ijaz-quran
ijaz-quran
ijaz-quran
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
0
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
SEPUTAR<br />
“MUKJIZAT BILANGAN”<br />
DALAM AL-QUR’AN<br />
DAN HUKUM MENGGUNAKAN<br />
KALENDER MASEHI<br />
PENYUSUN :<br />
TIM ISLAMQA.COM<br />
ALIH BAHASA :<br />
Abu Salmâ Muhammad<br />
Disebarkan oleh<br />
MAKTABAH ABU SALMA<br />
GRUP AL-WASATHIYAH WAL MANHAJIYAH<br />
2015<br />
EBOOK INI BOLEH DICETAK, DIPERBANYAK DAN<br />
DISEBARLUASKAN<br />
SELAMA TIDAK UNTUK BERTUJUAN KOMERSIL<br />
1
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
PERTANYAAN :<br />
Saya akhir-akhir ini pernah membaca<br />
tentang sejumlah “mukjizat” al-Qur’ân al-<br />
Karîm, yang (diklaim) mengandung<br />
bilangan-bilangan tertentu dari sesuatu hal,<br />
seperti tiga tahapan di dalam janin,<br />
peredaran planet-planet, dll. Hanya saja<br />
ada salah satu (pendapat) yang berbicara<br />
tentang kata “yaum” yang terdapat di<br />
dalam al-Qur’ân sebanyak 365 kali, dan kata<br />
“qomar” diulang-ulang sebanyak 12 kali,<br />
serta pengulangan kata “ayyam” di dalam<br />
al-Qur’ân yang saya lupa jumlahnya.<br />
Kemudian pernah ada salah seorang sahabat<br />
saya yang suatu ketika mencetak kalender<br />
Islami (Hijriah), akan tetapi jumlah harinya<br />
bukan 365 hari. Apa maksud hal ini pada<br />
2
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
kalender Islami? Apakah ini artinya kelender<br />
tersebut tidak tepat? Ataukah Allâh telah<br />
mengetahui bahwa mayoritas orang di dunia<br />
ini cenderung menggunakan kalender Mîlâdî<br />
(Masehi) dan menunjukkan bahwa kalender<br />
inilah yang benar?<br />
**********<br />
JAWABAN :<br />
Segala puji hanyalah milik Allâh.<br />
PERTAMA : Kebanyakan orang memang<br />
gandrung dengan berbagai bentuk mukjizat<br />
di dalam al-Qur’ân, dan diantara bentuknya<br />
adalah yang disebut dengan “mukjizat<br />
bilangan”. Lalu mereka publikasikan di<br />
koran-koran, majalah-majalah dan situssitus<br />
internet struktur/susunan kata-kata<br />
3
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
yang diulang beberapa kali yang selaras<br />
dengan redaksinya, maupun yang sama<br />
dengan bilangannya beserta antonim (lawan<br />
kata)-nya. Seperti yang mereka klaim<br />
tentang pengulangan kata “yaum” sebanyak<br />
365 kali, atau kata “syahr” sebanyak 12 kali,<br />
juga klaim mereka terhadap kata-kata yang<br />
lain seperti “malaikat dan syaithan”, “dunia<br />
dan akhirat”, dll.<br />
Banyak orang mengira akan benarnya<br />
pengulangan kata-kata ini dan<br />
menganggapnya sebagai bagian dari<br />
mukjizat al-Qur’ân. Mereka tidak bisa<br />
membedakan antara “ketelitian al-Qur’ân”<br />
dengan “mukjizat”-nya. Menulis buku yang<br />
mengandung bilangan-bilangan tertentu<br />
dari kata-kata tertentu pula, adalah suatu<br />
4
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
hal yang bisa dilakukan semua orang. Lalu,<br />
dimana letak kemukjizatannya??<br />
Adapun mukjizat pada al-Qur’ân tidaklah<br />
seperti hal-hal yang “teliti” seperti ini,<br />
namun jauh lebih mendalam dan lebih<br />
mulia. Mukjizat al-Qur’ân ini mampu<br />
