22
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2 SENIN, <strong>22</strong> JANUARI 2018<br />
SAMBUNGAN<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Terus Teriak Maling, Siswi SMA 11 Medan Tewas Ditikam<br />
MEDAN-M24<br />
Beraksi di siang bolong, Jumat (19/1), pencurian yang<br />
dilakukan Agung Prasetio berubah menjadi pembunuhan.<br />
Duda cerai tanpa anak ini menghabisi nyawa Anggi Syahputri<br />
Tanjung, dara 16 tahun berstatus siswi SMA Negeri<br />
11 Medan.<br />
Aksi pencurian berdarah itu terjadi saat Anggi sendirian<br />
di rumahnya, Jln Bustaman Gg Satria No 12, Dusun<br />
11, Desa Bandar Klippa, Kec. Percut Seituan, Deliserdang.<br />
Dan, baru diketahui sore hari, saat bapak dan<br />
ibunya tiba di rumah, sepulang bekerja.<br />
Dalam tempo kurang dari 2x24 jam, aparat Polsek Percut<br />
Seituan berhasil menangkap Agung Prasetio. Warga<br />
Pasar 10 Gang Ikhlas No 7, Desa Bandar Klippa, Percut<br />
Seituan, ini ditangkap saat kumpul bareng teman di sekitar<br />
tempat tinggalnya, Sabtu (20/1) sekira pukul 20.00<br />
WIB.<br />
Minggu (21/1) sore, kasus pencurian berujung pembunuhan<br />
ini pun dipaparkan oleh Kasat Reskrim Polrestabes<br />
Medan, AKBP Putu Yudha di Halaman Gedung<br />
Satreskrim Polrestabes Medan, Jln HM Said. Turut hadir<br />
Kapolsek Percut Seituan, Kompol Pardamean Hutahaean,<br />
SIK. dan Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu<br />
Philip A Purba, SH.<br />
Dalam paparan itu, Agung mengaku dirinya berjalan<br />
kaki dan masuk ke rumah korban dengan membuka salah<br />
satu atap seng belakang. "Saat itu kira-kira jam 10.00<br />
Keluarga Minta<br />
PERCUT-M24<br />
Kasus pencabulan yang dialami lima bocah di Lau<br />
Dendang, Percut Seituan, masih menjadi perbincangan<br />
hangat di kalangan warga setempat. Keluarga korban<br />
minta polisi agar tersangka Abdullah Zein alias Ujang<br />
(23), warga Jln Masjid Dusun 1 Kamboja, Desa Lau<br />
Dendang, dihukum berat.<br />
Pembantu guru ngaji yang juga penjaga Masjid Jami<br />
terekam CCTV saat menggiring lima bocah ke dalam<br />
gudang masjid yang di dalamnya ada kamar mandi. Di<br />
sana satu persatu, tersangka ‘menggilir’ kelima bocah.<br />
Menurut Tar, ibu kandung KP (5), siswi TK, yang<br />
menjadi korban, mengaku tidak menyangka jika anak<br />
bungsunya dari dua bersaudara itu tega dicabuli<br />
pelaku. “Siapa yang sangka, anak saya yang selama ini<br />
mengaji ternyata diperlakukan kurang ajara sama si<br />
Ujang itu. Padahal si Ujang itu sarjana dan dikenal<br />
alim,” ucapnya sedih. Kru Metro 24 pun turut prihatin<br />
dengan kasus itu dan mohon maaf jika sebelumnya<br />
sempat menulis nama lengkap korban dalam pemberitaan.<br />
“Kami minta dia dihukum berat. Soalnya, saat<br />
kejadian warga sempat membakarnya. Untung polisi<br />
keburu datang,” tukasnya. (irwan)<br />
5 Hari Buron<br />
MEDAN-M24<br />
Di Polda Sumut, Hidayat alias Dayat (47) mengaku<br />
menyesal telah menghabisi nyawa Edi Susanto alias Ali.<br />
Penyesalanya pun berlipat ganda karena membawa<br />
kedua anaknya dalam pembunuhan tersebut.<br />
“Nyesal. Saya menyesal untuk segala perbuatan<br />
saya,” ucap Hidayat saat dipaparkan di depan halaman<br />
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Krimum), Sabtu (21/<br />
1) kemarin.<br />
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes<br />
Pol Rina Sari Ginting menyebutkan, hasil introgasi<br />
petugas, tersangka mengaku nekat menghabisi nyawa<br />
korban karena memiliki dendam lama. “Selain itu,<br />
tersangka berada di bawah pengaruh minuman<br />
beralkohol sehingga kehilangan kontrol,” sebut Rina.<br />
Dalam kasus ini, masih kata Rina, tim gabungan Dit<br />
Reskrimum Polda Sumut dan Sat Reskrim Polres Sergai<br />
masih memburu satu tersangka lain yang belum<br />
tertangkap. Rina pun mengimbau, agar Aam alias<br />
Ompong (30) (DPO) segera menyerahkan diri ke kantor<br />
polisi. Sebelumnya, tim Gabungan Polda Sumut dan<br />
Satreskrim Polres Sergai berhasil meringkus tiga dari<br />
empat pelaku pembuhunan terhadap Edi Susanto alias<br />
Ali. Satu keluarga pembunuh itu ditangkap di daerah<br />
