27.01.2013 Views

VOLUME 1, NO. 6, AGUSTUS 2010 - Bali Community Services

VOLUME 1, NO. 6, AGUSTUS 2010 - Bali Community Services

VOLUME 1, NO. 6, AGUSTUS 2010 - Bali Community Services

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>VOLUME</strong> 1, <strong>NO</strong>. 6, <strong>AGUSTUS</strong> <strong>2010</strong><br />

Newsletter<br />

UNTUK KALANGAN SENDIRI


Newsletter<br />

Volume 1, No. 5, <strong>AGUSTUS</strong> <strong>2010</strong><br />

Penerbit:<br />

� <strong>Bali</strong> <strong>Community</strong> Service<br />

Publish Manager:<br />

� David Piring<br />

Staf Redaksi:<br />

� Bobby Lalamentik<br />

� Ester Jonathan<br />

� Lyan Posumah<br />

� Willy Rompis<br />

� Kevin Nugroho<br />

Editor:<br />

� Lyan Posumah<br />

� Ester Jonathan<br />

Koresponden:<br />

� Pdt. S. Manik<br />

� Pdt. B. Solichin<br />

� Pdt. H. K. Kabanga<br />

� Pdm. Agustinus S<br />

� Pdm. Panca Rury<br />

� Pdm. B. Tobing<br />

Alamat Redaksi:<br />

Jl. Danau Poso 63b Sanur<br />

Telp. 0361-271 523<br />

www.balics.org<br />

s<br />

w<br />

e<br />

N<br />

11<br />

12<br />

13<br />

15<br />

16<br />

16<br />

Daftar Isi<br />

INDAHNYA KEBERSAMAAN 3<br />

Tugas Kita Sekarang Ini 4<br />

MUTIARA TINTA 7<br />

MISSIONARY REPORT 8<br />

Pengobatan alami untuk ASMA 14<br />

OUTBOND GABUNGAN<br />

HANG TUAH – KARANG ASEM<br />

Identity in Jesus, Nusa Dua to PAP Malang<br />

Sosialisasi BCS di kantor KJKT<br />

Seminar Kesehatan “Gods Healing Way”<br />

Anggota Club BCS Terkini<br />

Menengok Beberapa Wilayah Terpencil di Kabupaten<br />

Buleleng<br />

Page 2 BALI COMMUNITY SERVICES


1 Korintus 12 : 26 : “Karena itu jika satu anggota<br />

menderita, semua anggota turut menderita; jika satu<br />

anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”<br />

Rasul Paulus menggunakan banyak metafora untuk menggam-<br />

barkan umat Allah, GEREJA. Satu yang berbicara kepada kita<br />

dengan lembut adalah keluarga; gereja adalah keluarga Kasih<br />

Karunia. Tetapi Paulus tampaknya tertarik dengan gambaran<br />

Gereja sebagai Tubuh Kristus (Efesus 4 : 12).<br />

Adalah maksud Allah untuk mengumpulkan suatu umat yang<br />

berasal dari pelosok – pelosok dunia untuk mengikat mereka<br />

menjadi satu tubuh, tubuh Kristus, yakni gereja, yang mana<br />

Dialah kepalanya yang hidup. Didalam Yohanes 4 : 4 – 42, Kris-<br />

tus mengajarkan kepada kita bahwa bersama Allah tidak ada<br />

dinding pemisah yang artinya adalah kita sebagai umat-umat<br />

Tuhan semestinya tidak ada perbedaan satu dengan yang lain,<br />

agar kita merasakan bagaimana Indahnya Kebersamaan.<br />

Sangat indah sekali jika pekerjaan Tuhan dikerjakan bersama-<br />

sama oleh umat – umat Tuhan khususnya yang ada di Pulau<br />

<strong>Bali</strong> ini. Ingat! Jangan ada DINDING PEMISAH!<br />

“Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada<br />

anggota – anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan<br />

khusus,” Paulus menulis kepada orang – orang percaya di<br />

Korintus, “supaya jangan ada perpecahan dalam tubuh, tetapi<br />

supaya anggota-anggota yang berbeda itu Saling Memperhati-<br />

kan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota<br />

turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota<br />

turut bersukacita.” (1 Korintus 12 : 24 – 26).<br />

Satu kali jari - jari manusia saling menyombongkan diri,<br />

Jari Jempol : “aku yang paling hebat, jika seseorang berkata :<br />

bagus! Pasti aku yang ditunjukkan, sudah tentu akulah yang<br />

paling berguna…!<br />

Jari Telunjuk : “Hey jempol! Jangan bangga dulu, akulah yang<br />

paling berguna, jika seseorang bertanya : dimana jalan ke<br />

Gereja Efata? Pasti aku yang digunakan untuk menunjuk.<br />

Jari Tengah : “kalian jangan bangga dulu, aku yang paling hebat<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

diantara kalian semua, lihat aku yang paling tinggi diantara<br />

kalian!”<br />

Jari Manis : “paling hebat? Paling berguna? Paling tinggi?<br />

Kalian semua tidak ada artinya apa – apa dengan aku, aku<br />

adalah yang paling terhormat, coba lihat jika ada calon<br />

pengantin atau tunangan sepasang kekasih hendak tukar<br />

cincin! Pasti cincin dari emas bercampur berlian diletakkan<br />

kepada aku, sekarang kalian tahu, siapa yang paling hebat,<br />

berguna, tinggi dan terhormat bahkan yang termahal dian-<br />

tara kalian? Adalah aku…!”<br />

Tidak berapa lama, jari kelingking yang merasa kecil, tidak<br />

hebat, tidak berguna, tidak terhormat, pergi meninggal-<br />

kan keempat jari – jari yang lainnya.<br />

Tidak menutup kemungkinan hal seperti inipun sering ter-<br />

jadi di gereja, ada yang menganggap diri mampu, punya<br />

kuasa, merasa lebih tinggi, terhormat, terpandang, kaya,<br />

merasa paling berguna sehingga besar kemungkinana kita<br />

sering menganggap orang yang lain lemah, tidak berguna,<br />

tidak kaya mungkin, tidak memiliki apa – apa yang bisa<br />

disumbangkan, atau mungkin orang yang kelihatannya<br />

tidak punya kebisaan apa – apa sama sekali.<br />

Kembali ke cerita jari, sekarang coba bayangkan! jika kita<br />

naik keatas pohon tanpa menggunakan jari keling-<br />

king???!!? Letak kekuatan ada di jari kelingking yang<br />

adalah sebagai penopang tubuh kita untuk bisa naik ke<br />

atas pohon. Kelihatannya kecil, sepele, tidak berguna, na-<br />

mun pada hakikatnya memiliki kekuatan diatas rata – rata.<br />

Jika ada kesusahan, mari kita susah bersama – sama, jika<br />

ada sukacita, mari kita bersukacita bersama – sama, jika<br />

ada pekerjaan Tuhan yang menanti kita saat ini, MARI! Kita<br />

kerjakan bersama-sama karena sangat Indah sekali Keber-<br />

samaan itu.<br />

RENUNGAN<br />

INDAHNYA KEBERSAMAAN<br />

Oleh : Pdtm. Panca Karsum<br />

“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh! Berat sama<br />

dipikul, ringan sama dijinjing!”, dua pribahasa yang mem-<br />

berikan kepada kita satu nasihat penting yaitu PERSATUAN<br />

dan KERJASAMA. Setiap orang yang ingin KERJASAMA ha-<br />

rus ada PERSATUAN, setiap orang yang inginkan adanya<br />

PERSATUAN harus ada KERJASAMA! GODBLESS!(*)<br />

Page 3


Kita harus mendidik diri kita, bukan saja untuk hidup sesuai dengan hukum kesehatan, tetapi juga bagaimana untuk mengajar<br />

orang lain untuk hidup lebih baik. Banyak orang, bahkan mereka yang mengaku percaya kebenaran pada saat ini, tidak menge-<br />

tahui bagaimana hidup sehat dan menjalani hidup tidak bertarak. Mereka perlu diajar, sedikit demi sedikit, prinsip demi prin-<br />

sip. Topiknya harus aktual. Hal ini jangan dilewatkan dan dianggap tidak penting; karena hampir setiap keluarga perlu disadar-<br />

kan akan pentingnya kesehatan. Hati nurani harus dibangkitkan akan kewajiban untuk mempraktekkan prinsip-prinsip refor-<br />

masi kesehatan yang benar. Tuhan menuntut umat-umatNya bertarak dalam segala hal. Bila umatNya tidak mempraktekkan<br />

hidup bertarak yang benar, mereka tidak akan, dan tidak dapat, memiliki kepekaan untuk menerima pengaruh kebenaran<br />

yang menyucikan.<br />

TUGAS KITA SEKARANG INI<br />

(by. Ellen G White, Christian Temperance and Bible Hygiene; 1890 – Chapter 14, P 117-122)<br />