menyebabkan pakar Bahasa Arab yang fasih<br />
(fushah) dan sasterawannya tidak berdaya<br />
ketika disuruh untuk mendatangkan yang<br />
serupa dengan al-Qur’ân, atau 10 surat yang<br />
sepadan dengannya, atau bahkan satu surat<br />
saja. Tidak seperti ketelitian di atas yang<br />
setiap penulis mampu melakukannya,<br />
bahkan bisa lebih banyak lagi, terhadap<br />
buku yang ditulisnya. Hendaknya Anda<br />
berhati-hati tentang hal ini.<br />
5
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Perlu diketahui, bahwa aktivitas sebagian<br />
orang-orang ini tidak hanya berkaitan<br />
dengan penghitungan angka-angka saja,<br />
namun lebih dari itu. Ada diantara mereka<br />
yang melakukan penentuan dengan<br />
penomoran tersebut tentang “Kehancuran<br />
Negara Israel”, yang lainnya bahkan dengan<br />
lancangnya melakukan “pembatasan waktu<br />
hari kiamat”. Ada pula yang mengada-ada<br />
atas al-Qur’ân dengan menyebarkan<br />
pendapat bahwa di dalam al-Qur’ân<br />
terdapat isyarat akan “peledakan gedung di<br />
New York”, dengan mencomot penomoran<br />
ayat dan surat at-Taubah beserta juz-nya.<br />
Semua ini adalah bentuk olok-olok terhadap<br />
Kitâbullâh, yang disebabkan oleh kebodohan<br />
terhadap hakikat mukjizat al-Qur’ân.<br />
6
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
KEDUA :<br />
Dengan meneliti lebih dalam metode<br />
penghitungan bilangan yang mereka<br />
publikasikan, didapati bahwa sejumlah<br />
bilangan dari kata-kata tersebut banyak<br />
yang tidak benar. Bahkan didapati bahwa<br />
sebagian mereka sengaja menyeleksi<br />
sejumlah kata dengan metode yang<br />
mencocoki kemauan mereka. Dan semua ini<br />
mereka lakukan dalam rangka untuk<br />
mencapai yang mereka inginkan dan mereka<br />
kira ada di dalam al-Qur’ân.<br />
Syaikh DR Khâlid as-Sabt berkata :<br />
DR Asyraf ‘Abdur Razzâq Quthnah<br />
melakukan studi kritis terhadap “mukjizat<br />
bilangan” di dalam al-Qur’ân al-Karîm, dan<br />
7
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
beliau himpun di dalam buku yang berjudul<br />
: “Rasmul Mushhâf wal I’jâz al-‘Adadî :<br />
Dirôsatan Naqdiyatan fî Kutubil I’jâzil<br />
‘Adadî fîl Qur’ânil Karîm.” [Pola Mushaf dan<br />
Mukjizat BIlangan : Studi Kritis terhadap<br />
Buku-Buku Mukjizat Bilangan di dalam al-<br />
Qur’ân al-Karîm], dan beliau ringkaskan di<br />
dalam penutup buku beliau yang mana<br />
beliau paparkan dari 3 buah buku, yaitu :<br />
1. I’jâz ar-Raqm 19 [Mukjizat Angka 19]<br />
karya Bâsim Jarrâr<br />
2. I’jâzul ‘Adadî fîl Qur’ân [Mukjizat<br />
Bilangan di dalam al-Qur’ân] karya ‘Abdur<br />
Razzâq Naufal<br />
3. Al-Mu’jizah karya ‘Adnân ar-Rifâ’î.<br />
8
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Penulis meringkaskan kesimpulan bukunya<br />
dengan mengatakan :<br />
وصلت بنتيجة دراسيت إىل أن فكرة اإلعجاز العددي " كما<br />
عرضتها هذه الكتب " غري صحيحة على اإلطالق ، وأن هذه<br />
الكتب تقوم ابعتماد شروط توجيهية حيناً وانتقائية حيناً آخر<br />
، من أجل إثبات صحة وجهة نظر بشكل يسوق القارئ إىل<br />
النتائج احملددة سلفاً ، وقد أدت هذه الشروط التوجيهية أحياانً<br />
إىل اخلروج على ما هو اثبت إبمجاع األمة ، كمخالفة الرسم<br />