Dumai, Riau. Satu diantaranya terpaksa dilumpuhkan<br />
dengan timah panas karena melawan petugas.<br />
Para pelaku bernama, Hidayat alias Dayat (47),<br />
Mohamad Hendra (23) dan Mohamad Kifly (17),<br />
ketiganya adalah saudara kandung. Sedangkan satu<br />
tersangka lain, Aam alias Ompong (30) masih dalam<br />
pengejaran petugas. “Pembunuhan itu terjadi pada<br />
hari Minggu, 14 Januari 2018, sekitar pukul 03:30 WIB<br />
di Dusun II, Desa Nagur, Kec Tanjung Baringin, Kab<br />
Serdang Bedagai,” kata Kapolda Sumut, Irjen Pol<br />
Paulus Waterpauw. (ahmad)<br />
Rantai Anak Bawah Umur<br />
PANCURBATU-M24<br />
Hemamalini beru Tarigan (60) dijebloskan di sel<br />
tahanan sementara Polsek Pancurbatu. Warga Jln Ali<br />
Parinduri, Dusun V, Desa Lama, Kec Pancurbatu,<br />
Deliserdang ini diringkus setelah melakukan penganiayaan,<br />
penyekapan hingga mengikat leher Vina (15)<br />
dengan rantai ke jendela rumah.<br />
“Tersangka kita jerat dengan pasal tindak penculikan<br />
atau kasus penganiayaan terhadap anak bawah umur<br />
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 333 Subs 351<br />
KUHPIdana Jo Pasal 83 Subs Pasal 80 UU 23/2002<br />
tentang Perlindungan Anak,” ucap Kapolsek Pancurbatu,<br />
Kompol Choky Sentosa Meliala SIK SH, Minggu<br />
(21/1) sore. Dari pemeriksaan, lanjut mantan Kapolsek<br />
Binjai Selatan ini, selain melakukan penculikan,<br />
tersangka juga memukul wajah, lutut dan perut korban<br />
menggunakan kayu. Tak hanya itu, tersangka<br />
mengambil rantai besi panjang 5 meter dan diikat ke<br />
tubuh korban menggunakan dua gembok. “Lalu difotofoto<br />
oleh anak tersangka,” terang perwira berpangkat<br />
satu melati ini. Sekedar diketahui, peristiwa sadis ini<br />
diketahui setelah Milawati (Ibu korban-red) mendatangi<br />
Mapolsek Pancurbatu. Milawati melaporkan kalau<br />
anaknya dirantai oleh Hemamalini di Jln Ali Parinduri,<br />
Dusun V, Desa Lama, Kec Pancurbatu. (ali)<br />
Alasan Nabok Cewek<br />
AKTRIS muda Jennifer Coppen terlihat memukul<br />
dan menjambak seorang cewek dalam video di<br />
Instagram. Jennifer pun akhirnya buka suara soal<br />
kekerasan tersebut.<br />
Diakui Jennifer Coppen, ia melakukan hal itu lantaran<br />
barang-barangnya tak dikembalikan oleh cewek muda<br />
yang sepertinya memang dikenalnya.<br />
“Jadi buat kalian yang nggak tahu dia siapa. Waktu<br />
dulu aku udah pernah ada masalah sama dia kan di<br />
Instagram nah terus barang-barang aku nggak ada<br />
yang balik satu pun,” ujar<br />
Jennifer Coppen di Instagram<br />
seperti dilansir detikHOT,<br />
Minggu (21/1/2018). (dth)<br />
KONDOM DAN KULIT HITAM<br />
TUNGKOT anak Wak Lokot baru pulang sekolah dengan<br />
wajah yang marah, dan malu. Dia pergi menemui ayahnya<br />
yang sedang bersantai dengan sang ibu di halaman<br />
belakang, dan dia berkata, "Bapak jahat kenapa saya<br />
terlahir hitam begini?" tanya Tungkot tiba-tiba.<br />
Karena bingung kemudian Wak Lokot menjawab, "Itu<br />
gara-gara kondom nak!" jawab sang ayah sabar.<br />
Tapi Tungkot tak mau terima dia semakin menjadi, "Tapi<br />
kenapa hanya gara-gara kondom kulitku terlahir hitam?"<br />
tanya sang anak kembali.<br />
"Dasar anak nggak tau diuntung, untung bapak pake<br />
yang hitam, coba kalo panca warna? Penuh warna kulitmu<br />
kayak batu akik…!!!" jawab Wak Lokot dengan bergegas<br />
pergi, walau Tungkot sang anak hanya bingung dan diam...<br />
WIB. Dan, itu sudah sekitar satu bulan<br />
saya pantau rumah tersebut karena<br />
sering sepi," katanya.<br />
Setelah di dalam rumah, anak ke-5<br />
dari 6 bersaudara ini melanjutkan aksi<br />
dengan memasuki salah satu kamar.<br />
Ternyata, di saat bersamaan Anggi<br />
yang sebelumnya sedang bermain HP<br />
di kamar lainnya, berjalan menuju<br />
dapur. Sembari berteriak "maling", sisiwi<br />
Kelas 11 IPA 2 SMAN 11 Medan<br />
tersebut berlari kembali ke kamarnya.<br />
Meski terkejut setengah mati lantaran<br />
tak menduga di rumah tersebut<br />
ada orang, Agung dengan sigap berlari<br />
ke arah dapur untuk mengambil<br />
pisau. Bermodal pisau tersebut, Agung<br />
mengancam korbannya agar berhenti<br />
