Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
energi ikatan. Ketika suhu naik ke titik di mana energi getaran menimbulkan<br />
putusnya ikatan, polimer tersebut akan terurai.<br />
6.2.3. Analisa Scanning Electron Microscope (SEM)<br />
Analisa Scanning Electron Microscope (SEM) digunakan untuk<br />
mengkarakterisasi morfologi permukaan sampel dengan menggunakan metode<br />
Secondary Electron Image (SEI). Hasil yang didapat adalah foto polaroid dan<br />
mampu memfoto dengan perbesaran dari 35x sampai 10000x. Sampel yang difoto<br />
berukuran kecil, yaitu 5 mm x 5 mm untuk luas permukaan dan sampel dalam<br />
keadaan kering. Untuk sampel yang tidak bersifat konduktif, sampel harus<br />
dilapisi terlebih dahulu dengan bahan yang bersifat konduktif. Ion sputtering, alat<br />
yang digunakan untuk melapisi sampel ini tersedia juga di Laboratorium Uji<br />
Polimer (LUP). Bahan pelapisnya adalah emas (Au).<br />
6.2.4. Pengujian Ketahanan Nyala Api<br />
Pengujian ketahanan nyala api dilakukan sesuai sifat bahan yang sangat<br />
mudah menyala seperti bahan yang terkandung didalamnya yaitu seluloid dan<br />
yang dapat habis terbakar sendiri secara spontan walaupun api dipadamkan<br />
setelah penyalaan (polikarbonat). Pengujian nyala api dilakukan dengan tujuan<br />
untuk mengembangkan polimer dan serat-serat yang tak dapat nyala. Dengan<br />
mengembangkan polimer dan serat yang tak dapat nyala dapat mengurangi gasgas<br />
berasap dan beracun yang terbentuk selama proses pembakaran.<br />
Ketahanan nyala api dilakukan dengan cara membakar ujung bahan dengan api<br />
yang berasal dari pembakar bunsen. Cara ini telah ditetapkan dalam JIS-K6911-<br />
1970 dan ASTM-D635-1974. Waktu yang diperlukan agar spesimen menyala<br />
disebut waktu penyalaan dan panjang spesimen yang terbakar disebut jarak bakar.<br />
Adapun kategori kemampuan nyala dapat di kategorikan :<br />
1). Mampu nyala : terbakar lebih lama dari 180 detik dengan nyala.<br />
2). Habis terbakar : jarak bakar lebih dari 25 mm tapi kurang dari 100mm.<br />
3). Tak mampu nyala : jarak bakar kurang dari 25 mm.<br />
43<br />
<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> Utara