Para pendeta harus tekun mendalami topik kesehatan. Jangan sampai mereka mengabaikannya, atau berpaling bila ada yang<br />

menuduh sebagai ekstrimis. Para pendeta harus mengerti apa yang menjadi dasar dari reformasi kesehatan yang benar, dan<br />

mengajarkan prinsip-prinsipnya, baik melalui pengajaran konsep dan juga melalui teladan. Dalam perkumpulan gabungan be-<br />

sar, pengajaran mengenai kesehatan dan pertarakan harus diberikan. Gunakan cara yang membangunkan intelektual dan hati<br />

nurani. Pakailah semua talenta yang ada untuk pelayanan kesehatan, diikuti dengan mencetak tulisan mengenai topik kese-<br />

hatan. "Ajarkan, ajarkan, ajarkan," adalah amanat yang diberikan kepada saya.<br />

Dalam semua tugas kita, wanita-wanita yang cerdas harus bertanggung jawab dalam mengatur urusan rumah tangga, -- wanita<br />

harus tahu bagaimana menyiapkan makanan yang menarik dan sehat. Meja makan harus dipenuhi dengan makanan kualitas<br />

terbaik. Bila ada yang memiliki selera yang dirusakkan dengan menginginkan teh, kopi, bumbu-bumbu, makanan yang tidak<br />

sehat, terangi mereka. Carilah cara untuk menyadarkan hati nurani. Tunjukkan kepada mereka prinsip-prinsip di Alkitab men-<br />

genai kesehatan. Bila persediaan susu yang baik dan buah-buahan dapat diperoleh, tidak ada alasan untuk memakan daging<br />

hewan; tidak perlu mengambil nyawa mahluk ciptaan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.<br />

Dalam keadaan tertentu seperti penyakit atau kelelahan kadang-kadang ada yang berpikir adalah baik untuk makan daging,<br />

tetapi perhatian yang seksama harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa daging itu dari hewan yang benar-benar sehat.<br />

Sekarang ini telah menjadi hal yang serius dipertanyakan apakah sehat memakan daging. Adalah lebih baik tidak pernah me-<br />

makan daging daripada mengkonsumsi daging dari hewan yang tidak sehat. Bila saya tidak menemukan makanan yang saya<br />

perlukan, kadang-kadang saya makan sedikit daging, tetapi saya semakin hari semakin takut melakukannya.<br />

Ketika Tuhan menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir, Ia bermaksud menempatkan mereka di tanah Kanaan sebagai bangsa<br />

yang bersih, berbahagia, dan sehat. Perhatikan cara-cara yang Ia lakukan untuk mencapai maksud ini. Tuhan memberikan<br />

peraturan, dimana diikuti dengan sukacita, akan memberi hasil yang baik, untuk diri mereka dan keturunan mereka. Ia sama<br />

sekali meniadakan makanan daging. Ia memberikan mereka daging karena persungutan, sesaat sebelum mencapai Sinai, tetapi<br />

hanya untuk satu hari. Tuhan dapat saja memberikan daging semudah menjatuhkan manna, tetapi pembatasan dilakukan un-<br />

tuk kebaikan mereka. Adalah maksud Tuhan memberikan mereka makanan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan<br />

mereka daripada makanan berbumbu yang mana banyak dari antara bangsa Israel sudah terbiasa. Selera yang rusak diper-<br />

baiki untuk menjadi sehat, agar mereka dapat menikmati makanan yang pada awalnya diperuntukkan bagi manusia, -- buah-<br />

Page 4 BALI COMMUNITY SERVICES


uahan yang dihasilkan bumi, yang Tuhan berikan bagi Adam dan Hawa.<br />

Bila mereka mau menyangkal selera dengan menurut akan ketentuan-ketentuanNya, kele-<br />

mahan dan penyakit tidak akan ditemukan diantara mereka. Keturunan mereka akan<br />

memiliki kekuatan fisik dan mental. Mereka akan memiliki persepsi yang jernih akan ke-<br />

benaran dan kewajiban, dapat membedakan yang benar dan salah, dan pengertian yang<br />

sehat. Tetapi mereka tidak mau tunduk pada aturan-aturan Tuhan, dan mereka gagal men-<br />

capai standar yang Ia tentukan bagi mereka, dan gagal menerima berkat-berkat yang seha-<br />

rusnya menjadi bagian mereka. Mereka mengeluh akan aturan-aturan yang Tuhan berikan,<br />

dan merindukan makanan daging yang di Mesir. Tuhan membiarkan mereka makan daging,<br />

tetapi terbukti menjadi kutuk bagi mereka.<br />

Kepada saya berulang-ulang ditunjukkan bagaimana Tuhan berusaha memimpin kita kembali, langkah demi langkah,<br />

kepada rencanaNya yang mula-mula, --bahwa manusia hidup hanya dengan hasil alamiah yang diberikan bumi. Bagi mereka<br />

yang menantikan kedatangan Tuhan, makanan daging akan ditinggalkan; daging tidak akan menjadi bagian dari makanan<br />

mereka. Kita harus menjadikan ini sebagai tujuan, dan bekerja dengan tekun untuk mencapainya. Saya tidak dapat memba-<br />

yangkan bagaimana dengan memakan daging kita dapat hidup sesuai dengan terang yang telah Ia berikan kepada kita. Khusus-<br />

nya bagi mereka yang terlibat dalam pekerjaan di lembaga-lembaga kesehatan kita harus melatih diri untuk hidup dengan<br />

makanan buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran. Bila kita meninggalkan prinsip lama, bila kita sebagai orang Kristen pelaku re-<br />

formasi kesehatan melatih selera kita, dan menyesuaikan makananan kita sesuai rencana Tuhan, maka kita dapat memberikan<br />

pengaruh kita kepada orang lain dalam hal reformasi kesehatan, yang mana aakan berkenan bagi Tuhan.<br />

Satu sebab mengapa banyak yang mundur dari mempraktekkan reformasi kesehatan adalah<br />

karena mereka tidak belajar bagaimana memasak agar makanan sehat, diolah dengan seder-<br />

hana, dapat menggantikan makanan yang telah menjadi kebiasaan mereka. Mereka tidak<br />

menyukai makanan yang tidak diolah dengan baik, dan kemudian kita mendengar bahwa<br />

mereka mencoba mempraktekkan reformasi kesehatan, tetapi tidak sanggup melakukannya.<br />

Banyak mencoba mengikuti petunjuk yang tidak lengkap dalam reformasi kesehatan, dan mela-<br />

kukannya dengan usaha menyedihkan yang menghasilkan gangguan pencernaan, dan men-<br />

galami kekecewaan. Bila anda mau menjadi pelaku reformasi kesehatan, hendaklah anda<br />

belajar menjadi tukang masak yang baik. Mereka yang memiliki kemampuan dan kelebihan<br />

untuk mengadakan sekolah memasak yang bersih dan sehat, akan memperoleh keuntungan<br />

besar, baik dalam kehidupan pribadi mereka maupun dalam mengajar orang lain.<br />

Jangan terpaku kepada satu pendapat tertentu dan menjadikannya sebagai batu acuan,<br />

mencela orang lain yang caranya mungkin tidak sesuai dengan pendapatmu; tetapi pelajarilah topik kesehatan dengan luas<br />

dan mendalam, dan bawalah pendapatmu dan cara-caramu agar sempurna dan sejalan dengan prinsip-prinsip pertarakan Kris-<br />

ten yang benar. Banyak yang mencoba memperbaiki hidup orang lain dengan menyerang apa yang mereka anggap kebiasaan-<br />

kebiasaan yang salah. Mereka menghampiri orang yang mereka rasa melakukan kesalahan, dan menunjukkan cacat mereka,<br />

tetapi tidak berusaha mengarahkan pikiran mereka kepada prinsip-prinsip yang benar. Cara seperti ini sering tidak membawa<br />

hasil yang diinginkan. Bila secara nyata kita berusaha memperbaiki orang lain, kita terlalu sering membangkitkan rasa perten-<br />

tangan mereka, dan lebih banyak membawa kerugian daripada kebaikan. Ada bahayanya bagi mereka yang suka mau mem-<br />

perbaiki orang lain. Ia yang merasa tugasnya untuk memperbaiki orang lain, akan mempunyai kecenderungan memelihara<br />

kebiasaan mencari-cari kesalahan, dan seluruh perhatiannya hanyalah untuk mencari cacat dan menemukan cela. Jangan<br />

perhatikan orang lain untuk mencari cacat mereka atau menunjukkan kesalahan mereka. Ajar mereka kebiasaan-kebiasaan<br />

yang lebih baik dengan melalui kuasa teladan kehidupanmu.<br />

Biarlah kita didalam hati bahwa tujuan akhir dari reformasi kesehatan adalah untuk mencapai perkembangan setinggi-<br />

tingginya dari akal dan jiwa dan fisik. Semua hukum kesehatan -- yang adalah hukum-hukum Tuhan dirancang untuk kebaikan<br />

kita. Menuruti hukum kesehatan akan meningkatkan kebahagiaan didalam hidup, dan menolong kita dalam mempersiapkan<br />

hidup yang akan datang.<br />

Ada hal yang lebih baik untuk dibicarakan daripada kesalahan dan kelemahan orang lain. Bicarakan mengenai Tuhan dan<br />

hasil karyanya yang luar biasa. Pelajari ungkapan kasihNya dan kebijaksanaanNya melalui kejadian dialam. Pelajari organ-<br />

isme yang hebat, sistim tubuh manusia, dan aturan-aturan yang melangsungkan kehidupan organisme dan manusia. Mereka<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

