14.01.2019 Views

E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 14 JANUARI 2019

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

7<br />

KICKERS<br />

SENIN, <strong>14</strong> <strong>JANUARI</strong> <strong>2019</strong> / 8 JUMADIL AWAL <strong>14</strong>40 H<br />

12<br />

Radar Cianjur<br />

SENIN, <strong>14</strong> <strong>JANUARI</strong> <strong>2019</strong><br />

KICKERS<br />

Badai Bakal Terjang Tim Liga 2 2017<br />

JANGGAL:<br />

Wasit laga<br />

PSS Sleman<br />

melawan<br />

Madura FC<br />

M. Reza Pahlevi<br />

mengalami<br />

cedera pada<br />

babak kedua.<br />

Reza akhirnya<br />

digantikan<br />

wasit cadangan<br />

Agung Setiawan.<br />

LIGA 2<br />

Satgas Sudah Hubungi Persijap<br />

GUNTUR AGA TIRTANA/<strong>RADAR</strong> JOGJA<br />

PERTANDINGAN ANEH: Pemain PSS Sleman Ikhwan Ciptady (kanan) berduel dengan Mohammad Choirul Rifan (Madura FC) pada laga babak 8 besar Liga 2 di Stadion Maguwoharjo,<br />

Sleman (6/11/2018). PSS menang dengan skor 1-0 dalam laga yang dipenuhi banyak kejanggalan itu.<br />

