Itenas Magazine 01-2018

1

PT GPS LANDS INDOSOLUTIONS 

Authorized Distributor 

Authorized Service Center 

Authorized Training Center 

Trimble Engineering & Survey 

GNSS Surveying Systems 

Digital Levels 

Total Stations 

3D Laser Scanning 

Data Radios/Communications 

Land Mobile Mapping Systems 

UAV 

Imaging Rover 

Data Logger 

Field Software for Survey 

Office Software for Survey 

Imaging Software 

Trimble R8s 

Trimble SX10 

Trimble R10 

Trimble C3 

Trimble R9s 

Trimble Mobile 

Mapping MX9 

Trimble Mapping & GIS 

GPS Handheld 

GNSS Receiver for Mapping 

Field Software for Mapping 

Office Software for Mapping 

Data Collector 

Field Inspector Solution 

Trimble Juno 5 

Trimble Geo7X 

Trimble TDC100 

Trimble Advance Positioning 

GNSS Realtime Networks 

Correction Services 

Monitoring 

Pivot Platform Software 

Trimble Alloy 

Zephyr Geodetic 

Kantor PUSAT 

Jl. Ciputat Raya No. 4F Kebayoran Lama 

Jakarta Selatan 12240 

Telp. +62 21 7238381 

Fax. +62 21 7238403 

Email: info@gpslands.co.id 

Homepage: www.gpslands.co.id 

Kantor Cabang Bandung 

BizPark Commercial Estate Bandung 

Jln. Raya Kopo No. 455, Blok A1-10. 

Bandung 40227 

Tlp. 022-87784510 

Email: bandung@gpslands.co.id 

Kantor Cabang Medan 

Jl. Taman Setiabudi Indah Blok J No. 21 

Medan 

Email: medan@gpslands.co.id 

Kantor Cabang Balikpapan 

Jl. M.T. Haryono, Ruko Balikpapan Baru 

Blok D4 No. 6, Balikpapan 

Telp./Fax. +62 542 878 294 

Email: balikpapan@gpslands.co.id 

Kantor Cabang Makassar 

Jl. Baji Pasare 2 No. 2 

Makassar 

Email: makassar@gpslands.co.id

DAFTAR ISI 

COVER 

STORY 

GLOKALITAS ITENAS 

2 nd ITENAS TECHNOLOGY AND 

INNOVATION CHAMPIONSHIP (ITIC) 

h.38 

Learning without Borders 

h.41 

Duta Bangsa di Balik Layar 

h.43 

CAKRAWALA 

BELA NEGARA 

BUKAN SOALAN ANGKAT SENJATA 

Sepintas Kisah dari Pendidikan Kesadaran 

Bela Negara Itenas Bandung 

h.6 

Best Oral Presentation di ICIEA 

2018 

Jinggaswara Itenas juara di 

Singapore 

h.44 

h.46 

MENYAPA INDONESIA 

MENINJAU DESAIN INTERIOR BANDARA 

INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) 

KERTAJATI 

h.12 ORANGE NEWS 

h.25 

Visitasi 4 Program 

Studi Itenas 

Seminar ‘Infrastruktur 

Berkelanjutan’ 

h.26 

ATLAS JALUR MUDIK 2018: 

Persembahan Itenas untuk 

Pemudik di Tanah Air 

h.16 

Belajar Keluar 

Dari Lembaran Buku 

3 DECADES TI ‘88 ITENAS 

“Caring - Sharing - Inspiring” 

Konsep Green Building pada 

Kawasan Perkotaan 

Liputan Pelatihan Kerja Sama Lab 

Konversi Energi dan HMM Itenas 

dengan PT. Daikin Air Conditioning 

Indonesia 

h.28 

h.29 

h.31 

h.33 

PERSONA h.48 

“DALAM HAL APAPUN, INTEGRITAS 

ADALAH YANG UTAMA” 

Sepintas wawancara dengan Dr. Ir. Iwan 

Inrawan Wiratmadja, Ketua Yayasan 

Pendidikan Dayang Sumbi (YPDS) 

Arkamaya Arsitektur 

“Reduce, Reuse, Recycle” 

h.34 

DKV BaPer: 

Ketika Sebuah Karya Desain 

Berani Keluar dari Foldernya 

Karya Mahasiswa Teknik Sipil Itenas 

Meraih Predikat Maket Terbaik dan 

Poster Terbaik 

h.19 

h.21 

Asal-usul Jajanan Indonesia- 

Tiongkok di Diskusi Santai Chinese 

Corner Perpustakaan Itenas 

Karena Pendidikan 

Adalah Cahaya 

h.35 

h.36 

EDITORIAL 

JENDELA LITERASI 

RELUNG 

CANDERA GAMBAR 

h.5 

h.50 

h.52 

h.54 

PESTA MEDALI Tim 

Taekwondo Itenas 

h.23 

Itenas Bandung Juara 2 Kompetisi 

ISSC 2017 

h.24 

3

DARI REDAKSI 

Selamat datang di Edisi Perdana 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 

Itenas Magazine merupakan peralihan bentuk media dari format 

Buletin Berita Itenas yang diterbitkan sejak tahun 1990 oleh 

Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Tidak hanya sebagai 

sarana komunikasi kegiatan akademik dan nonakademik sivitas 

akademika, namun Itenas Magazine juga bisa menjadi informasi 

dan promosi bagi warga masyarakat, pebisnis, praktisi, dan 

instansi yang ada di Kota Bandung maupun kota-kota lainnya di 

Indonesia. Dengan rubrik-rubrik yang sangat menarik, seperti 

Cakrawala, Menyapa Indonesia, Orange News, Jendela Literasi, 

Relung, Glokalitas Itenas, Persona, maka tagline Itenas Magazine 

yang mengusung moto Itenas Unggul 2030: ”Serving The Nation, 

Going Global” akan menjadi referensi bacaan masyarakat dengan 

segmentasi yang lebih luas di luar lingkungan sivitas akademika. 

Terima kasih diucapkan kepada seluruh pihak sivitas akademika 

yang telah memberikan dukungan dan energi dalam penerbitan 

Itenas Magazine Edisi Perdana. Semoga Itenas Magazine dapat 

memberikan ruang lebih luas untuk mengasimilasi beragam 

informasi positif yang akan menciptakan pengetahuan baru dan 

kesadaran global yang lebih besar. 

Pemimpin Umum Itenas Magazine 

Dr. Dewi Kania Sari, Ir., M.T. 

MEDIA KOMUNIKASI INSTITUT 

TEKNOLOGI NASIONAL 

EDISI PERDANA / AGUSTUS 2018 

pelindung 

REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL 

penanggung jawab 

KEPALA HUMAS - BPKP ITENAS 

pemimpin umum 

DR. DEWI KANIA SARI, IR., M.T. 

pemimpin redaksi 

AGUSTINA KUSUMA DEWI, S.SOS., M.DS. 

redaktur 

SONY HERDIANA, S.T., M.REGDEV. 

DR. RER. NAT. DIAN NOOR HANDIANI 

NIKEN SYAFITRI, S.T., M.T. 

DETTY FITRIANY, S.SN., M.T. 

ALIFIA RAHMANIAR, S.I.KOM. 

editor 

DR. CAECILIA SRI WAHYUNING S, IR. M.T. 

reporter 

ALIFIA RAHMANIAR, S.I.KOM. 

TAUFIK NUGRAHA, S.I.KOM. 

desain grafis & tata letak 

DELLA MEIRALARASARI, M.DS. 

fotografer & videografi 

BHAKTI HERDIANTO, A.MD. 

AWAL WAHYU RAHMADI, S.DS. 

alamat redaksi 

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL 

JL. PHH. MUSTAFA NO. 23 BANDUNG 

JAWA BARAT, INDONESIA 40124 

kontak redaksi 

magazine@itenas.ac.id 

www.itenas.ac.id (e-magazine) 

instagram : @itenas.official 

pemasangan iklan dan pemesanan 

HUMAS ITENAS 

HARRY SEPTIANA/HASAN BASARI 

Tel. +62 22 7272215 (ext. 164) 

dicetak oleh 

PT. KARYA MANUNGGAL LITHOMAS 

bendahara 

YATI MULIATI SADLI, IR., M.T. 

e-magazine 

AGUS WARDANA, S.SOS. 

foto sampul edisi .01 

foto oleh 

INKO SAKTI D, S.T., M.DS. 

digital imaging & editor 

BHAKTI HERDIANTO, A.MD. 

4 ITENAS MAGAZINE • AGUSTUS 2018

Bela Negara : 

EDITORIAL 

PROUD OF NATION 

Teknologi yang berkembang serupa phantasmgoria 

memunculkan kecenderungan ketersingkapan ruang 

publik, yang menjadi salah satu karakter masyarakat 

urban. Ketersingkapan ini dapat divisualkan melalui 

beragam perilaku, serta dipengaruhi oleh beragam 

kanal-kanal informasi, pun cara-cara memeroleh 

informasi dalam masyarakat komunal. Ungkapan 

‘jutaan orang tidak bisa salah semuanya’ merupakan 

indikasi dari kecenderungan umum untuk menerima 

budaya komunal tanpa pertanyaan, diikuti saja. 

Meskipun nampak seperti sebuah ruang yang sangat 

terbuka, konsep komunal ini dapat dilihat sebagai 

kekuatan positif, namun sebaliknya, bisa menjadi 

sesuatu yang negatif jika ide komunal yang diikuti 

tersebut adalah keliru, sebuah ancaman hibrida. Pada 

tatanan akademik, memodifikasi dan mengadaptasi 

proses kerja ansambel bisa menjadi mekanisme 

berproses lain yang dapat meminimalisasi sisi negatif 

ruang komunal kaitannya dengan terpaan informasi, 

dan menjadikannya daya gotong royong serta 

kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam 

teamwork, terutama berkaitan dengan tata pamong 

serta penerapannya pada penyelenggaraan proses 

pembelajaran. 

Dengan kerja teamwork pada tatanan kebijakan pula, 

Tim Kurikulum Itenas Bandung menguatkan inisiasi 

untuk menyelaraskan kebijakan Itenas mengubah 

metode pembelajaran mata kuliah Kewarganegaraan 

dan Pancasila untuk Angkatan 2017 menjadi 

sebuah kegiatan proses pembelajaran yang 

mengkombinasikan beberapa model pembelajaran, 

dan kemudian diimplementasikan dalam kegiatan 

Pendidikan Kesadaran Bela Negara bekerja sama 

dengan Rindam III Siliwangi dan Kementerian 

Pertahanan. Kegiatan ini merupakan satu respon Itenas 

atas pergerakan zaman yang terus berubah dengan 

cepat, nyaris menggerus nilai-nilai kebangsaan dan 

kebanggaan bernegara Indonesia; termasuk juga 

budaya komunal yang menyikapi derasnya arus 

informasi tanpa mengindahkan proses ‘saring before 

sharing’. 

Kerja bersama secara cerdas, melahirkan gagasangagasan 

komprehensif yang dapat dituangkan 

dalam perilaku kecendekiawanan, itulah salah satu 

di antaranya yang diharapkan muncul dari Kegiatan 

Pendidikan Kesadaran Bela Negara Itenas Bandung. 

Sebuah ruang transisi dari apersepsi masyarakat 

mengenai Bela Negara adalah militerisme, Itenas 

Bandung selaras dengan tuntutan kompetensi 

SNPT (Standar Nasional Pendidikan Tinggi) DIKTI 

berdasar pada Permenristek Dikti nomor 44 tahun 

2015, mengarahkan pembelajaran Kewarganegaraan 

dan Pancasila pada pengayaan materi softskills yang 

kongkrit dan pendewasaan ilmu kebangsaan dan 

kenegaraan dari pemateri berkompeten di bidangnya. 

Memang benar adanya, ruang transisi adalah 

ruang untuk berdialog. Seperti juga halnya transisi 

konsep media informasi Itenas, yang beralih dari 

Buletin menjadi Majalah, Itenas Magazine berupaya 

menawarkan bentuk lain ruang diskursif yang 

tidak hanya berada pada tatanan wacana, namun 

juga bertekad menjadi media komunikasi yang 

menjembatani kontribusi nyata Itenas Bandung 

dalam menyapa Indonesia, berjabat tangan dengan 

dunia, berlandaskan pada integritas sebagai salah 

satu bentuk karakter yang terus ditumbuhkan, dibina 

dan diinternalisasi seluruh sivitas akademika Itenas 

Bandung, demi untuk mencapai proud of nation. 

Dari kami seluruh jajaran Tim Redaksi Itenas Magazine, 

Salam Sinergi 

5

CAKRAWALA 

SEPINTAS KISAH DARI PENDIDIKAN KESADARAN BELA NEGARA ITENAS 

BELA 

NEGARA 

BUKAN SOALAN 

ANGKAT SENJATA 

Bela Negara erat kaitannya dengan pembinaan karakter kebangsaan pada sumber 

daya manusia pertahanan negara yang tangguh dalam mempersiapkan dan siap untuk 

menghadapi berbagai ancaman. Sistem Pertahanan Negara Indonesia melibatkan seluruh 

komponen bangsa dan sumber daya nasional yang dimiliki. Doktrin pertahanan negara di 

Indonesia dikenal dengan sebutan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta 

(Sishankamrata), yaitu pertahanan negara dengan TNI dan Polri sebagai komponen utama 

dan sebagai ujung tombak kekuatan bersenjata yang berada di garis depan pada pertahanan 

negara, dengan didukung oleh semangat militansi kekuatan rakyat dengan Bela Negaranya. 

Dalam keadaan damai, di mana belum terjadinya perang atau konflik senjata dengan negara 

mana pun atau terjadinya pemberontakan bersenjata di dalam negeri sendiri, dukungan 

rakyat dapat dilakukan dengan penanaman nilai-nilai bela negara dengan melakukan aktivitas 

pembangunan secara fisik dan nonfisik yang lebih bermanfaat dalam bentuk mengisi dan 

mempertahankan kemerdekaan. 


Apalagi dengan kondisi saat ini dengan semakin 

pesatnya perkembangan teknologi informasi yang 

terjadi di era globalisasi ini tanpa batas, dapat 

mengisi kemerdekaan tersebut dengan berbagai 

hal positif untuk menghindari terjadinya berbagai 

konflik fisik antargolongan masyarakat yang serba 

berkemajemukan adalah sebagai bukti keikutsertaan 

sebagai warga negara dalam Bela Negara. Diharapkan 

dengan hal tersebut, maka perkembangan globalisasi 

dalam bentuk apapun tidak akan mempengaruhi 

terhadap keselamatan dan kedaulatan Negara 

Indonesia serta akan lebih memperkuat penghayatan 

dan pengamalan nilai-nilai ideologi Pancasila sebagai 

ideologi bangsa Indonesia; dan demikian pula dengan 

adanya kebijakan ekonomi dunia dan pemberlakuan 

sistem ekonomi pasar bebas Asia dan dunia berharap 

tidak akan mengurangi nilai-nilai keberdaulatan 

ekonomi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan 

rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang 

adil dan makmur untuk kemaslahatan bangsa dan 

negara. 

Menyikapi hal tersebut, Institut Teknologi Nasional 

(Itenas) Bandung berupaya melakukan pembinaan 

ke arah pembentukan karakter mahasiswa, melalui 

kegiatan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai 

nasionalisme kebangsaan dalam berbagai bidang, 

baik di bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan 

budaya demi keberlanjutan kehidupan berbangsa 

dan bernegara. Berkaitan dengan hal ini, Kolonel 

Kav. Tjetjep Darmawan, Pejabat PTP Kementerian 

Pertahanan Wilayah Jawa Barat mengungkapkan 

bahwa pembinaan nilai-nilai karakter kebangsaan 

menjadi salah satu upaya doktrin pertahanan negara 

dalam bagaimana membangun atau mengelola, 

menyelenggarakan, dan melaksanakan sistem 

pertahanan negara Indonesia pascakemerdekaan, 

seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik 

Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan 

Negara. Pascareformasi menjadi satu titik balik 

untuk menata kembali dua aspek utama, pada aspek 

security (keamanan) dan prosperity (kesejahteraan). 

Kedua aspek ini memerlukan pengelolaan dan 

penyelenggaraan yang optimal pada Sumber Daya 

Manusia Indonesia sebagai potensi utama yang 

meneruskan estafet pembangunan bangsa dalam 

menjaga kedamaian dan perdamaian di negara 

tercinta Indonesia, yang salah satu di antaranya 

adalah mahasiswa yang merupakan penerus atau aset 

TESTIMONI MAHASISWA 

Irsyad Akbar Burhanudin, Teknik Sipil Itenas Angkatan 2017 

“Menurut saya, Bela Negara adalah suatu kegiatan yang 

bermanfaat untuk membentuk karakteristik seseorang. 

Kegiatan ini bermanfaat untuk menimbulkan rasa tanggung 

jawab, rasa peduli, rasa nasionalisme, dan lebih peduli 

terhadap sesama atau pun negara. Bentuk kegiatannya 

sendiri sangat tepat untuk anak jaman now, karena di 

zaman sekarang khususnya generasi zaman now yang saya 

lihat kurang rasa peduli terhadap nilai nilai kebangsaan, 

nasionalisme, dan lain lain. Maka dari itu kegiatan ini sangat 

bermanfaat agar kita tidak termakan oleh zaman seutuhnya. 

Kegiatan ini sangatlah bagus, hanya saja pesan yang 

disampaikan oleh panitia penyelenggara tidak sepenuhnya 

sampai kepada kami karena yang saya lihat diantara kami 

masih banyak yang belum menanamkan apa itu rasa peduli, 

nasionalisme, dan lain sebagainya. Saran saya bagi panitia 

yang mungkin nanti menyelenggarakan Bela Negara agar 

ditekankan lagi nilai moral, nasionalisme, dan sebagainya 

ke para peserta yang nanti akan menjalankannya, agar 

apa yang disampaikan oleh pemateri atau sumbernya 

tidak hanya lewat seperti angin saja. Kegiatan Bela Negara 

ini lebih mengasikkan dari Kegiatan Pendidikan dasar 

sebelumnya, karena dengan kegiatan ini kita bisa kenal satu 

sama lain, tidak hanya kenal dengan teman satu jurusan 

saja, mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang insha Allah 

bermanfaat bagi diri kita, masyarakat, bangsa dan negara.” 

Sharah Nurhaliza, Teknik Sipil Itenas Angkatan 2017 

“Menurut saya pribadi, kegiatan bela negara itu adalah suatu 

upaya pengembangan diri bagi setiap warga negara agar 

mereka bisa menjaga keutuhan dan kesatuan negaranya. 

Banyak manfaat yang bisa didapat, salah satunya memupuk 

rasa perduli terhadap Negara, karena di saat sekarang 

banyak pemuda/i yang mengabaikan negaranya. Kegiatan 

ini tepat untuk generasi zaman now, dan malah sebaiknya 

dilaksanakan dari tahun-tahun sebelumnya. Mungkin 

masukannya sedikit lebih banyak lagi persiapan dan 

pemberitahuan mengenai bela Negara. Saya pribadi lebih 

suka kegiatan bela negara ini ketimbang pendidikan dasar 

yang sebelumnya, karena di kegiatan ini kami mahasiswa/i 

bisa membaur, mendapatkan teman baru dan berbagi satu 

sama lain.” 

modafinilsale.com 

7

Stephanie Deviana, DKV Itenas, Angkatan 2015 

“Yang saya tahu bela negara merupakan kegiatan yang 

mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, 

kedisiplinan, kebersamaan, kekompakan dan keberanian. 

Juga sebagai syarat kelulusan mata kuliah Kewarganegaraan. 