Page 5


yang memahami bukti-bukti kasih Tuhan, mereka yang mengerti kebijaksanaan dan manfaat dari aturan-aturanNya, dan ber-<br />

kat-berkat dari hasil penurutan, akan melakukan kewajiban mereka dan penurutan dari sudut pandang yang berbeda. Ganti-<br />

nya melihat menurut hukum-hukum kesehatan sebagai pengorbanan dan penyangkalan diri, mereka memandangnya sebagai<br />

hal yang sesungguhnya, yaitu berkat yang tidak terukur nilainya.<br />

Ada banyak kebaikan yang dapat dilakukan dengan menerangi mereka yang dapat kita pengaruhi, mengajarkan cara yang ter-<br />

baik, bukan saja menyembuhkan yang sakit, tetapi mencegah penyakit dan penderitaan. Para dokter yang berusaha mengajar-<br />

kan pasien-pasiennya mengenai penyakit dan penyebabnya, dan mengajar mereka bagaimana menghidari penyakit, mungkin<br />

saja melakukan pekerjaan sulit; tetapi bila ia seorang reformator kesehatan yang setia, ia akan berbicara dengan jelas akibat-<br />

akibat menghancurkan dari memanjakan nafsu makan, minum, dan berpakaian, mengenai penggunaan berlebihan dari daya<br />

hidup (vital force) yang mengakibatkan keadaan pasiennya seperti sekarang ini. Ia tidak akan memperburuk keadaan dengan<br />

memberikan obat-obatan sehingga tubuh yang kelelahan menyerah, tetapi akan mengajar pasiennya bagaimana membentuk<br />

kebiasaan-kebiasaan yang benar, dan menolong tubuh dalam pekejaan pemulihan dengan penggunaan yang bijaksana dari<br />

penyembuhan sederhana dari tubuh sendiri.<br />

Disemua lembaga kesehatan, haruslah menjadi proyek khusus pekerjaan memberikan pengajaran akan hukum-hukum kese-<br />

hatan. Prinsip-prinsip reformasi kesehatan harus diberikan dengan seksama dan mendalam bagi semua, baik pasien maupun<br />

para perawat. Pekerajaan ini menuntut dorongan moral; dimana banyak yang akan memperoleh keuntungan dari usaha terse-<br />

but, tetapi yang lain akan merasa tersudut. Tetapi murid Yesus yang sejati, mereka yang jalan pikirannya sesuai dengan<br />

pikiran Tuhan, pada saat mereka terus menerus belajar, merekapun akan mengajarkan, membawa akal budi dan pikiran<br />

keatas, jauh dari kesalahan dunia.<br />

Banyak prasangka yang menghambat pekabaran malaikat ketiga menjangkau hati orang, akan terangkat bila lebih banyak<br />

perhatian diberikan kepada reformasi kesehatan. Bila orang tertarik kepada topik ini, sering jalan dibukakan bagi ma-<br />

suknya kebenaran-kebenaran lain. Bila mereka melihat bahwa kita cerdas dalam hal kesehatan, mereka akan lebih<br />

bersedia untuk percaya bahwa kitapun tahu akan doktrin-doktrin Alkitab.<br />

Pekerjaaan Tuhan dibidang ini tidak mendapat perhatian yang semestinya, dan karena diabaikan telah banyak kehilangan.<br />

Bila gereja memberikan perhatian yang lebih besar dalam reformasi kesehatan melalui mana Tuhan sendiri berusaha agar<br />

umatNya pantas bagi kedatanganNya, pengaruh mereka akan lebih besar daripada yang sekarang ini. Tuhan telah berbicara<br />

kepada umatNya, dan ia merancang agar mereka mendengar dan menurut suaranya. Walaupun reformasi kesehatan bukanlah<br />

pekabaran malaikat ketiga, tetapi berhubungan erat. Mereka yang membawakan pekabaran malaikat ketiga harus juga men-<br />

gajarkan reformasi kesehatan. Topik ini harus kita mengerti, untuk mempersiapkan kita bagi kejadian-kejadian dimuka kita,<br />

dan harus menduduki tempat istimewa. Setan dan pengikut-pengikutnya berusaha menghambat pekerjaan reformasi ke-<br />

sehatan, dan melakukan segala macam cara untuk menyusahkan dan membebani mereka yang sepenuh hati terlibat di-<br />

dalamnya. Walaupun demikian jangan ada yang patah semangat, atau mundur dari usahanya karena hal itu. Nabi Yesaya<br />

berbicara mengenai salah satu karakter Yesus: "Ia tidak akan gagal atau mundur, sampai ia menetapkan penghakiman atas<br />

dunia." (Yesaya 42:4) Oleh karena itu jangan satupun pengikutnya berbicara mengenai kegagalan atau patah semangat, tetapi<br />

ingat harga yang telah dibayar untuk menyelamatkan manusia agar tidak binasa, tetapi memperoleh hidup kekal. (* diterje-<br />

mahkan secara bebas oleh : Hetty Simatupang)<br />

Page 6<br />

BALI COMMUNITY SERVICES


MUTIARA TINTA<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

JawabanNYA membuatku tersenyum….☺<br />

(bacalah seolah-olah ini adalah pengalaman hidup anda)<br />

Aku memang tak mengerti apa yang Tuhan pikirkan dan rencanakan untuk hidupku. Tapi memang aku berdoa<br />

untuk segala sesuatu yang kurindu dan harapkan.<br />

Walaupun aku kadang masih memakai usahaku dalam upaya mencapai segalanya, namun aku juga ingin bersa-<br />

bar untuk sebuah jawaban dariNya.<br />

Ketika aku merasa sebuah jawaban yang kuharapkan terlalu lama kudapatkan, aku menangis dan hampir ke-<br />

cewa. Aku memulai dengan sebuah rencana baru bagi hidupku. Padahal yang lama belum tercapai dan itu se-<br />

sungguhnya kubutuhkan.<br />

Keangkuhan hidup memaksaku untuk memulai langkah baru tanpa menyelesaikan yang terdahulu.<br />

Untunglah, sebelum aku benar-benar memutuskan untuk mengubah segalanya, jawaban telah kudapatkan dan<br />

akhirnya aku berbahagia.<br />

Perenungan…<br />

Tuhan tak pernah menginginkan anak-anakNya menangis dalam menghadapi kehidupan. Tapi kalaupun se-<br />

suatu telah membuat mereka meneteskan air mata, Tuhan siap menyeka dan mengeringkannya bukan hanya<br />

sesaat tapi untuk seterusnya. Tuhan menghapus air mata kita bukan untuk tertumpah lagi, tapi agar kita dapat<br />

mengganti tangisan itu dengan senyuman yang tidak pudar walau dalam keadaan apapun.<br />

Ajakan,<br />

Pernahkah kau merasa berada dalam sebuah penantian tak berujung, dan membuatmu sulit untuk melangkah<br />

karena tidak tahu harus menuju ke mana?<br />

Apakah kau percaya dengan jawaban yang tersedia bagi setiap pertanyaan, dan jalan keluar bagi setiap ma-<br />

salah, juga kebahagiaan bagi setiap kesusahan?<br />

Mengapa harus ragu, bila Tuhan pasti menepati janji?<br />

Mengapa harus bingung, bila setiap pintu yang diketuk akan dibuka, setiap tangan yang meminta tidak dibiar-<br />

kan pergi dengan hampa, bila setiap seruan tidak terhalau dari pendengaranNya?<br />

