21.02.2018 Views

546asd78egh5

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

RABU<br />

21 Februari 2018<br />

PULUHAN TAHUN TIDAK DIALIRI LISTRIK<br />

Kini, Desa Tomuan Holbung<br />

Asahan Terang Benderang<br />

KISARAN-M24<br />

Masyarakat Desa Tomuan Holbung,<br />

Kecamatan Bandar Pasir Mandoge,<br />

Kabupaten Asahan, bergembira. Kini, desa<br />

mereka terang benderang, setelah selama<br />

puluhan tahun tidak dialiri listrik.<br />

M<br />

enurut Kepala<br />

Desa Tomuan<br />

Holbung,<br />

Daniel<br />

Simanjuntak,<br />

Desa Tomuan<br />

Holbung termasuk desa<br />

tua yang sudah ada sejak 1923.<br />

"Namun saat ini saya bersyukur,<br />

karena desa ini telah<br />

mendapatkan listrik dari PLN<br />

pada Agustus 2017 lalu," katanya<br />

kepada M24, Selasa (20/2).<br />

Daniel mengatakan, Desa<br />

Tomuan Holbung memiliki<br />

predikat sebagai desa tertinggal,<br />

yang dihuni 450 KK dengan<br />

penduduk sekitar 2.300<br />

jiwa. Selama ini, sebagian warganya<br />

memang telah menikmati<br />

listrik dengan cara membeli<br />

genset. Namun genset itu<br />

hanya dimiliki beberapa orang<br />

saja. Genset itu pun hanya<br />

mampu dinyalakan hingga<br />

pukul 22.00 WIB. Setelah itu<br />

menggunakan lampu yang<br />

dibuat dari kaleng diberi sumbu<br />

untuk dinyalakan.<br />

"Selama ini, warga desa pakai<br />

genset 200 KV dengan biaya<br />

tinggi setiap harinya, hanya<br />

untuk satu dusun saja. Jam<br />

hidup lampu juga terbatas hanya<br />

6 jam sehari dan terbatas<br />

pada perangkat elektronik tertentu<br />

juga. Jadi semua hidup<br />

terbatas," ujarnya.<br />

Tiap malam, kata Daniel,<br />

anak-anak kalau belajar harus<br />

memakai lampu senter bersumbu<br />

kain. "Makanya kita juga<br />

(M24-Deddy)<br />

Masyarakat Desa Tomuan Holbung foto bersama di depan trafo jaringan listrik yang baru dibangun<br />

sangat senang masuk listrik<br />

dari PLN ini. Apalagi sekarang<br />

sekolah juga sudah masuk listrik.<br />

Perekonomian masyarakat<br />

juga bisa meningkat dengan<br />

home industry dan informasi<br />

masuk dari televisi," ujarnya<br />

bersyukur.<br />

Berkat Foto Murid SD<br />

Daniel juga menjelaskan, berkat<br />

foto para murid-murid SD<br />

berseragam Pramuka memegang<br />

potongan kardus bertuliskan<br />

permohonan kepada Presiden<br />

Joko Widodo, untuk melistriki<br />

wilayah tempat tinggalnya,<br />

sempat viral tersebut,<br />

langsung mendapatkan respons<br />

dari pihak Kementerian<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral<br />

