

3. Menerjemahkan kebijakan-kebijakan pihak manajemen dan<br />

kepegawaian<br />

4. Menyediakan sarana dan mendorong komunikasi dua arah<br />

5. Mendorong prilaku yang diharapkan dari pegawai dan<br />

peningkatan produktivitas<br />

6. Menjadikan pegawai sebagai wakil instansi pemerintah terhadap<br />

publik eksternal instansi pemerintah.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

11


. Employee’s Attitude Surveys<br />

Employee’s attitude surveys berperan sebagai sebuah alat ukur dan<br />

sarana dalam mendata reaksi negatif yang mungkin diberikan oleh pegawai<br />

terhadap kebijakan dan tindakan manajemen instansi pemerintah. Dengan cara<br />

ini pihak manajemen instansi pemerintah dapat mengetahui reaksi dan<br />

kebutuhan pegawai atas segala kebijakan, kemudian setelah mengetahuinya,<br />

pihak instansi pemerintah dapat menyusun langkah-langkah positif untuk<br />

mengatasi reaksi tersebut. Sementara hasil dari employee’s attitude surveys<br />

dapat digunakan untuk mengevaluasi ulas strategi employee relations yang<br />

diterapkan, mengembangkan program pelatihan dan pendidikan atau malah<br />

mere-orientasi program employee relations.<br />

c. Employee Counseling<br />

Employee counseling merupakan suatu strategi yang bertujuan<br />

memberikan pegawai kesempatan untuk berbicara secara bebas mengenai<br />

dirinya, kekhawatiran, harapan, keinginan dan pengalaman kepada orang lain<br />

yang ahli dalam membantunya melalui proses wawancara. Hasil dari program<br />

ini akan menyebabkan beberapa hal seperti gangguan emosional dapat<br />

diantisipasi, kekhawatiran dan ketakutan dapat diubah, serta dapat<br />

mengembangkan pandangan baru dalam dirinya. Dalam suatu wawancara<br />

yang berhasil, pegawai yang diwawancarai akan merasa lega dari tekanan dan<br />

kembali kepada pekerjaannya dengan kepentingan dan keyakinan baru.<br />

d. Profit Sharing<br />

Pengertian profit sharing sebenarnya diambil dari ide bahwa pegawai<br />

merupakan bagian dari instansi pemerintah yang juga patut mendapatkan<br />

keuntungan yang sama dengan bagian lainnya dalam instansi pemerintah.<br />

Namun ternyata, ide ini lebih sebagai sarana melindungi partisipasi dan<br />

keharmonisan pegawai. Walaupun demikian, strategi ini tetap merupakan<br />

salah satu strategi yang harus diupayakan ada dalam sebuah instansi<br />

12<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


pemerintah karena dapat dijadikan sarana menimbulkan keterikatan dengan<br />

pegawai.<br />

Keempat program employee relations tersebut di atas tidak mutlak harus<br />

dijalankan seluruhnya. Dalam melaksanakan suatu strategi employee relations<br />

yang tepat, terkadang praktisi public relation harus memanfaatkan berbagai<br />

cara dan sarana yang ada. Beberapa cara lain yang berupa kegiatan yang bisa<br />

digunakan (Anggoro, 2005, 224-230), yaitu:<br />

1. Memelihara keterbukaan.<br />

2. Peningkatan keselamatan kerja.<br />

3. Pelatihan dan pendidikan.<br />

4. Administrasi gaji.<br />

5. Pemaparan laporan dan pembukuan tahunan.<br />

6. Rencana keamanan.<br />

7. Kesejahteraan pegawai.<br />

8. Sebagai penyambung lidah pegawai.<br />

9. Sosialisasi peraturan perundang-undangan.<br />

10. Sistem penyampaian pendapat.<br />

Sementara itu, menurut Ruslan, kegiatan employee relations dalam<br />

suatu instansi pemerintah, organisasi dan perusahaan dapat dilaksanakan<br />

dalam bentuk:<br />

1. Program Pendidikan dan Pelatihan<br />

Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam upaya<br />

meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) pegawai, kualitas<br />

maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.<br />

2. Program Motivasi Kerja Berprestasi<br />

Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan<br />

prestasi serta disiplin pegawai dengan harapan-harapan itu keinginan<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

13


dari pihak instansi pemerintah dalam mencapai produktivitas yang<br />

tinggi<br />

3. Program Penghargaan<br />

Dimaksudkan adalah upaya instansi pemerintah untuk memberikan<br />

suatu penghargaan kepada para pegawai, baik yang berprestasi kerja<br />

maupun cukup lama masa pengabdiannya. Dalam hal ini, penghargaan<br />

akan menimbulkan loyalitas.<br />

4. Program Acara Khusus<br />

Merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang<br />

pekerjaan sehari-hari, misalnya dengan berpiknik bersama yang<br />

dihadiri oleh pimpinan dan semua pegawai dengan maksud untuk<br />

menumbuhkan rasa keakraban diantara sesama pegawai dan pimpinan<br />

5. Program Media Komunikasi Internal<br />

Membentuk program media komunikasi internal melalui bulletin,<br />

news release, dan majalah instansi pemerintah yang berisikan pesan,<br />

informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar pegawai<br />

atau instansi pemerintah dengan pimpinan. (Ruslan, 2010:278-279).<br />

14<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


3. Pelayanan Prima<br />

J<br />

ika dilihat dari sudut pandang bisnis atau swasta, maka<br />

pelayanan prima menjadi hal yang sangat penting dilakukan<br />

demi keberlangsungan dan kesuksesan suatu perusahaan. Jika tidak,<br />

konsumen akan sangat mudah berpaling ke produk lain yang menjadi<br />

kompetitor. Perusahaan yang tidak dapat memberikan kepuasan<br />

kepada konsumennya akan ditinggalkan karena ada banyak<br />

perusahaan lain yang menawarkan keunggulan.<br />

Lantas, bagaimana dengan pelayanan prima pada sektor<br />

pemerintah? Pada dasarnya organisasi atau instansi pemerintah<br />

dibangun dalam kondisi stabil, sedikit mengalami goncangan untuk<br />

likuidasi atau bubar. Melakukan perubahan dalam rangka penerapan<br />

pelayanan prima yang benar justru merupakan tantangan.<br />

Namun, sama halnya dengan perusahaan yang menghasilkan<br />

produk barang atau jasa yang melakukan pelayanan prima,<br />

masyarakat juga menuntut instansi pemerintah agar melakukan hal<br />

serupa.<br />

Terlebih dengan penerapan sistem politik terbuka pada masa<br />

reformasi seperti saat ini, maka lembaga pemerintah mau tidak mau<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

15


harus mengubah cara pandang terhadap publiknya. Peran pemerintah<br />

di sini semakin berkurang sedangkan peran masyarakat semakin<br />

besar.<br />

Paradigma ini membawa pengaruh pada kualitas hubungan<br />

antara pemerintah dan masyarakat. Kini status sebagai instansi<br />

pemerintah tidak dapat dijadikan alasan untuk memberikan<br />

pelayanan yang seadanya atau di bawah standar.<br />

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang<br />

terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain<br />

atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan<br />

(Barata, 2003; 30). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan<br />

pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan<br />

melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang<br />

diperlukan seseorang.<br />

Definisi lain menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu<br />

bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh intansi<br />

pemerintah baik di pusat, di daerah, BUMN dan BUMD dalam<br />

bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan<br />

masyarakat sesuai perundang-undangan yang berlaku (Kep. MenPan<br />

No. 81/2003).<br />

Pelayanan prima dapat diartikan sebagai layanan atau dukungan<br />

pada pelanggan secara bermakna sebagai suatu layanan yang<br />

16<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


memberi kepuasan bagi pelanggan, bahkan mungkin melebihi<br />

kebutuhannya. Pelayanan prima dirasakan oleh pelanggan<br />

menyenangkan, dekat, selalu diingat dan memberi pencitraan positif<br />

bagi pemberi layanannya.<br />

Beberapa keluhan yang sering terjadi diantaranya waktu tunggu<br />

yang lama di antrian, respon yang lambat atas permasalahan yang<br />

disampaikan, berbelit-belitnya proses pengurusan perizinan, pegawai<br />

yang tidak ramah dan mahalnya biaya yang harus dibayar atas<br />

pelayanan yang diterima adalah contoh keluhan yang biasa<br />

disampaikan oleh masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh<br />

organisasi sektor publik.<br />

Oleh sebab itu, instansi pemerintah harus melakukan<br />

perubahan-perubahan yang agar dapat memberikan pelayanan prima<br />

atas pelayanan publik yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.<br />

Dengan demikian pelayanan publik yang prima harus dipandang dan<br />

dimasukkan sebagai hal yang akan mempengaruhi seluruh aspek<br />

kegiatan instansi pemerintah. Mulai dari aspek strategis sampai ke hal<br />

yang bersifat teknis operasional.<br />

Salah satu aspek yang strategis adalah dalam hal alokasi<br />

sumber daya seperti personil, pelatihan, pendanaan, fasilitas<br />

pelayanan, dan proses bisnis. Tidak boleh ada alasan bahwa<br />

pelayanan publik yang prima tidak dapat dilaksanakan karena alasan<br />

kekurangan sumber daya seperti personil dan fasilitas kerja.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

17


Inilah yang membuat kegiatan employee relations harus<br />

mendapat perhatian serius. Pimpinan dalam instansi pemerintah<br />

harus memastikan bahwa sumber daya seperti orang dan fasilitas<br />

kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pelayanan publik yang<br />

prima yang telah ditetapkan harus dapat dipenuhi.<br />

18<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


4. Pentingnya Employee Relations untuk<br />

Wujudkan Pelayanan Prima<br />

P<br />

elaksanaan program employee relations yang tepat dalam<br />

suatu organisasi, perusahaan dan instansi pemerintah<br />

merupakan sarana teknis atau suatu metode komunikasi yang memiliki<br />

kekuatan mengelola Sumber Daya Manusia dan lain sebagainya demi<br />

pencapaian pelayanan prima.<br />

Salah satu faktor yang memiliki hubungan positif dengan kegiatan<br />

employee relations adalah motivasi, seperti yang dikatakan oleh Ruslan<br />

(2010:250-251) sebagai berikut: “Membina hubungan yang positif<br />

antar pegawai dan antara pegawai dengan pimpinan atau sebaliknya,<br />

akan menumbuhkan corporate culture (budaya perusahaan) yang<br />

mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja, profesionalisme yang<br />

tinggi, serta memiliki sense of belonging yang baik dengan tempat<br />

kerjanya.<br />

Oleh karena itu, apabila telah tercapai motivasi kerja yang baik,<br />

maka pelayanan prima yang dilakukan pegawai dalam menghadapi<br />

publiknya akan terwujud. Samsudin (2005:73) memberikan pengertian<br />

motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

19


terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau<br />

melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat<br />

diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai<br />

desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.<br />

Sementara itu, Mangkunegara (2005:61) menyatakan : “motivasi<br />

terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi<br />

kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi<br />

yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk<br />

mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang<br />

pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi<br />

kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.<br />

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mendefinisikan<br />

motivasi sebagai respon pegawai terhadap sejumlah pernyataan<br />

mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai agar<br />

tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh<br />

pegawai tercapai.<br />

McClelland dalam Mangkunegara (2005:68) mengemukakan 6<br />

(enam) karakteristik orang yang mempunyai motivasi tinggi, yaitu:<br />

1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.<br />

2. Berani mengambil dan memikul resiko.<br />

3. Memiliki tujuan realistik.<br />

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang<br />

5. untuk merealisasikan tujuan.<br />

20<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


6. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua<br />

7. kegiatan yang dilakukan.<br />

8. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah<br />

diprogramkan.<br />

Selain itu motivasi, program-program employee relations juga<br />

dapat dikaitkan dengan kepuasan kerja. Ketika seoarang pegawai<br />

memiliki hubungan yang baik dengan atasan dan sesamanya, maka<br />

akan muncul motivasi untuk sama-sama bekerja keras membangun<br />

nama baik sebuah instansi. Caranya adalah dengan memberikan<br />

pelayanan prima kepada publik. Saat publik merasa puas dengan<br />

pelayanan, serta memberikan respon positif kepada instansi<br />

pemerintah, maka akan tumbuh rasa kepuasan dalam diri dalam bekerja.<br />

Hal ini perlahan akan memberikan dampak positif tidak hanya untuk<br />

perorangan, namun kepada instansi pemerintah.<br />

Menurut Straus dan Sayles (1980) dalam Purwanto dan<br />

Wahyuddin (2007:5), kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi<br />

diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan<br />

pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan<br />

menjadi frustasi. Apabila sudah terjadi demikian maka tentu saja<br />

pelayanan prima bagi publik tidak lagi dapat dilakukan. Untuk itu<br />

sebuah instansi tentu saja harus memperhatikan kepuasan kerja bagi<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

21


karyawan atau pegawainya sehingga pelayanan prima untuk publik<br />

dapat terwujud.<br />

Itulah mengapa program-program employee relations sangat<br />

penting untuk menjadi perhatian serius para pimpinan. Dengan program<br />

ini, maka akan menumbuhkan motivasi dan kepuasan kerja para<br />

pegawai dalam mengatur berbagai urusan birokrasi.<br />

22<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

23


24<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


5. Konflik Picu Penurunan Kualitas<br />

Pelayanan<br />

P<br />

otensi konflik baik dalam skala kecil maupun besar pasti bisa<br />

terjadi dimana saja. Tidak terkecuali konflik juga bisa terjadi<br />

pada instansi pemerintah. Hal ini wajar terjadi, mengingat setiap orangorang<br />

yang berada di dalamnya adalah individu yang unik. Artinya, setiap<br />

orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan<br />

lainnya.<br />

Disinilah pentingnya aktivitas employee relations untuk meredam<br />

konflik. Tugas seorang pemimpin dalam sebuah instansi pemerintah bukan<br />

pekerjaan mudah. Selain berpikir bagaimana agar fungsi pemerintah dan<br />

pembangunan dapat terwujud, pemimpin juga diharapkan dapat memahami<br />

kondisi para pegawainya.<br />

Mereka tidak hanya dituntut menyelesaikan permasalahan sosial<br />

yang terjadi di masyarakat, namun harus sukses dalam menangani konflik<br />

yang terjadi di lingkungan internalnya. Pasalnya konflik internal inilah<br />

yang menjadi salah satu pemicu tidak maksimalnya pelayanan pegawai<br />

kepada masyarakat. Hingga pada akhirnya berpotensi memperburuk citra<br />

instansinya.<br />

Potensi konflik memang kerap terjadi dalam sebuah organisasi<br />

apapun bentuk dan jenisnya. Hal ini mengingat di dalamnya merupakan<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

