Peraturan-peraturan untuk Merencanakan Jembatan Konstruksi Baja
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
.·<br />
•.<br />
-r ·.' . ( ·:''<br />
~<br />
. :,.i;>·<br />
. . ,,<br />
-~ ..... .. :~ . ··.<br />
. .-:: .:""'- ~·<br />
...... .<br />
....<br />
..<br />
. ~ :.<br />
~ . -~ ·.;:~~--~ ~:~7·~· ~<br />
. . ,<br />
:',r<br />
..<br />
. • f<br />
.. .<br />
..<br />
, .
P.ERATURAN ,- P.ERATURAN.<br />
<strong>untuk</strong><br />
-Merel)~anakan Jembat.an ~onstruksi ~~ja.<br />
V~orscluiften. .v~r het Ontwerpen van Stalen. Brug$eit<br />
VOSB 1.963<br />
' ~ .<br />
,<br />
Diterbitkan oleh :<br />
... : ~ . :·<br />
~ . ~ LEMBAGA ~~NYE~ID:_, ·. . . . . · J\H~~~~<br />
! YA-<br />
· ~ ,_ .. - n. Tamansan 84·" 3.,. B~'·'<br />
. · -':~'-·> . . . - •. .<br />
.. ... . .
UDC. : 624.2.001.3 : ~24.014.2<br />
NEN: 1008<br />
PERATURAN-PERATURAN<br />
UNTUK<br />
MERENCANAKAN JEMBATAN KONSTRUKSI BAJA<br />
Terjemahan dari :<br />
Voorschriften voor bet<br />
Ontwerpen van<br />
Stalen Bruggen<br />
(VOSB 1963)<br />
Bandung, Agustus 1980<br />
Diterbitkan oleh :<br />
YAYASAN ,<br />
LEMBAGA PENYELIDIKAN MASALAH BANGUNAN<br />
JL Tamansari 84- Tilp. 81083- Bandung.
c. 1000.81280 .<br />
I.Joterima tgl. :<br />
De•' -';:, , '" ' ' ·c;,~ r~KERJAAN Uioioi,.:;.ri<br />
BALITJ~ l\IG. PJ.<br />
p E R P U S T A K A -'-\ ·•<br />
. ,...<br />
N. I. : ) ~ .<br />
1<br />
N.K. :<br />
Dilarang mereproduksi/memperbanyak sebagian maupun<br />
seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.<br />
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.<br />
Hak Cipta : Pada DPMB<br />
Hak Penerbitan : Yayasan lPMB<br />
Cetakan ketiga : Agustus 1980
KATA PENGANTAR<br />
Dalam rangka melengkapi <strong>peraturan</strong> dalam bidang konstruksi yang<br />
ber1aku di Indonesia khususnya <strong>Peraturan</strong> <strong>Konstruksi</strong> <strong>Baja</strong>, maka o1eh Lembaga<br />
Penyelidikan Masalah Bangunan dalam rangka pelaksanaan Proyek<br />
Penyusunan Sistem-sistem, Norma-norma dan Standard-standard Teknik<br />
Pembangunan Gedung-gedung dan Perumahan telah mengusahakan penterjemahan<br />
Voorschriften voor het Ontwerpen van Stalen Bruggen 1963 (NEN:<br />
1008) sebagai bahan pembicaraan/diskusi <strong>untuk</strong> penyustman konsep <strong>Peraturan</strong><br />
<strong>Konstruksi</strong> <strong>Baja</strong> di Indonesia.<br />
Dalam terjemahan ini meskipun sudah diusahakan sesempuma mungkin,<br />
masih akan terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibahas dan<br />
disempurnakan lagi, khususnya mengenai istilah teknik maupun Yat:J.g sebagai<br />
bahan penyusunan konsep sudah seharusnya kalau pedu disesuaikan<br />
dengan keadaan di Indonesia. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan<br />
adanya usul dan saran periyempurnaannya dari para ahli dan yang berkecimpung<br />
dalam dunia konstruksi baja di Indonesia.<br />
Dalam waktu dekat ini Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan akan<br />
mengadakan suatu pertemuan <strong>untuk</strong> membicarakan usaha-usaha/tindakantindakan<br />
<strong>untuk</strong> mempercepat penyusunan <strong>Peraturan</strong> <strong>Konstruksi</strong> <strong>Baja</strong> di<br />
Indonesia.<br />
Sebagai akhir kata, kepada Sdr. Ir. Th. A. Adisoebagjo yang telah membantu<br />
menterjemahkan buku YOSB dengan jalan ini kami menyampaikan<br />
penghargaan kami disertai ucapan banyak terima kasih.-<br />
Bandung, 11 Pebruari 1972<br />
IEMBAGA P''YELIDIKAN ¥~~~~4~<br />
bANGUNA~
PRAKATA<br />
dari penerbit<br />
Berhubung dengan banyaknya permintaan, maka sesuai dengan persetujuan<br />
penerbitan antara pihak DPMB dengan Yayasan LPMB, penemit<br />
memandang perlu <strong>untuk</strong> menerbitkan (cetak ulang) kembaJi buku terjemahan<br />
dari:<br />
Voorschriften voor het ontwerpen van<br />
Stalen Bruggen (VOSB 1963)<br />
NEN: 1008<br />
Cetak ulang yang ketiga ini isinya tak berbeda dengan cetakan yang<br />
kedu~ Hanya dalam cetak ulang ini ejaan dari terjemahannya telah menggunakan<br />
Ejaan yang Disempumakan (baru) dan teknik cetak offset.<br />
Semoga penerbitan ini dapat membantu melengkapi perpustakaan<br />
buku-buku ·teknik di Indonesia.<br />
Bandung, Agustus 1980<br />
PENERBIT
DAFI'AR lSI<br />
BAB Halaman<br />
I. PEMBEBANAN VERTIKAL<br />
A. Berat Sendiri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1<br />
B. Muatan Gerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2<br />
C. Pembebanan Salju .................. , . . . . . . . . . 13<br />
II. PEMBEBANAN HORIZONTAL ...................... 14<br />
lll. KETENTUAN-KETENTUAN MENGENAI PERIDTUNGAN DAN<br />
KONSTRUKSI<br />
A. Ketentuan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . ... .' . . . . . . . . 19<br />
B. Lantai Kendaraan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24<br />
C. <strong>Konstruksi</strong> yang Dilas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 7<br />
D. Hubungan Paku Keling dan Bout . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29<br />
F. Batang-batang Tekan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36<br />
G. lipatan Plaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44<br />
H. Tumpuan .................................. 54<br />
IV. TEGANGAN YANG DIIZINKAN<br />
A. lTm urn .................................. 56<br />
B. <strong>Konstruksi</strong> yang Dilas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74<br />
C. <strong>Konstruksi</strong> yang Dike ling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 6<br />
E. Lantai <strong>Jembatan</strong> ................ :. . . . . . . . . . . . 82
PERAWRAN UNTUK MERENCANAKAN JEMBATAN<br />
KONSTRUKSI BAJA<br />
Pasal 1.<br />
Sebutan <strong>untuk</strong> <strong>peraturan</strong>.<br />
<strong>Peraturan</strong>-<strong>peraturan</strong> <strong>untuk</strong> merencanakan jembatan konstruksi baja, dapat<br />
disingkat dengan sebutan: VOSB 1963.·<br />
Pasal 2.<br />
<strong>Jembatan</strong>-jembatan dengan las listrik.<br />
Dalam bentuk ini, terdapat juga <strong>peraturan</strong>2 <strong>untuk</strong> merencanakan jembatan<br />
dengan las listrik. (V 1017- 1952 menjadi batal).<br />
Pasal 3.<br />
BABI<br />
PEMBEBANAN VERTIKAL<br />
A. BERAT SENDIRI<br />
Ketentuan umum.<br />
Pada umumnya berat sendiri dapat dianggap sebagai pembebanan terbagi<br />
rata. Apablla berat per meter suatu gelegar sangat tidak beraturan maka<br />
ketidak teraturan itu harus diperhitungkan.<br />
Catatan : lihat juga pasal 29.<br />
Pasal 4.<br />
Perhitungan berat sendiri.<br />
1. Dalam perhitungan berat sendiri,<br />
baja walst, tempa, tuang<br />
l:iesi tuang<br />
beton tulang<br />
beton pengisi<br />
asfalt beton panas<br />
asfalt betvn dmgm<br />
asfalt tuang<br />
krikil {kenng)<br />
pasir {kering)<br />
berlaku berat jenis <strong>untuk</strong> bahan :<br />
7,85<br />
7,25<br />
2,5<br />
22<br />
2.'2 :::t<br />
t..::<br />
2,2-2,35<br />
1800 kg/Jh.)<br />
1800 kg/m3<br />
2. Untuk bahan-bahan lainnya dianjurkan <strong>untuk</strong> menetapkannya dengan
Pasal 5<br />
pereobaan-pereobaan. Pada pasal 80 ditetaplcan berat volume dari beberapa<br />
jenis kayu.<br />
B. MUATANBERGERAK<br />
Penjelasan umum.<br />
Sebagai muataQ bergerak dipakai suatu muatan flktief yang terdiri dari<br />
beban-beban terpusat bersamaan atau tidak dengan suatu pembebanan<br />
terbagi rata yang dapat memenuhi seluruh bentang jembatan. Pembebanan<br />
terbagi rata itu tidak menjadi putus di tempat di mana beban-beban terpusat<br />
bekerja.<br />
Catatan : Muatan bergerak (flktief) tersebut diambil sedemikian rupa<br />
hingga seeara bersamaan menimbulkan akibat pembebanan yang<br />
paling sedikit sama beratnya seperti yang ditimbulkan oleh<br />
pembebanan lalu lintas yang sebenunya terjadi.<br />
Pasal 6<br />
Pembebanan pada jembatan-jembatan kereta api.<br />
1. Untuk jalan kereta api utama, pembebanan kereta api harus diambil<br />
akibat pembebanan di bawah ini yang paling berbahaya :<br />
a) suatu pembebanan terbagi rata sebesar 8 ton per meter lari bersamaan<br />
dengan dua pasangan beban terpusat. MiSing-masing pasangan<br />
beban terpusat itu terdiri dari 3 as dengan tekanan as sebesar<br />
15 ton dan jarak antara as 150 em. Jarak antara tengah-terlgah kedua<br />
pasangan beban terpusat paling sedikit adalah 1700 em (sambar<br />
1)<br />
gambar 1<br />
IS t )5t 1St IS I IS 1 IS I<br />
·~p7ft//W7ft/WV//T~)fl//<br />
81/m'<br />
:>1700<br />
-I< ,,. ~ ,,. of-<br />
2
) dua pasangan be ban terpusat, masing-masing terdiri dari 3 as dengan<br />
tekanan as sebesar 25 ton dan jarak antara as 150 em tanpa pembebanan<br />
terbagi rata. Jarak antara tengah-tengah kedua pasangan<br />
beban terpusat paling sedikit adalah 650 em dan paling besar adalah<br />
900 em (gambar 2).<br />
25 I 25 I 251<br />
gambar 2<br />
25 I 25 I ::!5 t<br />
l ! l l j, J<br />
-fc 150 150 ~ ~ISO 150<br />
+<br />
650 sampai 900<br />
c) satu beban terpusat dengan tekanan as sebesar 27 ton tanpa pem<br />
pembebanan terbagi rata (gam bar 3).<br />
271<br />
gambar 3<br />
2 Untuk jalan kereta api lokal haruslah diteliti terlebih dahulu pembebanan<br />
yang paling berat dan kerapnya pembebanan seperti itu yang<br />
terjadi. Semuanya ini dipakai sebagai dasar dari perhitungan-perhitungan.<br />
Pasal 7.<br />
Pembebanan jalur jalan kaki dari jembatan kereta api.<br />
1. Pembebanan <strong>untuk</strong> bagian2 jalur jalan kaki jembatan kereta api adalah<br />
sebesar 200 kg/m2 jika tidak terbuka <strong>untuk</strong> umum. Untuk perhitungan<br />
gelegar induk pembebanan jalur jalan kaki cukup diambll hanya 100 kg/<br />
m2.<br />
· 2. Pembebanan jalur jalan kaki jembatan kereta api yang terbuka <strong>untuk</strong><br />
umum dapat dlliliat pada pasal10.<br />
Catatan : Pembebanan tersebut harus dikalikan dengan suatu koefisien<br />
yang rumusnya sama dengan rumus <strong>untuk</strong> koefsien C<br />
pada jembatan lalu lintas biasa. Lihat pasal 14 dan 15.<br />
3
KLASSE45<br />
garnbar 5<br />
I 51 151<br />
151<br />
a= ~4<br />
ukuran dalam t.:m<br />
KLASSE 30<br />
garnbar 6<br />
--"1--------- ~50<br />
JOt lOt<br />
lOt<br />
a= 16<br />
ukuran dalam em<br />
Catatan : Untuk papan-papan lantai kendaraan<br />
lihat pasal38-2<br />
6
Pasal 100<br />
Pembebanan jalur jalan kaki dan jalur speda <strong>untuk</strong> jembatan lalu lintas<br />
biasa dan jembatan kereta api yang terbuka <strong>untuk</strong> orang; pembebanan dari<br />
schampkanten, berm tengah dan sejenisnyao<br />
10 Untuk perhitungan gelegar induk, besamya muatan jalur jalan kaki;<br />
speda yang dipakai adalah sebagai berikut :<br />
Klase 60<br />
Klase 45<br />
Klase 30<br />
jembatan <strong>untuk</strong> jalan kaki dan speda<br />
jembatan kereta api yang terbuka <strong>untuk</strong> orang<br />
400 kg/m2<br />
300 kg/m2<br />
200 kg/m2<br />
400 kg/m2<br />
200 kg/m2<br />
2 0 Untuk perhitungan bagian-bagian jembatan, besamya pembebanan akibat<br />
dari schampkanten. berm tengah dan sejenisnya, harus diperhitungkan<br />
terhadap suatu beban terpusat sebesar tekanan roda kendaraan<br />
seperti yang diatur pada pasal 90<br />
30 Bagian-bagian dari jalur jalan kaki dan speda harus diperhitungkan terhadap<br />
beban sebesar 400 kg/m20<br />
Pasal 11.<br />
Pembcbanan jembatan-jembatan tram dan <strong>untuk</strong> lalu Iintas campurano<br />
•<br />
10 Untuk jalan kereta api keperl_uan industri, tram dan sejenisnya haruslah<br />
<strong>untuk</strong> tiap hal diteliti secara tersendiri pembebanan yang paling berat<br />
dan kerapnya pembebanan seperti itu yang terjadi. Semuanya ini dipakai<br />
sebagai dasar dari perhitungan-perhitungano<br />
2 Apabila pada lantai kendaraan suatu jembatan <strong>untuk</strong> lalu lintas biasa<br />
terdapat juga jalan kereta api ataupun tram, maka haruslah diperhitungkan<br />
adanya kemungkinan bahwa jalur jalan kereta api ataupun tram<br />
itu dapat dibebani juga oleh kendaraan dan muatan lalu lintas bjasao<br />
30 _Dalam hal terdapat satu ataupun lebih jalan kereta api ataupun tram<br />
pada jembatan <strong>untuk</strong> lalu lintas biasa, maka dalam memperhitungkan<br />
faktor reduksi seperti yang dimaksudkan pada pasal 94, baik keretaapi<br />
maupun tram tidak boleh dianggap sebagai kendaraano Akibat pembebanan<br />
dari kereta api a tau pun dari tram tidak boleh direduceer 0<br />
7
Pasall4.<br />
Koefisien kejut dan pembebanan.<br />
1. Pembebanan bergerak <strong>untuk</strong> jembatan-jembatan kereta api, tram dan<br />
lalu lintas biasa harus dikalikan dengan suatu koefisien kejut.<br />
2 Untuk jembatan lalu lintas biasa, kecuali harus dikalikan dengan suatu'<br />
koefisien kejut, muatan bergerak jembatan harus juga dikalikan dengan<br />
suatu koefisien pembebanan.<br />
3. Pembebanan bergerak tidak usah dikalikan dengan koefiSien kejut,<br />
tetapi harus dikalikan dengan koefisien pembebanan saja apabila dipakai<br />
<strong>untuk</strong> menghitung :<br />
a. papan-papan lantai kendaraan (lihat juga penjelasan pasal· 80).<br />
b tegangan tekan siar di bawah plaat landasan (lihat juga pas. 78).<br />
c. pijler dan landhoofd bila massanya besar.<br />
tetapi <strong>untuk</strong> perhitungan konstruksi penumpu yang ringan, misalnya<br />
jukken dari baja, pembebanan bergerak harus dikalikan dengan koefisien<br />
kejut.<br />
4. Pada rumus-rumus dalam pasal 15, harga L dinyatakan dalam meter,<br />
yaitu panjang daerah penempatan pembebanan bergerak <strong>untuk</strong> mendapatkan<br />
momen lentur yang paling membahayakan bagian jembatan<br />
yang ditinjau.<br />
Untuk sederhananya, harga-harga L <strong>untuk</strong> hal-hal tersebut di bawah ini<br />
adalah sebagai berikut : ·<br />
lO<br />
a. <strong>untuk</strong> gelegar di atas· dua tumpuan, harga L adalah panjang bentang<br />
dari gelegar yang ditinjau dalam meter.<br />
b. <strong>untuk</strong> gelegar melintang dan <strong>untuk</strong> bagian-bagian yang memikul<br />
beban-beban bergerak yang bekerja pada gelegar melintang (misalnya<br />
hangers dari suatu jembatan busur), twga L adalah panjang<br />
dari dua gelegar memanjang.<br />
c. <strong>untuk</strong> gelegar di atas lebih dari dua tumpuan, berlaku <strong>untuk</strong> sepanjang<br />