berteriak. Seiring itu, dia tutup mulut<br />
korbannya dengan jilbab biru yang<br />
didapatnya di kamar korban.<br />
"Lalu saya banting dia ke lantai kamar.<br />
Saat itu saya todongkan pisau ke<br />
tubuh korban, sambil saya bilang kalau<br />
saya cuma butuh sedikit hartanya,"<br />
sambung Agung, membeber kronologi<br />
peristiwa.<br />
Ternyata, lanjut dia, korbannya<br />
meronta melepaskan kain yang menyumpal<br />
mulutnya. Seiring itu, korban<br />
kembali berteriak-teriak. "Takut diketahui<br />
warga, saya tikam korban dengan<br />
pisau 2 kali, di bawah ulu hati dan<br />
perut," tukas Agung, dengan suara<br />
lirih.<br />
Kemudian, dia menyeret tubuh korban<br />
--yang tercatat sebagai Bendahara<br />
Pramuka di sekolahnya-- ke kamar<br />
mandi. Dan, ia celupkan kepala<br />
korban ke dalam ember besar di kamar<br />
mandi yang terletak di bagian belakang<br />
rumah. Itu dia lakukan untuk<br />
memastikan korbannya tak lagi bernafas.<br />
Selanjutnya, Agung menguras<br />
barang barang yang ada di dalam rumah<br />
dan keluar dari pintu belakang.<br />
"Setelah itu saya pulang. Saya temui<br />
tetangga saya, Harianto untuk menjual<br />
barang-barang yang saya ambil,"<br />
ungkapnya pula.<br />
SIMALUNGUN-M24<br />
Berawal Ngantongi sabu, AG (18),<br />
warga Kampung Keling Gg Makmur,<br />
Kel Perdagangan I, Kec Bandar, Kab<br />
Simalungun diringkus personel Polsek<br />
Perdagangan, Minggu (21/1) sekitar<br />
pukul 01:00 WIB.<br />
Bukan hanya sabu, satu pelaku<br />
lainnya diamankan bersama ratusan<br />
ketengan ganja. Dari tersangka keduanya<br />
diamankan 118 bungkus kecil<br />
daun ganja kering, 2 bungkus plastik<br />
gula berisikan daun ganja kering, 2<br />
bungkus besar daun ganja Kering, 1<br />
bungkus plastik batang ganja, 1<br />
bungkus plastik kecil biji ganja, 1<br />
steples, 1 kotak anak steples, 2<br />
bungkus plastik klip sabu, 1 bungkus<br />
plastik klip besar sabu, 1 bong dari<br />
botol cap Kaki Tiga, 1 bungkus kertas<br />
tictak, 1 kuali besi besar untuk<br />
menyimpan daun ganja kering dan 1<br />
Dipecat TNI, Dicerai 2 Bini, Jadi BD Sabu<br />
SIMALUNGUN-M24<br />
SU (58) hanya bisa menangis setelah<br />
mengetahui Sudra Eryanto (40)<br />
kembali ditangkap personel Sat<br />
Narkoba Polres Simalungun atas kasus<br />
narkoba. Warga Jln Medan, Kel<br />
Tanjung Tongah, Kec Siantar Martoba,<br />
Pematangsiantar ini pun menuturkan<br />
kisah tragis yang dialami<br />
anaknya hingga terlibat penyalahgunaan<br />
narkoba.<br />
Menurut SU, setamat dari Sekolah<br />
Menengah Atas (SMA), Sudra diteirma<br />
menjadi anggota Tentara Nasional<br />
Indonesia - Angkatan Darat (TNI-<br />
AD). Sebagai orangtua, dirinya pun<br />
merasa bahagia. Meskipun itu tak<br />
berlangsung lama.<br />
Sulung dari lima bersaudara ini tergoda<br />
dengan wanita lain. Sang istri<br />
yang tak senang dimadu pun melaporkan<br />
Sudra ke atasan. Tak hanya<br />
ditangkap, tahun 2009 ia juga<br />
dipecat dari TNI-AD. Terakhir ia bertugas<br />
di Korem 032/Wirabraja,<br />
Padang. Mirisnya, wanita selingkuhan<br />
yang dinikahinya pun kabur.<br />
"Sejak dipecat dan ditinggal kedua<br />
istrinya, hidupnya hancur lebur, Pak.<br />
Anaknya ada satu dari istri pertama<br />
yang saat ini berada di Malaysia. Dari<br />
unit Blackbery warna hitam.<br />
Kapolsek Perdagangan, AKP Dahniel<br />
Artasasta Tambunan SH SIK menuturkan,<br />
penangkapan berawal laporan<br />
warga yang resah dengan kegiatan<br />
pelaku setahun belakangan. Dirinya<br />
memerintahkan anggota yang<br />
dipimpin Kanit Reskrim Polsek Perdagangan,<br />
Iptu S Pinem SH melakukan<br />
penyelidikan. Di lokasi, petugas menemukan<br />
laki-laki dengan ciri-ciri yang<br />
sama sedang berjalan. Tak mau buruannya<br />
kabur, Kanit Reskrim beserta<br />
anggota langsung menangkap dan<br />
mengamankan pelaku.<br />
Ketika diamankan dan dilakukan<br />
penggeledahan kepada AG, dari saku<br />
celananya ditemukan 1 bungkus kecil<br />
sabu. Dari hasil interogasi Unit<br />
Reskrim, AG membeli sabu tersebut<br />
dari seorang pria berinisial SU (40),<br />
warga Jln Amal Gg Rakyat, Kel Perda-<br />