25


himpunan manusia (dua atau lebih) yang bekerja sama dan selalu terjadi<br />

benturan-benturan, baik antar individu, individu dengan kelompok, dan<br />

kelompok yang disebut konflik dalam bekerja. Dengan kata lain dalam<br />

kehidupan organisasi yang di dalamnya terlibat interaksi sejumlah manusia<br />

sebagai pegawai/anggota organisasi, konflik menjadi sebuah fakta yang tak<br />

dapat dihindari. (Nawawi, 2006: 332).<br />

Oleh karena itu apapun bentuk konflik yang terjadi di dalam suatu<br />

organisasi, instansi maupun perusahaan, secara pasti berakibat pada<br />

pelaksanaan pekerjaan yang tidak efektif dan efesien. Untuk itulah setiap<br />

pemimpin harus mampu menyelesaikan atau sekurang-kurangnya<br />

membantu penyelesaian konflik yang terjadi.<br />

Konflik menurut Kartini Kartono dalam Nawawi adalah oposisi<br />

interaktif berupa antagonisme (pertentangan), benturan paham,<br />

perselisihan, kurang mufakat, pergeseran, perkelahian, tawuran, benturan<br />

senjata dan perang. (Nawawi, 2006: 333)<br />

Jika cakupan organisasi semakin besar, maka potensi terjadinya<br />

konflik juga akan semakin kompleks keadaannya. Kompleksitas ini<br />

menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi,<br />

kompleksitas komunikasi, kompleksitas pembuat keputusan, kompleksitas<br />

pendelegasian wewenang dan sebagainya.<br />

Kompleksitas lain adalah berhubungan dengan SDM. Seperti kita<br />

ketahui bahwa sehubungan dengan SDM ini dapat diidentifikasi pula<br />

berbagai kompleksitas lain seperti kompleksitas jabatan, kompleksitas<br />

tugas, kompleksitas kedudukan dan status, kompleksitas hak dan<br />

wewenang dan lain-lain.<br />

26<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Kompleksitas ini dapat menjadi sumber potensial untuk timbulnya<br />

konflik dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari SDM, dimana<br />

dengan berbagai latar belakang yang berbeda tentu mempunyai tujuan yang<br />

berbeda pula dalam tujuan dan motivasi mereka dalam bekerja.<br />

Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya, harus<br />

memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik,<br />

baik konflik di dalam individu maupun konflik antar perorangan dan<br />

konflik di dalam kelompok dan konflik antar kelompok.<br />

Konflik dalam perspektif komunikasi mempunyai makna yang<br />

spesifik. Konflik bisa dimaknai berdasarkan asumsi kegagalan partisipan<br />

komunikasi dalam memaknai suatu pesan secara bersamaan. Komunikasi<br />

dapat dikatakan sukses apabila masing-masing mendapatkan pemahaman<br />

yang sama. Berdasarkan pemahaman yang sama tersebut akan menentukan<br />

konfigurasi saling pengertian terhadap suatu pesan.<br />

Terdapat beragam jenis konflik yang bisa dialami organisasi,<br />

perusahaan dan instansi pemerintah antara lain sebagai berikut.<br />

a. Konflik Vertikal<br />

Konflik ini terjadi antara tingkat hirarki seperti antara para<br />

pemimpin dalam sebuah organisasi, instansi dan instansi pemerintah.<br />

Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasikan sumber daya<br />

secara optimal, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi,<br />

manajemen kompensasi dan karir.<br />

b. Konflik Horizontal<br />

Konflik ini terjadi diantara orang-orang yang bekerja pada tingkat<br />

hirarki yang sama dalam instansi pemerintah. Contoh bentuk konflik ini<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

27


adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan<br />

efesiensi penggunaan sumber daya.<br />

c. Konflik Diantara Staf Lini<br />

Konflik ini terjadi diantara orang-orang yang memiliki tugas yang<br />

berbeda.<br />

d. Konflik Peran<br />

Konflik ini bisa terjadi karena kesalahpahaman tentang apa yang<br />

seharusnya dikerjakan oleh seseorang.<br />

e. Konflik Tugas<br />

Konflik ini lazim terjadi karena anggota organisasi menghadapi<br />

ketidaksesuaian peran yang dia jalankan dengan status yang diikuti dengan<br />

kemampuan, pengetahuan, pendidikan, keterampilan dan lain-lain. Konflik<br />

ini merupakan konflik produktif yang jika diselesaikan dapat<br />

meningkatkan kualitas tanggung jawab personal, kelompok kerja maupun<br />

organisasi sehingga menghasilkan perubahan pola pikir maupun hasil<br />

organisasi.<br />

f. Konflik antar personal.<br />

Konflik ini terjadi manakala hubungan antarpersonal dalam<br />

organisasi terganggu, karena adanya tidak kesepakatan antar personal yang<br />

seharusnya dipenuhi oleh organisasi. Konflik ini biasanya terjadi karena<br />

kontras atau antagonisme antara tujuan seseorang dengan sekelompok<br />

orang.<br />

g. Konflik prosedural.<br />

Konflik ini terjadi ketika anggota kelompok tidak sepakat dengan<br />

prosedur yang mengatur bagaimana kelompok mencapai tujuan organisasi.<br />

(Liliweri. 2005:263-266).<br />

28<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Menurut Sopiah (2008: 58) Berbicara mengenai macam macam<br />

konflik, maka konflik dibedakan dalam beberapa perspektif antara lain :<br />

a. Konflik Intraindividu.<br />

Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena<br />

adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau<br />

harapannya.<br />

b. Konflik Antarindividu.<br />

Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu<br />

kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.<br />

c. Konflik Antarkelompok.<br />

Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan<br />

kelompok lainnya.<br />

d. Konflik Organisasi.<br />

Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural<br />

maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran<br />

dengan bagian produksi.<br />

Selanjutnya macam konflik dilihat dari tiga aspek. Pertama, konflik<br />

yang ditinjau dari fungsinya, yaitu :<br />

a. Konflik Konstruktif merupakan konflik yang memiliki nilai positif<br />

bagi pengembangan organisasi.<br />

b. Konflik Destruktif ialah konflik yang berdampak negatif bagi<br />

pengembangan organisasi.<br />

Kemudian yang kedua yaitu konflik yang ditinjau dari segi<br />

instansionalnya terdiri dari tiga poin berikut:<br />

a. Konflik kebutuhan individu dengan peran yang dimainkan dalam<br />

organisasi. Tidak jarang keinginan dan kebutuhan pegawai<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

29


ertentangan atau tidak sejalan dengan kepentingan dan kebutuhan<br />

organisasi. Hal ini yang bisa memunculkan konflik.<br />

b. Konflik peranan dengan peranan. Misalnya setiap pegawai<br />

organisasi yang memiliki peran berbeda-beda dan ada kalanya<br />

perbedaan peran tiap individu tersebut memunculkan suatu konflik,<br />

karena setiap individu tersebut berusaha untuk memainkan peran<br />

tersebut dengan sebaik-baiknya.<br />

c. Konflik individu dengan individu lainnya. Konflik ini seringkali<br />

muncul jika seorang individu berinteraksi dengan individu lainnya<br />

karena latar belakang, pola pikir, pola tindak, minat, kepribadian,<br />

persepsi dan sejumlah karakteristik yang berbeda antara hubungan<br />

yang satu dengan yang lain.<br />

Selanjutnya yang terakhir konflik yang ditinjau dari segi materi atau<br />

masalah yang menjadi sumber konflik, yaitu :<br />

a. Konflik tujuan. Adanya perbedaan tujuan antarindividu, organisasi<br />

atau kelompok dapat memunculkan konflik.<br />

b. Konflik peranan. Setiap manusia memiliki peran lebih dari satu.<br />

Peran yang dimainkan ini seringkali memunculkan konflik.<br />

c. Konflik nilai. Nilai yang dianut seseorang seringkali tidak sejalan<br />

dengan sistem nilai yang dianut organisasi atau kelompok. Hal ini<br />

juga dapat berpotensi untuk memunculkan konflik.<br />

d. Konflik kebijakan. Konflik ini muncul karena seorang individu atau<br />

kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang ditetapkan<br />

organisasi.<br />

Selain itu ada terdapat macam-macam konflik menurut Mastenbroek<br />

dalam dalam Sopiah (2008:59), yaitu:<br />

30<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


a. Instrumen Conflicts adalah Konflik yang terjadi karena adanya<br />

ketidaksepahaman antarkomponen dalam organisasi dan proses<br />

pengoperasiannya.<br />

b. Socio-emotional Conflicts yaitu konflik yang berkaitan dengan<br />

identitas, kandungan emosi, prasangka, kepercayaan, citra diri,<br />

keterikatan, identifikasi terhadap kelompok, lembaga dan lambanglambang<br />

tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan yang<br />

lainnya.<br />

c. Negotiating Conflicts atau konflik negosiasi ialah keteganganketegangan<br />

yang dirasakan pada waktu proses negosiasi terjadi,<br />

baik antara individu dengan individu maupun kelompok dengan<br />

kelompok.<br />

d. Power and Dependency Conflicts adalah konflik kekuasaan dan<br />

ketergantungan berkaitan dengan persaingan dalam organisasi,<br />

misalnya pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.<br />

Sementara itu, faktor penyebab konflik menurut Smith, Mazzarella<br />

dan Piele (1981) dalam Sopiah (2008:60), antara lain :<br />

a. Masalah komunikasi merupakan salah satu faktor penyebab<br />

konflik, yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari<br />

unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan,<br />

penerima pesan dan saluran.<br />

b. Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penyebab konflik,<br />

yang secara potensial dapat memunculkan konflik. Pada setiap<br />

departemen atau fungsi dalam organisasi mempunyai kepentingan,<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

31


tujuan dan programnya sendiri-sendiri yang seringkali berbeda<br />

dengan yang lain.<br />

c. Faktor manusia merupakan salah satu faktor penyebab konflik, sifat<br />

manusia satu dengan yang lain berbeda dan juga unik. Hal ini yang<br />

berpotensi memunculkan konflik.<br />

32<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


6. Komunikasi untuk mewujudkan<br />

Employee Relations<br />

K<br />

omunikasi memiliki peranan penting dalam kehidupan<br />

manusia, baik secara individu, kelompok, organisasi, dan<br />

instansi pemerintah. Dari perspektif komunikasi, employee relations<br />

merupakan salah satu komponen penting dalam aktivitas membina<br />

hubungan yang baik. Kegiatan ini hanya akan berjalan jika komunikasi<br />

berjalan dengan efektif. Banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan<br />

suatu usaha tergantung pada banyaknya modal yang dikeluarkan. Modal<br />

dalam bentuk finansial memang penting, namun bukan jaminan<br />

berhasilnya suatu usaha.<br />

Ada pula anggapan bahwa ketegasan seorang pemimpin lah yang<br />

membuat sebuah perusahaan atau instansi pemerintah maju atau tidak. Hal<br />

ini juga keliru, karena pemimpin yang tegas namun kebablasan justru akan<br />

membuat pegawai-pegawai menjadi tidak betah.<br />

Lalu apakah yang menjadi poin penting dari kemajuan suatu usaha<br />

baik swasta maupun pemerintah? Jawaban yang tepat adalah efektifitas<br />

komunikasi. Komunikasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu<br />

bagaimana menyampaikan dan menerima informasi. Hal ini tidak mudah,<br />

mengingat setiap orang memiliki perbedaan dalam berpendapat.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

33


Bagaimana proses komunikasi berlangsung juga menjadi tantangan<br />

tersendiri.<br />

Pada prinsipnya para pegawai/karyawan juga ingin menyatakan<br />

aspirasi kepada manajemen tentang pekerjaan, konsisi pekerjaan dan<br />

beragam aspirasi lainnya yang mempengaruhi kepentingan instansi. Oleh<br />

karena itu, pelaksanaan komunikasi dua arah yang memberikan<br />

kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan<br />

memberikan usulan kepada manajemen adalah penting. (Moore,<br />

2015:325).<br />

Dengan demikian, pihak manajemen instansi tidak hanya<br />

menginformasikan berbagai kebijakan dan perkembangan perusahaan<br />

kepada pegawai/karyawan melainkan juga mau mendengarkan pandangan<br />

dan tanggapan dari karyawan untuk terciptanya komunikasi yang efektif.<br />

6.1 Pengertian Komunikasi<br />

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau lebih<br />

menyampaikan sebuah informasi dengan orang lain yang berhubungan<br />

dengan sebuah kondisi atau keadaan. Raymod S. Ross dalam Mulyana<br />

(2006:62) menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses menyortir,<br />

memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga<br />

membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya<br />

yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.<br />

Komunikasi umumnya dilakukan secara lisan baik langsung<br />

maupun melalui media seperti radio, televisi, handphone dan lain<br />

sebagainya. Komunikasi seperti ini disebut komunikasi secara verbal.<br />

34<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Namun jika bahasa verbal tidak dapat dimengerti oleh keduanya atau salah<br />

satu pihak maka komunikasi dapat dilakukan dengan bahasa tubuh yang<br />

diwakili oleh gerak-gerik badan misalnya mengangkat bahu, ibu jari,<br />

menggelengkan kepala dan lain-lain. Cara komunikasi seperti ini disebut<br />

bahasa nonverbal.<br />

Berdasarkan tujuannya, Gordon I. Zimmerman et al dalam<br />

Mulyana, (2005:4) menyebutkan bahwa komunikasi dapat dibagi ke dalam<br />

dua kategori besar. Pertama, manusia berkomunikasi untuk menyelesaikan<br />

tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan manusia–untuk memberi makan<br />

dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaranan manusia akan<br />

lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk<br />

menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Singkatnya,<br />

komunikasi memiliki fungsi isi yang melibatkan pertukaran informasi yang<br />

diperlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang<br />

melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita<br />

dengan orang lain.<br />

Dengan demikian, pentingnya komunikasi tentu tidak bisa<br />

diabaikan, dengan adanya komunikasi maka orang akan memahami apa<br />

yang kita maksudkan. Secara umum komunikasi dinilai sangat mudah.<br />

Pemberi pesan hanya menginformasikan apa yang disampaikan. Namun<br />

pada kenyataanya kegiatan komunikasi tidaklah semudah itu.<br />

Sudah banyak contoh yang terjadi tentang rusaknya informasi jika<br />

komunikasi yang digunakan tidak efektif. Sebagai contoh cara<br />

penyampaian orang yang tidak memiliki cukup informasi tapi tetap ngotot<br />

ingin menyampaikannya. Hal yang terjadi tentu tidak seperti yang<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