gelegar, harga L adalah jumlah dari bentang terpendek dan<br />
setengah dari bentang yang terbesar, asal saja harga L karenanya<br />
tidak lebih keen ~ari bentang yang terbesar.<br />
d. un.tuk gelegar induk dari. jembatan lalu lintas do bel dengan banyaknya<br />
gelegar induk tidak lebih dari dua, harga L harus diambil dua
Pasal 15.<br />
kali bentang. Harga L di sini menjadi dua kali dari harga yang dihitung<br />
menu rut a) a tau pun b).<br />
Catatan : Untuk perhitungan gaya lintang maksirnum yang timbut<br />
pada suatu penampang gelegar berdinding penuh,<br />
ataupun menghitung gaya batang yang berbahaya dari<br />
batang diagonal dan tepi suatu jembatan rangka, harga<br />
L diambil sepanjang daerah penempatan pernbebanan<br />
bergerak <strong>untuk</strong> mendapatkan rnomen lentur yang<br />
berbahaya pada gelegar berdinding penuh ataupun pada<br />
gelegar jembatan rangka.<br />
Besamya koefisien-koefisien.<br />
1. Rumus-rumus <strong>untuk</strong> koefisien kejut dari jembatan kereta api adalah sebagai<br />
berikut :<br />
a. <strong>untuk</strong> bagian-bagian yang dibebani secara langsung (jadi tanpa gelegar<br />
melintang) dan <strong>untuk</strong> gelegar rangkap dengan rail yang verzonken<br />
kecuali jika landasan rail adalah landasan pegas dalam<br />
pelaksanaannya).<br />
s = 1 + _.....;;;::;..__ 60<br />
100 + L<br />
b. <strong>untuk</strong> jernbatan-jernbatan ta,npa ballasbed yang rnenerus dan <strong>untuk</strong><br />
perkecualian yang disebut pada 1 a:<br />
s = 1 + _ _..;;....;..___ 50<br />
100 + L<br />
c. <strong>untuk</strong> jernbatan-jembatan dengan ballastbed menerus (dan <strong>untuk</strong><br />
jembatan tram) .<br />
40<br />
S=1+----<br />
100 + L<br />
2. Untuk jembatan lalu lintas, biasa besamya koefisien kejut dinyatakan<br />
dengan rumus:<br />
s = 1 + _4..;.;0;;.__<br />
100 + L<br />
11
L<br />
S-1 + 60<br />
dalam 100+L<br />
meter<br />
0 1,60<br />
5 1,57<br />
10 1,55<br />
20 1,50<br />
30 1,46<br />
40 1,43<br />
50 1,40<br />
60 1,38<br />
70 1,35<br />
80 1,33<br />
90 1,32<br />
100 1,30<br />
110 1,29<br />
120 1,27<br />
130 1,26<br />
140 1,25<br />
150 1,24<br />
160 1 23<br />
170 1,22<br />
180 1 21<br />
190 1,21<br />
200 1,20<br />
dsb<br />
T ABEL II (pasal 15)<br />
KoefJSien kejut S<br />
S-1 + 50<br />
1,50<br />
1,48<br />
1,45<br />
1,42<br />
1,38<br />
1,36<br />
1,33<br />
1,31<br />
1,29<br />
1,28<br />
1,26<br />
1,25<br />
1,24<br />
1,23<br />
1,22<br />
1,21<br />
. 1,20<br />
1,19<br />
1,19<br />
1,18<br />
1,P<br />
1,17<br />
100+L<br />
S-1 + 40<br />
1,40<br />
1,38<br />
1,36<br />
1,33<br />
1,31<br />
1,29<br />
1,27<br />
1,25<br />
1,24<br />
1,22<br />
1,21<br />
1,20<br />
1,19<br />
1,18<br />
1,17<br />
1,17<br />
1,16<br />
1,15<br />
1,15<br />
1,14<br />
1,14<br />
1,13<br />
100 +L<br />
Untuk harga-harga L yang tidak tepat dengan tabel, harga C boleh dihitung<br />
dengan sisipan luiUS.<br />
3. Besamya koeflSien pembebanan <strong>untuk</strong> jembatan lalu lintas biasa adalah<br />
seperti yang dinyatakan dengan rum us :<br />
B = 0,6+ lOO~L<br />
12
Koefisien C ==<br />
T ABEL III (pasal 15)<br />
koeftsien kejut x koeftsienpembebanan<br />
<strong>untuk</strong> jembatan lalu lint as biasa<br />
c :: (1 + 10~0+ L ) X (0,6 + 10~0+ L )<br />
L koetisien L koeftsien L<br />
(m) c (m) c (m)<br />
0 1,40 80 1,01 170<br />
5 1,35 90 0,98 180<br />
10 1,31 100 0,96 190<br />
20 1,24 110 0,94 200<br />
30 ,1,19 120 0,92 210<br />
40 1,15 130 0,91 220<br />
50 1,10 140 0,90 230<br />
60 1,07 ISO 0;88 240<br />
70 1,04 160 0,87 dsb<br />
koeftsien<br />
c<br />
0,86<br />
0,85<br />
0,84<br />
0,83<br />
0,82<br />
0,82<br />
0,81<br />
0,80<br />
I<br />
Untuk harga-harga L yang tidak tepat dengan tabel, harga C boleh dihitung<br />
dengan sisipan lurus.<br />
C. PEMBEBANAN SALJU<br />
Pasal 16<br />
Ketentuan umum.<br />
Pembebanan akibat salju tidak usah diperhitungkan.<br />
13
BAB D<br />
PEMBEBANAN HORISONT AL<br />
Pasal 17.<br />
Pembebanan angin.<br />
I. Semua permukaan yang terkena angin harus diperhitungkan terhadap<br />
pembebanan horisontal sebesar 1 SO kg/m 2 yang arahnya tegak lurus<br />
pada sumbu jembatan.<br />
Catatan :<br />
<strong>Konstruksi</strong>-konstruksi ringan yang oleh angin dapat menunjukkiJil<br />
gejala-gejala dynamis, hendaknya dihindarkan.<br />
2. Sebagai permukaan yang terkena angin, harus dihitung luas suatu jalur<br />
setinggi konstruk.si lantai kendaraan dan lalu lintas berikut proyeksi<br />
dari bagian gelegar induk pertama di bawah dan di atas jalur ditambah<br />
. dengan luas yang dihitung dengan cara yang sama dari gelegar kedua,<br />
ketiga dan seterusnya dikalikan dengan koefiSien masing-masing sebesar<br />
2/3, (2/3 ) 2 dst.<br />
Contoh: F<br />
;::<br />
luas dari jalur<br />
F1<br />
;::<br />
proyeksi dari bagian gelegar induk pertama<br />
F2<br />
;::<br />
proyeksi dari bagian gelegar induk kedua<br />
F3<br />
;::<br />
proyeksi dari bagian gelegar induk ketiga<br />
F4<br />
;::<br />
proyeksi dari bagian gelegar induk keempat.<br />
Luas permukaan yang terkena angin menjadi :<br />
Ut.<br />
F tot. ;::<br />
F + Fl + (2/3). F2 + (2/3? .F3 + (2/3) 3 .F4.<br />
Wind resistance of latt~ce girder bridges<br />
by E.Ower.Inst. ofCivil Engineers 194S London.<br />
3. Tinggi jalur lalu lintas <strong>untuk</strong> jembatan kereta api adalah 3 ,SO m dihitung<br />
dari atas batang rail. Untuk jembatan lalu lintas biasa, tinggi itu<br />
adalah 2,SO m dihitung dari permukaan lantai kendaraan dan boleh<br />
dianggap menerus sepanjang jembatan.<br />
4. Di samping itu harus juga diperhitungkan suatu gaya angin di arah memanjang<br />
jembatai} yang bekerja bersamaan dengan gaya angin yang sama<br />
besamya di arah melintang jembatan .. Besamya gay a angin itu adalah<br />
14
50% dari gaya angin total yang bekerja tegak lurus pada sumbu jembatan<br />
dan dihitung menurut pasal17-1 dan 17-2.<br />
5. Batang-batang din ding dari ikatan angin harus diperhitungkan terhadap<br />
gaya lintang yang paling berbahaya di antara :<br />
a. gay a lintang akibat pembebanan angin.<br />
b. suatu gaya lintang semu besar 1% dari jumlah gaya-gaya terbesar<br />
batang tepi ikatan angin yang ditinjau akibat pembebanan vertikal<br />
dari jembatan. (Apabila ikatan angin itu menunjang lebih dari dua<br />
gelegar induk, maka besamya gay a lintang semu itu haruslah 1%<br />
dari jumlah semua gaya2 batang tepi).<br />
c gaya lintang yang timbul akibat pembebanan-pembebanan lain pada<br />
jembatan.<br />
Pasal18.<br />
Pembebanan sandaran.<br />
Besamya pembebanan horisontal pada batang atas sandaran jembatan<br />
adalah:<br />
<strong>untuk</strong>jembatan yang terbuka bagi orang adalah 100 kg/m'<br />
<strong>untuk</strong> jembatan yang tidak terbuka bagi orang adalah 50 kg/m'<br />
Pasal19.<br />
Gaya lemparan tikungan.<br />
Pada jembatan-jembatan kereta api di tikungan, gaya lemparan tikungan<br />
harus diperhitungkan. Gaya itu dianggap bekerja pada titik tangkap 2 meter<br />
dari atas batang rail. Untuk tikungan dengan jari-jari sama ataupun lebih<br />
kecil dari 1000 meter, besamya gaya itu adalah 15% dari pembebanan jarijari<br />
yang lebih besar dari 1000 meter adalah :<br />
1000 X 15%<br />
r<br />
Pasal20.<br />
Gay a-gay a rem.<br />
1. Untuk jembatan-jembatan kereta api lalu lintas tunggal, besamya.gayagaya<br />
rem dihitung dengan rumus :<br />
15
R = 6 + 0,9 L Wltuk L 30 meter<br />
di mana L adalah panjang jembatan dalam meter dan R adalah gaya rem<br />
dalam ton. Bila suatu konstruksi dibebani oleh dua atau lebih jalur<br />
kereta api yang letaknya bersisian, maka pada satu jalur harus diambil<br />
gaya rem sebesar rumus di atas sedangkan pada satu jalur lainnya diambil<br />
gaya rem sebesar 20% dengan arab yang sama dari yang pertama.<br />
2 Untuk jembatan-jembatan lalu lintas biasa, jembatan-jembatan tram<br />
atau <strong>untuk</strong> jembatan-jembatan dengan lalu lintas campuran tram dan<br />
lalu lintas. biasa, gaya rem yang diperhitungkan adalah :<br />
klase 60 20 ton<br />
klase 45 15 ton<br />
klase 30 10 ton<br />
jembatan tram· 20 ton<br />
Titik tangkap gaya rem itu adalah titik tengah jalur pembebanan yang<br />
paling berbahaya <strong>untuk</strong> bagian konstruksi yang ditinjau.<br />
Pasal21.<br />
Gay a geser perletakan.<br />
1. Besarnya gaya yang menahan bergeraknya perletakan-perletakan adalah :<br />
a. Wltuk perletakan rol 3% dari tekanan perletakan<br />
b. Wltuk perletakan geser : 20% dari tekanan perletakan.<br />
Untuk gelegar di atas lebih dari dua tumpuan besamya gaya horizontal<br />
yang dipikul oleh perletakan tetap adalah jumlah gaya-gaya geser dari<br />
semua perletakan bergerak yang diakibatkan oleh pembebanan berat<br />
sendiri dan muatan bergerak pada bentang yang terbesar di sebelah perletakan<br />
tetap.<br />
Pada penetapan besarnya gaya geser itu, tidak perlu diperhitungkan<br />
dengan koefisien kejut. Sebaliknya koeflsien pembebanan diperhitungkan<br />
berikut reduksi atas akibat pembebanan bergerak <strong>untuk</strong> jembatan<br />
dengan dua atau lebih jalur-jalur lalu lintas.<br />
2 Untuk tumpuan-tumpuan yang cukup elastis boleh diperhitungkan<br />
gaya-gaya yang lebih kecil.<br />
Gaya-gaya geser hanya dipakai pada perhitungan perletakan, pijler dan<br />
kepala jcmbatan.<br />
16
Pasal22<br />
Pembebanan horisontal pada perletakan.<br />
Besarnya gaya yang harus diperhitungkan sebagai akibat pembebanan berat<br />
sendirl jembatan, suhu, angin dan muatan bergerak diambil yang paling berbahaya<br />
di antara : ·<br />
a. gaya rem maksimum menurut pasal 20<br />
b. gaya geser maksimum menurut pasal21<br />
c. gay a rem dan gaya geser secara bersamaan<br />
Dalam hal c yang dipakai, maka gaya total boleh diambil sebesar 75%<br />
nya saja.<br />
d pembebanan maksimum akibat gaya-gaya angin<br />
e. kombinasi antara d dengan a atau b atau c<br />
Dalam hal 2 yang dipakai, maka tegangan yang diijinkan boleh dipertinggi<br />
dengan 25% (lihat pasal 26) .<br />
. Pasal23<br />
Tumbukan dan ikatan tumbukan.<br />
Pada jembatan kereta api antara kedua gelegar memanjang dari tiap jalur<br />
kereta api harus dipasang suatu ikatan tumbukan. Ikatan itu harus mampu<br />
memikul pembebanan yang paling berat di antara :<br />
a suatu gaya tumbukan sebesar 6 ton<br />
b. gaya lintang akibat gaya lemparan tikungan dikalikan dengan koefisien<br />
kejut.<br />
c. gay a lintang akibat pembebanan angin<br />
d. kombinasi pembebanan a+c<br />
e. kombinasi pembebanan b+c<br />
Pada pembebanan d dane t~gangan yang diijinkan boleh dipertinggi dengan<br />
25%.<br />
Pasal24.<br />
Gaya-gaya horisontal pada bagian-bagianjembatan lalu lintas biasa.<br />
Untuk bagian-bagian jembatan yang karena letaknya ataupun kurangnya<br />
pengamanan dapat terlanggar oleh kendaraan-kendaraan dan jika rusak dapat<br />
membahayakan keamanan seluruh jembatan, harus diperhitungkall terhadap<br />
17
suatu gaya yang paling berbahaya di antara :<br />
a. suatu gaya horisontal sebesar 100 ton yang bekerja setinggi 1,20 meter<br />
di atas 1antai kendaraan kendaraan dan sejajar dengan sumbu jembatan.<br />
b. suatu gay a horisontal sebesar 50 ton yang bekerja, setinggi 1 ,2C meter<br />
di atas lantai kendaraan dan tegak lurus terhadap sumbu jembatan.<br />
Untuk pembebanan ini bersama dengan pe~bebanan vertikal sebagai<br />
tegangan yang diijinkan boleh diambil tegangan leleh.<br />
Catatari : Sehampstrook merupakan suatu eontoh pengamanan. Tinggi<br />
15 - 20 em dengan sisi tepinya 50 em dari bagian yang dilindungi.<br />
Keeuali itu schampstrook harus dipasang 10 meter di<br />
muka bagian tersebut.<br />
18
Pasal25.<br />
BAB m<br />
KETEN1UAN-KETEN1UAN MENGENAI PERHITUNGAN DAN<br />
KONSTRUKSI<br />
A. KETEN1UAN UMUM<br />
Dasar-dasar perencanaan.<br />
Suatu jembatan harus dfiihat sebagai suatu kesatuan terdiri dari bagian-bagian<br />
yang bekerja sama. Pelemahan-pelemahan setempa~ dan perubahan-perubahan<br />
mendadak dari daya pikul hendaknya sejauh mungkin dihindari. Sebagai<br />
contoh adalah sambungan suatu bagian yang dibuat lebih kuat dari pada<br />
yang diperlukan seperti pada perhitungan. Sambungan seperti itu harus dibuat<br />
sam a kuatnya dengan bagian itu sendiri ataupun yang mampu meneruskan<br />
suatu gaya yang besarnya paling sedikit 1 ,5 kali besarnya dari gaya maksimum<br />
yang bekerja asal saja dengan gaya sebesar itu tidak. menimbulkan<br />
tegangan yang melampaui batas yang ditetapkan.<br />
Pasal26.<br />
Kombinasi pembebanan.<br />
Perhitungan kekuatan meliputi:<br />
a. akibat berat sendiri bersima akibat pembebanan bergerak seperti yang<br />
dimaksudkan pada bab 1-B dan gaya lemparan tikungan seperti yang dimaksudkan<br />
pada pasal19.<br />
b. aktbat berat sendiri bersama pembebanan angin dan pengaruh suhu.<br />
c. aktbat semua pembebanan yang disebut pada bab I dan bab II bersama pengaruh<br />
suhu.<br />
Untuk keadaan yang disebut terakhir, tegangan yang diijinkan seperti yang ditetapkan<br />
pada bab IV (lihat pasal 71) boleh dipertinggi dengan 25%. Mengen&i<br />
tegangan sekunder lihat pasal 70.<br />
Pasal27.<br />
Pembebanan pemasangan.<br />
Dengan semua kemungkinan pembebanan yang dapat terjadi selama pelaksanaan<br />
pemasangan berlangsung, jembatan harus sudah diperhitungkan.<br />
Pasal28.<br />
Ketelitian perhitungan.<br />
19
Ketelitian pekerjaan <strong>untuk</strong> suatu perhitungan kekuatan sudah cukup sebesar<br />
1% dari hasil akhir.<br />
Pasa129.<br />
Ketelitian taksiran berat sendiri.<br />
Jika perkiraan semula dari berat sendiri sedemikian melesetnya hingga suatu<br />
perhitungan dengan menggunakan berat sendiri yang tepatnya sama pengaruhpengaruh<br />
lainnya menghasilkan suatu tegangan yang besarnya 3% lebih tinggi<br />
dari pada yang diijinkan, maka perhitungan semula harus diulangi kembali.<br />
Pasal30.<br />
Perhitungan dengan pengurangan berat sendiri. Stabilitas. Cara memperhitungkan<br />
gaya-gaya yang berlawanan.<br />
1. Dalam perhitungan <strong>untuk</strong> menyelidiki kemungkinan tergulingnya jembatan,<br />
pengaruh berat sendiri jembatan (termasuk ankerblok) hanya boleh<br />
diambil 2/3-nya saja. Jika pembebanan angin pada kendaraan memperbesar<br />