Nah, dari aksi lanjutan itulah jejak<br />
pembunuhan terungkap. Petugas<br />
Polsek Percut Seituan mendapat informasi<br />
dari masyarakat tentang adanya<br />
seseorang menjual note book warna<br />
hitam merk Acer, sama seperti milik<br />
korban yang dilaporkan hilang. Info ini<br />
ditindaklanjuti, hingga diketahui barang<br />
tersebut berasal dari seseorang<br />
bernama Agung.<br />
Harianto alias Olan alias Anto (30),<br />
tetangga Agung di Pasar 10 Bandar<br />
Klippa, akhirnya turut ditangkap dan<br />
dijadikan tersangka terkait kasus pencurian<br />
tersebut. Ternyata, duo kuli<br />
bangunan ini menggunakan uang hasil<br />
penjualan barang curian tersebut untuk<br />
membeli sabu-sabu dan berjudi.<br />
"Saya waktu itu di rumah. Gara-gara<br />
dia (Agung) saya terlibat," kata Harianto<br />
yang turut dihadirkan dalam paparan<br />
kasus di halaman Gedung Satreskrim<br />
Polrestabes Medan.<br />
Mengakhiri keterangannya, Agung<br />
mengaku tidak berniat membunuh korban,<br />
yang tercatat sebagai anak ke-2<br />
dari 3 bersaudara tersebut. "Saya<br />
nenyesal telah membunuhnya. Saya<br />
mohon maaf kepada keluarga korban<br />
atas perbuatan saya," tutur Agung,<br />
yang mengaku masih memiliki kedua<br />
orang tua kandung.<br />
Sementara itu, salah seorang personel<br />
Polsek Percut Seituan kepada<br />
M24 mengatakan selama ini sosok<br />
Agung sebenarnya sudah masuk dalam<br />
daftar pencarian orang (DPO). Namanya<br />
sempat disebut-sebut oleh salah<br />
seorang maling yang belum lama ini ditangkap<br />
oleh aparat Polsek Percut<br />
Seituan.<br />
"Samanya dua orang ini (Agung dan<br />
Harianto). Memang spesilis pembongkar<br />
rumah. Biar bestam (bebas tampung)<br />
aja kau nanti dibuat," kata personel<br />
yang ikut hadir dalam paparan kasus,<br />
sembari menatap Harianto.<br />
Ibu Korban<br />
Belum Sanggup Pulang<br />
Terpisah, Ani Khalilah Br Lubis (43),<br />
ibu korban, saat ditemui M24 di kediaman<br />
keluarga besarnya di Jln Letda<br />
Sujono Gg Budi, Medan Tembung,<br />
Minggu (21/1), mengaku masih belum<br />
sanggup pulang ke rumahnya. "Saya<br />
belum sanggup pulang ke rumah.<br />
Saya masih teringat anak saya yang<br />
dibunuhnya. Mudah-mudahan dia<br />
(Agung) merasakan apa yang telah<br />
dirasakan almarhumah anak saya.<br />
Saya berharap dia menerima hukuman<br />
yang sama dengan apa yang<br />
telah dilakukannya pada anak saya,"<br />
ujarnya dengan wajah sembab dan<br />
mata berkaca-kaca.<br />
Dia menambahkan, suaminya, Darmansyah<br />
alias Ucok yang berstatus<br />
PNS Dinas Pertamanan Kota Medan,<br />
sedang membersihkan rumah mereka.<br />
Suaminya mencoba menghilangkan<br />
tanda-tanda kepergian Anggi,<br />
setelah mendapat izin dari pihak Kepolisian,<br />
agar Ani Khalilah dan seluruh<br />
anggota keluarga tak diterpa<br />
kesedihan berlarut.<br />
Sementara itu Kapolsek Percut Sei<br />
Tuan, Kompol Perdamean Hutahaean<br />
mengatakan selain menangkap Agung<br />
dan Harianto pihaknya juga mengamankan<br />
sejumlah barang bukti, yakni<br />
1 unit HP Samsung J2 warna emas, 1<br />
lembar BPKB Honda Vario, 2 STNK,<br />
uang Rp200.000, 3 gelang tangan,<br />
sebilah pisau dapur serta sehelai jilbab<br />
warna biru. Menurutnya, tersangka<br />
Agung dikenakan Pasal 338<br />
yo 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman<br />
15 tahun penjara.<br />
"Untuk tersangka Harianto kita<br />
kenakan pasal berbeda, lantaran tak<br />
terlibat langsung pencurian tersebut.<br />
Kesalahannya adalah bersama-sama<br />
tersangka Agung menjual barang curian,"<br />
katanya.<br />
Sebelumnya, AKBP Putu Yudha<br />
menegaskan kembali bahwa korban<br />
tidak mengalami pemerkosaan sebelum<br />
dibunuh. "Tidak ada ditemukan<br />
cairan sperma di korban. Darah yang<br />
berada di celana korban dikarenakan<br />
tetesan darah bekas tusukan di perut,"<br />
ungkapnya. (irwan/ardi)<br />
Berawal Kantong Sabu, Eehhh Ratusan Bungkus Ganja<br />
2 Hari Berlalu, Keberadaan Pelaku Misterius<br />
KISARAN-M24<br />
Kepala Desa Teluk Dalam, Jimmy<br />
Charter Sitorus berharap petugas<br />
kepolisian segera menangkap Samsul<br />