Tersenyumlah karena jawabanNYA yang pasti dan tepat waktu.<br />

Pengkhotbah 3 : 11, Tuhan memberkati.<br />

Dibuat di : Denpasar, 4 November 2008,<br />

Oleh : Lydia Maskati<br />

Diasuh Oleh : Lydia Maskati<br />

Email : mutiaratinta@balics.org<br />

Page 7


M I S S I O N A R Y R E P O R T (Gianyar)<br />

SIAPAKAH MEREKA ?<br />

Dilaporkan oleh : Merry & Irene<br />

Hari-hari dalam kehidupan pelayanan<br />

yang kami jalankan tidak terasa telah<br />

setahun berlalu. Pada bulan terakhir ini<br />

begitu banyak hal yang saya pikirkan,<br />

dan terlebih begitu berat meninggalkan<br />

ladang pelayanan dan kelurga-keluarga<br />

baru yang ada disana. Jika mengingat<br />

awal kami datang, rasanya ingin cepat<br />

pergi, tapi mengingatkan saat-saat beberapa<br />

bulan sesudah kami mengenal<br />

masyarakat dan sebaliknya masyarakat<br />

mengenal kami seakan-akan kami ingin<br />

tetap tinggal lebih lama lagi. Kami memang<br />

sangat-sangat-sangat sedih meninggalkan<br />

ladang kami yang ada di Kab.<br />

Gianyar khususnya Desa Petak (Br. Madangan<br />

Kelod, Br. Umah Anyar, Br. Bennyuh),<br />

Desa Sumita (Br. Melayang) dan<br />

beberapa teman-teman kami yang ada<br />

di Kota Gianyar sendiri di mana disini<br />

kami sempat mengadakan 12 kali pertemuan<br />

KPA.<br />

Kesempatan mengenal lebih dekat<br />

masyarakat disini adalah sangat tidak<br />

mudah bagi saya, saya hanya melihat<br />

mereka sebagai penyembah berhala<br />

yang sangat ortodoks yang sedang menjalankan<br />

adat yang sia-sia. Awalnya<br />

saya begitu fanatik saat mereka mengajak<br />

untuk mengikuti ritual ibadah. Tapi<br />

lama kelamaan saya berpikir, bagaimana<br />

saya mengenal mereka jikalau<br />

saya tidak mencoba melihat apa yang<br />

sedang mereka lakukan, mengetahui<br />

kepada siapa mereka menyembah dan<br />

siapa yang sedang dipuja. Culture yang<br />

ada di Kota Gianyar ini sangat berbeda<br />

dengan Mission Field saya sebelumnya<br />

dimana disana juga ditempatkan didaerah<br />

99% bukan pemuja dewa secara<br />

langsung. Tetapi saat saya dipulau <strong>Bali</strong><br />

ini menghadapi hal yang luar biasa<br />

anehnya. Disini masih ditinggikan satu<br />

hal yang namanya Kasta, Adat . Saat ini<br />

kami juga agak bangga karena kami tinggal<br />

di Daerah berkasta tinggi yaitu Kasta<br />

Kesatrian dan Juga Cokordo walaupun<br />

tempat observasi kami tidak berkasta.<br />

Bedanya Kasta Masyarakat berkasta,<br />

mereka sudah tanamkan turun temurun<br />

sejak kecil bahwa mereka harus menjadi<br />

orang yang lebih tinggi baik dalam hal<br />

pendidikan, pekerjaan dll dari kasta<br />

yang ada dibawah mereka, jika tidak<br />

mereka akan mendapat kutuk dari leluhur<br />

mereka dimana leluhur mereka<br />

yang sudah diabenkan menjaga mereka<br />

dari merejan (tempat penyembahan roh<br />

-roh yang ada di Pura Keluarga) di<br />

rumah masing-masing, Sedangkan yang<br />

tidak berkasta mereka harus melakukan<br />

yang baik terhadap siapa saja agar<br />

mereka mendapat tempat yang layak<br />

diakhirat dan pekerjaan yang layak<br />

nantinya. Sehingga penerimaan masing<br />

-masing kasta sangat berbeda. Bagi<br />

kami ini merupakan satu kesempatan<br />

bagaimana memberitahukan bahwa<br />

manusia sama di mata Tuhan. Walaupun<br />

demikian kami tidak berfokus dengan<br />

hal tersebut karena kami tahu<br />

bahwa Tuhan akan memberikan kami<br />

solusi sebab ini pekerjaanNya. Selain itu<br />

kami merasa beruntung juga kami boleh<br />

tinggal ditempat berkasta sebab mereka<br />

memiliki pendidikan yang tinggi sehingga<br />

untuk berkomunikasi tidak susah<br />

dan bahkan mereka memacu kami belajar<br />

bahasa Inggris sebab disekitar kami<br />

banyak yang bekerja sebagai Tour Guide<br />

dan bukan saja dari segi orang tua, ini<br />

berpengaruh juga dengan anak-anak<br />

mereka yang agresif dan cerdas alami.<br />

Karena mereka tahu kami datang sebagai<br />

tenaga sukarela pengembangan<br />

masyarakat dalam bidang Pendidikan,<br />

khususnya memberikan Les Bahasa Inggris<br />

gratis bagi anak SD dan SMP jadi jika<br />

kami bertemu atau berkunjung kerumah<br />

masyarakat kami diajak berbahasa Inggris<br />

sama beberapa orang tua murid.<br />

Awalnya agak syok karena orang yang<br />

dihadapi tidak seperti yang dipikirkan,<br />

sehingga ini pemicu dan kesempatan<br />

saya harus belajar dan belajar. Tapi<br />

lama kelamaan dengan belajar culture,<br />

mengenal agama yang telah bersatu<br />

dengan adat dan cara hidup mereka<br />

akhirnya kami dapat diterima dengan<br />

baik walaupun dalam waktu yang cukup<br />

lama dalam penyusuain. Mengapa kami<br />

katakan demikian karena awal kedatangan<br />

kami membuat pertanyaan besar<br />

bagi mereka? “Hari Gini koq masih ada<br />

orang yang seperti ini”? dari Mana, dan<br />

apa tujuannya, apa visi dan misinya?<br />

Bukan berbau agama kan?” pertanyaan<br />

ini yang selalu dilontarkan oleh<br />

setiap masyarakat yang bertemu dengan<br />

kami sampai -+6bln kami berada<br />

diladang. Puji Tuhan semua telah berlalu<br />

kecurigaan hilang dan kami boleh<br />

bekerja seperti normalnya dalam hal<br />

pendidikan.<br />

Pelayanan Kami Di Desa<br />

Bukan dengan kekuatan dan kepintaran<br />

kami semuanya boleh berjalan<br />

dengan baik dan normal. Memang<br />

awalnya tanah Gianyar sangat susah<br />

dibajak, namun saat ini senang rasanya<br />

jika kami dapat meninggalkan pengajaran<br />

tidak mudah mendapat kesempatan<br />

seperti ini. Coba bayangkan +<br />

5bln (bulan Agustus – Januari) kami<br />

mengurus ijin. Kami mulai mungurus<br />

dari Kantor Desa, namun desa mengatakan<br />

harus urus ke Sekolah. Dari<br />

sekolah ke LSM Kecamatan karena<br />

kami dari yayasan. Akhirnya dari LSM<br />

kami disuruh kerjasama dengan PKBM<br />

(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)<br />

kecamatan sebab kegiatan seperti<br />

yang kami laksanakan adalah di Bawah<br />

PKBM, dan dari PKBM kecamatan kami<br />

Page 8 BALI COMMUNITY SERVICES


di Suruh ke Incharge PKBM Banjar dan<br />

dari sana karena dari pendidikan non<br />

formal kami di over lagi ke UPTD Kecamatan<br />

dan terakhir ke Kantor Kabupaten<br />

Bidang transmigrasi & tenaga<br />

Kerja dan jawaban apa yang kami dari<br />

dapatkan dari semua usaha kami itu?<br />

Hanya satu kata “SABAR”. Kami sabar<br />

sampai-sampai saat itu M4B--ganti<br />

nama menjadi BCS, memberi saran<br />

dan menawarkan bagaimana jika memungkinkan<br />

Apakah Gianyar boleh<br />

berpindah lahan kerja ke Negara”?<br />

kami tidak langsung menjawab, kami<br />

berdoa bahkan berpuasa, dan Complained<br />

dan bertanya sama Tuhan, apa<br />

pekerjaan yang sudah kami mulai siasia<br />

saja, mengapa awalnya kami<br />

kegianyar dan diperkenalkan dengan<br />

ladang kering, susah dibajak, ijin saja<br />

susah padahal ini gratis dan juga pekerjaanMu?<br />

Tuhan menjawab doa kami<br />

pada bulan Februari <strong>2010</strong> ada per-<br />

gantian kepala Sekolah di SD Negeri I<br />

Petak dan oleh kepala sekolah yang<br />

baru ini kami diIjinkan untuk mengajar<br />

dengan tidak bertanya siapa, visi misi<br />

dll. Karena sudah agak terlambat jadi<br />

hanya Les (Kegiatan Ekstrakurikuler)<br />

hari apa saja tergantung kami dan pada<br />

hari sabtu kami diminta khusus untuk<br />

mengisi jam ketrampilan bahasa untuk<br />

kelas 4-6 SD selama dua jam sekolah<br />

dengan tegas dan permohonan maaf<br />

saya katakan hari sabtu saya tidak bisa<br />

karena saya harus ke Gereja. Beliau<br />

mengerti dan saat itu dia beri kesempatan<br />

untuk memberikan les kepada<br />

kelas 3 – 6 SD setiap hari Selasa, Rabu<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