kemantapan jembatan (umumnya demikian halnya) maka harus diperhitungkan<br />
satu baris Kendaraan pada kedudukan yang paling membahayakan<br />
seberat 1000 k~m <strong>untuk</strong> jembatan kereta api dan 400 k~m'<br />
<strong>untuk</strong>jembatan lalu lintas biasa.<br />
Catalan : Maksud dari bagian pertama pasal ini ialah <strong>untuk</strong> memperhitungkan<br />
semua pengaruh seperti lift, pengurangan berat sendiri<br />
dan sebagainya.<br />
2. Jika pada suatu bagian, akibat berat sendiri jembatan, timbul suatu gaya<br />
ataupun momen Pe.g yang berlawanan dengan gaya ataupun momen Pm.l<br />
yang diakibatkan oleh pembebanan bergerak ataupun horisontal lagi pula<br />
harga-harga mutlaknya memenuhi.<br />
132 Peg!< IPmll
Pasal25.<br />
BAB DI<br />
KETENTUAN-KETEN1UAN MENGENAI PERHITUNGAN DAN<br />
KONSTRUK.SI<br />
A. KETENTUAN UMUM<br />
Dasar-dasar perencanaan.<br />
Suatu jembatan harus dilihat sebagai suatu kesatuan terdiri dari bagian-bagian<br />
yang bekeija sama. Pelemahan-pelemahan setempa~ dan perubahan-perubahan<br />
mendadak dari daya pikul hendaknya sejauh mungkin dihindari. Sebagai<br />
contoh adalah sambungan suatu bagian yang dibuat lebih kuat dari pada<br />
yang diperlukan seperti pada perhitungan. Sambungan seperti itu harus dibuat<br />
sama kuatnya dengan bagian itu sendiri ataupun yang mampu meneruskan<br />
suatu gaya yang besarnya paling sedikit 1 ,5 kali besarnya dari gaya maksimum<br />
yang bekerja asal saja dengan gaya sebesar itu tidak. menimbulkan<br />
tegangan yang melampaui batas yang ditetapkan.<br />
Pasa126.<br />
Kombinasi pembebanan.<br />
Perhitungan kekuatan meliputi:<br />
a. akibat berat sendiri bersama akibat pembebanan bergerak seperti yang<br />
dimaksudkan pada bab 1-B dan gaya lemparan tikungan seperti yang dimaksudkan<br />
pada pasal19.<br />
b. aktbat berat sendiri bersama pembebanan angin dan pengaruh suhu.<br />
c. aktbat semua pembebanan yang disebut pada bab I dan bab II bersama pengaruh<br />
suhu.<br />
Untuk keadaan yang disebut terakhir, tegangan yang diijinkan seperti yang ditetapkan<br />
pada bab N (lihat pasal 71) boleh dipertinggi dengan 25%. Mengen8i<br />
tegangan sekunder lihat pasal 70.<br />
Pasal27.<br />
Pembebanan pemasangan.<br />
Dengan semua kemungkinan perubebaruw yah(, ·:tJP
e. <strong>untuk</strong> gelegar induk : jarak as ke as dari tumpuan.<br />
Pasal35.<br />
Catatan : Dipintakan perhatian bahwa <strong>untuk</strong> jembatan-jembatan khusus seperti<br />
jembatan composite dengan lantai kendaraan beton, jembatan<br />
dengan lantai kendaraan baja, jembatan dengan gelegar koker<br />
dan sebagainya, terdapat harga-harga yang menyimpans dalam penetapan<br />
panjang bentang lantai kendaraan, gelegar memanjang<br />
dan gelegar melintang.<br />
Profll ruang bebas <strong>untuk</strong> jembatan kereta api dan tram. .<br />
I. Untuk jembatan kereta api, pada umumnya berlaku profll ruang bebas seperti<br />
yang diberikan pada gam bar 9.<br />
2. Untuk jembatan tram berlaku profll ruang bebas yang ditetapkan <strong>untuk</strong><br />
tram yang bersangkutan. tingi minimum <strong>untuk</strong> pcker·<br />
'""'<br />
jaan baru termasuk kawat<br />
· aliran traksi listrik. ·<br />
14111 tinggi rencana <strong>untuk</strong> pekerj•<br />
,.,., ,.,., an baru termasuk kawat alir·<br />
1180 1180<br />
1170 motor.<br />
an traksi liltrik.<br />
hanya <strong>untuk</strong> traksi uap dan<br />
ISOO<br />
ukuran dalam mm<br />
22
Pasal31.<br />
Zeeg.<br />
Pada tiap bentang jembatan diberi zeeg yang besamya paling sedikit sama<br />
dengan lendutan yang ditimbulkan oleh berat sendiri.<br />
Catalan :<br />
Pasal32.<br />
Jika dikehendaki adanya suatu zeeg yang tetap, maka besamya<br />
harus dijumlah.kan pada yang di atas.<br />
Harga-harga elastisitas.<br />
Untuk beberapa jenis baja boleh diambil.<br />
I. Modulus elastisitas (E) 2.100.000 kg/cm2<br />
2. Modulus geser (G) 810.000 kg/cm2.<br />
3. Angka dari Poison (m) 10 : 3<br />
Catalan : Untuk modulus elastisitas dari beberapajenis kayu, lihat pasal80.<br />
Pasal33.<br />
Perubahan suhu.<br />
1. Sebagai batas-batas di mana suhu jembatan dapat berubah, diambil -25°C<br />
dan +45°C. Perencanaan harus didasarkan pada suhu + l0°C dan selama pelaksanaan<br />
pemasangan keadaan suhu harus diperhatikan.<br />
2. Bila pemanasan dari beberapa bagian tidak sam a, maka harus diperhitungkan<br />
suatu perbedaan suhu yang besamya paling sedikit 15°C. Untukjembatan<br />
bergerak (misalnya jembatan berputar) diambil sebesar 30°C.<br />
3. Besarnya pemuaian dari baja adalah 12 x 10- 6 tiap derajad Celcius.<br />
Catatan : Pada umumnya pengaruh perubahan suhu dalam perhitungan<br />
kekuatan dapat diabaikan.<br />
Pasal34.<br />
Panjang bentang.<br />
Sebagai panjang bentang diambil :<br />
a. <strong>untuk</strong> papan lantai kendaraan : jarak antara flens ge1egar memanjang ditambah<br />
dengan tebal papan yang memikul.<br />
b. <strong>untuk</strong> lantai kendaraan dari beton : jarak as ke as dari gelegar memanjang.<br />
c. <strong>untuk</strong> gelegar memanjang jarak as ke as dari gelegar melintang.<br />
d. <strong>untuk</strong> gelegar melintang : jarak as ke as dari gelegar induk.<br />
21
Catatan Pada konveilsi J enewa tahun1949 mengenai konstruksi dari jalanjalan<br />
raya internasional yang besar, dianjurkan tinggi 1alu-lintas<br />
sebesar 4,50 meter.<br />
Ukuran tinggi 150 mm dan 200 mm masing-masing <strong>untuk</strong> jalur<br />
jalan kaki dan berm, tidak boleh melebihi 120 nun jika terdapat<br />
kemungkinan adanya lalu-lintas speda dijalan.<br />
Pasal37.<br />
B. LANTAIKENDARAAN<br />
Perhitungan gelegar memanjang dan melintang.<br />
1. Umumnya waktu menghitung gelegar memanjang dan gelegar melintang<br />
jembatan lalu-lintas biasa, kekakuan dan kerjasama dari lantai dan konstruksi<br />
lantai turut diperhitungkan.<br />
Jika tidak demikian halnya maka <strong>untuk</strong> gelegar memanjang, yang pada<br />
hakekatnya merupakan gelegar di atas banyak tumpuan, besarnya momen<br />
lentur ditengah-tengah bentang dan di atas tumpuan boleh diambil sebesar<br />
75 % dari momen terbesar yang dapat terjadi jika gelegar memanjang ditumpu<br />
bebas pada kedua ujungnya. Dalam hal ini <strong>untuk</strong> perhitungan gelegar<br />
melintang, gelegar memanjang dianggap tidak menerus di atas banyak<br />
tumpuan.<br />
2. Untuk jembatan kereta api, gelegar memanjang dan melintang harus dili.itung<br />
sebagai gelegar penerus di atas tumpuan-tumpuan tetap ataupun elastis<br />
(lihat tabel N pada halaman 17).<br />
Besarnya momen-momen dan sebagainya yang terdapat pada tabel, dihitung<br />
dengan pembebanan menurut pasa16 (tanpa koeftsien kejut) dan berlaku<br />
<strong>untuk</strong> gelegar menerus dengan traagheidsmoment yang tetap dan bentang<br />
yang sama besamya momen, reaksi tumpuan dan gaya lintang dari<br />
gelegar memanjang yang menerus pada jembatan kereta api akibat pembebanan<br />
bergerak.<br />
TABEL IV<br />
Besarilya momen, reaksi tumpuan dan gaya lintang dari gelegar memanjang<br />
yang menerus pada jembatan kereta api akibat pembebanan bergerak.<br />
0 1 2 3 __ i_n-;:-1""-) --~nr---<br />
b. li<br />
24
A = 135 mm <strong>untuk</strong> bagian-bagian yang disatukan padabatang rail dan 150<br />
mm <strong>untuk</strong> lain bagian yang tidak bergerak.<br />
B = 41 mm <strong>untuk</strong> kontrarail dan 70 mm <strong>untuk</strong> lain bagian yang tidak bergerak.<br />
Gambar9<br />
Prom ruang be bas <strong>untuk</strong> perencanaan jembatan kereta api pada jalur lurus.<br />
Pasa136.<br />
Prom ruang bebas <strong>untuk</strong> jembatan lalu-lintas biasa.<br />
Untuk jembatan lalu-lintas biasa dianjurkan menggunakan proffi ruang bebas<br />
seperti yang diberikan pada gambar 10. Sebagai tinggi lalu-lintas harus diambll:<br />
4,20 meter sebagai tinggi minimum<br />
4,50 meter <strong>untuk</strong> jalan-jalan penting di mana tidak terdapat kemung-<br />
kinan mengalihkan lalu-lintas. -<br />
lebar<br />
gelegar<br />
induk<br />
1<br />
f.----<br />
2500 600<br />
+<br />
--;.- 200*<br />
14500<br />
+- :00 ~-if~~~---- ~ ----···--. ""r-.(:.....ll·<br />
'<br />
A = lebar jalur jalan kaki atau speda sesuai <strong>peraturan</strong><br />
B = Iebar jalur lalu-lintas sesuai dengan <strong>peraturan</strong>.<br />
4200<br />
t...--4---l/<br />
garnbar 10<br />
--t<br />
500<br />
I<br />
2500<br />
23
Pasal38.<br />
Perhitungan papan-papan lantai.<br />
1. Pada perhitungan papan-papan lantai jembatan, lapisan aus tidak boleh<br />
~t-sertaluul.<br />
2. Pada lantai lapisan tunggal, harus dianggap bahwa satu roda dipikul oleh<br />
satu papan lantai.<br />
Dalam arah memanjang papan, tekanan roda dianggap terbagi sepanjang<br />
b + 2d jika papan-papan itu dilalui diarah melintang dan terbagi sepanjang<br />
a + 2d bila papan-papan dllalui di arah memanjang. Di sini berarti :<br />
b = lebar loopvlak roda ( gambar 4, 5 dan 6 )<br />
a = panjang loopvlak roda ( gambar 4, 5 dan 6)<br />
d = tebal dari papan lantai.<br />
3. Papan-papan lantai harus dihitung sebagai gelegar di atas dua tumpuan<br />
meskipun pada hakekatnya menerus di atas beberapa tump':lan.<br />
Catatan : Dipintakan perhatian bahwa pada perhitungan momen papan<br />
lantai akibat beban terpusat, tebal d tidak berperan.<br />
Gambar 11<br />
Dengan pembebanan seperti pada gam bar 11, besamya momen lentur disuatu<br />
papan lantai adalah :<br />
M = i P ( 22' - b')<br />
di mana : P = tekanan roda<br />
Q' = Q+d, ben tang menurut pasal 34<br />
Q = jarak antara flens .<br />
b' = ·b+2d, menurut pasal38.<br />
hingga: M=.!P(2Q-b)<br />
8<br />
Te.bal d tidak terdapat lagi dalam rumus.<br />
26
gaya lintang momen tumpu- momen lapangreaksi<br />
tumpuan<br />
Q sebelah kiri an dititik 1 an dimedan<br />
(m) titik 0 titik 1 titik 1 0-1<br />
(t) (t) (t) (tm) (tm)<br />
3 t36 + 64 - 42 - 19 + 18<br />
4 +44 + 78 -- 52 - 29 + 30<br />
5 +49 + 90 - 59 - 43 + 46<br />
6 +53 +102 - 67 - 64 + 63<br />
7 +59 +113 - 73 - 82 + 83<br />
8 +64 +123 - 79 - 97 +107<br />
9 +69 +133 - 85 -118 +130<br />
10 +73 +143 -- 90 -141 +154<br />
11 +78 +153 .. - 96 -166 +180<br />
12 +82 +163 . 101 -199 +208<br />
X=0,10 1 X =0,10 X = 0 X = 0,15 X = 0,20<br />
Gaya dan momen berlaku <strong>untuk</strong> jalur tunggaL<br />
Bailyaknya medan : n ~ 3.<br />
X = gaya (momen) minimum<br />
gaya (momen) maksimum<br />
lepas dari tanda, maka gaya (momen)<br />
yang terbesar disebut gaya (mo1pen)<br />
maksimum dan gaya (momen) yang<br />
terkecil disebut gaya (momen) minimum.<br />
Dengan harga X yang terdapat pada tabel· ini dan dengan bantuan tabel IX<br />
dan X (pasal 69), dapatlah ditetapkan besamya tegangan yang di-izinkan.<br />
Akibat elastis-nya tumpuan-tumpuan maka besamya momen tumpuan akan<br />
berkurang sedangkan momen lapangan akan bertambah sedikit Oleh seb~l<br />
itu harga-harga dari gaya-gaya dar. •'lomen-mvn.~.: _.da ..,:- ,,., : v .. a a.· .. , · .•ma'<br />
terke~.:uali <strong>untuk</strong> mcme1~ Uuec ~~·-'· / _,._ ,, ·'-'".' ,._o -"· _·,·i•l~~·-·<br />
kan harga pada tabel dengan klr" "-ira 1.0%. f-,,,, .. ,!:-~it>gar mcL'::am: ":3.!1.? ~i<br />
ngan dan bentang yang pendek. kenai~ :c!. ~:a.·6 ~ 1tu oapat leD, . n;:,,;:_~; : ~~1.<br />
25
_ kemiri~pD pa1q ting:i I : 10<br />
) 3 mn1<br />
Bila perbedaan tebal plaat tiap bidang adalah 3 mm atau kurang, maka<br />
peralihan dapat diselesaikan pada las-nya sendiri.<br />
5. Apabila pada kedua sisi lijf dari suatu gelegar plaat konstruksi las, dipasang<br />
per-kaku-an maka letak pemasangannya tidak usah berbeda bidang<br />
satu sama lain.<br />
Peng-kaku itu boleh dilas pada flens tekan sedangkan pada flens tarik<br />
sebaiknya tidak.<br />
Panjang las diarah melintang flens tidak boleh ditarik sampai pada tepi<br />
flens dan pada flens tarik panjang itu tidak boleh lebih dari 1/3 Iebar flens<br />
(gambar 13).<br />
Pemasangan peng-kaku pada plaat lijf dan flens boleh dilakukan dengan las<br />
sudut yang menerus mengelilingi peng-kaku.<br />
gambar. 13<br />
~ l/6b b li6b 1<br />
28
Pasal39.<br />
Perhitungan lantai dari beton tulang.<br />
Lantai jembatan yang dibuat dari beton tulang harus dihitung menurut cara<br />
seperti yang ada dalam Gewapend-Betonvoorschriften 1962 (NEN 1009)<br />
di mana lapisan aus tidak boleh diperhitungkan sebagai lapisan pembagi<br />
tekanan.<br />
C. KONSTRUKSI YANG DILAS.<br />
Di sini berlaku NEN 1062 ditambah dengan <strong>peraturan</strong>-<strong>peraturan</strong> berikut :<br />
Pasa140.<br />
Ketentuan umum.<br />
1. Untuk membatasi banyaknya pekerjaan las pada suatu gelegar, dianjurkan<br />
<strong>untuk</strong> menggunakan potongan-potongan dari bagian-bagian jembatan<br />
yang akan dilas sebesar mungkin yang masih dalam batas dapat dipertanggungjawabkan<br />
baik secara teknis maupun dari segi ekonomis.<br />
2. Pekerjaan las yang terputus-putus tidak boleh dipakai, kecuali <strong>untuk</strong><br />
mengelas pengkaku-pengkaku.<br />
Pasa141.<br />
<strong>Konstruksi</strong> gelegar plaat yang dilas.<br />
1. Hubungan suatu flens pada lijf boleh dilakukan dengan las K ataupun<br />
dengan las sudut dua sisi. Pada kedua cara itu dapat dipakai protn flens<br />
yang khusus.<br />
Catatan : Untuk pekerjaan rapat air dianjurkan las K.<br />
2. Sambungan antara dua atau lebih gelegar <strong>untuk</strong> mendapatkan suatu gelegar<br />
yang lebih panjang sebaiknya dDakukan sedemikian rupa hingga las<br />
dari plaat lifj dan plaat terletak dalam satu bidang.<br />
Cqtatan : Dengan sendirinya tidak ada keberatan hila siar-siar itu tidak<br />
terletak dalam satu bidang hila sebelumnya sudah ada pada<br />
plaat lijf ataupun flens yang kemudian dihubungkan satu sama<br />
lain.<br />
3. Sambungan plaat lijf a tau pun flens berikutnya harus dilakukan dengan<br />
las tumpul.<br />
4. Peralihan dari beberapa ukuran tebal dan Iebar, supaya dapat dianggap<br />
2. Jarak as antara dua paku keling ataupun bout, pada urnumnya tidak boleh<br />
lebih kecil dari 3d.<br />
Pasal44.<br />
Jarak terbesar <strong>untuk</strong> paku keling atau bout.<br />
1. Jarak antara as paku keling ataupun bout dengan tepi bagian yang disambung<br />
tidak boleh lebih besar dari 3d ataupun enarn kali tebal plaat sebelah<br />