(35), pelaku pembunuhan terhadap<br />
Andri Sabar Halawa (55) yang<br />
dilakukan di Dusun 8 Pisang Binaya,<br />
Desa Teluk Dalam, Kec Teluk Dalam,<br />
Kab Asahan, Jumat (19/1) pukul<br />
<strong>22</strong>:10 WIB.<br />
Sebelumnya, Jimmy mendapat informasi<br />
bahwa korban Andri dibunuh<br />
Tindak Aksi Balap Liar<br />
TANJUNGBALAI-M24<br />
Sejak lokasi penimbunan BBM di Jln<br />
DI Panjaitan, Link IV, Kel Pasar Baru,<br />
Kec Sei Tualang Raso Kota diamankan,<br />
<strong>22</strong> Desember 2017, Polres Tanjungbalai<br />
belum menetapkan tersangka<br />
utama.<br />
Kapolres Tanjungbalai, AKBP Tri<br />
istri kedua tidak ada anaknya. Sudah<br />
dua kali masuk penjara. Ini ketigakalinya<br />
dia masuk penjara," tutur<br />
SU yang ditemui M24 di Sat Narkoba<br />
Mapolres Simalungun, Minggu (21/1).<br />
Sudra pun selalu berpindah-pindah<br />
kerja. Terakhir, ia diketahui bekerja di<br />
perusahaan swasta di Kota Palembang.<br />
SU sama sekali tak mengetahui<br />
awal anaknya terjun di perdagangan<br />
narkoba. Hanya saja, sekitar 2015,<br />
ia melihat perobahan hidup anaknya<br />
menjadi lebih mewah. Tiba-tiba, ia<br />
mendapat kabar bila Sudra ditangkap<br />
oleh petugas Polrestabes Medan atas<br />
kasus narkoba.<br />
"Kupikirnya dia kembali bekerja di<br />
Kalimantan atau Palembang, ternyata<br />
malah kerjaan itu lagi diulanginya.<br />
Padahal baru seminggu bebas dari<br />
Lapas Tanjung Gusta dia," tutur SU<br />
yang mengenakan hijab coklat ini.<br />
Kasat Narkoba Polres Simalungun,<br />
AKP Marnaek Ritonga menjelaskan,<br />
Sudra Eryanto ditangkap dari kamar<br />
nomor 7 Penginapan Fergael Jln Medan<br />
Km.7,5, Kel Tanjung Tongah, Kec<br />
Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar,<br />
Sabtu (19/1) sekitar pukul 01:00<br />
WIB.<br />
"Berawal kita mendapat informasi<br />
oleh Samsul karena tidak terima lantaran<br />
hutangnya ditagih oleh Andi Halawa<br />
(20), anak korban. "Saat itu tetangga<br />
di sana mendengar anak korban<br />
ribut dengan pelaku. Kemudian<br />
Andri berupaya menengahi. Namun<br />
Samsul membunuh Andri dan melukai<br />
anaknya, si Andi," ungkap Jimmy,<br />
Minggu (21/1).<br />
Hal senada diutarakan warga<br />
Pisang Binaya, Yudi. Menurutnya, keberadaan<br />
pelaku pembunuhan masih<br />
SIDIKALANG-M24<br />
Menanggapi keluhan warga, Tim<br />
Anti Kekerasan (AK) Polres Dairi mengamankan<br />
sekelompok pelajar dari<br />
Jln Sidikalang-Medan tepatnya di<br />
daerah Panji Siburabura, Kec Sidikalang,<br />
Kab Dairi, Minggu (21/1) dinihari.<br />
Kapolres Dairi, AKBP Januario Jose<br />
Morais SIK melalui Kasubag Humas,<br />
Ipda Hardi Sianipar SH mengatakan,<br />
penertipan berawal laporan warga<br />
yang diresahkan dan terganggu dengan<br />
suara bising kendaraan balap liar.<br />
Dilengkapi boy system dan senjata<br />
laras panjang, Tim AK Polres Dairi<br />
bergerak menuju lokasi balap liar.<br />
“Sesampainya di TKP tim AK langsung<br />
menyergap dan mengamankan<br />
para remaja yang sedang berkumpu<br />
untuk melakukan aksi balap liar,” ucap<br />
Hardi.<br />
Selain menggeledah para remaja<br />
tersebut, petugas juga memeriksa<br />
surat-surat dan kelengkapan kendaraan.<br />
Hasilnya, 20 unit kreta tanpa<br />
Pemilik Tak Ditahan, Hanya Wajib Lapor<br />
Setyadi Artono SH SIK MH mengaku<br />
pihaknya masih melakukan penyelidikan<br />
terkait kasus tersebut. Mirisnya,<br />
seorang tersangka yang tertangkap<br />
saat penggerebekan hanya ditetapkan<br />
wajib lapor. "Dalam proses penyelidikan<br />
tersebut kami harus bekerjasama<br />
dengan tim ahli Migas. Kita masih<br />
tentang keberadaan tersangka yang<br />
masuk daftar pencarian orang (DPO)<br />
ini. Petugas langsung menuju lokasi<br />
dan menangkap tersangka," ucap<br />
Marnaek.<br />
Dalam penggeledahan yang disaksikan<br />
pegawai penginapan, ditemukan<br />
1 pucuk senpi jenis airsoft gun<br />
dari bawah tempat tidur, 3 plastik<br />
klip kecil berisi sabu, 1 plastik klip sedang<br />
kosong dari dalam kamar mandi<br />
tepatnya di bawah Wastafel, 1<br />
bungkus plastik klip dalam keadaan<br />