35


diinginkan. Informasi yang diterima bisa saja salah, akibatnya tentu akan<br />

terjadi misscommunication.<br />

Komunikasi yang buruk juga sering terjadi jika seseorang itu masih<br />

memandang level atau kesetaraan pangkat, jabatan, gender dan harkat<br />

derajat seseorang. Majikan seringkali menyampaikan informasi secara<br />

kasar, membentak atau penuh intimidasi. Informasi yang diberikan tentu<br />

tidak dapat diterima dengan baik oleh sipenerima karena penuh dengan<br />

tekanan dan bisa jadi ada kemarahan dalam penerimaannya.<br />

Jika hal-hal seperti ini terus terjadi tidak dapat dipungkiri bahwa<br />

kekerasan, pembalasan dendam dan sakit hati akan bergelut di kehidupan<br />

sosial kita. Hal yang paling buruk bisa jadi terjadi akibat buruknya<br />

komunikasi yang dilakukan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk<br />

memahami dan mengaplikasikan komunikasi efektif terhadap semua<br />

kalangan. Tidak membedakan antara derajat dan kedudukan, komunikasi<br />

yang baik dan efektif hendaknya dapat diapresiasikan dalam kehidupan<br />

sehari-hari.<br />

Berhubungan dengan hal tersebut, instansi pemerintah merupakan<br />

lembaga yang kerap berhubungan dengan masyarakat. Baik dalam<br />

pelayanan publik atau memberikan informasi tentang tata atur dan<br />

kebijakan pemimpin negara. Sebagai lembaga yang mengutamakan hajat<br />

hidup orang banyak, instansi pemerintah hendaknya memahami arti<br />

pentingnya sebuah komunikasi yang efektif, agar tidak terjadi<br />

kesalahpahaman dalam pemberian informasi terutama dimasyarakat.<br />

Berikut ini kita akan berbicara lebih lanjut tentang komunikasi efektif di<br />

berbagai bidang baik pemerintah, swasta, sosial dan publik.<br />

36<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


6.2 Bentuk-bentuk Komunikasi<br />

Komunikasi bukanlah sesuatu yang kaku dan harus sesuai pada<br />

pakem atau patronnya. Namun sebaliknya komunikasi merupakan ilmu<br />

yang lentur dan dapat disesuaikan dengan segala kondisi. Bentuk-bentuk<br />

komunikasi seperti komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal adalah<br />

pembagian dalam pengelompokan agar pelaku komunikasi tidaklah rancu<br />

dalam pembagiannya.<br />

6.2.1 Komunikasi vertikal<br />

Komunikasi vertikal atau vertical communication merupakan<br />

komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah<br />

ke atas. Misalnya informasi yang diberikan oleh pegawai pada pimpinan<br />

atau pimpinan pada bawahan. Bentuk komunikasi ini juga dapat disebut<br />

komunikasi timbal balik yang searah.<br />

Komunikasi vertikal ke atas (vertical upward communication)<br />

umumnya bersifat informatif yang dilakukan pegawai baik berbicara<br />

langsung secara tatap muka, melalui telepon dan surat. Informasi yang<br />

diberikan biasanya bersifat resmi dan sungguh-sungguh.<br />

Sedangkan komunikasi vertikal ke bawah (vertical downward<br />

communication), dilakukan oleh pimpinan kepada bawahan. Cara<br />

penyampaiannya hampir sama dengan komunikasi vertikal ke atas. Pesanpesan<br />

yang disampaikan umumnya lebih bersifat instruktif dan bernada<br />

resmi dilakukan secara langsung maupun melalui perantara atau bantuan<br />

media lain seperti pesan singkat dan telepon.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

37


Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1994:110-111) mengatakan<br />

bahwa “Komunikasi ke bawah mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah<br />

dalam sebuah organisasi dan mencakup kebijaksanaan pimpinan, instruksi,<br />

dan memo resmi. Komunikasi ke atas mengalir dari tingkat bawah ke<br />

tingkat atas sebuah organisasi, dan mencakup kotak saran, pertemuan<br />

kelompok, dan prosedur keluhan”.<br />

Selanjutnya Arni Muhammad (2005:108) berpendapat bahwa,<br />

“Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para<br />

atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi<br />

ke bawah untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugastugas<br />

dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan<br />

pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan<br />

umum”.<br />

Adapun yang dimaksud dengan komunikasi ke atas ialah pesan<br />

yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih<br />

rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu<br />

organisasi kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin<br />

berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk<br />

memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan (Arni<br />

Muhammad, 2005:116-117).<br />

6.2.2 Komunikasi Horizontal<br />

Komunikasi harizontal atau Horizontal Communication adalah<br />

komunikasi dua arah yang setara tanpa ada perbedaan tinggi rendahnya<br />

pangkat dan jabatan. Misalnya komunikasi yang dilakukan oleh seorang<br />

38<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


pegawai dengan pegawai lain yang sama kedudukannya. Atau antara<br />

kepala bidang dengan kepala bidang lainnya.<br />

Komunikasi yang terjadi umumnya dilakukan secara santai bahkan<br />

tidak jarang diselingi joke karena meskipun informasi yang diberikan<br />

bersifat resmi namun kedua belah pihak merasa sama-sama saling<br />

mengenal dan memiliki kedudukan yang sama.<br />

Horizontal communications ini tidak melulu harus menyampaikan<br />

sesuatu yang penting, kadang komunikasi ini bisa terjadi walau hanya<br />

berbagi informasi sederhana.<br />

Menurut Daft (2003), komunikasi bentuk ini selain berguna untuk<br />

menginformasikan juga untuk meminta dukungan dan mengkoordinasikan<br />

aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk menghemat waktu dan<br />

memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan (Robbins,<br />

2001:83).<br />

6.2.3 Komunikasi Diagonal<br />

Komunikasi diagonal atau komunikasi silang adalah komunikasi<br />

yang terjadi antara pegawai dengan pegawai lain yang berbeda bagian.<br />

Misalnya pegawai dari bagian dinas kesehatan memberi informasi kepada<br />

pegawai dari dinas pajak.<br />

Diagonal communication bisa terjadi antara pegawai dengan<br />

kedudukan yang sama atau sederajat maupun berbeda jabatan. Komunikasi<br />

yang berlangsung umumnya tidak bebas dan serileks komunikasi<br />

horizontal namun juga tidak terlalu kaku seperti komunikasi vertikal.<br />

Informasi yang diberikan bersifat umum mengenai dua dinas pemerintah<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

39


atau instansi pemerintah yang berbeda sehingga hal ini menyebabkan<br />

pelaku komunikasi harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi.<br />

6.3 Jenis-Jenis Komunikasi<br />

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa komunikasi adalah<br />

suatu proses penyampaian sebuah informasi dari satu orang kepada orang<br />

lain baik lisan maupun tulisan. Untuk selanjutnya dapat dibagikan dalam<br />

beberapa jenis yaitu:<br />

6.3.1 Komunikasi Lisan<br />

Komunikasi lisan yaitu komunikasi yang dilakukan oleh dua orang<br />

atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak<br />

atau peralatan yang membatasi mereka. Komunikasi ini dapat terjadi pada<br />

saat dua orang atau lebih saling berbicara misalnya ketika rapat, wawancara<br />

dan berpidato.<br />

Komunikasi dengan menggunakan bantuan media lain seperti<br />

radio, handphone, televisi, walkie talkie disebut komunikasi lisan yang<br />

tidak langsung. Karena ada jarak antara pemberi pesan dengan si penerima<br />

pesan.<br />

6.3.2 Komunikasi Tulisan<br />

Komunikasi tulisan yaitu komunikasi yang dilakukan dengan<br />

perantaraan tulisan tanpa bertemu antara kedua belah pihak. Komunikasi<br />

tulisan bersifat singkat, jelas dalam mengemukakan maksud dan tujuan<br />

hingga dapat dimengerti oleh penerima pesan. Contohnya surat menyurat,<br />

40<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


melalui Short Message Service, (SMS), aplikasi chatting, kartu ucapan dan<br />

lain-lain.<br />

6.3.3 Komunikasi Nonverbal<br />

Komunikasi nonverbal yaitu komunikasi yang dilakukan dengan<br />

tidak menggunakan kata-kata tetapi bahasa tubuh atau gerak seperti<br />

ekspresi wajah, kontak mata dan isyarat. Komunikasi ini juga dapat<br />

dilakukan dengan menggunakan sebuah benda atau objek tertentu sebagai<br />

media pembantu misalnya pakaian, potongan rambut, ruangan, warna dan<br />

lain sebagainya.<br />

Mark L. Knapp dalam Mulyana (2005:312) menyebutkan bahwa<br />

istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa<br />

komunikasi di liar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita<br />

harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini<br />

ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa<br />

dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.<br />

Pada dasarnya ilmu komunikasi mempunyai ciri yang sama dengan<br />

pengertian ilmu secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya,<br />

yang lebih memfokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar<br />

manusia. Oleh karena itu komunikasi melibatkan beberapa komponen.<br />

Menurut IG Wasanto (1987: 186) tujuan dari komunikasi pegawai<br />

atau employee relations adalah sebagai berikut:<br />

a. Untuk mendapatkan saling pengertian antar pegawai ataupun<br />

antara pimpinan dengan semua pegawai dalam sebuah organisasi.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

41


. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah<br />

laku pegawai. Data ini diperlukan dalam rangka pembinaan,<br />

pengorganisasian, kerjasama, koordinasi, dan evaluasi terhadap<br />

pegawai.<br />

c. Menciptakan kerjasama yang serasi antara pegawai.<br />

d. Menanamkan rasa damai kepada pegawai.<br />

e. Menanamkan rasa sukses kepada pegawai sehingga mereka<br />

merasa diberi kesempatan untuk maju dalam mengembangkan<br />

kariernya.<br />

f. Menanamkan loyalitas para pegawai.<br />

g. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para pegawai.<br />

h. Menciptakan adanya semangat kerja yang tinggi.<br />

Kegiatan employee relations dalam instansi pemerintah/instansi<br />

(badan usaha) dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan yang<br />

bertujuan untuk menciptakan iklim komunikasi organisasi yang positif.<br />

Dalam kaitannya dengan penulisan ini adalah dengan melakukan aktivitas<br />

employee relations melalui regular meeting dalam instansi pemerintah.<br />

6.4 Komponen Keberhasilan Komunikasi<br />

Keberhasilan dalam komunikasi tentu saja ditentukan oleh<br />

komponen-komponen berikut ini:<br />

a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang<br />

mengirimkan pesan kepada pihak lain.<br />

b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan<br />

oleh satu pihak kepada pihak lain.<br />

42<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


c. Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan<br />

kepada komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap<br />

muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran<br />

nada/suara.<br />

d. Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang<br />

menerima pesan dari pihak lain.<br />

e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan<br />

pesan atas isi pesan yang disampaikannya.<br />

f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang<br />

bagaimana komunikasi itu akan dijalankan dalam istilah lain<br />

disebut "Protokol".<br />

6.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Antar<br />

Pribadi<br />

Komunikasi antara pribadi dipengaruhi oleh beberapa faktor<br />

yang dapat mendukung atau malah menghambat keberhasilan<br />

komunikasi tersebut. Faktor pendukung dan penghambat<br />

komunikasi antarpribadi diuraikan sebagai berikut:<br />

a. Faktor Pendukung<br />

Ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan<br />

komunikasi dilihat dari sudut komunikator, komunikan dan pesan<br />

sebagai berikut (Suranto, 2010:32) :<br />

1. Komunikator memiliki kredibilitas/kewibawaan yang tinggi,<br />

daya tarik fisik maupun nonfisik yang mengundang simpati,<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

43


cerdas dalam menganalisis suatu kondisi. Kemudian memiliki<br />

integritas/keterpaduan antara ucapan dan tindakan, dapat<br />

dipercaya, mampu memahami situasi di lingkungan kerja,<br />

mampu mengendalikan emosi, memahami kondisi psikologis<br />

komunikan, bersikap supel, ramah dan tegas serta mampu<br />

menyesuaikan diri dengan masyarakat dimana ia berbicara.<br />

2. Komunikan memiliki pengetahuan yang luas, memiliki<br />

kecerdasan menerima dan mencerna pesan, bersikap ramah,<br />

supel, dan pandai bergaul. Kemudian seorang komunikan<br />

juga harus bisa memahami dengan siapa ia berbicara serta<br />

bersikap bersahabat dengan komunikator. Pesan komunikasi<br />

dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, disampaikan<br />

secara jelas sesuai kondisi dan situasi, lambang-lambang yang<br />

digunakan dapat dipahami oleh komunikator dan komunikan,<br />

dan tidak menimbulkan multi interpretasi/penafsiran yang<br />

berlainan.<br />

b. Faktor Penghambat<br />

Faktor-faktor yang dapat menghambat komunikasi menurut<br />

T. Hani Handoko (2003:283) adalah sebagai berikut :<br />

1. Hambatan Organisasional<br />

a. Tingkat hierarki, bila suatu organisasi tumbuh strukturnya<br />

berkembang akan menimbulkan berbagai masalah<br />

komunikasi. Pesan yang akan disampaikan akan melalui<br />

tingkatan tambahan yang memerlukan waktu lebih lama<br />

44<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


untuk mencapai tempat tujuan dan cenderung menjadi<br />

berkurang ketepatannya.<br />

b. Wewenang manajerial, tanpa wewenang untuk membuat<br />

keputusan, tidak mungkin atasan dapat mencapai tujuan yang<br />

efektif.<br />

c. Spesialisasi, meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar<br />

organisasi, tetapi juga menciptakan masalah-masalah<br />

komunikasi. Dimana perbedaan fungsi, kepentingan dan<br />

istilah-istilah pekerjaan dapat membuat orang-orang hidup<br />

dalam dunia yang berbeda.<br />

2. Hambatan-Hambatan Antar Pribadi<br />

a. Persepsi selektif, pengharapan yang mengarahkan seseorang<br />

untuk melihat atau mendengar kejadian, orang, objek dan<br />

situasi adalah sesuatu yang ingin dia lihat atau dengar.<br />

b. Status komunikator, kecenderungan untuk menilai,<br />

mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar<br />

karakterisitk pengirim.<br />

c. Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada<br />

pengirim, penerima berita atau keduanya juga menimbulkan<br />

hambatan komunikasi.<br />

d. Pendengaran lemah, setiap alasan perlu mendengar secara<br />

efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Berbagai<br />

kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi<br />

mendengar hanya permukaan saja dengan sedikit perhatian<br />

pada apa yang sedang dikatakan.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