luar yang paling tipis (o ). Pada hubungan plaat buhul, pertemuan dan sejenisnya<br />
dapat terjadi bahwa ujung-ujung yang tajarn dipotong. Dalarn hal<br />
in'i penyimpangan-penyimpangan kecil dari jarak-jarak yang disebut tadi<br />
masih dapat diterima {lihat gam bar 16 ) .<br />
garnbar 16<br />
2. Satu baris paku keling ataupun bout diarah panjang batang.<br />
Jarak as (s) antara dua paku keling ataupun bout tidak boleh leoih besar<br />
dari 7d ataupun 14 li. Terrnasuk di sini adalah cara pemasangan paku keling<br />
ataupun bout seperti pada garnbar 17 di mana berlaku :<br />
s ~ 7d ataupun 14 li·.<br />
,--+--- +··----<br />
. I I<br />
I I· ~ i<br />
garnbar 17<br />
3. Dua baris paku keling (bout) yang verspringed diarah panjang batang.<br />
Jarak as (u) antara baris paku keling ataupun bout tidak boleh lebih besar<br />
dari 7d ataupun 14 8. Jarak t {gambar 18.) tidak boleh lebih besar dari<br />
7d- 1/2u ataupun 14 6 - 1/2 u.<br />
30
6. Pada hubungan plaat-plaat flens yang letaknya saling tegak lurus ataupun<br />
miring, harus diadakan pembulatan (g101bar 14).<br />
Catatan : lni dapat dieapai misalnya dengan memperpanjang las dan kemudian<br />
dlldkir.<br />
Pasa142.<br />
gambar 14<br />
Ikatan, koppeling.<br />
Pada batang tersusun, pemasangan batang-batang dari ikatan dan koppeling<br />
boleh dilakukan dengan las sudut.<br />
Pasa143.<br />
D. HUBUNGAN PAKU KEUNG DAN BOUT<br />
Jarak terkeen <strong>untuk</strong> paku keling atau bout (gambar 1 S)<br />
1. Jarak as dari paku keling atau bout sampai tepi dari bagian yang disambung<br />
adalah. tidak boleh lebih. keen dari dua kali garis tengah dari lubang<br />
(d) <strong>untuk</strong> diarah gaya sedangkan diarah tegak lurus pada gaya tidak boleh<br />
lebih keen dari 1 ,s d.<br />
;;. 2d ~<br />
gambar IS<br />
29
garnbar 19<br />
Tambahan pada pasa145-1<br />
Untuk perhitungan penampang netto dapat ditetapkan :<br />
di mana : bnetto = Iebar ftktief batang yang dipakai dalam perhitungan<br />
kekuatan ;<br />
17 d = u - (y't 2 + u 2 - d)( 1 - Mu ), at a u<br />
= ud_ - ( v'12 + u:t - 1) ( 1 - ~ )<br />
d2 d2 1u au<br />
Besarnya fl <strong>untuk</strong> harga-harga ~ dan ~ dapat dilihat pada grafik I.<br />
Diantara garis-garis boleh diadakan suatu sisipan lurus.<br />
32
1 --+----+-- +-------}--<br />
--t +----+----+---+--+- ' Lu t-<br />
I f-t+ I<br />
1 I I<br />
garnbar 18<br />
4. Dua baris paku keling {bout) yang tidak verspringend diarah panjang batang.<br />
Jarak as antara baris paku keling ataupun bout dan jarak as antara dua<br />
paku keling ataupun bout dalam baris ini tidak boleh lebih besar dari 7d<br />
ata1:1pun 14 ~.<br />
5. Lebih dari dua baris pa1c:u keling (bout) diarah panjang batang.<br />
Pemasangan paku-paku keling (bout) harus sesuai dengan pasal 44-3<br />
ataupun pasal 44-4 dengan pengertian bahwa pada batang-batang tarik<br />
jarak-jarak tersebut boleh diambfi dua kali besamya di mana pada tiap<br />
sisi, satu baris dipasang menurut pasal 44-2 ataupun jika dua baris menurut<br />
pasal44-3.<br />
Pasal45.<br />
Perlemahan akibat paku keling ataupun bout.<br />
I. Jika suatu bagian konstruksi dibebani tarik, maka sehubungan dengan<br />
adanya lubang-lubang paku keling ataupun bout, haruslah diselidiki penarnpang<br />
mana yang paling berbahaya. Di sini berlaku bahwa <strong>untuk</strong> memperhitungkan<br />
perlemahan suatu penampang, semua lubang-lubang pada<br />
penampang itu harus diperhitungkan. Panjang netw antara dua lubang<br />
paku keling ataupun bout ~'" •l
2. Pada bagian tekan, perlemahan akibat lubang yang terisi paku keling<br />
ataupun bout pas boleh tidak diperhitu.ngkan. sebaliknya jika yang dipakai<br />
bukan bout pas (kecuali bout pra tekan) maka perlemahan itu harus<br />
diperhitungkan. ~<br />
Catatan : Untuk bout pra tekan lihat <strong>peraturan</strong> yang bersangkutan.<br />
Batas-batas harga <strong>untuk</strong> T/<br />
ff:4 -_ -r r>< T ~:_1 ~-r Ti-~J<br />
-1-r--±=-~ }'<br />
A II<br />
II II<br />
____ i t_td._~ _ _rs ______ L<br />
L ~ .<br />
1'-u -,- -11u-f4-.<br />
T/ > 0,5<br />
T/ < 0,5<br />
T/ = 0,5<br />
irisan II menentukan;<br />
irisan I menentukan ;<br />
kedua irisan sama dan<br />
menentukan<br />
T/ > 0: irisan II menentukan ;<br />
11 < 0 : irisan I menentukan ;<br />
T/ = 0 : kedua irisan sama dax. menentukan.<br />
c<br />
II<br />
D<br />
II<br />
T/ > 0,5<br />
11 0,5<br />
T/ < 0,5<br />
T/ = 0,5<br />
irisan II menentukan;<br />
irisan I menentukan ;<br />
kedua irisan sama dan me·<br />
nentukan.<br />
Untuk contoh-contoh tersebut tidak satupun bentuk irisan diluar bentukbentuk<br />
yang diberikan akan bersifat menentukan berapapun harga dari T/<br />
yang dipakai.<br />
34
Harap diperhatika.n bahwa dalam perjwnlahan l: fl d tanda dari harga haruslah<br />
dipakai yang tepat. Ini berarti dalam hal f1 negatip, misalnya fl =<br />
O:J rumus <strong>untuk</strong> bnetto menjam:<br />
bnetto = ~rutto - ( -O:Jd) = bbrutto + 0,9d<br />
d = jumlah dari lebar lubang yang terdapat pada suatu bagian irisan (<strong>untuk</strong><br />
bagian irisan antsra dua lubang, umumnya adalah sama dengan diameter<br />
lubang, <strong>untuk</strong> bagian irisan yang dihitung dari tepi batang, d adalah<br />
sama dengan setengah diameter lubang).<br />
Contoh-contoh :<br />
I -6--=----+_2<br />
bbruto<br />
u' r u u'<br />
Contoh I:<br />
<strong>untuk</strong> ketiga bagian irisan<br />
berlaku:<br />
t = O,jadi fl = 1.<br />
i --;7R. 3<br />
1 £'<br />
I · 4<br />
I I '<br />
-- I t}---<br />
u' I +u ~u·<br />
---..,_,._ ._j_ -<br />
Contoh 2:<br />
<strong>untuk</strong> bagian irisan 1 dan 4<br />
berlaku:<br />
t = 0, jadi fl = 1.<br />
<strong>untuk</strong> bagian irisan 2 dan 3<br />
berlaku:<br />
t > 0, jadi 11 < 1.<br />
Contoh3:<br />
l!r!td~ lJagian irisan J, 3 dan 5<br />
berlaku:<br />
t = O,jadi fl = 1.<br />
<strong>untuk</strong> ba~a>; trisan 2 dan 4<br />
berlaku.<br />
t > 0, jadi 11 < 1.<br />
33
Pasa146.<br />
Penerusan gay a melalui baja siku penyambung dan sejenisnya.<br />
Garis kerja gaya yang diteruskan ak:ibat pembebanan pada baja siku penyambung<br />
diarah memanjang (misalnya sambungan antara gelegar memanjang<br />
dan gelegar melintang dan sebagainya) harus digarap melalui garis sisi<br />
luar dari baja siku (garis A-A pada gambar 20}. Penampungan momen yang<br />
diakibatkan karenanya, tergantung dari konstruksi.<br />
Pasal47.<br />
Sambungan batang-batang konstruksi rangka.<br />
Pada sambungan suatu batang yang terdiri dari dua bagian yang masing-masing<br />
dihubungkan pada plaat buhul harus dipasang penyambung yang menjamin<br />
penerusan gaya secara setris ketiap bagian. Jika tidak demikian keadaannya,<br />
maka dipakai pasal48.<br />
Catatan : Lihat juga pasal25.<br />
Pasal48.<br />
Sambungan exsentris.<br />
Sambungan batang-batang yang exsentris disamping terhadap tarik ataupun<br />
tekan juga harus diperhitungkan terhadap lentur.<br />
F. BATANG-BATANG TEKAN<br />
Pada pasal-pasal 49 s/d 57 berikut ini dan pasal-pasal yang bersangkutan dari<br />
bab IV dibicarakan persoalan ketidak teguhan yang terpenting yang dapat<br />
teljadi pada suatu konstruksi.<br />
Tidak semua persoalan ketidak teguhan dibicarakan di sini; <strong>untuk</strong> persoaianpersoalan<br />
lainnya seperti tekuk akibat puntiran, kip dan sejenisnya, seorang<br />
perencana suatu jembatan konstruksi baja disilahkan <strong>untuk</strong> rnempelajari literatur-literatur<br />
yang ada.<br />
Pasal49.<br />
Panjang tekuk batang-batang konstruksi rangka.<br />
1. · Panjang tekuk dari batang-batang tepi adalah :<br />
a. <strong>untuk</strong> tekuk dalam bidang gelegar : panjang hagan dari batang tepi<br />
dalam bidang ini ;<br />
b. <strong>untuk</strong> tekuk ke luar dari bidang gelegar : panjang hagan dari batang<br />
36
Umum : Suatu pola lubang-lubang yang symetri kebanyakan merupakan<br />
paduan dari pola-pola tersebut diatas.<br />
3. Pada perhitungan profil dengan perlemahan lubang dibagian tekan dan<br />
a tau pun bagian tarik selalu boleh diangap bahwa garis netral tetap ada dititik<br />
berat penampang bruto.<br />
r---t---+---~--~--~--~~~r-~~~--~--~---~~<br />
r---+---+---t---i-~~-r~~rt-~~~~--~--~--~~~<br />
.:!2<br />
...<br />
~H-~+~r+----1-- + 10<br />
II M•<br />
~<br />
N 10<br />
,.A,._<br />
0<br />
.... 0<br />
0<br />
Contoh:<br />
batang tekan m - n<br />
Xrn =<br />
=<br />
""7!'""--- + + .... ..---<br />
El(rn-1}-m Elro-(m+l) Elm-n<br />
~m-1)-m l!JII-(m+l) ~-n<br />
EI(m -1}-m Elrn-(m+l) Elm-n Elm-(n+l) Elrn-(n+2)<br />
~-......;.- + + + + '::""""___; _ _;.<br />
~rn-1)-m £rn-(rn+l) £m-(rn+l) £m-(n+l) ~m-(n+2)<br />
Elrn-n<br />
~-n<br />
El(n-1)-n Eln-(n+l) Elcrn-2)-n El(m-I)n Elrn-n<br />
..._.; __ + + ...... + --<br />
£(n-1)-n ~(n+l) £(rn-2)-n ~rn-1)-n ~-n<br />
Gambar 21<br />
(n-1) + (n) + (n + I) + (n + 2)<br />
I = momen perlawanan dari prom terhadap sumbu yang tegak lurus<br />
pada hi dang gelegar.<br />
3. Jika dua batang yang sama panjangnya saling berpotongan (bersilangan)<br />
dimana batang yang satu tertekan sedangkan yang lain pada waktu yang<br />
bersamaan tertarik dengan gaya yang sap1a besamya, maka pada umum·<br />
nya titik silang itu boleh dianggap sebagai suatu titik engsel yang tetap<br />
baik dalam perhitungan tekuk didalam bidang maupun keluar bidang<br />
dari batang-batang.<br />
Ketentuan ini tidak berlaku hila tegangan-tegangan pada batang-batang<br />
tepi, yaitu batang-batang tempat menghubungkan batang-batang yang<br />
bersilangan, akibat pembebanan mobiele menimbulkan tegangan-tegang·<br />
an tekan sekundair pada batang-batang yang bersilangan tadi.<br />
38
tepi pada ikatan penumpu.<br />
Untuk batang tepi dengan tumpuan elastis harap melihat pasal 51.<br />
..<br />
• -t-<br />
...<br />
A<br />
r-<br />
A<br />
gambar 20<br />
~A-A<br />
2. Jika panjang tekuk dari batang diagonal dan vertikal tidak ditetapkan secara<br />
teliti, maka haruslah diambil :<br />
a).<br />
b).<br />
<strong>untuk</strong> tekuk ke luar dari bidang gelegar : panjang hagan.<br />
<strong>untuk</strong> tekuk dalam bidang gelegar : ( 0,7 + 0,3 x) x panjang hagan.<br />
~ ~I batang-batang tekan<br />
Di sini: X =<br />
EI<br />
T semua batang<br />
dimana:<br />
~ ~I batang-batang tekan adalah perjumlahan kekakuan per satuan panjang<br />
dalam bid.ang gelegar dari batang-tiatang tekan yang bertemu dititik<br />
buhul m ataupun titik buhul n yaitu titik penghubung batang m-n<br />
yang ditinjau.<br />
~ E: semua batang adalah perjwnlahan kekakuan per satuan panjang<br />
dalam bidang gelegar aari semua batang-bataug yang ben"->llU ~ititi_'k b.i<br />
hul m ataupun titik buhil! r y~;hJ t}lik-t;tik penl!h'1~ ,, .. · l:c:-'.:Jrc.,: .•.2<br />
yan.g ditinjau<br />
Untuk x boleh diambil harga :-an§' terkedl Z.:Jtar" Xrn ic.r. ,,,_,<br />
37
3<br />
2<br />
2<br />
2<br />
2<br />
c;) 2<br />
.§, 2<br />
"<br />
~<br />
t::::<br />
2<br />
2<br />
2<br />
2<br />
0<br />
,9~<br />
.s \.<br />
.<br />
,7<br />
'""<br />
'<br />
,5<br />
,4<br />
,3<br />
;l<br />
,1 ~<br />
'/1<br />
a<br />
a<br />
,7<br />
.. ~<br />
IR<br />
, A ..........<br />
\.<br />
'<br />
"<br />
005 '01 -<br />
0,6 1 1.6 2<br />
~ \ \ ~<br />
\<br />
" :\ ~ ~ -<br />
'<br />
' \ '<br />
\<br />
~ ~ \ \ \ 1\ ~<br />
[\<br />
~ \<br />
\ \ \ '\<br />
' \<br />
\. \ \ \<br />
' l<br />
' \ \ \ ~ ~ ~ ~<br />
'<br />
~ c<br />
...... ~j)<br />
...,,<br />
~<br />
'<br />
'<br />
1\ 1\ ~ \ \ \~ ~<br />
\ ~ d)<br />
\ ' ~ ~ 0<br />
.... ~ .<br />
~ i\ ~~ ~~,.) f$1 [\. 1\ ~- ---- 1J<br />
~ '\. ~ 't\~\:: \ ~ \ ~ ~ ~<br />
\. '\. >~ ~6' \.. ' "'b. ......<br />
1\ ~~ ~ ' "~ ~ ~ \. ~~ '<br />
~ ~~ ~ ' ~ ~' \..' '<br />
-A<br />
vr ' " ' " "'' ~~<br />
t:j I11?UE ~ lltfNJ:~l<br />
1<br />
.__<br />
~-...<br />
~<br />
B<br />
2.9<br />
2.8<br />
2,7<br />
2.8<br />
2,5<br />
2,4<br />
2.3<br />
2;2<br />
2,1<br />
2,0<br />
1.9<br />
1.8<br />
1,7<br />
,6<br />
.5<br />
2 3 466789101,622,5345678910~1.92 3 466789,0 6 1,52<br />
-z<br />
~
PualSO.<br />
Kelangslngan semu dart batang-batang tekan dengan sumbu beban bahan.<br />
(lihat juga pual62).<br />
Kelangsingan semu dart batang-batang tekan dengan sumbu bebas bahan<br />
ditetapkan sebagai berikut :<br />
Sebut: h = jarak antara titik-titik ~erat dart kedua bagian batang tersusun;<br />
ie = jart-jart perlawanan (traagheidsstraal) dari profil tunggal<br />
temadap sumbu yang sejajar dengan sumbu bebas bahan;<br />
c = jarak titik tengah dari plaat koppel diukur sepanjang sumbu<br />
batang;<br />
Q = panjang tekuk dari konstruksi batang (lihat pasal49) ;<br />
n = __!_ = banyaknya medan yangdiperhitungkan.<br />
c2<br />
Besamya Z = 2 f 2 dan dengan bantuan graflk IT dengan harga n yang ber·<br />
sangkutan dapatlah ditentukan besamya kA.<br />
Besamyakelangsungan semu adalah: Av = kA o ~-.<br />
Dengan bantuan ini dapat ditetapkan besamya koeflSien tekuk (lihat pasal<br />
61).<br />
Catatan : Plaat-plaat koppel harus memenuhi ketentuan pada pasal 52.<br />
Panitia tidak bermaksud <strong>untuk</strong> mengeluarkan peraturar1 <strong>untuk</strong><br />
perhitungan batang-batang dengan koppeling yang zig-zag.<br />
Lit. 1. Prof. ir. P.P. Bijlaard : Knikzekerheid van door kopperlplaten<br />
verbonden profielen. "De Ingenieur", no. 7 - 1933.<br />
2. Ir. W.J.v.d. Eb : Over enige bijzondere knikgevallen. "De lilgenieur<br />
in Ned.- lndie", no. 10 en 11-1937.<br />
3. Von Mises und Ratzersdorfer Knicksichemeit von Rahmen·<br />
tragwerken. "Zeitschrift fur angewandte Mathematik und Mechanik",<br />
Heft 3- 1926.<br />
4. Ir. W.J.v.d.Eb : Toelichting op enige knik-en plooi-voorschriften<br />
van de VOSB 1963. "De lngenieur" no. 43-1963.<br />
S. lr. W.J.v.d.Eb : Over enige bijzondere knikgevallen. T.N.O. -<br />
Rapport StE - 9 - 4022.<br />
le
~-F<br />
v--<br />
31<br />
30<br />
29<br />
28<br />
27<br />
26<br />
25<br />
24<br />
23<br />
22<br />
21<br />
20<br />
19<br />
18<br />
17<br />
16<br />
15<br />
14<br />
13<br />
12<br />
11<br />
10<br />
9<br />
8<br />
7<br />
6<br />
5<br />
4<br />
3<br />
2<br />
Q<br />
A.c<br />
I<br />
....<br />
I<br />
ID<br />
1<br />
I<br />
I 1/<br />
.,<br />
- i i/ 1<br />
Fe62<br />
I I If ~';)<br />
II)-<br />
"'<br />
7 .<br />
0<br />
Jfj<br />
~ J I ~ J<br />
I 1/ J<br />
~ n~<br />
J I I<br />
~,<br />
~ J I 7 -"'<br />