terpotong, 5 pipet di atas meja, 1<br />
unit HP I-Chery warna hitam dan<br />
uang Rp700 ribu dari dalam kantong<br />
celana.<br />
"Sudra mengaku mendapat sabu<br />
dari Serma B yang bertugas di Kodim<br />
0202. Senpi dibeli tersangka dari<br />
Black Market (online). Saat ini tersangka<br />
tengah menjalani penyidikan<br />
lebih lanjut," beber Marnaek.<br />
Oleh tetangganya, Sudra jarang<br />
terlihat. Terakhir, sejak dipecat dari<br />
TNI-AD, Sudra terlihat dua tahun<br />
lalu. "Orangnya tidak bersahabat<br />
apalagi waktu dia masih aktif di TNI.<br />
Orangnya arogan sekali. Di kampung<br />
ini mayoritas tidak suka sama dia,"<br />
ungkap Suheri (41). (jhon)<br />
gangan l, Kec Bandar, Kab Simalungun.<br />
Dari hasil pengakuan AG, petugas<br />
mengamankan SU dari persembunyiannya.<br />
Sama halnya, AG dan<br />
SU pun mengakui jika barang tersebut<br />
didapatnya dari MN (40), warga<br />
Jln Rakyat Gg Rahayu samping<br />
Sekolah Madrasyah Darul Ulum, Kel<br />
Perdagangan I, Kec Bandar, Kab Simalungun.<br />
Selanjutnya, personel kembali<br />
melakukan pengejaran ke kediaman<br />
MN. Didampingi Kepala Lingkungan,<br />
Kanit Reskrim bersama personel<br />
melakukan penggeledahan dan berhasil<br />
menemukan barang bukti. "Kedua<br />
pelaku AG dan SU serta barang<br />
bukti telah diamankan ke Mako Narkoba<br />
Polres Simalungun. Sedangkan<br />
tersangka MN masih terus dilakukan<br />
pengejaran dan penyelidikan," jelasnya.<br />
(jhon)<br />
misterius.<br />
"Saya dan masyarakat di sini berharap<br />
pelaku pembunuhan ini bisa<br />
terungkap dan dihukum sesuai aturan<br />
yang berlaku," harap Yudi<br />
didampingi keluarga korban, Andri<br />
Sabar Halawa, khususnya anak dan<br />
istri.<br />
"Pelaku pembunuhan terhadap<br />
ayah/bapak saya itu harus dihukum<br />
seberat-beratnya," kata Andi sembari<br />
meneteskan air mata. (deddy)<br />
surat kelengkapan kendaraan diamankan.<br />
Kepala Tim (Katim) AK, Aiptu JP<br />
Karo Sekali selanjutnya memberikan<br />
pembinaan dengan pesan-pesan Kamtibmas.<br />
Sekaligus menjelaskan kepada<br />
mereka bahwa kegitan yang<br />
mereka lakukan itu salah dan melanggar<br />
hukum. “Kepada mereka yang<br />
akan mengambil kreta miliknya, agar<br />
datang ke Polres Dairi dengan<br />
menunjukan surat kelengkapan kendaraan,”<br />
terang Hardi. (fajar)<br />
menunggu hasil keterangan tim ahli<br />
baru bisa menetapkan tersangka utamanya.<br />
Pemilik gudang lokasi penimbunan<br />
BBM itu masih wajib lapor,"<br />
pungkas Tri Setyadi melalui Kasat<br />
Reskrim, AKP Burju Siahan didampingi<br />
Kasubbag Humas, Iptu Jumadi,<br />
Minggu (21/1). (surya)<br />
Surat Tak Lengkap<br />
LABUHAN-M24<br />
Petugas Polsek Medan Labuhan<br />
melaksanakan razia skala besar.<br />
Hasilnya, 19 kreta (sepedamotor)<br />
tak dilengkapi surat kendaraan<br />
diamankan.<br />
Kapolsek Medan Labuhan, Kompol<br />
Hendris Tampubolon menyebutkan,<br />
razia tersebut sebagai<br />
upaya mempersempit ruang gerak<br />
pelaku kriminalitas di wilayahnya.<br />
“Dengan razia ini setidaknya<br />
ruang gerak pelaku kejahatan bisa<br />
kita petakan. Lebih dari itu kita<br />
terus memberikan rasa aman dan<br />
nyaman bagi warga,” terang Hendris<br />
pada M24 di lokasi razia, Sabtu<br />
(20/1) malam.<br />
Pantauan M24, razia tersebut<br />
dilaksanakan di Jln Titi Pahlawan<br />
persisnya di depan Mapolsek Labuhan.<br />
Seluruh kendaraan yang<br />
melintas diberhentikan dan diperiksa<br />
kelengkapan serta barang<br />
bawaannya. Dua jam menggelar<br />
operasi, polisi tidak menemukan<br />
satupun benda yang mencurigakan<br />
serta terlibat kejahatan.<br />
“Pemilik baru bisa mengambil kendaraannya<br />
jika memang sudah melengkapi<br />
surat-surat dan standar<br />
kendaraan. Sementara sepedamotor<br />
yang tidak lengkap suratsuratnya<br />
akan kami proses dan<br />
kembangkan. Bisa saja itu hasil kejahatan,”<br />
pungkas Hendris. (faqih)<br />
Kantong Kanan Sabu, Kiri Ganja<br />
Dikibusi<br />
MEDAN BARU-M24<br />
Ahmad Raihan (20), warga Jln<br />
Sederhana No.29, Beringin, Pasar<br />
7 Tembung jadi tahanan Polsek<br />
Medan Baru. Ia ditangkap karena<br />
