Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar - IPB-IRC
Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar - IPB-IRC
Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar - IPB-IRC
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Teknologi</strong> <strong>Bioremediasi</strong> <strong>Pulihkan</strong> <strong>Lingkungan</strong> <strong>Tercemar</strong><br />
Jumat, 11 Desember 2009<br />
Sumber: http://www.ipb.ac.id/?b=1403<br />
Dosen Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut<br />
Pertanian Bogor (<strong>IPB</strong>), Dr.Ir Dwi Andreas Santosa, M.S telah mengembangkan teknologi<br />
bioremediasi yang mampu membersihkan limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah<br />
mengandung merkuri dan fenol.<br />
<strong>Teknologi</strong> bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk<br />
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi<br />
mikroorganisme memodifikasi (mengubah) polutan beracun dengan mengubah struktur kimia<br />
polutan tersebut. Selanjutnya polutan beracun terdegradasi (terurai) atau mengalami<br />
perubahan bentuk. Struktur kimianya menjadi tidak kompleks atau berubah bentuk, dan<br />
akhirnya menjadi metabolit (bahan) yang tidak berbahaya serta tidak beracun. Yang termasuk<br />
dalam polutan-polutan diantaranya: logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan<br />
senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida serta lain-lain.<br />
<strong>Teknologi</strong> bioremediasi temuan Dr.Dwi Andreas mampu membersihkan limbah minyak bumi<br />
4 kali lebih cepat di bandingkan teknologi bioremediasi yang dikembangkan PT.Cevron<br />
Pacific Indonesia. "<strong>Teknologi</strong> ini telah teruji efektifitasnya untuk membersihkan limbah<br />
minyak bumi serta tanah tercemar minyak bumi dalam skala besar melalui kerjasama dengan<br />
PT.Mitra Petroleum Indonesia di Dumai, Riau," kata Dr.Dwi Andreas.Untuk membersihkan<br />
limbah minyak bumi, Dr. Andreas menggunakan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. <strong>Teknologi</strong><br />
tersebut mampu menghemat biaya antara 25 hingga 50 persen dibanding teknologi<br />
bioremediasi yang diterapkan saat ini oleh perusahaan-perusahaan minyak. Penemuan<br />
tersebut telah didaftarkan oleh <strong>IPB</strong> untuk memperoleh paten pada Direktorat Jenderal HKI,<br />
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan nomor permohonan paten<br />
P00200700064.<br />
Pengembangan teknologi bioremediasi lainnya adalah teknologi untuk membersihkan limbah<br />
mengandung merkuri yang penelitiannya sudah dijalankan sejak tahun 2000. <strong>Teknologi</strong><br />
dikembangkan dengan memanfaatkan mikroorganisme asli Indonesia untuk menghilangkan<br />
senyawa merkuri beracun yang terlarut dalam air limbah. <strong>Teknologi</strong> ini menggunakan bakteri<br />
Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512. <strong>Teknologi</strong> ini sangat cost effective dengan biaya<br />
hanya 1/400 dari teknologi detoksifikasi (penghilangan racun) merkuri konvensional yang<br />
menggunakan resin. Tahun 2005, Dr.Andreas berhasil mengembangkan bioreaktor dengan<br />
kemampuan detoksifikasi merkuri sebesar 86 persen selama 1 jam. Tahun 2007, Dr.Andreas<br />
telah mengembangkan bioreaktor lebih baru yang mampu menurunkan merkuri dalam<br />
limbah hingga mencapai 98,5 persen hanya dalam waktu 30 menit.<br />
<strong>Teknologi</strong> bioremediasi dapat juga digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan logam<br />
berat terlarut terutama dari pertambangan batu bara. <strong>Teknologi</strong> tersebut mengandalkan<br />
aktivitas berbagai bakteri pereduksi sulfat diantaranya Desulfotomaculum orientis ICBB<br />
1204, Desulfotomaculum sp ICBB 8815 dan ICBB 8818 yang mengubah sulfat dalam air<br />
asam tambang menjadi hidrogen sulfida dan kemudian bereaksi dengan logam berat. Setelah<br />
reaksi belangsung pH (keasaman) air asam tambang yang mula-mula berkisar dari 2 - 3<br />
meningkat mendekati netral (6-7). Sementara logam berat yang terdapat air asam tambang<br />
mengendap. Dari hasil penelitian selama sembilan (9) tahun diperoleh teknologi yang mampu<br />
meningkatkan pH ke netral dan menurunkan konsentrasi berbagai logam berat diantaranya
Cr, Pb dan Cd. <strong>Teknologi</strong> ini efisien, karena hanya membutuhkan biaya 1/10 dari biaya<br />
penanganan air asam konvensional.<br />
Sedangkan teknologi bioremediasi limbah mengandung fenol memanfaatkan bakteri<br />
Pseudomonas sp dan khamir Candida sp ICBB 1167 asli Indonesia untuk menguraikan fenol.<br />
<strong>Teknologi</strong> ini sangat efektif dan jauh lebih murah serta ramah lingkungan daripada teknologi<br />
pengendalian fenol lainnya. (ris/dh)