Yang saya dapatkan setelah mengikuti bela negara 

adalah saya menjadi lebih mengetahui kesulitan dan 

beratnya menjadi anggota TNI untuk menjaga Negara 

Republik Indonesia, jiwa kepemimpinan saya berambah, 

memperbanyak teman dari jurusan lain, mengenal 

karakteristik orang-orang disekitar, lebih menghargai dan 

menghormati pahlawan-pahlawan yang sudah membela 

Negara Indonesia. Menurut saya kegiatan ini sudah tepat 

untuk kami di zaman now, hanya sedikit masukan saja, 

pengelolaan waktu dan alur dalam kegiatan outbond setiap 

kelompok harus lebih di susun, unit kesehatan dari pihak 

TNI perlu untuk meningkatkan pelayanan kesehatannya. 

Sarannya, jika ada tayangan audio visual mengenai cara 

kerja TNI di Indonesia akan lebih menarik, waktu kegiatan 

bela negara ditambah, mungkin bisa menjadi 4/5 hari, ada 

lomba rintangan untuk latihan para TNI (merangkak dibawah 

jaring kawat, memanjat tali, berlari diatas ban, dll).” 

Fauzi S Rahmatullah, DKV Itenas 

Angkatan 2015 

“Kegiatan bela negara adalah suatu kegiatan yang 

mengajarkan pesertanya berperan aktif dalam membela 

negara, dengan cara meningkatkan kekompakan, 

menanamkan keberanian dan juga berdisiplin dalam 

menghargai waktu. Saya mendapatkan banyak pelajaran 

yang bisa saya ambil, dan yang terpenting dapat merasakan 

beratnya perjuangan perjuangan pahlawan dulu demi 

memperjuangkan bangsa Indonesia ini, walaupun tidak 

secara langsung. Tepat sekali kegiatan tersebut dilakukan 

untuk menumbuhkan karakter zaman sekarang. Sayangnya, 

ketika kegiatan berlangsung ada saja peserta yang berpurapura 

mengalami sakit karena tidak kuat mengikuti kegiatan 

bela negara yang terkesan keras, tegas, dsb, meskipun 

menurut saya, sebenarnya masih dalam batas yang wajar. 

Waktu pelaksanaan mungkin bisa lebih ditambah, sehingga 

kegiatan bisa berjalan lebih maksimal.” 

bangsa dan juga kaum intelektual yang berperan 

penting dalam perubahan bangsa ke arah yang lebih 

baik, untuk pada suatu saat negara dalam kondisi 

krisis, Mahasiswa sanggup dan mampu memberikan 

kontribusi masukan berupa solusi terbaik bagi 

keberlangsungan Bangsa dan Negara Republik 

Indonesia. 

Pada masa damai ini, seperti yang dikutip dari 

wawancara dengan Kolonel Kav. Tjetjep Darmawan, 

teridentifikasi ada beberapa bentuk ancaman yang 

menjadi tanggung jawab semua Kementerian/ 

Lembaga Negara atau instansi di luar badan 

pertahanan dan keamanan, bahkan seharusnya 

juga menjadi perhatian masyarakat agar siap 

untuk menghadapi ancaman tersebut di tengah 

perkembangan situasi gelobal. Ancaman tersebut 

adalah ancaman militer (ancaman nyata ketika terjadi 

bentuk konfrontasi fisik dari kekuatan bersenjata 

negara lain untuk menguasai negara Indonesia), 

ancaman hibrida (perpaduan ancaman militer dan 

ancaman nonmiliter, misalnya salah satu contoh dan 

yang selalu digunakan untuk kepentingan suatu 

negara tertentu adalah menimbulkan konflik fisik 

akibat politik adu domba dan SARA), ancaman 

nonmiliter yang secara konkret saat ini dalam bentuk 

masuknya narkoba secara masif, paham radikalisme, 

pencurian sumber daya alam, dan media sosial 

yang tidak digunakan secara bijaksana. Dalam 

hal ini, beliau pun menyatakan bahwa Pendidikan 

Kesadaran Bela Negara kaitannya dengan pembinaan 

karakter, harus tertata dan berkesinambungan yang 

dilaksanakan di lingkungan pemukiman, lingkungan 

kerja, dan lingkungan pendidikan dari usia dini 

sampai perguruan tinggi. Saat ini, kendala terbesar 

yang terjadi berkaitan dengan kesadaran bela negara 

adalah soal sosialisasi yang belum merata, termasuk 

diantaranya pemahaman tentang bela negara adalah 

militerisme, padahal sesungguhnya, titik berat bela 

negara bukan dalam artian hanya angkat senjata 

atau wajib militer, tapi bagaimana masyarakat yang 

sekarang ini dapat mengembalikan kebanggaan dan 

kecintaannya pada tanah air, nilai-nilai nasionalisme, 

terutama ketika masyarakat mulai kehilangan sense 

kebersamaan sebagai warga negara, dan sudah 

mulai tergeser dan tergerus karena perkembangan 

teknologi informatika yang tanpa batas dan salah 

tafsir dalam pemanfaatanya. 


Hal senada juga dinyatakan oleh Silvia Sukirman, 

Ir. sebagai Ketua Tim Kurikulum Institut, yang 

memaparkan secara ringkas bahwa perubahan 

kebijakan kurikulum Itenas (Kurikulum 2017) dilakukan 

selaras dengan Permenristek Dikti nomor 44 tahun 

2015 yaitu adanya SNPT (Standar Nasional Pendidikan 

Tinggi) Dikti yang lebih menekankan pada Capaian 

Pembelajaran Lulusan (CPL) terkait dengan KKNI 

dan terbagi menjadi 4 tujuan yang terintegrasi, yaitu 

Sikap, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus, 

dan Pengetahuan. Itenas menyadari bahwa Sikap 

dan Keterampilan Umum memerlukan pendekatan 

yang lebih khusus dalam pemberian materinya. Tahun 

2011, Itenas menggunakan Kurikulum 2011 berbasis 

pada kompetensi, yang menguatkan kesadaran 

bahwa mahasiswa perlu pembinaan sejak dini pada 

komponen sikap dan kerja sama, sehingga kemudian 

melahirkan Program Pelatihan Dasar 1-4, terdiri 

atas Pengembangan Diri, Pengembangan Relasi, 

Pengembangan Kepemimpinan, dan Pengembangan 

Kewirausahaan. 

Standar Nasional Dikti yang memiliki tuntutan 

berkaitan dengan pembinaan sikap, kemudian 

menginisiasi Itenas untuk mengintegrasikan capaian 

pembelajaran lulusan tersebut dengan Mata Kuliah 

Kewarganegaraan dan Pancasila, menggunakan 

kombinasi model pembelajaran, yaitu melalui 

ceramah (30 %) dan Student Centered Learning/ 

kegiatan lapangan (70%). Materi matakuliah tersebut 

memasukkan materi bela negara yang pada 

perumusannya dikuatkan dengan adanya kebijakan 

pemerintah yaitu mewajibkan pelaksanaan program 

bela negara bagi setiap elemen masyarakat. Dalam 

melaksanakan kegiatan ini, pertemuan antara sipil 

dan militer memunculkan kecanggungan sendiri 

karena ada perbedaan karakter satu sama lain, juga 

persepsi orangtua merespon peralihan bentuk 

kegiatan matakuliah ini yang awalnya menganggap 

bahwa kegiatan ini adalah kegiatan militerisme. 

Meski demikian, hal tersebut dapat diatasi secara 

optimal melalui komunikasi yang bersifat dialogis. 

Prof. Meilinda Nurbanasari, S.T., M.T., Ph.D. sebagai 

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan 

Itenas Bandung yang bertangungjawab atas 

pelaksanaan kegiatan akademik di Itenas pun 

menyatakan bahwa alasan lain yang menyertai 

perubahan pola pembelajaran Kewarganegaraan 

dilatarbelakangi fenomena bahwa untuk menyikapi 

perubahan zaman yang berdampak pada mahasiswa 

tidak dapat menerima pembelajaran hanya dalam 

model klasikal, namun perlu dibekali juga dengan 

softskill kongkrit; adanya kedisiplinan, pengembangan 

diri serta pengetahuan mengenai wawasan 

kebangsaan yang diberikan langsung dari para 

pemangku kebijakan sebagai pemateri berkompeten 

di bidang Pendidikan Kesadaran Bela Negara. 

Prof. Meilinda juga berpendapat, kegiatan ini dapat 

menjadi bentuk penyaluran energi mahasiswa baru 

yang secara positif berpotensi untuk menguatkan 

pembentukan karakter bangsa sejak dini sebagai 

generasi muda. Menurut beliau, tantangan terbesar 

yang harus dihadapi saat ini adalah teknologi 

berkembang semakin pesat, mudah sekali 

terkontaminasi, sehingga kesadaran ‘saring before 

sharing’ perlu dilakukan, agar generasi muda menjadi 

persona yang tidak mudah terpengaruh, welleducated 

dalam merespon informasi. Generasi muda 

Indonesia perlu dibekali wujud kongkrit Bela negara 

dengan perilaku kecendekiawanan untuk menghadapi 

ancaman-ancaman yang terselubung. 

9

HIGHLIGHTS 

EN 

BELA NEGARA (DEFENDING THE NATION) 

IS NOT JUST A MATTER OF GOING INTO WAR 

A brief story behind the training on Bela Negara 

awareness conducted by Itenas. 

Bela Negara is closely related to fostering national 

characters in Human Resources. In peaceful conditions, in 

which no war happens, or no armed conflict with any other 

country arises, or no armed rebellion emerges against 

the established government, the nation’s support to the 

country can be actualized by fostering the values of Bela 

Negara in forms of carrying out material and immaterial 

development activities, which are instrumental in fulfilling 

and defending the national independence. In response 

to this, Itenas Bandung endeavors to build students’ 

characters by conducting activities aimed at actualizing the 

values of nationalism in various walks of life, such as in social, 

politic, economical and cultural life for the life sustainability 

of the nation and the country. Based on DIKTI’s National 

Standards demanding that education should also cover 

attitude instillment, Itenas Bandung makes attempt to 

initiate the integration of the graduates’ learning outcome 

with not only Civic but also Pancasila course, by using a 

learning model combining classical lecture (30%) as well 

as Student Centered Learning (70%). This subject matter 

includes the topic about Bela Negara of which formulation 

is strengthened by the government policy which obliges 

the implementation of national defense program by every 

element of the society. The subject matter is carried out 

in form of Bela Negara training camp. So far, the activity 

has been conducted once from February 3rd to March 5th, 

2018 attended by as many as 1360 students of 2017 cohort 

which was grouped into 5 (five) batches. The whole series 

of the activity took place in Depo Pendidikan (DODIK) Bela 

Negara Cikole, Lembang, Bandung. The Rector of Itenas 

officially opened the activity on February 3, 2018 of which 

ceremony was also attended by the Itenas’s high level 

management, Expert Staff to the Minister of Defense of 

the Republic of Indonesia for Social Affairs, Maj. Gen. Deni 

K. Irawan, the Commander of Rindam III Siliwangi, Colonel 

Inf. Sudaryanto, S. E., and the PTP official to the Ministry 

of Defense of West Java region, Colonel Kav. Tjetjep 

Darmawan. 

Arsyad Ramadhan Darlis, M.T. sebagai salah satu 

anggota panitia Pelaksana Kegiatan Kesadaran Bela 

Negara pun mengungkapkan bahwa penguatan 

perumusan program kegiatan ini dilakukan sejak 

penerimaan Mahasiswa Baru yang menghadirkan 

Prof. Dr. Bondan T. Sofyan, perwakilan pusat dari 

Kementerian Pertahanan, yang memberikan motivasi 

perlunya kesadaran bela negara sejak awal, yang 

selaras dengan kebijakan Itenas mengubah metoda 

pembelajaran mata kuliah Kewarganegaraan untuk 

Angkatan 2017 menjadi sebuah kegiatan proses 

pembelajaran dengan metoda interaktif dan Student 

Centered Learning (SCL), bekerja sama dengan 

Rindam III Siliwangi dan Kementerian Pertahanan. 

Beliau memaparkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 

1360 mahasiswa Angkatan 2017 yang terbagi menjadi 

5 (lima) gelombang mulai tanggal 3 Februari 2018 

sampai dengan 5 maret 2018. Seluruh rangkaian 

kegiatan dilaksanakan di Depo Pendidikan (DODIK) 

Bela Negara Cikole, Lembang, Bandung. Pembukaan 

Kegiatan Mata kuliah Kewarganegaraan dibuka 

langsung oleh Rektor Itenas pada tanggal 3 Februari 

2018 dan dihadiri oleh Jajaran Pimpinan Itenas, Staf 

Akhli Menteri Pertahanan Republik Indonesia Bidang 

Sosial, Mayjen TNI Deni K. Irawan, Komandan Rindam 

III Siliwangi, Kolonel Inf. Sudaryanto, S. E. dan Pejabat 

PTP Kementerian Pertahanan Wilayah Jawa Barat 

Kolonel Kav. Tjetjep Darmawan. 

Berkaitan dengan hal ini, Mayen TNI Deni K. Irawan, 

perwakilan pusat dari Kementerian Pertahanan 

mengapresiasi dengan sangat positif kegiatan ini, 

selain karena sejalan dengan program pemerintah dan 

juga sesuai Undang-Undang, yaitu menanamkan sikap 

siap bela negara pada generasi muda, beliau sekaligus 

juga berharap program kegiatan yang diadakan oleh 

Itenas Bandung dapat menjadi pilot project bagi 

perguruan tinggi lain di Jawa Barat, sebagai upaya 

sejak dini dalam menanamkan jati diri sebagai Warga 

Negara Indonesia yang ingin negaranya maju, aman 

damai untuk generasi berikutnya dengan menjadi 

pribadi berkarakter yang memiliki pendewasaan ilmu. 

[Khusus/IM] 


11

BANDARA KARYA SIVITAS AKADEMIKA DESAIN INTERIOR ITENAS 


Meninjau Desain Interior 

Bandara Internasional 

Jawa Barat (BIJB) Kertajati 

“Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati 

telah resmi beroperasi sejak Kamis pagi, 24 Mei 2018 

lalu ditandai dengan pendaratan perdana (historical 

landing) pesawat kepresidenan yang membawa 

rombongan Presiden Joko Widodo dari Bandara 

Halim Perdana Kusumah, Jakarta. Pendaratan pesawat 

kepresidenan itu disambut dengan tradisi water salute 

(penyiraman air oleh dua mobil pemadam yang berada 

di sisi kiri dan kanan pesawat).” 

Rencana Teknis Terinci (RTT) sisi darat Bandara 

Kertajati direncanakan sejak tahun 2014. Proses 

pembangunannya dilaksanakan sejak tahun 

2016 ditandai dengan peletakan batu pertama 

oleh Presiden Jokowi sebagai tanda dimulainya 

pembangunan bandara yang melibatkan kerja sama 

antara pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Jawa 

Barat dan juga perusahaan swasta. Lokasi BIJB 

yang terletak di Kertajati, Majalengka, merupakan 

lokasi yang strategis, karena berada di pusatpusat 

perekonomian Jawa Barat yang terdiri atas 

Metropolitan Bandung, Metropolitan Cirebon, dan 

Bodebekkarpur (Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi 

Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, 

Kota Bogor, dan Kota Bekasi. Selain itu, BIJB juga 

berdekatan dengan Industri Cikarang, Kawasan 

Industri Karawang, dan sekitarnya. Perencanaan 

bandara, bisnis, dan tata kotanya didesain secara 

terpadu dan didukung oleh keberadaan Jalan Tol 

Cipali & Cisumdawu, jalur kereta api, dan akses ke 

Pelabuhan Patimban. Sebagai bandar udara modern 

berkelas Internasional, dibangun juga kawasan aerocity 

yang terintegrasi dengan bandara. Perkembangan 

infrastruktur dan pertumbuhan kawasan aerocity ini 

nantinya akan dipengaruhi oleh BIJB sebagai pilot 

project di kawasan ini. 


Tidak banyak yang mengetahui bahwa interior 

terminal utama BIJB didesain oleh sivitas akademika 

Desain Interior Itenas. Principal interior designer BIJB 

adalah Drs. Aing R. Nayadilaga, M.T., HDII., seorang 

praktisi dan Staf Pengajar Luar Biasa di Program Studi 

Desain Interior Itenas Bandung. Kerap disapa dengan 

“Pak Aing”, beliau adalah seorang ahli Desain Interior 

profesional bersertifikasi Utama HDII yang telah 

memberikan banyak kontribusi di proyek-proyek skala 

besar baik di dalam dan luar negeri. 

-- Drs. Aing R. Nayadilaga, M.T., HDII. 

(Majalengka, Cirebon, khususnya, dan Jawa Barat, 

umumnya) sebagai local content and local context, 

dua pendekatan yang selalu dipelajari di bidang ilmu 

Arsitektur dan Desain Interior. 

Konsep tipologi bangunan BIJB diangkat dari stilasi 

bentuk burung merak sebagai salah satu ikon Jawa 

Barat dan gerakan “Tari Merak”, sebuah tarian 

tradisional khas Jawa Barat yang merupakan tarian 

sambutan dan simbolisasi ucapan “selamat datang”. 

Konsep utama massa bangunan diadopsi dari bentuk 

sayap Burung Merak. Konsep ini diadopsi juga pada 

counter informasi, ceiling dan atap terminal BIJB yang 

terbuat dari konstruksi baja dan atap membrant. 

Kini, beliau terlibat di perencanaan interior terminal 

utama BIJB dibawah PT. Penta Rekayasa, Bandung, 

bekerjasama dengan tenaga ahli-tenaga ahli disiplin 

ilmu lainnya, seperti Arsitek, Struktur, Mekanikal, 

Elektrikal, Landscape, DKV, dll. Dalam proses 

pengawasan konstruksinya, Pak Aing dibantu oleh 

Asdit Leonitara sebagai Junior Desainer, alumni 

Desain Interior Itenas Angkatan 2011 yang lulus 

dengan predikat cumlaude dari Itenas Bandung. 

Selain Burung Merak, stilasi bentuk pohon dan hutan 

jati juga diangkat dalam konsep perancangan interior 

terminal utama BIJB ini dengan maksud agar BIJB 

yang didirikan di tanah Majalengka ini tidak kehilangan 

jati dirinya. “…Karena berdiri di tanah leluhur 

Pasundan, maka estetika dan kearifan lokal tetap 

dipertahankan. Di Kecamatan Kertajati, Majalengka, 

memang dulunya banyak tumbuh pohon jati. Oleh 

karena itu, di area ruang tunggu terminal, pohonpohon 

jati ini diterjemahkan dan ditransformasikan ke 

dalam sebuah instalasi dome (kubah) hutan jati yang 

direpresentasikan secara modern. 

Dalam perencanaan RTT Sisi Darat ini, koordinasi 

antardisiplin Ilmu Arsitektur dan Desain Interior 

terintegrasi secara harmonis, dan berhasil memadukan 

semangat teknologi desain dan bangunan modern 

secara global dengan kearifan budaya lokal, dengan 

mempertimbangkan lokasi keberadaan proyek 

Dinding treatment Megamendung pada area check-in hall. 

Konsep design diadopsi dari batik khas Jawa Barat yaitu Megamendung. Warna yang diaplikasikan adalah 

gradasi abu dengan aksen warna pastel. Treatment dinding ini juga berguna sebagai “wayfinding”. 

Materialnya HDF dan acrylic, dengan refleksi cahaya dari hidden lamp dibalik panel tersebut. 