dan Jumat dari pukul 14.00 – 16.00<br />

WITA.<br />

Dilain pihak pada bulan sebelumnya<br />

kami sudah di panggil oleh masyarakat<br />

desa Sumita yaitu desa tetangga untuk<br />

mengajar dan memberikan les kepada<br />

anak-anak mereka. Kabar tentang<br />

kamipun sudah tersiar dan beberapa<br />

dari banjar sekitar memanggil kami tapi<br />

kami tetap fokus kedua tempat ini dengan<br />

berpikir nanti saja jika datang yang<br />

lain yang melanjutkan ladang kami<br />

mereka akan melayani ditempat yang<br />

belum dilayani tapi kami tetap datang<br />

berkenalan dan bersosialisasi dengan<br />

mereka seperti di Banjar Bennyuh dan<br />

Banjar Umah Anyar.<br />

Masyarakat di Desa Sumita ini ternyata<br />

sangat serius dengan pendidikan,<br />

antusiasnya sangat tinggi, ramah sehingga<br />

anak-anak mereka walaupun<br />

kehidupan perekonomian mereka jauh<br />

dibandingkan dengan desa tempat<br />

kami tinggal mereka sangat mendukung<br />

pendidikan anak. Mengapa? Sebab<br />

mereka juga ternyata kasta rendah.<br />

Disini kami diterima seperti tamu<br />

terhormat dan sangat menghargai kami<br />

jika kami datang ke Desa ini kami tidak<br />

makan dari rumah sebab disana, setiap<br />

orang yang melihat kami memanggil<br />

kami agar mampir dan harus mampir<br />

dan disana mereka selalu menyiapkan<br />

makanan dan disana juga ada satu keluarga<br />

yang kami kenal pertama kali<br />

sudah seperti orang tua kami. Jika<br />

kami tidak ada beras, bahkan uang<br />

bensin kami minta sama keluarga ini<br />

dan setiap kami datang ada satu<br />

senyum bahagia diwajah mereka.<br />

Khususnya masyarakat didesa ini bukan<br />

saja dalam hal menerima kami yang<br />

sudah biasa dengan anak mereka tetapi<br />

menerima teman-teman kami yang<br />

kami bawa kedesa seperti temanteman<br />

misionari lain dan juga teman<br />

dari nusa dua dan teman dari gereja<br />

pentakosta yang kami ajak juga kesana<br />

mereka menerima seperti halnya tamu<br />

terhormat buat mereka, begitu juga<br />

dengan anak-anak dekat dan mau kenalan<br />

secara wajar dengan tamu-tamu<br />

yang kami bawa bergantian ke Desa<br />

Sumita ini.<br />

Karena keseriusan dan kemauan yang<br />

tinggi dari orang tua sehingga pada<br />

setiap bulan kami adakan pertemuan<br />

rutin jika tidak ada acara adat dengan<br />

orang tua murid dimana bertujuan agar<br />

mereka sebagai orang tua mengetahui<br />

sejauh mana kemampuan anak-anak<br />

mereka dan apa yang perlu dibina.<br />

Pada pertemuan orang tua bulan lalu<br />

sempat diberikan seminar pendidikan<br />

oleh Pdt. Kabanga mereka sangat bergembira.<br />

Oleh karena kedekatan yang<br />

sudah dijalin jadi setiap kami selesai<br />

mengajar kami mempunyai kesempatan<br />

2-3 berkunjung dan bercerita<br />

dengan orang tua mereka dan kami<br />

ikut melakukan kesibukan apa saja<br />

yang mereka lakukan. Disinilah kami<br />

mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi<br />

dengan masing-masing keluarga.<br />

Metode lain yang kami lakukan<br />

jika anak murid kami tidak datang kami<br />

pergi dan lawat dan doakan. Jika membutuhkan<br />

obat panas kami mencari ke<br />

Apotik dan apa saja kebutuhan mereka<br />

yang dapat kami jangkau dengan kantong<br />

kami, kami berusaha penuhi.<br />

Contohnya membutuhkan salap kudis,<br />

gatal-gatal pusing dll, kami membantu<br />

semampu kami.<br />

Hasilnya saat kami sudah mau pulang<br />

masyarakat di Desa Sumita khususnya<br />

anak-anak didik membuat jadwal untuk<br />

tidur dirumah mereka dan juga<br />

makan disana walaupun kamar yang<br />

ada hanya dua tapi mereka mau tidur<br />

ramai-ramai dengan kami sebab waktu<br />

sudah tidak sempat jika kami tidur<br />

ketempat masing-masing anak mereka<br />

buat jadwal agar siapa yang dekat boleh<br />

tidur bergabung dirumah yang sudah<br />

disiapkan buat kami. Bahkan<br />

masyarakat menyarankan jika ada<br />

pengganti kami tinggal saja desa<br />

mereka dan sekretaris desa setempat<br />

menawarkan rumahnya. Itu semua<br />

adalah satu mujizat walaupun kami<br />

berbeda bahasa, berbeda adat dan<br />

Agama tapi tidak segan-segan menerima<br />

kami tanpa satu pertanyaanpun.<br />

Lebih prihatin lagi disana masyarakat<br />

sudah sangat terbuka dengan kami,<br />

dari kehidupan dan masalah-masalah<br />

yang ada ditengah masyarakat sampai<br />

masalah rahasiapun mereka meminta<br />

solusi pada kami. Bukan saja dari<br />

masyarakat biasa disana ada keluarga<br />

militer. Setiap sakit bagi masyarakat<br />

<strong>Bali</strong> paling bangga kedukun, tapi saat<br />

ini sejak kenal kami setiap keluarga ini<br />

sakit mereka menanggil kami walaupun<br />

mereka sudah kedukun, dokter dll kami<br />

harus datang melihat , biasanya jika<br />

kami datang kami memberikan theraphy<br />

kadang therapy uap atau refleksi.<br />

Sejauh inilah pelayanan kami di Desa<br />

Page 9


dan ditempat kami tinggal kami sedang<br />

theraphy seorang ibu yang terkena<br />

kanker dengan JUICE JERUK BALI.<br />

Pelayanan Di Kota<br />

Pada saat ini kami sedang fokus dengan<br />

seorang tamu KPA yang sudah beberapa<br />

kali hadir dan bahkan sudah<br />

kami ajak kegereja. 15 tahun lalu dia<br />

adalah seorang Kristen Betani sejati<br />

tetapi sejak menikah dia berpindah<br />

aliran mengikuti suaminya dimana<br />

suami adalah orang pribumi dan anak<br />

tunggal dari keluarga berkecukupan.<br />

Sah dia telah menikah dan mengikuti<br />

semua kegiatan ritual di agamanya<br />

yang baru. Setiap melakukan yang terbaik<br />

menurut dia hatinya semakin<br />

tinggi rasa bersalahnya dan akhir dari<br />

semua itu stress tinggi yang dirasakan<br />

dan pada saat anaknya yang nomor<br />

ketiga lahir dan mau di upacarakan dia<br />

tidak ijinkan dia menangis dan semakin<br />

hari dia merasa keluarga yang tadinya<br />

begitu hangat menjadi seperti neraka<br />

dan satu ketika dia nekad ingin pulang<br />

sebab hati nurani tidak tenang melakukan<br />

hal yang tidak di imani. Dia mengajak<br />

anak bungsunya pergi sehingga<br />

anak yang masih berumur 3 tahun ini<br />

syok karena tidak mau dipisahkan dari<br />

kakaknya sehingga dia menangis sampai<br />

panas tinggi dan akhirnya step.<br />

Tangan kanannya bengkok, membisu<br />

sementara dimana sampai sekarang<br />

berpengaruh sehingga sudah umur 5<br />

tahun belum dapat berbicara dengan<br />

jelas dan setiap ibunya mau pergi kemana<br />

saja dia nangis, sangking traumanya<br />

dan juga takut kehilangan ibunya.<br />

Akan nyatakah kerinduannya?<br />

Setiap ibu ini mengikuti acara rabu malam<br />

dan bahkan kegereja dia mencari<br />

1001 macam alasan untuk suami dan<br />

juga bapak mertuanya. Begitu<br />

besar kerinduannya untuk<br />

kembali kejalan Tuhan<br />

sehingga saat kami mencari<br />

Ruko untuk kelanjutan<br />

pekerjaan/peleyanan kedepan<br />

dia mewarkan ruko dimana<br />

tempat Loundry dan<br />

Salonnya untuk disewakan.<br />

Dengan alasan biar sementara<br />

