27.12.2013 Views

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BAB <strong>II</strong><br />

DESKRIPSI PROYEK<br />

2.1. Terminologi Judul<br />

Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari<br />

sebuah kata judul agar bisa dipahami tujuan maupun sasarannya. Adapun judul proyek<br />

ini adalah “Oceanarium”.<br />

Oceanarium terdiri dari dua kata yaitu “Ocean” dan “rium”. Ocean berasal dari<br />

bahasa Inggris yang artinya lautan atau samudra, sedangkan “rium” merupakan<br />

penggalan dari kata akuarium yang artinya tempat.<br />

Maka Oceanarium adalah sebuah tempat penangkaran ikan-ikan dan hewanhewan<br />

air laut lainnya dalam suatu akuarium raksasa yang dibuat menyerupai habitat<br />

aslinya, dilengkapi dengan fasilitas penelitian serta fasilitas lainnya yang berhubungan<br />

dengan wisata yang dapat menunjang kegiatan Oceanarium tersebut. Selain itu, juga<br />

akan disediakan fasilitas pendidikan berupa mini museum tentang biota laut serta mini<br />

theater yang akan mempertontonkan film tentang biota laut, sehingga nantinya dapat<br />

dijadikan sebagai sarana rekreasi sekaligus sarana pendidikan informal bagi<br />

masyarakat.<br />

Oceanarium ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan<br />

wisatawan akan sarana wisata dan pendidikan yang berhubungan dengan laut. Selain<br />

itu, diharapkan mampu memberikan nuansa lain dari objek wisata bahari serta dapat<br />

menyadarkan masyarakat dan wisatawan akan keindahan bawah laut yang harus<br />

dijaga bersama.<br />

2.2. Tinjauan Umum<br />

Tinjauan umum membahas tentang berbagai hal yang berhubungan dengan<br />

aquarium air laut atau Oceanarium secara keseluruhan.<br />

2.2.1 Pengertian Aquarium<br />

Aquarium berasal dari bahasa latin “aqua”, yang berarti air,dan “rium” yang<br />

artinya tempat atau bangunan. Jadi aquarium adalah sebuah tempat, yang umumnya<br />

dibuat dari gelas atau plastik tembus pandang yang berisikan air dengan ikan, binatang


serta tumbuhan hidup di dalamnya (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang”<br />

Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).<br />

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, Aquarium adalah tempat<br />

memelihara ikan hias ; Aquarium itu mirip dengan satu ekosistem tang berisikan<br />

banyak komponen saling berinteraksi sehingga keseluruhan sistem berjalan.<br />

Istilah aquarium sebenarnya sudah dipakai oleh bangsa Romawi, dimana<br />

mereka membuat kolam-kolam besar dihalaman rumah untuk memelihara ikan yang<br />

nantinya dikonsumsi (The Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater<br />

Fish, Dr. J. D. Van Ramshort).<br />

2.2.1.1 Sejarah Aquarium<br />

Memelihara ikan dalam satu tempat terbatas atau di lingkungan buatan telah<br />

dikembangkan sejak lama. Bangsa Sumeria kuno diketahui menyimpan ikan hasil<br />

tangkapan di kolam sebelum disajikan sebagai hidangan. Pada awalnya ide untuk<br />

memelihara ikan dawan suatu tempat berasal dari bangsa Romawi dan Mesir, tetapi<br />

pada saat itu bukan untuk dinikmati keindahannya melainkan untuk memenuhi<br />

kebutuhan ikan segar, karena pada saat itu belum ditemukannya alat pendingin (The<br />

Complete Aquarium Encyclopedia of Tropical Freshwater Fish, Dr. J. D. Van<br />

Ramshort).<br />

Di Cina penangkaran secara selektif sejenis ikan tambera (keluarga<br />

Cyprinidae) sehingga menghasilkan ikan mas atau koi telah dimulai sekitar 2000<br />

tahun yang lalu. Pada jaman dinasti Song di Cina, ikan mas mulai dipelihara di dalam<br />

rumah dalam bejana keramik besar (Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang”<br />

Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).<br />

Pada tahun 1665 Samuel Pepys (1633-1703), administrator angkatan laut<br />

Inggris menulis dalam buku hariannya bahwa di London ia melihat: „ikan asing dan<br />

langka yang indah di dalam gelas berisi air dan hidup selamanya‟. Selanjutnya,<br />

memelihara ikan dalam aquarium menjadi kegemaran populer di Inggris setelah tahun<br />

1851 dimana terdapat pameran akbar (Great Exhibition) (Budiono Mismail “Akuarium<br />

Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I, 2010).<br />

Di jaman pemerintahan ratu Inggris (Victoria), Aquarium menjadi sesuatu<br />

yang baru dan menarik karena jasa Philip Gosse. Ia adalah orang pertama yang<br />

memiliki gagasan untuk membuka aquarium umum pertama di dunia pada tahun 1853,


yaitu London Zoo (kebun binatang London) yang bernama „Fish House‟. Pada thun<br />

1871 di Sydenham dibuka aquarium buatan pertama didunia yang bernama Crystal<br />

Palace Aquarium. Aquarium rumah sendiri mulai diperkenalkan sejak tahun 1816.<br />

2.2.1.2 Fungsi Aquarium<br />

Aquarium memiliki fungsi untuk memelihara ikan atau tumbuh-tumbuhan air<br />

yang diteliti, sehingga mempermudah para peneliti untuk melakukan pekerjaannya<br />

tanpa perlu mendatangi daerah yang diteliti secara berulang kali, cukup dengan contoh<br />

atau sampel saja, sehingga menghemat biaya untuk penelitian. Didalam<br />

perkembangannya aquarium juga dimanfaatkan oleh umum untuk menghias ruang<br />

dalam skala yang lebih kecil.<br />

Selain itu, Aquarium dapat memberikan kepuasan dan ketenangan jiwa<br />

disamping sebagai hiasan perabot rumah.<br />

2.3. Landasan Teoritis<br />

2.3.1 Macam-macam Aquarium<br />

Terdapat bermacam-macam aquarium, tetapi secara umum aquarium dapat<br />

dibedakan menjadi dua, yaitu:<br />

1. Aquarium Geografik, aquarium dengan nuansa hijau dengan suasana<br />

pegunungan alami.<br />

2. Aquarium Display, aquarium dengan wadah-wadah yang membatasi ruang<br />

gerak biotanya<br />

Berdasarkan keadaan air yang ada, aquarium dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:<br />

1. Aquarium air laut, dimana di dalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan<br />

tumbuh-tumbuhan yang hidup di air laut.<br />

2. Aquarium air tawar, dimana didalamnya dipelihara jenis-jenis binatang dan<br />

tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tawar.<br />

Berdasarkan penggunaannya, aquarium dapat dibagi menjadi :<br />

1. Aquarium untuk penelitian (riset), hanya digunakan untuk tempat<br />

binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk diteliti.<br />

2. Aquarium untuk umum, hanya digunakan untuk umum sehingga dalam hal<br />

ini pengunjung merupakan faktor utama.


3. Aquarium untuk penelitian dan umum, digunakan dengan tujuan utama<br />

untuk penelitian, tetapi untuk umum juga diberi kesempatan untuk<br />

melihatnya sehingga aquarium ini memiliki fungsi ganda.<br />

2.3.2 Aspek Teknis Aquarium<br />

Pembuatan dan perawatan aquarium air laut lebih sulit dibandingkan aquarium<br />

air tawar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan aquarium air laut, yaitu:<br />

a. Bentuk, dimensi, dan konstruksi aquarium<br />

- Bentuk Aquarium<br />

Pada awalnya menurut sejarah, aquarium berbentuk lonjong. Kemudian dengan<br />

inovasi dan rekayasa dari manusia, maka muncul bentuk-bentuk baru berupa bentuk<br />

persegi dengan rangkaian beberapa kaca yang dapat memuat ikan dalam jumlah besar<br />

dan dapat dinikmati dari laur. Adapun bentuk-bentuk aquarium yaitu bulat, silinder,<br />

rumah-rumahan, bentuk toples, persegi empat, segitiga, dan segi enam. Model ini<br />

biasanya diletakkan menempel di dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan<br />

aquarium yang lebih besar serta keinginan menghadirkan aquarium yang menyatu<br />

dengan rumahnya.<br />

Walaupun terdapat berbagai macam bentuk aquarium, tetapi umumnya bentuk<br />

yang sering dipakai yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi panjang ini terdiri<br />

dari dua model yang berbeda, yaitu bentuk tinggi dan bentuk pendek. Aquarium<br />

bentuk tinggi, ukuran tinggi lebih besar dari pada lebarnya. Aquarium bentuk pendek,<br />

ukuran lebar lebih besar dari pada tingginya.<br />

Aquarium yang pendek, permukaan airnya lebih luas dibandingkan dengan<br />

aquarium yang tinggi. Permukaan air yang luas membuat ikan lebih leluasa untuk<br />

bergerak. Walaupun aquarium tinggi lebih dalam, tetapi tidak banyak pengaruhnya<br />

terhadap ikan. Ikan-ikan laut lebih banyak bergerak secara mendatar dari pada naikturun.<br />

Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain :<br />

Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa<br />

yang dapat mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap ikan-ikan yang ada<br />

didalamnya.


Memanjang ke atas : kekurangannya tekanan air terhadap kaca<br />

akan lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal.<br />

Lonjong/ silinder : kelebihannya mudah dibersihkan,<br />

kekurangannya sama seperti bentuk bulat yaitu penipu penglihatan mata.<br />

Diorama : akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya<br />

dinikmati dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan membutuhkan perawatan<br />

yang rumit. Kelebihannya yaitu menimbulkan kesan seolah sedang mengintip<br />

kehidupan bawah laut.<br />

Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa dibuat<br />

dari:<br />

o Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan<br />

dirawat dengan baik.<br />

o Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal atau<br />

panjangnya. Tidak semua tukang las bisa mengerjakannya<br />

sehingga biaya pemasangan relatif mahal.<br />

o Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan mudah<br />

dirakit sendiri.<br />

o Plastik, kekurangannya mudah tergores dan retak.<br />

Bentuk rumah-rumahan<br />

Segienam : model ini biasanya diletakkan dengan menempel di<br />

dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan akuarium yang lebih besar,<br />

keinginan menghadirkan akuarium yang menyatu dengan rumahnya.<br />

- Dimensi Aquarium<br />

Pembuatan aquarium air laut memerlukan perhatian tersendiri mengingat bahwa<br />

aquarium laut mendapatkan beban berupa dorongan air yang lebih besar jika<br />

dibandingkan dengan beban dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut<br />

memilki berat yang lebih besar dibandingkan air tawar. Berat air laut per liternya sama<br />

dengan 1,03 kg. Selain itu, umumnya aquarium air laut banyak menggunakan batuan,<br />

sehingga mengharuskan aquarium air laut di buat dengan menggunakan kaca atau<br />

bahan yang lebih tebal sehingga mampu menahan gaya dorongan ataupun tekanan air<br />

laut yang ada di dalamnya.


Aquarium air laut biasanya lebih besar dari pada aquarium air tawar. Volume<br />

aquarium air laut ideal minimal 90 liter atau berukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm,<br />

dan tinggi 40 cm. Ukuran aquarium ditentukan oleh banyaknya penghuni aquarium.<br />

Banyaknya ikan yang dapat ditampung di aquarium secara kasar dapat dinyatakan<br />

sebagai 10 liter per centimeter panjang ikan. Artinya jika aquarium memiliki volume<br />

200 liter, maka banyaknya ikan sepanjang 5 centimeter yang dapat ditampung sekitar<br />

4 ekor.<br />

Berikut merupakan dimensi aquarium untuk bahan kaca dan acrylic.<br />

Tabel ketebalan kaca untuk aquarium air laut.<br />

DIMENSI AQUARIUM (cm)<br />

TEBAL KACA MINIMAL (mm)<br />

Panjang Lebar Tinggi<br />

60 30 30 5<br />

80 30 30 7<br />

80 45 45 7<br />

90 45 45 8<br />

100 50 50 8<br />

130 50 50 10<br />

200 75 75 15<br />

Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.<br />

Tabel 2.1 Ketebalan Kaca untuk Aquarium Air Laut.<br />

Tabel ketebalan acrylic untuk aquarium air laut.<br />

DIMENSI AQUARIUM (cm)<br />

TEBAL ACRYLIC MINIMAL (mm)<br />

Panjang Lebar Tinggi<br />

70 55 45 6<br />

90 55 45 8<br />

130 55 55 10<br />

150 55 60 10<br />

180 60 60 15<br />

240 120 80 20<br />

Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.<br />

Tabel 2.2 Ketebalan Acrylic untuk Aquarium Air Laut.


