You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
10<br />
SABTU, 5 SEPTEMBER <strong>2020</strong> 17 MUHARAM 1442 H ALLSPORT<br />
RADAR BOGOR<br />
TERKUAT: Ganda Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe menjadi lawan terkuat Minions.<br />
GANDA JEPANG PALING KUAT<br />
JAKARTA–Marcus Fernaldi Gideon/<br />
Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses<br />
mendulang delapan gelar sepanjang<br />
2019. Mereka memang gagal<br />
mengunci dua gelar besar yakni<br />
kejuaraan dunia dan turnamen<br />
puncak akhir tahun alias BWF World<br />
Tour Finals. Namun, Marcus/Kevin<br />
masih tetap kukuh sebagai ganda<br />
putra nomor satu dunia.<br />
Pada <strong>2020</strong>, Marcus/Kevin berhasil<br />
meraih satu gelar dari ajang Indonesia<br />
Masters. Minions juga membantu<br />
Indonesia naik di podium tertinggi<br />
pada Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu<br />
Asia di Manila, Filipina.<br />
Sayang, di All England, Marcus/<br />
Kevin tumbang pada partai final.<br />
All England yang berlangsung Maret<br />
lalu tersebut, untuk sementara<br />
merupakan turnamen internasional<br />
terakhir tahun ini. Semua ajang BWF<br />
World Tour dihentikan karena<br />
pandemi global Covid-19.<br />
Kevin mengatakan bahwa mempertahankan<br />
posisi nomor satu dunia<br />
yang mereka genggam dalam tiga<br />
tahun terakhir sama sekali tidak<br />
mudah. Semua lawan, imbuh pemain<br />
kelahiran Bayuwangi itu, seakan<br />
semakin bersemangat dan berambisi<br />
untuk mengalahkan mereka.<br />
Di sisi lain, Marcus mengakui bahwa<br />
ada beban tersendiri menjadi nomor<br />
satu dunia. Apalagi, ekspektasi publik<br />
kepada mereka semakin tinggi. Oleh<br />
karena itu, Marcus menegaskan<br />
bah wa dirinya dan Kevin harus terus<br />
meningkatkan kemampuan. Sebab<br />
semua pemain akan mempelajari<br />
kekurangan dan kelebihan mereka.<br />
Kevin menambahkan bahwa<br />
kekuatan gan da nomor 1 sampai 15<br />
besar dunia saat ini sangat merata.<br />
“Jadi nggak boleh lengah sedikitpun,”<br />
kata Kevin dalam wawancara dengan<br />
Najwa Shihab.<br />
Namun, kalau ingin menyebut satu<br />
nama, Kevin mengatakan lawan<br />
terkuat dan terberatnya saat ini<br />
adalah ganda Jepang Hiroyuki Endo/<br />
Yuta Watanabe. Statistik Marcus/<br />
Kevin melawan Endo/Watanabe<br />
sangat tidak memuaskan.<br />
Secara head-to-head, Marcus/Kevin<br />
tertinggal dengan skor 2-6. Bahkan<br />
dalam enam pertemuan terakhir,<br />
Endo/Watanabe selalu berhasil<br />
mengalahkan Marcus/Kevin.<br />
Endo/Watanabe kali pertama<br />
mengalahkan Marcus/Kevin pada<br />
final Kejuaraan Asia 2019. Saat itu,<br />
Endo/Watanabe menghajar Marcus/<br />
Kevin dalam dua game dengan skor<br />
sangat telak 21-18, 21-3.<br />
Kali terakhir pertemuan kedua<br />
pasangan terjadi pada final All England<br />
<strong>2020</strong>. Saat itu, Endo/Watanabe<br />
menang dalam rubber game, 21-18,<br />
12-21, 21-19. “Memang kekuatan ganda<br />
putra sekarang merata, tetapi yang<br />
pasti sekarang sering kalah melawan<br />
ganda Jepang Yuta/Endo. Kami pernah<br />