45


e. Ketidaktepatan penggunaan bahasa, salah satu kesalahan<br />

terbesar yang dibuat dalam komunikasi adalah anggapan<br />

bahwa pengertian terletak dalam kata-kata yang digunakan.<br />

Adanya konsep komunikasi dalam kegiatan employee relations ini<br />

tentu saja berkaitan dengan aktor yang melakukan employee relations itu<br />

sendiri. Dalam hal ini semua komponen komunikasi tersebut di atas<br />

merupakan aktor yang terlibat dalam kegiatan employee relations, yakni<br />

karyawan/pegawai sebagai komunikator dan karyawan/pegawai sebagai<br />

komunikan (penerima pesan).<br />

Aktor dalam employee relations tersebut dapat menjadi<br />

komunikator ketika ia menjadi penyampai informasi kepada yang lainnya,<br />

kemudian sebaliknya ketika ia menjadi penerima. Dalam proses<br />

penyampaian pesannya, dimungkinkan terjadi beragam hambatan sebagai<br />

mana terdapat faktor penghambat yang dapat mengganggu jalannya<br />

informasi tersebut. Namun demikian, alangkah lebih baik sebuah instansi<br />

lebih fokus kepada faktor pendukung – yakni faktor yang dapat mendukung<br />

keberhasilan proses komunikasi – ketimbang faktor penghambat yang<br />

dapat membuat komunikasi tidak berjalan dengan lancar.<br />

46<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

47


48<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


7. Humas Penggerak Aktivitas Employee<br />

Relations<br />

B<br />

erbicara mengenai kegiatan employee relations dalam sebuah<br />

instansi, maka tentu saja ada sebuah sub bagian yang<br />

mengelola kegiatan tersebut. Pada prinsipnya, employee<br />

relations merupakan bagian dari kegiatan Hubungan Masyarakat (Humas)<br />

internal. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk hubungan dalam kegiatan<br />

Humas atau public relations (PR) yang mengatur hubungan antara instansi<br />

pemerintah atau organisasi dan para pegawainya. Dengan demikian yang<br />

memiliki peran dan mengatur strategi dalam kegiatan ini ialah Humas yang<br />

ada dalam sebuah institusi.<br />

Seperti yang dijelaskan Ruslan, aktivitas employee relations yang<br />

dilakukan instansi pemerintah merupakan suatu bentuk fungsi dari humas<br />

internal. Dengan demikian, Humas memiliki tanggung jawab untuk<br />

menjalankan kegiatan tersebut. Kegiatan employee relations yang<br />

dilakukan oleh Humas juga merupakan suatu bentuk fungsi dari Humas<br />

internal dalam suatu organisasi (Ruslan, 2012: 273).<br />

Mungkin terdengar janggal ketika membahas Humas di lembaga<br />

pemerintah. Apakah benar lembaga pemerintah yang notabene adalah<br />

lembaga nonprofit memerlukan Humas? Apa hubungannya antara Humas<br />

dengan pelayanan prima?<br />

Informasi yang baik dalam suatu instansi pemerintah/instansi<br />

pemerintah mengalir dari atas ke bawah dan sebaliknya juga kepada sesama<br />

anggota pegawai. Semua ini memerlukan fungsi Humas untuk membentuk<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

49


hubungan komunikasi. Dengan kata lain, employee relations bertujuan<br />

untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding), kerjasama<br />

(relationship) dan loyalitas diantara pihak manajemen dengan para<br />

pegawainya.<br />

Perencanaan dan pelaksanaan suatu program informasi dan<br />

komunikasi pegawai biasanya harus terletak pada seksi hubungan pegawai<br />

dari bagian hubungan masyarakatnya. Nasihat serta kerjasama manajemen<br />

dan staf, pelaksana yang melaksanakan hubungan personalia, pegawai atau<br />

industri, harus diusahakan dalam menentukan tujuan, media dan pesan dari<br />

program komunikasi.<br />

Koordinasi yang erat antara seksi hubungan pegawai dengan<br />

seluruh staf serta bagian pelaksanaan organisasi adalah penting. Kegagalan<br />

dalam menyajikan informasi kepada pegawai tentang kebijakan dan<br />

perkembangan instansi pemerintah yang mempengaruhi kepentingannya,<br />

akan menimbulkan kesalah-pahaman, desas-desus palsu dan kecaman.<br />

Apabila tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka pegawai<br />

akan membuat asumsinya sendiri, yang mungkin salah, atau mereka akan<br />

mendengarkan sumber dari luar, yang mungkin memberikan informasi<br />

yang tidak tepat (Moore, 2005: 347).<br />

7.1 Pengertian Humas<br />

Keberadaan humas pada suatu organisasi atau perusahaan biasanya<br />

diketahui dari adanya bagian atau Departemen Humas. Pada umumnya,<br />

lembaga atau organisasi pemerintah masih menggunakan istilah Humas,<br />

sementara perusahaan swasta lebih senang menggunakan istilah Public<br />

Relations.<br />

Humas adalah aktifitas yang dilakukan untuk memberikan<br />

informasi kepada publik oleh pihak instansi pemerintah. Sesuai dengan<br />

maksudnya, maka tujuan dari adanya Humas yaitu agar terciptanya saling<br />

50<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


pengertian bahwa organisasi/ instansi pemerintah senantiasa dimengerti<br />

oleh pihak lain yang berkepentingan.<br />

Dengan adanya kata ‘saling’ maka diharapkan setiap orang yang<br />

terlibat dalam suatu organisasi instansi pemerintah dapat memahami publik<br />

untuk mencapai informasi yang tepat sasaran.<br />

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Charles S. Steinberg<br />

bahwa Humas bertujuan untuk menciptakan opini publik yang positif<br />

tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi instansi<br />

pemerintah/instansi pemerintah (Abdurachman, 2001:26).<br />

Menurut Widjaja (2010:57), Humas adalah kegiatan yang<br />

menyangkut baik individu ke dalam maupun keluar dan semua kegiatan<br />

diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masingmasing<br />

lembaga atau organisasi. Public Relations atau Humas menjadi<br />

sangat penting karena dapat menjembatani saling pengertian antar<br />

karyawan dan memperkuat etos kerja para pegawai/karyawan dan manajer.<br />

Dengan demikian, Praktisi Humas bertindak sebagai komunikator yang<br />

membantu pihak manajemen untuk dapat mendengarkan apa yang menjadi<br />

aspirasi publik. Di sisi lain, praktisi Humas juga dituntut untuk mampu<br />

menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan instansi kepada<br />

publiknya. Publik di sini tentu saja tidak hanya publik eksternal atau yang<br />

berada di luar instansi, tetapi juga publik internal (pegawai/karyawan).<br />

7.2 Tujuan Humas<br />

Menurut Soemirat dan Ardianto dalam bukunya Dasar-Dasar Public<br />

Relations menyebutkan tujuan dari Humas adalah untuk mengembangkan<br />

pengertian dan kemauan baik (goodwill) publiknya serta untuk<br />

memperoleh opini publik yang menguntungkan atau untuk menciptakan<br />

kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan publik (Soemirat<br />

dan ardianto, 2001:89).<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

51


Untuk mencapai citra sukses suatu organisasi, perusahaan dan<br />

instansi pemerintah memerlukan pengakuan dari berbagai kalangan. Untuk<br />

meningkatkan kualitas suatu organisasi harus dimulai dari hal yang paling<br />

mendalam.<br />

Sementara menurut pendapat ahli lainnya, Frank Jeffkins, dalam<br />

bukunya Public Relations mengemukakan bahwa ruang lingkup tujuan<br />

Humas itu ternyata sangat luas. Ia melingkupi citra instansi pemerintah di<br />

mata khalayak umum sehubungan dengan kegiatan atau kebijakan yang<br />

dilakukan.<br />

Tujuan Humas yang tidak kalah penting adalah memperbaiki<br />

hubungan antara instansi pemerintah dengan khalayak ramai secara<br />

berkesinambungan. Persoalan-persoalan yang terjadi di internal instansi<br />

pemerintah sering kali berdampak kepada pelayanan masyarakat.<br />

Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap instansi pemerintah<br />

yang bersangkutan. Kritik yang tajam dan mungkin saja kecaman akan sulit<br />

dibendung apalagi jika publik telah bersepakat untuk menyuarakannya<br />

bersama-sama.<br />

Didalam situasi seperti ini kinerja Humas sangat diperlukan.<br />

Bagaimana membangun citra positif tanpa menyinggung pihak-pihak lain,<br />

menyampaikan informasi serta mendidik pengguna pelayanan publik agar<br />

lebih efektif dan mengerti bagaimana memanfaatkan segala fasilitas publik<br />

yang telah disediakan juga menjadi tanggung jawab Humas yang<br />

berhubungan langsung dengan masyarakat.<br />

Menurut Menurut Danandjaja (2011:22) menjabarkan tujuan Humas<br />

berdasarkan kegiatan internal relations akan mencakup beberapa hal. Ia<br />

menjelaskan tujuan Humas tersebut dalam lingkup perusahaan, namun hal<br />

ini juga berlaku pada instansi pemerintah. Adapun tujuan Humas<br />

berdasarkan kegiatan internal relations adalah sebagai berikut:<br />

52<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini<br />

publik terhadap perusahaan atau instansi pemerintah, terutama<br />

sekali ditujukan kepada kebijakan perusahaan yang sedang<br />

dijalankan.<br />

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijakan yang<br />

sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan<br />

perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.<br />

3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu<br />

kebijakan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut<br />

kepada berbagai aktifitas rutin perusahaan, juga menjelaskan<br />

mengenai perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap<br />

selanjutnya diharapkan publik karyawan tetap well inform.<br />

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staf yang efektif bagi<br />

penugasan yang bersifat internal relations dalam perusahaan<br />

tersebut.<br />

7.3 Alat-Alat Humas<br />

Humas dalam menjalankan tugasnya membutuhkan alat-alat agar<br />

strategi bisa dijalankan dengan lancar. Menurut Anne Gregory (2004: 45-<br />

46), bagian Humas dapat menggunakan alat-alat seperti:<br />

1. Siaran berita dan alat-alat media (News Release and Media Kit).<br />

News Release adalah lembaran informasi yang disampaikan kepada<br />

khalayak umum dalam subjek yang menarik. Subjek yang ada<br />

tersebut biasanya berisi pengumuman tentang suatu produk,<br />

promosi eksekutif, penawaran beasiswa dan lain sebagainya.<br />

Sementara alat media yang digunakan untuk mendapatkan<br />

publisitias tersebut, misalnya lewat pers atau open house<br />

(pertemuan publik).<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

53


2. Fotografi (photography).<br />

Dalam dunia periklanan, sebuah foto bisa lebih berarti daripada<br />

ribuan kata. Sama halnya dengan periklanan, sebuah foto atau<br />

gambar dapat digunakan sebagai alat public relations yang tepat.<br />

Foto sebuah peristiwa, peralatan baru, kegunaan produk akan dapat<br />

menarik perhatian orang lain untuk mengamatinya.<br />

3. Buklet, Brosur, Pamflet dan buku-buku (Booklets, Brochures,<br />

Pamphlets, and Books).<br />

Barang-barang cetakan seperti buklet, brosur, pamflet dan bukubuku<br />

merupakan alat-alat yang sering digunakan oleh praktisi<br />

Humas. Melalui alat-alat tersebut, instansi pemerintah membantu<br />

pegawai untuk mengerjakan sebuah pekerjaan, menjelaskan aturanaturan<br />

keselamatan dan lain sebagainya.<br />

4. Surat-surat dan sisipan (Letters, Insert, and Enclosures).<br />

Surat-surat (Letters) yang ditulis oleh instansi pemerintah<br />

merupakan informasi penting perihal kondisi terakhir instansi<br />

pemerintah dan diberitahukan kepada para konsumen, supplier,<br />

pengecer ataupun dealer. Sementara sisipan (insert and enclosure)<br />

mempunyai pengertian yang sama yakni merupakan tambahan<br />

terhadap informasi instansi pemerintah.<br />

5. Laporan Tahunan (Annual Reports).<br />

Dokumen formal yang dikeluarkan setiap tahunnya oleh instansi<br />

pemerintah kepada masyarakat atau oleh perusahaan kepada para<br />

pemegang saham. Ini merupakan refleksi dari keadaan instansi<br />

pemerintah dalam satu tahun kegiatan atau perusahaan dalam satu<br />

tahun bisnis. Pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota<br />

laporan tahunan dapat berupa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.<br />