- Konstruksi Aquarium<br />

Saat ini di pasaran telah banyak dijual aquarium dengan berbagai bahan, seperti kaca,<br />

fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan<br />

kekurangannya masing-masing.<br />

BAHAN KEKURANGAN KELEBIHAN<br />

PLASTIK Cepat buram atau kusam Bahan lebih ringan<br />

KACA Tidak kuat terhadap<br />

ACRYLIC<br />

tekanan air laut,<br />

menggunakan<br />

sambungan<br />

lem sehingga tidak<br />

menutup<br />

terjadi kebocoran.<br />

kemungkinan<br />

Sulit menjadi konduktor,<br />

sehingga aquarium menjadi<br />

panas.<br />

Murah dan bersifat<br />

konduktor<br />

Lebih ringan, kuat, lebih<br />

cerah bila terkena sinar,<br />

permukaan lebih licin<br />

sehingga sulit ditumbuhi<br />

oleh lumut, dapat dipoles<br />

apabila terjadi goresan,<br />

lebih lentur sehingga<br />

mudah dibentuk sesuai<br />

keinginan,<br />

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.<br />

Tabel 2.3 Perbandingan Bahan Plastik, Kaca, dan Acrylic.<br />

tidak<br />

membutuhkan sambungan.<br />

Pada umumnya bahan utama untuk aquarium yaitu kaca dan acrylic. Beberapa<br />

pertimbangan dalam menentukan bahan aquarium antara kaca dan acrylic, yaitu:<br />

PERTIMBANGAN KACA ACRYLIC<br />

HARGA Murah Lebih mahal dari kaca<br />

GORESAN Tahan goresan Goresan pada acrylic<br />

BERAT Lebih berat Ringan<br />

mudah dihilangkan


KEMAMPUAN<br />

MENGHANTAR PANAS<br />

SAMBUNGAN<br />

Mudah menghantar panas,<br />

sehingga<br />

mudah<br />

dipengaruhi oleh suhu<br />

ruang.<br />

Menggunakan sambungan<br />

sehingga<br />

terjadi kebocoran<br />

memungkinkan<br />

Menghantar panas tetapi<br />

tidak sebaik kaca.<br />

Tidak<br />

sambungan<br />

menggunakan<br />

KEJERNIHAN BAHAN jernih Lebih tembus pandang<br />

dari pada kaca<br />

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “ Akuarium Terumbu Karang “ Penerbit UB Press Cetakan I 2010.<br />

Tabel 2.4 Perbandingan antara Kaca dan Acrylic.<br />

b. Komposisi Air Laut<br />

Keadaan di laut tropis dapat dikatakan selalu konstan, oleh sebab itu keadaan<br />

air dalam aquarium harus sedemikian juga. Suhu harus dijaga antara 25 o C sampai<br />

28 o C, pH(derajat keasaman) sekitar 8,4, dan salinitas (kadar garam) dengan berat jenis<br />

sekitar 1,021. Derajat keasaman dan mutu air akan banyak berubah karena adanya<br />

interaksi para penghuni aquarium.<br />

Suhu<br />

Suhu yang terjaga sekitar 26 o C merupakan hal yang mutlak untuk aquarium air<br />

laut. Pergeseran suhu sampai dua derajat tidak akan terlalu banyak menimbulkan<br />

masalah, tetapi bila suhu mencapai 30 o C akan berbahaya bagi kehidupan koral. Alat<br />

yang digunakan untuk mengukur suhu aquarium yaitu Thermometer.<br />

Gambar 2.1 Thermometer<br />

Thermometer digunakan untuk melihat suhu air di dalam aquarium. Suhu yang<br />

baik untuk aquarium air laut yaitu berkisar antara 25 o C-29 o C. Apabila didalam


aquarium laut tersebut lebih banyak dipelihara karang dan anemone laut, maka<br />

sebaiknya suhu dipertahankan pada 26 o C, sedangkan apabila lebih banyak dipelihara<br />

ikan maka suhu dipertahankan pada 27 o C. Suhu yang terlalu tinggi dapat diatasi<br />

dengan peralatan pendingin khusus (chiller) atau dengan kipas angin yang diletakkan<br />

di bawah sungkup aquarium.<br />

Gambar 2.2 Chiller<br />

Chiller berfungsi untuk mendinginkan atau menurunkan panas air laut dalam<br />

aquarium. Panas ditimbulkan oleh adanya sistem lampu dan pompa yang dapat<br />

menghasilkan kalor. Aquarium besar yang dilengkapi dengan lampu metal halide<br />

dapat menyebabkan kenaikan suhu dari 27 o C hingga 30 o C-32 o C. Hal ini menyebabkan<br />

metabolisme ikan dan hewan laut lainnya juga meningkat yang berarti bahwa organ<br />

tubuh dipaksa bekerja cepat sehingga menyebabkan ikan dan terumbu karang mati.<br />

Oleh sebab itu, diperlukan chiller yang dikombinasikan dengan thermostat<br />

sehingga suhu air laut dapat dipertahankan hingga 26 o C<br />

Chiller sebaiknya dibuat dengan bahan khusus, agar tidak mudah berkarat, seperti bahan<br />

titanium atau bahan yang berselaput plastik<br />

Adapun cara kerja chiller yaitu sebagai berikut:<br />

Air dipompa melalui penukar panas, dimana kompresi gas dingin mengalir.<br />

Gas dikompresi dengan tujuan untuk mengambil panas dari air di aquarium.<br />

Yang panas (suhu tinggi) dibawa kembali ke kompresor dan mengalami<br />

penurunan tekanan.<br />

Selanjutnya panas dibawa ke radiator , sebuah kipas penghisap udara baru dan<br />

memungkinkan udara panas keluar dari chiller.


Gambar 2.3 Proses Pemasangan Chiller<br />

Derajat Keasaman (pH)<br />

Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran konsentrasi hidrogen dan ion<br />

hidroksida dalam larutan. Jika ion hidroksida sangat banyak larutan dikatakan bersifat<br />

basa, tetapi jika ion hydrogen lebih banyak maka larutan akan bersifat asam. Dalam<br />

aquarium, proses alamiah cenderung menurunkan nilai pH dan harus diwaspai.<br />

Aquarium air laut mempunyai pH antara 8,0 sampai 8,5 artinya air lebih bersifat basa.<br />

Derajat keasaman diukur dengan pH meter. salah satu tanda bahwa nilai pH terlalu<br />

tinggi atau terlalu rendah adalah banyaknya koral yang mati dan kerang membuka<br />

cangkangnya lebar-lebar. Untuk mengatasi agar kadar pH tidak berubah diperlukan<br />

Kesadahan suatu larutan sebagai penyangga (buffer). Kesadahan dapat diperoleh<br />

dengan keberadaan antara lain karbonat, bikarbonat, dan lain-lain. Keberadaan<br />

karbonat juga dapat dipakai sebagai pengganti ukuran kesadahan, dan nilai derajat<br />

kandungan karbonat dapat dipakai sebagai acuan. Air laut alami mempunyai derajat<br />

kandungan karbonat (dKH) antara 6 sampai 7. Sedangkan untuk air laut dalam<br />

aquarium sebaiknya dipertahankan antara7 sampai 10 dKH. Alat yang digunakan<br />

untuk mengukur derajat keasaman atau pH yaitu pH-meter.<br />

Gambar 2.4 pH Meter Digital


Konsentrasi ion Hidrolium merupakan komponen penting dalam kimia air laut.<br />

Semakin tinggi pH maka semakin tinggi pula NH3 (ammonia), sedangkan semakin<br />

rendah pH maka kandungan oksigen juga rendah. Sehingga lebih baik pH air laut<br />

dipertahankan pada kondisi antara 8,1-8,4.<br />

Salinitas (kadar Garam)<br />

Kadar garam (salinity) adalah ukuran beberapa banyak garam yang larut dalam<br />

air, diukur dengan gram per liter. Air laut daerah tropis mempunyai kadar garam<br />

sekitar 35 gram per liter. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar garam adalah<br />

refraktometer.<br />

Gambar 2.5 Refraktometer<br />

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan<br />

terlarut seperti gula, garam, protein, dsb. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernst<br />

Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20. Prinsip kerja<br />

refraktometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.<br />

Disamping itu, berat jenis juga dapat digunakan untuk mengukur kadar garam<br />

air laut terhadap air suling. Air suling mempunyai berat jenis 1,000 dan air laut<br />

mempunyai berat jenis antara 1,022 sampai 1,030 tergantung pada daerahnya.<br />

Pengukuran berat jenis dapat dilakukan dengan menggunakan hydrometer dan harus<br />

dipertahankan antara 1,022 dan 1,025. Umumnya hydrometer untuk aquarium laut<br />

pada skalanya diberi warna hijau untuk rentang nilai yang dianjurkan.<br />

Suhu air laut Berat jenis<br />

( o C) air laut<br />

20 1,025<br />

21 1,024<br />

24 1,023


25 1,023<br />

27 1,023<br />

28 1,023<br />

30 1,022<br />

Sumber : Prof.Ir.Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press Cetakan I 2010<br />

Tabel 2.5 Hubungan Antara Suhu Air Laut dengan Berat Jenis Air Laut<br />

Gambar 2.6 Hydrometer<br />

Berikut merupakan table yang menunjukkan hubungan antara tingkat salinitas<br />

dengan gravitasi khusus atau berat jenis.<br />

SALINITAS/KADAR GARAM (‰)<br />

GRAVITASI KH<strong>USU</strong>S<br />

23,1 1.0169<br />

24,7 1.0181<br />

26,3 1.0193<br />

27,9 1.0205<br />

29,3 1.0218<br />

30,3 1.0224 *<br />

31,1 1.0230 *<br />

31,9 1.0236 *<br />

32,7 1.0242 *<br />

33,4 1.0248 *<br />

34,3 1.0254 *<br />

35,1 1.0261


36,8 1.0267<br />

37,6 1.0279<br />

39,3 1.0292<br />

40,1 1.0305<br />

42,6 1.0318<br />

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004<br />

Keterangan * = Rentang yang baik untuk aquarium air laut<br />

Tabel 2.6 Hubungan Antara Tingkat Salinitas dengan Gravitasi Khusus<br />

Unsur-unsur penting lainnya (kapur, amonia, nitrat, posfat)<br />

Unsur-unsur lainnya yang juga tidak kalah penting dalam aquarium air laut<br />

adalah unsur kapur, ammonia, nitrat, posfat.<br />

Kapur (kalsium-Ca) merupakan bahan pembentuk utama koral, berbagai jenis<br />

ganggang, dan makhluk hidup lainnya yang berada di akuarium terumbu karang.<br />

Kandungan kapur dapat diukur dengan ppm (part per million- bagian per sejuta) atau<br />

milligram per liter (mg/l). kandungan kapur dalam air laut alami berkisar antara 380<br />

sampai 480 mg/l tergantung pada tempatnya. Untuk meningkatkan kandungan kapur<br />

dapat menggunakan tambahan kalsium klorida(CaCl2) atau kalsium hidroksida<br />

(Ca(OH)2). Kalsium klorida mudah digunakan dan tidak secara langsung<br />

mempengaruhi pH aquarium, tetapi bila berlebihan dapat meningkatkan berat jenis<br />

dan menurunkan kesadahan sehingga akhirnya mempengaruhi pH. Kalsium<br />

hidroksida dalam larutan dikenal juga sebagai air kapur.<br />

Amonia (NH3) dalam aquarium air laut sebaiknya nol, jika dalam air aquarium<br />

terkandung amonia maka akan menyebabkan kematian hewan laut.<br />

Fospat dapat menimbulkan masalah dalam aquarium terumbu laut, khususnya<br />

jika kandungannya melebihi 0,2 ppm. Kebanyakan fospat akan memicu perumbuhan<br />

ganggang yang tidak diinginkan dan mengganggu proses pengkapuran koral dan<br />

makhluk lain yang memerlukan kapur demi kelangsungan hidupnya.fospat dapat<br />

mempunyai bentuk bermacam-macam dan tidak mudah untuk menyidiknya. Salah<br />

satu cara mengurangi kandungan fospat adalah dengan menggunakan protein<br />

skimmer.


Gambar 2.7 Protein Skimmer<br />

Protein skimmer merupakan alat<br />

yang berfungsi untuk merombak<br />

materi organik (protein) alga yang<br />

melayang bebas, dan sisa-sisa pakan.<br />

Penggunaan skimmer didasarkan<br />

pada filtrasi pada adanya sistem<br />

filtrasi, tingkat kepadatan organisme,<br />

dan besarnya aquarium.<br />

Cara kerja protein skimmer yaitu mencampur udara dengan air dalam<br />

aquarium sedemikian sehingga membentuk buih. Buih tersebut selanjutnya ditampung<br />

di suatu tempat yang nantinya akan dibuang. Buih mengikat protein dan berbagai<br />

bahan organik yang larut dalam air, jika tidak dibuang akan terurai menjadi ammonia<br />

dan senyawa nitrit yang mencemari aquarium. Selain itu, protein skimmer juga<br />

memegang peran penting dalam mempertahankan kandungan oksigen (O2) dan<br />

karbon dioksida (CO2) dalam air. Di laut lepas, peran protein skimmer dilakukan oleh<br />

ombak yang menghanyutkan buih ke pantai.<br />

Agar protein skimmer dapat bekerja secara efektif, maka bagian tengah<br />

skimmer tempat lewatnya buih kepenampungan harus mengandung lendir.<br />

Terdapat beberapa tipe skimmer, antara lain:<br />

1. Tingkat skimmer 45cm-50cm, diameter skimmer 7,5cm-10cm, dengan 1 batu<br />

gelembung.<br />

2. Tingkat skimmer 45 cm-50 cm, diameter skimmer lebih dari 15 cm, dengan 2<br />

batu gelembung.<br />

3. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm, diameter skimmer 7,5 cm-10 cm, dengan 1<br />

batu gelembung.<br />

4. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm, diameter skimmer lebih dari 15 cm, dengan<br />

2 batu gelembung.<br />

5. Tingkat skimmer lebih dari 90 cm (venture skimmer), tanpa batu gelembung,<br />

dengan 1 pompa air.<br />

Untuk mengetahui kadar kandungan di dalam aquarium digunakan alat yaitu<br />

test kit.