1 II I ~J 1/<br />
I<br />
., II I I<br />
~~<br />
ll J I 'If rn IIi l9o<br />
~ ~ 7 I/ J ! ,, rh q,~<br />
I 1/<br />
fh ~ ~~<br />
/I/ .I<br />
1\~<br />
"0<br />
~-~~f ~ rlt ~ ~~ ,,<br />
~<br />
'\<br />
r--'<br />
ll J 111 J<br />
~ ~ ~ i'!<br />
~~<br />
-1<br />
~ ~~ ,,.<br />
1-<br />
rZ 'lh ,<br />
~ ~<br />
'<br />
~<br />
'f.<br />
~ ~ IJ. I<br />
~z<br />
~T~ ~~ ~~ ~<br />
~'rf--<br />
vtJV~<br />
.~1.<br />
~ '17"<br />
~ v0 r?:-=<br />
~~ ~ ·-1--<br />
~ ~ ~<br />
lLlL'~~~ ~<br />
~ ~· ~<br />
v ~~~~~~<br />
I~<br />
rr -~~<br />
/ ~ ~ ~~ ~ ~<br />
T -r T i I i i i l : i<br />
~~ T "frr.r_ I<br />
H- t !<br />
~ ~<br />
~ ~- --1-<br />
• r "( ~- ~- 1-- -~<br />
20 30 40 50 60 70 80 90 100 110120130140150160170180190 200- }..'1<br />
Grafiek IV<br />
'<br />
'<br />
..<br />
42
·~" ~·C '+v ::>v bO '" 8ti ~- iu\.1 ltu·, .. v o.-..,o40o::>u&601i'u .ci,: .••• '200<br />
. . :·o fie~ ;[l
Ut.<br />
Ir. W J.v.d.Eb. : Over enige bijzondere knikgevallen. "De lngenieur<br />
in Ned. -Indie", n9. 10 en 11- 1937.<br />
Ir W.J.v.d.Eb. : Over enige bijzondere knikgevallen. T.N.O. Repport<br />
St E- 9-4022.<br />
momen perlawanan 12<br />
momen perlawanan I 1<br />
gambar 22<br />
~b<br />
Pasal 52.<br />
Koppeling.<br />
Koppeling-koppeling pada stiatu batang tekan tersusun diperhitungkan ter·<br />
hadap suatu gaya lintang semu yang besaJ1_lya adalah :<br />
1 -<br />
D = So .w.P<br />
dimana<br />
w = koefisien tekuk ( lihat pasal61 ).<br />
p = gaya tekan yang di-izinkan pada batang.<br />
G. LIP A TAN PLAAT.<br />
1. Upatan p1aat yang dua atau ke-empat sisinya ditumpu engsel.<br />
Catatan : Kecuali flens dari gelegar berdinding penuh, pengkaku dari<br />
plaat badan dapat juga dianggap sebagai tumpuan asal saja memiliki<br />
cukup kekakuan <strong>untuk</strong> mencegah melipatnya plaat<br />
setempat.<br />
Besamya kekakuan yang diperlukan <strong>untuk</strong> pengkaku dapat ditetapkan<br />
dengan pasal 57.<br />
44
Pasal51.<br />
Batang-batang tepi yang ditumpu elastis.<br />
Jika batang-batang tepi yang lurus dan tertekan tidak ditumpu dengan teguh<br />
tetapi elastis, maka tumpuan-tumpuan elastis itu harus cukup memiliki kekakuan<br />
<strong>untuk</strong> menghindari tekukan ke luar dari bidang gelegar induk. Besarnya<br />
kekakuan yang diperlukan oleh tumpuan-tumpuan elastis itu dapat ditetapkan<br />
dengan bantuan graflk III dan N.<br />
Jika kekakuan itu diketahui maka dengan bantuan grafik-graflk dapat ditentukan<br />
kelangsingan semu dari batang-batang tepi tekan. Dalam graftk berlaku:<br />
c =<br />
F =<br />
=<br />
A =<br />
Hitung:<br />
panjang medan dalam em dari batang yang tertekan ;<br />
penampang terbesar dalam em2 dari batang yang tertekan, biasanya<br />
ditengah-tengah bentang ;<br />
jari-jari perlawanan traagheidsstraal) dalam em dari batang yang<br />
tertekan yang besamya menentukan <strong>untuk</strong> tekukan ke luar<br />
dari bidang gelegar induk ;<br />
konstruksi pegas dalam ton/em dari tumpuan (2) elastis dan ini<br />
adalah gaya yang diperlukan <strong>untuk</strong> menggeser tumpuan (2) sejauh<br />
satu satuan panjang.<br />
X = 1£- dan jika A diketahui, besamya Y = A1T 2 F<br />
c y £<br />
Besamya Xc menentukan garis pada graflk <strong>untuk</strong> penentuan selanjutnya.<br />
Dengan demikian besamya panjang tekuk semua Av adalah absis dari ordinant<br />
Y dengan garis Xc.<br />
Besamya kelangsingan semu itu menentukan koeftsien tekuk w (lihat pasal<br />
61).<br />
Contoh <strong>untuk</strong> jembatan dengan irisan melintang seperti di bawah ini dapat<br />
dihitung dengan :<br />
A =<br />
3EI:.<br />
43
(2). Untuk ukuran-ukuran a dan b, dapat juga diambU jarak<br />
antara garis-garis paku keling ataupun garis ratarata<br />
dari paku keling pada flens ataupun pengkaku yang<br />
terdapat pada sisi. Untuk plaat atas dua tumpuan berlaku:<br />
a=oo.<br />
4. Rumus yang diberikan pada 3, hanya berlaku bOa besarnya tegangan<br />
kritis yang dihitung berada dibawah batas proportional dari bahan yang<br />
bersangkutan. Jika tidak demikian halnya, sedangkan suatu perhitungan<br />
eksak <strong>untuk</strong> daerah plastis ditiadakan, maka besarnya Okf yang diperhitungkan<br />
tidak boleh lebih besar dari batas proportional. Untuk Fe 37 be<br />
-sarnya adalah 2100 kg/cm2 dan <strong>untuk</strong> Fe 52 adalah 3150 kg/cm2.<br />
5. Besamya tegangan tekan yang diijinkan pada bahaya lipatan, lihat pasal 65.<br />
Pasal 54.<br />
Plaat yang sisi-sisinya dibebani hanya dengan tegangan geser yang terbagi<br />
rata.<br />
1. Untuk plaat seperti itu harus diperhitungkan suatu tegangan geser kritis<br />
rkr yaitu tegangan geser pada saat plaat yang semula rata akan melipat.<br />
2. Besamya tegangan geser kritis dihitung dengan rumus :<br />
rkr = ks . oe<br />
di mana : k 8 = koeflsien, tergantung dari perbandingan a = a/h<br />
Untuka ~ 1;<br />
Untuka > 1;<br />
400 + lli<br />
. ci<br />
4<br />
5,35 + ci<br />
lihat juga graflk-graflk V dan Va (garis putus-putus).<br />
0£ = tegangan tekuk dari Euler (lihat pasal 53-3)<br />
3. Sesuai dengan ketentuan pada pasal 53--4, maka besamya rkr yang diperhitungkan,<br />
tidak boleh lebih besar dari 0,58 x 2100 kg/cm2 <strong>untuk</strong> Fe 37<br />
sedangkan <strong>untuk</strong> Fe 52 adalah 0,58 x 3150 kg/cm2.<br />
4. Besamya tegangan geser yang diijinkan pada bahaya lipatan, lihat pasal66.<br />
Pasal55.<br />
Plaat dengan dua sisi yang berhadapan letaknya dibebani dengan tekan dan<br />
46
Pasal 53.<br />
Plaat dengan dua sisi yang berhadapan letaknya, dibebani hanya dengan tekanan<br />
dan atau lentur terbagi rata.<br />
1. Untuk plaat seperti itu harus diperhitungkan suatu tegangan kritis kr<br />
yaitu tegangan tekan (dalam hal bekerja juga lenturan, diambn tegangan<br />
tekan yang terbesar) pada saat plaat yang semula rata akan melipat.<br />
2. Perbandingan tegangan yang dapat terjadi pada pembebanan sisi ditetapkan<br />
dengan rumus :<br />
Dalam rumus ini :<br />
=<br />
o 1 tegangan tekan yang terbesar pada bagian plaat yang ditinjau ;<br />
o 2 tegangan tekan yang terkecn ataupun tegangan tarik yang terbesar<br />
pada bagian plaat yang ditinjau ;<br />
1/1 koeflSien dengan harga yang terletak antara + 1 dan -1.<br />
Tegangan-tegangan o 1 dan o 2 boleh dihitung terhadap penampang bruto.<br />
3. Besarnya tegangan kritis dihitung dengan rumus:<br />
a<br />
Catatan<br />
koeflSien, tergantung dari 1/1 dan perbandingan a = a/b.<br />
lihat graflk V ( 1) ;<br />
panjang dari bagian plaat ( dalam arah di mana tegangan tekan<br />
dan ataupun tegangan lentur bekerja (2) ;<br />
Iebar dari bagian plaat (2) ;<br />
tegangan tekuk dari Euler <strong>untuk</strong> suatu jalur plaat dengan panjang<br />
tekuk b. em., yaitu :<br />
190 ( 100 6 )2 kg/cm2<br />
. b<br />
tebal plaat dalam em.<br />
(1). Untuk harga dari a> 1, maka k;~ boleh diarnbn sama<br />
dengan Ki umuk a""" 1<br />
1)9.r;o. ·=-~-.~~-~- ~: -.!JJ .•. t...:~~ L ..... ~::,.: ..:. .. - . ..A."'ltL ... ,~l'. __ - ~"' 1.<br />
..laerah ·c:ni:u.;, i;a!ga-narg;;. '.\ dft'L
-;;.;:<br />
"' =0<br />
24<br />
23<br />
........<br />
~<br />
22 I<br />
-<br />
21 ~<br />
20<br />
19<br />
18<br />
17<br />
16<br />
15<br />
14<br />
13<br />
12<br />
~<br />
~<br />
\.<br />
"""'<br />
"""'<br />
"<br />
"'"<br />
'<br />
1"'<br />
10<br />
9<br />
8<br />
""'"<br />
~<br />
'<br />
'<br />
7 .....<br />
6 .......<br />
5<br />
4<br />
.......... I~<br />
I<br />
-<br />
" t.<br />
....... .-,<br />
\' ~<br />
~ \<br />
I'..<br />
........ \<br />
\<br />
~ ,___ ~<br />
-I--:<br />
"""' r"<br />
'<br />
"<br />
.........<br />
~<br />
""' -t ~<br />
1"- .......<br />
.........<br />
i;.....;;,:<br />
'<br />
.....<br />
~ .....<br />
'<br />
~-...-t-<br />
I": .....<br />
.........<br />
......<br />
..... ~<br />
-1-o-.<br />
to,;;;;;::<br />
!'... ......<br />
loo.,;;;<br />
I'-..<br />
,.......,<br />
~<br />
"""" ~ F'.: ,...._<br />
~ ...._<br />
-~<br />
0,5 0,6 0,7 0,8<br />
~-·<br />
Grafiek V<br />
i'<br />
" -,<br />
0,9<br />
1'-,<br />
I'<br />
'~<br />
1,0 1,1<br />
ES:<br />
"' = -1,0<br />
"'= -0,9<br />
"'"' -0,8<br />
"'"' -0,7<br />
"'= -0,6<br />
"'= -0,5<br />
"'= --0.4<br />
"'= -0,3<br />
"'= -0,2<br />
1/1- -0,1<br />
1/J=O<br />
"'"' +0,2<br />
"""+0,4<br />
1jF +0,6<br />
1/J= +O,S<br />
1/J= +1,0<br />
48
atau lentur terbagi rata sedangkan pada keempat sisinya bekerja juga gaya<br />
geser terbagi rata,<br />
1. Untuk plaat seperti itu harus diperhitungkan suatu tegangan kritis perbandingan<br />
okr.v yaitu tegangan idill yang menggambarkan suatu keadaan<br />
tegangan pada saat plaat yang semula rata akan melipat akibat pengaruh<br />
kombinasi dari tegangan nor:mal dan geser.<br />
2. Besarnya t.egangan kritis perbandingan ini dihitung dengan rum us :<br />
0 kr.v =<br />
dimana:<br />
o 1 = tegangan tekan terbesar pada bagian plaat yang ditinjau;<br />
T = tegangan geser terbagi rata dan dihitung terhadap penampang<br />
bruto;<br />
Okr , Tkr = tegangan kritis menurut masing-masing pasal 53 dan 54<br />
dengan memperhatikan harga-harga maksimum seperti<br />
yang disebut-sebut pada pasa153-4 dan pasa154-3.<br />
3. Besamya tegangan ideel yang diijinkan pada bahaya lipatan, lihat pasal<br />
67.<br />
47
Padal56<br />
~. Upatan plaat YIIDI ditumpu diteugah ataupun excentris.<br />
Upatan dari bagian~bagian batang yang ditekan centris.<br />
Untuk meneliti bahaya lipatan pada bagian-bagian batang yang ditekan<br />
centris, misalnya flens yang tepinya bebas, baja-baja siku, dipakai suatu<br />
kelangsingan perbandingan ~ yang besamya tergantung dari ukuran dan<br />
cara pemasangan dari bagian-bagian itu.<br />
Dalam hal tidak dipakai suatu perhitungan yang lebih teliti, maka besamya<br />
Xp boleh ditetapkan dengan : Xp = 7 % __ 40 .<br />
Disini adalah b = jarak antara tumpuan dan tepi bebas dari plaat (lihat<br />
gambar23).<br />
~ = tebal dari plaat.<br />
12<br />
~ h ~I<br />
T<br />
Besamya kelangsingan perbandingan yang didapat harus dibandingkan dengan<br />
kelangsingan-kelangsingan dari batang sehubungan dengan bahaya tekuk.<br />
Untuk menetapkan tegangan tekan yang diijinkan dipakai kelangsingan yang<br />
paling berbahaya. ·<br />
Pasal 57.<br />
Kekaku-an yang diperlukan <strong>untuk</strong> pengkaku-pengkaku terhadap lipatan.<br />
1. Pengkaku-pengkaku vertikal.<br />
Profd yang terdiri dari peng-kaku vertikal badan bersama dengan bagian<br />
yang bekerja dari plaat yang diperkaku, harus menghasilkan suatu. traagheids<br />
moment y~ besamya paling sedikit adalah :<br />
I ·rlu = 4 n ~ h4. I o I<br />
-pe w E.K b<br />
Di sini sebagai Iebar dari bagian plaat yang bekerja boleh diperhitungkan<br />
: (b) = (J • a (lihat gam bar 25)<br />
50
60<br />
50<br />
40<br />
30<br />
2<br />
-"<br />
t<br />
1\\\ ~ IJ 2.l<br />
'[Jf<br />
T<br />
~ V!"'al a=a-b<br />
M<br />
111"'-1,8<br />
I I i<br />
lW \1 ~ IV!l,.J<br />
l~\\~ ~ J wJ ).<br />
ll~' ~ IWJ,J<br />
1\\\\\ N<br />
.~' ~<br />
-- -- --· __ J_I_J<br />
. 1/J"' 1,0<br />
~ '"'I _}a<br />
~~~ ~ ~ \1J; 1 w J<br />
'\,.<br />
-o 1 6<br />
l'~ .... ~~ l1/J:-o•4<br />
0 ~ ~ ['.... "' 1 w ~ o 2<br />
'\~ ~;::.r-1-$=0~ ...<br />
0,2 0,5<br />
-+a<br />
~~r-.1- •+0,2<br />
-<br />
111 "' +0,4 111 - +0 6<br />
r~ -- ~~ 1/I·+O.SJJ-+10.<br />
gabled van GRAFIEK V I I<br />
I I I I<br />
1,0 -<br />
2,D<br />
49
P<br />
_ Ob + oo<br />
v------<br />
Pv=<br />
Ob - oo .<br />
Pv · Ob<br />
gambar 24<br />
Pv · Ob<br />
(b)= e. a<br />
(b)=e.b<br />
~I gambar25<br />
Tabel V<br />
Pv<br />
0<br />
0,10<br />
0,20 0,30 0,40 0,50<br />
0,60 0,70 0,80 0,90 1,00<br />
<br />
97<br />
101<br />
107 114 122 130<br />
138 148 160 175 192<br />
Pv<br />
1,10<br />
1,20<br />
1,30 1,40 1,59 1,60<br />
1,70 1,80 1,90 2,00. >2,0Q<br />
<br />
215<br />
240<br />
270 310 365 440<br />
530 660 840 1070 1070<br />
Tabel VI<br />
{3<br />
e<br />
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0<br />
0,924 0,762 0,603 0,482 0,395 0,332 0,285 0,250 0,222 0,200<br />
52
Dalam rumus itu adalah :<br />
5 = tebal plaat dalam em;<br />
h = tinggi plaat dalam em;<br />
a = jarak dalam em antara peng-kaku vertikal badan ;<br />
ell = suatu angka tergantung dari besamya Pv<br />
0<br />
I obi<br />
I a 0 1<br />
E<br />
n<br />
=<br />
=<br />
=<br />
=<br />
=<br />
(<strong>untuk</strong> harga-harga dari p lihat gambar 24,<br />
<strong>untuk</strong> tiarga-harga dari cfllihat tabel V, halaman 38.<br />
suatu angka tergantung dari besamya {3 = a. 2h<br />
(<strong>untuk</strong> harga-harga dari 0 lihat tabel VI, halaman 38.<br />
harga mutlak dari tegangan tekan yang terbesar;<br />
harga mutlak dari tegangan pada sisi lain dari plaat yang<br />
dapat berupa tarik ataupun tekan;<br />
modulus elastisitas;<br />
Keteguhan tekuk rata-rata pada pengkaku-pengkaku horisontal,<br />
ataupun k~flsien keamanan terhadap tegangan<br />
lipatan kritis jika tidilk terdapat pengkaku-pengkaku horisontal<br />
(lihat pasal 57~2 pasal 60-4, pasal 65, pasal 66,<br />
pasal67);<br />
K = jarak maksimum yang diijinkan antara pengkaku-pengkaku<br />
vertikal badan;<br />
K = X yang diijinkan x i pengkaku horizontal, jika terdapat<br />
pengkaku-pengkaku horizontal;<br />
K = ~ yang diijinkan x h, jika tidak terdapat pengkaku-pengkaku<br />
horizontal.<br />
xyang di-izinkan<br />
= kelangsingan maksimum yang di-izinkan dari<br />
peng-kaku horisontal bertolak dari tegangan<br />
tekan maksimum yang timbul ditempat pengkaku<br />
horisontal (lihat pasal57-2. ;<br />
ipengkaku horisontal = jari-jari traagheid dari profil seperti yang ditetapkan<br />
pada pasal 57-2 ;<br />
qyang di-izinkan = perbandingan yang. di-izinkan antara panjang<br />
dan tinggi bagian plaat yang dtbatasi oleh pengkaku-pengkaku<br />
vertikal bertolak dari keamanan<br />
minimal yang disyiuatkan terhadap lipatan.<br />
51
pada gambar 27, tetapi terhadap tegangan dengan bagian yang<br />
di-arceer.<br />
0 tekan maksimum<br />
gambar 26<br />
a<br />
tarik<br />
. Pasal 58.<br />
H. 1UMPUAN<br />
Perhitungan tumpuan.<br />
I. Tegangan kontak pada pennukaan, yang pada keadaan tidak dibebani<br />
bersinggungan menurut suatu garis atau titik, harus dihitung dengan rumus<br />
Hertz.<br />
2. Rwnus-rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi :<br />