6. Publikasi Instansi Pemerintah (House Organs).<br />

54<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


House Organs biasanya juga disebut sebagai publikasi instansi<br />

pemerintah (house Publications). Di sini publikasi instansi<br />

pemerintah dibagi menjadi dua, publikasi instansi pemerintah yang<br />

ditujukan hanya untuk pegawai saja dan publikasi instansi<br />

pemerintah untuk kalangan luar seperti konsumen, pemegang<br />

saham atau juga publik umum. Biasanya alat yang digunakan<br />

adalah surat dengan format tabloid, majalah atau surat pemberitaan.<br />

7. Pidato dan Kertas Posisi (Speeches and Position Papers).<br />

Dalam penulisan pidato seringkali bahan untuk berpidato tersebut<br />

dibuat oleh praktisi Humas dengan melakukan riset dan<br />

mengumpulkan bahan yang sederhana sampai lengkap untuk<br />

kemudian disiapkan sebagai pokok-pokok garis besar pidato.<br />

Sedangkan acara yang biasa digunakan untuk menyampaikan<br />

pidato adalah rapat dengar pendapat, rapat tahunan pemegang<br />

saham dan lain sebagainya.<br />

8. Poster, Papan Buletin, dan Pameran (Posters, Bulletin Boards, and<br />

Exhibits).<br />

Poster digunakan secara internal untuk penekanan keselamatan,<br />

keamanan atau pengurangan limbah, dan secara eksternal<br />

digunakan untuk menyampaikan informasi tentang pengumuman<br />

ataupun produk baru kepada konsumen.<br />

9. Penggunaan Alat-Alat Audiovisual, Film dan Saluran TV tertutup<br />

(Audiovisual material, Films, and Close-circuit TV).<br />

Yang termasuk perlengkapan audiovisual misalnya klise kamera,<br />

film, lembaran film, training/pelatihan, pendidikan, maupun<br />

pembekalan. Dengan kemajuan zaman, instansi pemerintah<br />

maupun perusahaan dapat melakukan siaran melalui Saluran TV<br />

Tertutup melalui berbagai media yang ada misalnya streaming<br />

online terbatas.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

55


10. Pertemuan Publik, Kunjungan dan Kegiatan Panggung Lainnya<br />

(Open House, Plant Tour, and Other Events).<br />

Open House merupakan sebuah istilah yang bisa berarti pertemuan<br />

dengan publik. Di sini praktisi Humas menggunakan hal tersebut<br />

tidak saja untuk menampung keluhan dan saran-saran dari para<br />

pegawai dan unit-unit lainnya dalam instansi pemerintah, tetapi<br />

juga membuka peluang bagi publik umum untuk menyampaikan<br />

saran dan kritiknya. Sama halnya dengan open house, istilah plant<br />

tour juga memberikan penjelasan adanya peluang bagi pihak umum<br />

untuk mengetahui secara mendalam pekerjaan yang dilakukan oleh<br />

instansi pemerintah, biasanya berbentuk kunjungan ke instansi<br />

pemerintah. Dalam kegiatan ini, instansi pemerintah dapat<br />

memberikan secara cuma-cuma berupa produk. Peristiwa lainnya<br />

yang bisa dijadikan alat Humas, misalnya memberikan sponsor<br />

pada kegiatan olahraga, kesenian atau pada kegiatan kebudayaan.<br />

Keseluruhan alat-alat Humas di atas kalau dilakukan dengan baik,<br />

maka hasil yang dicapaipun akan maksimal. Tentu saja ada pemilihan<br />

praktek Humas pada kondisi dan waktu yang tepat agar alat-alat tersebut<br />

dapat digunakan secara maksimal.<br />

Beberapa aktifitas/praktek Humas yang dapat dijalankan dengan<br />

menggunakan alat-alat tersebut, dapat diketahui juga melalui penuturan<br />

Frank Jefkins (2004: 85-86) berikut:<br />

a. Publisitas dan Keagenan Pers (Publicity and Press Agentry).<br />

Publisitas adalah pemberitaan secara umum mengenai orang,<br />

produk atau pelayanan yang ditampilkan lewat radio atau media<br />

cetak dan biasanya disampaikan secara gratis. Sementara keagenan<br />

pers mengacu pada perencanaan kegiatan yang bertujuan untuk<br />

menarik perhatian orang-orang terhadap media (pers).<br />

56<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


. Hubungan dengan Publik dan Lobi (Public Affair and Lobbying).<br />

Public Affairs secara umum berarti segala kegiatan, yang ada<br />

hubungannya dengan kewarganegaraan sebuah instansi<br />

pemerintah. Termasuk didalamnya adalah memberikan kebebasan<br />

kepada para pegawai untuk memilih atau membuat kontribusi<br />

politik, memberikan kepada pegawai partisipasi dalam program<br />

sosial dengan lingkungan sekitar instansi pemerintah dan lain-lain.<br />

Sedangkan lobbying merupakan usaha instansi pemerintah untuk<br />

mencoba menginformasikan dan membujuk pihak atau berbagai<br />

pihak agar tertarik untuk mempromosikan instansi pemerintah<br />

lewat kegiatan administratif dan legal seperti dimudahkannya<br />

perijinan.<br />

c. Publikasi (Publications).<br />

Dalam publikasi, hampir semua alat-alat Humas yang ada dapat<br />

digunakan. Hal ini memang dikarenakan semua alat-alat tersebut<br />

dapat menyampaikan informasi tentang instansi pemerintah.<br />

d. Penelitian (Research).<br />

Praktek public relations dapat dilakukan melalui penelitian.<br />

Melalui penelitian informasi yang diperoleh dapat dipercaya serta<br />

valid. Salah satu cara yang umum digunakan dalam penelitian<br />

public relations dalam sampel opini (opinion sampling).<br />

e. Ceramah Umum (Public Speaking).<br />

Praktisi Humas harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang<br />

baik, sehingga dapat menyampaikan informasi kepada khalayak<br />

dengan jelas. Kemampuan berkomunikasi dengan baik juga sangat<br />

dibutuhkan karena terkadang instansi pemerintah dimintai<br />

wawancara oleh TV akan suatu hal, yang tentu saja hal itu<br />

membutuhkan juru bicara yang handal.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

57


f. Perencanaan dan Pelaksana (Planning and Executions).<br />

Dalam praktek kehumasan, perencanaan dan pelaksanaan lebih<br />

merupakan indikator seberapa jauh aktivitas Humas melakukannya<br />

dengan efektif. Untuk melakukan secara efektif, praktisi Humas<br />

harus menganalisa hubungan antara instansi pemerintah dengan<br />

publiknya, mengevaluasi perilaku publik dan opini ke depan<br />

terhadap instansi pemerintah dan menetapkan kebijakan, prosedur<br />

dan aksi instansi pemerintah yang ada hubungannya dengan publik<br />

instansi pemerintah.<br />

g. Pencarian Dana dan Dukungan Anggota (Financial Raising and<br />

Membership Drivers).<br />

Praktisi Humas mungkin bertanggungjawab untuk meminta dana<br />

bagi keperluan organisasi atau instansi pemerintah. Organisasiorganisasi<br />

seperti organisasi amal, serikat buruh, masyarakat<br />

profesional, asosiasi perdagangan dan kelompok-kelompok lainnya<br />

pada iuran anggota sebagai kontributor dan dukungan utama bagi<br />

jalannya organisasi tersebut. Disinilah praktisi Humas harus<br />

mampu berkomunikasi kepada penyokong potensial atau anggota<br />

untuk mendukung program dimaksud melalui alat-alat komunikasi<br />

yang ada.<br />

Beberapa praktik Humas diatas merupakan contoh nyata terhadap<br />

penggunaan alat-alat Humas yang ada. Dalam sebuah pelaksanaan kegiatan<br />

Humas, unsur-unsur seperti adanya alat serta dilakukannya praktik sangat<br />

menentukan tercapainya tujuan instansi pemerintah.<br />

7.4 Alasan Praktisi Humas Perlu Menangani Pegawai<br />

Kedudukan pegawai dalam sebuah organisasi mungkin tidaklah<br />

begitu besar dalam pengambilan keputusan. Namun jumlah mereka adalah<br />

58<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


yang paling banyak dalam suatu organisasi/instansi pemerintah. Jika<br />

mereka tidak mendapatkan perhatian yang layak, maka dapat<br />

membahayakan manajemen organisasi. Sebaliknya jika mereka<br />

diperhatikan dengan baik, persatuan yang terbentuk atas dasar<br />

kebersamaan, justru dapat menyelamatkan organisasi, perusahaan dan<br />

instansi pemerintah. Misalnya saat terjadi krisis ekonomi yang melanda<br />

negara, persatuan antara pegawai lah yang menjadi penguat dan kokohnya<br />

suatu badan usaha baik pemerintah maupun swasta.<br />

Rumor atau issue yang dibuat secara sembarangan dapat membuat<br />

pegawai atau karyawan terpecah belah. Informasi yang semestinya bersifat<br />

rahasia akan menjadi issue yang cepat merebak jika tidak ditutup. Asumsi<br />

dari berbagai pemikiran dapat memperuncing keadaan menjadi lebih<br />

buruk. Praktisi Humas semestinya bertindak tanggap dalam menangani hal<br />

ini. Issue sensitif yang terjadi misalnya gaji, tunjangan, cuti, rotasi jabatan,<br />

non-job bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Issue semacam ini<br />

setidaknya dapat diminimalisir jika praktisi Humas memuat informasi<br />

akurat berdasarkan ketetapan manajemen instansi pemerintah agar mereka<br />

tidak mencarinya melalui gosip atau rumor.<br />

Kita semua telah faham bahwa pegawai atau karyawan adalah ujung<br />

tombak. Terutama bagi instansi pemerintah yang berhubungan erat dengan<br />

pelayanan. Dalam instansi pemerintah, pelayanan publik juga sangat<br />

penting terutama pada bidang-bidang yang menangani masalah perpajakan,<br />

kesehatan, pendidikan, perizinan, kependudukan, imigrasi, pertanahan,<br />

perpustakaan dan lain sebagainya. Kerjasama yang baik antara internal<br />

pegawai akan tercapai dengan memberikan perhatian yang baik oleh<br />

pimpinan instansi serta kebijakan yang tidak berpihak pada sebagian<br />

bidang. Feedback yang di peroleh dari hal tersebut adalah pelayanan yang<br />

maksimal kepada masyarakat.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

59


Pers memiliki tempat tersendiri dalam kemajuan sebuah organisasi<br />

instansi pemerintah/instansi. Mereka akan sangat bersimpati kepada<br />

pegawai yang haknya tidak terpenuhi. Berita yang tidak sedap dari satu<br />

orang saja jika diangkat ke publik akan berdampak buruk pada manajemen<br />

organisasi/instansi. Misalnya peristiwa PHK, non-job, upah buruh, gaji<br />

yang tidak tepat waktu tentu dapat merusak citra instansi pemerintah bila<br />

diangkat ke khalayak ramai. Dengan demikian pers turut serta dalam<br />

kemajuan dan citra positif sebuah organisasi.<br />

Melihat hal-hal di atas, sangat jelas bahwa pegawai merupakan suatu<br />

kekuatan dalam instansi pemerintah yang perlu mendapatkan perhatian<br />

lebih. Maka praktisi Humas tidak bisa dianggap remeh dalam sebuah<br />

organisasi karena mereka yang bergerak dibidang Humas inilah yang<br />

bertugas menyampaikan segala informasi resmi yang dikeluarkan oleh<br />

pihak manajemen.<br />

60<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


8. Publik Internal<br />

P<br />

egawai merupakan salah satu bagian internal publik yang<br />

dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan Humas di dalam<br />

usaha untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. Pegawai<br />

bekerja pada pemberi kerja atau orang yang bekerja berdasarkan imbalan<br />

tertentu.<br />

Publik atau dalam bahasa Indonesia kerap disebut umum atau<br />

khalayak umum, indentik dengan masyarakat serta hubungannya dengan<br />

khalayak ramai. Publik bersifat lebih universal yang berkaitan dengan suatu<br />

bangsa, negara maupun komunitas. Dalam dunia pemerintah, publik lebih<br />

dikaitkan dengan masyarakat umum dalam lingkup yang luas. Publik<br />

internal adalah khalayak atau masyarakat yang menjadi bagian dari sebuah<br />

instansi atau organisasi itu sendiri. Sifatnya yang intern atau di dalam yang<br />

dapat disesuaikan dengan bentuk organisasi atau instansi yang<br />

bersangkutan.<br />

Misalnya organisasi dalam bentuk instansi pemerintah, swasta,<br />

lembaga pemerintahan, pendidikan dan kesehatan. Internal publik lebih<br />

bergantung pada sifat dan karakter dari sebuah organisasi tersebut dan<br />

menjadi bagian dari kegiatan usaha dari organisasi atau instansi itu sendiri.<br />

8.1 Komponen Publik Internal dan Peran Sertanya dalam<br />

Organisasi<br />

Publik internal dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah<br />

adalah pimpinan, pegawai, keluarga pegawai, kepala bagian, kepala<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