Tidak Ada<br />

Sanksi bagi<br />

Peniup Peluit<br />

KOMISI Disiplin (Komdis) PSSI<br />

mengimbau siapa pun yang memiliki<br />

informasi soal pengaturan skor<br />

untuk tidak takut melapor. Komdis<br />

menjamin whistleblower alias peniup<br />

peluit tak akan dijatuhi hukuman.<br />

Ketua Komdis PSSI Asep Edwin<br />

menjelaskan, pihaknya tidak akan<br />

menghukum siapa pun, termasuk<br />

CEO Persijap Jepara Esti Puji Lestari,<br />

jika berani membongkar<br />

skandal pengaturan skor. ’’FIFA<br />

sudah mengatur itu dalam programnya.<br />

Whistleblower tidak<br />

dijatuhi hukuman,’’ ujarnya.<br />

Asep melanjutkan, dalam kode<br />

disiplin PSSI, hukuman atau sanksi<br />

yang dijatuhkan harus melihat situasi<br />

dan kondisi. Artinya, pihaknya<br />

tak bisa seenaknya memberikan<br />

hukuman. Komdis pun sangat terbuka<br />

jika Esti mau datang dan<br />

menceritakan kejanggalan-kejanggalan<br />

yang dialaminya.<br />

Asep mencontohkan kasus Lasmi<br />

Indaryanti, mantan manajer Persibara<br />

Banjarnegara. Lasmi yang pernah<br />

memberikan sejumlah uang<br />

kepada Priyanto dan Ani Yuni Artikasari<br />

untuk mengatur pertandingan<br />

tidak dihukum Komdis PSSI.<br />

Priyanto dan Ani akhirnya ditangkap<br />

Satgas Antimafia Bola. Bahkan,<br />

pejabat penting PSSI seperti mantan<br />

anggota Komite Eksekutif PSSI<br />

Johar Lin Eng dan eks anggota<br />

Komdis Dwi Irianto alias Mbah<br />

Putih ikut terseret. ’’Itu karena<br />

Lasmi berani jadi whistleblower.<br />

Ikut membantu komdis untuk mengungkapkan<br />

kebenaran,’’ papar<br />

Asep. (rid/c18/nur)<br />

PARA<br />

PENGUNGKAP<br />

FAKTA<br />

Beberapa sosok ini<br />

memiliki nyali besar karena<br />

berani berteriak dan<br />

bertekad membongkar<br />

kebusukan yang terjadi di<br />

sepak bola Indonesia.<br />

1<br />

DIAT, QUAT, SE<br />

quatet, JANUAR verostinibh HERWANTO er aut<br />

Manajer Madura FC<br />

2<br />

MUHAMMAD IRHAM<br />

Wasit Liga 2 2018<br />

asal Jogjakarta<br />

3<br />

DIAT, QUAT, SE<br />

quatet, verostinibh er aut<br />

IMRON ABDUL FATTAH<br />

Mantan manajer<br />

Perseba Super Bangkalan<br />

Dagelan di Sleman<br />

Naik ke Tahap Penyidikan<br />

TIM Satgas Antimafia Bola terus bergerak maju untuk<br />

membongkar praktik pengaturan hasil pertandingan<br />

yang marak terjadi di sepak bola Indonesia. Salah satu<br />

yang menjadi perhatian utama adalah dugaan pengaturan<br />

pertandingan antara PSS Sleman kontra Madura<br />

FC di Liga 2 2018 pada 6 November lalu.<br />

Status pertandingan tersebut saat ini naik ke penyidikan.<br />

Laga yang dikenal dengan nama Dagelan di Sleman itu<br />

memang penuh kejanggalan. Satu-satunya gol yang terjadi<br />

dalam laga tersebut diawali dari offiside yang begitu vulgar,<br />

’’sampai 2 kilometer’’. Keanehan lain adalah adanya wasit<br />

yang tiba-tiba mengalami cedera di tengah pertandingan.<br />

Sebelumnya, laporan mantan Manajer Persibara Banjarnegara<br />

Lasmi Indaryani menghasilkan empat orang tersangka.<br />

’’Kemudian, kami ada pengembangan baru dari kasus itu,<br />

yakni dengan terlapornya VW,’’ ucap Ketua Tim Media Satgas<br />

Antimafia Bola Kombespol Argo Yuwono. VW yang dimaksud<br />

Argo adalah Vigit Waluyo, terdakwa kasus korupsi PDAM<br />

Sidoarjo yang sekarang mendekam di tahanan.<br />

Terkait indikasi permainan dalam laga PSS melawan<br />

Madura FC, Satgas mulai menemukan titik terang.<br />

’’Setelah melalui mekanisme gelar perkara hari ini<br />

(kemarin, Red), kami naikkan ke penyidikan,’’ ungkap<br />

mantan Kabidhumas Polda Jatim tersebut.<br />

Secara terpisah, Satgas sudah menerima laporan dari salah<br />

seorang wasit asal Jogjakarta, yakni Muhammad Irham. Dia<br />

adalah wasit yang bertugas di Liga 2 2018. Dalam berita sebelumnya,<br />

Irham mengaku membawa data banyaknya kasus<br />

jual beli pertandingan di Liga 2 musim lalu. Dia mengklaim<br />

hampir semua kontestan melakukan pengaturan laga.<br />

Hingga kemarin, Satgas terus mendalami laporan<br />

tersebut. Selanjutnya, dari data itu, penyelidikan akan<br />

terus dilakukan. Nantinya juga digali apakah informasi<br />

yang masuk tersebut berhubungan langsung<br />

dengan kasus yang sedang Satgas tangani.<br />

Taufiqurrahman, kuasa hukum Muhammad Irham,<br />

menjelaskan bahwa kliennya bertekad sekeras-kerasnya<br />

membantu kinerja Satgas Antimafia Bola. ’’Mas Irham<br />

juga sudah di-BAP (berita acara pemeriksaan). Prinsipnya<br />

kami menunggu proses di Satgas,” katanya.<br />

Sementara itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria dijadwalkan<br />