Gambar 2.8 Test Kit<br />

Oksigen<br />

Oksigen merupakan unsur yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup tidak<br />

terkecuali hewan-hewan yang hidup di air. Untuk menyuplai oksigen didalam<br />

aquarium air laut dibutuhkan Aerator.<br />

Aerator adalah alat untuk menyuplai oksigen yang berbentuk gelembunggelembung<br />

(buble) yang masuk ke dalam air dengan selang kecil. Pada aquarium air<br />

tawar alat ini merupakan alat vital, tetapi pada aquarium air laut, aerator hanya<br />

digunakan pada saat listrik PLN mati. Prinsip kerja aerator sangat sederhana. Di dalam<br />

aerator terdapat sebuah motor sederhana yang bergerak karena adanya gaya magnet<br />

dari sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dihubungkan dengan klep karet.<br />

Gerakan yang ditimbulkan dari klep karet ini akan menimbulkan tekanan udara.<br />

Tekanan udara tersebut yang digunakan untuk menggerakkan air dalam aquarium<br />

sehingga terjadi difusi oksigen.<br />

Adapun manfaat dari penggunaan aerator, yaitu :<br />

Gerakan air yang ditimbulkan aerator akan meratakan kandungan<br />

oksigen di dalam air.<br />

Gerakkan air juga dapat menaikkan gas-gas yang timbul dari sisa<br />

makanan atau kotoran ikan ke permukaan dan terlepas di udara bebas.<br />

Gerakan udara yang dihasilkan aerator akan membenturkan kotoran<br />

atau pertikel halus hingga membentuk partikel yang lebih besar dan berat.


Kotoran yang menjadi berat tersebut akan jatuh ke dasar aquarium dan air yang<br />

keruh akan terlihat jernih.<br />

Gerakan air membentuk gelombang, sehingga membuat aquarium<br />

mendekati dengan habitat asli ikan-ikan di laut.<br />

Gambar 2.9 Aerator AC<br />

Gambar 2.10 Aerator DC<br />

Untuk mengetahui komposisi air laut dapat dilihat pada table berikut:<br />

UNSUR<br />

JUMLAH (ppm)<br />

A. Komponen Mayor 875.000<br />

Oksigen (O) 108.000<br />

Hidrogen (H) 19.000<br />

Klor (Cl) 10.500<br />

Magnesium (Mg) 1.350<br />

Sulfur (S) 0,885<br />

Kalsium (Ca) 0,400<br />

Natrium (Na) 0.380<br />

B. Komponen Minor<br />

Brom (Br) 65<br />

Karbon (C) 28<br />

Strontium (Sr) 13<br />

Boron (B) 4,6<br />

Silikon (Si) 3<br />

C. Komponen Berjumlah Sedikit<br />

Flour (F) 1,4<br />

Nitrogen (N) 0,5<br />

Litium (Li) 0,18<br />

Rubidium (Rb) 0.12


Fospor (P) 0,07<br />

Yodium (I) 0,06<br />

Borium (Br) 0,03<br />

Alumunium (Al) 0,01<br />

Besi (Fe) 0,01<br />

Molibdenum (Mo) 0,01<br />

Seng (Zn) 0,01<br />

Nikel (Ni) 0,0054<br />

Arsenik (As) 0,003<br />

Tembaga (Cu) 0,003<br />

Timah 0,003<br />

Uranium (U) 0,003<br />

Mangan (Mn) 0,002<br />

Vanadium (V) 0,002<br />

Caesium (Cs) 0,0005<br />

Perak (Ag) 0,0004<br />

Yitrium (Y) 0,0003<br />

Kobalt (Co) 0,00027<br />

Selenium (Se) 0,00009<br />

Sumber : Heru Susanto “Ikan Hias Laut”Penerbit Penebar Swadaya<br />

Tabel 2.7 Komposisi Air Laut<br />

c. Pencahayaan<br />

Pencahayaan untuk aquarium air laut sekurang-kurangnya harus memenuhi<br />

dua fungsi utama, yaitu pencahayaan harus mampu melestarikan kehidupan dan<br />

fungsi-fungsi kehidupan penghuni aquarium, pencahayaan juga harus memberikan<br />

keindahan bagi aquarium sehingga memberikan kenikmatan bagi yang memandang.<br />

Sinar matahari tentu saja merupakan sumber pencahayaan alami yang terbaik<br />

bagi kehidupan di laut lepas. Untuk menggantikan fungsi sinar matahari pada<br />

aquarium air laut dibutuhkan penerangan buatan yang menggunakan tenaga listrik.<br />

Jenis lampu yang digunakan berbeda-beda tergantung dengan kedalaman.<br />

Pencahayaan nantinya digunakan oleh ganggang Zooxanthellae yang bersimbiosis<br />

dengan koral. Pencahayaan dibutuhkan untuk melakukan fotosintesis dan selanjutnya


menghasilkan gula untuk makanan koral sebagai tempat tinggalnya.<br />

Pemilihan lampu untuk penerangan buatan bukan hanya ditentukan oleh<br />

dayanya saja, tetapi juga spektrum cahaya yang dihasilkan. Daya selalu dinyatakan<br />

dalam watt. Semakin tinggi watt lampu semakin terang cahaya lampu, selain itu juga<br />

semakin besar menyerap tenaga listrik dan panas yang dipancarkan juga semakin<br />

tinggi. Spektrum cahaya yang dipancarkan diberikan dalam nilai Kelvin (K). Semakin<br />

tinggi nilai derajat Kelvin, maka semakin biru cahaya yang dipancarkan. Lampu<br />

dengan 5000K memberikan warna kekuningan, 10.000K berwarna biru keputihan, dan<br />

20.000K berwarna sangat biru. Untuk aquarium terumbu karang dianjurkan memakai<br />

lampu dengan nilai Kelvin tinggi sekitar 10.000K atau bahkan 20.000K (berwarna<br />

biru), untuk menirukan keadaan didasar laut guna merangsang kehidupan koral.<br />

Lampu berwarna biru (actinic) disamping bermanfaat bagi penghuni aquarium, juga<br />

memberikan kenikmatan tersendiri bagi yang memandang. Lampu berwarna biru akan<br />

menyebabkan pendar indah pada penghuni aquarium.<br />

Umumnya lampu yang digunakan untuk penerangan aquarium, antara lain:<br />

Lampu Flourescent /Lampu TL<br />

Jenis lampu ini hanya bisa digunakan pada aquarium yang memiliki<br />

kedalaman antara 40 cm-50 cm. Lampu ini mempunyai spektrum sinar hampir sama<br />

dengan panjang sinar matahari, sehingga dapat memberikan sinar fotosintesis bagi<br />

alga. Lampu jenis ini tersedia dalam berbagai kuat penerangan dan warna cahaya,<br />

meliputi NO (normal output- standar), HO (high output-keluaran tinggi), VHO (very<br />

high output-keluaran sangat tinggi), dan kompak. Lampu fluorescent untuk aquarium<br />

terumbu karang sebaiknya adalah jenis HO, VHO atau fluorescent kompak dengan<br />

warna biru (actinic).<br />

Lampu flouresent HO bentuknya sama seperti lampu fluorescent yang dipakai<br />

di rumah tetapi harganya lebih mahal dan lebih tahan lama. Lampu ini tersedia dengan<br />

daya dari 20 watt sampai 60 watt dan nilai Kelvin dari 6000K sampai 11.000K.<br />

Lampu VHO bentuknya sama dengan lampu fluorescent biasa, tetapi<br />

cahayanya lebih kuat. Lampu ini tersedia dengan daya dari 75 watt sampai 160 watt<br />

dan nilai Kelvin dari 10.000K sampai 20.000K. Lampu jenis ini cukup panas dan<br />

umumnya dilengkapi dengan kipas angin khusus untuk mengurangi panas yang<br />

timbul.


Lampu fluorescent kompak merupakan lampu fluorescent yang dibentuk<br />

seperti huruf U. lampu jenis ini relative baru untuk aquarium air laut. Lampu ini<br />

tersedia dengan daya dari 10 watt sampai 100 watt dan nilai Kelvin dari 5000K<br />

sampai 10.000K. Seperti halnya dengan lampu VHO, umumnya lampu ini dilengkapi<br />

dengan kipas pendingin.<br />

Gambar 2.11 Macam-macam Lampu Flourescent<br />

Lampu Actinic Blue<br />

Lampu ini memiliki panjang gelombang warna biru yang mana dialam dapat<br />

menembus kedalaman air hingga 400 m dibawah permukaan laut.<br />

Lampu Mercuri (HQL)<br />

Penggunaan lampu mercuri pada aquarium air laut tidak direkomendasikan,<br />

karena panjang gelombang sinar kuning dan merah yang ditimbulkan member efek<br />

yang tidak alami. Selain itu, lampu ini memicu pertumbuhan lumut pada permukaan<br />

kaca acrylic. Biasanya lampu ini digunakan pada aquarium yang memlihara ikan<br />

dengan menggunakan karang mati.<br />

Gambar 2.12 Macam-macam Lampu Merkuri<br />

Lampu Metal Halide (HQI)<br />

Lampu ini digunakan untuk aquarium dengan ketinggian minimal 50 cm.<br />

Lampu jenis ini mempunyai watt yang lebih besar dibandingkan dengan sinar lain,<br />

sehingga dapat digunakan pada aquarium dengan ukuran besar. Lampu ini dapat


menghasilkan daya dari 175 watt sampai 1000 watt. Tetapi jenis lampu ini<br />

menimbulkan efek yaitu menghasilkan kalor sehingga air di dalam aquarium menjadi<br />

panas, sehingga perlu digunakan chiller untuk menghilangkan panas dari aquarium.<br />

Lampu Halide Logam atau Metal Halide dijual dengan berbagai spektrum dari 5000K<br />

sampai 20.000K. Lampu Halide dapat menimbulkan gemerlapan dalam air aquarium<br />

karena riak permukaan air, serupa dengan yang dijumpai di laut lepas dengan ombak<br />

yang bersikap seperti lensa dalam meneruskan cahaya matahari ke dalam laut. Selain<br />

itu, lampu ini mendekati cahaya matahari tetapi mahal harganya. Panas yang<br />

ditimbulkan oleh lampu ini sehingga umumnya lampu ini harus digantung agak jauh<br />

dari permukaan air yaitu berkisar antara 20-30 cm.<br />

Gambar 2.13 Lampu Metal Halide<br />

Lampu LED<br />

Lampu LED (light emitting diode) merupakan lampu jenis baru untuk<br />

aquarium air laut. Lampu ini dikatakan sebagai pengganti lampu halide logam dan<br />

fluorescent karena lebih hemat energi. Lampu LED yang setara dengan lampu halide<br />

logam 250 watt yaitu 20.000K dan hanya memerlukan daya 150 watt serta umurnya<br />

50.000 jam. Selain itu, panas yang ditimbulkan jauh lebih kecil dari pada lampu halide<br />

logam dan lampu fluorescent.<br />

Lampu ini juga dilengkapi dengan mikroprosesor untuk mengatur kapan lampu<br />

dihidupkan atau dimatikan, disamping juga mengatur nilai Kelvin dari 6500K sampai<br />

20.000K sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan tersebut diperlukan untuk<br />

mensimulasikan suasana yang terjadi pada kondisi yang sebenarnya di laut lepas<br />

mulai dari matahari terbit, siang hari, sore, malam, sampai matahari terbit kembali.


Gambar 2.14 Lampu LED<br />

Umumnya untuk aquarium dengan 200 liter cukup dipasang penerangan<br />

sekitar 100 watt, tetapi untuk aquarium jenis tegak perlu lampu yang lebih terang agar<br />

cahaya dapat mencapai dasar aquarium. Syarat tersebut berlaku untuk lampu halide<br />

logam dan lampu fluorescent, dan tidak berlaku untuk lampu LED yang memerlukan<br />

daya jauh lebih rendah.<br />

Secara umum persyaratan lampu untuk aquarium air laut, antara lain:<br />

- Spektrum cahaya yang dihasilkan hendaknya tidak terlalu banyak mengandung<br />

warna merah atau kuning serta warna biru harus dominan.<br />

- Tidak boleh menimbulkan panas yang berlebihan dalam aquarium.<br />

- Tidak boleh memancarkan sinar ultra-ungu yang berlebihan.<br />

- Harus memberikan kuat cahaya yang sesuai untuk makhluk yang diteranginya.<br />

Spesifikasi (Px L x T) cm Volume Air Laut (liter) Sistem Lampu<br />

70 x 55 x 45 126 TL 20 Watt x 3<br />

Actinic Blue 20 Watt x 2<br />

90 x 55 x 45 162 TL 20 Watt x 4<br />

Actinic Blue 20 Watt x 3<br />

90 x 55 x 45 162 Metal Halide 10.000 K, 150<br />

Watt<br />

Actinic Blue 40 Watt x 2<br />

130 x 55 x 55 409 Metal Halide 10.000 K, 2 x<br />

150 Watt<br />

Actinic Blue 40 Watt x 2<br />

150 x 55 x 60 495 Metal Halide 10.000 K, 2 x<br />

150 Watt<br />

Actinic Blue 40 Watt x 2<br />

180 x 65 x 60 650 Metal Halide 10.000 K, 2 x


150 Watt<br />

Actinic Blue 40 Watt x 4<br />

240 x 120 x 80 2.300 Metal Halide 10.000 K, 3 x<br />

250 Watt<br />

Actinic Blue 40 Watt x 8<br />

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004<br />

Tabel 2.8 Variasi Penggunaan Lampu<br />

d. Peralatan Aquarium<br />

Sebagai media ikan hidup, aquarium memiliki kelemahan yaitu tempat yang<br />

terbatas bagi ikan. Sehingga ikan yang dapat dipamerkan hanya beberapa ekor,<br />

aquarium cepat berlumut, air cepat kotor, dsb. Untuk mengatasi hal tersebut<br />

diperlukan beberapa peralatan yang harus dimiliki selain hal-hal teknis yang telah<br />

dijelaskan diatas mengenai mempertahankan unsur-unsur dalam aquarium air laut,<br />

juga dibutuhkan peralatan lainnya, yaitu:<br />

- Pompa air<br />

Keberadaan pompa air sangat dibutuhkan pada setiap aquarium, tanpa pompa<br />

tersebut maka pemeliharaan aquarium akan sia-sia. Pompa air dalam aquarium<br />

berfungsi sebagai “hati” dari sistem aquarium air laut. Pompa yang baik adalah pompa<br />

yang memenuhi syarat-syarat antara lain; konsumsi energi rendah namun kekuatan<br />

outputnya besar, selain itu mudah diinstal (dipasang kembali) setelah dibersihkan.<br />