(ESDM).<br />

"Melalui Direktorat Jenderal<br />

Ketenagalistrikan, Kementerian<br />

ESDM bergerak cepat dengan<br />

melakukan pertemuan antara<br />

PT PLN (Persero) Wilayah<br />

Sumatera dan PT Bakrie Sumatera<br />

Plantation (BSP) Sumatera<br />

Utara I. Pertemuan tersebut dilakukan<br />

karena PT PLN<br />

Wilayah Sumatera Utara telah<br />

merencanakan untuk membangun<br />

jaringan listrik ke wilayah<br />

tersebut. Namun, pembangunan<br />

fasilitas distribusi listrik<br />

ke Desa Tomuan Holbung ini,<br />

memerlukan pemangkasan dan<br />

penebangan pohon karet milik<br />

PT BSP," ungkapnya.<br />

Kementerian ESDM tidak<br />

tinggal diam dan langsung<br />

melakukan kunjungan lapangan.<br />

Kemudian, kata Daniel, 6<br />

Juli 2017 lalu, mediasi dilakukan<br />

agar pembangunan fasilitas<br />

distribusi listrik dapat melalui<br />

wilayah perkebunan milik<br />

PT BSP. Mediasi harus dilakukan<br />

karena pembangunan jaringan<br />

20 KV di Desa Tomuan<br />

Holbung ini, merupakan program<br />

pemerintah oleh PT PLN.<br />

Sehingga dalam pelaksanaannya<br />

tidak tersedia anggaran<br />

ganti rugi untuk penebangan<br />

pohon.<br />

"Hasil mediasi tersebut, PT<br />

BSP menyampaikan dukungan<br />

bagi program listrik pedesaan<br />

di Desa Tomuan Holbung, dengan<br />

catatan meminimalkan risiko<br />

kerugian penebangan pohon.<br />

Tindaklanjut mediasi tersebut<br />

adalah survei ulang yang<br />

dilakukan PT PLN Wilayah<br />

Sumut dan PT BSP untuk meminimalisir<br />

penebangan pohon.<br />

Kerjasama yang baik ini akhirnya<br />

membuahkan hasil. Tepat<br />

satu hari sebelum perayaan<br />

Kemerdekaan RI Ke-72 atau 16<br />

Agustus 2017, Desa Tomuan<br />

Holbung telah merdeka dari<br />

gelap. Anak-anak sekolah pun<br />

dapat belajar dengan baik pada<br />

malam hari," jelasnya.<br />

Daniel juga menambahkan,<br />

seusai upacara Hari Kemerdekaan<br />

17 Agustus 2017 lalu,<br />

murid-murid SD kembali berfoto<br />

dengan memegang dua<br />

potongan kardus. Potongan<br />

kardus pertama bertuliskan:<br />

"Presiden kami yang baik Bapak<br />

Ir Joko Widodo. Terima<br />

kasih Pak Presiden atas PLN<br />

yang sudah tersambung ke<br />

desa kami desa Tomuan Holbung.<br />

Merdeka!". Sedangkan<br />

pada potongan kardus kedua<br />

berisi ucapan terima kasih kepada<br />

PT PLN, Menteri ESDM<br />

dan pihak-pihak terkait lainnya<br />

dari masyarakat Desa Tomuan<br />

Holbung.<br />

Masuk Program<br />

Sementara, Manager Rayon<br />

PLN Tanah Jawa, Jonprit Sitorus,<br />

menjelaskan, pihaknya<br />

sudah lama memprogramkan<br />

desa itu masuk listrik. "Sudah<br />

kita program juga. Karena itu<br />

kan ada potensi pelanggan cukup<br />

besar. Secara bertahap juga<br />

nanti seluruh desa itu akan segera<br />

dialirkan listrik," ungkapnya.<br />

Pembangunan jaringan listrik<br />

ke Desa Tomuan Holbung,<br />

lanjutnya, sudah dimulai sejak<br />

awal Mei 2017 lalu. Pembangunan<br />

tiang listrik menuju desa<br />

terpencil itu sempat terkendala,<br />

karena harus mendapatkan<br />

izin penebangan pohon milik<br />

PT Sumatera Bakrie Plantation.<br />

"Setelah izin dari perusahaan<br />

perkebunan itu didapatkan, pihaknya<br />

langsung 'ngebut'<br />

membangun tiang listrik dan<br />

kini sudah terpasang sepanjang<br />

29 kilometer sirkuis (KMS).<br />

Kini,sudah ada 80 kepala keluarga<br />

yang mendaftar untuk berlangganan<br />

listrik," katanya.<br />

Dia juga menjelaskan, dari<br />

proses yang telah dijalankan,<br />

aliran listrik itu sudah dimasukkan<br />

ke empat dusun, yakni<br />

Dusun 2, Dusun 3, Dusun 9 dan<br />

Dusun 10. Untuk Dusun 4,<br />

Dusun 5, Dusun 6, Dusun 7 dan<br />