akan kembali menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia<br />

Bola. Pemanggilan tersebut terkait sejumlah kasus yang<br />

saat ini ditangani Satgas. (nap/bry/c17/nur)<br />

4<br />

LASMI INDARYANI<br />

quatet, Mantan verostinibh manajer er aut<br />

Persibara Banjarnegara<br />

5<br />

ESTI PUJI LESTARI<br />

CEO Persijap Jepara<br />

DIAT, QUAT, SE<br />

B<br />

JEPARA – Skandal pengaturan pertandingan pada<br />

Liga 2 musim 2017 segera terkuak. Itu terjadi setelah<br />

pihak manajemen Persijap Jepara siap melakukan laporan<br />

resmi ke Satgas Antimafia Bola.<br />

Persijap mengaku dikerjai habis-habisan pada Liga 3 2017.<br />

Termasuk menelan empat kekalahan beruntun pada babak<br />

penyisihan grup 3. Persijap dikalahkan Persibangga Purbalingga,<br />

Persip Pekalongan, PSS Sleman, dan Persibat<br />

Batang. Uniknya, seluruh laga berakhir dengan skor identik,<br />

0-1! Persijap mengaku kerap mendapatkan penalti-penalti<br />

aneh pada menit-menit akhir pertandingan.<br />

Sejatinya, manajemen Persijap sudah sangat ingin<br />

melaporkan segala keanehan itu. ’’Tapi, tim pengacara<br />

saya bilang agar menahan diri. Karena<br />

kan saya orang baru di sepak bola,”<br />

kata Presiden Persijap Esti Puji<br />

#PSSIHarusBaik<br />

E R A N T A S<br />

I A<br />

M A F<br />

B O L A<br />

Lestari kepada Jawa Pos.<br />

Nah, kehadiran Satgas Antimafia<br />

Bola membuat Esti yakin bahwa<br />

masalahnya akan diusut tuntas.<br />

Bahkan, kemarin Esti dihubungi<br />

Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola<br />

Brigjen Pol Krishna Murti. ’’Beliau<br />

bilang silakan lapor kalau memang ada<br />

bukti. Bisa percakapan telepon atau video, itu<br />

sudah bisa dijadikan alat bukti. Lalu, saya bilang, oke, saya<br />

siap (membuat laporan),” tegas Esti.<br />

Hal itu membuat Esti bergerak cepat. Segala bukti sedang<br />

dia siapkan. Esti bahkan meminta seluruh ofisial yang terlibat<br />

pada musim 2017 untuk bekerja. ’’Saya juga sudah<br />

minta ke media officer untuk menyiapkan seluruh DSP<br />

(daftar susunan pemain) pada musim 2017 lalu,” katanya.<br />

Selain itu, Esti sudah menyiapkan beberapa bukti lain<br />

yang ada di tangan. ’’Ada percakapan melalui WhatsApp<br />

dan beberapa video,” tambahnya.<br />

Esti juga sudah menyiapkan tim pengacara yang akan<br />

mendampinginya saat memberikan laporan ke Satgas<br />

Antimafia Bola. ’’Yang jelas, tim legal saya mulai mengumpulkan<br />

segala bukti untuk diserahkan ke Satgas ya,”<br />

tegasnya. Esti memang belum bisa membuka bukti<br />

untuk laga mana yang akan diserahkan. Tapi, yang<br />

pasti, pertandingan itu terjadi pada 2017.<br />

Esti tak ingin gegabah dalam melakukan laporan. Dia ingin<br />

memastikan seluruh bukti cukup kuat dan tersusun rapi. Esti<br />

ingin membuat kronologi serapi mungkin. Dia juga tidak ingin<br />

dituding cari-cari momen. ’Padahal, dulu saya teriak-teriak soal<br />

ini (pengaturan skor) nggak ada yang menanggapi,” tegasnya.<br />

Namun, sebelum membuat laporan, Esti juga ingin memastikan<br />

seluruh timnya bersih. Termasuk para pemain yang<br />

membela Persijap pada musim 2017. ’’Karena saya nggak<br />

ingin nantinya laporan ini malah jadi bumerang. Tapi, kalau<br />

pemain, saya yakin semuanya bersih,” tuturnya.<br />

Hal itu masuk akal. Sebab, pada musim 2016, CEO<br />

lama Persijap sempat meminta kepada Esti yang saat<br />

itu menjabat general manager Persijap agar memberikan<br />

uang Rp 20 juta. ’’Intinya agar tim kami menang, sementara<br />

tim lawan kami kalah. Tim lawan itu juga sedang<br />

kesusahan uang, makanya mereka menjual laga. Tapi,<br />

saya belum bisa sebut nama tim tersebut,’’ katanya.<br />