diadakan perbaktian<br />

disana dia mempunyai alasan<br />

menyiapkan tempat untuk<br />

kegiatan.<br />

Begitu besar pengorbanannya<br />

salon dan lundry tempat dia<br />

mencari nafkah dan hiburan dia agar<br />

jauh dari hadapan mertuanya dimana<br />

menurut dia sangat galak dia rela<br />

hanya untuk Tuhan dan kerinduannya<br />

berbakti begitu banyak temantemannya<br />

memberi berbagai masukan<br />

bahwa pendapatannya jika ditotal setahun<br />

lebih banyak keuntungan dari uang<br />

kontrakan yang dia terima. Tapi dia<br />

yakin dan percaya bukan secara kebetulan<br />

bertemu dengan kami dan juga<br />

Tuhan tidak akan membiarkan<br />

dia meskipun selama ini dia<br />

berkhianat. Begitu Yakin dia<br />

bahwa sudah saatnya. . . sehingga<br />

dia mempunyai kerinduan<br />

jika sudah ada kumpulan<br />

di tempatnya dia akan memanggil<br />

ibunya dari jawa kembali<br />

lagi kebali dia katakan saat<br />

bertemu dengan kami dia rasa<br />

damai. Satu hal yang ibu ini<br />

ungkapkan adalah keinginan<br />

terbesarnya saat ini ia ingin<br />

mendidik anak-anaknya mengenal<br />

kebenaran sejati dan juga keluarganya<br />

dan bahkan keluarga suaminya.<br />

Di Luar Kabupaten Gianyar<br />

Kabupaten Gianyar berdampingan dengan<br />

Kabupaten Bangli. Selain melayani<br />

seperti biasa ditempat masing-masing<br />

ada satu kegiatan lagi yaitu melayani di<br />

Lembaga Pemasyarakatan. Disana<br />

kami memberikan pelajaran Alkitab<br />

bagi napi yang beragama Kristen. Yang<br />

menarik Kepala Lapasnya (Lembaga<br />

Pemasyarakatan) adalah seorang<br />

Kriste. Beliau baru saja dipindahkan<br />

dari LP Cipinang Jakarta pada bulan<br />

Juni lalu dan beliau ini aktif dalam mengikuti<br />

setiap kegiatan Bimbingan Rohani<br />

yang dilaksanakan di Lapas.<br />

Ucapan terima kasih<br />

Akhir kata saya ucapkan terima kasih<br />

kepada seluruh pembaca atas kesediaannya<br />

untuk membuat jurnal doa<br />

pribadi buat bibit yang sudah disemeikan<br />

diladang penginjilan dan juga<br />

tolong doakan calon misionari pengganti<br />

kami yang masih belum ada jawaban,<br />

kami juga dari ladang gianyar<br />

mengucapkan banyak terima kasih<br />

kepada setiap jemaat yang sudah mendukung<br />

kami dalam pelayanan baik<br />

secara waktu, tenaga, materi dll<br />

khususnya untuk BCS yang sudah<br />

merekrut kami dimana telah memberikan<br />

kesempatan kepada kami untuk<br />

melayani walaupun pelayanan yang<br />

kami lakukan belum sempurna seperti<br />

yang diinginkan. Terlebih ucapan terima<br />

kasih banyak kepada setiap keluarga-keluarga<br />

yang selalu mendukung<br />

kami, yang telah menjadi mentor<br />

bagi kami setiap saat. Khususnya keluarga<br />

Pdt. I. Kabanga, Kel. Bpk. Hery C,<br />

Kel. Bpk. Herry Tanjung, Kel. Bpk. Venty<br />

Musak, sdr. Dana dan Sdri Lyan, sdri<br />

Ester, sdr. Lidia M dan yang menjadi<br />

pos utama dalam setiap keperluan<br />

kami adalah Kel. Ibu Endang Stelmach<br />

dan Kel. Om David Piring dan setiap<br />

keluarga yang sudah membantu kami<br />

dalam memberikan support selama<br />

kami melayani di Pulau bali ini yang<br />

belum sempat kami sebut satu persatu.<br />

Salommm, BCS tetap Jaya Sampai Tuhan<br />

Yesus Datang!!! (*)<br />

Page 10 BALI COMMUNITY SERVICES


KEGIATAN JEMAAT-JEMAAT DI BALI<br />

OUTBOND GABUNGAN<br />

HANG TUAH – KARANG ASEM<br />

Beberapa waktu lalu Jemaat Hang Tuah mengadakan Perkemahan Pathfinder dan Retreat Jemaat di<br />

kaki Gunung Agung, tepatnya di Mahagiri Resort, Karang Asem. Acara ini diadakan tentunya sebagai<br />

pelatihan bagi Pathfinder Jemaat, namun selain itu juga sebagai media pembekalan bagi para ibu<br />

yang memiliki anak-anak dibawah 5 tahun. Beberapa tahun belakangan, jemaat ini diberkati dengan<br />

banyaknya anak-anak bayi yang baru dilahirkan, sehingga Majelis Jemaat memandang perlunya<br />

diadakan Seminar Pendidikan Anak bagi para orang tua di jemaat. Akhirnya program tersebut dapat<br />

diadakan dengan dirangkai dalam acara Perkemahan Pathfinder dan Retreat Jemaat.<br />

Pemandangan alam yang eksotik disekeliling areal perkemahan menambah gairah persekutuan<br />

Jemaat. Seminar Pendidikan Anak dengan judul “Dari Hati ke Hati” yang dibawakan oleh Pdt.<br />

H.K. Kabanga adalah sebenarnya uraian tulisan hamba Tuhan, Mrs. Ellen G White dalam bukunya<br />

Child Guidance (Mendidik dan Membimbing Anak). Gembala Jemaat meramu seminar tersebut dengan<br />

jeda tanya jawab, bertukar pikiran atau bahkan curhat. Seminar diawali dengan pembahasan<br />

bahwa anak-anak dapat dididik sejak masa bayi dan dilakukan berulang-ulang menurut kitab Ulangan<br />

6:6-7. Berlanjut kepada pendidikan dari sisi kejiwaan seorang anak untuk menjadi penurut,<br />

disiplin, dapat mengendalikan diri, sopan, manis budi, tidak pemarah, suka berdoa, dan hormat<br />

kepada orang tua. Pembahasan ditutup dengan pembentukan sikap anak-anak dalam menghormati<br />

Gereja sebagai Rumah Tuhan. Seminar pun diakhiri dengan komitmen dari seluruh jemaat untuk<br />

bekerjasama mendidik calon-calon generasi kerajaan surga. Dengan bergandeng tangan, jemaat<br />

menyanyikan lagu “If We Hold On Together” sebagai dorongan untuk tidak kenal lelah dalam mengasuh<br />

anak-anak titipan Tuhan.<br />

Yang menarik dari acara ini adalah, bergabungnya anak didik para Missionaris dari Karang<br />

Asem untuk mengikuti Outbond bersama Jemaat Hang Tuah. Menuruni lembah, menyeberangi sungai,<br />

mendaki bukit menjadi tantangan mereka dalam perjalanan. Serius, santai, tegang atau ceria<br />

menghiasi wajah para peserta. Sepulang dari Outbond, ramah tamah bersama telah disiapkan: “all<br />

you can eat.” Berenang di kolam renang resort dan games di halaman perkemahan menambah<br />

maraknya suasana. Saling menceburkan teman ke dalam kolam renang menjadi kebahagiaan yang<br />

populer dalam sehari. Tak terkecuali, Pendeta jemaat diceburkan oleh anggota-anggotanya.<br />

Outbond Gabungan antara Jemaat Hang Tuah dan anak didik Missionaris di Karang Asem ini<br />

bertujuan untuk memulai hubungan sosial masyarakat yang tak terpisah dengan budaya atau<br />

agama. Namun juga memiliki misi untuk dapat memenangkan jiwa-jiwa bagi kerajaan surga, yang<br />

dimulai dengan persahabatan. Seluruh rangkaian acara saat itu diakhiri dengan pembagian bingkisan<br />

hadiah oleh Theo dan Kezia Tampung yang merayakan hari ulang tahun mereka sebagai bagian<br />

dari acara jemaat. Anak-anak Jemaat belajar bagaimana memberi, dan anak-anak yang belum seiman<br />

belajar bagaimana membuka diri kepada persahabatan yang tak dibatasi. Kiranya Tuhan<br />

memberkati. (*)<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

Dilaporkan oleh : Dept. Komunikasi Jemaat<br />

Page 11


KEGIATAN JEMAAT-JEMAAT DI BALI<br />

IDENTITY in JESUS<br />

Nusa Dua Youth Caregroup goes to PAP Malang…<br />

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, yaitu Perkemahan Alkitab<br />

Pemuda (PAP) yang diadakan tanggal 9 – 11 Juli <strong>2010</strong>, di Jemaat<br />