Kegunaan dari pompa meliputi tiga bagian antara lain :<br />

a. Pompa sirkulasi / filter<br />

Pada aquarium yang berukuran kecil, perpaduan batu koral dan gerakan air<br />

oleh aerator sudah cukup menjaga kejernihan air dalam aquarium, tetapi tidak berlaku<br />

untuk aquarium dengan ukuran yang lebih besar. Pada aquarium dengan ukuran yang<br />

besar, ikan yang dipelihara cukup banyak, sehingga sisa makanan dan kotoran hasil<br />

buangan dari badan ikan pun banyak dan dapat menjadi racun. Oleh sebab itu,<br />

diperlukan alat penyaringan (filter).<br />

Pompa sirkulasi yang diperlukan yaitu pompa yang kuat karena merupakan<br />

sistem utama semua sistem filtrasi, dan berfungsi membawa air dari aquarium ke filter<br />

serta dikembalikan lagi ke dalam aquarium. Bahan yang digunakan untuk menyaring<br />

air terdiri atas dua macam, yaitu karbon aktif yang berwarna hitam dan serat filter


yang berwarna putih.<br />

Karbon aktif berfungsi sebagai penyaring partikel kotoran yang lebih besar,<br />

dan juga untuk menjaga air agar tetap basa (alkalis). Selain itu, karbo aktif dapat<br />

mengikat gas-gas di dalam air seperti H2S sehingga tidak membahayakan ikan.<br />

Sedangkan serat filter berfungsi sebagai penyaring partikel yang lebih kecil dan juga<br />

serat pada filter dapat dijadikan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri yang<br />

bermanfaat bagi proses perputaran nitrogen.<br />

Gambar 2.15 Pompa Sirkulasi<br />

b. Pompa Arus<br />

Pompa arus digunakan untuk menciptakan arus dalam air sehingga suplay<br />

oksigen ke dalam aquarium tetap terjaga. Adapun arus air diciptakan sesuai dengan<br />

kondisi alam lautan yaitu sebagai berikut. Air pada lapisan air laut mempunyai<br />

kerapatan (density) yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan yang ada<br />

dibawahnya, sehingga semakin kebawah terjadi penurunan kandungan oksigen<br />

terlarut. Dengan adanya arus, maka lapisan permukaan akan berpindah ke bawah dan<br />

lapisan bawah akan berpindah ke atas. Hal ini berlangsung terus sehingga kandungan<br />

oksigen pada berbagai lapisan akan sama.<br />

Pada aquarium tanpa arus ikan akan banyak berkumpul di permukaan karena<br />

hanya pada lapisan ini paling banyak mengandung oksigen. Posisi pompa pada<br />

aquarium akan mempengaruhi kuat lemahnya arus pada suatu daerah di dalam<br />

aquarium.<br />

Secara umum, debit pompa dan panjang arus tercantum pada table berikut :<br />

DEBIT POMPA (liter/ jam) PANJANG ARUS MAKSIMAL (m)<br />

250 0,55<br />

270 0,75


300 0,85<br />

540 1,50<br />

1000 1,75<br />

1200 2,00<br />

2000 3,00<br />

2280 3,10<br />

Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Air Laut” Penerbit Kanisius edisi Pertama 2004.<br />

Tabel 2.9 Debit Pompa dan Arus Maksimal yang dapat Dicapai.<br />

c. Pompa Protein Skimmer<br />

Telah dijelaskan sebelumnya kegunaan dari pompa protein skimmer yaitu untuk untuk<br />

merombak materi organik (protein) alga yang melayang bebas, dan sisa-sisa pakan.<br />

Penggunaan skimmer didasarkan pada filtrasi pada adanya sistem filtrasi, tingkat<br />

kepadatan organisme, dan besarnya aquarium.<br />

- Ozonizer<br />

Merupakan alat yang adapt menghasilkan ozon (O3). Sementara ozon<br />

berfungsi untuk membunuh protozoa, bakteri, virus, maupun jamur. Ozonisasi<br />

merupakan reaksi khusus yang terjadi pada molekul oksigen. Dengan adanya ozon,<br />

sebagian dari materi organik dan beberapa materi anorganik yang ada, akan<br />

dioksidasi.<br />

Gambar 2.16 Ozonizer<br />

- Ultraviolet<br />

Sinar ultraviolet dapat digunakan sebagai desinfektan terhadap air pada kasus<br />

penanganan penyakit atau mengubah turbiditas yang disebabkan oleh bakteri atau<br />

alga. Lampu fluorescent secara khusus telah mengandung UV. Lampu merkuri<br />

mengandung UV pada panjang gelombang 185 nm- 254 nm. Radiasi sinar UV<br />

biasanya diabsorbsi oleh kaca aquarium. Lampu UV dapat mencegah terjadinya<br />

penyebab penyakit, lampu UV dapat membunuh parasit sel tunggal yang bebas


melayang pada tingkat spora.<br />

- Heater atau thermostat<br />

Heater merupakan alat pemanas yang dibutuhkan bila suhu air aquarium terlalu<br />

rendah. Heater dan thermostat merupakan dua alat yang berbeda tetapi memiliki<br />

fungsi yang sama yaitu sebagai alat pemanas. Heater dan thermostat dapat digunakan<br />

bersamaan. Heater dan thermostat cocok digunakan untuk daerah dingin, digunakan<br />

bila suhu air laut di dalam aquarium berada di bawah 22 o C. Sehingga dengan<br />

demikian, alat ini tidak cocok digunakan di Indonesia. Heater biasanya digunakan<br />

untuk aquarium air tawar maupun untuk aquarium karantina bagi ikan yang sakit.<br />

Gambar 2.17 Heather<br />

2.3.3 Jenis Biota yang Dipamerkan<br />

Biota yang akan dipamerkan juga harus dipertimbangkan, karena ada beberapa<br />

hewan laut khususnya ikan yang mempunyai sifat mengganggu dan tidak bersahabat<br />

dengan ikan lainnya sehingga akan menimbulkan kekacauan. Adapun biota yang akan<br />

dipemerkan dikelompokkan sebagai berikut :<br />

Kelompok ikan hias karang<br />

Aquarium yang digunakan untuk kelompok ikan hias karang berukuran tidak<br />

terlalu besar, tetapi panjang karena umumnya pada koral dan karang terdapat<br />

Zooxanthellae yang memerlukan cahaya untuk melakukan fotosintesis sehingga<br />

aquarium tidak boleh dalam yang nantinya akan menyulitkan cahaya sampai ke dasar<br />

aquarium. Jenis- jenis ikan yang menghuni aquarium ini, yaitu: angel fish,<br />

damselfish, surgeon fish, butterfly fish, gobbies fish, banner fish, fox fish, frog fish, dll.<br />

Kelompok bukan ikan hias karang<br />

Kelompok yang kedua ini merupakan potensi utama dari pembuatan proyek


ini, dimana pengunjung diarahkan untuk menuju ke sebuah ruangan aquarium<br />

sehingga merasa berada pada suasana kehidupan di dalam laut dan menyaksikan<br />

secara langsung bagaimana kehidupan penghuni air laut serta terumbu karang itu<br />

sendiri.<br />

Aquarium ini memerlukan goa-goa batu karang yang besar pada dasar<br />

aquariumnya. Umumnya kedalaman mencapai 5 meter lebih dengan panjang<br />

mencapai 10 meter lebih. Adapun jenis-jenis penghuni aquarium ini yaitu ikan Hiu,<br />

Pari, ikan Tuna, Grouper, Scorpion Fish, kerapu macan, lumba-lumba, paus jenis<br />

tertentu, penyu laut, lobster, dan ikan-ikan terumbu karang.<br />

Berikut merupakan tabel perilaku beberapa ikan.<br />

NO<br />

Nama<br />

Lokal<br />

1 Enjel<br />

Kecil<br />

Nama<br />

Bahasa<br />

Inggris<br />

Dwarf<br />

Angel<br />

Nama<br />

Latin<br />

Centropyge<br />

Sifat Makanan Dengan<br />

Terumbu<br />

Karang<br />

Dengan<br />

Hewan<br />

Lain<br />

Sesama<br />

Jenis<br />

AG S H R T<br />

2 Enjel<br />

Besar<br />

Big<br />

Angel<br />

Holacanthus<br />

AG S H R T<br />

3 Ikan<br />

Kodok<br />

Angler<br />

Antennarius<br />

AG D R T T<br />

4 Gadis Anthia Pseudanthias<br />

AG D R R R<br />

5 Gebel Batfish Platax J D T R T<br />

6 Jabing Blenny Blenniidae<br />

J S R R H


7 Layara<br />

n<br />

Butterfl<br />

y<br />

Heniochus<br />

J S T R H<br />

8 Capun<br />

gan<br />

Cardina<br />

l<br />

Pterapogon<br />

AG D R R R<br />

9 Giro,<br />

Klon<br />

Clownf<br />

ish<br />

Amphip<br />

rion<br />

AG D R R H<br />

10 Betok Damsel Dascyllu<br />

s<br />

AG D R R R<br />

11 Roket Dartfis<br />

h<br />

Ptereleot<br />

ris<br />

J D R R H<br />

12 Manda<br />

Dragon<br />

Synchir<br />

J D R R T<br />

rin<br />

et<br />

opus<br />

13 Belut Eel Echidna AG D R T T<br />

14 Sonan<br />

g,<br />

bulusa<br />

n babi<br />

Filefish<br />

Pervago<br />

r<br />

J D T T T<br />

15 Beloso<br />

Goby<br />

Gobioso<br />

J D R R H<br />

h<br />

ma<br />

16 Kerap<br />

u tikus<br />

Groupe<br />

r<br />

Cromile<br />

ptes<br />

G D T T T


17 Kerap<br />

u<br />

Loncat<br />

Hawk<br />

Cirrhitic<br />

htys<br />

AG D H T T<br />

18 Bayan Hogfish Bodianu<br />

s<br />

J D T H T<br />

19 Ikan<br />

Scorpi<br />

on<br />

Lionfis<br />

h<br />

Pterois J D T H T<br />

20 Ikan<br />

Kakak<br />

Tua<br />

Parrot<br />

fish<br />

Scaridae AG D T T T<br />

21 Cantik Dotty<br />

back<br />

Pseudoc<br />

hromis<br />

J D R T T<br />

22 Buntal Puffer Arothro<br />

n<br />

J D T T R<br />

23 Kuda<br />

Seahors<br />

Hippoca<br />

J D R R R<br />

Laut<br />

e<br />

mpus<br />

24 Hiu Shark Chiloscy<br />

llium<br />

G D T T T<br />

25 Kakap Snappe<br />

r<br />

Lutjanus AG D T T R<br />

26 Ondeonde<br />

Sweetli<br />

ps<br />

Plectorh<br />

inchus<br />

G D H T T


27 Brajan<br />

Squirrel<br />

Sargoce<br />

J D T T H<br />

ata<br />

ntron<br />

28 Keranj<br />

ang<br />

Bali<br />

Tang<br />

Zebraso<br />

ma<br />

AG S H R H<br />

29 Triger Trigger Rhineca<br />

nthus<br />

G D T T T<br />

30 Keling Small<br />

Wrasse<br />

Cirrhila<br />

brus<br />

AG D R H H<br />

31 Keling<br />

besar<br />

Big<br />

Wrasse<br />

Thalasso<br />

ma<br />

G D T T H<br />

Sumber : Prof. Ir. Budiono Mismail “Akuarium Terumbu Karang” Penerbit UB Press, Cet I 2010<br />

Ket : G = galak, AG= agak galak, J=jinak, D=daging, S=segala, R=rukun, T=tidak, Y=ya,<br />

H=hati-hati.<br />

Tabel 2.10 Data Perilaku Ikan<br />

Koral<br />

Koral ditempatkan dengan kelompok ikan hias karang, karena koral<br />

membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosintesis.<br />

Beberapa jenis koral, diantaranya :<br />

- Anemone jamur (keluarga Actinodisciidae)<br />

Beberapa diantaranya, yang berwarna coklat hidup dengan cahaya yang tidak terlalu<br />

terang dan yang berwarna biru memerlukan cahaya yang lebih kuat. Anemone ini<br />

memerlukan arus yang tidak terlalu kuat dan tidak perlu diberi makan.<br />

- Polip bintang (keluarga Clavulariidae)<br />

Koral jenis ini terdapat dalam berbagai warna mulai warna coklat sampai hijau<br />

berpendar. Hidup dengan baik di bawah cahaya yang menengah sampai kuat dan jika<br />

mendapat arus yang kuat akan cepat beriak dan menempel di karang dan kaca. Koral<br />

jenis ini berkembang biak dengan memotong dirinya dan tidak perlu diberi makan.