Pada bagian lain, tertangkapnya wasit Liga 3 Nurul Safarid<br />

membuat Komdis PSSI bergerak. Ketua Komdis Asep Edwin<br />

berencana memanggil seluruh perangkat pertandingan Persibara<br />

Banjarnegara melawan Persekabpas Pasuruan.<br />

Pemanggilan itu dijadwalkan pekan depan. Asep menjelaskan,<br />

pihaknya masih dalam tahap rencana. Artinya, pihaknya masih<br />

terus menimbang data dan fakta yang sudah didapat agar bisa<br />

dengan segera mengeluarkan keputusan. ’Ya kan wasit Nurul<br />

sudah ditangkap. Kami tidak bisa panggil untuk dimintai keterangan,<br />

perangkat pertandingannya yang bisa,’ katanya.<br />

Lantas, apakah komdis akan memanggil komite wasit?<br />

Asep menegaskan hal itu bukanlah wewenangnya. ’’Komite<br />

wasit itu urusannya komite etik. Yang berhak memanggil<br />

komite etik, bukan kami,’’ ucapnya. (gus/rid/c17/nur)<br />

PSS SLEMAN<br />

Manfaatkan Jasa Danilo Fernando<br />

PSS Sleman ingin serius berburu<br />

pemain menjelang bergulirnya<br />

Liga 1 <strong>2019</strong>. Super Elang<br />

Jawa siap memanfaatkan jasa<br />

Danilo Fernando sebagai pemandu<br />

bakat alias scout untuk<br />

mendatangkan pemain baru.<br />

Pelatih PSS Seto Nurdiantoro<br />

membenarkannya. Karena itu,<br />

saat ini dia sudah memasukkan<br />

nama Danilo ke jajaran tim pelatih<br />

untuk musim depan. ’’Tapi,<br />

bergantung dari manajemen<br />

setuju atau tidak. Semoga ada<br />

win-win solution,’’ kata Seto.<br />

Nah, untuk bidikan pemain<br />

anyar, Seto juga sudah menjalin<br />

komunikasi dengan menantu<br />

Vigit Waluyo tersebut.<br />

Menurut dia, kehadiran Danilo<br />

sebagai scout cukup penting.<br />

Dengan begitu, Seto<br />

bisa berfokus membangun tim.<br />

Sementara itu, Danilo berperan<br />

untuk memberi saran siapa<br />

saja pemain yang potensial<br />

menjadi bidikan.<br />

Meski begitu, tidak ada jaminan<br />

nama yang disodorkan<br />

Danilo bakal langsung disetujui.<br />

Harus ada persetujuan<br />

langsung dari Seto sebagai pelatih<br />

kepala. Meski, sejauh ini<br />

belum ada nama yang direkomendasikan.<br />

’’Kan harus<br />

komunikasi tipikal pemain seperti<br />

apa yang saya inginkan.<br />

Meski mungkin Danilo memberikan<br />

masukan, belum tentu<br />

juga saya pakai,’’ ujarnya.<br />

Nah, soal pemain incaran,<br />

Seto memang memilih tenang.<br />

Dia ingin memastikan bahwa<br />

kerangka skuad juara Liga 2<br />

2018 masih solid. Terbaru, PSS<br />

memperpanjang kontrak tiga<br />

beknya. Yakni, Bagus Nirwanto,<br />

Ikhwan Ciptadi, dan Asyraq<br />

Gufron Ramadan. Mereka menyusul<br />

Irkham Zahrul Mila dan<br />

Try Hamdani Goentara yang<br />

sebelumnya memastikan bertahan<br />

di Sleman.<br />

Selain itu, striker gaek berusia<br />

42 tahun, Cristian Gonzales,<br />

mungkin akan dipertahankan.<br />

Rekomendasi dari tim pelatih<br />

327303<br />

agar pemain naturalisasi asal<br />

Uruguay tersebut tetap diikat<br />

sudah diberikan kepada manajemen.<br />

Namun, hingga kemarin<br />

(11/1), memang belum<br />

ada jawaban. ’’Kami tunggu<br />

saja,’’ tutur Seto.<br />

Terkait dengan pemain asing,<br />

Seto juga memilih menanti regulasi<br />

PSSI. Entah aturannya masih<br />

sama dengan musim lalu atau<br />

tidak. ’’Yang jelas, kami butuh<br />

tiga pemain asing. Yaitu, pemain<br />

belakang, gelandang, dan striker,’’<br />

papar Seto. (gus/c<strong>14</strong>/nur)<br />

GUNTUR AGA TIRTANA/<strong>RADAR</strong> JOGJA<br />

KONDANG:<br />

Danilo<br />

Fernando<br />

bakal<br />

menjalani<br />

peran baru<br />

dalam tim<br />

kepelatihan<br />

PSS Sleman<br />

di Liga 1 <strong>2019</strong>.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!