العثماين للمصاحف ، وهذا ما ال جيوز أبداً ، وإىل اعتماد رسم<br />
بعض الكلمات كما وردت يف أحد املصاحف دون األخذ بعني<br />
االعتبار رمسها يف املصاحف األخرى ، وأدت كذلك إىل خمالفة<br />
9
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
مبادئ اللغة العربية<br />
من حيث حتديد مرادفات الكلمات<br />
وأضدادها<br />
“Saya sampai pada sebuah kesimpulan atas<br />
studiku ini bahwa pemikiran Mukjizat<br />
Bilangan ini –sebagaimana dipaparkan di<br />
dalam buku-buku tersebut di atas- secara<br />
mutlak tidak benar. Dan bahwa buku-buku<br />
tersebut, acap kali ditulis bersandarkan<br />
pada persyaratan yang telah ditentukan dan<br />
yang lainnya diseleksi sedemikian rupa, agar<br />
seolah-olah menetapkan kebenaran sisi<br />
pandang para penulis tersebut dengan cara<br />
menggiring para pembacaanya kepada<br />
kesimpulan yang telah ditentukan<br />
sebelumnya.<br />
10
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Syarat-syarat yang telah ditentukan ini,<br />
acapkali dianggap telah keluar dari yang<br />
telah ditetapkan oleh konsensus (ijmâ’)<br />
ulama, seperti penyelisihan mereka<br />
terhadap struktur mushaf ‘Utsmânî, dan hal<br />
ini tidak diperbolehkan selama-lamanya.<br />
Diantaranya juga bersandar dengan struktur<br />
sejumlah kata yang terdapat di salah satu<br />
mushaf tanpa memperhitungkan<br />
strukturnya di mushaf yang lainnya, dan hal<br />
ini dianggap sebagai penyelisihan terhadap<br />
dasar-dasar Bahasa Arab baik dari aspek<br />
batasan kosakatanya maupun antonim-nya.<br />
[Hal 197, Damaskus, Manâr lin Nasyri wat<br />
Tauzî’, Cet. I, 1420 H/1999]<br />
DR Fahd ar-Rûmî juga menyampaikan hal<br />
yang serupa terhadap DR ‘Abdur Razzâq<br />
11
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Naufal yang berupaya menyeleksi kata-kata<br />
tertentu agar mencocoki dengan<br />
pertimbangan bilangan. Diantara yang<br />
beliau sampaikan adalah :<br />
إن لفظ اليوم ورد يف القرآن (<br />
) مرة بعدد أايم السنة ،<br />
365<br />
وقد مجع إلثبات هذا لفظي " اليوم " ، " يوماً " وترك " يومكم<br />
" و " يومهم " و " يومئذ " ؛ ألنه لو فعل الختلف احلساب<br />
عليه ! وكذلك احلال يف لفظ " االستعاذة " من الشيطان ذكر<br />
" أعوذ<br />
11<br />
أنه تكرر (<br />
) مرة ، يدخلون يف اإلحصاء كلميت<br />
و " فاستعذ " دون<br />
" عذت " و " يعوذون " و " أعيذها<br />
"<br />
" و " معاذ هللا " .<br />
“Sesungguhnya (klaim DR Naufal yang<br />
mengatakan bahwa) kata “al-Yaum”<br />
12
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
disebutkan di dalam al-Qur’ân sebanyak 365<br />
kali yang sama dengan jumlah hari dalam<br />
setahun. Untuk menetapkan klaimnya ini,<br />
dia mengumpulkan 2 kata : “al-Yaum” dan<br />
“Yauman”, namun mengabaikan kata :<br />
“Yaumakum”, “Yaumahum” dan<br />
“Yaumaidzin”; karena sekiranya ia tetap<br />
menganggapnya maka hasil perhitungannya<br />
akan berbeda (dengan yang ia inginkan)!<br />
Demikian halnya dengan kata “al-<br />
Isti’âdzah” (berlindung) dari syaithan yang<br />
(ia klaim) diulang sebanyak 11 kali. Ia<br />
memasukkan ke dalam perhitungannya 2<br />
kata : “’A’ûdzu” dan “Fasta’idz”, tanpa<br />
kata : “Udztu”, “Ya’ûdzûna”, “A’îdzuhâ”<br />
dan “Ma’âdzallâh”.” [Lihat : Ittijâhât at-<br />