13

Karpet yang didesain juga terinspirasi dari ocean territory map, yang artinya berhubungan dengan lintas udara. 

Karpet tersebut dibuat secara khusus (hand tufted) tanpa sambungan. 

Sedangkan untuk lantainya, material karpet didesain 

dengan mengambil inspirasi dari ocean territory 

map, yang berhubungan dengan lalu-lintas udara. 

Karpet dibuat secara khusus (hand tufted) tanpa 

sambungan...,” demikian menurut Pak Aing. 

Sebagai bandara berskala internasional, fasilitasfasilitas 

di dalam terminal BIJB sangat lengkap, 

karena saat ini fungsi bandara tidak saja hanya 

sebagai terminal pelayanan penumpang transportasi 

udara saja, akan tetapi sudah berkembang menjadi 

sebuah fasilitas dengan konsep mix used building, 

dimana didalamnya terdapat sarana rekreasi, hiburan 

(Kids Zone, dll.) serta fasilitas-fasilitas lainnya seiring 

dengan konsep pengembangan aerotropolis dan 

aerocity kedepannya. 

dilanjutkan dengan pembangunan terminal ultimate 

sebagai pengembangan kawasan terminal yang telah 

ada saat ini dalam upaya menuju Aerocity. Dokumentasi 

perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan 

juga pengembangan BIJB menjadi Aerocity akan 

dipamerkan di Gedung Display (Galeri) BIJB yang 

terletak tidak jauh dari terminal utama. 

Interior tata pamer Galeri BIJB saat ini tengah didesain 

juga oleh sivitas akademik Itenas lainnya, yaitu Detty 

Fitriany, M.Sn., M.T., HDII. (Dosen Program Studi 

Desain Interior Itenas Bandung) dan Adrianto Wibowo 

T., M.Ds. (Staf Dosen Luar Biasa Program Studi Desain 

Komunikasi Visual Itenas Bandung) sebagai salah satu 

bentuk program Pengabdian kepada Masyarakat. Kita 

tunggu liputan selanjutnya! 

Saat ini, pembangunan terminal utama BIJB telah 

selesai. Dalam beberapa tahun kedepan akan segera 

(Detty dan AL/IM) 

Copyright gambar & foto : PT. BIJB 

Kids Zone 

Bench Pohon Dekoratif 

Kids Zone terkonsep menampilkan sebuah keadaan airport untuk 

anak. Kokpit pesawat yang ditampilkan bukan hanya sebagai 

wahana seluncur, namun juga sebagai edukasi dari kokpit pesawat, 

anak juga dapat berimajinasi mengemudikan pesawat ataupun 

memperhatikan beberapa tombol pengemudi dalam pesawat. 

Bentuk koordinat hiperbolik-paraboli dengan segmentasi motif 

batik yang tersambung menjadi kesatuan. Material metal dengan 

hidden lamp yang menyorot kearah atas. 

Bench ini selain menjadi area duduk, juga berfungsi sebagai spot 

charging station. 


Counter Informasi 

Harmonisasi desain counter informasi dapat dilihat dari lantainya 

yang sama-sama menginterpresentasikan sayap merak. 

HIGHLIGHTS 

EN 

Copyright gambar & foto : PT. BIJB 

Having a look at the interior design of Kertajati, West Java 

International Airport (Bandara Internasional Jawa Barat/- BIJB) 

The work of academic community of Interior Design, Itenas. 

West Java International Airport (Bandara Internasional 

Jawa Barat/BIJB; dubbed Kertajati) has been officially 

operating since Thursday morning, May 24th, 2018. This 

opening marked by the landing of the presidential plane 

carrying President Joko Widodo and his entourage from 

Halim Perdana Kusumah Airport, Jakarta. The arrival of the 

presidential plane was greeted with a water salute tradition 

(water sprayed by two fire engines, each parked on the right 

and left of the plane). The Detailed Technical Plan (Rencana 

Teknis Terinci/RTT) of Kertajati Airport has been created 

since 2014. The construction process itself started in 2016, 

marked by another ceremony in which President Jokowi 

laid the cornerstone as a sign of the commencement of the 

airport construction process. 

This cornerstone represents a cooperation arrangement 

involving the central government, West Java Provincial 

government and also private companies. 

BIJB situated in Kertajati, Majalengka is a strategic location 

as it lies at the heart of prominent economic centers in 

West Java; Metropolitan Bandung, Metropolitan Cirebon, 

and Bodebekkarpur. Unfortunately, There are not many 

who know that the main terminal interior of BIJB was 

designed by academicians of Itenas the Interior Design 

Study Program. BIJB’s principal interior designer is Drs. 

Aing R. Nayadilaga, MT, HDII., a distinguished lecturer of 

the program. A practitioner as well as an expert on interior 

design, Mr. Aing is professionally certified as principal 

by HDII and has great contributions in many large-scale 

projects both inside and outside the country. In the 

construction supervision. 


15

ATLAS 

JALUR MUDIK 

2018 

PERSEMBAHAN ITENAS UNTUK PEMUDIK DI TANAH AIR 

“Mengabdi bagi negeri, 

berperan pada tataran global.” 

Demikian bunyi moto pengembangan Itenas 

Unggul 2030 yang tertuang dalam Rencana Induk 

Pengembangan Itenas 2014-2030. Dengan moto 

tersebut, semangat untuk mengabdi bagi tanah 

air tercinta menyertai penyelenggaraan tridarma 

perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh sivitas 

akademika Itenas. Salah satu di antaranya diwujudkan 

dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat 

yang dilaksanakan belum lama ini oleh Jurusan 

Teknik Geodesi Itenas dengan membuat Atlas Jalur 

Mudik 2018, bekerja sama dengan Badan Informasi 

Geospasial (BIG). 

Sebagaimana diketahui, mudik telah menjadi tradisi 

yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, terutama 

dalam menyambut Idul Fitri. Para pemudik melakukan 

perjalanan ke kampung halamannya masingmasing 

antara lain melalui jalan darat, baik memakai 

kendaraan roda empat atau pun roda dua. Untuk 

membantu kelancaran perjalanan para pemudik, 

maka Itenas dan BIG menyediakan Atlas Jalur Mudik 

2018. Acara peluncuran Atlas Jalur Mudik 2018 secara 

resmi dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2018 lalu di 

Cibinong, Bogor. Atlas Jalur Mudik ini tidak hanya 

meliputi wilayah Jawa-Bali tetapi juga Sumatera, 

Kalimantan, dan Sulawesi. 


Atlas Jalur Mudik 2018 Lebih Lengkap dan Mutakhir 

Kerja sama Itenas dengan BIG dalam pembuatan 

peta mudik telah berlangsung sejak tahun 2017 

dan telah berhasil meluncurkan Peta Mudik 2017. 

Atlas Jalur Mudik 2018 pada dasarnya merupakan 

pemutakhiran dan peningkatan dari Peta Mudik 2017. 

Selain berisi data dan informasi yang paling mutakhir, 

Atlas Jalur Mudik 2018 juga memiliki informasi yang 

lebih lengkap serta kualitas aspek kartografis yang 

lebih baik. Pekerjaan pembuatan Atlas Jalur Mudik 

2018 dimulai sejak bulan Maret 2018 oleh sebuah Tim 

Teknis yang terdiri atas para dosen dan mahasiswa 

Jurusan Teknik Geodesi Itenas serta para staf dari 

Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas – BIG. Dosendosen 

Itenas yang turut serta dalam penyusunan 

Atlas Jalur Mudik 2018 adalah Dr. Soni Darmawan, 

Dr. Dewi Kania Sari, Sumarno, M.T., Hary Nugroho, 

M.T. Rika Hernawati, M.T., dan G.A. Jessy Kartini, M.T. 

Masing-masing berperan sebagai perencana dan 

koordinator kegiatan, supervisi bidang kartografi dan 

sistem informasi geografis, serta tenaga ahli bidang 

kartografi dan geodesi. Tiga orang mahasiswa Teknik 

Geodesi angkatan 2014 turut dilibatkan sebagai 

operator sistem informasi geografis, yaitu M. Hafid 

Danang Jaya, Afryan Dominik, dan Kenny Anesya. 

Selama proses pembuatannya dilakukan beberapa 

kali pertemuan konsinyasi penyelesaian pekerjaan 

serta kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan 

mengundang ahli kartografi dan para pemangku 

kepentingan dari Kementerian Pehubungan, Korlantas, 

Ditjen Bina Marga, Jasa Marga, serta Badan Pengatur 

Jalan Tol (BPJT). Informasi yang disajikan pada Atlas 

Jalur Mudik 2018 terdiri atas: jalur Tol Merak-Surabaya 

(tol operasional dan fungsional) lengkap dengan rest 

area, pintu tol, dan harga tol; jalur utama mudik di jalur 

utara (Pantura) dan jalur selatan (Pansela); jalur mudik 

alternatif; sebaran SPBU, rumah sakit, jalur rawan 

kecelakaan, daerah rawan bencana, dan obyek wisata; 

serta informasi topografi/ketinggian (perbukitan dan 

lembah). Atlas Jalur Mudik 2018 sudah divalidasi oleh 

Tim Itenas dan BIG. Validasi dilakukan terutama pada 

jalur utara baik tol maupun non-tol, jalur tengah dan 

jalur selatan Pulau Jawa. Atlas didistribusikan kepada 

masyarakat dalam bentuk cetak sebanyak 16.500 

eksemplar pada H-10 sebelum Idul Fitri 1439 H. Selain 

dalam bentuk cetak, disediakan pula Atlas Jalur Mudik 

dalam format digital yang dapat diakses dan diunduh 

secara gratis oleh masyarakat pada laman BIG (www. 

big.go.id). Atlas Jalur Mudik digital dalam format 

pdf dapat diunduh melalui telepon seluler berbasis 

andriod. 

Atlas Jalur Mudik 2018 dibuat dengan menggunakan 

Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 sebagai 

peta dasar dan ditambah dengan data citra satelit 

SRTM, data jaringan jalan dari Ditjen Bina Marga, data 

sebaran rest area dari Kementerian Perhubungan, 

data jaringan jalan tol nasional dari Badan Pengatur 

Jalan Tol (BPJT), peta rawan bencana dari BIG dan 

BNPB, serta data atribut lainnya yang diperoleh dari 

survei lapangan. 

Kerja Sama Itenas-BIG Akan Terus Ditingkatkan 

Kerja sama antara Itenas dengan BIG tidak hanya 

terbatas pada pembuatan Atlas Jalur Mudik. 

Beberapa kerja sama lanjutan telah dirancang dan 

disepakati bersama. Hal tersebut dituangkan dalam 

Piagam Kerja Sama yang telah ditandatangani oleh 

pihak Itenas dan BIG di Cibinong bersamaan dengan 

acara peluncuran Atlas Jalur Mudik 2018. 

17

Pada acara tersebut BIG menandatangani kerja sama 

dengan beberapa kementerian/lembaga, pemerintah 

daerah, swasta, dan perguruan tinggi. 

Pada kesempatan tersebut, Piagam Kerja Sama (PKS) 

antara Itenas dan BIG ditandatangani oleh Dr. Dewi 

Kania Sari selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan 

dan Kerja Sama (WRPK) Itenas dan Dr. Mulyanto 

Darmawan selaku Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang 

dan Atlas - BIG. PKS ini berkaitan dengan kerja 

sama dalam Penyusunan Atlas Mudik dan Basis Data 

Transportasi Terpadu. Sebelumnya BIG dan Itenas 

telah menandatangani Nota Kesepahaman pada tahun 

2016 dan hingga saat ini Itenas telah memiliki tiga PKS 

dengan BIG. Semoga kerja sama Itenas dengan BIG 

dapat terus ditingkatkan dan mampu menghasilkan 

informasi geospasial yang memberikan manfaat luas 

bagi pembangunan dan bagi kepentingan masyarakat 

luas. [Kontributor Khusus/GD] 

EN 

HIGHLIGHTS 

MAPS OF MUDIK 

(HOMECOMING) ROUTES 2018 

A tribute from Itenas to mudik 

travelers around the country 

“Serving the nation, going global” is the development 

motto of Itenas Unggul 2013, stipulated in the Itenas 

Development Master Plan 2014-2030. Inspired by 

the motto, the Itenas academic community’s spirit 

to serve the beloved country is embodied in their 

implementation of Tridarma of Higher Education by. 

One such implementation was recently carried out 

in form of community service activity; the making 

of Mudik Route Maps 2018 by the Department of 

Geodetic Engineering of Itenas, in collaboration with 

Geospatial Information Agency (Badan Informasi 

Geospasial/BIG). The maps were officially launched 

on May 30th, 2018 in Cibinong, Bogor. Mudik Route 

Maps 2018 covers not only the Java-Bali region, but 

also includes the Sumatra, Borneo, and Sulawesi 

islands. 


DKV BAPER 

Ketika Sebuah Karya Desain Berani Keluar dari Foldernya 

Gambar ilustrasi berfungsi sebagai media komunikasi, 

melalui gambar pengamat bisa mendapatkan 

informasi dari pembuat gambar. Sebagai media 

komunikasi, gambar harus mampu menyampaikan 

pesan seefektif mungkin. Gambar seperti apakah 

yang dapat mengubah sebuah ketidaktahuan 

menjadi pengetahuan, mengubah kepicikan menjadi 

keleluasaan berpikir mengubah antipati menjadi 

cinta setengah mati? Bukan pekerjaan yang mudah 

untuk membuat sebuah gambar dapat bekerja, 

berbicara, berkomunikasi membentuk persepsi, 

serta mengubah sikap dan tindakan. Lalu, siapa yang 

dapat mewujudkan gambar seperti itu? Jawabannya 

adalah Desainer Grafis, atau Desainer Komunikasi 

Visual. 

Seorang Desainer Grafis akan mewujudkan proses 

pemikiran tersebut dalam sebuah gambar. Tidak 

banyak orang memiliki talenta untuk membuat 

sebuah gambar yang hidup, sehingga Desainer 

Grafis adalah profesi yang sangat berharga. Di sisi 

lain, Desainer Grafis pernah disebut Victor J Papanek 

(1923-1998, desainer, guru, dan penulis) sebagai 

profesi yang berbahaya. Perancangan sebuah karya 

tetap harus memerhatikan prinsip-prinsip estetika 

dan di sisi lain, yang tak kalah penting, bagaimana 

rancangan karya tersebut dapat menawarkan solusi 

atas permasalahan yang tengah terjadi. 

Sebuah karya harus keluar dari folder di komputer 

untuk berinteraksi dengan masyarakat, berkomunikasi 

dan dimengerti. Apakah itu sebuah komposisi 

tipografi, sekumpulan obyek dalam satu illustrasi, 

‘wanci’ hasil jepretan kamera dan video, sebuah hasil 

penyederhanan visual menjadi ikon, piktogram dan 

simbol-simbol seperti logo, atau brand identity (yang 

kenyataannya jauh dari ‘sederhana’). Ketika sebuah 

karya diapresisi dalam ruang publik yang lebih luas, 

maka saat itu juga karyanya sah disebut Desain Grafis. 

Cmyk.id adalah portfolio platform online, sebuah laman 

yang memuat karya mahasiswa Desain Komunikasi 

Visual (DKV), dengan nama DKV Babarengan Pameran. 

Bekerja sama dengan 11 Program Studi DKV di Kota 

Bandung, cmyk.id berharap agar karya mahasiswa 

tidak berakhir setelah dosen memberikan penilaian. 

Pameran ini terdiri atas beberapa kegiatan workshop 

dan agenda Bincang Santai yang diselenggarakan 

sebagai bagian kegiatan yang terintegrasi dalam acara 

tersebut. Penyelenggaraaan kegiatan ini melibatkan 

AIDIA (Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual 

Indonesia) Bandung dan BEKraf serta para sponsor 

lainnya, serta menjalin kerja sama dengan media 

massa harian umum Pikiran Rakyat untuk peliputan 

seluruh kegiatan. Pameran diselenggarakan selama 

3 hari pada tanggal 23 Mei hingga 25 mei 2018 di 

Gedung Creative Hub Kota Bandung. 


19

Sampai saat ini telah diunggah 1500 karya mahasiswa 

untuk di-review oleh dosen dari perguruan tinggi lain, 

dan 25 di antaranya adalah karya dari mahasiswa DKV 

Itenas. Sembilan dari 25 karya tersebut mendapat 

apresiasi layak untuk mengikuti pameran di laman 

ini. Karya harus mewakili dan mencerminkan revolusi 

teknologi informasi dari manual ke digital saat ini, 

penerapan kaidah-kaidah klasik dalam mendesain 

memang tetap jadi tagihan para dosen. Seleksi ini 

mengingatkan para desainer muda untuk memahami 

prinsip-prinsip desain seperti gestalt dan elementelemen 

bahasa rupa, seni rupa, komposisi, dan 

proporsi. Seringkali desainer dihadapkan pada kondisi 

yang sulit untuk menentukan mana yang didahulukan, 

pesan atau keindahan, karena keduanya harus sejalan. 

Dengan demikian maka desainer akan menyadari 

bahwa hal itu sangat mendasar dan menjadi modal 

penting. 

Mengingatkan pentingnya kepekaan dalam mengantisipasi 

perilaku dan kebiasaan audiens, bergesernya 

cara-cara komunikasi dari massal menjadi personal, 

kecepatan perubahan perilaku masyarakat, cepat 

senang cepat galau. Oleh karena itu empati menjadi 

satu komponen penting dalam pengkaryaan Desain. 

Pada karya-karya Illustrasi, ilmu DKV dapat diibaratkan 

memiliki kaki. Pada saat kaki sebelah kiri harus berlari 

mengejar kebaruan dan tuntutan zaman, maka kaki 

kanan harus bertahan pada kearifan dan citra lokal. 

Itulah yang terjadi, media yang diunggah cukup 

beragam untuk menampilkan sebuah permainan, 

buku cerita, sebuah novel grafis dan remake sebuah 

kisah klasik yang bersumber dari sebuah tradisi. Oleh 

karena itu, hendaknya wujud akhir karya tidak tergoda 

untuk berpijak pada kekinian saja dan kehilangan 

selera dan identitas lokal. 

Review dilakukan lebih mendalam pada karya bertema 

social campaign, commercial campaign, brand and 

branding campaign, mulai untuk kampanye makanan 

ringan, bakso hingga café, maupun perbankan. Hal 

ini perlu dilakukan karena banyak hal yang harus 

diperdalam sebelum masuk pada perwujudan visual. 

Dalam sebuah proses mendesain, eksekusi visual akan 

muncul setelah mendapatkan nilai dari review visual. 

berdasarkan visual yang dihasilkan bisa nampak 

seberapa dalam penggalian dan seberapa jauh 

penjelajahan terhadap masalah, bagaimana pesan 

dan media yang akan dirancang. Pada intinya review 

dilakukan untuk mengingatkan seorang desainer 

komunikasi visual dalam hal kejelian dan kecepatan 

merespon keadaan. 

Mahasiswa DKV Itenas beserta hasil karyanya yang dipamerkan 

Harapan dari pameran ini adalah 

agar kegiatan ini menginisiasi 

sebuah ruang diskusi yang lebih luas 

dan terbuka bagi pengembangan 

keilmuan Desain komunikasi Visual. 

Selain itu diharapkan pamerian ini 

dapat memberikan lebih banyak 

kontribusi pada masyarakat; sebuah 

proses belajar, geliat baru berbagi 

ilmu, diskusi, dan berprestasi di 

bidang komunikasi visual secara 

virtual. Mengingat semua proses 

pengumpulan karya dan apresiasi 

karya antara 11 Universitas dan 

Institusi ini dilakukan secara online/ 

dilakukan tanpa pernah bertemu 

atau bertatap muka. 