Dusun 8 belum dialirkan.<br />

"Tiang listriknya sudah dibangun,<br />

rencananya dalam waktu<br />

dekat, tiang-tiang tersebut juga<br />

akan kita alirkan arus listriknya,"<br />

ungkap Jonprit. (deddy)<br />

Kadis Kesehatan Pakpak Bharat bersama tim verifikasi<br />

(M24-EDY ILVA S)<br />

Pakpak Bharat Sosialisasi Stop<br />

BAB Sembarangan<br />

PAKPAK BHARAT-M24<br />

Tim verifikasi desa Stop Buang Air Besar Sembarangan<br />

(Stop BABS) Kecamatan Salak, lakukan kegiatan verifikasi di<br />

Desa Salak I dan Desa Salak II, baru-baru ini. Verifikasi untuk<br />

memastikan terjadi perubahan perilaku buang air besar<br />

sembarangan menjadi tidak sembarangan.<br />

"Berperilaku hidup bersih dan sehat dengan buang air<br />

besar di jamban yang sehat," ungkap Kepala Dinas<br />

Kesehatan Pakpak Bharat, dr Tomas, kepada M24, Selasa<br />

(20/2) melalui selulernya.<br />

Dijelaskannya, pelaksanaan verifikasi diawali dengan<br />

arahan dari kepala desa, Sekcam Salak dan Kadis Kesehatan<br />

Pakpak Bharat, di Kantor Kepala Desa Salak II. Selanjutnya<br />

para verifikator yang langsung diketuai Kepala Puskesmas<br />

Salak, dr Elpina Siska Sitepu dan anggota, terdiri dari<br />

masyarakat, aparat desa, bidan desa, tim Puskesmas Salak,<br />

tim kantor Camat Salak, mengunjungi seluruh rumah warga<br />

di Desa Salak I dan Salak II.<br />

Ia menambahkan, kegiatan itu untuk melakukan verifikasi<br />

dengan cara pengisian form verifikasi, wawancara dan<br />

melihat langsung jamban di rumah warga, diakhiri<br />

penempelan stiker rumah telah ber-PHBS dan bebas dari<br />

buang air besar sembarangan.<br />

"Kita berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan<br />

edukasi kepada masyarakat, pentingnya menjaga kebersihan<br />

dan kesehatan, terutama BABS. Verifikasi diakhiri rapat pleno<br />

tim verifikasi untuk menyampaikan hasil yang mereka<br />

temukan," tandasnya. (edy)<br />

Wabup Pakpak Bharat H Maju<br />

Ilyas Padang Meninggal Dunia<br />

AKIBAT ERUPSI GUNUNG SINABUNG<br />

Ribuan Hektar Lahan Pertanian di Karo Rusak Total<br />

KARO-M24<br />

Letusan abu vulkanik Gunung Sinabung yang cukup<br />

dahsyat, Senin (19/2) pukul 07.30 WIB hingga pukul 08.57<br />

WIB, mengakibatkan kehidupan petani semakin terjepit.<br />

Letusan tersebut membuat areal<br />

pertanian milik warga luluhlantak,<br />

akibat tebalnya abu vulkanik<br />

Gunung Sinabung.<br />

Dampak letusan abu vulkanik<br />

yang cukup tebal, merusak berbagai<br />

jenis tanaman pertanian di sejumlah<br />

kecamatan. Di antaranya,<br />

Kecamatan Munte, Payung,<br />

Tiganderket, Simpang Empat, Tiga<br />

Binanga, Kuta Buluh, bahkan<br />

sampai ke Kabupaten Dairi. Petani<br />

rugi besar karena tidak dapat<br />

memproduksi secara maksimal.<br />

Hasil panen menurun tajam,<br />

PAKPAK BHARAT-M24<br />

Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Maju<br />

Ilyas Padang, Selasa (20/2) pukul 04.53<br />

WIB, meninggal dunia, setelah dirawat<br />

beberapa bulan di RSUD Tarakan, Jakarta.<br />

Bupati Pakpak Bharat, Remigo Yolando<br />

Berutu, saat ditemui di rumah dinasnya,<br />

tampak sangat sedih dan merasakan<br />

kedukaan mendalam kehilangan sahabat<br />

terbaiknya. "Bersama-sama kami berjuang<br />

memajukan Kabupaten Pakpak Bharat<br />

selama hampir 2 periode ini. Sosok almarhum<br />

adalah figur yang rendah hati<br />

dan begitu peduli akan Kabupaten Pakpak<br />

Bharat serta eksistensi suku Pakpak.<br />

Semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya<br />

dan keluarga yang ditinggalkan<br />

agar tetap tabah. Marilah kita sama-sama<br />

berikan doa dan penghormatan kepada<br />

beliau, salah seorang tokoh Pakpak Bharat,<br />