- Koral keras<br />

Koral yang tergolong mudah dipelihara adalah koral kolang-kaling (Plerogyra<br />

sinuosa), keluarga Euphyllia dan Catalaphyllia. Beberapa jenis lainnya yang tahan<br />

banting adalah karang otak (Trachyphyllia), Turbinaria dan Cynarina.<br />

2.4 Tinjauan Lokasi<br />

2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi<br />

Kriteria pemilihan lokasi dalam perancangan Oceanarium ini, yaitu :<br />

NO KRITERIA LOKASI<br />

1 Tinjauan terhadap struktur kota Berada di kawasan wisata daerah yang<br />

merupakan bangunan yang dirancang<br />

memiliki fungsi komersil berskala nasional<br />

serta dekat dengan perairan atau laut.<br />

2 Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota,<br />

baik dengan angkutan umum maupun<br />

pribadi. Oleh karena itu bangunan<br />

diusahakan masih dapat terlihat dari bagian<br />

jalan tertentu (Sumber : NAD dan TSS).<br />

3 Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang<br />

dapat saling mendukung dengan bangunan<br />

yang direncanakan sebagai objek wisata.<br />

Selain itu, terletak dekat dengan perairan<br />

sesuai dengan fungsi proyek rancangan.<br />

(Sumber : Asumsi ).<br />

4 Peraturan Tanah milik Pemerintah atau pribadi.<br />

Tabel 2.11 Tabel Kriteria Lahan<br />

2.4.2 Pemilihan Lokasi<br />

1. Alternatif lokasi<br />

Berdasarkan kriteria tersebut didapat 3 alternatif lokasi, yaitu:<br />

Lokasi 1 : Kawasan Pantai Cermin Deli Serdang, Sumatera Utara.


Lokasi 2 : Kawasan Belawan Medan, Sumatera Utara.<br />

Lokasi 3 : Kawasan Pantai Ocean Pasific Kel. Bagan Deli, Sumatera Utara<br />

2. Penilaian terhadap alternatif lokasi.<br />

LOKASI S W O T<br />

Pantai<br />

Terdapat<br />

Kondi<br />

Infrastruktur<br />

Cermin<br />

fasilitas<br />

taman<br />

si<br />

Pantai<br />

jalan menuju Pantai<br />

Kurangnya<br />

bermain<br />

yaitu<br />

Cermin<br />

tidak<br />

Cermin sangat baik<br />

pamflet<br />

atau<br />

theme<br />

park<br />

terawat dengan<br />

dengan jalan yang<br />

papan petunjuk<br />

beserta<br />

fasilitas<br />

baik,<br />

keadaan<br />

cukup lebar dan<br />

yang<br />

dapat<br />

penginapannya.<br />

air<br />

lautnya<br />

beraspal mulus.<br />

mengarahkan ke<br />

Terdapat<br />

coklat.<br />

Pencapaian<br />

lokasi<br />

wisata,<br />

pondok-pondok<br />

ke lokasi Pantai<br />

sehingga<br />

bagi<br />

tempat bersantai<br />

Banyak<br />

Cermin cukup mudah,<br />

pengunjung<br />

dan<br />

tempat<br />

terdapat batu-<br />

berjarak ±48 km dari<br />

yang<br />

baru<br />

berjualan<br />

batuan<br />

serta<br />

kota Medan atau<br />

pertama<br />

kali<br />

makanan<br />

dan<br />

kayu<br />

yang<br />

dapat<br />

ditempuh<br />

datang<br />

harus<br />

minuman<br />

serta<br />

sangat<br />

dengan<br />

kendaraan<br />

bertanya kepada<br />

terdapat<br />

juga<br />

berbahaya bagi<br />

pribadi selama ± 1,5<br />

penduduk<br />

fasilitas<br />

pengunjung<br />

jam.<br />

sekitar.<br />

utilitasnya.<br />

yang berenang<br />

Adanya<br />

Memilik<br />

di pantai.<br />

rencana<br />

pendirian<br />

i panjang pantai<br />

Hotel<br />

bertaraf<br />

± 95 km.<br />

Internasional<br />

oleh<br />

Memilik<br />

investor<br />

dari<br />

i luas areal ±43<br />

Malaysia.<br />

ha dan dirancang<br />

Terdapat<br />

menjadi one stop<br />

angkutan umum baik<br />

service to fun.<br />

becak maupun angkot<br />

yang beroperasi ke<br />

arah lokasi Pantai.<br />

Lokasi


kawasan<br />

merupakan<br />

kawasan wisata yang<br />

terdekat dari rencana<br />

Bandar Udara Kuala<br />

Namu.<br />

Belawan<br />

Terdapat<br />

Lahan<br />

Terdapat<br />

Lebar<br />

(sebelah<br />

restaurant<br />

yang<br />

tersedia<br />

pelabuhan kapal yang<br />

jalan<br />

menuju<br />

Pangkala<br />

seafood<br />

yang<br />

kecil.<br />

menjadi<br />

salah satu<br />

lokasi<br />

kecil<br />

n<br />

AL<br />

dapat dijadikan<br />

gerbang masuk ke<br />

hanya ± 6<br />

Belawan<br />

potensi.<br />

Sumatera<br />

Utara<br />

meter.<br />

)<br />

Berbatas<br />

melalui jalur laut baik<br />

Fungsi<br />

an<br />

langsung<br />

domestik<br />

maupun<br />

disekitar<br />

site<br />

dengan<br />

mancanegara.<br />

pemerintahan,<br />

perairan.<br />

Terdapat<br />

rumah<br />

Dekat<br />

jalan tol yang<br />

penduduk, serta<br />

dengan<br />

pusat<br />

menghubungkan<br />

perdagangan.<br />

kota Belawan<br />

Medan-Belawan.<br />

Kondisi jalan<br />

menuju ke lokasi<br />

sangat baik, jalan<br />

lebar dan mulus. Serta<br />

dapat<br />

ditempuh<br />

dengan<br />

kendaraan<br />

bermotor selama ± 50<br />

menit.<br />

Dekat<br />

dengan stasiun kereta<br />

api<br />

yang<br />

menghubungkan<br />

Medan-Belawan.<br />

Dekat<br />

dengan pusat kota


Belawan.<br />

Pantai<br />

Terdapat<br />

Keada<br />

Dekat<br />

Fungsi<br />

Ocean<br />

perairan<br />

yang<br />

an air laut yang<br />

dengan Tol Belmera<br />

disekitar<br />

site<br />

Pasific<br />

menjadi<br />

kritera<br />

tercemar<br />

yang menghubungkan<br />

merupakan<br />

Kel.<br />

utama pemilihan<br />

limbah seperti<br />

Belawan-Medan.<br />

industri<br />

dan<br />

Bagan<br />

lokasi.<br />

sampah plastik.<br />

Dekat<br />

pergudangan<br />

Deli,<br />

Terdapat<br />

dengan<br />

peti<br />

kemas,<br />

Belawan<br />

fasilitas<br />

Pelabuhan<br />

Belawan<br />

sehingga<br />

pendukung<br />

baik<br />

pelabuhan<br />

viewnya kurang<br />

keberadaan<br />

barang<br />

maupun<br />

bagus<br />

serta<br />

proyek<br />

pelabuhan<br />

menimbulkan<br />

perancangan<br />

penumpang<br />

yang<br />

kebisingan.<br />

seperti restoran,<br />

menjadi<br />

potensi<br />

Jalan<br />

cottage,<br />

masukkan wisatawan<br />

menuju ke site<br />

panggung,<br />

area<br />

baik<br />

domestik<br />

banyak<br />

dilalui<br />

permainan, dll.<br />

maupun<br />

kendaraan besar<br />

Akses<br />

mancanegara.<br />

yang<br />

pencapaian<br />

Dekat<br />

mengangkut<br />

lokasi<br />

yang<br />

dengan stasiun kereta<br />

peti<br />

kemas,<br />

mudah.<br />

api Belawan.<br />

sehingga sering<br />

Jalan menuju<br />

terjadi<br />

site sangat lebar ± 16<br />

kemacetan<br />

meter,<br />

merupakan<br />

terutama<br />

pada<br />

jalan utama menuju<br />

hari kerja serta<br />

pelabuhan<br />

barang<br />

menimbulkan<br />

Belawan.<br />

debu.<br />

Sumber : Hasil Analisis<br />

Tabel 2.12 Penilaian Lokasi Berdasarkan SWOT<br />

Ket : S = Sthrengt (Kekuatan)<br />

W= Weakness (Kelemahan)<br />

O = Opportunity (Peluang)<br />

T = Threat (Ancaman/ Bahaya)


Penilaian Lokasi<br />

KRITERIA<br />

LOKASI<br />

Pantai Cermin Kab. Pangkalan AL Pantai Ocean<br />

Serdang Bedagai Belawan<br />

Pasific Bagan<br />

Deli, Belawan<br />

Ukuran ± 2 Ha (4) ± 1 Ha (3) ± 3 Ha (5)<br />

Keadaan<br />

Lingkungan<br />

Fungsi<br />

Eksisting<br />

Suasana di<br />

Sekitar<br />

Tapak<br />

Daerah laut yang masih Merupakan daerah Merupakan bagian<br />

jauh dari suasana pusat kota Belawan, dari selat malaka,<br />

industri dan aktifitas dengan kerapatan dimana fungsi<br />

kapal<br />

besar, bangunan yang cukup sekitar adalah<br />

mengandalkan suasana<br />

pantai yang asri dengan<br />

tinggi. Fungsi sekitar<br />

merupakan<br />

industri,<br />

pelabuhan, serta<br />

fasilitas wisata permukiman bongkar muat peti<br />

tradisional. Fungsi penduduk, kantor kemas. (3)<br />

sekitar merupakan pemerintahan, serta<br />

perkampungan. (5) komersil. (4)<br />

Kawasan wisata Merupakan pangkalan Merupakan<br />

tradisional serta tempat AL serta terdapat juga kawasan wisata<br />

pencarian ikan bagi restaurant seafood dengan fasilitas<br />

nelayan terdisional. (4) dengan pemandangan permainan,<br />

kea rah laut. (3) restaurant, serta<br />

cottage. (5)<br />

Pantai kurang baik, Keadaan airnya Keadaan airnya<br />

keadaan air lautnya kurang baik. Dapat kurang baik, dapat<br />

tidak jernih serta hanya melihat aktivitas para menikmati sunset.<br />

terlihat bentangan laut AL serta kapal AL. Pemandangan<br />

yang luas. (3)<br />

(4)<br />

sekitar berupa<br />

aktivitas kapal. (4)<br />

RUTRK Terletak di kawasan Terletak di kawasan Terletak di<br />

wisata tetapi jauh dari bangunan<br />

kawasan wisata,<br />

pusat kota. (4) pemerintahan. cukup dekat dari


Pencapaian Tidak terlalu mudah,<br />

hanya dilalui oleh<br />

angkutan umum<br />

tertentu dengan waktu<br />

terbatas. (3)<br />

(3) pusat kota Medan<br />

dan dekat dengan<br />

pusat kota<br />

Belawan.(5)<br />

Pencapaian mudah, Cukup mudah,<br />

banyak angkutan<br />

umum dari kota<br />

Medan menuju<br />

Belawan. Selain itu,<br />

dekat dengan stasiun<br />

kereta api. (5)<br />

banyak dilalui<br />

oleh angkutan<br />

umum dari kota<br />

Medan menuju<br />

Belawan, tetapi<br />

tidak sampai ke<br />

lokasi<br />

perancangan<br />

namun harus naik<br />

becak ataupun<br />

ojek. Selain itu,<br />

dekat dengan<br />

stasiun kereta api.<br />

(4)<br />

Kebisingan Intensitas rendah (5) Intensitas rendah (5) Intensitas cukup<br />

tinggi (4)<br />

Total Nilai 28 27 30<br />

Peringkat 2 3 1<br />

Sumber : Olah Data<br />

Tabel 2.13 Penilaian Lokasi<br />

2.4.3 Analisis Penetapan lokasi<br />

Berdasarkan tabel penilaian lokasi yang telah dilakukan sebelumnya, maka<br />

ditetapkan lokasi perancangan untuk proyek Oceanarium ini yaitu di pantai Ocean<br />

Pasific kel. Bagan Deli Belawan. Tinjauan pemilihan lokasi di Medan-Belawan<br />

tepatnya di pantai Ocean Pasific sebagai lokasi perancangan Oceanarium, yaitu :<br />

Dekat dengan pusat kota Medan yang merupakan kota ketiga terbesar<br />

di Indonesia, dapat ditempuh selama ± 50 menit dengan kendaraan pribadi


serta dapat ditempuh selama ± 1,5 jam dengan kendaraan umum.<br />

Terdapat perairan atau laut yang menjadi kriteria utama dalam<br />

pemilihan lokasi perancangan.<br />

Dekat dengan pelabuhan kapal Belawan yang merupakan pelabuhan<br />

kapal Internasional.<br />

Kawasan Belawan merupakan kawasan yang akan menjadi pusat<br />

pengembangan kota Medan dalam RUTRK tahun 2006-2016.<br />

Lokasi pantai Ocean Pasific merupakan kawasan wisata serta telah<br />

tersedia fasilitas penunjang seperti Cottage, Restaurant, taman bermain, dll.<br />

2.4.3.1 Letak dan Luas<br />

Wilayah lokasi berada di kecamatan Medan Belawan dengan luas wilayah<br />

2.625,01 Ha dan berada 3 meter di atas permukaan laut. Letak geografisnya adalah<br />

03 0 -48 0 Lintang Utara dan 98 0 -42 0 Bujur Timur. Dengan batas-batas sebagai berikut :<br />