[Wiwi Isnaini/DKV] 


KARYA MAHASISWA TEKNIK SIPIL ITENAS 

MERAIH PREDIKAT MAKET TERBAIK DAN POSTER TERBAIK 

DALAM KOMPETISI BANGUNAN AIR INDONESIA (KBAI) 2018 

Kompetisi Bangunan Air Indonesia (KBAI) merupakan ajang kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh 

Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang. Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan 

Pekan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.Tahun 2018 merupakan penyelenggaraan KBAI kedua kalinya, 

yang mengangkat tema ‘Inovasi Perbaikan dan Pemeliharaan Wilayah Sungai Secara Konservatif di Perkotaan, 

Sebagai Upaya Pengamanan Terhadap Banjir Berbasis Ekowisata’. 

Tujuan Umum KBAI 2018 adalah mendorong 

mahasiswa/i di Indonesia dalam menyelesaikan 

permasalahan di bidang perairan dengan 

mengedepankan kreativitas, pola pikir kritis dan 

inovatif untuk menunjang visi pembangunan nasional 

yang lebih baik. Tidak hanya itu, penyelesaian masalah 

ini juga diharapkan dapat sekaligus meningkatkan 

taraf hidup masyarakat di sekitar bantaran sungai 

di perkotaan. Beberapa tujuan khusus KBAI 2018 

adalah menumbuhkan daya tarik bagi mahasiswa 

untuk memahami permasalahan yang sering terjadi 

di bidang perairan, meningkatkan pola pikir kritis 

mahasiswa tentang permasalahan yang terjadi 

pada wilayah sungai di perkotaan, memperdalam 

pemahaman tentang wilayah sungai beserta 

infrastruktur pendukungnya, sebagai penerapan 

disiplin ilmu yang telah ditempuh di perkuliahan 

dalam rangka menghasilkan suatu konsep inovasi 

pengembangan wilayah sungai perkotaan yang 

implementatif, membudayakan iklim kompetisi di 

lingkungan perguruan tinggi di Indonesia, dan sebagai 

ajang untuk mempererat hubungan sekaligus bertukar 

pikiran antarperguruan tinggi di Indonesia. Seleksi 

KBAI 2018 berlangsung dalam 2 tahap, yaitu Tahap 

Presentasi Proposal dan Poster serta Seleksi Proposal 

dan Tahap Final dalam bentuk Pengimplementasian 

Proposal dalam Maket. Tahap Final berlangsung dari 

tanggal 9 – 11 April 2018 di Jurusan Teknik Pengairan 

Universitas Brawijaya Malang. 

Tim Banyu Jingga, adalah nama tim dari Mahasiswa 

Teknik Sipil Itenas Bandung, terdiri atas Ghifari 

Faturrahman, Fitriyanto Hermansah, Indra Gazali, 

dan Muhammad Fakhrizal Noor, yang semuanya 

adalah Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2015. Tim 

ini di bawah bimbingan Yedida Yosananto, ST., MT., 

dosen Program Studi Teknik Sipil Itenas. Konsep yang 

dikembangkan Tim Banyu Jingga-Itenas mengambil 


21

mengambil judul ‘GREEN IN FUTURE (GIF) sebagai 

Konsep Pengembangan Wilayah Sungai Citarum di 

Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung’. Inovasi yang 

diusulkan dalam Program GIF adalah sebuah konsep 

memberikan edukasi berupa pentingnya lingkungan 

hijau untuk masa depan masyarakat dan untuk 

membantu memecahkan permasalahan masyarakat. 

Tim Banyu Jingga berhasil melaju ke Tahap Final 

bersama sembilan tim dari perguruan tinggi lain. 

Perguruan tinggi yang lolos ke tahap final adalah 

Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, 

Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, Universitas 

Diponegoro, Universitas Teknologi Yogyakarta, 

dan Universitas Pakuan Bogor. Tim Banyu Jingga 

mempresentasikan rancangan konsep di hadapan 

enam orang dewan juri yang terdiri atas pakar yang 

berasal dari beberapa lembaga terkait dan staf 

pengajar Universitas Brawijaya. 

Setelah melakukan serangkaian penilaian di Tahap 

Final, yaitu Presentasi Proposal, Presentasi Poster, 

dan Presentasi Maket, maka diputuskan bahwa 

juara Kompetisi Bangunan Air Indonesia 2018 adalah 

Universitas Diponegoro Semarang (Juara I), Institut 

Teknologi Bandung (Juara II), Universitas Teknologi 

Yogyakarta (Juara III), Poster Terbaik dari Institut 

Teknologi Nasional Bandung, dan Maket Terbaik dari 

Institut Teknologi Nasional Bandung. 

Prestasi ini layak diapresiasi sebagai sebuah 

peningkatan prestasi, setelah pada tahun 2017 tim 

Itenas merupakan salah satu peserta di kompetisi ini, 

namun pulang dengan tangan hampa; tahun 2018 ini 

tim Banyu Jingga-Itenas pulang dengan membawa 

dua gelar sekaligus. Untuk mengikuti kegiatan ini, 

Tim Banyu Jingga-Itenas harus menempuh 25 jam 

perjalanan dari Bandung ke Malang, terkendala 

adanya kecelakaan KA Sancaka di Ngawi yang juga 

menghambat perjalanan kereta lain. Lelah selama 

perjalanan keberangkatan menuju Malang terobati 

dengan penghargaan tersebut. Terimakasih kepada 

semua pihak yang sudah mendukung kegiatan ini 

sehingga mencapai keberhasilan ini. 

Bravo Itenas Bandung! 

(Humas/IM) 


PESTA MEDALI 

TIM TAEKWONDO ITENAS 

PADA TURNAMEN TAEKWONDO 

ANTARUNIT SE-JAWA BARAT ITN OPEN II 2018 

Turnamen Taekwondo Antarunit se-Jawa Barat, ITN 

OPEN II, untuk kedua kalinya digelar selama 3 hari 

(23-25 Februari 2018) di GOR Pajajaran, Bandung. 

Kejuaraan yang diadakan unit Institut Taekwondo 

Nusantara (ITN) ini diikuti oleh 300 peserta dari seluruh 

Jawa Barat. Kejuaraan ini dibagi menjadi beberapa 

kelas Kyorugi (Tanding) dan Poomsae (Seni Jurus), 

dan dalam beberapa kelompok umur dari cadet 

hingga senior. Tim Itenas, menurunkan 29 atlet yang 

seluruhnya turun di kategori Kyorugi. 

Tim Itenas tampil menakjubkan, dibuktikan dengan 

masuknya sembilan petarung ke babak final. Medali 

emas pada kelas Senior Pemula Putra U63kg 

berhasil diraih oleh Setiawan Aji (Teknik Informatika), 

sedangkan Fariz Ghilyats Irfan (Teknik Elektro) yang 

turun pada kelas Senior Prestasi Putra U74kg berhasil 

merebut medali perak setelah melakukan perlawanan 

sengit dengan atlit PPLD Kab. Bogor. Medali perak 

juga direbut oleh Maruli Ibrahim (Teknik Informatika) 

untuk kelas Senior Pemula Putra U74kg. Namun 

Sholahuddin yang turun pada kelas Senior Prestasi 

Putra U54kg, harus tunduk atas perlawanan yang 

cukup sengit. Kejuaraan ini berjalan dengan lancar 

dari hari pertama hingga usai, para petarung Kyorugi 

(tanding) dan peserta Poomsae (seni jurus) terlihat 

sangat bersemangat dan ambisius untuk meraih 

kemenangan. Dari kejuaraan ini Tim Itenas berhasil 

mengumpulkan 4 emas, 5 perak, dan 2 perunggu yang 

membawa tim Itenas ke peringkat 5 dari 69 tim yang 

ini tidak luput dari komitmen, semangat, dan tekad 

yang kuat dari para atlet, pelatih/sabeum, pembina 

dan juga dukungan sekitarnya yang terus menerus. 

“Jangan berharap kami untuk menang, tapi kami 

tak akan pernah menyerah dalam pertandingan”. 

[Reporter/IM] 


23

ITENAS JUARA 2 KOMPETISI 

INDONESIAN SCIENCE STUDENT 

CONFERENCE (ISSC) 2017 

Peraih juara ini merupakan tiga mahasiswa Jurusan 

Teknik Lingkungan Itenas yaitu Rafindra (2014), Indira 

(2014), dan Natasya (2014) yang telah melalui seleksi 

yang panjang. Dimulai dari seleksi abstrak (16 Juli 

2017), dilanjutkan dengan pengumuman lolos abstrak 

(26 Juli 2017), seleksi full paper (26 Agustus - 22 

September 2017), pengumuman finalis (17 Oktober 

2017) hingga presentasi sepuluh besar berlangsung 

di Universitas Gadjah Mada pada tanggal 27 Oktober 

2017 sebagai acara puncak. 

Karya tulis merupakan wahana pelaku akademis 

untuk menyajikan hasil pengkajian dan penelitian 

yang dilakukan. Melihat urgensi ini, Itenas Bandung 

menggalakkan mahasiswa untuk menekuni dunia 

penelitian dan tahun ini membuahkan hasil dengan 

diraihnya juara dua dalam acara Indonesian Science 

Students Conference (ISSC) 2017 sebagai kegiatan 

tahunan yang diselenggarakan oleh LSIS (Lingkar 

Studi Sains) FMIPA UGM. 

Sebagai salah satu kandidat juara, sepuluh besar 

juara karya tulis ini mendapatkan ilmu dalam seminar 

tahunan ini dengan tema Kontribusi dan Optimalisasi 

Sains dan Teknologi sebagai perwujudan Sustainable 

Development Goals (SDGs) 2030. Narasumber 

pada seminar ini adalah Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani 

M.Sc. selaku pembicara materi Bidang Pangan dan 

Dr. Ahmad Agus Setiawan sebagai pembicara dari 

Bidang Energi. 

Kompetisi ini diikuti oleh berbagai perguruan tinggi 

ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas 

Gadjah Mada, Universitas Lampung, Sekolah Tinggi 

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Universitas 

Islam Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November 

Surabaya, Universitas Padjajaran, Universitas 

Pembangunan Nasional, termasuk Institut Teknologi 

Nasional. 

Rafindra sebagai Ketua Kelompok proyek ini 

mengungkapkan rasa senangnya dalam keikutsertaan 

mereka dalam Indonesian Science Students 

Conference (ISSC) 2017, karena selain bisa bertemu 

dengan teman-teman hebat dari berbagai perguruan 

tinggi, Itenas Bandung juga dapat meraih juara. 

Rafindra pun menambahkan bahwa setelah mengikuti 

acara ini, ia dan kedua rekannya mendapatkan 

banyak wawasan mengenai cara untuk untuk menuju 

Indonesia yang lebih baik dalam mewujudkan SDGs., 

yang salah satu diantaranya adalah selalu memulai 

dari hal sederhana sebelum berupaya menyelesaikan 

masalah yang lebih rumit. (Amanda/M.AR) 


VISITASI AKREDITASI 4 

PROGRAM STUDI ITENAS 

Sepanjang Semester Genap lalu, empat program 

studi Itenas mempersiapkan visitasi oleh Tim Asesor 

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). 

Keempat prodi tersebut yaitu Program Studi Magister 

Teknik Sipil, Program Studi Sarjana Arsitektur, Program 

Studi Desain Interior dan Teknik Geodesi. Akreditasi 

akan menentukan mutu dan kualitas dari pendidikan, 

dalam hal ini adalah akreditasi yang diperoleh dari 

Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN- 

PT) sebagai salah satu badan akreditasi yang diakui 

oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan 

Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia saat 

ini. Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan 

melakukan akreditasi terhadap pengelolaan dan 

hasil pendidikan tinggi, BAN-PT melakukan evaluasi 

secara komprehensif terhadap keseluruhan aspek 

yang dijalankan oleh suatu institusi pendidikan tinggi. 

Pelaksanaan visitasi setiap program studi berlangsung 

tanggal 09 Februari 2018 (Teknik Sipil), 25 April 2018 

(Desain Interior), 15 Juni 2018 (Teknik Geodesi), 16 Juni 

2018 (Arsitektur). Setiap program studi memamerkan 

hasil karya para mahasiswa dan dosennya. 

Setelah dari fakultas, selanjutnya Asesor berkunjung 

ke Prodi untuk bertemu dengan Ka. Prodi dan PIC. 

Satu per satu standar penilaian ditanyakan, mulai dari 

Standar 1 yang meliputi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, 

serta Strategi Pencapaia; Standar 2 yang meliputi 

Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan 

dan Penjaminan Mutu; Standar 3 meliputi Mahasiswa 

dan Lulusan; Standar 4 yang meliputi Sumber Daya 

Manusia; Standar 5 meliputi Kurikulum, Pembelajaran, 

dan Suasana Akademik; Standar 6 meliputi 

Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem 

Informasi; hingga Standar 7 yang meliputi Penelitian, 

Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat, dan 

Kerjasama. Ketujuh standar tersebut dengan masingmasing 

poin penilaian dilakukan proses validasi dan 

verifikasi. 

Hasil visitasi tersebut kemudian menetapkan Status 

Program Studi Magister Teknik Sipil terakreditasi 

dengan peringkat B yang ditetapkan pada tanggal 

20 Februari 2018 dengan No. SK. 533/SK/BAN-PT/ 

Akred/M/II/2018; 

Penilaian lapangan diawali pertemuan dengan 

pimpinan Itenas, yakni Rektor Itenas, Dr. Imam 

Aschuri, M.T., Wakil Rektor Bidang Akademik dan 

Kemahasiswaan, Prof. Meilinda Nurbanasari, S.T., 

M.T., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Keuangan dan 

Umum, Yuniar, S.T., M.T. dan Wakil Rektor Bidang 

Perencanaan dan Kerja Sama Dr. Dewi Kania Sari, 

Ir., M.T. dilanjutkan dengan pimpinan Dekan untuk 

dilakukan validasi dan verifikasi Borang Fakultas. 

Program Studi Sarjana Desain Interior terakreditasi A 

dengan No. SK 1251/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2018; 

Program Studi Arsitektur terakreditasi B dengan No. 

SK 1332/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2018, dan Program 

Studi Teknik Geodesi terakreditasi B dengan No. SK 

1390/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2018. (Alifia/BPKP) 

ORANGE NEWS 

25

ORANGE NEWS 

The Visitation to 4 Study 

Programs of Itenas. 

HIGHLIGHTS 

EN 

The visitation by National 

Accreditation Board for Higher 

Education (BAN-PT) assessors to 4 

Study Programs of Itenas, Bandung 

took place on February 9th, 2018 

(Civil Engineering), April 25th, 2018 

(Interior Design), June 15th, 2018 

(Geodetic Engineering), and June 

16th, 2018 (Architecture). During 

the visitation, the 4 study programs 

exhibited the works of their students 

and lecturers. The visitation resulted 

in the granting of the following 

accreditation statuses: 

Seminar ‘Infrastruktur 

Berkelanjutan’ Sosialisasi dan 

Pendampingan Pelatihan Jarak Jauh 

Bidang Konstruksi 

Pada hari Sabtu, 24 Februari 2018, di GSG Institut 

Teknologi Nasional Bandung, diselenggarakan 

Seminar ‘Infrastruktur Berkelanjutan’. Seminar 

penerapan teknologi konstruksi yang diikuti oleh para 

mahasiswa tingkat akhir dan alumni fresh graduate 

dari berbagai jurusan yaitu Arsitetur, Teknik Sipil, 

Teknik Geodesi, Perencanaan Wilayah dan Kota, dan 

Teknik Lingkungan Itenas, sebagai bentuk sosialisasi 

dan pendampingan Pelatihan Jarak Jauh Bidang 

Konstruksi. 

Rank B to the Civil Engineering Master 

Degree Program on February 20th, 2018 

decreed by No. SK. 533 / SK / BAN-PT / 

Akred / M / II / 2018 

Rank A to the Interior Design study program 

decreed by No. SK 1251 / SK / BAN-PT / 

Akred / S / V / 2018 

Rank B to the Architecture Study Program 

decreed by no. SK 1332 / SK / BAN-PT / 

Akred / S / V / 2018 

Rank B to the Geodetic Engineering Study 

Program decreed by No. SK 1390 / SK / 

BAN-PT / Akred / S / V / 2018. 

Sebelum acara dimulai, kegiatan dibuka dengan 

penandatanganan beberapa kesepakatan kerja sama. 

Kesepakatan pertama adalah kesepakatan antara 

Itenas dan Balai Penerapan Teknologi Konstruksi, 

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementrian 

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 

dalam hal penyelenggaraan program peningkatan 

kompetensi bidang jasa peserta didik Institut 

Teknologi Nasional Bandung. Kesepakatan dengan 

Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) 

Provinsi Jawa Barat, untuk melaksanakan program 

pendidikan, penelitian, seminar, pelatihan khususnya 

bagi masyarakat jasa konstruksi. Kesepakatan dengan 

Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) Provinsi Jawa 

Barat sesuai dengan bidang masing-masing. 

“Pengetahuan perkembangan teknologi di 

lapangan harus selalu diikuti pengembangan 

tenaga ahli. Dimana kemampuan yang dimiliki 

tenaga ahli harus sesuai dengan kebutuhan 

pasar, oleh karena itu, tenaga ahli harus 

bersertifikasi.” 


pxhere.com 

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari masingmasing 

lembaga yang hadir. Dalam sambutannya Dr. 

Imam Aschuri, M.T., selaku Rektor Itenas menyampaikan 

maksud kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi transfer 

knowledge tentang tata cara teknis penggunaan 

aplikasi web SIBIMA.GO.ID. Terkait dengan hal ini 

pula, Deden Y. Hidayat, S.E., M.M. selaku Ketua LPJKP 

Jabar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa 

ada lima tugas pokok pemerintah, salahsatunya 

perbaikan di bidang pendidikan. Pihak LPJKP 

Jabar mengapresiasi kebijakan Rektor Itenas dalam 

menyongsong pembangunan, pemerataan ekonomi 

dan pendapatan yang direncanakan pemerintah. 

Mahasiswa sebagai calon penerus diharapkan dapat 

memanfaatkan sebaik-baiknya kegiatan ini sehingga 

ikut serta melancarkan proses pembangunan. 

Acara dilanjutkan dengan seminar yang terdiri 

atas tiga sesi. Pada sesi pertama pembicara Emma 

Akmalah, Ph.D menyampaikan makalah tentang 

‘Introduction to Sustainable Development’, dan Ratna 

Agustina, M.T. tentang ‘Infrastruktur Perkotaan untuk 

Mendukung Kota Pintar Berkelanjutan’. Pada sesi 

kedua, perwakilan LPJKP Jawa Barat menyampaikan 

‘Penjelasan tentang Alur Sertifikasi’, sedangkan 

dari perwakilan Balai PTK menyampaikan mengenai 

‘Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi’. 

Seminar ditutup dengan penyampaian materi tentang 

‘Sosialisasi dan Pendampingan Distance Learning’, 

yang terdiri atas dua poin pembahasan yaitu 

penjelasan tentang SIBIMA Konstruksi dan tutorial 

penggunaan aplikasi SIBIMA Konstruksi. 