mulai dari awal pemekaran hingga<br />

mengisi pembangunan di kabupaten ini,"<br />

papar Remigo lirih penuh keharuan.<br />

Kepala Bagian Humas Setda Pakpak<br />

Bharat, Kastro Manik, mengutarakan, almarhum<br />

direncanakan dikebumikan di<br />

kampung halamannya, Desa Tambahan,<br />

Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten<br />

Dairi, setelah terlebih dahulu disemayamkan<br />

di rumah dinas wakil bupati,<br />

Sindeka, Salak. "Almarhum adalah sosok<br />

yang punya banyak kesan baik dengan<br />

kami, baik masyarakat maupun jajaran<br />

ASN Pakpak Bharat. Beliau adalah<br />

salah satu figur birokrat yang banyak<br />

mengisahkan pengalamannya sebagai bahan<br />

pembelajaran bagi kami. Karena sejarah<br />

karirnya sampai dengan pensiun sebelum<br />

menjadi wakil bupati, sebagai seorang<br />

PNS. Semoga jasa-jasa beliau akan<br />

terus dikenang yang telah mengharumkan<br />

kabupaten ini," ungkapya.<br />

H Maju Ilyas Padang, kelahiran Tambahan<br />

Kuta Padang, Dairi, pada 66 tahun<br />

yang lalu, tepatnya 4 April 1951. Beliau<br />

meninggalkan seorang istri, Hj Idahliani<br />

Sagala, 5 putra dan putri serta 7 cucu. Bersama<br />

Bupati Remigo, almarhum sebagai<br />

wakil bupati selama periode 2010-2015<br />

dan 2016-2021. (edy)<br />

mempengaruhi daya beli masyarakat<br />

yang juga menurun tajam.<br />

Erupsi Sinabung dipastikan<br />

meluluhlantakkan sejumlah lahan<br />

pertanian, khususnya di Kecamatan<br />

Payung, Tiganderket, Naman Teran<br />

dan Simpang Empat, Munte serta di<br />

kecamatan lain, yang berakibat<br />

pasokan sayur dan buah dari<br />

Kabupaten Karo ke Kota Medan,<br />

terganggu.<br />

Kepada M24, Susanna Ginting,<br />

petani Desa Selandi, Kecamatan<br />

Payung, mengaku, 1.500 batang<br />

tanaman tomatnya yang baru<br />

Legislator Karo Ajak Semua Pihak<br />

Prioritaskan Kebutuhan Masyarakat<br />

KARO-M24<br />

Musyawarah Perencanaan Pembangunan<br />

(Musrenbang) tingkat Kecamatan Simpang<br />

Empat, Selasa (20/2), di Kantor Camat Simpang<br />

Empat, dibuka Bupati Karo, diwakili<br />

Hasym Siregar dari Bappeda Karo. Hadir<br />

anggota DPRD Karo dari Komisi C, Herty<br />

Delima Purba, Wasit Ginting dan Martin<br />

Luter Sinulingga, Dapil II, BNN diwakili<br />

Naksir Sinulingga, Kabag Umum, Camat<br />

Simpang Empat Hamsah Peranginangin SH,<br />

Danramil Kapten J Surbakti dan seluruh kepala<br />

desa, ketua BPD, tokoh masyarakat, kepala<br />

Puskesmas serta UPTD Pendidikan.<br />

Bupati Karo, Terkelin Brahmana, melalui<br />

Hasym Siregar, mengatakan, pembangunan<br />

pada hakekatnya merupakan upaya semua<br />

komponen bangsa, dalam rangka mencapai<br />

tujuan bernegara, sebagaimana tertuang<br />

dalam pembukaan UUD 1945.<br />

Lebih lanjut, Terkelin, mengatakan, perencanaan<br />

selalu berkaitan dengan masa depan<br />

suatu bangsa atau daerah ke arah yang lebih<br />

baik dari masa kini. Musrenbang merupakan<br />

forum antar pelaku pembangunan dalam<br />

berumur satu bulan, sudah tidak<br />

mungkin lagi dipanen. Bukan cuma<br />

sekali ini saja tanamannya gagal<br />

total akibat hantaman abu Sinabung,<br />

sebelumnya, tanaman<br />

bawang miliknya juga gagal panen<br />

Anggota Komisi C DPRD Karo saat<br />

memberikan arahan (M24-Sekilap)<br />

rangka menyusun rencana pembangunan<br />

nasional dan rencana pembangunan daerah.<br />

Sementara, Herty mengajak semua yang<br />

hadir terus berikhtiar, bekerja bersama-sama<br />

di atas landasan kelebihan dan kekurangan<br />

sebagai manusia. "Agar diutamakan skala<br />

proritas yang betul-betul kebutuhan masyarakat<br />

desa. Terutama desa-desa yang masih<br />

