01.02.2019 Views

week 3 januari 2019

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Minggu ke-III Januari <strong>2019</strong><br />

Sejarah Singkat<br />

Kota Pontianak<br />

Kota Pontianak merupakan Ibu<br />

kota Provinsi Kalimantan<br />

Barat. Berbicara tentang Pontianak,<br />

kita mungkin belum tahu banyak<br />

tentang Pontianak, baik dari asal maupun<br />

sejarah berdirinya.<br />

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif<br />

Abdurrahman Al-Qadrie pada hari Rabu,<br />

23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang<br />

ditandai dengan membuka hutan di persimpangan<br />

Sungai Landak, Sungai Kapuas<br />

Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk<br />

mendirikan balai dan rumah sebagai tempat<br />

tinggal.<br />

Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif<br />

Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan<br />

Pontianak.<br />

Letak pusat pemerintahan ditandai<br />

dengan berdirinya Masjid Jami’dan Istana<br />

Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan<br />

Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak<br />

Timur.<br />

Sejarah pendirian kota Pontianak yang<br />

dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda,<br />

V.J. Verth dalam bukunya Borneos Wester<br />

Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari<br />

versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat<br />

saat ini.<br />

Menurutnya, Belanda mulai masuk<br />

ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773<br />

Masehi) dari Batavia.<br />

Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman,<br />

putra ulama Syarif Hussein bin Ahmad<br />

Al-Qadrie (atau dalam versi lain disebut<br />

sebagai Al Habib Husin), meninggalkan<br />

Kerajaan Mempawah dan<br />

mulai merantau.<br />

Di wilayah Banjarmasin,<br />

ia menikah<br />

dengan adik sultan<br />

Banjar Sunan Nata<br />

Alam dan dilantik<br />

sebagai Pangeran.<br />

Ia berhasil dalam<br />

perniagaan dan mengumpulkan<br />

cukup modal<br />

untuk mempersenjatai kapal<br />

pencalang dan perahu lancangnya,<br />

kemudian ia mulai melakukan perlawanan<br />

terhadap penjajahan Belanda.<br />

Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif<br />

Abdurrahman kemudian berhasil membajak<br />

kapal Belanda di dekat Bangka, juga<br />

kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan<br />

Pasir.<br />

Syarif Abdurrahman menjadi seorang<br />

kaya dan kemudian mencoba mendirikan<br />

pemukiman di sebuah pulau di Sungai<br />

Kapuas.<br />

Ia menemukan percabangan Sungai<br />

Landak dan kemudian mengembangkan<br />

daerah itu menjadi pusat perdagangan yang<br />

makmur. Wilayah inilah yang kini bernama<br />

Pontianak.<br />

Banyak orang yang tak tahu mengenai<br />

asal-usul kota yang ternyata berawal dari<br />

sebuah mitos masa lalu Kota Pontianak.<br />

Melalui beberapa sumber yang dihimpun<br />

oleh Kantor Berita RMOLKalbar,<br />

nama Pontianak bermula dari kisah Syarif<br />

Abdurrahman yang sering diganggu oleh<br />

hantu berwujud kuntilanak saat menyusuri<br />

Sungai Kapuas.<br />

Awalnya tempat ini bernama Khun Tien<br />

yang banyak dihuni oleh para etnis Tionghoa<br />

di sepanjang pesisir Sungai Kapuas.<br />

Ketika mencapai daerah pertemuan<br />

Sungai Kapuas Besar dan Sungai Landak,<br />

Syarif Abdurrahman yang merasa<br />

terganggu dengan ulah kuntilanak, melepaskan<br />

tembakan meriam untuk mengusir<br />

hantu yang digambarkan berwujud sesosok<br />

perempuan berbaju putih dan berambut<br />

panjang ini.<br />

Lalu pada tahun 1192, Syarif Abdurrahman<br />

dinobatkan sebagai Sultan Pontianak<br />

Pertama.<br />

Masjid Jami’ Sultan Abdurrahman<br />

Al-Qadrie dan<br />

Istana Kadriah menjadi<br />

penanda letak kekuasaan<br />

beliau.<br />

Sebagian masyarakat<br />

juga percaya<br />

bahwa asal usul Pontianak<br />

berasal dari<br />

legenda masyarakat<br />

Melayu yang mengambil<br />

nama itu dari kata-kata<br />

pohon punti.<br />

Pohon punti berarti ‘pohon-pohon<br />

tinggi’.<br />

Pada masa itu, wilayah ini memang<br />

terkenal dikelilingi dengan pohon-pohon<br />

tinggi.<br />

Sedangkan pendapat lain menyebutkan<br />

jika Pontianak dapat berarti ‘pintu anak’,<br />

atau dengan kata lain, daerah ini menjadi<br />

gerbang pembatas antara Sungai Kapuas<br />

dan Sungai Landak. (mul)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!