(Geugeu Hanifah, M./TL) 

Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa 

Konstruksi Kementrian PUPR, Ir. Bastian S Sihombing, 

M.Eng. pun menyampaikan bahwa pengetahuan 

perkembangan teknologi di lapangan harus 

selalu diikuti pengembangan tenaga ahli. Dimana 

kemampuan yang dimiliki tenaga ahli harus sesuai 

dengan kebutuhan pasar, oleh karena itu, tenaga ahli 

harus bersertifikasi. Proses sertifikasi ini menunjukkan 

kompetensi bahwa tenaga ahli mempunyai 

kemampuan bekerja di bidangnya, yang fungsinya 

mengukur kompetensi menjadi level tenaga ahli muda 

(peneliti). Dengan demikian maka faktor tenaga ahli 

ini sangatlah penting, sehingga solusi yang sedang 

diupayakan PU adalah dengan mengeluarkan fasillitas 

pelaksanaan distance learning (SIBIMA Konstruksi). 

ORANGE NEWS 

27

Belajar Keluar dari Lembaran Buku 

Liputan Kuliah Studio Mahasiswa Perencanaan dan Wilayah Kota 

Itenas Bandung di Salatiga & Semarang 

Pada hari Minggu tanggal 25 Februari 2018, 

Mahasiswa Tingkat III Jurusan Perencanaan Wilayah 

& Kota (Angkatan 2015) melaksanakan kegiatan 

survei untuk Mata Kuliah Studio Perencananaan dan 

Pengelolaan I. 

Kuliah ini berlangsung selama satu minggu di 

Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang dengan 

pendampingan dosen. Mata kuliah ini merupakan 

mata kuliah penerapan perencanaan dan 

perancangan wilayah studi. Kuliah ini dilakukan 

dengan praktik proses pengumpulan data, kompilasi 

data, perumusan potensi, persoalan, dan kebutuhan 

pengembangan. Kompetensi yang diharapkan 

dari mata kuliah ini adalah agar mahasiswa dapat 

melakukan perencanaan dan pengelolaan ruang 

wilayah dan kota. 

Bentuk kegiatan survei dimulai dengan pengumpulan 

data dan pengenalan permasalahan dan potensi 

wilayah. Survei ini, sebagai survei primer, dilakukan 

dengan cara observasi lapangan dan wawancara untuk 

melihat kondisi yang ada. Survei sekunder dilakukan 

dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari 

instansi-instansi pemerintah terkait. 

Pada survei sekunder mahasiswa melaksanakan 

kunjungan ke BAPPEDA Kota Salatiga serta 

Kementrian Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang. 

Kunjungan ini menjadi wadah bagi mahasiswa 

untuk bertanya langsung kepada pihak-pihak yang 

berwenang. Proses pelaksanaan kegiatan survei 

lapangan tersebut mahasiswa didampingi oleh 

beberapa orang dosen. 

(Byna & Evita/ PWK) 

Pada Mata Kuliah Studio Perencanaan dan Pengelolaan 

I, mahasiswa dibagi menjadi kelompok berdasarkan 

peminatan yang terdiri atas beberapa bidang yaitu: 

mitigasi bencana, daya dukung lahan, transportasi, 

prasarana, serta tapak. Sebelum melaksanakan 

kegiatan survei lapangan ini, mahasiswa melakukan 

perencanaan dan persiapan kegiatan survei, untuk 

selanjutnya melaksanakan kegiatan survei lapangan. 

Berkarya Bersama Salatiga 

Mata Elang Indonesia 


3 DECADES TI ‘88 ITENAS 

CARING SHARING 

INSPIRING 

Seperti namanya, 3 Decades CSI TI ‘88 Itenas sebagai 

bagian dari upaya untuk memaknai 30 tahun berkarya 

setelah melalui masa kuliah di Itenas, Alumni TI’88 

memaknai ibadah dengan berbagi ke dalam dan ke 

luar lingkungan Itenas Sesuai temanya, yakni ‘Caring 

- Sharing - Inspiring’, Alumni TI’88 menghadirkan 

rangkaian suguhan kegiatan berbagi pada beragam 

segmen masyarakat, mulai dari anak usia dini di 

PAUD sampai pada Mahasiswa. Kegiatan 3 Decades 

CSI TI ‘88 Itenas telah terselenggara sejak bulan Mei 

2018 dan berakhir pada tanggal 17 November 2018, 

terlaksana menjadi tiga bagian besar kegiatan yang 

akan dilakukan terjadwal dan saling berkaitan. 

Masih dalam rangka bakti sosial, kegiatan lainnya 

diberi nama Dukung Germas (Gerakan Masyarakat 

Hidup Sehat). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka 

membangun semangat pemuda untuk berbagi, 

membantu sesama yang sedang diuji kesehatannya. 

Sebagai bentuk realisasi kepedulian, pelaksanaan 

kegiatan ini akan dilakukan pada hari Sumpah 

Pemuda. Demi kelancaran kegiatan, para alumni 

TI ‘88 membawa serta PMI Kota Bandung untuk 

bekerjasama. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan 

adalah memberikan penyuluhan dan pemeriksaan 

kesehatan bekerja sama dengan para Dokter Umum, 

Dokter Spesialis Anak, dan Dokter Spesialis Gigi. 

CARING 

Kegiatan Caring adalah kegiatan kepedulian kepada 

sesama dengan tema “From Us With Love” yang 

terdiri atas bakti sosial (baksos), donor darah, dan 

bantuan dana pendidikan. Kegiatan ini dilakukan 

bertahap mulai bulan Juni 2018 hingga puncak 

acara tanggal 17 November 2018. Bakti Sosial yang 

berlandaskan ‘kepedulian’ mulai dilaksanakan pada 

bulan Ramadhan, tepatnya 1 Juni 2018 lalu, yaitu 

“From Us @ Ramadhan 1439 H”. Sesuai dengan 

namanya, kegiatan ini diisi dengan membagikan 

makanan untuk berbuka puasa di Panti Asuhan 

Qolbu Hasanah Ujung Berung, dan Panti Asuhan 

Amanah Ummah Arcamanik. Pembagian ini juga 

dilakukan pada penduduk yang kurang mampu 

melalui Mesjid di daerah Desa Cibanteng dan Desa 

Cipurut, Kecamatan Cimenyan. 

Kegiatan Dukung Germas adalah sosialisasi 

Kebersihan Lingkungan Sekolah, dalam bentuk 

sosialisasi dan praktek cuci tangan yang benar pada 

siswa siswi SD (100 peserta), Pembuatan Fasilitas 

Cuci Tangan, Penyerahan sumbangan Buku Bacaan 

dan Alat Peraga Edukasi, Bantuan Sarana Penunjang 

Kebersihan Lingkungan Sekolah, Pemberian Sembako 

kepada para Lansia kurang Mampu, Baksos Peduli 

Karyawan dan Warga Sekitar Itenas, Baksos Peduli 

Panti Wreda, dan Donor Darah. 

techonomy.com 

ORANGE NEWS 

29

Sebagai rasa solidaritas yang tinggi pada Jurusan 

Teknik Industri Itenas, tak lupa para Alumni ‘88 turut 

merencanakan program dana bantuan pendidikan. 

Program ini adalah memberikan bantuan dana 

pendidikan bagi mahasiswa Teknik Industri yang 

kurang mampu. Persaudaraan pun tidak terbatas pada 

masa kuliah, diwujudkan melalui penyerahan tanda 

kasih pada sembilan keluarga Alumni TI ‘88 yang 

sudah lebih dulu berpulang ke Rahmatullah. Selain 

itu, para alumni juga memberikan dana bantuan bagi 

keluarga Itenas yang kurang mampu, yaitu dengan 

membantu dana pendidikan enam orang siswa. 

SHARING & INSPIRING 

Puncak acara akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 

17 November 2018, di Gedung Serba Guna Institut 

Teknologi Nasional Bandung, Jl. PHH Mustafa No. 23 

Bandung. Selain bertujuan untuk memperingati Hari 

Pahlawan sebagai wujud memperingati jasa- jasa Para 

Pahlawan Bangsa Indonesia yang berjuang merebut 

kemerdekaan, tanggal pelaksanaan puncak acara 

3 Decades CSI TI ‘88 ITENAS ditentukan sebagai 

bentuk rasa hormat dan penghargaan kepada seluruh 

dosen yang telah mendidik, membimbing, membagi 

ilmu serta membentuk kepribadian para alumni TI’88 

hingga seperti sekarang ini. 

(Lisye/TI) 

Sharing adalah kegiatan para alumni Itenas berbagi 

ilmu kepada mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan 

dalam bentuk kuliah tamu, dengan alumni bertindak 

sebagai dosen tamu, dan/atau menerima serta 

mengundang mahasiswa dan dosen untuk berkunjung 

pada industri ke tempat para alumni berkarya, dan 

direncanakan empat kali sampai dengan November 

2018. 

Kegiatan inspiring bertujuan untuk berbagi ilmu dan 

pengalaman dari alumni maupun nonalumni yang 

berpengalaman di bidangnya, dengan harapan dapat 

menginspirasi mahasiswa di Jurusan Teknik Industri 

Itenas. Pada tanggal 4 Mei 2018, Ir. Didin Mujahidin 

Fatah (TI ‘88) dan Nandang Komara ST. (TI ‘93) telah 

berbagi wawasan dan materi pengayaan pada kuliah 

tamu dengan tema ‘Human Resource Best Practice: 

Tantangan dan Peluang’. Selanjutnya pada tanggal 5 

Mei 018, bekerja sama dengan laboratorium Sistem 

Produksi Teknik Industri Itenas, Ir. Rony Iskandar (TI 

‘88) dan Ir. M Nizar Oki (TI ‘88) melakukan sharing 

dengan mengusung tema ‘Aplikasi Sistem Produksi 

pada Industri Manufaktur’. 

bullmenrealty.com 


Konsep Green Building 

pada Kawasan Perkotaan 

Liputan Kuliah Tamu 

Teknik Sipil Itenas 

Kuliah tamu dengan tema Konsep Green Building 

pada Kawasan Perkotaan berlangsung pada hari 

Kamis, 3 Mei 2018, dengan narasumber Irawati, ST., 

MT.. Acara yang dihadiri oleh 62 mahasiswa tingkat 

akhir ini ditujukan untuk memberikan wawasan 

kekinian Konsep Green Building, sehingga dapat 

dielaborasikan dengan ilmu yang didapat selama 

kuliah di Teknik Sipil Itenas dan menjadi ‘bekal’ di 

dunia kerja. 

Urban sprawl, atau perluasan kawasan perkotaan, 

merupakan salah satu fenomena yang terjadi, 

yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah 

penduduk dalam jumlah yang sangat besar. Tentu 

ini berdampak terhadap permasalahan di bidang 

pemukiman, pembuangan sampah dan imensi 

kehidupan yang lain. Konsep Green Building 

merupakan alternatif konsep yang bisa menjadi 

solusi untuk mengurangi dampak permasalahan 

tersebut. Alternatif konsep Green Building dapat 

dilihat sebagai berikut: Efisien dalam penggunaan 

energi, air dan sumber daya lain; Penggunaan energi 

terbarukan seperti solar energy; Pengurangan polusi 

dan sampah; serta melakukan re-use dan recycle. 

Kualitas udara in-door yang baik, penggunaan 

material yang tidak beracun, etik dan berkelanjutan, 

mempertimbangkan aspek lingkungan, kualitas 

hidup dalam tahap perencanaan, konstruksi dan 

operasi, serta perencanaan yang mempertimbangkan 

tahap adaptasi sebagai bentuk kepedulian terhadap 

lingkungan, merupaka aspek lain yang juga harus 

diperhatikan dalam perencanaan konsep Green 

Building. Sementara beberapa upaya untuk 

mengoptimalkan potensi lahan/struktur lahan yang 

telah ada, melindungi dan menghemat penggunaan 

air bisa dilakukan dengan mengurangi, mengendalikan 

dan mencegah limpasan lahan, penggunaan air secara 

efisien, dan penggunaan kembali atau daur ulang air 

dalam satu persil. 

Dengan demikian, menjadi penting bagi seorang 

engineer, khususnya di bidang teknik sipil, sehingga 

mampu mengelaborasikan konsep Green Campus 

terhadap desain, konstruksi dan pengawasan, yang 

akan menjadi aktivitas harian setelah lulus nanti. 

Program Kampus Hijau (Green Campus) dilatar 

belakangi bahwa lingkungan kampus diharapkan 

harus merupakan tempat yang nyaman, bersih, teduh 

(hijau), indah dan sehat. 

ORANGE NEWS 

31

Pengertian istilah Kampus Hijau (Green Campus) dalam 

konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu 

Iingkungan kampus yang dipenuhi dengan pepohonan 

yang hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh cat 

hijau atau barangkali karena kebetulan kampus dapat 

memanfaatkan sumber daya yang ada di lngkungan 

kampus secara efektif dan efesien misalnya dalam 

pemanfaatan kertas, alat tulis menulis, penggunaan 

listrik, air, Iahan, pengelolaan sampah dll. Beberapa 

indikator terciptanya Kampus Hijau (Green Campus) 

antara lain adanya kebijakan manajemen kampus yang 

berorientasi pada pengelolaan lingkungan, adanya 

upaya penghematan air, kertas, dan listrik. Adanya 

penghijauan untuk memapar proporsi ideal Ruang 

Terbuka Hijau (RTH), tersedianya bangunan/gedung 

ramah lingkungan, terpeliharanya kebersihan dan 

kenyamanan lingkungan, terciptanya kampus tanpa 

rokok dan bebas polusi. Terselenggaranya pendidikan 

lingkungan bagi mahasiswa, serta adanya kepedulian 

dan keterlbatan seluruh elemen sivitas akademika 

dalam budaya peduli lingkungan. 

(Elkhasnet/SI) 


ORANGE NEWS 

Bidang Teknik yang 

Dibutuhkan Masa 

Kini & di Masa 

Depan 

Liputan Pelatihan Kerja Sama 

Laboratorium Konversi Energi 

dan Himpunan Mahasiswa Mesin 

Itenas dengan PT. Daikin Air 

Conditioning Indonesia Bidang 

Konstruksi 

Di era pemanasan global yang semakin hari membuat tidak menentunya 

kondisi suhu di setiap daerah maka dibutuhkan kenyamanan dari sebuah 

ruangan yang tidak luput dari pemilihan Air Conditioner (AC) secara tepat. 

Oleh karena itu perlunya mahasiswa mendapatkan wawasan yang lebih 

luas dari pihak yang lebih memahami tentang air conditioner ini, maka 

diselenggarakanlah kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Laboratorium 

Konversi Energi dan Himpunan Mahasiswa Mesin Itenas bekerja sama 

dengan produsen AC terkemuka di dunia yaitu PT. Daikin Air Conditioning 

Indonesia, yang merupakan salah satu perusahaan pelopor teknologi 

pengkodisian udara yang banyak menyediakan teknologi baru yang 

sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dunia. 

Sesi Foto Bersama Peserta Pelatihan dan Pemateri 

Perwakilan PT. Daikin Indonesia sebagai Pemateri, 

Wiguna Almaraghi dan Andriyana Johari. 

Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan pada hari 

Rabu, 2 Mei 2018 di kampus Institut Teknologi 

Nasional Bandung. Tema yang diambil dalam 

pelatihan ini adalah ‘Training, Presentation Product 

Knowledge, Software Daikin Heatload, Calculation 

and RHVAC Installation’, ditujukan kepada para 

mahasiswa maupun sarjana Itenas khususnya untuk 

Jurusan Teknik Mesin. 

Agenda pertama yang dibahas merupakan 

Pengenalan Sejarah Perusahaan Daikin, Prinsip Kerja 

beserta Komponen dari AC, termasuk didalamnya 

Sistem VRV (Variable Refrigerant Volume), Software 

Kalkulasi Pemilihan AC, Penentuan Instalasi RHVAC 

(Refrigerant, Heating, Ventilation & Air Conditioning) 

yang dikemukakan oleh pihak PT. Daikin, Wiguna 

Almaraghi, yang memeroleh apresiasi sangat positif 

dari peserta pelatihan. 

Sesi kedua merupakan agenda yang sangat 

ditunggu–tunggu oleh peserta kegiatan, karena 

merupakan kegiatan praktik langsung bagaimana 

cara menghitung heatload yang terjadi pada ruangan 

dengan bantuan software yang dibuat oleh PT. 

Daikin. Sesi ini juga dipandu langsung oleh pihak PT. 

Daikin, Pandu, yang memunculkan teknologi mutakhir 

yang dimiliki oleh PT. Daikin yang membangkitkan 

antusiasme para peserta pelatihan. Sesi ini sekaligus 

juga dilanjutkan dengan pemaparan dan praktik 

mengenai instalasi RHVAC yang disampaikan oleh 

Andriyana Johari dari PT. Daikin, yang merupakan 

materi pengayaan. Sebagai bentuk apresiasi, sebelum 

penutupan acara pelatihan dan berfoto bersama, PT. 

Daikin juga memberikan suvenir yang sangat menarik 

kepada para peserta yang berkontribusi aktif selama 

pelatihan. (Mochammad Rifqi S/MS) 

ORANGE NEWS 

33

Arkamaya 

Arsitektur : 

REDUCE REUSE 

RECYCLE 

Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur ITENAS angkatan 2015 - 2017 

menyelenggarakan sebuah acara pameran yang mengangkat tema 

terkait isu lingkungan dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle. 

Acara pameran ini diberi nama Arkamaya, berasal 

dari Bahasa Sanskerta, yang berarti inspirasi dan 

cahaya. Nama Arkamaya memiliki makna yaitu 

‘harapan yang baik’. Latar belakang diadakan acara 

ini adalah membarikan gambaran pada masyarakat 

tentang profesi arsitektur, bahwa seorang arsitek 

tidak merusak alam sekitar. Hal ini dibuktikan dengan 

munculnya solusi berupa Reduce, Reuse, Recycle. Inti 

dari pameran ini adalah penggunaan material yang 

dapat didaur ulang dan diperbaharui, dengan tujuan 

agar dapat menekan jumlah produksi sampah yang 

dihasilkan. 

Bertempat di Bandung Creative Hub, acara ini 

berlangsung selama tiga hari yang dimulai dari 

tanggal 19 April 2018 sampai dengan 21 April 2018. 

Rangkaian acara dimulai dengan pameran maket dan 

portofolio yang dibuat oleh mahasiswa arsitektur. 

Pada hari kedua dan ketiga acara diisi dengan bazar 

yang terdiri atas stan-stan pameran dan penjualan. 

Di hari terakhir, sebagai acara penutupan pameran 

diisi dengan acara konser musik. Acara konser musik 

dimeriahkan bintang tamu pada konser ini adalah 

Mustache and Beard dan Adhitia Sofyan. Selain itu 

ditampilkan pula kelompok musik Weekly Rush, 

Scarlett Pimpernel, Martian Los In Venus, Wadoohh!!!, 

Friday On Stairs dan Erratic Moody. 

Kemeriahan acara ini terselenggara atas kerja sama 

mahasiswa arsitektur Itenas dengan Telkom Indonesia, 

Djarum Super Music.id, Pocari Sweat, Telkomsel dan 

sponsor lainnya. Rifki, salah satu panitia Arkamaya 

menyatakan bahwa profesi arsitek tidak merusak alam, 

namun justru menciptakan lingkungan yang lebih 

baik. Harapannya Arkamaya dapat berlanjut di tahuntahun 

yang akan datang dan mendapatkan respon 

positif yang lebih banyak dari masyarakat. Keren ‘kan 

acaranya! Semoga saja, acara ini bisa terus berlanjut 

dan memberikan inspirasi bagi masyarakat lebih luas. 