61


idang, manajer, satpam, resepsionis, pimpinan tertinggi lembaga<br />

pemerintahan dan seterusnya. Dalam perusahaan bahkan sampai ke<br />

pemegang saham.<br />

Sedangkan yang termasuk pada publik eksternal adalah orangorang<br />

yang berkepentingan dan mendukung kemajuan organisasi instansi<br />

pemerintahan tersebut seperti bank, penyalur barang, pers, dan komunitas<br />

atau organisasi lainnya. Selain publik internal dan eksternal ada juga<br />

komponen lain yang mendukung kerja Humas dalam penyampaian<br />

informasi seperti publik primer (penting atau berpengaruh besar) maupun<br />

sekunder (kurang berpengaruh). Hubungan yang terjaga dengan baik antara<br />

publik dengan organisasinya akan sangat berguna misalnya saja dalam<br />

penyampaian ide.<br />

Hubungan yang baik dengan internal publik sebagai bentuk<br />

perwujudan Humas akan melahirkan ide atau gagasan yang cemerlang dan<br />

cara penyampaiannya tidak memakan waktu banyak serta dana yang besar<br />

karena setiap orang telah memahami maksud dan tujuan dari berdirinya<br />

sebuah organisasi instansi pemerintah tersebut.<br />

8.2 Kesalahan Komunikasi pada Publik Internal Instansi<br />

Pemerintah<br />

Saat ini perubahan sistem yang dilakukan pemerintah yang baru<br />

tentu sedikit banyak melahirkan permasalahan-permasalahan yang baru<br />

juga. Namun ini merupakan tantangan bagi Humas dalam menjaga<br />

hubungan baik antara publik dan pemerintah. Tantangan ini mungkin agak<br />

terasa lebih sulit pada pemerintah daerah dimana hubungan pemerintah<br />

62<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


dengan publik dirasa sangat dekat hingga kadangkala melibatkan persoalan<br />

pribadi.<br />

Akan tetapi kendala yang terjadi hendaknya tidak membuat pihak<br />

praktisi Humas mengalami kemunduran dalam tugasnya menyampaikan<br />

informasi kepada publik. Bahkan jika ditilik lebih dalam sebenarnya<br />

hubungan yang dekat tersebut akan lebih menguntungkan, sebab kegiatan<br />

yang dirancang akan lebih fokus dengan maksud dan tujuan yang tepat<br />

sasaran. Semua itu tidak lepas dari bagaimana informasi diberikan kepada<br />

publik agar tidak terjadi salah pengertian. Kesalahan yang sering terjadi<br />

pada publik internal instansi pemerintah diantaranya:<br />

a. Informasi sepihak yang diberikan oleh seseorang tanpa mencari<br />

sumber kebenarannya dari praktisi Humas.<br />

b. Ketidaksepahaman antara keinginan pimpinan instansi dengan<br />

pegawai.<br />

c. Penundaan gaji yang kerap terjadi khususnya bagi pegawai honorer<br />

dengan alasan belum adanya pengesahan anggaran dari DPRD<br />

(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).<br />

d. Kurangnya perhatian pada organisasi kepegawaian seperti koperasi<br />

pegawai, dharma wanita dan PKK (Pembinaan Kesejahteraan<br />

Keluarga).<br />

e. Kurangnya perhatian pada anggota keluarga pegawai yang terkena<br />

musibah baik itu pegawai tetap ataupun honorer.<br />

f. Kegiatan yang menguntungkan sebelah pihak misalnya korupsi,<br />

kolusi, nepotisme maupun pungutan liar yang kerap terjadi.<br />

Permasalahan seperti ini bukanlah hal yang dianggap remeh karena<br />

instansi pemerintah adalah lembaga yang menaungi masyarakat secara<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

63


global. Ketergantungan khalayak umum atau masyarakat kepada lembaga<br />

pemerintah mutlak terjalin. Oleh sebab itu permasalahan yang timbul<br />

dalam publik internal hendaknya diselesaikan dengan cara yang bijaksana<br />

dan memerlukan peran serta seluruh publik internal yang terlibat langsung<br />

dalam organisasi pemerintah tersebut.<br />

64<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

65


66<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


9. Kondisi Jika Employee Relations berjalan<br />

Baik<br />

M<br />

elalui kegiatan employee relations diharapkan akan<br />

menimbulkan hasil yang positif, yaitu pegawai atau<br />

karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan baik<br />

organisasi, perusahaan maupun instansi pemerintah. Sehingga dapat<br />

menciptakan rasa memiliki, motivasi, kreativitas yang tinggi dan ingin<br />

mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.<br />

Disamping itu, kegiatan employee relations akan mengurangi<br />

timbulnya dampak negatif terhadap suatu instansi pemerintah seperti akan<br />

timbulnya rasa kejenuhan, kebosanan, bagi para pegawainya, yang<br />

nantinya akan berakibat pada rendahnya loyalitas sehingga output-nya bisa<br />

menurunkan citra instansi tersebut.<br />

Dalam upaya mencapai tujuan instansi pemerintah maka harus<br />

adanya keselarasan, semangat kerja sama di antara para pegawai melalui<br />

komunikasi yang baik antara atasan dan pegawainya. Menurut Widjaja,<br />

hasil yang diharapkan dari kegiatan employee relations adalah sebagai<br />

berikut:<br />

1. Mendapatkan saling pengertian antar pimpinan dengan semua<br />

pegawai dalam sebuah organisasi.<br />

2. Menciptakan kerjasama yang serasi antara pegawai.<br />

3. Menanamkan rasa damai kepada pegawai.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

67


4. Menanamkan rasa sukses kepada pegawai sehingga mereka<br />

merasa diberi kesempatan untuk maju dalam mengembangkan<br />

kariernya.<br />

5. Menanamkan loyalitas para pegawai.<br />

6. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para pegawai.<br />

7. Menciptakan adanya semangat kerja yang tinggi.<br />

8. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah<br />

laku pegawai. Data ini diperlukan dalam rangka pembinaan,<br />

pengorganisasian, kerjasama, koordinasi, dan evaluasi terhadap<br />

pegawai. (Widjaja, 2005:79)<br />

Pelaksanaan program employee relations yang tepat pada instansi<br />

pemerintah diharapkan dapat menciptakan motivasi kerja pegawai hingga<br />

pada akhirnya mereka akan memberikan pelayanan prima kepada<br />

masyarakat. Dengan sendirinya hal ini akan membangun citra positif<br />

instansi pemerintah sehingga menyelaraskan antara tujuan pemerintah<br />

dengan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan Indonesia di segala<br />

bidang.<br />

68<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

69


70<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


10. Kajian Pustaka (Hasil Riset terkait<br />

Employee Relations)<br />

K<br />

aryawan di dalam perusahaan merupakan aset yang sangat<br />

penting dalam hubungan dengan masyarakat internal.<br />

Employee relations (hubungan kepegawaian) dapat juga disebut hubungan<br />

publik internal, atau dapat juga disebut hubungan masyarakat internal yaitu<br />

sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau<br />

perusahaan yang jelas, baik fungsional, organisasi maupun bidang teknis<br />

dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya (Ruslan, 2002 : 279).<br />

Riset pertama yang akan dibahas mengenai employee relations<br />

adalah Peran budaya organisasi dalam membangun employee relations<br />

pada CV. Z di Surabaya (Laksmana, 2014). Secara umum sebuah<br />

organisasi sangat membutuhkan indikator employee relations supaya<br />

komunikasi yang terjalin melalui hubungan vertikal dan horizontal menjadi<br />

lebih efektif. Employee relations memiliki setidaknya delapan indikator<br />

yang membuat employee relations dikatakan berhasil. Pada indikator<br />

pertama adalah komunikasi, komunikasi yang dibahas disini adalah<br />

komunikasi interpersonal yang dilakukan secara tatap muka. Komunikasi<br />

dua arah adalah salah satu komponen yang paling penting dari employee<br />

relations yang berhasil. Komunikasi ini bersifat interaktif yang mana<br />

diharapkan timbul umpan balik dalam setiap komunikasi yang terjadi.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

71


Komunikasi ini diharapkan mampu membangun kepercayaan antara<br />

manajer dengan karyawan. Selanjutnya indikator kedua yang perlu<br />

dipertimbangkan adalah kepercayaan. Tanpa ada unsur kepercayaan<br />

komunikasi akan terganggu yaitu misalnya ketika karyawan tidak percaya<br />

terhadap manajer mereka atau sebaliknya ketika manajer tidak percaya<br />

dengan karyawan yang bekerja pada mereka. Tentu hal ini akan<br />

menimbulkan efek negatif bagi organisasi tersebut.<br />

Indikator ketiga yaitu berkaitan dengan etika karyawan atau<br />

pegawai. Etika yang dimaksud disini adalah etika dalam bisnis atau<br />

pekerjaan yang sedang dilakukan. Etika jika karyawan tidak menganggap<br />

manajer sebagai contoh etika bisnis yang baik, mereka akan<br />

mempertanyakan motif dari manajer tersebut melanggar etika bisnis<br />

tersebut. Indikator keempat, adanya unsur keadilan. Unsur keadilan yang<br />

dimaksud adalah semua karyawan harus diperlakukan dengan cara yang<br />

konsisten dalam situasi yang sama. Namun, organisasi juga harus<br />

memperhatikan dan menghargai karyawan yang memang memiliki kinerja<br />

lebih baik.<br />

Indikator yang kelima adalah unsur sensitifitas manajer. Perasaan<br />

Manajer harus memiliki sikap yang sensitif terhadap perasaan karyawan.<br />

Menunjukkan empati dan perhatian adalah bagian penting dari membangun<br />

hubungan saling percaya dengan karyawan. Indikator keenam adalah<br />

persepsi dan keyakinan dalam employee relations. Persepsi bahkan lebih<br />

penting daripada kenyataan yang ada. Jika karyawan percaya organisasi<br />

memiliki kebijakan yang adil dan mencoba untuk berkomunikasi secara<br />

jujur, mereka akan merespon lebih baik daripada jika mereka percaya<br />

organisasi cenderung sedang menutupi kebenaran. Ketujuh Karyawan<br />

72<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


perlu untuk mengetahui tidak hanya harapan dari manajer mereka, tetapi<br />

juga apa yang manajer mereka harapkan dari mereka. Kemudian terakhir<br />

adalah pemecahan konflik. Konflik selalu muncul dalam setiap organisasi.<br />

Namun, bagaimana konflik tersebut ditangani sangat bervariasi<br />

(Laksmana, 2014: 2-3).<br />

Kemudian hasil riset yang dilakukan oleh Laksmana (2014)<br />

menjelaskan bahwa employee relations dalam CV. Z. yang merupakan<br />

perusahaan jasa di bidang event organizer. Riset ini dilatarbelakangi karena<br />

perusahaan jasa dalam hal ini event organizer sangat membutuhkan<br />

employee relations yang baik dalam membangun komunikasi dan<br />

kepercayaan antara manajer dengan karyawan yang mempengaruhi kinerja<br />

organisasi secara umum. Dapat dilihat seberapa besar keberhasilan<br />

perusahaan menciptakan employee relations melalui indikator employee<br />

relations yang berhasil menurut Daniel (2003), yaitu:<br />

1. Komunikasi.<br />

Komunikasi menjadi salah satu indikator yang cukup<br />

penting bagaimana suatu perusahaan mampu menciptakan<br />

employee relations yang berhasil. Pada CV. Z, komunikasi<br />

interpersonal secara dua arah melalui diskusi dilakukan oleh<br />

pimpinan perusahaan kepada para karyawan, namun pimpinan<br />

perusahaan mengakui jarang memanfaatkan diskusi ini untuk<br />

pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan pimpinan perusahaan<br />

beranggapan bahwa tidak semua hal perlu didiskusikan terlebih<br />

dahulu agar keputusan bisa segera dapat dibuat.<br />

2. Kepercayaan.<br />

Pada CV. Z, perusahaan mampu memberi wewenang<br />

kepada para karyawan melalui pembagian tugas. Bahkan para<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

73


karyawan mengakui sangat minim penilaian kinerja dilakukan oleh<br />

perusahaan dalam pembagian tugas tersebut. Pimpinan perusahaan<br />

hanya melakukan penilaian informal secara lisan terhadap para<br />

karyawan. Pimpinan perusahaan juga mengakui bahwa adanya<br />

hambatan dalam penilaian kinerja karena telah timbulnya<br />

kepercayaan terhadap para karyawan tersebut. Pimpinan<br />

perusahaan melakukan hal ini bertujuan untuk membentuk<br />

kepercayaan diri para karyawan ketika diberikan tanggung jawab<br />

lebih terhadap pekerjaannya.<br />

3. Etika.<br />

Pimpinan perusahaan CV. Z mampu menjadi contoh yang<br />

baik bagi para karyawan, ini tampak melalui pimpinan perusahaan<br />

yang selalu menghimbau para karyawan ketika morning briefing<br />

untuk selalu memperhatikan para klien dengan baik. Seperti contoh<br />

ketika telah menyelesaikan acara yang ditangani, pimpinan<br />

perusahaan mengharapkan karyawan yang menangani acara<br />

tersebut menyiapkan bukti-bukti pembayaran yang jelas dan benar<br />

untuk ditagihkan kepada klien. Selain itu, pimpinan juga<br />

menghimbau agar karyawan yang berwenang menyiapkan<br />

dokumen-dokumen penting klien seperti dokumen catatan sipil agar<br />

diterima klien dengan baik.<br />

4. Keadilan.<br />

Perusahaan CV. Z berusaha berlaku adil melalui pembagian<br />

kerja, dan pemberian tanggung jawab berdasarkan kemampuan dan<br />

kondisi karyawan. Ini dapat dilihat dari bagaimana perusahaan<br />

memperlakukan karyawan yang baru bekerja kembali setelah cuti<br />

hamil, perusahaan tidak langsung memberi pekerjaan yang berat<br />

74<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


terhadap karyawan tersebut dan memberi kebijakan yang lebih<br />

fleksibel terkait jam kerja. Selain itu perusahaan memberikan<br />

tanggung jawab yang lebih besar terhadap karyawan yang dianggap<br />

sudah senior di dalam perusahaan. Lalu bentuk keadilan di dalam<br />

perusahaan ini dalam bentuk lain yaitu dalam pemberian gaji yang<br />

disesuaikan dengan kinerja dari karyawan. Sistem pemberian gaji<br />

di perusahaan terdiri dari gaji pokok yang akan ditambah komisi<br />

ketika para karyawan menangani event. Sehingga ketika karyawan<br />

lebih banyak menangani event dibandingkan karyawan lain, tentu<br />

karyawan tersebut akan mendapatkan total gaji yang lebih besar<br />

dibandingkan karyawan lain yang mungkin tidak atau kurang<br />

menangani event.<br />

5. Perasaan.<br />

Perasaan dapat dilihat dari bagaimana seorang pimpinan<br />

atau manajer menunjukkan empati dan perhatian terhadap para<br />

karyawannya. Empati dan perhatian tersebut dipercaya mampu<br />

membangun hubungan saling percaya antara perusahaan dengan<br />

karyawan. Pada CV. Z, pimpinan perusahaan berusaha<br />

memperhatikan karyawannya melalui perhatian terhadap sisi<br />

psikologis dari karyawan. Ini terlihat dari bagaimana perusahaan<br />

memperhatikan karyawan yang masih dalam tahap pemulihan<br />

setelah melahirkan, karyawan tersebut diberikan kebijakan yang<br />

lebih fleksibel untuk masalah jam kerja dan pembagian kerja.<br />

6. Persepsi dan keyakinan.<br />

Pada CV. Z, perusahaan memberikan informasi-informasi<br />

terbaru seputar kondisi perusahaan melalui kegiatan morning<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