terdampak erupsi Sinabung. Supaya tepat<br />

sasaran dan anggaran bermanfaat. Sehingga<br />

rakyat kita tertolong," ujarnya. (sekilap)<br />

(M24-Sekilap)<br />

Lahan pertanian salah satu warga Karo yang rusak<br />

akibat abu erupsi Sinabung.<br />

"Hancur semua, kami berharap<br />

Pemkab Karo memperhatikan<br />

kondisi petani yang sangat terpukul<br />

akibat bencana erupsi Sinabung,<br />

yang tidak kunjung berhenti,"<br />

harapnya.<br />

Hal sama diungkapkan petani<br />

dari Desa Simpang Gurky, Desa<br />

Payung, Batukarang, Kecamatan<br />

Payung, Frans Maradona Bangun,<br />

Usman Ginting, Sikap Tarigan dan<br />

Rekro Tarigan. Menurutnya, letusan<br />

abu vulkanik Sinabung cukup<br />

dahsyat. "Puluhan hektar tanaman<br />

warga Desa Batukarang, seperti<br />

cabai, kol, padi sawah, tembakau,<br />

kopi dan tomat luluhlantak, akibat<br />

tebalnya abu vulkanik Sinabung.<br />

Apalagi yang bisa kami harapkan<br />

kalau tanaman kami sudah rusak<br />

semua. Belum lagi kerusakan seng<br />

rumah penduduk yang banyak<br />

bocor," paparnya. Menurutnya,<br />

warga Desa Batukarang tidak<br />

pernah mendapat bantuan dari<br />

pemerintah. "Dari awal bencana<br />

Sinabung sejak tahun 2010 lalu,<br />

Ketua Ardin Indonesia Asahan, Suyono<br />

SIKAPI INFORMASI DI MEDSOS<br />

Masyarakat Asahan Diminta Kritis<br />

KISARAN-M24<br />

Masyarakat, termasuk generasi muda di Kabupaten<br />

Asahan, diimbau lebih berhati-hati dalam menggunakan<br />

media sosial (medsos). Sekaligus diminta tidak mudah<br />

percaya terhadap isu-isu berkembang di medsos. Sebab,<br />

penyebaran hoax dan isu provokatif, menjadi perbincangan<br />

hangat. Karena dianggap meresahkan publik dan berpotensi<br />

menimbulkan perpecahan masyarakat.<br />

"Saya titip kepada masyarakat umum dan para generasi<br />

muda di Kabupaten Asahan untuk bertindak lebih dewasa.<br />

Jangan mudah termakan isu yang tidak jelas, terutama dari<br />

media sosial. Seperti yang telah menyangkut isu Bupati<br />

Asahan beberapa waktu lalu," papar Ketua Asosiasi Rekanan<br />

Pengadaan Barang & Distribusi Indonesia (Ardin) Indonesia,<br />

Asahan, Suyono, kepada M24, Minggu (18/2).<br />

Menurutnya, peran pemerintah sangat penting untuk<br />

mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh hoax<br />

di medsos. Kementerian Komunikasi dan Informatika dan<br />

kementerian lainnya dinilai sudah sangat aktif. "Jadi,<br />

komitmen, baik dari Pemkab Asahan, juga masyarakat itu,<br />

harus ada. Enforcement, itu harus melibatkan semua pihak,<br />

untuk mengkampanyekan pentingnya menyikapi berbagai isu<br />

yang muncul di medsos," katanya.<br />

Suyono juga sangat menyayangkan ada seorang oknum<br />

menyebarkan berita bohong, menyebutkan Bupati Asahan<br />

Taufan Gama Simatupang telah meninggal dunia. (deddy)<br />

kami tidak pernah mendapat<br />

bantuan. Alasannya karena desa<br />

kami tidak berada di kawasan<br />

berbahaya (zona merah). Desa kami<br />

berada di radius 7 Km dari Gunung<br />

Api Sinabung," ungkapnya.<br />

Kepala Dinas Pertanian Karo,<br />

Sarjana Purba, membenarkan<br />

kerusakan pertanian warga, akibat<br />

tebalnya abu vulkanik Sinabung.<br />

"Kami belum dapat memastikan<br />

kerugian yang dialami petani di<br />

sekitar lereng Sinabung maupun<br />

yang di luar kawasan itu. Mungkin<br />

April nanti secepatnya kita akan beri<br />

bantuan ke petani. Itu pun<br />

anggaranya dari BPBD," ujarnya.<br />

Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu,<br />

lewat watsappnya mengatakan,<br />

perihal kerugian petani nanti<br />

pihaknya akan koordinasi dengan<br />

Dinas Pertanian. (sekilap)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!