a. <strong>untuk</strong> pennukaan bol yang saling bersinggungan :<br />
P.p 2 ~ 0,25 <strong>untuk</strong> baja wals Fe 37 ;<br />
P .p 2 ~ 0,39 <strong>untuk</strong> baja tuang Gs 45 ;<br />
P.p 2 ~ 0,56 <strong>untuk</strong> baja tuang Gs 52 ;<br />
P.p2
2. Pengkaku-pengkaku horisontal.<br />
Pengkaku-pengkaku horisontal darl suatu plaat masing-masing harus dihitung<br />
sebagai suatu batang tekan dengan panjang tekuk ~ = a, yaitu jarak<br />
antara dua pengkaku vertikal.<br />
Sebagai penampang dari ba.tang tekan diperhitungkan pengkaku badannya<br />
sendiri yang menjadi satu pada bagian plaat yang beketja selebar<br />
(b)= 8 . b ( gambar 25 dan 26 ).<br />
Di sini 8 adalah suatu fungsi dari besaran b/2a = {j ; <strong>untuk</strong> harga-harga<br />
dari 8 lihat tabel VI.<br />
Tegangan tekan maksimum yang timbul ditempat pengkaku harus lebih<br />
keen dari pada tegangan tekan yang diizinkan <strong>untuk</strong> pengkaku yang dihitung.<br />
Catatan Jarak-jarak antara c1 , ~, c3 dan sebagainya lihat gambar<br />
26) ditetapkan atas dasar keteguhan terhadap lipatan yang<br />
disyaratkan dari suatu paneel yang dibatasi oleh pengkakupengkaku<br />
horisontal, dapat juga flens
Pasal59.<br />
BAB IV<br />
TEGANGAN YANG DDZIN.KAN<br />
A. UMUM<br />
Tegangan tarik yang diizinkan <strong>untuk</strong> konstruksi yang dibebani statis :<br />
1. Untuk Fe 37 besarnya tegangan tarik yang diizinkan adalah 1600 kg/cm2.<br />
2 .. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan <strong>untuk</strong> macam baja lainnya adalah :<br />
2400<br />
x 1600 kg/ cm2<br />
di mana or adalah batas leleh minimum dalam kg/cm2 seperti yang ditetapkan<br />
asal saja tidak melebihi 70% dari keteguhan tarik minimum seperti<br />
yang ditetapkan.<br />
Catatan : Dengan demikian besarnya tegangan tarik yang diizinkan<br />
<strong>untuk</strong> Fe 52 adalah 2400 kg/cm2.<br />
3. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan pada koppeling tekuk dan ikatan<br />
angin adalah 1600 kg/cm2 <strong>untuk</strong> semua macam baja.<br />
Catatan : Istllah-istllah yang dulu dipakai yaitu Qm (c) 37 dan Qmc<br />
Pasa160.<br />
52 sudah diganti dengan masing-masing Fe 37 dan Fe 52<br />
(lihat Euronorm 25-63). Mengenai penggolongan kwalitas A,<br />
B, C atau D lihat VVSB.<br />
Tegangan tekan yang diizinkan pada batang-batang t-npa sumbu bebas bahan.<br />
1. Besamya tegangan tekan yang diizinkan adalah sama dengan tegangan tarik<br />
yang diizinkan seperti yang disebut pada pasal 59 jika tidak terdapat<br />
bahaya instabll, jadi : ·<br />
Fe 37 odr = 1600 kg/cm2<br />
Fe 52 odr = 2400 kg/cm2<br />
Catatan Ayat pertama dari .-1 ini dimaksudkan juga <strong>untuk</strong> suatu<br />
gelegar yang melentur di mana <strong>untuk</strong> tlens yang tertekan<br />
tidak terdapat bahaya menekuk.<br />
' 2. Untuk batang-batang tanpa sumbu bebas bahan yang ditekan centris di<br />
56
(r1 dan r 2 adalah jari-jari dalam em dari permukaan<br />
bol ataupun cflinder yang sating bersinggungan )<br />
L = panjang rol yang memikul dalam em.<br />
Catatan<br />
Pada penyederhanaan harga-harga <strong>untuk</strong> E dan m diambil menurut<br />
pasal 32 dan <strong>untuk</strong> tegangan kontak yang diizinkan diiunbfl<br />
menurut pasal77.<br />
Dalam hal suatu rol bersinggungan dengan suatu bidang datar<br />
maka <strong>untuk</strong> bidang datar itu berlaku r 2 = oo ; <strong>untuk</strong> keadaan<br />
suatu permukaan bol bersinggungan dengan suatu permukaan<br />
cekung, dari kedua jari-jari, yang terbesar ( = jari-jari permukaan<br />
cekung) diperhitungkan dengan tanda negatip. Ukuran tumpuan<br />
haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga misalnya akibat<br />
lenturan jembatan, pengaruh suhu dan sebagainya masih<br />
ada cukup bahan <strong>untuk</strong> menampung tekanan kontak. .<br />
.]<br />
-t-I I<br />
l I<br />
I<br />
I<br />
I I<br />
I<br />
I<br />
- .<br />
h r= -<br />
t<br />
-<br />
- . -<br />
- - -<br />
. - -<br />
I<br />
I<br />
.<br />
·-<br />
I<br />
I<br />
I<br />
I<br />
I<br />
~ pengkak.u stabilisasi<br />
yang sangat kak.u dipasang<br />
pada portalportal<br />
melintang<br />
gambat .: -<br />
55
seperti pada batang-batang tanpa swnbu bebas bahan.<br />
2. Pada pemoriksaan koteguhan terhadap tekuk diarah tegak lurus t.erhadap<br />
swnbu bebas bahan, maka besarnya tegangan tekan yang diijinkan ditetapkan<br />
dengan apa yang disebut kelangsingnan semu dari konstruksi.<br />
batang (lihat pasal 50).<br />
3. Jika suatu batang tersusun mempunyai dua sumbu bebas bahan, maka<br />
pemeriksaan keteguhan terhadap tekuk diarah tegak lurus terhadar masing-masmg<br />
swnbu be bas bahan harus dilakukan menurut cara seperti ·<br />
yang disebut pada ayat 2.<br />
Dari gaya-gaya tekan yang diijinkan yang didapat menurut cara tersebut<br />
gaya yang terkecll adalah yang menentukan kecuali jika ternyata tekukan<br />
diarah tegak lurus terhadap suatu swnbu lainnya adalah yang menentukan.<br />
Pasa163.<br />
Tekan dan lentur.<br />
Untuk batang-batang dimana kecuali tekan juga timbullentur, harus ditunjukkan<br />
bahwa :<br />
w.P_..-(- M)<br />
-F-""" v dr- W<br />
dimana M = momen lentur dalam kgcm;<br />
W = momen perlawanan dalam cm3 ;<br />
<strong>untuk</strong> P, F, w dan odrlihat pasal60 dan 61.<br />
Pasal64.<br />
Tegangan geser yang diijinkan.<br />
Besarnya tegangan geser yang diijinkan adalah 58% dari tegangan tarik yang<br />
diijinkan dengan memperhatikan <strong>peraturan</strong> yang dikenakan <strong>untuk</strong> paku<br />
keling dan bout.<br />
Pasa165.<br />
Tegangan tekan yang diijinkan pada bahaya lipatan<br />
Besamya tegangan tekan terbesar yang dihitung terhadap penampang bruto<br />
suatu plaat atau bagian plaat yang dua atau keempat sisinya ditumpu engsel,<br />
paling tinggi boleh sebesar tiga per-empatnya dari tegangan kritis (3/4 okr)<br />
menurut pasal53.<br />
58
mana <strong>untuk</strong> kelangsingannya berlaku 0 < A< 30, besamya tegangan yang<br />
diizinkan adalah :<br />
Fe 37 odr = 1400 kg/cm2<br />
Fe 52 odr = 2100 kg/cm2<br />
3. Untuk batang-batang dengan kelangsingan yang besar, besamya tegangan<br />
yang diizinkan dihitung menurut rumus Euler dengan keamanan 2,5.<br />
4. Pada graflk VI (halaman) diberikan hubungan antara tegangan yang diizinkan<br />
dan kelangsingan <strong>untuk</strong> Fe 37 dan Fe 52. Untuk macam baja<br />
dengan tegangan leleh yang terletak antara tegangan leleh Fe 37 dan Fe 52,<br />
harga hubungan itu boleh disisipkan diantara kedua garis.<br />
Catatan : Untuk macam baja dengan tegangan leleh yang lebih besar<br />
dari pada tegangan leleh Fe 52, dianjurkan untUk tidak menggunakan<br />
tegangan tekan yang diizinkan yang lebih besar dari<br />
pada yang ditetapkan <strong>untuk</strong> Fe 52.<br />
Pasal61.<br />
Koeflsien tekuk.<br />
1. Untuk sederhananya perhitungan dapat digunakan koefisien tekuk w.<br />
2. Pada penggunaan itu harus ditunjukkan bahwa :<br />
w. I :s;;: - 0<br />
----p-- """' dr<br />
dimana : p = gaya tekan centris dalam kg ;<br />
F = penampang batang dalam cm2 dengan memperhatikan<br />
pasal 45;<br />
0 dr<br />
= 1400 kg/cm2 <strong>untuk</strong> Fe 37 ;<br />
1f dr = 2100 kg/cm2 <strong>untuk</strong> Fe 52.<br />
3. Harga-harga dari w, tegangan tekuk ak, tegangan tekan yang diizinkan<br />
adr dan keteguhan tekuk n, tenusun dalam tabel VII <strong>untuk</strong> Fe 37 dan<br />
dalam tabel VIII <strong>untuk</strong> Fe 52.<br />
Pasal62.<br />
Tegangan tekan yang diijinkan pada batang dengan sumbu bebas bahan.<br />
1. Pada pemeriksaan keteguhan terhadap tekuk diarah tegak lurus terhadap<br />
sumbu bahan, maka besarnya tegangan tekan yang diijinkan ditetapkan<br />
57
Fe37 TabelVD<br />
Uk Udr Uk Udr<br />
n n<br />
). w kg/cm2 'q/cm2 ). w kg/cm2 kg/cm2<br />
0 0,875 2400 1600 1,51 72 1,32 2302 1057 2,18<br />
.;; 30 1,00 2400 1400 1,71 73 1,33 2294 1049 2,19<br />
31 1,01 2400 1392 1,72 74 1,34 2286 1041 2,20<br />
32 1,01 2400 1384 1,73 75 1,36 2277 1033 2,20<br />
33 l,Q2 2400 1376 1,74 76 1,37 2269 1025 2,21<br />
34 1,02 2400 1367 1,76 77 1,38 2261 1017 2,22<br />
35 1,03 2400 1359 1,77 78 1,39 2253 1008 2,24<br />
36 1,04 2400 1351 1,78 79 1,40 22,5 1000 2,25<br />
37 1,04 2400 1343 1,79 80 1,41 2236 992 2,25<br />
38 1,05 2400 1335 1,80 81 1,42 2228 984 2,26<br />
39 1,06 2400 1327 1,81 82 1,43 2220 976 2,27<br />
40 1,06 2400 1318 1,82 83 1,45 2212 968 2,29<br />
41 1,07 2400 1310 1,83 84 f,46 2204 960 2,30<br />
42 1,08 2400 1302 1,84 85 1,47 2196 951 2,31<br />
43 1,08 2400 1294 1,85 86 1,48 2187 943 2,32<br />
44 1,09 2400 1286 1,87 87 1,50 2179 935 2,33<br />
45 1,10 2400 1278 1,88 88 1,51 2171 927 2,34<br />
46 1,10 2400 1269 1,89 89 1,52 2163 919 2,35<br />
47 1,11 2400 1261 1,90 90 1,54 2155· 911 2,37<br />
48 1,12 2400 1253 1,92 91 1,55 2147 902 2,38<br />
49 1,12 2400 1245 ' 1,93 92 1,57 2138 894 2,39<br />
so 1,13 2400' 1237 1,94 93 1,58 2130 886 2,40<br />
51 1,14 2400 1229 1,95 94 1,59 2122 878 2,42<br />
52 1,15 2400 1221 1,97 95 1,61 2114 870 2,43<br />
53 1,16 2400 1212 1,98 96 1,62 2106 862 2,44<br />
54 1,16 2400 1204 1,99 97 1,64 2098 853 2,46<br />
55 1,17 2400 1196 2,01 98 1,66 2089 845 2,47<br />
56 1,18 2400 1188 2,02 99 1,67 2081 837 2,49<br />
57 1,19 2400 1180 2,03 100 1,69 2073 829 2,50<br />
58 1,19 2400 1172 2,05 101 1,72 2032 813 2,50<br />
59 1,20 2400 1163 2,06 102 1,75 1996 798 2,50<br />
60 1,21 2400 1155 2,08 103 1,79 1957 783 2,50<br />
61 1,22 2392 1147 2,09 104 1,82 1919 768 2,50<br />
62 1,23 2384 1139 2,09 105 1,86 1880 752 2,50<br />
63 1,24 2375 1131 2,10 106 1,89 1847 739 2,50<br />
64 1,25 2367 1123 2,11 107 1,93 1813 725 2,50 i<br />
65 1,26 2359 1115 2,12 108 1,97 1780 712 2,50<br />
66 1,27 2351 1106 2,13 109 2,00 1746 698 2,50<br />
67 1,28 2343 1098 2,13 110 2,04 1713 686 2,50<br />
68 1,28 2334 1090 2,14 111 2,08 1682 673 2,50<br />
69 1,29 2326 1082 2,15 112 2,12 1655 662 2,50<br />
70 1,30 2318 1074 2,16 113 2,16 1625 650 2,50<br />
71 1,31 2310 1066 2,17 114 2,20 1596 638 2,50<br />
60
Pasal66.<br />
Tegangan geser yang diijinkan pada bahaya lipatan.<br />
Besamya tegangan geser yang dihitung terhadap penampang bruto suatu<br />
plaat atau bagian plaat yang dua atau keempat sisinya ditumpu engsel,<br />
paling tinggi boleh sebesar tiga per-empatnya dari tegangan geser kritis<br />
(3/4 X kr) menurut pasal 54.<br />
Pasal67.<br />
Tegangan tekan yang diijinkan berkombinasi dengan tegangan geser pada<br />
bahaya lipatan.<br />
Pada keadaan dimana secara bersamaan bekerja tegangan tekan dan atau tegangan<br />
lentur dengan tegangan geser maka besamya tegangan perbandingan<br />
paling tinggi boleh sebesar tiga per-empatnya dari tegangan perbanding<br />
kritis (3/4 X kr· v) menurut pasal 55.<br />
Catatan : mengenai pasal65, 66 dan 67 :<br />
Harap diperhatikan mengenai<br />
53-4 dan 54-3.<br />
yang ditetapkan dalam pasal<br />
59
Fe 52 Tabe1 VIII<br />
Ok Udr Ok Udr<br />
n n<br />
>.. w kg/cm2 kg/cm2 >.. w kg/cm2 kg/cm2<br />
0 0,875 3600 2400 1,5 72 1,57 3153 1337 2,35<br />
" 30 1 ,00 3600 2100 1,71 73 1,59 3U6 1319 2,35<br />
31 1,01 3600 2082· 1.73 74 1,61 3079 1301 2,36<br />
32 l,o2 3600 2064 1,74 75 1,64 3042 1283 2,36<br />
33 1,03 3600 2046 1,76 76 1,66 3004 1265 2,37<br />
34 1,04 3600 2027 1,77 77 1,68 2967 1247 2,37<br />
35 1,05 3600 2009 1,79 78 1,71 2930 1228 2,37<br />
36 1,05 3600 1991 1,81 79 1,74 2893 1210 2,38<br />
37 1,06 3600 1973 1,82 80 1,76 2855 1192 2,38<br />
38 1,07 3600 1955 1,84 81 1,79 2818 1174 2,38<br />
39 1,08 3600 1937 1,87 82 1,82 2781 1156 2,39<br />
40 1,09 3600 1918 1,88 83 1,85 2744 1138 2,~9<br />
41 1,11 3600 1900 1,89 84 1,88 2707 1120 2,40<br />
42 1,12 3600 1882 1,91 85 1,91 2669 1101 2,40<br />
43 1,13 3600 1864 1,93 86 1,94 2632 1083 2,41<br />
44 1,14 3600 1846 1,95 87 1,97 2595 1065 2,41<br />
45 1,15 3600 1829 1,97 88 2,01 2558 1047 2,42<br />
46 1,16 3600 1809 1,99 89 2,04 2520 1029 2,42<br />
47 1,17 3600 1791 2,01 90 2,08 2483 1011 2,43<br />
48 1,18 3600 1773 2,03 91 2,12 2446 992 2,44<br />
49 1,20 3600 1755 2,05 92 2,16 2409 974 2,44<br />
so 1,21 3600 1737 2,07 93 2,20 2371 . 956 2,45<br />
51 1,22 3600 1719 2,09 94 2,24 2334 938 2,45<br />
52 1,23 3600 1701 2,12 95 2,28 2297 920 2,46<br />
53 1,25 3600 1682 2,14 96 2,33 2249 902 2,47<br />
54 1,26 3600 1664 2,16 97 2,38 2203 883 2,48<br />
55 1,28 3600 1646 2,18 98 2,43 2158 865 2,48<br />
56 1,29 3600 1628 2,21 99 2,48 2115 847 2,49<br />
57 1,30 3600 1610 2,24 100 2,53 2073 829 2,50<br />
58 1,32 3600 1592 2,26 101 2,58 2032 813 2,50<br />
59 1,34 3600 1573 2,29 102 2,63 1996 798 2,50<br />
60 1,35 3600 1555 2,32 103 2,68 1957 783 2,50<br />
61 1,37 3563 1537 2,32 104 2,73 1919 768 2,50<br />
62 1,38 3526 1519 2,32 105 2,79 1880 752 2,50<br />
63 1,40 3488 1501 2,32 106 2,84 1847 739 2,50<br />
64 1,42 3451 1483 2,32 107 2,90 1813 725 2,50<br />
65 1,43 3414 1465 2,33 108 2,95 1780 712 2,50<br />
66. U·S 3377 1446 2,33 109 3,01 1746 698 2,50<br />
67 1,47 3339 1428 2,33 110 3,06 1713 686 2,50<br />
68 1,49 3302 1410 2,34 111 3,11 1682 673 2,50<br />
69 1,51 3265 1392 2,34 112 3,17 1655 662 2,50<br />
70 1,53 3228 1374 2,34 113 3,23 1625 650 2,50<br />
71 1,55 3190 1356 2,35 114 3,29 1596 638 2,50<br />
62
Fe 37 TabeiVD<br />
OJt Odr Ok Odr<br />
n n<br />
~ w 'q/cm2 'q/cm2 ~ w 'q/cm2 'q/cm2<br />
liS 2,23 IS67 627 2,SO ISS 4,22 831 332 2,SO<br />
116 2,27 IS41 616 2,SO IS9 4,27 821 328 2,SO<br />
117 2,31 ISIS 607 2,SO 160 4,32 SIO j24 2,SO<br />
11S 2,3S 1493 S97 2,SO 161 4,3S soo 320 2,SO<br />
119 2,39 146S sss 2,SO 162 4,43 790 316 2,50<br />
120 2,43 1439 S1S 2,SO 163 4,49 7SI 312 2,SO<br />
121 2,47 1416 S66 2,SO 164 4,54 771 30S 2,SO<br />
122 2,SI 1394 sss 2,SO 16S 4,60 761 304 2,SO<br />
123 2,SS 1371 S49 2,SO 166 4,6S 7S2 301 2,50<br />
124 2,60 1349 S39 2,SO 167 4,71 743 297 2,SO<br />
125 2,64 1326 S32 2,SO 168 4,77 73S 294 2,SO<br />
126 2,6S 1306 S22 2,SO 169 4,S2 726 290 2,SO<br />
127 2,73 12S6 513 2,SO 170 4,SS 717 2S7 2,SO<br />
12S 2,77 1266 sos 2,SO 171 4,94 709 2S3 2,SO<br />
129 2,Sl 1246 49S 2,SO 172 5,00 701 280 2,50<br />
130 2,S6 1226 490 2,SO 173 s,os 693 277 2,SO<br />
131 2,90 120S 4S3 2,SO 174 S,l1 68S 274 2,SO<br />
132 2,9S 1190 47S 2,SO 17S S,17 677 271 2,SO<br />
133 2,99 1173 46S 2,SO 176 S,23 670 26S 2,50<br />