(Gina Puspa Indria/TI) 


Asal-usul Jajanan Indonesia- 

Tiongkok di Diskusi Santai 

Chinese Corner 

Perpustakaan Itenas 

Siapa yang tidak familiar dengan makanan khas China atau Tiongkok yang banyak dijual di Indonesia? Mulai dari 

kwetiau, capcay, fuyunghai, hingga jajajanan pasar seperti bakpao, lumpia, bacang, dan masih banyak lagi tentu 

sudah tidak asing lagi di lidah kita. Penamaan yang khas serta cita rasa yang nikmat sering kali menjadi pilihan 

masyarakat Indonesia untuk menjadikan makanan khas Tiongkok sebagai penganan sehari-hari. 

Tapi tidak disangka, ternyata ada makanan yang kita 

pikir asli Indonesia seperti soto, bakso, dan bakpia, 

sebenarnya merupakan makanan khas Tiongkok. 

Bahkan dibalik rasanya yang enak, ternyata makanan 

khas Tiongkok tersebut memiliki sejarah dan asal-usul 

hingga bisa menjadi jajanan yang sekarang mudah 

kita temukan dimana-mana. Siapa tak kenal bacang, 

yang dalam sejarahnya, bacang merupakan makanan 

yang dijadikan persembahan dalam ritual permohonan 

maaf Raja Chou. Saat itu bacang dihanyutkan ke 

sungai tempat Khut Gwan, seorang Perdana Menteri 

yang difitnah, menghanyutkan diri karena frustrasi. 

Oleh karena itu, sebagai sarana pengenalan asalusul 

jajanan Indonesia-Tiongkok, Chinese Corner 

UPT Perpustakaan Itenas menggelar Diskusi Santai 

yang bertemakan “Jajanan Pasar Indonesia yang 

Dipengaruhi Makanan Tiongkok” di Lantai 2 Gedung 

Perpustakaan Itenas. Acara ini diselenggarakan 

agar semakin banyak orang tahu bahwa jajanan 

tersebut bukan hanya memiliki rasa yang enak, tapi 

juga memiliki sejarah di baliknya. Jajanan Indonesia- 

Tiongkok sendiri merupakan makanan dengan ciri 

khas campuran antara makanan Tiongkok dengan 

makanan tradisional Indonesia. 

Dengan kata lain, jajanan ini merupakan modifikasi 

dari masakan Tiongkok, baik itu dari segi bumbu atau 

bahan pembuatan, yang diadaptasi dengan budaya 

Indonesia. Sebut saja bacang dan bakpao, yang dari 

negeri asalnya diberi isian daging babi, di Indonesia 

diganti dengan daging sapi atau ayam. 

Jajanan khas Indonesia - Tiongkok, dengan berbagai 

filosofi yang terkandung saat membuatnya, tidak 

boleh terlewat pada saat perayaan Tahun Baru Imlek 

maupun tradisi Tionghoa lainnya. Selain itu, variasi 

rasa dan bentuk yang berbeda-beda di tiap daerah di 

Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta 

kuliner. Diskusi santai yang digelar pada Kamis tanggal 

1 Maret 2018 tersebut disampaikan oleh Raganis 

Tahmidya didampingi oleh Sri Retnoningsih, M.Ds. 

dari Program Studi DKV Itenas Bandung. Diskusi ini 

dihadiri oleh mahasiswa dari Itenas maupun luar 

Itenas. Selain berdiskusi tentang asal-usul, sejarah, 

serta pembuatan jajanan pasar tersebut dan makanan 

khas Tiongkok lainnya, peserta dapat mencicipi aneka 

jajanan pasar Indonesia-Tiongkok seperti cakue, 

bacang, ronde, kue ku, onde, kue mangkok, dan 

lumpia. (Hatami/Perpus) 

ORANGE NEWS 

35

“Karena Pendidikan Adalah Cahaya.” 

Liputan Singkat Wisuda Itenas Periode Maret 2018 

Sabtu, 10 Maret 2018 merupakan hari yang paling 

membahagiakan bagi para wisudawan dan wisudawati. 

Bagaimana tidak? Setelah menyelesaikan tugas akhir 

sebagai syarat kelulusan, mereka secara resmi dilantik 

sebagai sarjana dan magister Itenas. Pada kesempatan 

kali ini, Itenas meluluskan 435 mahasiswa dari 13 jurusan 

Program Sarjana dan 3 jurusan Progam Magister. 

Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, dan 

sampai pada saat ini, Itenas Bandung telah melantik 

sebanyak 17.771 wisudawan/wisudawati sejak tahun 

1987 hingga 2018. Acara dimulai pukul 08.00 WIB, 

seluruh peserta wisuda didampingi orang tua telah 

memadati seisi ruangan Balai Dayang Sumbi. Prosesi 

wisuda dibuka dengan sambutan oleh Rektor Institut 

Teknologi Nasional. Atas nama Itenas, Dr. Imam 

Aschuri, M.T., memberikan selamat serta amanat 

bagi para wisudawan/wisudawati untuk menghadapi 

kehidupan di masa depan setelah meraih gelarnya. 

Tak hanya itu, acara dilanjutkan dengan penyerahan 

piagam prestasi kepada para wisudawan/wisudawati 

berpredikat cumlaude sebagai bentuk penghargaan. 

Sebagai perwakilan wisudawan/wisudawati, Firda 

Annisa dari Jurusan Teknik Industri menyampaikan 

kesan pesannya selama berkuliah di Itenas, juga 

rasa syukurnya atas pencapaian keberhasilannya 

menyelesaikan studi. Sebagai penerima Beasiswa 

Cahaya, ucapan terima kasih ditujukan Firda kepada 

seluruh sivitas akademika Itenas Bandung, yang 

telah menyalakan cahaya lagi, dan membuatnya 

memiliki hak yang sama atas pendidikan. Adapun 

perwakilan dari orangtua wisudawan/wisudawati, 

Wiwin Djuwitaningsih, menyampaikan rasa syukurnya 

terhadap apa yang telah dicapai putra-putrinya dalam 

menggapai cita-citanya, juga ucapan terima kasih 

kepada Itenas Bandung yang telah membimbing 

putra-putrinya sehingga meraih gelar sarjana atau 

magister dan tentunya beberapa pesan khusus kepada 

putra-putrinya yang membuat suasana menjadi cukup 

dipenuhi keharuan. 

Prosesi wisuda berjalan dengan sangat khidmat, 

dengan diselingi pengisian acara oleh Unit Paduan 

Suara Itenas ‘Jinggaswara’ yang juga membawakan 

lagu bertajuk ‘Muara Kasih dan Sayang’ karya Erie 

Suzan dengan begitu indah, dan membuat suasana 


prosesi wisuda menjadi semakin haru. Lisenda, Unit 

Kegiatan Mahasiswa yang memiliki keterampilan 

untuk menyuguhkan pertunjukan musik Sunda pun, 

memberikan pertunjukan yang mengesankan. 

Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Prof. 

Uman Suherman yang berkesempatan menghadiri 

Wisuda Itenas Bandung Periode Maret 2018 pun turut 

memberikan sambutan dan ucapan selamat kepada 

wisudawan dan orangtua. Beliau mengungkapkan 

keterharuan dan memberikan apresiasi positif atas 

sambutan dari perwakilan wisudawan dan orangtua 

wisudawan. Tepat pukul 11.40 WIB, prosesi sidang 

wisuda ditutup oleh Rektor Institut Teknologi Nasional, 

dengan sebuah ajakan bagi seluruh sivitas akademika 

Itenas Bandung untuk tetap menjaga silaturahim, 

bergandengan tangan membangun Itenas yang 

unggul dan mandiri. (Bintang/GD) 

ORANGE NEWS 

37


2ND ITENAS 

TECHNOLOGY & 

INNOVATION 

CHAMPIONSHIP (ITIC) 

2 nd Itenas Technology and Innovation Championship (ITIC) merupakan kegiatan lomba robotika dan 

innovasi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Informatika Jurusan Teknik Informatika yang 

berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika Itenas. Pada tahun ini 2 nd ITIC mengangkat 

tema TECHNOVATURE yang merupakan singkatan dari ‘Technology and Innovation For Future’ dengan 

harapan 2 nd ITIC dapat memotivasi penerus bangsa untuk selalu berinovasi melalui teknologi guna membantu 

kehidupan manusia di masa yang akan datang. Kegiatan ITIC kali ini merupakan kegiatan ke dua yang 

diselenggarakan setelah sebelumnya terlaksana pada tahun 2015 di Bandung Electronic Center. 2 nd ITIC kali 

ini bekerjasama dengan Roboclub, Fujisoft Indonesia, dan HRC++ sebagai lembaga dan komunitas robot 

yang cukup terkemuka di Indonesia. 

Kegiatan 2 nd ITIC dilaksanakan pada tanggal 11-12 

April 2018 bertempat di Balai Dayang Sumbi (GSG 

Itenas). Kegiatan ini diikuti oleh peserta tingkat 

Sekolah Dasar hingga Umum dari berbagai provinsi di 

Indonesia, bahkan luar Indonesia. 

Pada 2 nd ITIC kali ini diselenggarakan lima cabang 

perlombaan yang dapat diikuti oleh setiap peserta, 

yaitu: 

2. APPLICATIVE ROBOT 

Merupakan cabang lomba yang di peruntukkan untuk 

siswa-siswi tingkat Sekolah Menengah Pertama dan 

Atas atau sederajat se-Indonesia. Pada perlombaan 

ini setiap peserta harus membuat sebuah robot yang 

dibuat menggunakan bahan yang murah, mudah 

ditemukan, dan dapat bermanfaat bagi kehidupan 

manusia. 

1. DAYANG SUMBI INNOVATION AWARD 

Merupakan cabang lomba yang di peruntukkan bagi 

mahasiswa-mahasiswi baik perorangan maupun 

kelompok dari setiap jurusan di Itenas Bandung. 

Pada perlombaan ini setiap peserta harus membuat 

sebuah karya inovasi yang berguna bagi kehidupan 

masyarakat dengan mengimplementasikan bidang 

keilmuannya masing-masing. 

3. LINE FOLLOWER ANALOG 

Merupakan cabang lomba yang di peruntukkan 

untuk peserta umum se-Indonesia. Perlombaan ini 

mempertandingkan beberapa robot yang bergerak 

secara bersamaan dan otomatis melewati lintasan 

berupa garis hitam yang didesain sedemikian rupa 

untuk dapat mencapai finis tercepat. 


4. DRONE RACING 

Merupakan cabang lomba yang di peruntukkan untuk 

peserta umum se-Indonesia. Pada perlombaan ini 

setiap peserta harus mengendalikan drone-nya untuk 

melewati beberapa rintangan untuk mencapai finis 

dengan waktu tertentu. 

5. 3RD FSI ALL INDONESIA & WORLD ROBOT SUMO 

TOURNAMENT 2018 – AUTONOMOUS CATEGORY 

Pada kesempatan kali ini 2 nd ITIC dipercaya untuk 

menyelenggarakan The 3 rd FSI All Indonesia & 

World Robot Sumo Tournament 2018 – Autonomous 

Category yang merupakan ajang untuk melakukan 

seleksi tingkat regional Indonesia, dimana juara 

pertama dari perlombaan ini berkesempatan untuk 

mewakili Indonesia dalam Internasional Robot 

Sumo Tournament 2018 yang akan dilaksanakan 

pada bulan Desember 2018 di Tokyo Jepang yang 

diselenggarakan oleh Fuji Soft. 

Perlombaan sumo robot sendiri terinspirasi dari 

pertandingan Sumo di Jepang. Perlombaan ini akan 

mempertandingkan robot yang telah dirancang 

sedemikian rupa untuk dapat mendorong robot lawan 

keluar dari arena. 

Selain lima perlombaan tadi, pada 2 nd ITIC 

diselenggarakan pula kegiatan Bazar yang 

menghimpun berbagai tenant makanan dan minuman 

yang sebagian besar merupakan unit usaha yang saat 

ini sedang berkembang. Penyelenggaraan bazar 

sendiri bermaksud unutk memberikan kesempatan 

bagi para tenant untuk mempromosikan dan menjual 

produknya masing-masing, sehingga diharapkan 

dari kegiatan 2 nd ITIC ini dapat menggerakan sektor 

ekonomi masyarakat. 


39

HIGHLIGHTS 

EN 

2nd ITENAS 

TECHNOLOGY 

AND INNOVATION 

CHAMPIONSHIP 

(ITIC) 

THE WINNERS... 

Itenas Technology and Innovation 

Championship (ITIC) is a national-level 

robotics and innovation contest organized 

by the Informatics Study Program, a program 

undertaken by the Department of Informatics 

Engineering in collaboration with Student 

Association of Informatics Engineering. This 

year ITIC’s theme was TECHNOVATURE, 

shortened from ‘Technology and Innovation 

For Future’. This theme was chosen with the 

hope that the event might have the power 

to motivate the nation’s next generations to 

always innovate using technology in order to 

make a better life in the future. The previous 

ITIC event had been conducted in 2015 at 

Bandung Electronic Center, while this 2nd 

ITIC took place on April 11th -12th, 2018 at 

Balai Dayang Sumbi (GSG Itenas), and was 

in colaboration with prominent Indonesian 

robotic institutions and communities such 

as Roboclub, Fujisoft Indonesia, and HRC 

++. The event was attended by participants 

from a wide variety of backgrounds, from 

elementary school students to public in 

general, as well as participants from various 

provinces in Indonesia, and even from other 

countries. 

i.pinimg.com 


Learning 

without 

Borders 

Institut Teknologi Nasional (Itenas) membuat MoU dengan Szent 

Istvan University (SZIU) Godollo–Hungary di tahun 2013. MoU 

ini merupakan langkah awal dari program mobilitas mahasiswa, 

yaitu program yang memberikan kesempatan mahasiswa 

Itenas untuk mengikuti perkuliahan di SZIU-Hungary. Tahap 

pertama program ini diaplikasikan melalui program transfer 

kredit luar negeri dengan bantuan dana hibah hasil kompetisi 

yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan 

Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan 

Tinggi (Dirjen Belmawa Ristekdikti). Melalui program ini Itenas 

mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman di 

skala internasional. Selain itu, mahasiswa dapat meningkatkan 

kemampuan hard, soft, dan intrapersonal skill untuk pengembangan 

sikap profesional di dunia kerja nantinya. 

Bersama teman-teman dari Indonesia. 

Bersama teman-teman exchange. 

Batch pertama yang diberangkatkan sebanyak tiga orang 

mahasiswa dan berasal dari Fakultas Teknologi Industri 

(FTI). Dua mahasiswa dari Teknik Mesin yaitu Novita Sari 

dan Fortinov Akbar Irdam, serta Mochamad Aji Rahadian 

Laksana dari Teknik Industri. Mereka mengikuti perkulihan 

di semester fall tahun ajaran 2017/2018 (September- 

Februari). Berbagai mata kuliah mereka ambil dari yang 

bersifat khusus sesuai bidangnya masing-masing, dan juga 

mata kuliah budaya serta bahasa lokal Hungary. Selain 

mengikuti program perkuliahan, mereka juga tergabung 

dengan komunitas masyarakat Indonesia di Kedutaan Besar 

Republik Indonesia (KBRI). Selain itu, mereka pun bagian 

dari komunitas mahasiswa dalam wadah Perhimpunan 

Pelajar Indonesia (PPI) Hungary. Interaksi dan komunikasi 

tidak hanya dilakukan dengan mahasiswa asal Indonesia 

yang ada di Hungary, banyak mahasiswa dari berbagai 

negara dengan berbagai skema beasiswa datang ke SZIU. 

Skema tersebut di antaranya Erasmus+ (Uni Eropa), FAO 

(untuk beberapa negara, seperti Vietnam), Science without 

border (Brazil), EEA, Stipendium Hungaricum, dan banyak 

lagi. 

Foto di depan Kampus. 

41

TESTIMONI MAHASISWA BATCH PERTAMA 

Pemberian Certificate Degree 

Pengalaman belajar, hidup, dan tinggal di Hungary 

memberikan banyak kesempatan bagi Novita, 

Akbar, dan Rahadian, selain untuk mengembangkan 

studi dan diri, mereka pun dapat berprestasi di 

skala internasional. Di dalam testimoninya mereka 

memperlihatkan kesempatan berkuliah di Hungary 

adalah pengalaman menyenangkan sekaligus 

menambah wawasan terkait budaya, bahasa dan 

kehidupan di Hungary. Wawasan ini selanjutnya 

memberikan semangat mereka untuk terus maju dan 

berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. 

Batch selanjutnya berangkat ke SZIU bulan Februari 

2018. Enam mahasiswa dari FTI, lima orang Jurusan 

Teknik Industri (TI) dan satu orang dari Jurusan 

Teknik Mesin (MS). Mahasiswa dari Jurusan TI adalah 

M. Faiz Al Rasyid, M. Feisal G. Maulana, Syifa L. 

Zahida, Adhitantra K. F. Haerollah, dan Sarah S. 

Ramdiani. Adapun mahasiswa dari Jurusan MS 

adalah Ikhsan F. Dewa. Batch kali ini didanai oleh 

Erasmus+, yang memberikan beasiswa selama satu 

semester, perkuliahan yang diikuti saat semester 

spring tahun ajaran 2017/2018 antara bulan Maret- 

Agustus. Harapan kedepannya, program exchange 

student terus berkelanjutan, tidak hanya diikuti oleh 

mahasiswa dari FTI, dan tidak hanya ke SZIU Hungaria. 

Peluang untuk mahasiswa dari fakultas lain dan tujuan 

universitas lainnya di dunia masih terbuka lebar. 

(Dian NH/IM) 

“Living away far from home is always be my 

dream; to independent. Being an student 

exchange is the opportunity to do at least 

once in your lifetime and you will see things 

that you could never dreamed of. Gain new 

friends, learn the culture from the local and see 

things in different perspective. The journey of 

self-discovery and personal growth filled with 

unforgettable memories. Don’t be afraid of 

making mistakes because the exchange is all 

about learning and never give up until you can 

make it. There have been a couple of hard days, 

but the good time is far outweigh than the bad 

times and the story will continue on and on. 

Thank you.” 

- Mochamad Aji Rahadian Laksana 

“I feel really happy to have this kind of amazing 

experience, I can learn how the students in 

different country study and their cultures. My 

special gretituted to my University, Institut 

Teknologi Nasional for the big support, 

Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan 

Tinggi for the the financial support, and Szent 

Istvan University which has accepted me as a 

student. I hope the other student could have the 

same or better experience than me.” 

– Novita Sari 

The people around here are so friendly. They 

never shy to help us, even if they can’t speak 

English. One day, we wanted to back to 

dormitory from supermarket, we were confused 

to get bus. We asked to an old lady, but she can’t 

speak English. Even she can’t, she tried to help 

us by body language and we could know what 

she meant. That one of experiences which we get 

here. I hope by follow this program I can improve 

any aspects in myself, like ability in some foreign 

languages, management of time, knowing every 

people in any different nations, etc.” 

– Fortinov Akbar Irdam 

Penyambutan mahasiswa baru 



DUTA BANGSA DI 

BALIK LAYAR 

Sekilas Kisah Para Pengajar Bahasa Indonesia 

untuk Penutur Asing (BIPA) Itenas 

Banyak orang beranggapan Duta Bangsa adalah orangorang 

yang diutus ke negara lain oleh pemerintah 

untuk melakukan misi kenegaraan. Ternyata, untuk 

menjadi Duta Bangsa tak harus terbang ke negeri yang 

jauh. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di negeri 

sendiri untuk menunjukkan Indonesia kepada orang 

asing, di antaranya mengajarkan Bahasa Indonesia 

untuk Penutur Asing (BIPA). 