75


iefing yang diadakan setiap pagi hari. Pada kegiatan ini, pimpinan<br />

organisasi membahas kondisi seputar perusahaan terkait klien yang<br />

sedang dihadapi saat ini, dan acara yang sedang disiapkan oleh<br />

perusahaan.<br />

7. Harapan yang jelas.<br />

Pimpinan perusahaan CV. Z menyampaikan harapannya<br />

melalui morning briefing yang diadakan setiap hari. Pada kegiatan<br />

morning briefing ini pimpinan juga memberikan target perusahaan<br />

secara umum yang ingin dicapai oleh perusahaan, sehingga<br />

karyawan dapat dengan jelas mengetahui apa yang harus mereka<br />

lakukan untuk mencapai target perusahaan secara umum tersebut.<br />

Target yang jelas tentunya akan diimbangi dengan pemberian gaji<br />

atau komisi yang jelas pula.<br />

8. Pemecahan konflik.<br />

Pada CV. Z, pimpinan perusahaan berusaha menyelesaikan<br />

konflik yang timbul dengan membicarakan permasalahan yang ada<br />

secara baik-baik dan personal dengan pihak yang terlibat konflik.<br />

Sehingga pimpinan dapat mengetahui dengan jelas permasalahan<br />

tersebut dan menyelesaikannya secara musyawarah. Sebagai<br />

contoh ketika terdapat perbedaan pendapat antara admin yang<br />

mengambil keputusan untuk mencetak ulang sign pemisahan karena<br />

merasa sign pemisahan yang dibawa kurang tepat untuk acara ini.<br />

Setelah mengetahui alasan admin tersebut yang dikarenakan oleh<br />

sang admin kurang tepat dalam menentukan sign pemisahan,<br />

pimpinan memberi pengertian agar lain kali lebih menyiapkan hal-<br />

76<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


hal yang terlihat sepele namun dapat berpengaruh terhadap jalannya<br />

acara yang ditangani (Laksmana, 2014: 6-7).<br />

Menurut Darjono (2015: 8-10) yang mengadakan riset mengenai<br />

evaluasi program employee relations Toyota Asri Motor. Metode audit<br />

mini komunikasi layak digunakan, dimana penelitian audit mini<br />

komunikasi melihat empat aspek yaitu aspek manajemen, aspek organisasi,<br />

aspek komunikasi, dan aspek umpan balik. Hasil penelitian ditemukan<br />

bahwa program employee relations berlandaskan pada corporate values,<br />

antara lain visi, misi dan filosofi perusahaan (Panca Dharma). Program<br />

employee relations diatur dibawah kebijakan perusahaan dan dijalankan<br />

oleh bagian Human Resource Development (HRD). Program employee<br />

relations terdiri dari empat bentuk kegiatan yaitu Family Day, Employee<br />

Training, Upacara Apel, dan Program Beasiswa.<br />

Adapun titik rawan yang ditemukan dalam penelitian ini pada aspek<br />

umpan balik yaitu tidak ada evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan<br />

terhadap masing-masing kegiatan dalam program employee relations ini.<br />

Titik rawan ini menyebabkan perusahaan tidak dapat menilai keefektifan<br />

program employee relations, dimana titik rawan ini juga menyebabkan<br />

menimbulkan potensial titik rawan yang dirasakan oleh informan yaitu<br />

susunan acara Family Day yang kurang tertata. Untuk itu peneliti<br />

memberikan rekomendasi bahwa perusahaan perlu membuat suatu bentuk<br />

evaluasi yang khusus dan sederhana untuk setiap kegiatan dalam program<br />

employee relations, dan dilakukan secara rutin. Dengan ini perusahaan<br />

dapat menilai mana program-program yang dapat dinilai efektif bagi<br />

employee relations. Dari hasil evaluasi tersebut, perusahaan dapat memilah<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

77


mana program yang perlu tetap dilanjutkan dan mana yang harus diganti.<br />

Selain itu perusahaan perlu merancang suatu media komunikasi internal<br />

yang khusus dipergunakan perusahaan dalam menyebarkan informasiinformasi<br />

penting dalam perusahaan. Peneliti menilai komunikasi yang<br />

dilakukan perusahaan, termasuk untuk mensosialisasikan program<br />

perusahaan, cenderung bersifat personal.<br />

Gregory (2004: 139) mengatakan bahwa Public Relations harus<br />

melakukan evaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban, serta dapat<br />

memudahkan Public Relations dalam mengendalikan kegiatan Public<br />

Relations, karena evaluasi dapat membantu dalam menangkap tanda-tanda<br />

bahaya sebelum masalah itu sendiri berkembang, serta membantu<br />

membuktikan nilai yang dimiliki. Audit mini memiliki tujuan yang sama<br />

dengan audit komunikasi yang menyeluruh, hanya saja audit mini tidak<br />

dapat menghasilkan informasi yang selengkap dan serinci audit<br />

komunikasi menyeluruh (Hardjana, 2000: 144). Audit mini dapat<br />

dirumuskan “sebagai alat untuk menemukan titik-titik rawan,<br />

mendokumentasi dan menguji program dan prosedur kerja, mendapatkan<br />

umpan balik, dan membuat berbagai rekomendasi” (Susan Cluff dalam<br />

Hardjana, 2000: 145).<br />

Dalam audit mini komunikasi, terdapat empat aspek penting yang<br />

dilihat, antara lain (1) manajemen, meliputi pandangan dan kebijakan; (2)<br />

organisasi, meliputi prosedur kerja, sistem dan sumber daya; (3)<br />

komunikasi, meliputi internal, eksternal, dengan bentuk tertulis dan lisan;<br />

(4) umpan balik yang meliputi saluran-saluran, frekuensi dan hasilnya<br />

(Hardjana, 2000: 146).<br />

78<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Employee relations juga berkaitan dengan aspek komunikasi antar<br />

pribadi. Komunikasi antar pribadi merupakan jenis komunikasi yang<br />

digunakan dalam organisasi baik antara karyawan dengan karyawan<br />

maupun pemimpin dengan karyawannya. Komunikasi antar pribadi<br />

sebenarnya sama dengan pengertian komunikasi yang sudah dikenal secara<br />

umum.<br />

Secara formal dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan<br />

yang dilakukan oleh seseorang dan diterimanya pesan tersebut oleh orang<br />

lain atau kelompok kecil dari orang-orang, dengan suatu akibat dan umpan<br />

balik yang segera. Menurut pendapat Joseph A. Devito dalam buku<br />

Perilaku Organisasi (Stephen Robbins, 2001:188), untuk mengetahui<br />

komunikasi yang terjadi telah berjalan efektif sesuai yang diharapkan atau<br />

tidak, dapat dikenali melalui lima hal berikut:<br />

a. Keterbukaan. Terdapat dua aspek keterbukaan dalam komunikasi,<br />

yakni:<br />

1. Aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang<br />

berinteraksi dengan orang lain. Dengan keinginan untuk terbuka<br />

ini dimaksudkan agar diri masing-masing tidak tertutup didalam<br />

menerima informasi dan berkeinginan juga menyampaikan<br />

informasi dari dirinya.<br />

2. Keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang<br />

datang kepadanya. Dalam keterbukaan sudah sepatutnya kalau<br />

setiap orang yang saling berkomunikasi mau berinteraksi secara<br />

terbuka terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya, karena<br />

tidak ada yang paling nikmat selain dihargainya dalam perbedaan<br />

pendapat.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

79


. Empati<br />

Kualitas komunikasi yang sangat sulit dicapai adalah kemampuan<br />

untuk melakukan empati. Jika dalam kerangka pemikiran komunikasi<br />

berada dalam kerangka empati ini, maka seseorang akan memahami<br />

posisinya, dari mana mereka berasal, dimana mereka sekarang dan<br />

kemana mereka akan pergi. Dan yang paling penting tidak<br />

memberikan penilaian pada prilaku atau sikap sebagai perilaku atau<br />

sikap yang salah atau benar.<br />

c. Dukungan<br />

Dukungan adakalanya terucapkan dan adakalanya tidak terucapkan.<br />

Dukungan yang tidak terucapkan tidaklah mempunyai nilai yang<br />

negatif, melainkan dapat juga merupakan aspek positif dari<br />

komunikasi. Gerakan-gerakan seperti anggukan kepala, kerdipan<br />

mata, senyum, atau tepukan tangan merupakan dukungan positif yang<br />

tak terucapkan. Bahkan dukungan terucapkan dan tidak terucapkan<br />

dapat dilakukan secara bersamaan misalnya ketika memberi selamat<br />

atas prestasi pegawai sambil menepuk pelan pundaknya atau sambil<br />

bertepuk tangan.<br />

d. Kepositifan. Terdapat tiga aspek kepositifan dalam komunikasi yaitu:<br />

1. Terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang.<br />

2. Perasaan yang positif terhadap orang lain dikomunikasikan.<br />

3. Perasaan positif dalam situasi komunikasi mengefektifkan kerja<br />

sama.<br />

e. Kesamaan<br />

Hendaknya ada usaha untuk mencapai kesamaan antara pembicara dan<br />

pendengar. Memang terdapat kedudukan bahwa seseorang sebagai<br />

80<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


pembicara dan orang lain sebagai pendengar, tetapi itu bukan berarti<br />

seorang pembicara harus mendominir semua waktu yang ada,<br />

sementara pendengar menjadi mengantuk atau keluar ruangan dengan<br />

muka masam.<br />

Memahami konsep komunikasi antar pribadi yang bisa saja terjadi<br />

antara pimpinan dengan pegawai atau antar pegawai dalam konsep<br />

employee relations tentu sangat penting. Memahami orang lain dalam<br />

berinteraksi juga nantinya akan memperngaruhi bagaimana cara<br />

berinteraksi. Hal ini juga penting untuk diketahui pimpinan, karena<br />

bagaimana untuk mengkoordinasikan pegawai sesuai dengan visi dan misi<br />

sebuah lembaga atau instansi bergantung pada hubungan employee<br />

relations. Berdasarkan riset Tonapa (2013) yang berjudul “Pengaruh<br />

Komunikasi Pemimpin Terhadap Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor<br />

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur” terdapat pengaruh<br />

komunikasi pemimpin terhadap semangat kerja pegawai pada kantor Dinas<br />

Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, meskipun peningkatan pada<br />

semangat kerja pegawai tidak terlalu pesat.<br />

Dari hasil analisis diperoleh Ŷ= 1.054 + 0.638X, artinya setiap<br />

peningkatan satu poin komunikasi pemimpin akan meningkatkan semangat<br />

kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehtan Provinsi Kalimantan Timur<br />

sebesar 0,638. Besarnya sumbangan yang diberikan variabel komunikasi<br />

Pemimpin terhadap semangat kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan<br />

Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 49,6% sedangkan sisanya<br />

sebesar 53,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam<br />

penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis deskriptif presentase diperoleh<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

81


variabel komunikasi pemimpin termasuk dalam kategori sangat baik<br />

dengan rata-rata skor 40,58 persentase 81,10%, dengan hubungan yang<br />

baik antara pemimpin dan pegawai sebagai indikator yang memberikan<br />

kontribusi terbesar dan kepercayaan pegawai pada pesan yang disampaikan<br />

pimpinan sebagai indikator yang memberikan kontribusi terendah.<br />

Variabel semangat kerja pegawai termasuk dalam kategori baik, dimana<br />

rata-rata skor 21,8 persentase 72,6%, dengan indikator disiplin kerja<br />

memberikan kontribusi terbesar, dan indikator kepuasan kerja memberikan<br />

kontribusi terendah (Tonapa, 2013:83).<br />

Riset employee relations selanjutnya dilakukan oleh Ningsih, pada<br />

tahun 2009 dengan judul “Strategi Employee Relations Untuk<br />

Meningkatkan Kinerja Karyawan dan Citra pada PT. Kereta Api<br />

(Persero)”. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan baik<br />

kepada bagian humas maupun karyawan, ternyata kegiatan employee<br />

relations yang dilakukan Humas PT. Kereta Api (Persero) dapat berjalan<br />

dengan baik, memberikan respon yang cukup baik dari karyawan, dapat<br />

diterima oleh karyawan dan karyawan cukup merasa puas dengan berbagai<br />

kegiatan yang diadakan oleh Humas di PT Kereta Api (Persero). Dengan<br />

adanya berbagai kegiatan employee relations yang dilaksanakan tersebut<br />

maka karyawan merasa bahwa perusahaan mempunyai rasa peduli<br />

terhadap mereka sekaligus menghargai hasil kerja mereka selama ini.<br />

Dengan kepuasan yang dirasakan oleh para karyawan maka akan<br />

menimbulkan suatu dampak yang positif terhadap perusahaan.<br />

Dampak yang timbul dari rasa kepuasan diantara lain; pertama,<br />

terciptanya keharmonisan internal perusahaan sehingga karyawan saling<br />

82<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


menghargai pekerjaan mereka masing-masing, menyadari akan fungsi dan<br />

kedudukan mereka dalam perusahaan sehingga akan menimbulkan suasana<br />

yang harmonis diantara sesama karyawan. Kedua, kerja menjadi lancar dan<br />

optimal sehingga dengan berbagai kegiatan employee relations yang telah<br />

dilakukan oleh Humas PT. Kereta Api (Persero) seperti diadakannya<br />

berbagai macam program pendidikan dan pelatihan diharapkan<br />

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari para pegawai yang<br />

berdampak pada kinerja mereka yang menjadi lebih baik dan suasana yang<br />

harmonis mengakibatkan kerja mereka menjadi lancar.<br />

Ketiga, loyalitas karyawan dalam menciptakan suasana harmonis<br />

yang tercipta dalam lembaga membuat karyawan PT. Kereta Api (Persero)<br />

merasa nyaman dan senang dalam melakukan pekerjaan. Kepedulian<br />

perusahaan terhadap karyawan yang diwujudkan dalam bentuk berbagai<br />

kegiatan employee relations maka menyebabkan karyawan juga<br />

mempunyai kepedulian terhadap perusahaan yang diwujudkan dalam<br />

bentuk loyalitas mereka terhadap PT. Kereta Api (Persero). Keempat,<br />

kepuasan dan kepercayaan pelanggan yaitu sumber daya manusia yang<br />

berkualitas dan pelayanan yang memuaskan dari para karyawan PT. Kereta<br />

Api (Persero) akan membuat pelanggan merasa puas dan mempercayai<br />

perusahaan tersebut sehingga akan berdampak pada peningkatan jumlah<br />

pelanggan dan eksistensi perusahaan akan terus terjaga.<br />

Selanjutnya yang terakhir, kelima, citra positif perusahaan yang<br />

akan dapat tercapai apabila ada kepuasan dan kepercayaan dari pelanggan<br />

terhadap PT. Kereta Api (Persero) maka para pelanggan berarti telah<br />

menilai positif perusahaan tersebut. Mereka akan mengatakan kepada<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

