12.07.2022 Views

COVID-19 - Skrining dan Penanganan Sederhana

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

COVID-19:

skrining dan

penanganan

sederhana

dr. Azzaky, Sp.PD, FINASIM


CURRICULUM VITAE

Lahir di Padang ,20 Desember 1985

Pendidikan :

1. FINASIM PB PAPDI (2020)

2. Spesialis I Penyakit Dalam FK UGM (2016)

3. S1 Kedokteran Umum FK UGM (2009)

4. SMU N 1 Padang (2003)

5. SLTP N 1 Padang (2000)

6. SD Pertiwi 3 Padang Timur Kodya Padang

(1997)


CURRICULUM VITAE

Pekerjaan/jabatan:

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr.

Soeradji Tirtonegoro

Klaten (2016 – sekarang)

2. Ketua POKJA KIPI Kab. Klaten (2021- sekarang)

3. Pengurus Inti Komunitas Kesehatan Nasional

(Komkesnas) Periode 2019-2024

4. Ketua Tim dan Pokja Geriatri RSUP dr. Soeradji

Tirtonegoro Klaten (2017 – sekarang)

5. Reviewer Jurnal DIKTI (2016 – sekarang)

6. Pembina Paguyuban Hemofilia Kab. Klaten

(2017 sekarang)

7. Dosen Klinis FKKMK UGM


COVID-19


COVID-19

Infeksi COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang

merupakan Virus Single Stranded RNA yang berasal dari kelompok

Coronaviridae. Virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Middle

East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS-CoV). Virus Corona ini adalah virus baru yang belum

pernah terindentifikasi pada manusia sebelumnya, sehingga disebut 2019

Novel Coronavirus atau 2019-nCoV. Virus ini dapat ditularkan lewat

droplet, yakni partikel air yang berukuran sangat ecil dan biasanya keluar

saat batuk atau bersin.


COVID-19

Dalam perkembangannya, ditemukan

varian baru virus COVID-19 yaitu B.117

asal Inggris, kemudian B.1351 asal

Afrika Selatan, P.1 asal Brasil, varian

mutasi ganda dari India B. 1617, N439k

dari Skotlandia, D641G dari Jerman, dan

mutasi E484K


VARIAN B.117

Pertama kali diidentifikasi di Inggris Raya pada

musim gugur tahun 2020. Kemudian menyebar

sangat cepat dan menjadi strain dominan di Inggris

Raya. Varian ini telah terdeteksi setidaknya di 80

negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.

Pejabat kese- hatan masyarakat di Inggris mencatat

bahwa B.117 sekitar 50 persen lebih menular

daripada virus Corona asli.


VARIAN B.1351

Awalnya diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal

Oktober 2020. Sejak itu telah terdeteksi di

setidaknya 4 negara lain, termasuk Amerika Serikat.

B.1351 berisi beberapa mutasi protein lonjakan yang

ada di B.117.

Saat ini tidak ada bukti bahwa B.1351 menyebabkan

penyakit yang lebih parah daripada versi virus

Corona sebelumnya. Salah satu perhatian utama

tentang varian ini adalah efek mutasinya pada

kekebalan.


VARIAN P.1

Pertama kali terdeteksi pada awal Januari 2021 pada

pelancong dari Brasil yang diuji saat memasuki

Jepang. Pertama kali ditemukan di Amerika Serikat

pada akhir Januari 2021.

P.1 memiliki beberapa mutasi yang sama dengan

B.1351, ada kemungkinan varian ini memiliki efek

pada kekebalan dan keefektifan vaksin.


VARIAN B.1617

Varian India terdiri dari dua mutasi protein lonjakan

virus. B.1617 merupakan hasil dari mutasi ganda

E484Q dan L452R. E484Q mirip dengan E484K, yakni

mutasi yang terlihat pada varian Afrika Selatan

(B.1353), dan pada varian Brasil (P.1).

Virus ini menyebabkan lonjakan kasus masyarakat

India yang terkonfirmasi infeksi virus corona.


VARIAN N439K

Sebuah studi melaporkan, N439K mampu

bersembunyi atau melakukan kamuflase pada

antibodi. Varian tersebut disinyalir melekat lebih

kuat dengan ace receptor di tubuh manusia,

sehingga berpotensi lebih menular.

Mutasi N439K menunjukkan reaksi resistensi

terhadap beberapa penawar, termasuk salah satu

yang diizinkan oleh Food and Drug Administration

(FDA) (Thomson et al., 2021).