Tafsîr fil Qornir Râbi’ ‘Asyar (Orientasi<br />
Tafsir Abad ke-14) Juz II hal. 699-700;<br />
13
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Beirut, Mu’assasah ar-Risâlah, Cet. II, 1414<br />
H.]<br />
Dengan pernyataan ilmiah yang mantap<br />
ini, maka telah jelaslah jawaban dari<br />
pertanyaan tentang kata “Yaum” berikut<br />
bilangannya di dalam al-Qurân al-Karîm.<br />
KETIGA :<br />
Adapun perhitungan yang Allâh sebutkan di<br />
dalam Kitab-Nya yang mulia adalah<br />
perhitungan yang tepat yang tidak akan<br />
berbeda sepanjang tahun, yaitu perhitungan<br />
Qomariyah.<br />
Di dalam firman Allâh Ta’âlâ :<br />
وَلَبِثُوا يفِ كَهْفِهِمْ ثَالَ ثَ<br />
مِئَةٍ سِ نِنيَ وَازْدَادُوا تِسْعًا<br />
14
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
“Dan mereka mendiami gua tersebut<br />
selama tiga tahun ditambah Sembilan<br />
(tahun lagi)” (QS al-Kahfi : 25)<br />
Sebagian ulama menyebutkan bahwa jumlah<br />
300 tahun itu adalah perhitungan<br />
Syamsiyah sedangkan jumlah 309 tahun itu<br />
adalah perhitungan Qomariyah!<br />
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn<br />
menyanggah pendapat ini dan menjelaskan<br />
di dalam sanggahannya bahwa perhitungan<br />
di sisi Allâh Ta’âlâ itu hanyalah perhitungan<br />
Qomariyah bukan Syamsiyah.<br />
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn<br />
rahimahullâhu berkata :<br />
“Firman Allâh Ta’âla : “Ditambah 9 tahun<br />
lagi” maksudnya 300 tahun ditambah<br />
15
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
dengan 9 tahun. Jadi, mereka tinggal di gua<br />
selama 309 tahun lamanya.<br />
Mungkin akan ada yang bertanya : “Kenapa<br />
tidak langsung saja disebut 309 tahun?”<br />
Maka kita jawab : Tidak ada bedanya ucapan<br />
ini dan itu, akan tetapi al-Qur’ân yang agung<br />
ini adalah kitab yang paling tinggi sastranya.<br />
Agar selaras dengan ritme setiap ayat, Allah<br />
.” ثَالَ ثَ مِئَةٍ سِ نِنيَ وَازْدَادُوا تِسْعًا “ berfirman<br />
Tidak sebagaimana yang dikatakan oleh<br />
sebagian orang bahwa 300 tahun itu adalah<br />
berdasarkan kalender Syamsiyah, dan<br />
ditambah 9 tahun berdasarkan Qomariyah.<br />
Sesungguhnya tidaklah mungkin bagi kita<br />
mempersaksikan bahwa Allâh menghendaki<br />
hal ini! Siapa gerangan yang<br />
mempersaksikan bahwa Allâh menghendaki<br />
16
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
makna ini?! Sekalipun apabila 300 tahun<br />
Syamsiyah itu mencocoki 309 tahun<br />
Qomariyah, tetap tidak mungkin kita<br />
mempersaksikan hal ini kepada Allâh,<br />
karena perhitungan di sisi Allâh itu hanyalah<br />
satu!<br />
(Jika ada yang bertanya) : Apa tanda-tanda<br />
yang digunakan untuk perhitungan di sisi<br />
Allâh?<br />
Kita jawab : Tandanya adalah hilâl (bulan<br />
sabit).<br />
Karena itulah kita katakan bahwa pendapat<br />
yang menyatakan 300 tahun itu Syamsiyah<br />
dan tambahan 9 tahun itu Qomariyah,<br />
adalah pendapat yang lemah.<br />
17
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
(Dengan alasan), Pertama : Tidak mungkin<br />
bagi kita mempersaksikan bahwa Allâh yang<br />
menghendaki hal ini.<br />