83


ekan, saudara, keluarga, maupun tetangga mereka mengenai hal-hal yang<br />

positif dari perusahaan, sehingga ini secara tidak langsung akan<br />

membentuk citra positif perusahaan dimata publik. Evaluasi yang<br />

dilakukan dalam mensosialisasikan program-program Humas PT. Kereta<br />

Api (Persero) adalah untuk mengetahui efektifitas kerja dan sebagai<br />

masukan dalam rangka memperbaiki program kerja yang sudah dilakukan.<br />

Mencermati berbagai program yang telah dilakukan oleh Humas PT.<br />

Kereta Api (Persero) dalam mengevaluasi kegiatan employee relations<br />

dapat dikatakan bahwa sebagian besar telah berjalan dengan baik dan<br />

cukup berhasil karena memberikan respon yang cukup baik dari karyawan,<br />

dapat diterima oleh karyawan dan karyawan cukup merasa puas dengan<br />

berbagai kegiatan tersebut. Hanya saja belum maksimal dan belum dapat<br />

sepenuhnya memperbaiki citra PT. Kereta Api (Persero).<br />

Secara umum, perhatian dan riset mengenai employee relations saat<br />

ini mulai banyak diteliti mengingat pentingnya hubungan baik antara<br />

hubungan pimpinan dengan pegawai atau sesama pegawai. Unsur-unsur<br />

membangun hubungan yang komunikatif bisa dilihat dari banyak sisi<br />

tergantung bidang dan profesi pada instansi terkait, namun intinya sama<br />

yaitu bagaimana nantinya employee relations yang berhasil mampu<br />

mencapai visi dan misi organisasi tersebut. Riset-riset yang telah<br />

dirangkum diatas akan disimpulkan dari sisi employee relations yaitu pada<br />

riset pertama didapatkan dalam employee relations terdapat 8 indikator<br />

keberhasilan yaitu: Komunikasi, Kepercayaan, Etika, Keadilan, Perasaan,<br />

Persepsi dan Keyakinan, Harapan yang jelas, dan Pemecahan Konflik.<br />

84<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Riset kedua mengenai evaluasi program employee relations Toyota<br />

Asri Motor. Metode audit mini komunikasi layak digunakan, dimana<br />

penelitian audit mini komunikasi melihat empat aspek yaitu Aspek<br />

Manajemen, Aspek Organisasi, Aspek Komunikasi, dan Aspek Umpan<br />

Balik. Hasil penelitian ditemukan bahwa program employee relations<br />

berlandaskan pada corporate values, antara lain visi, misi, dan filosofi<br />

perusahaan (Panca Dharma). Program employee relations diatur dibawah<br />

kebijakan perusahaan dan dijalankan oleh Human Resource Development<br />

(HRD). Program employee relations terdiri dari empat bentuk kegiatan<br />

yaitu Family Day, Employee Training, Upacara Apel, dan Program<br />

Beasiswa.<br />

Kesimpulan pada riset ketiga adalah berdasarkan riset Tonapa<br />

(2013) yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Pemimpin Terhadap<br />

Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi<br />

Kalimantan Timur”. Disimpulkan terdapat pengaruh komunikasi<br />

pemimpin terhadap semangat kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan<br />

Provinsi Kalimantan Timur, meskipun peningkatan pada semangat kerja<br />

pegawai tidak terlalu pesat.<br />

Riset employee relation keempat dilakukan oleh (Ningsih, 2009)<br />

dengan judul “strategi employee relations untuk meningkatkan kinerja<br />

karyawan dan citra pada PT kereta api (Persereo)”. Berdasarkan hasil<br />

wawancara yang telah dilakukan baik kepada bagian humas maupun<br />

karyawan, ternyata kegiatan employee relations yang dilakukan Humas PT.<br />

Kereta Api (Persero) dapat berjalan dengan baik, memberikan respon yang<br />

cukup baik dari karyawan, dapat diterima oleh karyawan dan karyawan<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

85


cukup merasa puas dengan berbagai kegiatan yang diadakan oleh Humas<br />

di PT. Kereta Api (Persero). Dengan adanya berbagai kegiatan employee<br />

relations yang dilaksanakan oleh Humas PT. Kereta Api (Persero) tersebut<br />

maka karyawan merasa bahwa lembaga mempunyai rasa peduli terhadap<br />

mereka sekaligus menghargai hasil kerja mereka selama ini. Dengan<br />

kepuasan yang dirasakan oleh para karyawan maka akan menimbulkan<br />

suatu dampak yang positif terhadap perusahaan.<br />

86<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


11. Penutup<br />

E<br />

mployee Relations merupakan salah satu bagian dari<br />

pekerjaan Humas dalam instansi pemerintah. Tidak hanya<br />

memperhatikan hubungan dengan pihak eksternal saja, akan tetapi juga<br />

terhadap pimpinan baik organisasi, perusahaan maupun instansi<br />

pemerintah yang harus memperhatikan hubungan dengan publik<br />

internalnya. Pada dasarnya, memperhatikan hal-hal tersebut secara tidak<br />

langsung sudah dilakukan, akan tetapi tidak dilakukan dalam sebuah istilah<br />

yang sudah terkonsep.<br />

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, employee relations ini<br />

juga berkaitan dengan konsep komunikasi. Dimana di dalam kegiatan ini<br />

menggunakan praktik komunikasi dengan jenis komunikasi yang beragam.<br />

Dengan demikian, beberapa faktor yang menjadi keberhasilan komunikasi<br />

juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mencapai suksesnya kegiatan<br />

employee relations ini. Sehingga apabila komunikasi yang dilakukan antar<br />

pegawai atau pegawai dengan atasannya berhasil dalam artian bahwa<br />

komunikasi pegawai terkait dengan program employee relatioons berjalan<br />

dengan baik, maka akan tercapai sebuah tujuan yang berkualitas dalam<br />

hubungan ke dalam (internal). Dengan demikian, apabila hubungan<br />

berjalan internal baik, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan secara<br />

eksternal dapat terkelola dengan baik pula.<br />

Kemudian, untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan<br />

employee relations ini maka terdapat ragam jenis riset yang dilakukan<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

87


erbagai peneliti. Lazimnya untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu<br />

program employee relations dapat dilakukan dengan metode penelitian<br />

yang berbeda, baik itu metode kualitatif maupun kuantitatif.<br />

Tidak hanya dilakukan oleh pihak luar perusahaan (peneliti seperti<br />

dosen, mahasiswa dan lembaga peneliti) tetapi juga instansi itu sendiri juga<br />

harus melakukan penelitian terhadap apa yang sudah mereka programkan.<br />

Sehingga hal ini menjadi evaluasi untuk melihat kekurangan mereka dalam<br />

praktik kegiatan ini.<br />

Apabila telah didapat hasil penelitian tersebut maka mereka tentu<br />

saja dapat mengetahui kelemahan-kelamahan program employee relations<br />

yang mereka lakukan. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut<br />

maka mereka dapat meningkatkan kinerja dalam setiap pekerjaan yang<br />

dilaksanakan sehari-hari. Kinerja yang meningkat tentunya akan dapat<br />

mewujudkan instansi yang baik dan berkualitas. Dan tentu saja publik<br />

eksternal akan merasakan manfaat yang besar dari instansi yang baik dan<br />

berkualitas tersebut dalam hal ini khususnya pelayanan publik.<br />

88<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


DAFTAR PUSTAKA<br />

Abdurrahman, Oemi. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT.<br />

Citra Aditya Bakti.<br />

Andre, Hardjana. 2000. Audit Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta:<br />

Grasindo.<br />

Anggoro, Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya<br />

di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.<br />

Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.<br />

Barata, Atep Adya. 2003. Dasar- Dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex<br />

Media.<br />

Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha<br />

Ilmu.<br />

Daniel, Teresa A (2003). Tools for Building a Positive Employee Relations<br />

Environment. Employment Relations Today 30(2). Greenwood<br />

Publishing Group<br />

Effendy, Onong Uchjana. 1986. (a). Dinamika Komunikasi. Bandung: CV.<br />

Remadja Karya.<br />

Gibson,Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur,<br />

Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara.<br />

Gregory, Anne. 2004. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public<br />

Relations. Jakarta: Erlangga.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

89


,2004. Public Relations Dalam Praktik. Jakarta: PT. Gelora<br />

Aksara.<br />

Hadari Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan<br />

Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University<br />

Press.<br />

Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumberdaya<br />

Manusia. Edisi Kedua. BPFE.Yogyakarta<br />

I.G. Wasanto. 1987. Manajemen Kepegawaian. Kanisius, Yogyakarta.<br />

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations (Edisi Kelima), Jakarta, Erlangga.<br />

. , 2005. Public Relations, Jakarta: Erlangga.<br />

Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Ghalia<br />

Indonesia.<br />

Lesley, Philip. 2007. Public Relations Handbook. Yogyakarta: Graha Ilmu.<br />

Liliweri, Alo, 2005. Prasangka dan Konflik. Yogyakarta : PT. LKiS<br />

Pelangi Aksara.<br />

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusia Perusahaan.<br />

Bandung: Remaja Rosdakarya.<br />

Moenir. 2000. Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Bina Aksara.<br />

Moore, Frazier. 2005. Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi.<br />

Bandung: Remaja Rosdakarya.<br />

90<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Mulyana, Deddy. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT.<br />

Remaja Rosdakarya.<br />

Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja Di Lingkungan<br />

Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity<br />

Press.<br />

Nurjanah. 2013. Hubungan Internal. Bandung: Remaja Rosdakarya.<br />

Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi<br />

Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.<br />

. 2010. Manajemen Public Relations & Media<br />

Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.<br />

Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi:<br />

Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.<br />

Samsudin, Sadili. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:<br />

Pustaka Setia.<br />

Soleh Soemirat, dan Ardianto. 2002. Dasar-dasar Public Relations.<br />

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.<br />

Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : C.V Andi Offset.<br />

Stephen, Robbins. 2001. Perilaku Organisasi, Jilid 1 Edisi 8. Jakarta: PT<br />

Prenhalindo.<br />

Suranto, AW. 2010. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

91


Widjaja, A.W. 2005. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT.<br />

Bumi Aksara.<br />

Sumber Jurnal<br />

Darjono, Felisia Yosicho. 2016. Evaluasi Program Employee Relations<br />

Toyota Asri Motor Tahun 2015. Universitas Kristen Petra.<br />

Laksmana, Kevin. 2014. Peran Budaya Organisasi dalam Membangun<br />

Employee Relations pada CV. Z di Surabaya. Universitas Kristen<br />

Petra.<br />

Purwanto dan Wahyuddin. 2007. Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja<br />

Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer<br />

Akuntansi IMKA di Surakarta. Universitas Muhammadiyah<br />

Surakarta.<br />

Tonapa Yusmiaty. 2013. Pengaruh Komunikasi Pemimpin Terhadap<br />

Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas Kesehatan Provinsi<br />

Kalimantan Timur. Universitas Mulawarman.<br />

Yuniarti Ningsih, Sri Limanti. 2014. Strategi Employee Relations untuk<br />

Meningkatkan Kinerja Karyawan dan Citra pada PT Kereta Api<br />

(Persereo). FISIP UPN Veteran Yogyakarta<br />

92<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Sumber lain:<br />

https://id.wikipedia.org/wiki/Instansi_pemerintah. diakses pada 27<br />

Oktober 2016.<br />

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun<br />

2003 tentang Pedoman Pelayanan Umum.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

93


94<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah


Tentang Penulis<br />

Ir. Hj. <strong>Embung</strong> Megasari Zam, M.Si, lahir di Tanjung<br />

Batu, Kepulauan Riau pada tanggal 18 Desember 1960<br />

yang merupakan anak dari pasangan H. Zamahsyari (alm)<br />

dan Hj. Huzaimah (alm). Pernikahannya dengan Ahmad<br />

Syah Harrofie dikaruniai dua orang anak yakni M. Gilang<br />

Perdana Ahemsa dan Intan Humairoh Ahemsa. Pada tahun<br />

1972 penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar,<br />

tahun 1975 menamatkan pendidikan Sekolah Menengah<br />

Pertama, dan pada tahun 1979 menamatkan SPKU. Pendidikan dilanjutkan<br />

pada Sekolah Menengah Atas tahun 1979 dan tamat pada tahun 1982.<br />

Kemudian, pada tahun 1985 menamatkan pendidikan pada D3 FNGT<br />

Universitas Riau. Pada tahun 1992, menyelesaikan pendidikan S1 pada<br />

Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR). Tahun 2015 penulis<br />

melanjutkan pendidikan Program Megister Ilmu Administrasi Publik (S2)<br />

pada Program Pascasarjana UIR dan berhasil tamat pada tahun 2016.<br />

Disamping itu, pendidikan berjenjang yang pernah diikuti antara lain<br />

SEPALA, ADUMLA, SPAMA, SPAMEN/PIM II dan pada tahun 2010<br />

mengikuti Diklat Calon Widyaswara di Lembaga Administrasi Negara<br />

Republik Indonesia (LAN RI). Pengalaman bekerja sudah dimulai sejak<br />

tahun 1986 sebagai CPNS di Air Tiris, Kampar. Selain itu, juga pernah<br />

bekerja pada Pemerintah Provinsi Riau di Dinas Pariwisata, Biro<br />

Bangproda, Dinas Pertambangan, Dinas Pertanian, Badan Koordinasi<br />

Penyuluhan, Badan Kepegawaian Daerah dan mulai tahun 2010 hingga<br />

sekarang menjabat sebagai Fungsional Widyaswara di Badan<br />

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKP2D) Provinsi Riau.<br />

Employee Relations, Elemen Penting Wujudkan Pelayanan Prima Instansi Pemerintah<br />

95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!