memiliki tiga butir ekstasi.<br />
Kapolsek Medan Baru, Kompol<br />
Viktor Ziliwu mengatakan, penangkapan<br />
berawal informasi adanya<br />
transaksi narkoba di Hotel Soechi<br />
Jln Cirebon, Kec Medan Kota.<br />
Petugas langsung melakukan<br />
penyelidikan.<br />
Di situ, petugas mendapati pelaku<br />
gugup dan mencurigakan dan<br />
Kalung Emas 4 Gram<br />
MEDAN AREA - M24<br />
Ramadhani (28) warga Jln Utama,<br />
Kel Kota Matsum II, Medan<br />
Area dihipnotis seorang wanita.<br />
Kalung emas 4 gram dan uang<br />
Rp500 ribu berpindah tangan,<br />
alias dibawa pelaku, Sabtu (20/<br />
1). Ibu satu anak ini dihipnotis pelaku<br />
ketika belanja di pusat perbelanjaan,<br />
Medan Mall sekitar<br />
pukul 17:00 WIB. Saat berada diparkiran,<br />
korban ditegor seorang<br />
wanita.<br />
Di situlah pikiran korban dikuasai<br />
pelaku. Apa yang dikatakan<br />
pelaku, wanita berhijab ini nurut<br />
saja. Maka pelaku membawanya<br />
ke sebuah warung atau kantiin<br />
yang berada di Medan Mall.<br />
Jual Sabu Asal Aceh<br />
SUNGGAL-M24<br />
Tiga pelaku narkoba diringkus<br />
petugas kepolisian di Jln Garuda<br />
No.7 Kel Sei Sekambing, Kec Medan<br />
Sunggal, Minggu (21/1) siang.<br />
Ketiganya adalah Aris Julianto<br />
(37), warga Jln Garuda Gg Pertama<br />
No.7, Kel Sei Sekambing B, Kec<br />
Medan Sunggal, Suhendra Pasasidi<br />
Tayas (27), warga Jln Garuda<br />
Gg Setiawati No.20, Kel Sei Sekambing<br />
B, Kec Medan Sunggal dan<br />
M Saydana Arig Sinaga alias Arif<br />
(23), warga Jln Garuda Gg Senopati<br />
No.14, Kel Sei Sekambing B,<br />
Kec Medan Sunggal.<br />
Kapolsek Sunggal, Kompol Wira<br />
Prayatna menjelaskan, penangkapan<br />
berawal informasi adanya<br />
transaksi narkoba di lokasi.<br />
Petugas turun dan mengamankan<br />
TANJUNGBALAI-M24<br />
Berkat laporan masyarakat,<br />
personel Sat Res Narkoba Polres<br />
Tanjungbalai mengamankan Razali<br />
alias Zaki (38), warga Jln Yos Sudarso<br />
Gg Pukat, Link V, Kel Perjuangan,<br />
Kec Teluk Nibung.<br />
Kapolres Tanjungbalai, AKBP Tri<br />
Setyadi Artono SH SIK MH melalui<br />
Kasat Res Narkoba, AKP Adi Hartono<br />
SH didampingi Kasubbag Humas,<br />
Djumadi mengatakan, saat<br />
ditangkap, pelaku tengah berdiri<br />
di pinggir Jln Burhanuddin, Kel<br />
Perjuangan, Kec Teluk Nibung.<br />
Petugas langsung melakukan<br />
penangkapan dan penggeledahan<br />
terhadap tersangka. Dari kantong<br />
celana sebelah kanan ditemukan<br />
1 plastik klip transparan<br />
berisi narkotika jenis sabu seberat<br />
0.62 gram. “Sementara di kantong<br />
celana sebelah kiri ada 1 puntung<br />
rokok berisi ganja,” ungkapnya,<br />
Minggu (21/1).<br />
Tersangka dan barang bukti HP<br />
Hammer warna hitam, 1 lembar<br />
kertas tiktak dan 1 lembar kertas<br />
timah rokok lalu diboyong ke Markas<br />
Komando guna proses penyidikan.<br />
Kepada petugas, tersangka<br />
mengaku bila sabu dan ganja itu<br />
dibeli dari THR di Teluk Nibung, Kota<br />
Tanjungbalai. (ambon)<br />
langsung diamankan. Saat diperiksa,<br />
petugas menemukan tiga butir<br />
ekstasi dibungkus plastik hitam di<br />
genggaman tangan kirinya, Sabtu<br />
(20/1) sekitar pukul 23:00 WIB.<br />
Pelaku pun diboyong ke Mapolsek<br />
Medan Baru untuk pemeriksaan.<br />
“Kami berkomitmen untuk memberantas<br />
narkotika dan memutuskan<br />
mata rantai peredarannya,”<br />
tegas Viktor Ziliwu, Minggu (21/1).<br />
Kepada petugas, pelaku mengaku<br />
membeli ekstasi tersebut seharga<br />
Rp175 ribu. (tiopan)<br />
“Aku kata pelaku dikenai orang.<br />
Jika aku tidak berobat, maka penyakit<br />
kulit akan menyerang tubuhku.<br />
Aku diminta wanita itu untuk<br />
mengobatinya. Namun harus pakai<br />
syarat,” kata korban.<br />
Karena terperdaya dan takut<br />
terjadi sesuatu pada dirinya, korban<br />
menyerahkan perhiasan dan<br />
uang sebagai syarat untuk menyemmbuhkan<br />
penyakitnya. Setelah<br />
ditrima, pelaku pun pergi.<br />
“Saat pelaku menerima uang<br />
dan perhiasanku, ia pamit ke toilet.<br />
Pelaku berambut ikal sebahu,<br />
berbadan kurus dan kulit sawo matang<br />
ini tak kunjung kembali,”<br />