Dieng Malang. Anggota yang berangkat berjumlah 14 orang,<br />

dengan menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam.<br />

Di awali dengan pendaftaran ulang dan acara pembukaan dimulai<br />

jam 18:00wib dengan pembicara Pdt Leo Mamentu selaku Direktur<br />

Pemuda KJKT. PAP tahun ini mengambil tema Identity In Jesus<br />

dengan pembicara yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani<br />

Tuhan dengan sukarela, yaitu Pastor Sam Braga dari “Cannot be<br />

Hidden Ministry - Australia.”<br />

Mengetahui Identitas kita adalah sangatlah penting, kepada siapakah<br />

kita melihat diri kita? Ada 2 cara Alkitab menunjukkan identitas<br />

kita, dengan cara Allah atau dengan cara Setan. Dengan cara<br />

Allah kita harus mengetahui dari mana kita berasal, dengan melihat<br />

silsilah maka kita akan tahu siapa kita sebenarnya. Dalam<br />

Matius 1: 2-6, 15, 16 kita dapat mengetahui darimana Yesus berasal,<br />

dari silsilah-Nya, Yesus adalah Juruselamat yang sudah dinubuatkan.<br />

Identitas kita didasari darimana kita berasal , Lukas 3: 38 identitas<br />

didapat dari suatu hubungan, dan kita semua adalah anak Allah.<br />

Tetapi cara Setan sangat berbeda, Yehezkiel 28 : 11-14, Setan<br />

menggunakan posisinya, kecantikannya, dan kebijaksanaannya<br />

untuk dapat mendapat identitasnya, dia mau keluar dari identitasnya<br />

yang lama untuk mendapatkan identitas yang baru dengan<br />

usahanya sendiri. Dan inilah inti dari Kerajaan Setan yaitu kedudukan<br />

yang terbaik. Banyak orang telah ditulari oleh setan, Kejadian<br />

3: 4-6—Adam dan Hawa yang adalah anak Allah, dicobai setan<br />

agar dapat mengubah identitasnya yang semula. Dan hawapun<br />

tertipu. Dia melakukan sesuatu dengan memakan buah itu untuk<br />

dapat membuktikan identitasnya. Jika manusia ingin membuktikan<br />

identitasnya dengan perbuatannya maka ia mengambil cara<br />

setan.<br />

Ada banyak orang-orang Advent yang ingin membuktikan identitasnya<br />

dengan usahanya, keinginan untuk menjadi lebih tinggi,<br />

dihormati, menjadi yang utama dan nomor satu adalah cara kerajaan<br />

setan untuk menunjukkan identitasnya….bukan cara kerajaan<br />

Tuhan yang rendah hati.<br />

Banyak hal yang sangat penting yang kami dapatkan selama di<br />

PAP, apabila sahabat-sahabat sekalian rindu untuk mendengar<br />

seminar dari Pastor Sam Braga, anda dapat menghubungi redaksi<br />

untuk mendapat CD audionya.<br />

Sahabat-sahabat tumbuh di youth caregrup, sangat merasakan<br />

berkat kebenaran itu, ada banyak pergumulan di dalam hati yang<br />

terjawab dengan pasti melalui perumpamaan-perumpamaan sederhana<br />

yang di sampaikan oleh pembicara.<br />

Dan banyak diantara kami disadarkan bahwa kami walaupun sudah<br />

menjadi umat advent, melayani di gereja, namun masih mengikuti<br />

cara-cara dari kerajaan setan. Kita harus waspada sampai<br />

Tuhan datang, biarlah kita matikan keinginan daging kita, seperti<br />

halnya orang mati yang tidak tahu apa-apa, yang tidak ingin apaapa,<br />

tidak merasa apa-apa, biarlah keinginan Yesus yang boleh<br />

menggantikannya setiap saat… (*Dept. Komunikasi)<br />

Page 12 BALI COMMUNITY SERVICES


SOSIALISASI BCS DI KANTOR<br />

KONFERENS JAWA KAWASAN TIMUR<br />

Dilaporkan oleh Pdt. H.K. Kabanga<br />

Oleh pertolongan Tuhan, <strong>Bali</strong> <strong>Community</strong> <strong>Services</strong> (BCS) telah mengadakan sosialisasi di kantor GMAHK Konferens Jawa Kawasan<br />

Timur (KJKT). Kantor ini terletak di kota Surabaya, tepatnya Jl. Teluk Kumai no. 2 Tanjung Perak. Kantor ini sendiri bersifat<br />

‘sementara’ karena menunggu pembangunan Kantor Konferens yang sedang berjalan, yang bertempat di jalan Tanjung Anom<br />

no.5. Setelah melewati konsolidasi dan koordinasi, maka dirasakan perlunya mengadakan sosialisasi ini kepada Staf dan pegawai<br />

Konferens, bahkan juga seluruh pengerja, Pendeta dan PS se-Jawa Kawasan Timur. Berlandaskan niat baik, maka rantai<br />

komunikasi kedua organisasi ini dapat dijalin erat. Sebagai Supporting Ministry BCS selalu mau menjalin kerjasama dengan<br />

siapa saja, terlebih organisasi GMAHK se-dunia, demi pekerjaan pelayanan menarik jiwa-jiwa bagi kerajaan Surga.<br />

Tentunya masing-masing organisasi memiliki kesibukan yang sangat padat dalam setiap program dan pelayanan. Namun<br />

karena itu maka kerjasama dijalin agar dapat saling bahu membahu dalam menyelesaikan pekerjaan Tuhan tanpa kepentingan-kepentingan<br />

tertentu. Kepentingan yang paling utama adalah menyiapkan setiap umat manusia untuk menanti kedatangan<br />

Mesias yang kedua kali.<br />

Bertempat di gedung GMAHK Jemaat Tanjung Perak, maka saya, Pdt. H.K. Kabanga (sebagai reporter), Ibu Endang (Executive<br />

Director) dan Pdt. Ranap Situmeang (Dir. Dept. PELMAS) silih berganti memberikan pembahasan dan penjelasan. Saat itu bersamaan<br />

dengan pertemuan rutin bulanan para pengerja, Pendeta dan PS se-Konferens yang bila ditotal seluruhnya, kurang<br />

lebih 60 orang. Yang menarik juga saat itu adalah dibukanya ruang tanya jawab yang dipimpin oleh Pdt. R. Situmeang. Tentunya<br />

ada pertanyaan-pertanyaan yang masuk seputar organisasi, administrasi, dan bahkan tips-tips memulai kegiatan <strong>Community</strong><br />

<strong>Services</strong> (Pelayanan Masyarakat). Acara pun berjalan dengan sangat baik. Pertanyaan -pertanyaan terakomodir, dan<br />

penjelasan-penjelasan terpaparkan dengan gamblang.<br />

Akhirnya, melalui perwakilannya masing-masing, BCS dan KJKT saling mengucapkan terima kasih untuk kerjasama yang sudah<br />

terjalin, sedang terjalin dan akan terjalin. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan ini dan Yesus segera datang. Immanuel. (*)<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

Page 13


KESEHATAN<br />

PENGOBATAN ALAMI UNTUK PENYAKIT ASMA<br />

Disusun oleh : Endang Stelmach; Nara Sumber : Dr. R. A. Nainggolan, Setiadi R. dan B. Sarwono<br />

Asma adalah alergi akibat reaksi tubuh terhadap suatu zat. Penyebab lain adalah adanya infeksi pada alat pernafasan. Penderita<br />

asma biasanya sukar bernafas karena adanya lender-lendir di dalam tenggorokan, yang ada karena adanya makanan roti<br />

putih, keju, mentega, telur dan susu yang masuk ke dalam tubuh. Lendir-lendir inilah yang membuat pernafsan tersumbat sehingga<br />

si penderita sensitive terhadap sesuatu zat (alergi).<br />

Jus terapi:<br />

� Pagi : Wortel 1 gelas, Bayam ½ gelas<br />

� Siang : Jeruk lemon 1 gelas, Radish 2 buah ditumbuk diambil sarinya.<br />

� Sore : Wortel 1 gelas, Celery ½ gelas<br />

� Malam : Wortel 1 gelas, Lobak ¼ gelas, Radish ⅓ gelas, Selada air ¼ gelas<br />

Bawang merah:<br />

� Bawang merah 2 siung<br />

� Buah cermai 6 buah<br />

� Akar kara ¼ - ½ genggam<br />

� Lengkeng kupas 8 buah<br />

� Semua bahan tersebut dicuci bersih, direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1 ½ gelas. Setelah dingin<br />

disaring, ditambah gula secukupnya, lalu diminum 2 x sehari @ ¾ gelas.<br />

Bawang putih:<br />

� Bawang putih kupas 10 siung, dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya, lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusan<br />

tinggal ¾ bagian. Setelah dingin disaring, ramuan dicampur 1 sdm madu sebelum diminum. Minumnya 3 x sehari<br />

@ ½ gelas.<br />

Jahe:<br />

� Jahe 15 gram, biji bunga matahari 30 – 60 gram, kedua bahan dicuci bersih, lalu direbus dengan 500 cc air sampai air<br />

rebusan tersisa 250 cc. Setelah agak dingin disaring, air rebusan diminum secara teratur.<br />

Temulawak<br />

� Temulawak 1 ½ rimpang, dicuci bersih, dikupas dan diiris-iris seperlunya. Rebus bahan dengan 5 gelas air setelah ditambah<br />

gula aren secukupnya. Ketika air rebusan tinggal sepauh, rebusan diangkat. Tunggu sampai hangat, setelah itu<br />

disaring dan diminum. Ramuan diminum 3 x sehari.<br />

Page 14 BALI COMMUNITY SERVICES


Pekabaran kesehatan kembali dinikmati oleh GMAHK se-<strong>Bali</strong>. Seminar kesehatan yang mengambil tema GOD’S HEALING WAY<br />

ini dibawakan oleh Ibu Liong Pit Lin dari CMC (Chinese Ministry Center) Jakarta. Acara gabungan se-bali ini diadakan di jemaat<br />

Hang Tuah pada sabat sore tanggal 31 Juli <strong>2010</strong>. Respon yang baik pun diberikan oleh seluruh anggota jemaat.<br />