Kedua : bahwa perhitungan bulan dan tahun<br />
di sisi Allâh adalah dengan hilâl (bulan<br />
sabit). Allâh Ta’âlâ berfirman :<br />
هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نوراً وقدره منازل لتعلموا<br />
عدد السنني واحلساب<br />
“Dialah Allâh yang menjadikan matahari<br />
bersinar dan bulan bercahaya serta<br />
ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah<br />
(orbit peredaran) bagi perjalanan bulan itu,<br />
supaya kamu mengetahui bilangan tahun<br />
dan perhitungan (waktu)” (QS Yûnus: 5)<br />
( يسئلونك عن األهلة قل هي مواقيت للناس واحلج<br />
18
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
“Mereka bertanya kepadamu tentang Hilâl<br />
(bulan sabit). Katakanlah (Wahai<br />
Muhammad) "Bulan sabit itu adalah tandatanda<br />
waktu bagi manusia dan haji” (QS. Al-<br />
Baqarah: 189) [Ceramah Syaikh Ibnu<br />
‘Utsaimîn tentang Tafsîr Surat al-Kahfi]<br />
Perhitungan dengan bulan dan hilâl (bulan<br />
sabit) sudah dikenal oleh para Nabi dan<br />
kaum mereka, sedangkan perhitungan<br />
dengan matahari (Syamsiyah) tidaklah<br />
dikenal kecuali oleh orang-orang pandir<br />
penganut agama-agama (kafir). Namun<br />
ironisnya, mayoritas kaum muslimin saat ini<br />
banyak yang mencocoki mereka.<br />
19
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
DR Khâlid as-Sabt menyatakan ulasan<br />
bantahan beliau terhadap orang yang<br />
”ال يزال بنياهنم “.. ayat berdalil dengan<br />
(Bangunan-bangunan yang mereka dirikan<br />
senantiasa…) di dalam surat at-Taubah (ayat<br />
110) tentang kehancuran Amerika : *<br />
[CATATAN PENERJEMAH : Sepertinya situs islamqa.com secara tidak<br />
sengaja melewatkan poin paparan DR Khâlid as-Sabt ini]<br />
KELIMA*<br />
[CATATAN PENERJEMAH : Ini juga kekeliruan dari islamqa.com yang<br />
meletakkan nomor 5 setelah nomor 3. Saya menduga ada paragraf<br />
dan poin pembahasan yang terlewatkan saat proses editing]<br />
20
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Bahwa ada keterkaitan perhitungan<br />
Syamsiyah ini yang berangkat dari sistem<br />
perhitungan yang diwariskan kaum<br />
Paganisme (Watsaniyah), yang tidak pernah<br />
dianggap oleh para Nabi ‘alaihim ash-<br />
Sholâtu was Salâm. Sesungguhnya<br />
perhitungan yang dianggap oleh syariat<br />
hanyalah perhtungan berdasarkan bulan dan<br />
hilâl, dan perhitungan ini adalah yang paling<br />
tepat dan cermat.<br />
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa<br />
perhitungan Qomariyah ini yang telah<br />
dikenal di dalam syariat para Nabi, adalah<br />
hadits Wâtsilah bin al-Asqa’ radhiyallâhu<br />
‘anhu yang mengatakan bahwa Nabi<br />
Shallallâhu ‘alaihi wa Salam bersabda :<br />
21
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
لَتْ صُحُ ُف أُنْزِ<br />
إِبْرَاهِيَم<br />
عَلَيْهِ السَّالَ م يفِ أََّولِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمََانَ ،<br />
وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِ تٍ مََنيَْ مِنْ رَمََانَ ، وَاإلِْْنِْيلُ لِثَالَ ثَ عَشْرَةَ<br />
خَلَتْ مِنْ رَمََانَ ، وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ ألَِرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَ<br />
ْت مِ ْن<br />
رَمََانَ<br />