Batas Utara : Selat Malaka<br />

Batas Timur : Kec. Percut Sei Tuan<br />

Batas Selatan : Kec. Medan Labuhan<br />

Batas Barat : Kec. Hamparan Perak<br />

Sementara lokasi proyek terletak di Gadion Kel. Bagan Deli, dengan batasbatas<br />

sebagai berikut :<br />

Batas Utara : Selat Malaka<br />

Batas Timur : Selat Malaka<br />

Batas Selatan : Kantor Metereologi Maritim<br />

Batas Barat : Pelabuhan Barang Belawan<br />

Lokasi ini dipilih karena lokasi ini berbatasan langsung dengan laut sesuai dengan<br />

fungsi proyek perencanaan yaitu Oceanarium. Selain itu, pada lokasi site terdapat<br />

fasilitas pendukung seperti taman bermain anak, restoran, pondok-pondok,<br />

amphiteather (panggung), cottage, serta tempat pemancingan ikan, tetapi fasilitas<br />

tersebut tidak terawat dengan baik sehingga banyak fasilitas yang sudah rusak,<br />

sehingga diperlukan penataan kembali. Lokasi site berdekatan dengan pelabuhan<br />

belawan yang menjadi potensi masuknya wisatawan domestik maupun mancanegara.<br />

Selain itu, dekat dengan jalan tol dan stasiun kereta api yang menghubungkan


Belawan dengan kota-kota sekitarnya seperti kota Medan.<br />

Gambar 2.18 Peta Lokasi Site<br />

Deskripsi Kondisi Existing Lokasi sebagai tapak rancangan<br />

Kasus Proyek : Oceanarium<br />

Status Proyek : Fiktif<br />

Pemilik Proyek : Swasta<br />

Lokasi Lahan : Kel. Bagan Deli, Belawan<br />

Batas Utara : Selat Malaka<br />

Batas Selatan : Kantor Metereologi Maritim<br />

Batas Timur : Selat Malaka<br />

Batas Barat : Pelabuhan Barang Belawan<br />

Luas Lahan : ± 3 Ha (± 30.000 m 2 )<br />

KDB : 33 %<br />

GSB<br />

: ½ n +1 (8 meter)<br />

Potensi lahan :<br />

Terletak tidak jauh dari Ibu Kota Provinsi, dapat ditempuh<br />

dengan kendaraan bermotor selama ± 50 menit.<br />

Akses pencapaian menuju lokasi sangat baik dengan keadaan<br />

jalan yang mulus dan lebar jalan yang cukup, serta terdapat Tol<br />

Belmera yang menghubungkan Medan-Belawan sehingga mempercepat<br />

dan mempermudah pencapaian.<br />

Terdapat fasilitas penunjang berupa taman bermain anak,<br />

restoran, panggung, cottage, tempat pemancingan, dll.


Terletak tidak jauh dari stasiun kereta api yang menghubungkan<br />

Medan-Belawan, dapat ditempuh selama ± 10 menit.<br />

Terletak dekat pelabuhan Internasional Belawan yang menjadi<br />

gerbang masuk ke Sumatera Utara baik dari domestik maupun<br />

mancanegara.<br />

2.4.3.2 Kondisi Fisik Lokasi<br />

- Iklim<br />

Iklim Medan Belawan adalah iklim tropis dengan 10 bulan basah dan 2<br />

bulan kering. Curah hujan rata-rata per tahun 1807 mm, kelembaban udara 84.88%.<br />

Temperatur udara rata-rata 26.9 0 C dengan iklim ekstrim mencapai 33.4 0 C. Kecepatan<br />

angin maksimum 3.6 knots dan minimum 2.04 knots. Intensitas matahari 67.7%.<br />

- Pengaruh Angin<br />

Angin muson barat pada bulan November- April dari arah barat laut ke<br />

tenggara sementara angin muson timur berhembus dari arah Timur laut ke barat daya.<br />

- Kualitas Udara<br />

Kadar debu sekitar 120 ug/ m 3 (masih di bawah batas minimum polusi<br />

udara yaitu 260ug/m 3 . Sedangkan titik kebisingan tertinggi terdapat di kawasan<br />

pelabuhan barang Belawan terutama di lokasi aktivitas bongkar muat peti kemas.<br />

- Topografi<br />

Tingkat kemiringan dasar laut 0-2% tiap kedalaman 30 cm. Kedalaman<br />

air laut berkisar 80-100 meter.<br />

- Hidrologi dan Kualitas Air<br />

Pada umumnya kualitas air sifat fisika masih di bawah ambang batas<br />

sedangkan sifat kimia pada umumnya telah melebihi ambang batas. Ini disebabkan<br />

oleh banyaknya bahan bakar minyak yang tumpah ke laut sehubungan dengan<br />

aktivitas perkapalan. Air disekitar lokasi memiliki banyak sampah pada tepiannya.<br />

Tetapi sesuai dengan asumsi yang telah dijelaskan bahwa hal tersebut tidak menjadi<br />

kendala dan dianggap masalah sampah telah teratasi.<br />

- Oceanografi<br />

Kisaran pasang surut mencapai 2,4 meter. Pada pasang perdani berkisar<br />

0,8 meter. kecepatan arus rata-rata 13,13 dan 9 cm/ detik yaitu pada bulan Januari,<br />

Februari, Juni, dan November. Sedangkan pada bulan-bulan lainnya kecepatan arus


erkisar 0,7 cm/ detik.<br />

2.4.3.3 Tinjauan Terhadap Struktur Kota<br />

Berdasarkan RUTRK, Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat <strong>II</strong> Medan<br />

disesuaikan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan ( WPP ) , yaitu :<br />

Tabel 13 RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat <strong>II</strong> Medan<br />

WPP Cakupan Pusat Peruntukan<br />

Kecamatan Pengembangan Lahan<br />

Program<br />

Pembangunan<br />

A<br />

M. Belawan<br />

M. Marelan<br />

M. Labuhan BELAWAN<br />

Pelabuhan.<br />

Industri,<br />

Permukiman,<br />

Rekreasi,<br />

Maritim<br />

Jalan Baru,<br />

Jaringan air<br />

minum, Septic<br />

Tank, Sarana<br />

pendidikan dan<br />

pemukiman.<br />

Perkantoran,<br />

Perdagangan,<br />

Jalan baru,<br />

Jaringan Air<br />

B<br />

TJ. MULIA Rekreasi Minum,<br />

M. Deli<br />

Indoor, Pembuangan<br />

Pemukiman Sampah, Sarana<br />

Pendidikan<br />

M. Timur<br />

M.Perjuangan<br />

M. Tembung AKSARA<br />

Permukiman,<br />

Perdagangan,<br />

Rekreasi<br />

Sambungan Air<br />

Minum, Septic<br />

Tank, Jalan Baru,<br />

C M. Area<br />

M. Denai<br />

M. Amplas<br />

Rumah<br />

Permanen,<br />

Sarana<br />

Pendidikan, dan<br />

Kesehatan.<br />

M. Johor<br />

CBD, Pusat Perumahan<br />

M. Baru<br />

Pemerintahan, Permanen,<br />

D M. Kota INTI KOTA Hutan Kota, Pembuangan<br />

M. Maimoon<br />

Pusat<br />

Sampah, Sarana


E<br />

M. Polonia Pendidikan,<br />

M. Barat<br />

M. Helvetia<br />

M. Petisah<br />

M. Sunggal<br />

M. Selayang<br />

M. Tuntungan<br />

SEI<br />

SIKAMBING<br />

Perkantoran,<br />

Rekreasi Indoor,<br />

Pemukiman<br />

Permukiman,<br />

Perkantoran,<br />

Perdagangan,<br />

Konservasi,<br />

Rekreasi,<br />

Lapangan Golf,<br />

Hutan Kota<br />

Sumber : RUTRK Kota Medan Tahun 2005<br />

Tabel 2.14 RUTRK Kota Medan<br />

Pendidikan<br />

Sambungan Air<br />

Minum, Septic<br />

Tank, Jalan Baru,<br />

Rumah<br />

Permanen,<br />

Sarana<br />

Pendidikan dan<br />

Kesehatan<br />

Pada rancangan RUTRK 2006-2016 ditujukan bahwa pengembangan kota<br />

dititikberatkan di kawasan Medan Polonia dengan Medan Belawan.<br />

Jumlah penduduk tahun 2005<br />

Kepadatan penduduk<br />

Kegiatan Utama<br />

101.897 jiwa<br />

Sumber : RUTRK Kota Medan Tahun 2005<br />

Tabel 2.15 Data Penduduk dan Kegiatan Utama<br />

Tinjauan Terhadap Wisatawan<br />

Tahun<br />

Jumlah Wisatawan Melalui<br />

Belawan<br />

39 jiwa/ha (Tingkat kepadatan rendah)<br />

Pelabuhan, industri, terminal barang,<br />

pergudangan berorientasi pelabuhan,<br />

perumahan, rekreasi, maritim (WPP A).<br />

Tahun<br />

Jumlah Wisatawan<br />

Melalui Belawan<br />

2005 7413 2008 7011<br />

2006 6936 2009 5075<br />

2007 7312 2010 15919<br />

Sumber : Dinas Pariwisata Sumatera Utara<br />

Tabel 2.16 Jumlah Wisatawan Mancanegara Melalui Belawan


Tinjauan Terhadap Kota Medan<br />

Lokasi perancangan terletak di kawasan Belawan, sehingga rencana area<br />

pelayanan proyek mencakup kota Medan dan sekitarnya, sehingga diperlukan datadata<br />

penunjang yang berhubungan dengan perencanaan proyek sebagai ODTW seperti<br />

data wisatawan serta data penduduk kota Medan.<br />

Jumlah Penduduk Tahun 2010<br />

Tahun<br />

Jumlah Wisatawan<br />

Mancanegara<br />

2.109.339 jiwa<br />

Tahun<br />

Jumlah Wisatawan<br />

Mancanegara<br />

2005 106083 2008 130212<br />

2006 109574 2009 148193<br />

2007 116614 2010 145553<br />

Sumber : Dinas Pariwisata Sumatera Utara<br />

Tabel 2.17 Jumlah Wisatawan Mancanegara Sumut<br />

2.6 Analisa Kapasitas Pengunjung<br />

Kapasitas pengunjung di dapat dari total jumlah wisatawan domestik dan<br />

wisatawan mancanegara yang datang per hari.<br />

- Jumlah Wisatawan Domestik<br />

Jumlah wisatawan domestik diperoleh dari mengasumsikan 10 % total jumlah<br />

penduduk kota Medan dan jumlah penduduk Belawan, yaitu :<br />

Jumlah Penduduk Belawan : 101.897 jiwa<br />

Jumlah Penduduk Medan : 2.109.339 jiwa +<br />

wisatawan domestik).<br />

- Jumlah Wisatawan Mancanegara<br />

2.211.236 jiwa x 10 % = 221.123 org (Asumsi jumlah<br />

Jumlah wisatawan mancanegara diperoleh dari total jumlah wisatawan mancanegara<br />

Belawan dan jumlah wisatawan mancanegara kota Medan, yaitu :<br />

Jumlah Wisatawan Mancanegara Belawan<br />

: 15.919 org<br />

Jumlah Wisatawan Mancanegara Medan : 145.553 org +<br />

Total Wisatawan Mancanegara 161.472 org (Jumlah wisatawan<br />

mancanegara).<br />

- Kapasitas Pengunjung


Kapasitas pengunjung diperoleh dari total jumlah wisatawan (wisatawan domestik dan<br />

wisatawan mancanegara), yaitu :<br />

Jumlah Wisatawan Domestik : 221.123 org<br />

Jumlah Wisatawan Mancanegara : 161.472 org +<br />

Total Jumlah Wisatawan<br />

382.595 org/ tahun<br />

Total Jumlah Wisatawan per hari 382.595 org/ tahun : 365 hari = 1048 org/hari.<br />

Diasumsikan jumlah wisatawan yang datang bersamaan yaitu 50 % = 1048 org x 50<br />

%= 524 orang.<br />

2.7 Deskripsi Pelaku kegiatan<br />

Sasaran proyek perancangan Oceanarium ini meliputi 3 aspek yaitu aspek<br />

pendidikan, hiburan, serta konservasi. Berdasarkan sasaran proyek perancangan<br />

tersebut maka kebutuhan ruang pada Oceanarium ini terbagi menjadi 3 kelompok<br />

yaitu Hiburan dan rekreasi (arena pameran, terowongan antasena, terowongan<br />

antasena berarus, dll), Pendidikan (mini museum, perpustakaan, mini theater, kelas<br />

pengenalan biota laut, dll), Konservasi (Pusat penelitian dan budidaya terumbu<br />

karang, taman mangrove, dll).<br />

FUNGSI PENGGUNA JENIS KEGIATAN RUANG YANG<br />

DIBUTUHKAN<br />

Hiburan dan - Pengunjung -Melihat pameran - Akuarium<br />

Rekreasi<br />

aneka biota laut. dinding<br />

-Melihat akuarium<br />

dengan ban berjalan di - Terowongan<br />

terowongan antasena Berarus.<br />

- kolam sentuh.<br />

- kolam kecil<br />

- kolam relaksasi. tanpa penutup.<br />

- kolam yang<br />

berisi ikan-ikan<br />

kecil.<br />

- Pengelola - Mengelola - Kantor<br />

keuangan.<br />

administrasi


-Mengelola dan<br />

mengawasi<br />

perkembangbiakan<br />

dan pemeliharaan<br />

biota-biota laut.<br />

-Melakukan<br />

pemasaran atau<br />

promosi.<br />

Penelitian dan - Peneliti - Meneliti ikan,<br />

Budi Daya<br />

terumbu karang, dan<br />

biota laut lainnya.<br />

- Merawat dan<br />

memelihara biota laut.<br />

- Pembudidaya<br />

atau pengelola<br />

- Budi daya rumput<br />

laut dan budi daya<br />

terumbu karang, serta<br />

koral. Selain itu, juga<br />

konservasi mangrove.<br />

Pendidikan - Pengunjung - Mencari tahu serta<br />

membaca buku<br />

mengenai biota-biota<br />

laut.<br />

- Menonton film<br />

tentang biota laut.<br />

- Melihat aneka biota<br />

laut yang dikeraskan.<br />

Pendukung - Pengunjung Membeli tiket,<br />

bersantai, bersantap,<br />

membeli cinderamata,<br />

parkir, melakukan<br />

ibadah.<br />

-Kantor breeding,<br />

kantor<br />

pemeliharaan<br />

- Kantor<br />

marketing<br />

Laboratorium,<br />

kolam<br />

penangkaran dan<br />

pembibitan,<br />

kolam karantina,<br />

kolam perawatan.<br />

Kolam Budidaya,<br />

outdoor.<br />

- Perpustakaan<br />

dengan ruang baca<br />

dan ruang buku.<br />

- Mini Theater<br />

- Mini Museum<br />

- Ruang<br />

pengenalan biota<br />

laut.<br />

Tiket Box,<br />

cafétaria<br />

(Foodcourt),<br />

Restaurant, toko<br />

souvenir, area


Pelayanan dan<br />

Service<br />

Sumber : Hasil Analisis<br />

- Service Kegiatan-kegiatan<br />

pegawai yang bekerja<br />

di lokasi proyek, serta<br />

kegiatan service<br />

seperti peralatan<br />

mesin, BAB atau<br />

BAK, dll.<br />

Tebel 2.18 Deskripsi Pelaku Kegiatan<br />

parkir, Mushollah,<br />

dll.<br />

Ruang istirahat<br />

pegawai, R. loker,<br />

pantry, ruang<br />

perlengkapan dan<br />

peralatan, serta<br />

toilet.