Mendikbud Muhadjir Effendy, saat Penutupan 

Pembekalan Tenaga Pengajar BIPA untuk Luar Negeri 

di Sentul, Bogor pada 2017 silam mengungkapkan 

bahwa para pengajar BIPA tidak hanya mengajar 

Bahasa Indonesia, tapi juga menjalankan sebuah misi 

khusus, yaitu diplomasi lunak melalui bahasa. Bahkan, 

Muhadjir mengibaratkan para pengajar BIPA sebagai 

pasukan tempur yang melakukan penetrasi nilai-nilai 

ke negara lain. Sejalan dengan niat pemerintah untuk 

menjadikan Bahasa Indonesia memiliki peranan yang 

penting dalam pergaulan antarbangsa, Itenas sejak 

tahun 2017 membuka program BIPA, dengan program 

Darmasiswa besutan Kemendikbud sebagai fokus 

pertamanya. Darmasiswa sendiri merupakan beasiswa 

pemerintah RI yang diperuntukkan bagi mahasiswa 

asing dari negara-negara sahabat untuk belajar 

bahasa Indonesia dan bidang studi lainnya pada 

lembaga pendidikan tinggi tertentu di Indonesia. 

Menurut Corry Caromawati, S.S., M.A., salah seorang 

inisiator program BIPA di Itenas Bandung, tak menutup 

kemungkinan ke depannya program BIPA di Itenas 

akan semakin beragam. “Saat ini, sedang disusun 

program untuk keperluan kemitraan Itenas dengan 

institusi luar negeri,” dosen tetap Itenas lulusan Iowa 

State University ini menjelaskan. Untuk angkatan 

pertama program Darmasiswa, Itenas menerima dua 

orang mahasiswa asing; Sam Park dari Amerika Serikat 

dan Ahmed Awadh Alruwaythi dari Arab Saudi. 

Sejak September 2017 hingga awal Mei 2018 kedua 

mahasiswa tersebut belajar Bahasa Indonesia sampai 

Level B1 sesuai dengan standar Common European 

Framework of Reference (CEFR) for Languages. 

Mengajarkan Bahasa Indonesia kepada orang yang 

sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang 

bahasa Indonesia sampai pada level tersebut ternyata 

tidaklah mudah. Apalagi salah satu peserta tidak bisa 

berbahasa Inggris, dan para pengajar BIPA di Itenas 

tidak ada yang bisa Bahasa Arab. 

Selain bahasa pengantar, kendala yang dihadapi 

adalah adanya cara pandang yang berbeda terhadap 

sesuatu karena perbedaan budaya. Misalnya, ada 

salah seorang peserta yang tidak pernah mau 

menerima makanan yang disediakan para pengajar. 

Sampai pada suatu ketika, karena tahu kebiasaan 

mahasiswa tersebut yang suka menolak makanan, 

pengajar mewanti-wanti untuk tidak makan siang 

karena tema yang akan dibahas adalah tata cara makan 

dan telah disediakan makanan untuk praktik. Peserta 

diberi waktu 15 menit jeda untuk istirahat dan shalat. 

Tapi, mahasiswa yang bersangkutan tidak kembali 

sesuai waktu yang telah dijanjikan. Setelah ditunggutunggu, 

mahasiswa itu mengatakan bahwa dia telah 

makan siang di luar. Setelah diselidiki, ternyata 

mahasiswa tersebut beranggapan hanya orang yang 

berkekurangan yang menerima pemberian. Jika tidak 

dihadapi secara bijak, hal-hal seperti ini tentunya 

akan menimbulkan konflik, namun tetap menjadi 

pembelajaran dan pengayaan wawasan bersama. 

Akhirnya, mengajar BIPA memang tidak bisa hanya 

mengajar bahasa. Seperti yang diungkapkan oleh 

Arni Sukmiarni, S.S., M.Pd. yang merupakan salah 

satu pengajar BIPA, meminimalisasi gegar budaya 

di antara para peserta Darmasiswa juga merupakan 


43

pekerjaan yang harus dilakukan para pengajar agar 

menumbuhkan kesadaran akan keragaman budaya. 

setelah sekitar 2 semester ini mengajar Bahasa 

Indonesia kepada peserta Darmasiswa. 

Di sinilah justru titik penting diplomasi lunak bermain, 

menanamkan nilai dan norma masyarakat Indonesia 

yang telah berabad-abad hidup dalam keragaman. 

Selain bahasa pengantar dan gegar budaya, Arni juga 

menceritakan salah satu kesulitan yang sampai akhir 

program belum teratasi adalah minimnya ketersediaan 

materi dan latihan pengajaran Bahasa Indonesia 

yang bisa diakses secara daring. Hal ini sangat jauh 

berbeda dengan pembelajaran bahasa Inggris yang 

telah menggunakan teknologi secara maksimal. “Para 

pengajar harus kreatif mendesain materi dan media 

pembelajaran dengan bermodalkan silabus dan buku 

panduan kelas saja,” imbuh beliau. 

Senada dengan hal tersebut, Dina Arie Utari, S.Pd., 

pun menambahkan bahwa Bahasa Indonesia lebih 

banyak digunakan sebagai bahasa sehari-hari atau 

nonformal, sedangkan yang harus diajarkan bahasa 

yang sesuai dengan kaidah EYD. Seperti yang diakui 

oleh Dianita, S.S., M.Hum., bahwa mencari materi 

tambahan seperti film, video atau lagu yang sesuai 

dengan topik maupun tingkat kemampuan siswa 

akhirnya cukup menghabiskan waktu. Para pengajar 

BIPA berharap suatu saat makin banyak orang yang 

mampu mendesain media sesuai dengan tujuan dan 

tingkatan pembelajaran, yang akan memudahkan 

ketercapaian visi dan misi BIPA itu sendiri. 

Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, 

semua pengajar mengaku adanya rasa bahagia dan 

bangga melihat hasil pembelajaran selama kurang 

lebih 10 bulan. Kedua peserta BIPA cukup lancar 

berbahasa Indonesia. Selain itu, keduanya mulai bisa 

menyesuaikan diri dengan budaya orang Indonesia. 

Misalnya, Sam, peserta asal Amerika terbiasa 

menunjukkan arah dengan menggunakan jempolnya. 

Sesuatu yang, bisa jadi, justru anak muda Indonesia 

sudah tidak terbiasa lakukan. Terlebih, mengajarkan 

BIPA ternyata menumbuhkan rasa cinta terhadap 

bahasa, budaya, dan masyarakat Indonesia. Menurut 

Ibu Dina, mengajar BIPA di Itenas mendorong 

dirinya belajar bagaimana caranya lebih mencintai 

Indonesia. Tentu saja, kita tidak mungkin mengajarkan 

sesuatu yang kita sendiri pun tidak suka, seperti yang 

diungkap oleh Dianita yang merasa semakin percaya 

diri sebagai bangsa Indonesia berbahasa Indonesia, 

Kini, Darmasiswa tahun 2017-2018 telah resmi berakhir 

dengan diselengarakannya acara pelepasan oleh 

Rektor Itenas. Namun, sekitar bulan September 

2018 akan dimulai program Darmasiswa angkatan 

ke-2. Menurut informasi dari Kemendikbud selaku 

penyelenggara program ini, telah mendaftar 5 

orang mahasiswa ke Itenas. Harapannya, semua 

sivitas akademika Itenas Bandung mampu menjadi 

Duta Bangsa yang dapat menunjukkan ketinggian 

bahasa dan budaya bangsa ini kepada para peserta 

Darmasiswa. Selain itu, semoga program ini semakin 

berkembang dengan makin bertambahnya mahasiswa 

asing yang berminat untuk belajar di Itenas. [Levita/ 

DKV] 

BEST ORAL 

PRESENTATION 

di The 5th International Conference on 

Industrial Engineering & Applications 

(ICIEA 2018) 

ICIEA (International Conference on Industrial 

Engineering and Application) merupakan kegiatan 

konferensi berkala untuk semua peneliti di seluruh 

dunia. Sebelumnya, ICIEA telah diselenggarakan 

sebanyak 4 kali sejak 2014 di Sydney, Australia, 

2015 di Singapre, 2016 di Hong Kong, dan 2017 di 

Nagoya, Japan. The 5th International Conference 

on Industrial Engineering and Applications (ICIEA 

2018), diselenggarakan di Shaw Foundation Alumni 

House, National University of Singapore (NUS), 26-28 

April 2018, Singapore. Topik penelitian yang disajikan 

terkait dengan teori, metodologi, dan aplikasi yang 

terkait dengan Decision Analysis and Methods, 

E-Business and E-Commerce, Engineering Economy 

and Cost Analysis, Engineering Education and 

Training, Global Manufacturing and Management, 

Healthcare Systems and Management, Human Factors, 

Information Processing and Engineering, Intelligent 

Systems, Manufacturing Systems, Operations 

Research, Production Planning and Control, Project 


Quality Control and Management, Reliability and 

Maintenance Engineering, Safety, Security and Risk 

Management, Service Innovation and Management, 

Supply Chain Management, Systems Modeling 

and Simulation dan Technology and Knowledge 

Management. 

PERJALANAN MENUJU ICIEA 2018 

Washington University USA, Prof. Shey-Huei Sheu 

dari Providence University Taiwan, dan Prof. Felix 

T. S. Chan dari The Hongkong Plytechnic University 

Hongkong. Secara umum topik yang disampaikan 

oleh para keynote terkait dengan penelitian-penelitian 

di bidang teknik industri dan pengaplikasiannya pada 

berbagai masalah sistemik. Setelah keynote speaker 

berbicara, dilanjutkan dengan makan malam bersama. 

Percaya bahwa ilmu dapat berkembang dengan 

adanya kolaborasi yang sinergis, saya, Fadillah 

Ramadhan (Itenas Bandung) bersama 2 kolega, 

Arif Imran, Ph.D. (Itenas Bandung) dan Afrin Fauzya 

(Telkom University) tertarik untuk mengikuti kegiatan 

ICIEA 2018 dengan mengambil tema Supply Chain 

Management (spesifik terkait dengan transportasi). 

Setelah berdiskusi mengenai gagasan yang akan 

diajukan terkait tema, kami pun melakukan submit 

paper dan diterima oleh panitia dengan judul paper 

‘A Record-to-Record Travel Algorithm for Multi- 

Product and Multi-Period Inventory Routing Problem.’ 

Dengan diterimanya paper saya dan teman-teman, 

saya sebagai corresponding author melakukan 

presentasi di NUS. Saya berangkat sendiri dari 

Bandara Husein Sastranegara Bandung tanggal 26 

April 2018, kurang lebih pukul 08.00 dengan tujuan 

Changi Airport Singapura. Saya tiba di Singapura 

sekiar pukul 12.00 siang. Setelah tiba di Changi 

Airport, saya langsung berangkat menuju hotel yang 

sudah saya booking sebelum keberangkatan untuk 

melakukan check in. Jarak dari Changi Airport ke Hotel 

(RELC International Hotel) cukup jauh, kurang lebih 

membutuhkan waktu 1,5 jam dengan menggunakan 

bis umum. Sesampainya di hotel, kurang lebih pukul 

13.30, saya langsung melakukan check-in, unloading 

barang-barang yang dibawa di kamar hotel, dan 

langsung berangkat menuju NUS, tepatnya di 

NUS Alumni House. Jarak dari RELC International 

Singapore ke NUS Alumni House tidak terlalu dekat. 

Untuk menempuhnya dibutuhkan kurang lebih 45 

menit menggunakan bis umum, dan saya baru sampai 

di venue sekitar pukul 14.45, tepat untuk mengikuti 

pembukaan konferensi. 

Pada pembukaan konferensi terdapat 4 keynote 

speaker ternama, yaitu Prof. Tang Loon Ching dari 

NUS Singapura, Prof. George Zhang dari Western 

Hari kedua, tanggal 27 April 2018, merupakan 

sesi paralel untuk semua presenter. Saya 

masuk pada sesi Transportation and Dispatch, 

karena topik penelitian saya terkait dengan 

transportasi. Session Chair pada sesi ini adalah 

Prof. Tarun Gupta (dari Western Michigan 

University, USA). Setelah semua penampil selesai 

mempresentasikan penelitiannya, Prof. Tarun 

Gupta memilih Best Oral Presentation, dan saya 

terpilih untuk mendapatkan penghargaan best 

presenter tersebut. 

Penghargaan tersebut memberikan saya semangat 

untuk melakukan penelitian lebih baik lagi, karena 

mendapatkan apresiasi dari konferensi yang cukup 

ternama dan dipilih oleh profesor yang teruji secara 

kompetensi yang dimilikinya. Akhirnya proses sesi 

paralel selesai sekitar pukul 18.00 dan dilanjutkan 

dengan makan malam. 

KEMBALI KE INDONESIA 

Hari ketiga merupakan hari opsional untuk melakukan 

tour keliling Singapura. Saya tidak mengikuti kegiatan 

tersebut karena jadwal penerbangan saya pulang ke 

Bandung pada pagi hari tanggal 28 April tersebut. 

Saya menggunakan bus kembali menuju Changi 

Airport dan tiba di Bandung Indonesia sekitar pukul 

13.00. Pulang ke Bandung membawa penghargaan 

merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi, 

juga untuk sivitas akademika Itenas, sekaligus sebagai 

pemicu semangat lebih untuk berkarya. Dari beberapa 

konferensi internasional yang telah diikuti, sungguh, 

konferensi internasional ICIEA 2018 inilah yang paling 

berkesan untuk saya.*** 

Tulisan ini dibuat seperti yang dituturkan dan dituliskan 

langsung oleh Fadillah Ramadhan ST., MT. 


45

JINGGASWARA ITENAS 

BERKOLABORASI DENGAN 

DVYA CHILDREN YOUTH CHOIR 

MERAIH PRESTASI INTERNASIONAL 

DI AJANG 

ORIENTALE CONCENTUS XI 

Jinggaswara Itenas merupakan 

Unit Kegiatan Mahasiswa Itenas 

yang mewadahi mahasiswa yang 

mempunyai kegemaran dan 

ketertarikan terhadap dunia tarik 

suara khususnya dunia paduan suara. Jinggaswara 

kali ini berkolaborasi dengan Dvya Children Choir 

mengikuti 11th Orientale Concentus International 

Choral Festival Singapore yang diselenggarakan pada 

tanggal 1 – 4 Juli 2018 di Singapore. 

11th Orientale Concentus International Choral 

Festival Singapore dilaksanakan di School Of The Art 

& Esplanade Concert Hall, Singapore. 11th Orientale 

Concentus International Choral Festival Singapore 

dikelola sejak tahun 2008 oleh Ace99 Cultural Pte 

Ltd yang bertujuan untuk mempromosikan seni 

internasional dan pertukaran budaya. 11th Orientale 

Concentus International Choral Festival Singapore 

ini memiliki berbagai macam acara diantaranya 

kompetisi, Meet The Judges, Individual Master Class, 

Outdoor Community Concert. Choir Exchange, 3 

Mass Master Classes, dan Gala Concert. 



Selama 3 hari para peserta berkompetisi untuk 

memperebutkan juara pertama pada kategori yang 

diikuti untuk mendapatkan tiket Grand Prix dimana 

mereka akan memperebutkan gelar juara Grand 

Prix. Dalam kompetisi ini, Jinggaswara Itenas Choir 

akan mengikuti kategori Mixed Voices Senior Youth 

Category dan Church Choir. Selain berkompetisi 

Jinggaswara Itenas Choir akan mengikuti Outdoor 

Community Concert dan 3 Mass Master Classes. 

Outdoor Community Concert adalah ajang dimana 

kami akan menunjukan kebudayaan Indonesia dengan 

menyanyikan lagu daerah, sehingga dari konser 

tersebut para peserta dari negara lain akan mengenal 

Indonesia. 

Jinggaswara yang berkolaborasi dengan Dvya Children 

Youth Choir meraih prestasi yang membanggakan 

yaitu meraih GOLD Grade III pada Sacred/Church 

Choir Category dan meraih SILVER Grade I pada 

Mixed Voices Senior Youth Category. 

Selamat untuk Jinggaswara Itenas Choir dan Dvya 

Children Youth Choir atas kolaborasinya sehingga 

meraih prestasi yang cukup membanggakan. 

47

PERSONA 

“ Dalam Hal Apapun, 

Integritas adalah yang Utama ....” 

Sepintas wawancara dengan Dr. Ir. Iwan Inrawan Wiratmadja, 

Ketua Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi (YPDS). 

Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi didirikan pada tanggal 7 Desember 1972 oleh R. 

Mansoer Wiratmadja, Ir. sebagai Ketua; Ny. Sutjiati Bunarto, Ir. sebagai Sekretaris, dan 

Darmawan, S.H. sebagai Bendahara. Sejak mulai didirikan hingga saat ini, Yayasan 

Pendidikan Dayang Sumbi secara konsisten menjalankan komitmennya di bidang 

pendidikan melalui Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, dulu sempat dikenal 

dengan nama Atenas, Akademi Teknologi Nasional. 


Dr. Ir. Iwan Inrawan Wiratmadja, sosok bersahaja 

dengan beragam karya dan prestasi yang saat ini 

menjabat sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Dayang 

Sumbi (YPDS). Ia adalah seorang akademisi yang 

menempatkan fokus kajiannya pada Kelompok 

Keahlian Manufaktur. Beliau menyelesaikan Program 

Sarjana S1-nya di Institut Teknologi Bandung (1984), 

melanjutkan Program Master pada Universite Pierre 

Mendes-France-Grenoble II Grenoble Perancis (1991), 

dan menempuh Program Doktoral di Universitas yang 

sama pada tahun 1995. Beliau memiliki sejumlah 

kiprah dalam penelitian serta pengembangan riset 

berbasis pada Teknologi Industri, di antaranya 

Development of Generalized Technology Transfer 

Model and Its Application and Verification to 

Indonesia (2017), Pengembangan Sektor Telematika 

Indonesia melalui Peningkatan Kapabilitas Layanan 

Offshore Outsourcing IT Perusahaan Perangkat 

Lunak Indonesia (2016), serta publikasi pada jurnal 

bereputasi dalam skala Internasional. 

Sejak tahun 1984, Iwan Inrawan sudah menunjukkan 

passion-nya untuk mengembangkan diri di bidang 

akademik dengan menjadi Dosen. Namun, sebelum 

menjadi Asisten Dosen dan Dosen di Itenas, awal 

karirnya di Itenas dimulai dari pekerjaan yang 

sederhana tetapi memerlukan tenaga sekaligus 

ketelitian yang besar, yaitu sebagai salah satu Panitia 

Penerimaan Mahasiswa Baru. Setelah itu, barulah 

kemudian Iwan Inrawan mulai menapaki karir bidang 

akademiknya di Itenas, baik sebagai Asisten Dosen, 

Dosen, Pembimbing Tugas Akhir, Sekretaris Yayasan, 

sampai akhirnya diberi kepercayaan menjabat sebagai 

Ketua Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi (YPDS) 

hingga sekarang, dan bertekad untuk memegang 

teguh komitmen YPDS melalui Itenas dalam 

memberikan kesempatan pendidikan yang luas bagi 

masyarakat dari beragam segmentasi. Itenas dalam 

perkembangannya harus tetap berupaya untuk dapat 

menjawab tuntutan dan kebutuhan zaman dan dunia 

industri, bertumbuh dan berkembang menjadi pilar 

relasi dengan sivitas akademika lain. Beliau meyakini 

bahwa kompetensi adalah yang utama, keberbedaan 

adalah potensi yang dapat saling menguatkan, selama 

memiliki visi yang sama, visi yang berkembang jauh ke 

depan. 

Sebagai persona, Iwan Inrawan dikenal sebagai seorang 

yang rendah hati, mengapresiasi keterbukaan, ramah 

dan mengutamakan profesionalitas dalam bekerja. 