menang di awal-awal. Belakangan kalah<br />
terus,” ucap Kevin.<br />
Marcus/Kevin kali pertama bertemu<br />
dengan Endo/Watanabe pada 2018.<br />
Dalam dua duel pada tahun itu,<br />
Marcus/Kevin selalu menang dalam<br />
dua game yang relatif mudah.<br />
Namun, dalam enam laga terakhir,<br />
Endo/Watanabe yang saat ini berada<br />
di ranking lima dunia berhasil<br />
dengan baik meredam permainan<br />
Marcus/Kevin.<br />
Endo/Watanabe memilih strategi<br />
defensif dan menunggu. Setelah<br />
Marcus/Kevin kehabisan senjata dan<br />
frustrasi karena gagal menembus<br />
pertahanan mereka, Endo/Watanabe<br />
melakukan serangan balik cepat,<br />
efisien, dan mematikan. Siasat bertahan<br />
ini terus dilakukan Endo/Watanabe.<br />
Dan dalam enam laga beruntun,<br />
langkah tersebut selalu sukses<br />
melahirkan keme nangan.(jpc)<br />
TAK TERTANDINGI: Manny Pacquiao menjadi satu-satunya petinju yang juara di delapan divisi<br />
berbeda sepanjang sejarah.<br />
Buang-Buang Waktu<br />
Lawan McGregor<br />
MANILA–Spekulasi pertarungan<br />
antara Manny Pacquiao melawan<br />
Conor McGregor semakin santer<br />
terdengar. Ini setelah juara dunia<br />
di delapan divisi berbeda tersebut<br />
bergabung dengan Paradigm Sports<br />
Management, sebuah perusahaan<br />
yang juga mewakili McGregor.<br />
Jika laga ini terwujud, maka<br />
diprediksi uang yang mengalir akan<br />
sangat deras. Bagaimanapun juga,<br />
dengan nama besar keduanya,<br />
pertarungan ini memiliki daya tarik<br />
yang sangat kuat.<br />
Jika secara popularitas Pacquiao<br />
versus McGregor akan sangat menarik,<br />
bagaimana halnya dengan kualitas<br />
pertarungannya? Pelatih fisik Pacquiao<br />
Justin Fortune tidak yakin bahwa laga<br />
itu akan sangat menarik dan seru<br />
untuk ditonton.<br />
“Mengapa harus membuat orang<br />
itu kaya?” kata Fortune sebagaimana<br />
dilansir The Manila Times.<br />
“Mengapa menghancurkan reputasi<br />
dan nama besarnya untuk seorang<br />
gelandangan seperti McGregor?<br />
Manny akan menghancurkan Conor<br />
McGregor dalam tiga ronde. Dia<br />
akan mengenyahkannya,” tambah<br />
Fortune.<br />
“Sebagai seorang petarung luar<br />
biasa, Manny terlalu cepat dan terlalu<br />
kuat. McGregor tidak ada apa-apanya.<br />
Yang saya maksud, ya Tuhan, ini adalah<br />
tinju, kami adalah petinju. McGregor<br />
adalah orang MMA, kami tidak bisa<br />
melakukan dengan cara MMA, dan<br />
dia tidak bisa bertinju. Ini sangat<br />
sederhana,” ucap Fortune lagi.<br />
Dia menambahkan, per tarungan<br />
melawan Mc Gregor tidak<br />
akan berarti apa pun bagi<br />
Pacquiao. Legenda Filipina<br />
tersebut tetap saja akan menjadi<br />
salah seorang petarung terbesar<br />
da lam sejarah walau tanpa menghadapi<br />
McGregor.<br />
Pacquiao saat ini sudah berusia 41<br />
tahun. Namun, dia masih jauh dari<br />
kata habis. Saat ini, Pacquiao adalah<br />
pemegang sabuk juara dunia kelas<br />
welter WBA Super. Beberapa nama<br />
terkenal sudah antre untuk menghadapinya.<br />
Antara lain Terence Crawford,<br />
Mikey Garcia, Errol Spence Jr., Shawn<br />
Porter, dan Danny Garcia.<br />
McGregor sendiri sudah pernah<br />