“Suhuf Ibrâhîm ‘alaihis Salâm diturunkan<br />
pada permulaan malam Ramadhan, Taurat<br />
diturunkan pada hari keenam bulan<br />
Ramadhan, Injil diturunkan pada hari ke-13<br />
bulan Ramadhan dan al-Furqân (yaitu al-<br />
Qur’ân) diturunkan pada malam ke-24<br />
Ramadhan.” [HR Ahmad IV/107 dan al-<br />
Baihaqî dalam “as-Sunan” IX/188, dan<br />
sanadnya hasan. Syaikh al-Albânî<br />
menyebutkannya dalam “ash-Shahîhah”<br />
1575].<br />
22
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Hal ini (yaitu waktu turunnya kitab suci di<br />
hadits tersebut di atas) tidak dapat<br />
diketahui kecuali apabila perhitungan<br />
menggunakan bulan dan hilâl.<br />
Yang juga menunjukkan akan hal ini adalah<br />
hadits yang dikeluarkan di dalam 2 Kitab<br />
Shahîh (Shahîhain) dari Ibnu ‘Abbâs<br />
radhiyallâhu ‘anhumâ, beliau berkata :<br />
قَدِمَ النَِّبُِّ صَلَّى اَّللَُّ عَلَيْهِ وَسَلََّم<br />
تَصُومُ ي َْوَم الْيَهُوَد فَرَأَى الْمَدِينَةَ<br />
عَاشُورَاءَ فَقَالَ :<br />
مَا هَذَا ؟ قَالُوا : هَذَا ي َوْمٌ صَالِحٌ ، هَذَا ي َوْمٌ<br />
ْنََّى اَّللَُّ<br />
إِسْرَائِيل مِنْ عَدُوِهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى ... احلديث<br />
َ<br />
بَِنِ<br />
“Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam tiba di<br />
kota Madinah, dan beliau melihat kaum<br />
Yahudi sedang berpuasa di hari ‘Asyura, lalu<br />
23
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
beliau bertanya : “Hari apa ini?”, mereka<br />
(kaum Yahudi) menjawab : “ini hari yang<br />
baik. Di hari ini Allâh menyelamatkan Bani<br />
Isra’il dari musuh mereka dan hari<br />
berpuasanya Musa.”.” [HR Bukhârî : 2004<br />
dan Muslim : 1130]<br />
Al-Hâfizh (Ibnu Hajar) rahimahulâhu juga<br />
menyatakan secara tegas bahwa mereka<br />
(bangsa Yahudi) tidak menganggap<br />
perhitungan Syamsiyah. [Lihat “al-Fath”<br />
IV/291 dan VII/323].<br />
Ibnul Qoyyim rahimahullâhu berkata<br />
mengomentari firman Allâh Ta’âlâ :<br />
وَالْقَمَر نُورًا وَقََّدرَهُ مَنَازَِل<br />
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً َ<br />
24
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
“Dialah Allâh yang menjadikan matahari<br />
bersinar dan bulan bercahaya serta<br />
ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah<br />
(orbit peredaran) bagi perjalanan bulan<br />
itu” (QS Yûnus: 5)<br />
Dan juga firman-Nya :<br />
وَالشَّمْسُ َتَْرِي لِمُسْتَقَرٍ َلََا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ . وَالْقَمَرَ<br />
قَدَّرْانَهُ مَنَازِلَ حََّتَّ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيِ<br />
“Dan matahari berjalan di tempat<br />
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang<br />
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan<br />
telah Kami tetapkan bagi bulan manzilahmanzilah,<br />
sehingga (setelah dia sampai ke<br />
manzilah yang terakhir) kembalilah dia<br />
sebagai bentuk tandan yang tua”. (QS.<br />
Yâsin: 38-39)<br />
25
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Beliau mengatakan :<br />
ولذلك كان احلساب القمري أشهر وأعرف عند األمم وأبعد<br />
من الغلط ، وأصح للَبط من احلساب الشمسي ، ويشرتك<br />
فيه الناس دون احلساب ، وَلذا قال تعاىل : ( وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ<br />
لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِنِنيَ وَاحلِْسَابَ ) يونس/5<br />
ومل يقل ذلك يف<br />
الشمس ، وَلذا كانت أشهر<br />
احلج والصوم واألعياد ومواسم<br />
اإلسالم إمنا هي على حساب القمر وسريه حكمة من هللا ورمحة<br />
وحفظا لدينه الشرتاك الناس يف هذا احلساب ، وتعذر الغلط<br />
واخلطأ فيه ، فال يدخل يف الدين من االختالف والتخليط ما<br />
دخل يف دين أهل الكتاب<br />
“Karena itulah perhitungan Qomariyah itu<br />
lebih populer dan dikenal oleh banyak umat<br />
26
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
dan lebih jauh dari kesalahan serta lebih<br />
benar dalam detailnya daripada perhitungan<br />
Syamsiyah dimana orang-orang<br />
menggunakannya tanpa perlu melakukan<br />
perhitungan. Lantaran itulah Allâh Ta’âla<br />
berfirman : “serta ditetapkan oleh-Nya<br />
manzilah-manzilah (orbit peredaran) bagi<br />
perjalanan bulan itu, supaya kamu<br />
mengetahui bilangan tahun dan<br />
perhitungan (waktu)” (QS Yûnus: 5), dan<br />
tidak disebutkan hal yang sama pada<br />
matahari.<br />
Dengan demikian, penentuan bulan-bulan<br />
haji, puasa, hari-hari besar (îd) dan<br />
perayaan Islam hanyalah berdasarkan pada<br />
perhitungan bulan dan peredarannya,<br />
sebagai hikmah dari Allâh, rahmat dan<br />
penjagaan terhadap agama-Nya, dimana<br />
27
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
banyak manusia yang mengikuti perhitungan<br />
ini, yang terbebas dari kesalahan dan<br />
kekeliruan di dalamnya. Sehingga tidak<br />
masuk ke dalam agama adanya perselisihan<br />
dan pertikaian sebagaimana yang masuk ke<br />
dalam agama ahli kitab.” [Miftâh Dâr as-<br />
Sa’âdah hal. 538-539]<br />
Bisa jadi yang difahami dari ucapan terakhir<br />
Ibnul Qoyyim rahimahullâhu di atas, bahwa<br />
ahli kitab bersandar pada perhitungan<br />
Syamsiyah, dan hal ini telah dinyatakan<br />
secara terang oleh al-Hâfizh Ibnu Hajar<br />
rahimahullâhu di dalam tanggapan beliau<br />
setelah beliau menisbatkannya kepada Ibnul<br />
Qoyyim. [Lihat al-Fath VII/323].<br />
Sedangkan kenyataannya, syariat mereka<br />
awalnya tidak mengakuinya (yaitu mengakui<br />
perhitungan Syamsiyah), dan hal ini terjadi<br />
28
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
kepada mereka lantaran orang-orang bodoh<br />
mereka. [selesai]<br />
Diantara faidah firman Allâh Ta’alâ :<br />
يسئلونك عن األهلة<br />
“Mereka bertanya tentang bulan sabit…”<br />
Syaikh Ibnu ‘Utsaimîn rahimahullâhu<br />
mengatakan :<br />
ومنها : أن ميقات األمم كلها امليقات الذي وضعه هللا َلم -<br />
وهو األهلة<br />
- فهو امليقات العاملي ؛ لقوله تعاىل : ( مواقيت<br />
للناس ) ؛ وأما ما حدث أخرياً من التوقيت ابألشهر اإلفرْنية<br />
: فال أصل له من حمسوس ، وال معقول ، وال مشروع ؛ وَلذا<br />
َتد بعض الشهور مثانية وعشرين يوماً ، وبعَها ثالثني يوماً ،<br />
29
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
وبعَها واحداً وثالثني يوماً ، من غري أن يكون سبب معلوم<br />
أوجب هذا الفرق ؛ مث إنه ليس َلذه األشهر عالمة حسيَّة<br />
يرجع الناس إليها يف حتديد أوقاهتم ، خبالف<br />
األشهر اَلالليَّة<br />
فإن َلا عالمة حسيَّة يعرفها كل أحدٍ<br />
“Diantara faidahnya adalah, bahwa standar<br />