Sebagai putra dari ‘The Founding Father of Itenas’, 

(Alm.) R. Mansoer Wiratmaja, meski awalnya Iwan 

Inrawan memiliki idealisme untuk tidak melanjutkan 

jejak ayahnya di YPDS dikarenakan beliau tidak ingin 

diposisikan sebagai pewaris legacy, namun pesan 

terakhir yang diterimanya melalui surat yang ditulis 

oleh sang ayah sebelum meninggal, membuatnya 

untuk berdamai dengan idealisme tersebut, dan 

pulang kembali dari Perancis ke Indonesia, untuk turut 

berkontribusi dalam mengembangkan Itenas. 

Bagi Iwan Inrawan, sosok (Alm.) R. Mansoer Wiratmaja 

adalah ayah yang sangat luar biasa. Dari beliau, Iwan 

Inrawan belajar pentingnya untuk mengembangkan 

diri dari berusaha keras meski dari nol, termasuk 

pentingnya memelihara relasi dengan siapapun dan 

berkomunikasi secara terbuka, rendah hati pada siapa 

pun. Dari sang ayah pula, Iwan Inrawan mendapatkan 

penguatan betapa keluarga harus selalu menjadi yang 

pertama, kesejahteraan bersama adalah penting, 

tetapi integritas dan profesionalitas dalam bekerja 

harus tetap diutamakan. 

Beliau berharap, kelak, seluruh sivitas 

akademika Itenas Bandung dapat menggali 

potensi yang dimiliki oleh setiap persona 

secara maksimal, untuk kemudian sanggup 

secara bersama-sama terus bergandengan 

tangan dalam membangun integritas, kerja 

sama dan komitmen demi memajukan ilmu 

pengetahuan demi kebermanfaaatannya bagi 

masyarakat. 

[Khusus/IM] 

PERSONA 

49


JUDUL 

PENULIS 

PENERBIT 

HALAMAN 

TAHUN TERBIT 

ISBN 

I Wish I’d Made You Angry Earlier: Essays on Science, 

Scientists, and Humanity 

Max F. Perutz 

Cold Spring Harbor Laboratory Press 

486 halaman (Paperback) 

2002 (terbit pertama 1998) 

0879696745 (ISBN13: 9780879696740) 

Science is no quiet life. Imagination, creativity, ambition, and conflict are as vital and abundant in science as in artistic endeavors 

– Sains bukanlah kehidupan yang tenang. Pencapaian sains vital dan berlimpah akan imaginasi, kreativitas, dan konflik, sama 

halnya seperti upaya pencapaian sesuatu artistik. Esai-esai dalam buku ini menceritakan proses pencapaian demikian. 

Max. F. Perutz (1914-2002) adalah seorang saintis 

yang sudah malang melintang dalam bidang biologi 

molekular, pemenang piala nobel di bidang kimia, serta 

dikenal juga sebagai penulis esai yang humanis dan 

penuh nasihat bijak. Buku edisi ini memiliki sembilan 

esai tambahan dibandingkan edisi sebelumnya. Pada 

buku ini kebanyakan esai ditulis dengan gaya resensi 

buku di The New York Review of Books, yang ditulis 

dengan humor dan kecerdasan yang unik. Selain itu 

terdapat esai yang mengubah cerita tentang dunia 

sains dan kedokteran menjadi suatu petualangan 

menyenangkan. Dalam penulisannya Perutz juga 

menambahkan petuah yang bijak dan manusiawi. 

Perkembangan nuklir pertama di dunia menunjukkan 

ambisi, konflik, dan ketakutan di antara para saintis akan 

perkembangan senjata nuklir oleh pihak Nazi Jerman. 

Gambaran ini disampaikan dalam esai The Man Who 

Patented The Bomb? dan Why did Germans not 

Make The Bomb? Leo Szilard, seorang fisikawan 

Yahudi berkebangsaan Hungaria, menuliskan ide 

tentang reaksi berantai dalam fusi neutron untuk 

menghasilkan energi nuklir. Ide tersebut dipatenkan 

di tahun 1934. Selama empat tahun dia meneliti fusi 

neutron dengan membombardir elemen beryllium 

dan indium, namun tidak menghasilkan reaksi berantai 

yang diharapkan. Sehingga di akhir tahun 1938 Szilard 

meminta pihak paten untuk menarik paten yang 

diperolehnya. Sebulan setelahnya, Otto Hahn dan 

Fritz Strassman mendaftarkan paten yang sama serta 

mengkonfirmasi kebenaran dari paten Szilard. Hahn 

dan Strassman tidak mengetahui kalau Szilard sudah 

mendaftarkan paten yang sama, karena saat idenya 

dipatenkan Szilard sedang bekerja untuk pemerintah 

Inggris. Hahn dan Strassman juga mengetahui 

implikasi paten Szilard bagi kemiliteran yang 

dirahasiakan olah pihak British Admiralty. Melihat ide 

patennya dikonfirmasi kebenarannya, Szilard meminta 

pihak paten menetapkan kembali patennya pada 

Februari 1939. 

Awalnya Szilard senang patennya terbukti, akan 

tetapi kemudian dia merasa khawatir jika patennya 

digunakan oleh Jerman, dan bekerjasama dengan 

Hitler untuk membangun bom atom. Kekhawatiran 

Szilard terus berlanjut sehingga membawanya 

berimigrasi ke Amerika dan menjadi salah satu 

inisator dari proyek Manhattan (Manhattan Project). 

Proyek ini adalah pengembangan senjata nuklir (bom 

atom) yang digagas oleh negara Amerika, Inggris, dan 

Kanada, untuk menandingi proyek pengembangan 

uranium (uranium project) oleh pemerintah Jerman. 

Sayangnya, Szilard tidak berperan utama dalam projek 

tersebut. Sikapnya yang hanya memberikan ide dan 

berharap orang lain yang melakukan pekerjaannya 

membuat dia dikesampingkan dari proyek tersebut. 


Kondisi ini membuat dia memikirkan lebih mendalam 

tentang konsekuensi dari pengembangan bom 

atom. Akhirnya, sejak tahun 1945 dan seterusnya, 

Szilard menjadi salah satu aktivitis yang berusaha 

menyelamatkan dunia dari penemuannya sendiri. 

Di tahun 1946, Szilard meminta bantuan Einsten 

untuk membentuk Emergency Committee of Atomic 

Scientist dan menggalang dana untuk memberikan 

pendidikan tentang energi atom di sekolah-sekolah 

umum. Selama hidupnya Szilard selalu merasa 

diteror. Teror oleh bangsa Jerman membuat dia 

memulai penelitian tentang bom atom dan teror akan 

konsekuensi dari bom atom memaksa dia melakukan 

kampanye perdamaian selama hidupnya. 

Kompetisi membuat bom atom pertama di dunia juga 

dibahas dalam esai Why did Germans not Make The 

Bomb? Alasan Nazi Jerman tidak membuat bom atom, 

bukan karena mereka kekurangan saintis atau sumber 

daya dalam mengembangkan bom tersebut, akan 

tetapi para petinggi Jerman (termasuk saintis) tidak 

benar-benar berusaha membuatnya dan merekapun 

tidak memiliki waktu cukup untuk membangun 

bom atom tersebut. Proyek pengembangan reaktor 

uranium (uranium project) dimulai sejak Jerman 

berhasil menduduki Polandia di tahun 1939. Program 

ini dipimpin oleh Kurt Diebner yang meniliti implikasi 

reaksi berantai dalam fusi neutron untuk kepentingan 

militer. Salah satu saintis yang tergabung dalam proyek 

adalah Werner Heisenberg. Dia berhasil menghitung 

kemungkinan dilakukannya fusi neutron yang bisa 

mengakibatkan reaksi berantai dan terbentuk bom 

atom. Akan tetapi menurut perhitungan Heinsenberg 

riset ini membutuhkan waktu tahunan untuk bisa 

berhasil menghasilkan bom atom. Pada masa itu Hitler 

memiliki ketentuan, jika proyek pengembangan sains 

berbiaya besar dan memakan waktu penyelesaian 

lebih dari sembilan bulan, maka proyek tersebut 

dihilangkan. Setelah diluncurkannya bom atom oleh 

koalisi Amerika di Hiroshima, Jepang, para fisikawan 

Jerman bertemu di Farm Hall, dekat Huntingdon di 

Inggris. Pada pertemuan itu Otto Hahn mengutip 

pendapat Heinsenberg yang menyatakan bahwa, 

”Saya sangat yakin akan kemungkinan membuat 

reaktor uranium, akan tetapi tidak untuk 

membuat bom atom, dan dari hati yang terdalam 

saya sangat senang karena kami hanya membuat 

reaktor dan tidak membuat bom.” - - 

Di tahun 1970 Richard Nixon, Presiden Amerika 

Serikat, mengumumkan bahwa untuk kepentingan 

militer AS mereka mengembangkan senjata biologi 

toksin. Ancaman senjata biologi adalah ancaman 

senjata menggunakan patogen (bakteri, virus, toksin 

atau organisme penghasil penyakit lainnya), yang 

digunakan sebagai alat untuk melukai, melumpuhkan, 

bahkan membunuh musuh. Di dalam esai the threat 

of biological weapons Perutz menuliskan resensi 

dari buku Biohazard: The Chilling True Story of the 

Largest Covert Biological Weapons Program in the 

World—Told from Inside by the Man Who Ran It. 

Buku ini bercerita tentang biografi seorang dokter 

yang meneliti pengembangan proyek senjata biologi 

untuk kepentingan pemerintah Rusia. Dia terpilih 

mensupervisi dan bertanggungjawab atas proyek 

tersebut. Sampai waktu pemerintah Rusia (Uni-Soviet) 

terpecah, proyek ini telah mempekerjakan sebanyak 

60 ribu orang, baik untuk penelitian, pengembangan, 

dan manufaktur dari senjata biologi. Sebagai seorang 

dokter, dia berjanji untuk tidak merugikan atau 

melukai makhluk hidup dan diapun mengetahui 

konsekuensi hasil pekerjaannya dapat membunuh 

banyak orang. Akan tetapi dia tidak tahu bagaimana 

mengkompromikan antara konsekuensi yang akan 

terjadi dengan passion-nya dalam meneliti. 

Isu-isu penelitian di bidang kedokteran juga 

dibahas dalam esai Dangerous Misprints. Esai 

tersebut bercerita tentang proyek ambisius untuk 

mengidentifikasi lokasi yang tepat dari semua gen 

di dalam tubuh manusia. Menurut perkiraan, jumlah 

gen dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 100 

ribu gen. Pemetaan gen ini berhasil mengidentifikasi 

lokasi gen pembawa kelainan hemofilia, Huntington’s 

disease, muscular dystrophy (kelainan jaringan otot), 

dan fibrosis (pengentalan lendir di dalam tubuh). 

Selain kelainan-kelainan tersebut, diketahui juga 

bahwa dengan tidak berfungsi atau hilangnya salah 

satu gen dalam tubuh bisa berakibat munculnya 

beragam penyakit kanker. Bahkan rentan atau tidaknya 

seseorang menjadi pecandu alkohol (alcoholism) 

dapat dideteksi dari gen-gen yang ada di dalam 

tubuhnya. Hasil pemetaan gen ini perlu dicermati 

secara bijak, karena dapat terjadi keterkaitan antara 

isu dan dilema dengan etika dan privasi seseorang. 


51

Contohnya, dengan mengetahui kelainan down 

syndrome pada janin memungkinan calon orang 

tua untuk melakukan aborsi, karena khawatir bayi 

yang lahir memiliki down syndrome. Contoh lainnya 

adalah pemanfaatan profil gen untuk keperluan 

pemilik perusahaan terkait asuransi kesehatan dari 

pegawainya. 

Buku yang disusun oleh Perutz ini dibagi menjadi lima 

judul utama yaitu Ploughshares Into Swords, How to 

Make Discoveries, Photo Gallery, Right and Wrong, 

dan More about Discoveries. Esai The Man who 

Patented The Bomb?, Why did Germans not Make 

The Bomb? dan The Threat of Biological Weapons 

termasuk dalam Ploughshares into Swords, sedangkan 

Dangerous Misprints termasuk dalam How to Make 

Discoveries. Foto-foto peneliti terkait esai yang ditulis 

terdokumentasi dalam Photo Gallery, diantaranya 

foto dari Fritz Haber, Fritz Strassman, Otto Hahn, Lise 

Meitner, Niels Bohr, dan Werner Heisenberg. 

Buku ini memiliki banyak esai lain dengan topik yang 

beragam. Kesemua esai menarik untuk disimak dan 

mengasah pembaca berfikir kritis tentang sains, 

penelitian, dan implikasinya pada kemanusiaan. 

[Dian NH/IM] 

“Kulihat ibu pertiwi, Sedang bersusah hati 

Air matamu berlinang, Mas intanmu terkenang 

Hutan gunung sawah lautan, Simpanan kekayaan 

Kini ibu sedang lara, Merintih dan berdoa.” 

………………………………… 

Dik, 

Oleh : Agus Safari 

RELUNG 

Kedamaian 

Itu Terusik 

Kadang kita tidak tahu dengan pasti kedamaian 

itu seperti apa? Wujudnya bagaimana? Rasanya 

bagaimana? Semuanya begitu fana.... Mungkin saja 

Israel dengan kepongahannya itu adalah sebagai 

wujud dari bagian kedamaian mereka, mungkin saja 

Israel membombardir ke massa di Gaza itu merupakan 

‘rasa’ dari kedamaian mereka, dan beberapa deretan 

kemungkinan yang hadir bisa panjang ditulis dalam 

bentuk pertanyaan maupun pernyataan. 

Sudah banyak darah dipersembahkan demi sebuah 

kedamaian, namun setelah mereka rebut kedamaian 

itu, mereka menyadari bahwa kedamaian itu nisbi. 

Persis seperti yang digambarkan oleh kawan saya 

dari Yogyakarta bercerita cukup menarik tentang 

Jepang dan Amerika, Amerika dan Vietnam, mereka 

masih mencari bentuk kedamaian itu dalam sosok 

lain; pongah, politis atau Dajjal. Ini mungkin pola 

bentuk kedamaian negara adidaya yang sudah tak 

berdaya mencari kedamaian sejati dalam tatanan 

kenegaraannya yang frustasi dalam berbagai 

keterlibatannya di kancah dunia. Misalnya Amerika 

(baca: Bush dan Obama) frustasi dengan negara Irak 

dan Palestina hingga menolak di DK PBB, hal ini agar 

bisa mencicipi ‘kedamaian’ yang disodorkan oleh 

Israel (Benjamin Netanyahu); darah manusia sebagai 

mahar untuk sebuah ritual ‘kedamaiannya’. 


Surut ke beberapa kurun waktu yang lampau, sahabat 

dari Jakarta mengirim SMS kepada saya panjang lebar, 

yaitu: “PASURUAN, AMBON, POSO, ACEH, SAMPIT, 

PAPUA”. Entah tugas apa yang harus kita pikul 

dengan ikhlas ketika kenyataan tampil memilukan, 

padahal kita tak mungkin berkata bahwa; kaki-kaki 

yang menginjak-injak itu bukan salah satu dari kaki 

kita. Rupanya, kerja nyata untuk mengurangi kepiluan 

harus segera kita kerjakan, sekecil apapun. Ini jika 

tidak ingin terus menumpuk dosa yang nampak jauh 

namun sesungguhnya dekat dari urat nadi leher kita. 

Wk.” 

Entah kedamaian apalagi yang ditawarkan oleh 

seseorang yang meng-atasnamakan syariah agama. 

Sehingga darah manusia lagi yang dikorbankan 

dalam pencarian kedamaian nisbi tersebut. Kadang 

kita terjebak dengan pola kedamaian ‘kekinian’ yang 

telah banyak menggeser nilai-nilai yang selama ini kita 

anut, semuanya terseret dalam gelombang globalisasi 

kedamaian nisbi tersebut. Lantas kita pun bertanya; 

Kedamaian apalagi yang akan kita raih saat ini, Dik...?! 

Dik, lantas posisi kita di mana saat ini? 

Apakah seperti lagu “Kulihat Ibu Pertiwi” di atas? 

Membiarkan ibu Pertiwi berurai air mata, bersusah 

hati, harta kekayaannya bukan milik kita? Itukah wujud 

kita pada Ibu kedamaian? Itukah rasa Ibu kedamaian? 

Lalu kedamaian itu seperti apa dan buat siapa? 

Ah, rasanya kita semakin dirajah oleh suguhan retorika 

yang menyejukan hati namun semuanya itu samar dan 

semu. *** 

Penulis adalah Ketua I Regu Pengurus dan Ketua 

Bidang Pengamatan Regu Pengamat Forum Film 

Bandung. 

Ah, rasanya kita semakin hari selalu dituntut dan 

waspada untuk menjaga ‘kedamaian’ ini dalam diri 

kita masing-masing. Seperti para Pandawa Lima 

menyepi ke hutan untuk menggali kembali kedamaian 

mereka, kesucian mereka, agar tidak campur baur 

dengan kedamaian nisbi. Ada ilustrasi yang sangat 

menarik, yaitu tetangga saya; ia mempunyai 5 

orang anak dan semuanya telah menikah, ia telah 

ditinggal suaminya meninggal lebih dulu, ia hidup 

bersama pembantunya, sementara anak-anaknya 

sudah mempunyai rumah masing-masing. Suatu hari 

mereka berkumpul di rumah orang tuanya itu; liburan 

long week-end. Semuanya berkumpul, anak, cucu, 

dan para menantu; gembira ria suasana tersebut, 

mencerminkan kedamaian dan kebahagiaan saat kita 

melihatnya dari luar dinding mereka. Namun, ketika 

seluruh anaknya, cucunya dan menantunya pulang ke 

rumah masing-masing, maka rumah itu kembali sepi, 

lalu ibu tua itu kembali bersama pembantunya; sendiri. 

Masuk ke kamar tidurnya yang sunyi, merengkuh sepi 

yang hakiki saat itu. 

RELUNG 

53


Jalan Sehat dan 

Pameran Pendidikan 

HARDIKNAS RISTEKDIKTI 

CAR FREE DAY DAGO - 6 MEI 2018 

Setelah penutupan rangkaian kegiatan pekan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang 

diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), 

beberapa dosen dan karyawan Itenas bersama masyarakat Bandung turut mengikuti jalan sehat di 

kawasan Car Free Day (CFD) Dago - Bandung. (Bhakti.H/BPKP) 


Evhero, mobil listrik ramah lingkungan rancangan Itenas, juga turut berpartisipasi dalam Pameran 

Expo Karya Inovasi Perguruan Tinggi 2018. 

Para peserta Jalan Sehat pagi hari Hardiknas Ristekdikti 2018. 


55


PAMERAN 

DESAIN 

PRODUK 

Bandung Creative Hub 

Merupakan bentuk 

pertanggungjawaban dari hasil 

karya mahasiswa Jurusan Desain 

Produk Institut Teknologi Nasional 

(Itenas) kepada masyarakat bahwa 

bidang design produk Itenas banyak 

menghasilkan hasil karya yang memiliki 

nilai inovasi yang setara dengan yang 

dihasilkan oleh negara lain. 

Beberapa hasil karya yang 

dipamerakan diantaranya termuat 

dalam hasil Candera Gambar 

berikut ini. 

(Bhakti.H/IM) 


CANDERA GAMBAR 57

58 ITENAS MAGAZINE • AGUSTUS 2018 

Selamat Atas Terbitnya 

Edisi Perdana

59

Itenas Magazine 01-2018

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?