134 3,04 llSS 460 2,SO 177 S,29 .662 26S 2,SO<br />
13S 3,0S 1137 4S4 2,SO 17S S,3S 6SS 262 2,SO<br />
136 3,13 1121 448 2,SO 179 S,41 647 2S9 2,SO<br />
137 3,17 110S 441 2,SO 180 S,47 640 2S6' l,SO<br />
13S 3,22 IOS9 43S 2,SO lSI S,S3 633 2S3 2,50<br />
139 3,26 1073 429 2,SO 182 S,S9 626 2SO 2,SO<br />
140 3,31 IOS7 423 2,SO 1S3 S,66 620 248 2,SO<br />
141 3,36 1043 417 2,SO 1S4 S,72 613 24S 2,SO<br />
142 3,41 1029 411 2,SO ISS S,7S 606 242 2,SO<br />
143 3,46 1014 40S 2,SO IS6 S,S4 600 240 2,SO<br />
144 3,Sl 1000 400 2,SO 187 S,91 S93 237 2,SO<br />
145 3,SS 9S6 394 2,SO ISS S:J1 SS7 23S 2,50<br />
146 3,60 973 3S9 2,SO 189 6,03 sso 232 2,SO<br />
147 3,66 960 3S3 2,SO 190 6,10 S74 230 2,50<br />
148 3,70 947 37S 2,SO 191 6,16 568 227 2,SO<br />
149 3,7S 934 373 2,SO 192 6,23 S62 225 2,SO<br />
ISO 3,80 921 36S 2,SO 193 6,29 SS1 222 2,SO<br />
1Sl 3,SS 909 364 2,SO 194 6,36 SSl 220 2,SO<br />
1S2 3,90 S9S 3S9 2,50 19S 6,42 S4S 21S 2,SO<br />
1S3 3,9S SS6 3S4 2,SO 196 6,49 540 216 2,50<br />
1S4 4,00 S7S 349 2,50 197 IS.S~ t 534 .. ~ .~<br />
"· 'G<br />
ISS 4.06 863<br />
.) ..:<br />
iS& 4,11<br />
., I<br />
-/·;<br />
lS'; 4,16 li42<br />
.. .:;<br />
' ' I !<br />
' :, ~., l •-18 ' "0L ~">() l2 ~(.<br />
! .. , I •4' ~,6C I ~.<br />
....<br />
~ '"iC<br />
·.·<br />
!<br />
•. J I<br />
!•.>\..<br />
i<br />
c ,.., .,<br />
:<br />
i<br />
) li<<br />
1 i I<br />
'<br />
"L~I·;<br />
61
200<br />
1<br />
1<br />
1<br />
90<br />
80<br />
70<br />
""-<br />
i/ 1/<br />
II li_<br />
ll" _j<br />
/~ I<br />
It ~ I<br />
r~t,<br />
,....<br />
M<br />
I~ .!"<br />
IJ 'f<br />
I v<br />
~
Fe52<br />
Tlbel VIII<br />
11k 11dr 11k 11dr<br />
n<br />
A w ~cm2 kg/cm2 A w kg/cm2 kg/em<br />
n<br />
115 3,35 1567 627 2,50 158 6,32 831 332 2,50<br />
116 3,41 1541 616 2,50 159 6,40 821 328 2,50<br />
117 3,46 1518 607 2,50 160 6,48 810 324 2,50<br />
118 3,52 1493 597 2,50 161 6,57 800 320 2,50<br />
119 3,59 1465 585 2,50 162 6,65 790 316 2,50<br />
120 3,65 1439 575 2,50 163 6,73 781 312 2,50<br />
121 3,71 1416 566 2,50 164 6,81 771 308 2,50<br />
122 3,77 1394 558 2,50 165 6,90 761 304 2,50<br />
123 3,83 1371 549 2,50 166 6,98 752 301 2,50<br />
'124 3,90 1349 539 2,50 167 7,06 743 297 2,50<br />
125 3,95 1326 532 2,50 168 7,15 735 294 2,50<br />
126 4,02 1306 522 2,50 169 7,23 726 290 2,50<br />
127 4,09 1286 513 2,50 170 7,32 717 287 2,50<br />
128 4,16 1266 505 2,50 171 7,41 709 283 2,50<br />
129 4,22 1246 498 2,50 172 7,49 701 280 2,50<br />
130 4,29 1226 490 2,50 173 7,58 693 277 2,50<br />
131 4,35 1208 483 2,50 174 7,67 685 274 2,50<br />
132 4,42 1190 475 2,50 175 7,76 677 271 2,50<br />
133 4,49 1173 469 2,50 176 7,85 670 268 2,50<br />
!.34 4,56 1156 460 2,50 177 7,94 662 265 2,50<br />
135 4,63 1137 454 2,50 178 8,03 655 262 2,50<br />
136 4,69 1121 448 2,50 179 8,12 647 259 2,50<br />
137 4,76 1105 441 2,50 180 8,21 640 256 2,50<br />
138 4,83 1089 435 2,50 181 8,30 633 253 2,50<br />
139 4,90 1073 429 2,50 182 8,39 626 250 2,50<br />
140 4,96 1057 423 2,50 183 8,48 620 248 2,50<br />
141 5,04 1044 417 2,50 184 8,58 613 245 2,50·<br />
142 5,11 1029 411 2,50 185 8,67 606 242 2,50<br />
143 5,19 1014 405 2,50 186 8,76 600 240 2,50<br />
144 5,26 1000 400 2,50 187 8,86 593 237 2,50<br />
145 5,33 986 394 2,50 188 8,95 587 235 2,50<br />
146 5,40 973 389 2,50 189 9,05 580 232 2,50<br />
147 5,49 960 383 2,50 190 9,14 574 230 2,50<br />
148 5,56 947 378 2,50 191 9,24 568 227 2,50<br />
149 5,63 934 373 2,50 192 9,34 573 225 2,50<br />
150 5,71 921 368 2,50 193 9,44 557 222 2,50<br />
151 5,79 900 364 2,50 194 9,53 551 220 2,50<br />
152 5,85 898 359 2,50 195 9,63 545 218 2,50<br />
153 5,93 886 354 2,50 196 '9,73 540 216 2,50<br />
154 6,01 875 349 2,50 197 9,83 534 214 2,50<br />
155 6,09 863 345 2,50 198 9,93 529 212 2,50<br />
156 6,16 852 341 2,50 199 10,03 523 209 2,50<br />
157 6,24 842 337 2,50 200 10,13 518 207 2,50<br />
63
<strong>untuk</strong> t lihat pasa169- 5.<br />
" =<br />
0 tegangan leleh bahan (dalam kg/cm2)<br />
2400<br />
I tegangan minimum<br />
I tegangan maksimum<br />
x adalah negatip bila tegangan minimum dan tegangan maksimum berbeda<br />
tanda;<br />
I tegangan maksimum J = harga mutlak dari tegangan batas terbesar<br />
yang dapat timbul di bagian yang<br />
ditinjau akibat pembebanan berat sen- ·<br />
diri dan lalu lintas;<br />
I tegangan minimum<br />
= harga mutlak dari tegangan batas terkecil<br />
yang dapat timbul di bagian yang<br />
ditinjau akibat pembebanan berat sendiri<br />
dan lalu lintas.<br />
Di sini berlaku bahwa tegangan batas adalah sama dengan tegangan terujung<br />
yang dapat ~bul di bagian yang ditinjau akibat pembebanan<br />
be rat sendiri dan lalu-lintas.<br />
Catatan : Rumus 'Y 1 menjadi <strong>untuk</strong> :<br />
baja Fe 37 : -y1 = t. 0,51<br />
baja Fe 52 : -y1 = t. 0,923<br />
(1,75- x).<br />
(1,5 - x).<br />
Dalam penetapan besamya tegangan yang diizinkan <strong>untuk</strong> konstruksi<br />
yang dibebani dynamis, pengaruh gaya-gaya angin dan perbedaan suhu<br />
tidak perlu dianggap sebagai suatu pembebanan dynamis mengingat<br />
kerapnya kejadian bahwa pengaruh yang berbahaya dari angin dan suhu<br />
jatuh bersamaan dengan timbulnya pengaruh berbahaya akibat lalulintas,<br />
adalah jarang selama umur jembatan. Meskipun demikian, ketentuan-ketentuan<br />
yang terdapat pada pasal 26 tetap berlaku.<br />
Besamya tegangan tekan yang d.iizinkan <strong>untuk</strong> bagian-bagian jembatan<br />
yang dibebani dynamis, ditetapkan dengan rumus :<br />
ate~ dyn.<br />
= a tekan stat.<br />
-y2<br />
66
Pasal68.<br />
Tegangan perbandingan<br />
Pada keadaan tegangan bidang dan ruang, harus dihitung suatu tegangan<br />
perbandingan (tegangan ideel). Tegangan perbandingan ini didasarkan pada<br />
hypothesa Huber-Hencky dan besarnya tidak boleh lebih dari 1,2 kali tegangan<br />
tarik yang diizinkan. Kecuali itu berlaku pula bahwa tidak ada satupun<br />
tegangan nonnal yang lebih besar dari tegangan tarik atau tekan yang<br />
diizinkan demikian juga tidak ada satupun tegangan geser yang lebih besar<br />
dari tegangan geser yang diizinkan.<br />
Catatan: Komisi berpendapat bahwa besarnya tegangan perbandingan<br />
Pasa169.<br />
yang diizinkan boleh diambil lebih tinggi dari pada tegangan<br />
tarik yang diizinkan mengingat baja sebagai bahan di mana<br />
salah satu tegangan nonnal atau tegangan geser sama dengan<br />
tegangan yang diizinkan, masih mampu memikul tegangantegangan<br />
nonnal atau tegangan-tegangan geser lainnya (pada<br />
keadaan tegangan bidang atau ruang) tanpa mengurangi keamanan<br />
yang dikehendaki dari konstruksi.<br />
Rum us umum <strong>untuk</strong> keadaan tegangan ruang adalah :<br />
__ 1. 2 + 2 3 +3 z+3 z+3 z<br />
ay-ya 1 a 2 -a2 -a1a 2-a1a 2-a1a3-a2 a 3 T 1 T2 T3<br />
Tegangan yang diizinkan <strong>untuk</strong> tarik, tekan dan geser pada konstruksi yang<br />
dibebani dynamis.<br />
1. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan <strong>untuk</strong> bagian-bagian jembatan<br />
yang dibebani dynamis, ditetapkan dengan rumus :<br />
atarik dyn = a tarik stat<br />
'Y1<br />
di mana : a tarik dyn ::: tegangan tarik yang diizinkan pada pembebanan<br />
dynamis;<br />
a tarik stat == tegangan tarik yang diizinkan pada pembebanan<br />
statis;<br />
'Y 1 ::: f 8 ~ v ( 9 ~ 2 v - x) (harga minimum 'Y ::: 1) ;<br />
65
ov · = vk'Y o1 ° 1) 2 + ('Y o2°2) 3 + ('Y o3°3) 2 ~ 'Y o1 ol. 'Y o2a2 - 'Y al a2 · 'Y a3a3 +<br />
- 'Y a2a2 .. 'Y a3a3 + 1,8('Y 7'11'1)2 + 1,8('Y 1'21'2)2 + 1,8('Y ,-31'3)2<br />
Di shu : 'Y 01 , 'Y a 2 • 'Y 03, 'Y 1'1, 'Y 1'2, 'Y 1'3 adalah harga-harga dari <strong>untuk</strong><br />
tegangan yang bersangkutan yang kemudian dengan harga-harga ltu<br />
di tetapkan tegangan dinyamis yang diizinkan <strong>untuk</strong> nonnal ataupun<br />
geser. Tegangan perbandingan itu tidak boleh melampaui harga-harga<br />
yang ditetapican pada pasa168.<br />
5. Berikut ini adalah harga-harga t yang dianjurkan :<br />
Harga-harga<br />
. t<br />
<strong>Jembatan</strong> ·<strong>Jembatan</strong> kereta<br />
lalu api +)<br />
lint as<br />
A B<br />
0,7 1,0 1,0 Bahaninduk<br />
Bentuk konstruksi<br />
<strong>Konstruksi</strong> yang dikeling dan kons-<br />
0,7 1,0 1,2 truksi di mana ditrapkan bout pas.<br />
<strong>Konstruksi</strong> di mana ditrapkan bout<br />
pra-tegang.<br />
~<br />
Sambungan las tumpul tanpa penyelesaian<br />
akhir.<br />
1,0 1,2 1,4 Las sayap menerus (las-K atau las<br />
1,2 1,4 1,6 Las-K<br />
tarik.<br />
• tarik.<br />
sudut), di mana hanya timbul sedikit<br />
pemusatan tegangan.<br />
yang dibebani tekan a tau<br />
Las sudut dengan beban tekan atau<br />
1,4 1,6 2,1 Ujung dari las sayap menerus di<br />
mana dapat timbul pemusatan tegangan<br />
dan las sayap yang tidak<br />
menerus.<br />
68
di mana berJaku juga :<br />
0 tekan dyn.
Tabel IX<br />
BAJA WAl.S Fe 37<br />
PEMBEBANAN DYNAMIS<br />
TEGANGAN YANG DIIZINKAN UNTUK HARGA-HARGA<br />
t = -+ 0,7 1,0 1,2 1,4 1,6 2,1<br />
a a a a a a ii a a ii a (j<br />
I~<br />
x_= max ~ tarik tekan tarik tekan tarik tekan tarik tekan tarik tekan tarik tekan<br />
dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn.<br />
-1,0 14S4 (1454) 1018 1018 848 848 727 727 636 636 485 48S<br />
-0,9 1SIO (1540 10S7 1078 881 899 7SS 770 661 674 S03 513<br />
-0,8 IS69 (1632) 1098 1142 915 952 784 SIS 686 713 S23 544<br />
-0,7 I (1633) 1143 1212 9S3 1010 816 86S 714 7S7 S44 577<br />
-0,6 1191 1286 993 1072 851 919 744 804 567 61:!<br />
-0,5 1244 1368 1037 1141 889 978 778 856 592 651<br />
-0,4 l302 (1458) JOSS 1215 930 1042 814 912 620 694<br />
-0,3 1366 (1557) 1138 1297 976 1113 854 974 650 741<br />
-0,2 1436 (1666) 1197 111111 •1026 1190 898 1042 684 793<br />
--0,1 1514 1262 (1489) 1081 1276 946 1116 7:!1 851<br />
0,0 1600 1333 (1600) 1143 1372 1000 1200 762 914<br />
i(),1 (1697) 1414 ( 1725) 1212 (1479) 1061 1294 808 986<br />
i0,2 1505 1290 (1600) 1129 1400 860 1066<br />
i0,3 (1600) 1379 (1728) 1207 (is21) 920 1159<br />
:+{),4 1481 1296 (1659) 91!8 1~65<br />
iO,S ~ 1400 1067<br />
~<br />
i(),6 ( 1739)<br />
1159 (15301<br />
~<br />
i0,7 Harza-harga o dalam kg/cm2 (1667) 1:!70 (1702)<br />
i0,8 1403<br />
i(),9 1569<br />
+1,0 (1771!)<br />
C:l
+) Pembedaan golongan A dan B adalah sebagai berikut :<br />
A. Bagian-bagian jembatan dua jalur atau lebih, di mana alo."bat pembebanan<br />
satu jalur menimbulkan tegangan-tegangan yang jauh lebih<br />
rendah dari pada alo."bat pembebanan dua jalur, seperti : gelegar<br />
induk dan gelegar melintang dari jembatan-jembatan <strong>untuk</strong> dua<br />
atau lebihjalur.<br />
B. Bagian-b&gian dari jembatan, di mana pembebanan pada satu jalur<br />
mengala"batkan tegangan-tegangan yang boleh dikatakan maksimum,<br />
seperti 5emua gelegar memanjang dan selanjutnya gelegar-gelegar<br />
induk dan gelegar2 melintang dari jembatan-jembatan satu jalur.<br />
Catalan : Panitia hanya memberikan harga-harga <strong>untuk</strong> bentuk-bentuk<br />
konstruksi yang paling penting saja dengan mak.sud <strong>untuk</strong> ·<br />
tidak menutup pimelitian lebih lanjut dalam bidang itu. .<br />
Untuk besamya tegangan-tegangan yang diijinkan pada<br />
harga-harga, lihat tabel-tabel IX dan X demikian juga grafik.<br />
graftk VII dan VIII.<br />
69
' '<br />
1600<br />
1500<br />
1400<br />
1300<br />
1200<br />
1100<br />
1000<br />
900<br />
800<br />
700<br />
600<br />
500<br />
400<br />
300<br />
200<br />
100<br />
~ ~ [,.<br />
."•l• '<br />
v<br />
1-"<br />
......<br />
f.-<br />
I..-<br />
~<br />
v<br />
~ ~'?<br />
,<br />
,<br />
(:;..<br />
'<br />
l.l . ,j<br />
v<br />
,<br />
b<br />
.,<br />
..... v<br />
-:;;<br />
-1,0-0,9-0.a-.o,7-0,6 -o,5-0.4-o.3-0.2-0.1 o.o o.1 o.:l o,3 o,4 o.s o.6 0,1 o;a o.9 1,0<br />
___ 0 trek. dyn ---a druk. dyn<br />
Grafiek VII<br />
___. X<br />
72
-..I<br />
- --<br />
BAJA WALS Fe 52<br />
Tabe1 X<br />
PEMBEBANAN DYNAM1S<br />
TEGANGAN YANG DIIZINKAN UNTUK HARGA-HARGA r<br />
r = ..... 0,7 1,0 1,2 1,4 1,6 1,1<br />
x= I a mini t<br />
u u a ii ci a· a ri a a a a<br />
tarik tekan tarik tekan tarik tekan tarik tekan tarik tekan tarik tekan<br />
a max dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn. dyn.<br />
-1,0 1486 1486 1040 1040 867 867 743 743 650 650 495 495<br />
--0,9 1547 1578 1083 1105 903 921 774 789 677 691 516 526<br />
--0,8 1614 1679 1130 1175 942 980 807 839 706 734 538 560<br />
--0,7 1689 1790 1182 1253 985 1044 844 895 739 783 563 597<br />
-0,6 1769 1911 1:!38 1337 1032 1115 884 955 774 836 590 637<br />
···0,5 1857 2043 1300 1430 1083 1191 926 1022 813 894 619 681<br />
-0,4 1954 I (2188) 1368 1532 1140 1277 977 1094 855 958 651 729<br />
-0,3 2063 (2352) 1444 1646 1203 1371 1031 1175 903 1029 688 784<br />
··0,2 2184 (2533) 1529 1774 1274 1479 1092 1267 956 1109 728 844<br />
-0,1 2321 1625 1918 1354 1598 1161 1370 1016 1199 774 913<br />
0,0 (2476) 1733 2080 1444 1733 1238 1486 1083 1300 825 990<br />
+0,1 1857 (2266) 1548 1889 1326 1618 1161 1416 884 1078<br />
+0,2 2000 (2480) 1667 2067 1429 1772 1250 1550 952 1180<br />
+0,3 2167 1806 (2276) 1548 1950 1354 1706 1032 1300<br />
+0,4 2364 1970 (2522) 1689 (2162) 1478 1892 1126 1441<br />
+0,5 (2600) 2167 1857 (2414 1625 (2113) 1.238 1609<br />
+0,6 (2408) 2064 1806 (2384) 1376 1816<br />
+0,7 2321 2031 (2722) 1548 2074<br />
+0,8 (2653) 232f 1769 (24o6)<br />
+0,9 Harga-harga a da1am ·kg/cm2 (2708) 2063 .<br />
'·1,0 (2476)
Pasal70.<br />
Tegangan sekunder<br />
Pada umumnya tidak perlu memperhitungkan tegangan-tegangan sekunder.<br />
Jika besarnya tegangan sekunder lebih dari 300 kg/cm2, maka tegangantegangan<br />
itu harus diperhitungkan pada bagian-bagian di mana tegangannya<br />
lebih besar dari 300 kg/cm2.<br />
Hal yang sama berlaku juga pada nonstruksi-konstruksi yang dibebani<br />
dinyamis jika tegangan sekunder itu timbul akibat pembebanan berat sen<br />
. diri dan lalu lintas.<br />
Pasal71.<br />
Peningkatan tegangan yang diijinkan.<br />
Jika semua pembebanan turut diperhitungkan (lihat pasal 26) maka besarnya<br />
tegangan-tegangan yang diijinkan seperti yang ditetapkan pada bah ini,<br />
boleh diperbesar deQgan 25%.<br />
B. KONSTRUKSI YANG DILAS<br />
Pasal72.<br />
Tegangan yang diijinkan pada beban induk dan bahan las<br />