ujarnya di Polsek Medan Area.<br />
(wandi)<br />
Suhendra saat membeli sabu di<br />
rumah Aris. Dari keduanya ditemukan<br />
barang bukti 1 plastik klip kecil<br />
merah berisi sabu, 30 plastik klip<br />
merah kosong, 1 timbangan elektrik,<br />
1 HP Lenovo warna hitam.<br />
Dari keterangan pelaku Suhendra,<br />
narkoba itu akan dipakai dengan<br />
temannya M Saydhana yang<br />
langsung diringkus dari kediamannya.<br />
Satu paket sabu ditemukan<br />
di kamar mandi rumah. Untuk pemeriksaan<br />
lebih lanjut, petugas<br />
memboyong ketiganya ke Mapolsek<br />
Sunggal. Kepada petugas, Aris<br />
Julianto mengaku sudah menjalankan<br />
bisnis haramnya selama empat<br />
bulan. “Saya dapat barang dari<br />
Aceh, Bang. Saya jualnya di rumah,<br />
kalau ada yang mau beli datang ke<br />
rumah,” sebutnya. (tiopan)<br />
Warga Tangerang Terlantar<br />
BINJAI-M24<br />
Setelah terlantar lebih dari dua<br />
pekan di Kota Binjai, Rokiyah (43)<br />
akhirnya kembali tersenyum. Dinas<br />
Sosial (Disos) Kota Binjai akan<br />
dipulangkan ke kediamannya di Jln<br />
Atang Sanjaya, Desa Gardu, Kec<br />
Walungan Poncol, Tangerang,<br />
Banten. Ditemui di kantor Dinsos<br />
Binjai Jln Gatot Subroto, Kel Limau<br />
Mungkur, Kec Binjai Barat, Binjai,<br />
Minggu (21/1), Rokiyah mengaku<br />
menjadi korban penjualan manusia<br />
(human trafficking).<br />
“Sekitar satu bulan lalu, saya<br />
bertemu dengan Ibu Rina, ngaku<br />
warga Medan. Dia menawari pekerjaan<br />
menjadi pembantu rumah<br />
tangga ke Malaysia dan menjanjikan<br />
gaji sebesar 6 sampai 7 juta<br />
rupiah perbulan,” ucapnya.<br />
Rokiyah selanjutnya dibawa ke<br />
Kota Medan menggunakan pesawat<br />
terbang konvensional dan<br />
ditempatkan di dalam rumah mewah.<br />
Di situ terdapat banyak wanita<br />
yang juga akan diberangkatkan<br />
ke negara jiran Malaysia.<br />
Di rumah mewah yang diduga<br />
sebagai tempat karantina itulah<br />
penderitaan Rokiyah bermula.<br />
”Kami tidak boleh menghubungi<br />
keluarga kami dengan cara apapun<br />
dan kami sering dipukuli menggunakan<br />
kayu rotan. Jika kami<br />
tidak menaati perintah Ibu Rina,”<br />
kenangnya, sembari meneteskan<br />
air mata.<br />
Sepekan lalu, ia dibawa ke kantor<br />
imigrasi Medan untuk membuat<br />
paspor ke Malaysia. Saat itu<br />
Rokiyah kabur dan bersembunyi di<br />
salah satu rumah warga. Beberapa<br />
jam kemudian, ia naik angkutan<br />
dari Kota Medan menuju Kota Binjai<br />
bermodal nekat.<br />
Karena tak mengantongi uang,<br />
anak kedua dari tujuh bersaudara<br />
ini pun terlantar. Hingga ia bertemu<br />
Ketua DPC PWRI Kota Binjai,<br />
Fitrianto SE, dan menceritakan<br />
permasalahan yang dihadapinya.<br />
“Kita data terlebih dahulu. Jika<br />
ibu tersebut ingin pulang, maka<br />
kita akan fasilitasi kepulangan sampai<br />
ke daerah asalnya,” ucap Kadinsos<br />
Binjai, Drs HT Syarifuddin.<br />
(sopian)<br />
Wanita Ini Terkejut di ATM<br />
Bank memang mengeluarkan<br />
kembali kartu ATM ibu Linh yang<br />
tertelan, namun masalah PIN<br />
masih mengganggu Linh. Tak lama,<br />
secercah titik terang terlintas di<br />
pikiran Linh. Ia teringat ketika ibunya<br />
mengatakan ia merasa sangat<br />
berbahagia ketika Linh menikah.<br />
Ia kemudian mencoba memasukkan<br />
tanggal pernikahan dirinya,<br />
dan tanpa diduga ternyata<br />
percobaan itu berhasil. Linh pun<br />
tak kuasa membendung luapan air<br />
matanya. Terlebih mengingat setelah<br />
menikah ia semakin sibuk dengan<br />
pekerjaan dan tak lagi sering<br />
berkunjung ke rumah sang ibu.<br />
Bahkan sekedar menghubungi<br />
wanita yang telah melahirkannya<br />
ke dunia ini, ia tak memiliki waktu.<br />
Dan yang paling membuatnya terpukul<br />
adalah, ia tak sempat menemani<br />
hari-hari terakhir ibunya sebelum<br />
meninggalkan dunia. Itulah<br />
perbedaan terbesar dari kasih sayang<br />
seorang ibu kepada anak-anaknya<br />
yang tak akan pernah lekang dimakan<br />
waktu. Berbeda dengan cinta<br />
dan sayang anak kepada orang tua<br />
mereka yang justru semakin berkurang<br />
seiring dengan bertambah dewasanya<br />
usia mereka. (net)