bertarung di arena tinju. Yakni saat<br />
menghadapi Floyd Mayweather Jr pada<br />
26 Agustus 2017. Ketika itu, McGregor<br />
kalah TKO pada ronde 10.<br />
Pada awal tahun ini, McGregor<br />
sempat mengutarakan keinginannya<br />
untuk bertarung melawan Pacquiao.<br />
“Sebuah ambisi terbesar dalam<br />
karier saya adalah menjadi juara<br />
dunia tinju. Jika tercapai, itu bakal<br />
menjadi hal yang sangat fenomenal.<br />
Melawan Manny, seorang petarung<br />
yang kecil, kidal, dan sangat powerful<br />
adalah hal yang sangat menarik.<br />
Tidak diragukan lagi,” ucapnya.<br />
Namun, di lain pihak, masa depan<br />
McGregor di MMA masih gelap. Setelah<br />
mengalahkan Donald Cerrone,<br />
18 Januari lalu, McGregor mengumum<br />
kan bahwa dirinya memutus kan<br />
pensiun dari UFC. (jpc)<br />
Juara UTR <strong>2020</strong><br />
CIBINONG–Jelang pelaksa na an Hari Olahraga Nasional<br />
(Haornas) tingkat Kabupaten Bogor 9 September <strong>2020</strong>, sosok<br />
M. Fakhri Akbar Siregar, petenis berusia 10 tahun dari Cibinong<br />
Tenis Club (CTC) anggota Pelti Kabupaten Bogor kembali mengukir<br />
prestasi emas bagi dunia olahraga Bumi Tegar Beriman.<br />
M. Fakhri Akbar Siregar, petenis peringkat 1 nasional untuk<br />
KU 10 tahun, pada pekan ini berhasil menyabet gelar juara<br />
internasional dalam event Universal Tenis Ranking (UTR)<br />
tahun <strong>2020</strong> yang digelar di Lapangan Tanah Liat Clay Court<br />
Permata Hijau.<br />
“Event Universal Tenis Ran king ini salah satu event internasional<br />
dan diikuti para petenis yang mempunyai peringkat<br />
internasional,” tegas Citra.<br />
Dalam final UTR <strong>2020</strong>, ia me nga lah kan Sofia Grace Santosa<br />
dari Jakarta dengan skor 4-1, 4-1.<br />
“Karena saat ini masih dalam pandemi Covid 19, maka<br />
pesertanya juga dibatasi. Namun UTR ini acuannya tetap<br />
ranking internasional,” beber Fakhri.<br />
Keberhasilannya menyabet gelar juara UTR <strong>2020</strong> secara<br />
tidak langsung petenis berparas ganteng ini telah memberikan<br />
kado “Haornas” buat Bupati Bogor, Hj. Ade Yasin, SH yang<br />
sangat mengagumi semua prestasi yang telah diraih Fakhri<br />
selama ini di dunia tenis.<br />
Sementara itu, Ketua Pengcab Pelti Kabupaten Bogor, Didi<br />
Kurnia mengaku sangat bangga de ngan capaian prestasi<br />
yang diraih Fakhri pada pekan ini yang menyabet gelar juara<br />
UTR <strong>2020</strong>.<br />
Didi menambahkan, UTR adalah satu satunya system peringkat<br />
yang menyatukan semua pemain dan hasil dari junior,<br />
perguruan tinggi, dan profesional dari seluruh dunia dalam<br />
satu metrik tunggal.<br />
“Acuan dari UTR ini adalah ranking internasional. Kami<br />
sangat bangga M. Fakhri Akbar Siregar mampu menyabet<br />
gelar juara <strong>2020</strong>,” tegas Didi.<br />
Ini benar-benar prestasi emas, kata Didi Kurbnia dan jadi<br />
kado “ Haornas” buat Bupati Bogor, KONI Kabupaten<br />
Bogor, Pelti Kabupaten Bogor, dan<br />
juga buat masyarakat tenis<br />
Kabupaten Bogor.<br />
“Harapan kami, Fakhri bisa<br />
diundang secara khusus oleh<br />