2.8.1 Studi Banding Proyek Sejenis<br />

1. Churaumi Okinawa, Japan<br />

Lokasi<br />

Okinawa, Jepang.<br />

: Motobu,<br />

Jumlah Hewan : 26,000<br />

Jumlah Spesies : 740<br />

Volume Tangki terbesar : 7.500 meter<br />

kubik.<br />

Churaumi Total Volume berasal Tangki dari : bahasa 10.000 meter dialek<br />

okinawan, kubik. dimana terdiri dari dua kata yaitu<br />

“Chura” Jumlah yang artinya Tangki Pameran indah dan : 77 “umi” tangki. yang<br />

berarti aquarium, sehingga arti Churaumi yaitu<br />

aquarium yang indah.<br />

Churaumi Okinawa adalah aquarium<br />

terbesar kedua di dunia dan merupakan bagian<br />

dari Expo Park yang berlokasi di Okinawa,<br />

jepang. Akuarium ini memamerkan kehidupan<br />

biologi laut di terumbu karang, laut dalam, dan<br />

arus Kuroshio yang mengalir melintasi Kepulauan<br />

Jepang.<br />

Aquarium terdiri dari empat lantai, dengan<br />

tangki berisi makhluk laut dalam, seperti hiu<br />

karang dan ikan tropis. Aquarium diatur pada<br />

19.000 m 2 tanah, dengan total tangki sebanyak 77<br />

tangki berisi 10.000 m 3 air. Air yang digunakan<br />

untuk air laut pameran, dipompa ke aquarium dari<br />

350 sumber lepas pantai , 24 jam sehari.<br />

Tangki utama disebut laut Kuroshio,<br />

menampung 7.500 meter 3<br />

air dengan ukuran<br />

Gambar 2.19 Churaumi Okinawa<br />

panjang 10 m lebar 35 meter dan kedalaman 27<br />

m, serta dilengkapi dengan kaca acrylic berukuran<br />

8,2 meter X 22,5 meter dengan ketebalan 60 cm<br />

(24 in).


Atraksi yang ditampilkan di aquarium okinawa ini, meliputi :<br />

Aquarium laut terumbu karang<br />

Akuarium Laut Karang memamerkan 800 koloni terumbu karang dari 70 spesies di<br />

dalam akuarium berkapasitas 300 m³. Akuarium ini terbuka di bagian atas agar sinar<br />

matahari yang dibutuhkan terumbu karang dapat masuk.<br />

Akuarium Laut Kuroshio<br />

Kaca akrilik di Akuarium Churaumi pernah dicatat Guinness World Records sebagai<br />

panel akrilik terbesar di dunia hingga dikalahkan oleh panel milik Akuarium Dubai<br />

yang lebarnya 32,88 m, tinggi 8,3 m, tebal 750 mm, dan beratnya 245,614 kg. Di<br />

dalam Akuarium Laut Kuroshio dipelihara tiga ekor hiu paus. Jinta adalah nama hiu<br />

paus terbesar, dua ekor lainnya diberi nama Number 15 dan Number 18.<br />

Akuarium laut dalam<br />

Akuarium ini memamerkan spesies ikan laut dalam, termasuk di antaranya Etelis<br />

carbunculus, Thyrsitoides marleyi dan spesies yang sulit dipelihara di akuarium.<br />

Koleksi akuarium laut dalam terdiri dari 70 spesies yang sebagian besar berasal dari<br />

kedalaman laut 200 m di lepas pantai Okinawa.<br />

Fasilitas Lainnya<br />

Selain atraksi yang harus membayar tiket masuk, di dalam kompleks Taman<br />

Ocean Expo tersedia atraksi-atraksi lain yang tidak memungut biaya masuk, di<br />

antaranya pertunjukan lumba-lumba hidung botol dan paus pembunuh palsu di<br />

Okichan Theater, kolam lumba-lumba (Dolphin Lagoon), kolam penyu, akuarium<br />

manatee, dan pantai buatan bernama Pantai Emerald. Di dalam kompleks Taman<br />

Ocean Expo juga terdapat Museum Budaya Kelautan dan kebun botani Tropical<br />

Dream Center. Pengunjung keduanya diharuskan membayar tiket masuk.<br />

Gambar 2.20 Interior Churaumi Okinawa


Kesimpulan :<br />

Akuarium yang terbesar terbuat dari kaca Acrylic dengan ukuran 8,2 meter X<br />

22,5 meter dengan ketebalan 60 cm yang dapat menampung 7.500 meter 3 air.<br />

Ukuran akuarium yang terbesar yaitu panjang 10 m lebar 35 meter dan<br />

kedalaman 27 m.<br />

Bahan akuarium yang digunakan yaitu Acrylic dan ditopang dengan rangka<br />

baja lengkung.<br />

Churaumi Akuarium ini terletak di pinggir pantai Okinawa.<br />

Fasilitas yang ada di Churaumi yaitu akuarium yang berjumlah 77 tangki<br />

terdiri dari akuarium terumbu karang, akuarium kuroshio (akuarium yang terbesar),<br />

akuarium laut dalam, kolam lumba-lumba, kolam penyu, kolam sentuh, dll. Selain itu,<br />

terdapat juga Okichan Theater, pantai buatan (pantai Emerald), museum budaya<br />

kelautan, restaurant, dll.<br />

Air yang digunakan untuk akuarium dipompa dari 350 sumber lepas pantai,<br />

24 jam sekali.


2. SeaWorld Ancol, Indonesia<br />

Sea World Indonesia merupakan bangunan rekreasi<br />

taman laut buatan. Penampilan yang mengesankan mempunyai<br />

peranan penting untuk mengundang orang atau setidaknya<br />

fasadenya mencerminkan suatu bangunan yang mencerminkan<br />

suasana rekreatif. Bentukan bangunan yang menggambarkan<br />

analog sebuah kapal. Mengambil bentuk setengah lingkaran<br />

dengan runcing ke atas dan detail-detail dari unsur kelautan.<br />

Menara pada bangunan ini mencerminkan mercusuar.<br />

Penampilan bangunan jauh dari kesan monoton.<br />

Aquarium buatan dengan luasan total 7000 m 2 memiliki<br />

program ruang yang terdiri dari sarana pameran seluas 3000<br />

m 2 , restoran, took souvenir, lobby seluas 1500 m 2 dan areal<br />

servis seluas 2500 m 2 . Sea World ini dilengkapi atraksi utama<br />

berupa lorong untuk menjelajahi dasar laut dengan lebar 2 m<br />

dilengkapi dengan ban berjalan (travellator) selebar 1 m dengan<br />

panjang 80 m. Amphiteater dan speciality restaurant di sisi<br />

aquarium saling berhadapan dengan jendela yang ukurannya<br />

besar terbuat dari acrylic.<br />

Akuarium utama memelihara ribuan satwa laut<br />

Indonesia. Sebanyak 3500 spesies ikan laut Indonesia<br />

dipelihara disini (jumlah ini merupakan 37% dari jumlah jenis<br />

spesies ikan laut di dunia). Ukuran akuarium ini mencapai 36 x<br />

24 m, dan dalamnya bervariasi dari 4.5 hingga 6 m dan<br />

menyimpan 5 juta liter air asin. Karena besarnya akuarium<br />

utama ini tercatat sebagai akuarium air asin terbesar di Asia<br />

tenggara.<br />

Area Air Tawar dilengkapi dengan koleksi koleksi satwa<br />

air tawar dari seluruh dunia, termasuk diantaranya piranha dan<br />

Arapaima gigas dari sungai Amazon dan belut listrik. Lorong<br />

Antasena adalah lorong bawah air sepanjang 80m yang<br />

dioperasikan dengan pinjakan berjalan otomatis dengan kubah<br />

Gambar 2.21 Tampak Seaworld<br />

Gambar 2.22 Terowongan<br />

Antasena


tembus pandang. Memungkinkan pengunjung untuk menikmati<br />

pemandangan "bawah laut" tanpa harus khawatir tersandung saat<br />

menengadah keatas untuk melihat ikan. Aquarium Dugong dan<br />

Akuarium ekosistem laut yang berisi koral dan sponge yang<br />

memperlihatkan keindahan biota dalam laut.<br />

Pendidikan<br />

Seaworld Indonesia juga menawarkan programbelajar, "Belajar<br />

di Seaworld", program ini dirancang khusus untuk mendukung<br />

mata pelajaran biologi dan untuk memenuhi rasa ingin tahu<br />

pelajar akan dunia laut. Programnya pertama diluncurkan pada<br />

bulan Agustus 1994 dan masih berjalan hingga kini untuk<br />

membantu pendidikan sekolah sekolah di seluruh Indonesia.<br />

Gambar 2.23 Fasilitas Fish<br />

Dip<br />

Gambar 2.24 Ruang Serba guna<br />

Program ini terdiri dari:<br />

•Pengamatan ekosistem airpada ex situ dan pengelolaan lebih dari 500 biota,yang<br />

terbagi menjadi 350 spesies.<br />

•Kertas kerja, dibagikan gratis untuk murid murid dari tingkat SD hingga SMA.<br />

•Guru, untuk membantu murid yang menemukan kesulitan.<br />

•Presentasi untuk topik topik tertentu bisa dilakukan bila membuat janji terlebih<br />

dahulu.<br />

•Panduan mengenai biota Seaworld dengan bantuan pemandu pendidikan (Education<br />

Guide).<br />

Fasilitas sea world Indonesia :<br />

Ruang Serbaguna<br />

SeaWorld Indonesia memiliki ruang serbaguna (Function Hall) yang difungsikan<br />

sebagai tempat untuk berbagai jenis acara seperti ulang tahun, wisuda, pernikahan,<br />

gathering, dan sebagainya. Sebuah acara dengan nuansa kelautan yang pastinya<br />

berbeda & menarik dibandingkan tempat lain. Funtion Hall juga berfungsi sebagai<br />

area Museum SeaWorld Indonesia dan terdapat fasilitas Fish Dip di dalamnya.


Perpustakaan<br />

Perpustakaan Jangan lupa untuk menambah pengetahuan<br />

anda dengan membaca buku di perpustakaan. Setelah<br />

melihat kehidupan aslinya, kini saatnya untuk mencari<br />

informasinya melalui literatur.<br />

Freshwater area<br />

Saat anda melangkahkan kaki ke dalam wahana SeaWorld<br />

Indonesia, anda akan disambut oleh berbagai jenis ikan<br />

tawar dari seluruh penjuru dunia. Ikan arapaima raksasa,<br />

piranha, belut listrik, dan ikan lele ekor merah mewakili<br />

kehidupan Sungai Amazon yang menakjubkan. Ikan air<br />

tawar cantik lainnya adalah ikan siklida dari Afrika, ikan<br />

sirip layar dari Sungai Yang-Tze – China dan ikan dewa dari<br />

Kuningan-Jawa Barat. Ikan dewa merupakan ikan keramat<br />

yang tidak boleh ditangkap dan dimakan. Bila ada yang<br />

melanggar, maka orang tersebut akan mendapatkan<br />

malapetaka.<br />

Duyung<br />

Perjalanan anda memasuki dunia bawah laut akan disambut<br />

oleh kelembutan duyung (mammalia laut) yang sangat langka<br />

dan lucu dalam akuariumnya yang luas dan besar.<br />

Marine Area<br />

Keindahan warna dan keragaman jenis penghuni terumbu<br />

karang tidak dapat ditandingi oleh ekosistem manapun.<br />

Berbagai jenis ikan karang penuh warna merupakan<br />

pemandangan yang sangat mempesona dan sulit untuk<br />

diungkapkan dengan kata-kata. Menampilkan ikan badut<br />

yang selalu tampak gugup berenang maju-mundur di antara<br />

lengan anemone laut yang beracun, juga ikan kakaktua yang<br />

memiliki gigi mirip paruh burung kakaktua. Warna-warna<br />

cerah dari ikan bidadari, ikan kepe-kepe dan ratusan jenis<br />

Gambar 2.25 Ruang<br />

Perpustakaan<br />

Gambar 2.26 Freshwater Area<br />

Gambar 2.27 Akuarium<br />

Duyung<br />

Gambar 2. 28 Fasilitas<br />

Museum


ikan-ikan lainnya turut menambah indahnya kehidupan<br />

ekosistem terumbu karang.<br />

Terowongan Antasena<br />

Bayangkan diri anda berada di dasar lautan dan dikelilingi<br />

ribuan ikan tanpa sedikitpun basah. Sensasi itulah yang akan<br />

dirasakan saat melintasi terowongan Antasena sepanjang 80<br />

m dengan dilengkapi teknologi ban berjalan, sehingga<br />

pengunjung tidak perlu melangkah untuk menikmati<br />

indahnya kehidupan bawah laut.<br />

Akuarium Hiu<br />

Acara pemberian makan hiu selalu menarik untuk disaksikan.<br />

Darah dari pakan segar sangat menarik ikan hiu. Saat<br />

pemberian makan, ikan-ikan hiu akan berubah menjadi sangat<br />

aktif. Hiu akan segera menjejak bau makanan dan secepat<br />

kilat menyambarnya. Makanan yang ada dalam mulut akan<br />

langsung ditelan untuk menghindari gigitan dari hiu lainnya<br />

yang dapat berakibat fatal.<br />

Kolam Sentuh<br />

Dengan menggunakan tongkat, pengunjung dapat mencoba member makan hiu dan<br />

penyu. Pengalaman yang tidak akan pernah ditemukan di tempat lain.<br />

Museum<br />

Sesuai dengan tema yang dihadirkan, Function Hall kini digunakan sebagai tempat<br />