waktu seluruh umat adalah standar waktu<br />
yang telah Allâh tentukan bagi mereka,<br />
yaitu hilâl (bulan sabit) yang merupakan<br />
standar universal, berdasarkan firman Allâh<br />
Ta’âla : للناس) (مواقيت “Sebagai tanda-tanda<br />
waktu bagi manusia”.<br />
Adapun fenomena akhir-akhir ini yang<br />
menjadikan standar waktu dengan bulan<br />
kalender Eropa, maka ini tidak ada asalnya<br />
30
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
baik secara inderawi, rasio dan syariat.<br />
Karena itulah Anda dapati sebagian bulan<br />
(Masehi) itu ada yang 28 hari, sebagiannya<br />
30 hari dan sebagiannya lagi 31 hari, tanpa<br />
diketahui secara pasti sebab perbedaan ini.<br />
Kemudian juga, pada kalender Masehi ini<br />
tidak ada tanda-tanda inderawi yang<br />
manusia dapat merujuk kepadanya untuk<br />
menentukan waktu mereka, berbeda<br />
dengan kalender berdasarkan bulan, yang<br />
mana ada tanda yang bisa diindera sehingga<br />
dapat diketahui setiap orang. (yaitu bisa<br />
melihat bentuk-bentuk bulan). [Pengajian<br />
Tafsîr al-Baqoroh II/371].<br />
Al-Qurthûbî rahimahullâhu berkata saat<br />
mengomentari firman Allâh Ta’âla :<br />
31
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اَّللَِّ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا يفِ كِتَابِ اَّللَِّ<br />
ي َوْ َم<br />
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاألَْرْضَ<br />
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi<br />
Allah ialah dua belas bulan, dalam<br />
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan<br />
langit dan bumi…”. (QS. at Taubah: 36)<br />
Beliau berkata :<br />
هذه اآلية تدل على أن الواجب تعليق األحكام يف العبادات<br />
وغريها إمنا يكون ابلشهور والسنني اليت تعرفها العرب دون<br />
الشهور اليت تعتربها العجم والروم والقبط وإن مل تزد على اثِن<br />
عشر شهراً ؛ ألهنا خمتلفة األعداد ، منها ما يزيد على ثالثني ،<br />
ومنها ما ينقص ، وشهور العرب ال تزيد على ثالثني وإن كان<br />
32
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
منها ما ينقص ، والذي ينقص ليس يتعني له شهر وإمنا تفاوهتا<br />
يف النقصان والتمام على حسب اختالف سري القمر يف الربوج<br />
“Ayat ini menunjukkan bahwa wajib<br />
mengaitkan hukum-hukum ibadah dan<br />
selainnya hanya dengan perhitungan bulan<br />
dan tahun yang diketahui oleh bangsa Arab,<br />
bukan dengan perhitungan bulan yang<br />
digunakan oleh bangsa ‘ajam (non Arab),<br />
Romawi dan Qibthî, walaupun tidak lebih<br />
dari 12 bulan. Karena bilangan harinya<br />
berbeda-beda, ada yang lebih dari 30 hari<br />
dan ada yang kurang. Sedangkan bulanbulan<br />
bangsa Arab tidak akan lebih dari 30<br />
hari walaupun bisa kurang darinya (yaitu 29<br />
hari). Hari yang kurang (dari 30) tidak dapat<br />
ditentukan, karena perubahan kurang dan<br />
pas 30 hari itu berdasarkan perbedaan<br />
33
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
peredaran bulan pada orbitnya.” [Tafsîr<br />
ath-Thobarî VIII/133].<br />
Wallâhu a’lam.<br />
***<br />
Dialihbahasakan oleh Abû Salmâ Muhammad<br />
Sumber : http://islamqa.info/ar/69741<br />
34
SEPUTAR MUKJIZAT BILANGAN ANGKA DALAM AL-QUR’AN<br />
Channel Telegram :<br />
https://telegram.me/abusalmamuhammad