VARIAN D641G

Dari Jerman, mutasi D641G sudah mendominasi COVID-

19 seluruh dunia, mutasi ini tidak ganas dan tidak

berbahaya. 78 % virus Sars-Cov-2 di Indonesia sudah

mengandung mutasi D614G. Mutasi ini bukan termasuk

jenis mutasi baru karena sudah ditemukan di Jerman

dan China pada awal Januari 2020.

Mutasi ini tidak mengganggu vaksin merah putih atau

impor karena tidak mengubah bagian virus spike atau

fungsi RBD yang menjadi target vaksin

(Menristek/BRIN).


VARIAN Mutasi E484K

Mutasi “Eek” atau E484K dilaporkan ditemukan di

beberapa negara, antara lain Brazil, Inggris, Amerika

Serikat, Kanada, jepang, Afrika Selatan, Argentina,

Filipina dan Indonesia. Mutasi “Eek” atau E484K

dikenal dengan sebutan “mutasi yang sedang

melarikan diri”. Mutasi ini menyebabkan virus

penyebab Covid-19 bisa “menghindar” dari beberapa

jenis antibodi terhadap Covid-19. Mutasi ini

berpotensi menurunkan kemampuan antibodi untuk

menetralisir virus. (Wise, 2021; The New York Times

Coronavirus Variant Tracker).


3 T : Tes, Telusur, dan Tindak Lanjut


TES


TES


PEMERIKSAAN PCR SWAB


PEMERIKSAAN PCR SWAB


Jadwal Pengambilan Swab Untuk Pemeriksaan


TELUSUR


TELUSUR

Merupakan proses untuk mengidentifikasi,

menilai, dan mengelola orang-orang yang

berkontak erat dengan kasus konfirmasi atau

kasus probable untuk mencegah penularan

selanjutnya. Kegiatan ini penting karena

kasus konfirmasi dapat menularkan penyakit

sejak 2 hari sebelum hingga 14 hari sesudah

timbulnya gejala (Kemenkes, 2020).


Sumber: Buku Saku Pelacakan Kontak (Contact

Tracing) Kasus COVID-19 KEMENKES, 2021


MANFAAT TELUSUR KONTAK

Manfaat Telusur Kontak adalah:

a. Identifikasi: mengidentifikasi waktu dan

tempat dari orang-orang yang berkontak

erat dengan pasien penderita COVID-19.

b. Informasi: menginformasikan orangorang

yang mungkin terpapar COVID-19.

c. Isolasi: mengisolasi orang-orang yang

terjangkit COVID-19 untuk mencegah

penyebaran lebih lanjut.


TINDAK LANJUT


TINDAK LANJUT

Tindak Lanjut bertujuan sebagai perawatan

kepada pasien yang terkonfirmasi positif COVID-

19. Perawatan ini wajib dilakukan masyarakat,

dengan cara isolasi yang bertujuan untuk

memperkecil risiko penyebaran dan keparahan

penyakit.


TINDAK LANJUT

❑ Jika pasien positif tidak ada gejala, wajib melakukan isolasi mandiri di fasilitas

yang disediakan pemerintah atau dapat melakukan isolasi mandiri di rumah dengan

pengawasan dari puskesmas setempat.

❑ Jika pasien positif dengan gejala, maka wajib melakukan isolasi di rumah sakit yang

sudah ditunjuk pemerintah.

❑ Apabila pasien setelah melakukan tes menunjukkan hasil negatif tapi memiliki

gejala, maka pasien dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.

Isolasi mandiri dilakukan untuk menjaga supaya orang-orang di sekitar kita tidak

tertular dan memudahkan petugas kesehatan untuk memantau kesehatan orang yang

diisolasi (Kemenkes, 2020).


Standar minimal rumah yang dapat dijadikan fasilitas untuk isolasi mandiri

pasien positif COVID-19 tanpa gejala sebagai berikut:


Standar minimal rumah yang dapat dijadikan fasilitas untuk isolasi mandiri

pasien positif COVID-19 tanpa gejala sebagai berikut:


Terapi Farmakologi bagi pasien isolasi mandiri


Terapi Farmakologi bagi pasien isolasi mandiri


Protokol kesehatan selama isolasi mandiri di rumah bagi pasien positif

COVID-19 tanpa gejala

1. Menjaga jarak aman

2. Memantau gejala

3. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang

ditentukan

4. Menghindari pemakaian bersama peralatan makan, pakaian, dan peralatan

mandi

5. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat

6. Rutin berolahraga di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari

setiap pagi (±15--30 menit).


TERIMA KASIH

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!