1. Untuk bagian-bagian penting dari jembatan yang dilas disyaratkan<br />
bahwa bahan induk harus memenuhi ketentuan-ketentuan mengenai<br />
kemungkinannya dilas.<br />
2. Jika bahan induk memenuhi persyaratan-persyaratan mengenai kemungkinannya<br />
dilas, maka besamya tegangan yang diijinkan <strong>untuk</strong> tarik<br />
dan tekan dari bahan induk dan bahan las adalah sama dengan yang<br />
ditetapkan pada pasal 59 s/d 71.<br />
3. Tegangan geser yang diijinkan dari bahan las didapat dari tegangan<br />
normal yang diijinkan dengan menetrapkan rumus-rumus seperti. yang<br />
diberikan pada NEN 1062-VI.<br />
Catalan : Syarat-syarat percobaan yang harus dipenuhi oleh baja wals<br />
Fe 37 dan Fe 52, dijelaskan dalam WSB.<br />
Pasal73.<br />
Persyaratan <strong>untuk</strong> pelaksanaan.<br />
Besarnya tegangan-tegangan yang diijinkan seperti yang disebut pada pasal 72,<br />
74
22
Pasal 75.<br />
rend.ahnya tegangan-tegqan yang diijinkan pada las seperti<br />
yang dianjurkan pada keadaan yang disebut, tidak menjadi<br />
alasan <strong>untuk</strong> mempe~ebal las dengan maksud memperkuatnya.<br />
Baik siar-si~r las tambahan\'ang tidak diperlukan maupun<br />
peluang yang memperbesar kerja takikan, akan menurunkan -<br />
keteguhan dynamis.<br />
C. KONSTRUKSI YANG DIKE LING<br />
Tegangan yang diijinkan <strong>untuk</strong> paku keling dan bout pas.<br />
1. Untuk paku-paku keling dan, bout-bout pas (kecuali yang terdapat<br />
pada sambungan seperti yang dimaksudkan pada 3) yang dibuat dari<br />
bahan dengan kekuatan yang sesuai dengan bahan dari bagian yang disambung,<br />
besamya tegangan geser yang diijinkan dan tegangan tarik<br />
yang diijinkan adalah 0,8 x sedangkan tegangan desak yang diijinkan<br />
adalah 2 x besamya tegangan tarik yang diijihkan dari bagian yang<br />
disambung (lihat pasal 59).<br />
Catatan : Besamya gaya yang diijinkan <strong>untuk</strong> paku-paku keling dari<br />
baja paku keling Fe 34 pada Fe 37 dapat dilihat di tabe1 XI<br />
sedangkan <strong>untuk</strong> paku keling dari baja paku keling Fe 42<br />
dan Fe 47 pada Fe 52 di tabel XII.<br />
Untuk sederhananya perhitungan, dalam tabel XIII telah<br />
dihitung luas dari paku-paku keling (yaitu dengan cara mem-<br />
-bagi h;uga-harga pada tabel XI dan XII masing-masing dengan<br />
1,6 dan 2,4).<br />
2. Untuk paku keling, seperti yang dimaksudkan pada 1, yang dibebani<br />
terhadap geser dan tarik harus diperhitungkan suatu tegangan perban~<br />
dingan. Tegangan perbandingan ini tidak boleh lebih besar dari 0,8 x<br />
tegangan tarik yang diijinkan dari bagian yang dihubungkan.<br />
Catatan: Untuk tegangan perbandingan tersebut dianjurkan rumus :<br />
di mana :<br />
0 v = .Jcr +T 2<br />
= tegangan tarik yang timbul<br />
= tegangan geser yang timbul<br />
76
hanya berlaku jika pada pelaksanaan pekerjaan dipenuhi syarat-syarat <strong>untuk</strong><br />
menambah kekuatan-kekuatan pada VVSB, sebagai berikut :<br />
l. pekerjaan las dilakukan di bengkel ataupun dalam ruang yang beratap<br />
dan bebas angin;<br />
2.. benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa hingga pekerjaan las<br />
dapat dilakukan dengan baik;<br />
Pasal 74.<br />
3. terdapat kepastian bahwa mutu pekerjaan las memenuhi ketentuanketentuan<br />
yang ditetapkan.<br />
Koefisien las.<br />
I. Apabila persyaratan pada pasal 73 tidak seluruhnya dapat dipenuhi,<br />
maka besamya tegangan-tegangan yang diijinkan <strong>untuk</strong> tarik geser pada<br />
las didapat dengan mengkalikan harga-harga yang diberikan pada pasal<br />
72 dengan suatu koeflsien las.<br />
Berikut ini adalah koeftsien-koeftsien las yang dianjurkan <strong>untuk</strong> berbagai<br />
kemungkinan :<br />
Pekerjaan las<br />
dikerjakan:<br />
padakedudukan padakedudukan<br />
yang baik kurang baik<br />
dalam bengkel ataupun dalam<br />
ruang yang bebas angin<br />
dalam suatu ruang yang tidak<br />
bebas angin<br />
1,0 0,85<br />
0,85 0,75<br />
Catatan : Berhubung besarnya tegangan yang diijinkan pada kebanyakan<br />
hal tergantung dari langkah-langkah yang diambil pada waktu<br />
pelaksanaan, maka pada gambar-gambar dicantumkan terhadap<br />
keadaan yang bagaimana perencanaan itu diperhitungkan.<br />
Koeftsien-koeftsien itu memberikan reduksi pada tegangantegangan<br />
yang diijinkan sehubungan dengan kemungkinan<br />
menjadi kasarnya permukaan las. Harap diperhatikan bahwa<br />
75
....:I<br />
00<br />
1.3,5 E = i,83<br />
D= 3,66<br />
17 E = 2,90<br />
D = 5,80<br />
20 E = 4,02<br />
D = 8,04<br />
23 E = 5,31<br />
D = 10,62<br />
26 E = 6,79<br />
D = 13,58<br />
29 E = 8,46<br />
D = 16,92<br />
32 E = 10,29<br />
D = 20,58<br />
3,26 3,81<br />
~<br />
3,84 4,48<br />
I--<br />
4,41 5,15<br />
4,99 5,82<br />
5,57 6,50<br />
6,14 7,17<br />
Tabel XI<br />
GAYA YANG DIIZINKAN UNTUK PAKU KEUNG<br />
darl baja palcu kellng Fe 34 pada baja wals fe 37<br />
3,45<br />
~<br />
D = irlsan do bel<br />
I--<br />
gaya desak (ton) pada tebal plaat (mm) dari :<br />
.J<br />
~<br />
·-<br />
ast = 2 x 1,6 t/cm2<br />
17 18 19 20<br />
15,78 16,70<br />
17,41 18,42 19,46 20,48<br />
8,19 '9,22 10,24 11,26 12,29 13,31 14,34 15,36 16,38<br />
7,42 8,35 9.28 10,21 11,14 12,o6 12,99 13,92 14,85<br />
6,66 7,49 8,32 9,15 9,98 10,82 11,65 12,48 13,31<br />
8 9 10. 11 12 13 14 15 16<br />
5,89 6,62 7,36 8,10 8,83 9,571 10,30<br />
5,12 5,76 6,40 7,04 7,68<br />
4,35 4,89 5,44<br />
I 7<br />
2,59. 3,02<br />
lubang palcu gayageser ·<br />
1s = 0,8 x 1,6 t/cm2<br />
E = irisan enkel<br />
1/>dalammm ton
3. Untuk konstruksi-konstruksi yang dibebani dynarnis berlaku bahwa<br />
tegangan yang diijinkan <strong>untuk</strong> paku keling dan bout pada hubungan<br />
batang-batang di mana tirnbul gay•gaya tarik dan tekan dan pada bagian<br />
gelegar di mana tirnbul momen-momen dengan tanda yang berlawanan,<br />
sama dengan besamya tegangan yang diijinkan <strong>untuk</strong> paku· Ueling seperti<br />
pada 1 bila memperhitungkan gaya yang terbesar ataupun momen<br />
yang terbesar, sedangkan <strong>untuk</strong> memperhitungkan gaya yang terkecil<br />
ataupun momen yang terkecil, besamya tegangan geser paku keling<br />
tidak boleh lebih besar dari 0,35 x tegangan tarik yang diijinkan <strong>untuk</strong><br />
. bagian yang disambung sesuai dengan pasal 59.<br />
77
- ·~<br />
00<br />
0<br />
Tabel XIII<br />
PENURUNAN LUAS DALAM CM2 UNTUK PERHITUNGAN PAKU KEUNG<br />
lubana paku ltd 2<br />
~dalarnmrn 4<br />
aeaer<br />
desak pada tebal, plaat (mrn) darl :<br />
6 7 8 9 10 11 12 13 14 IS 16 17 18 19 20<br />
13,5 1,43<br />
17 2,27<br />
20 3,14<br />
23 4,15<br />
26 5,31<br />
29 6,61<br />
32 8,04<br />
E " 1,14 1,62 1,89 2,16<br />
D,. 2,29<br />
E = 1,81 2,04 2,38 2,72 3,06 3,40<br />
D • 3,63<br />
I--<br />
E = 2,51 2,40 2,80 3,20 3,60 4,00 4,40 4,80<br />
D= 5,02<br />
1---<br />
E = 3,32 2,76 3,22 3,68 4,14 4,60 5,06 5,52 5,98 6,44<br />
D = 6,64<br />
I--<br />
E ., 4,25 3,12 3,64 4,16 4,68 5,20 5,72 6,24 6,76 7,28 7,80 8,32<br />
Oa 8,50<br />
1---<br />
E "' 5,28 3,48 4,06 4,64 5,22 5,80 6,38 6,96 7,54 8,12 8,70 9,28<br />
D = 10,57<br />
1---<br />
E • 6,43 3,84 4,48 5,12 5,76 6,40 7,04 7,68 8,32 8,96 9,60 10,24 10,88 11,52 12,16 12,80<br />
D"' 12,87<br />
E .. irlaan enke1<br />
D • irlaan dobel
Tabel XII<br />
rs ·= 0,8 x 2,4t/cm2<br />
GAYA YANG DIIZINKAN UNTUK'PAKU KEUNG<br />
dari baja paku keling Fe 42 dan Fe 47 pada wals Fe 52<br />
0 st = 2 x 2,4 t/cm2<br />
lubang paku<br />
tjJdalam mm<br />
gay a geser<br />
ton<br />
6<br />
7<br />
gaya desak (ton) pada tebal plaat (mm) dari :<br />
8 9 10 11 12 13 14 IS 16<br />
17 18 19 20<br />
13,5 E = 2,74<br />
D = 5,49<br />
3,89<br />
4,53<br />
5,18<br />
17 E = 4,35<br />
D = 8,71<br />
20 E = 6,02<br />
D = 12,05<br />
23 E = 7,97<br />
D = 15,94 .<br />
26 E = 10,19<br />
D = 20,39<br />
29 E = 12,69<br />
D = 25,38<br />
32 E = 15,43<br />
4,90<br />
1---<br />
5,76<br />
6,6::!<br />
7,49<br />
8,35<br />
9,21<br />
5,71<br />
6,72<br />
6,53 7,34 8,16<br />
7,68 8,64 9,60 10,56 11,52<br />
~<br />
7,73 8,83 9,94 11,04 12,14 13,25 14,35 15,46<br />
1---<br />
8,74 9,98 11,23 12,48 13,73 14,98 16,22 17,47 18,72 19,97<br />
~<br />
9,74 11,14 12,53 13,92 15,31 16,70 18,09 19,49 20,88 22,27<br />
1---<br />
10,75 12,29 13,82 15,36 16,90 18,43 19,97 21,50 23,04 24,58<br />
23,66 25,06<br />
26,11 27,65 29,18 30,72<br />
-..J<br />
\0<br />
E = irisan enkel<br />
D = irisan dobel
<strong>untuk</strong> pasangan klinker<br />
<strong>untuk</strong> batu alam dengan keteguhan<br />
patah paling sedikit 700 kg/cm2<br />
<strong>untuk</strong> beton tulang<br />
25 kg/cm2<br />
60kg/cm2<br />
60 kg/cm2<br />
Catalan: Uhatjuga pasal14-3<br />
Jika konstruksi siar dan pekerjaan pengisian siar di bawah du~<br />
dukan. dilakukan -dengan cermat, maka besamya tegangantegangan<br />
yang diijinkan boleh dipertinggi.<br />
E. LANTAIJEMBATAN<br />
Pasal79.<br />
Beton dan beton tulang.<br />
Untuk konstruksi dari beton dan beton tulang bedaku GBV (NEN 100)<br />
sebegitu jauh tidak menyimpang dari pasal-pasal yang di muka.<br />
Catatan : Pada perhitungan lantai, sebagaimana juga pada perhitungan<br />
Pasal80.<br />
Kayu.<br />
konstruksi bajanya, harus dipakai koeflsien-koefisien seperti<br />
pada pasal 14.<br />
1. Untuk tegangan lentur yang diijinkan, tegangan geser yang diijinkan<br />
modulus elastisitas dan berat isi dan papan lantai kayu, berlaku hargaharga<br />
seperti yang tercantum pada tabel XIV.<br />
2. Dianjurkan sebagai lendutan yang diijinkan akibat pembebanan lalu<br />
lintas harga-harga sebagl!i berikut :<br />
Untuk lantai kendaraan<br />
Untuk jalur jalan kaki<br />
1<br />
1400<br />
Di sini Jl adalah panjang bentang dari papan-papan diukur antara flens<br />
darl gelegar memanjang (lihat juga pasal 38).<br />
3. Untuk perhitungan .lantai tidak pedu memperhitungkan koeflSien kejut<br />
seperti yang ada pada pasal14.<br />
1<br />
600<br />
82
Pual76.<br />
Tegangan yang diijinkan <strong>untuk</strong> tarik dan tekm.<br />
Besamya tegangan yang diijmkan <strong>untuk</strong> tarik dan tekan adalah :<br />
bell tuang nodulair 1400 kg/cm2<br />
baja wals Fe 37 1400 kg/cm2<br />
baja tuang GS 45 1400 kg/cm2<br />
baja tuang GS 52 1600 kg/cm2<br />
baja wals Fe 52 2100 kg/crn2<br />
baja ternpa Fe 60 N 2100 kg/crn2<br />
Jika besi tuang abu-acu (GG 14, GG 18, GG 22, GG 26, GG 30) yang dipakai<br />
rnaka berlaku tegangan-te$angan yang dtijinkan sebagai berikut :<br />
a. tegangan tarik yang dtijinkan adalah rnaksirnurn 0,3 x b min. 1)<br />
b. tegangan t~kan yang diijinkan adalah rnaksirnurn 0,6 x b min.1)<br />
{di sini b adalah keteguhan patah yang ditetapkan dengan percobaan<br />
tarik seperti yang dijelaskan dalarn NEN 1031).<br />
1) -Jika tegangan itu rnerupakan akibat lenturan rnaka tetap dipakai tegangan<br />
yang diijinkan yang sarna.<br />
Catatan : Besamya tegangan yang 'diijinkan di sini adalah lebih rendah<br />
Pasal77.<br />
dari pada bagian-bagian lain konstruksi jernbatan. Hal itu disebabkan<br />
karena sulitnya perhitungan dari konstruksi-konstruksi<br />
pendek.<br />
Tegangan kontak yang diijinkan pad a penetrapan rurnus Hertz.<br />
Besamya tegangan kontak yang diijinkan pada bidang sekutu adalah <strong>untuk</strong><br />
turnpuan dari :<br />
baja wals Fe 37<br />
baja tuang Gs 45<br />
baja tuang Gs 52<br />
baja tempa Fe 60 (N)<br />
Pasal78.<br />
6500 kg/crn2<br />
7500kg/cm2<br />
8500 kg/cm2<br />
9500 kg/crn2<br />
Tekanan yang diijinkan pada pekerjaan pasangan, beton atau batu alarn.<br />
Besamya tegangan tekan yang diijinkan pada siar di bawah dudukan adalah :<br />
81
TlbelXI<br />
Jeoja ab ~ I E Bent iii<br />
ICayu<br />
NunaBotaai clabm daJam I cbJam ru.nta<br />
qjcm2 ka/on2 • ~cm2 bdaa udara<br />
Kroewiog. Dipterocupua spec. div. 120 14 100.000 0,15 +)<br />
Yang<br />
Kopie Goupia glabra AUBL 120 16 130.000 0,90<br />
Jamb Eucalyptus JD&IIiDite S.M. 140 16" 100.000 0,90<br />
Perobade Paratecomba peroba KlJHIJl 150 18 100.000 0,80<br />
campos<br />
Mora Morea excelsa BENTH. 150 18 160.000 1,05<br />
Kani EJIC&}yptus diwnic:olor ISO 16 150.000 0,95<br />
F.MUEU..<br />
Purperbart Peltogyoe coofertiflora 160 18 140.000 0,85<br />
BENTH.;<br />
P paoiculata BENTH.<br />
Buralocus l>icoryma paro~eosis BENTK 160 16 140.000 0,80<br />
D. guimenlil AMSR<br />
Biliup Nauc:lea trillnii MERR. 180 20 130.000 0,80<br />
Merbau lntsia bijup 0. KTZE ; 180 18 140.000 0,85<br />
I. palembaaica MIQ.<br />
B~ Shoma spec. div. 180 16 140.000 0,90<br />
Bangkirai S. 1.mfolia ENDERT<br />
Demerara Oc:otea rocU.i MEl.. 220 18 200.000 I,OS<br />
Groeohart<br />
Azobe Lophira alata BANKS, var 250 20 170.000 I,OS<br />
procera BURTT.,<br />
DAVY et HOYLE<br />
Surinaans Tabebuia serratifolia MICR 250 22 200.000 1,10<br />
Groeolwt T. spec. div.<br />
+) Kroewing umumnya 0,80 a 0,85
Catatan : Jenis-jenis kayu yang dipakai paling sedikit harus memtnuhi<br />
syarat-syarat seperti yang. ditetapkan dalam NEN 3180.<br />
Kayu <strong>untuk</strong> tujuan bangunan dan bangunan air, (K.VH 1958).<br />
83
Tabe1XI<br />
Jenis a.b T I<br />
E Berat isi<br />
Kayu NamaBotaDi dalam dalam dalam rata-rata<br />
kg/cm2 kg/rm2! 1'i/cm2 keriDg udara<br />
Kroewing, Dipterocarpus spec. div. 120 14 100.000 0,75 +)<br />
Yang<br />
Kopie Goupia glabra A UBI.. 120 16 130.000 0,90<br />
Jarrah Eucalyptus marginate S.M. 140 16' 100.000 0,90<br />
Peroba de Paratecomba peroba KUHI.M 150 18 100.000 0,80<br />
campos<br />
Mora Mon:a excelaa BENTH. 150 18 160.000 1,05<br />
Karri EJJcalyptus diwrsicolor 150 16 150.000 0,95<br />
F.MUEU..<br />
Purperhart Pehogyne confertif]ora 160 18 140.000 Q,85<br />
BENTH.;<br />
P paniculata BENTH.<br />
Basralocua l>icoryma par.1eDSis BENTH. 160 16 140.000 0,80<br />
D. guianeDSia AMSH.<br />
Bilinga Nauclea trillesii MERR. 180 20 130.000 0,80<br />
Merbau Intaia bijuga 0. KTZE ; 180 18 140.000 0,85<br />
I. palembanica MIQ.<br />
Balau, Shon:a spec. div. 180 16 140.000 0,90<br />
Bangkirai S. laevifolia ENDERT<br />
Demerara Ocotea rodiaei MEZ. 220 18 200.000 1,05<br />
Groenhart<br />
Azobe Lophira alata BANKS, var 250 20 170.000 1,05<br />
procera BURTI.,<br />
DAVYetHOYLE<br />
Surinaans Tabebuia serratifolia MICH. 250 22 200.000 1,10<br />
Groenhart T. spec. div.<br />
+) Kroewing umumnya 0,80 a 0,85<br />
84·