Bupati Bogor, KONI ataupun<br />
Dispora Kabupaten Bogor di<br />
rangkaian puncak Haornas<br />
tingkat Kabupaten Bogor tanggal<br />
9 September <strong>2020</strong> nanti,”<br />
tukas nya. (*/rur)<br />
ANDALAN: Petenis<br />
junior Kabupaten<br />
Bogor, M. Fakhri Akbar<br />
Siregar saat tampil pada<br />
kejuaraan nasional.<br />
HILANG PERFORMA: Pembalap Ferrari, Sebastian Vettel saat mengikuti babak kualifikasi GP<br />
Belgia, pekan lalu.<br />
Kehilangan<br />
Daya Saing<br />
MONZA–Ferrari seperti kehilang<br />
an daya saing musim ini. Power<br />
mesin SF1000 terbukti tak mampu<br />
menandingi ketangguhan mesin<br />
Mercedes, Honda milik Red Bull,<br />
dan Renault.<br />
Puncaknya adalah saat kedua<br />
pembalap tim Kuda Jingkrak, Charles<br />
Leclerc dan Sebastian Vettel, gagal<br />
mendulang satu poin pun pada GP<br />
Belgia pekan lalu.<br />
Tanda-tanda kesulitan<br />
Vettel dan Leclerc sudah<br />
terlihat pada kualifikasi<br />
Sabtu (29/8). Keduanya<br />
tak mampu menembus<br />
kualifikasi ketiga.<br />
Alhasil, pada balapan sehari kemudian,<br />
mereka masing-masing finis ke-13<br />
dan 14.<br />
Capaian itu bukanlah modal bagus<br />
menjelang dua balapan kandang<br />
di Sirkuit Monza ak hir pekan ini<br />
dan berlanjut sepekan berikut nya<br />
di Mugello, Italia. Apa lagi, tahun<br />
lalu Leclerc berhasil me menangi<br />
balapan di Monza. Pem balap<br />
M o n a k o<br />
tersebut<br />
memutus<br />
dominasi<br />
Mercedes<br />
sejak 2014.<br />
Sekarang Ferrari tentu menghadapi<br />
situasi sulit menuju home race<br />
pertama mereka musim ini. Harapan<br />
Ferrari untuk mengembangkan<br />
mobil saat ini juga terbentur regulasi<br />
F1. Yakni, tim peserta dan F1<br />
bersepakat menghentikan sementara<br />
pengembangan mobil untuk<br />
menghemat biaya karena masalah<br />
Covid-19.<br />
Karena itu, Team Principal Ferrari<br />
Mattia Binotto mengakui bahwa prioritas<br />
timnya saat ini adalah memastikan<br />
tampil kompetitif pada 2022 ketika<br />
regulasi baru diterapkan.<br />
”Jika melihat semua siklus kemenangan<br />
sebelumnya, dibutuhkan<br />
waktu bertahuntahun,”<br />
kata Binotto<br />
dilansir Motorsport.<br />
Menurut dia, saat ini<br />
Ferrari membutuhkan<br />
kesabaran dan stabilitas<br />
penampilan di lintasan<br />
hingga akhir musim. ”Yang terjadi<br />
saat ini adalah kami memiliki mobil<br />
yang kehilangan tenaganya,” terang<br />
pria Italia tersebut.<br />
Musim lalu Ferrari bangkit pada<br />
paruh kedua musim. Mereka berhasil<br />
mendapatkan power mesin yang<br />
sempat sulit bersaing pada awal<br />
musim 2019. Namun, situasinya<br />
kini berbeda. ”Sebagian besar tim<br />
kehilangan tenaga, tapi kami<br />
kehilangan (lebih banyak) ketimbang<br />
yang lain,” ujar Binotto.<br />
Sebagai acuan, Mercedes<br />
mendominasi tujuh seri balapan<br />
musim ini. Mereka hanya kehilangan<br />
satu seri ketika Max Verstappen dari<br />
Red Bull mencuri pesta Mercedes<br />
pada balapan kedua di Silverstone<br />
sebelumnya.<br />
Saat itu tim Silver Arrows mengalami<br />
masalah manajemen ban sehingga<br />
kehilangan posisi terdepan.(jpc)