Seminar diawali dengan kesaksian pribadi dari pembicara yaitu mantan penderita kanker payudara, kanker rahim, dan kanker<br />

tulang belakang stadium lanjut yang disembuhkan dan dipulihkan Tuhan melalui POLA HIDUP SEHAT. Menjalani opname<br />

selama 2 tahun di rumah sakit merupakan hal yang sangat berat, ditambah lagi dengan rasa sakit yang luar biasa karena<br />

penyakit tersebut. Tetapi oleh karena pengenalannya akan Tuhan Yesus, ia selalu ingat akan janji Tuhan dalam firman-Nya,<br />

yaitu Yesaya 41:10 “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan<br />

meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa<br />

kemenangan.” Ayat inilah yang menjadi kekuatannya untuk berjuang dalam penderitaan fisiknya.<br />

Acara seminar dilanjutkan keesokan hari bagi semua kalangan di FAVE Hotel, dengan tema PENYAKIT DAN PENYEMBUHAN<br />

TANPA OBAT. Membahas penyakit akibat gaya hidup seperti Kanker, Jantung, dan Diabetes. Peserta yang hadir berjumlah 150<br />

orang dengan latar belakang agama dan kepercayaan yang beranekaragam, Islam, Hindu, Budha, Katolik, Kristen, dan aliran<br />

kepercayaan lainnya. Semangat untuk mau hidup lebih sehat ditunjukkan para peserta dengan tetap mengikuti seminar<br />

sampai selesai, bertanya dan pendaftaran ulang untuk konsultasi kesehatan dan cooking class.<br />

Acara yang diselenggarakan oleh Club Sehat <strong>Bali</strong> dan GMAHK Nusa Dua ini diharapkan dapat dapat menjangkau hati sahabatsahabat<br />

dari agama dan kepercayaan yang lain dan mengingatkan kembali anggota GMAHK se-<strong>Bali</strong> untuk tetap hidup sehat<br />

sesuai dengan rencana Tuhan melalui pekabaran reformasi kesehatan. Warisan yang tidak hanya sebagai pajangan dan<br />

dilupakan tetapi dipraktekkan dalam kehidupan sambil menanti kedatangan Tuhan yang kedua kali.<br />

Tuhan sedang menuntun umat-Nya langkah demi langkah untuk kembali kepada rencana-Nya semula agar manusia<br />

bergantung pada produk alami di bumi ini. Perubahan yang pasti sangat diperlukan. Sudah tiba waktunya bagi kita untuk<br />

merendahkan hati yang sombong dan angkuh, dan mencari Tuhan sementara Dia masih dapat ditemukan. Sebagai satu umat,<br />

kita perlu merendahkan hati dihadapan Allah. Tuhan sedang memanggil kita untuk memasuki barisan. Hari sudah senja,<br />

malam sudah dekat. (* Redaksi)<br />

BALI COMMUNITY SERVICES<br />

“Gods Healing Way”<br />

Page 15


RUBRIK BCS CLUB<br />

� Bobby Lalamentik<br />

� Dipa Manangi<br />

� Endang Stelmach<br />

� Evelin Sitompul<br />

� Felicia Prawira<br />

� Franklin Sitompul<br />

� Giyani<br />

� Grace Conie Fransisca<br />

� Henny Vonika<br />

� Isaac Wairata<br />

� Jacky Anwar<br />

� Jefri Antonius<br />

� Joan Seleky<br />

� Johnson A T<br />

Anggota Club BCS Terkini<br />

� Kel. Petronius Saragih<br />

� Kel. Ariyono<br />

� Kel. Budi Sukamto<br />

� Kel. L. Simbolon<br />

� Kel. Markus<br />

� Kel. Pdt. Budi Solichin<br />

� Kel. Wida Wiggers<br />

� Kimberly Sitanggang<br />

� Lidia Sandra<br />

� Michael Ngantung<br />

� Mika Seleky<br />

� Mildrid Kabanga<br />

� Nessardo Sijabat<br />

� Nethanael Kumontoy<br />

Kirimkan komitmen Pribadi/Keluarga/Jemaat anda untuk “<strong>Bali</strong> <strong>Community</strong> <strong>Services</strong>” melalui:<br />

Ida Bagus Swardana 0856 372 6184<br />

Joan Seleky 0361 808 3972<br />

Lineke Djimesha 0818 542 125<br />

Bagi saudara yang mengirimkan donasi melalui Transfer ATM, mohon di informasikan kepada<br />

nama-nama tersebut diatas agar kami dapat mengirimkan kwitansi serta Newsletter <strong>Bali</strong><br />

<strong>Community</strong> <strong>Services</strong><br />

M I S S I O N A R Y R E P O R T (Karangasem)<br />

� Ni Kt Marniasih (Kasih)<br />

� Ni Nengah Nistriani<br />

� Ni Nym Reni Kusuma<br />

� Pdt. H.K. Kabanga<br />

� Putu Sukerni<br />

� Reny Frank<br />

� Riska Nababan<br />

� Robert Sijabat<br />

� Sari Iskawari<br />

� Taylor Magnolia<br />

� Tono<br />

� Tony Seleky<br />

� Vence Teesen<br />

� Willy Rompis<br />

Terima kasih atas kesetiaan seluruh<br />

anggota Club dalam memenuhi komitmennya.<br />

Bilamana ada kesalahan<br />

penulisan nama, atau nama anda<br />

belum tercantum, mohon untuk dapat<br />

diberitahukqn kepada kami sehingga<br />

kami dapat memperbaiki pada edisi<br />

berikut, Terima kasih.<br />

MENENGOK BEBERAPA WILAYAH TERPENCIL DI KABUPATEN BULELENG<br />

Dilaporkan oleh : Fhian Alpriadi<br />

Pagi itu kami para<br />

Missionaris mengawali<br />

hari seperti biasanya,yaitu<br />

Doa Pagi<br />

bersama pada pkl.<br />

04:30. Kami adalah<br />

para Missionaris yang<br />

segera akan mengakhiri<br />

pelayanan di<br />

<strong>Bali</strong> setelah melewati<br />

1 tahun memori ‘asyik-asyik menegangkan’<br />

dalam pelayanan.<br />

Bersama dengan Pdt.Budi.Solichin<br />

kami berangkat dari Denpasar menuju Ke Desa<br />

Tigawasa melawati Bedugul. Tanpa terasa<br />

kami sudah mengadakan perjalanan 3 jam dan<br />

dengan penuh perjuangan yang tinggi kami<br />

menelusuri bukit. Karena tergesa-gesa Pdt<br />

Budi dan Sdri Meri sempat jatuh tergelincir.<br />

Namun semuanya baik saja, dan tidak ada hal<br />

yang perlu dikhawatiran.<br />

Ini adalah kunjungan kami yang<br />

pertama menelusuri pedalaman Desa Tiga-<br />

wasa. Kami masuk ke wilayah-wilayah yang<br />

ternyata dulunya sudah pernah dilayani oleh<br />

Penginjil namun kini sudah tidak ada lagi Penginjil<br />

disana dan membutuhkan pelayanan<br />

kembali. Banyak hal yang saya dapatkan<br />

setelah mengunjungi desa ini, diantaranya Kel.<br />

Pak Drake yang sudah lama tidak dilayani<br />

dalam Pendalaman Alkitab.<br />

Dari desa Tigawasa kami melanjutkan<br />

perjalanan menuju satu daerah lagi yaitu<br />

Bontihing, dimana di Desa ini ada satu Bangunan<br />

Milik Advent, tapi sayangnya bangunan<br />

ini masih bermasalah. Dalam kunjungan ini<br />

kami tidak menemukan keluarga yang menjaga<br />

bangunan tersebut, sehingga bangunan<br />

itu tampak lengang dan kosong.<br />

Dari Bontihing kami pun melanjutkan<br />

perjalanan menuju Desa Tunjung, dengan jarak<br />

yang kami tempuh kurang lebih 45 Menit<br />

menanjak bukit-bukit. Disana kami mendapatkan<br />

satu keluarga Advent, dimana kepala<br />

rumah tangga ini terbaring sakit. Kamipun<br />

mendoakan keluarga ini. Setelah berdoa kami<br />

pamitan dan melanjutkan perjalanan menuju<br />

ke gereja di Singaraja. Di gereja inilah kami<br />

mengakhiri kunjungan pelayanan mengelilingi<br />

beberapa wilayah terpencil di Kabupaten<br />

Buleleng. Dalam kunjungan pelayanan ini<br />

banyak hal yang kami temukan mengenai<br />

Ketulusan Pelayanan.<br />

Daerah ini sangat membutuhkan<br />

Penginjil atau Missionaris. Mari kita bangkitkan<br />

kerohanian orang-orang yang ada di desa<br />

ini dimana banyak jiwa-jiwa yang sebenarnya<br />

sudah menerima Yesus secara baptisan, namun<br />

karna tidak ada pelayanan yang memadai,<br />

maka jiwa –jiwa ini hilang kembali. Mari kita<br />

saling bergandengan tangan dalam merangkul<br />

jiwa-jiwa ini kembali kepada Yesus. Amin<br />

Page 16 BALI COMMUNITY SERVICES

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!