specimen baik sebagai spesimen kering maupun spesimen basah dalam larutan 70 %<br />

alcohol koleksi SeaWorld Indonesia untuk tujuan mengkomunikasikannya kepada<br />

pengunjung.<br />

Theater<br />

Ruang theater merupakan salah satu dari sekian banyak fasilitas yang dapat digunakan<br />

oleh pengunjung SeaWorld Indonesia. Letak ruang theater berada di sisi kanan dari<br />

akuarium ikan hiu. Ruang theater memutarkan film-film documenter tentang<br />

kehidupan laut .<br />

Anjungan<br />

Gambar 2. 29 Fasilitas<br />

Theater<br />

Gambar 2. 30 Fasilitas Anjungan<br />

Salah satu fasilitas dari akuarium utama SeaWorld Indonesia yang dapat dipergunakan


adalah anjungan yang terletak di lantai 2 untuk melihat keindahan akuarium utama<br />

dari bagian atas dan juga membantu pengunjung agar dapat melihat biota-biota yang<br />

ada di akuarium utama dalam ukuran yang sesungguhnya. Untuk menuju ke anjungan,<br />

pengunjung dapat mempergunakan tangga naik yang terletak di balik air terjun kolam<br />

sahabat laut.<br />

Komputer Layar Sentuh<br />

Berisi kuis kelautan yang menarik.<br />

Restoran<br />

Setelah selesai berkeliling wahana SeaWorld Indonesia dan<br />

berkenalan dengan biotanya, saatnya pengunjung yang ingin<br />

makan dan minum menuju area restoran.<br />

Cinderamata<br />

Sebelum pengunjung meninggalkan SeaWorld, pengunjung<br />

dapat membeli cinderamata khas SeaWorld di toko<br />

Cinderamata yang disediakan. Cinderamata yang dapat<br />

diperoleh yaitu gantungan kunci, T-shirt dengan gambargambar<br />

panorama laut yang indah, boneka-boneka khas<br />

SeaWorld, dll.<br />

P3K<br />

SeaWorld menyediakan ruang P3K. Staf kesehatan kami<br />

selalu siap menolong jika terjadi cidera atau sakit. Ruang<br />

P3K dapat digunakan juga sebagai tempat ibu menyusui<br />

balitanya.<br />

Fasilitas Peribadatan<br />

Fasilitas peribadatan yang disediakan di SeaWorld Ancol<br />

berupa Musholla yang berada dekat dengan halaman<br />

SeaWorld dengan suasana yang nyaman dan sejuk karena<br />

dikelilingi oleh tanaman dan pohon yang rindang.<br />

Area Parkir<br />

Untuk kenyamanan para pengunjung, area parkir di bagian<br />

luar gedung SeaWorld selalu berada dalam pengawasan<br />

Security SeaWorld.<br />

Gambar 2. 31 Fasilitas<br />

Komputer Layar Sentuh<br />

Gambar 2. 32 Fasilitas<br />

Restoran<br />

Gambar 2.33 Cinderamata<br />

Gambar 2. 34 Fasilitas<br />

P3K


Program Pendidikan<br />

Program in House<br />

SeaWorld Indonesia menawarkan program Belajar di SeaWorld<br />

Indonesia yang dirancang khusus untuk mendukung kurikulum<br />

pelajaran Sains dan Biologi serta memenuhi rasa ingin tahu<br />

pelajar tentang dunia kelautan. Program ini pertama kali di<br />

adakan pada tahun 1994, dan hingga saat ini terus memberikan<br />

pelayanan bagi sekolah-sekolah di seluruh pelosok negeri.<br />

1. Pengamatan langsung secara ex-situ terhadap ekosistem<br />

perairan dan pengelolaan biota akuarium SeaWorld<br />

Indonesia.<br />

2. Lembar Kerja Siswa yang diberikan secara gratis untuk<br />

semua tingkatan pelajar, dari taman kanak-kanak hingga<br />

sekolah lanjutan.<br />

3. Mendampingi para pengajar dalam membantu murid<br />

yang mengalami kesulitan.<br />

4. Topik presentasi dapat diajukan sesuai kebutuhan.<br />

Program Outreach<br />

SeaWorld Indonesia juga berkunjung ke sekolah-sekolah untuk<br />

memperluas wawasan tentang dunia kelautan.<br />

Dengan alasan :<br />

1. Mendorong pelajar untuk peduli terhadap kehidupan<br />

laut dan konservasi kelautan.<br />

2. Meningkatkan pemahaman belajar terhadap sains dan<br />

hubungan antara manusia dan makhluk hidup.<br />

Gambar 2. 35 Program<br />

Outreach<br />

Gambar 2. 36 Program<br />

Konservasi Penyu<br />

Gambar 2. 37 Sistem<br />

Pencahayaan Akuarium<br />

Gambar 2. 38 Akuarium<br />

Piranha<br />

3. Memperkenalkan SeaWorld Indonesia di kelas sebagai langkah awal dan<br />

efektif untuk menarik kunjungan.<br />

4. Melibatkan pelajar dalam berbagai kegiatan dan permainan interaktif,<br />

presentasi dan berbagai aktifitas edukatif lainnya.


Program Konservasi<br />

Penyu adalah satu dari berbagi jenis hewan yang ditemukan di terumbu karang.<br />

Eksploitasi penyu terutama daging, kerapas, dan telurnya telah menyebabkan<br />

penurunan populasinya di Indonesia. Perusakan pantai tempat penyu bertelur turut<br />

mempercepat hilangnya penyu di muka bumi. Seaworld Indonesia membantu usaha<br />

penyelamatan penyu dengan memperkenalkan penyu kepada pengunjung dan<br />

menjelaskannya status keberadaannya di Indonesia. Penyu-penyu yang dipelihara<br />

SeaWorld Indonesia dalam rangka pendidikan tersebut secara kontinyu dilepaskan<br />

kembali ke alam.<br />

Kesimpulan :<br />

Bentuk bangunan merupakan analogi dari bentuk kapal. Mengambil bentuk<br />

setengah lingkaran dengan runcing ke atas serta terdapat detail-detail kelautan.<br />

Program ruang yang terdapat di SeaWorld Indonesia meliputi ruang pameran<br />

seluas 3000 m 2 , restoran, took souvenir, lobby seluas 1500 m 2 dan areal servis seluas<br />

2500 m 2 . Selain itu dilengkapi dengan atraksi utama berupa lorong penjelajah dasar<br />

laut dengan lebar 2 m dengan ban berjalan selebar 1 m dengan panjang 80 m.<br />

Fasilitas yang disediakan di SeaWorld Indonesia meliputi ruang serbaguna,<br />

perpustakaan, Freshwater Area, akuarium duyung, akuarium Marine Area, akuarium<br />

hiu, kolam sentuh, museum, theater, anjungan, computer layar sentuh, P3K, Fasilitas<br />

peribadatan, Area Parkir, dll.<br />

Akuarium utama berukuran 36 X 24 m dengan kedalaman bervariasi dari 4,5<br />

sampai dengan 6 m dan dapat menampung air asin sebanyak 5 juta liter.<br />

Menggunakan bahan dari Acrylic.<br />

Jenis biota yang dipamerkan sangat bervariasi, tidak hanya akuarium air laut<br />

saja tetapi akuarium air tawar juga dapat dijumpai di SeaWorld Indonesia serta berasal<br />

dari berbagai belahan Dunia, seperti Ikan arapaima raksasa, piranha, belut listrik, dan<br />

ikan lele ekor merah mewakili kehidupan Sungai Amazon yang menakjubkan. Ikan air<br />

tawar cantik lainnya adalah ikan siklida dari Afrika, ikan sirip layar dari Sungai Yang-<br />

Tze – China dan ikan dewa dari Kuningan-Jawa Barat.<br />

SeaWorld Indonesia juga memberikan pelayanan pendidikan dan konservasi.


3. Batumi Akuarium<br />

Proyek : Batumi Akuarium<br />

Lokasi : Str Rustaveli, Batumi, Republik<br />

Georgia<br />

Luas akuarium : 2.000 m 2<br />

Selesai Pembangunan : 2013<br />

Sesuai dengan namanya Batumi Akuarium<br />

terinspirasi dari bentukkan kerikil yang<br />

berkarakteristik yang ditemukan di pantai Batumi<br />

dan akan memberikan pemandangan pantai dan<br />

laut hitam.<br />

Batumi adalah kota provinsi Adjara/Ajaria<br />

barat daya, terletak bersebelahan dengan Laut<br />

Hitam. Batumi merupakan pusat wisata dan<br />

komersial pelabuhan, yang terdapat banyak kafe,<br />

pantai, hotel, dan area budaya dan rekreasi<br />

lainnya.<br />

Luas Batumi Akuarium yaitu 2000 m 2 yang<br />

akan menggabungkan program pendidikan,<br />

komersial, dan rekreasi. Programatik elemen ini<br />

dibagi menjadi hubungan yang berbeda,<br />

diorganisir di sekitar zona publik pusat.<br />

Tata letak akuarium yaitu empat area pameran<br />

swadaya dimana masing-masing dari empat<br />

bangunan batu ini merupakan biotipe laut yang<br />

unik seperti Laut Mediterania, Laut Hitam/ Laut<br />

Merah, Laut Aegea, dan Samudra Hindia.<br />

Keempat pameran terpisah dihubungkan dengan<br />

pusat multiguna termasuk auditorium, kafe, dan<br />

fungsi retail dengan pemandangan Laut Hitam dan<br />

Batumi Beach.<br />

Gambar 2. 39 Bentukkan Batumi<br />

Akuarium<br />

Gambar 2. 40 Konsep Batumi<br />

Akuarium<br />

Gambar 2. 41 Sketsa Ide Batumi<br />

Akuarium


Tujuan pendidikan Batumi Akuarium adalah<br />

dalam suatu pengaturan ruang seperti<br />

mendengarkan (auditorium), mengalami<br />

(menyaksikan, belajar, menyerap), dan<br />

bereksperimen (lokakarya). Disejajarkan dalam<br />

konfigurasi yang memungkinkan untuk<br />

lingkungan, merangsang interaktif.<br />

Fasilitas pendukung difokuskan pada ruang<br />

tengah seperti fasilitas bermain, restoran, retail,<br />

dan kegiatan bersantai sebelum melanjutkan<br />

petualangan melalui pameran akuarium. Pameran<br />

yang disuguhkan tidak hanya berupa pameran<br />

akuarium laut saja, tetapi jug akuarium budaya<br />

yang menawarkan perjalanan pendidikan,<br />

menghibur dan secara visual merangsang melalui<br />

laut yang berbeda. Pemandangan dari laut yang<br />

kepulauan yang berbeda memberikan kesempatan<br />

yang menarik untuk penelitian lapangan yang<br />

inovatif dan belajar, ruang publik dan tempattempat<br />

pertemuan di sepanjang pantai.<br />

Gambar 2. 42 Potongan Batumi<br />

Akuarium<br />

Gambar 2. 43 Site Plan Batumi<br />

Akuarium<br />

Gambar 2.44 Interior Batumi<br />

Akuarium


Kesimpulan :<br />

Bentuk bangunan Batumi Akuarium merupakan analogi dari tumpukkan batu<br />

kerikil.<br />

Total luas akuarium Batumi yaitu 2000 m 2 .<br />

Fasilitas yang disediakan di Batumi Akuarium yaitu fasilitas bermain, restoran,<br />

retail, serta akuarium yang menampilkan empat laut berbeda seperti laut mediterania,<br />

laut hitam, laut aegea, dan samudra hindia.<br />

Keterangan Churaumi Okinawa Seaworld Ancol Batumi<br />

Akuarium<br />

Konsep Bentuk bangunan Konsep<br />

Seaworld Ancol bentukkan<br />

merupakan analogi dari bangunan<br />

bentuk<br />

kapal. berasal dari<br />

Mengambil bentuk batu kerikil<br />

setengah lingkaran yang banyak<br />

dengan runcing ke atas terdapat di<br />

serta terdapat detaildetail<br />

pantai<br />

kelautan.<br />

Batumi.<br />

Akuarium<br />

Batumi<br />

menampilkan<br />

empat<br />

keadaan laut<br />

yang berbeda<br />

yaitu Laut<br />

Mediterania,<br />

Laut Hitam,<br />

Laut Aegea,<br />

dan Samudra<br />

Hindia.


Ukuran/<br />

Akuarium yang terbesar<br />

Akuarium<br />

utama<br />

Total<br />

luas<br />

Konstruksi<br />

terbuat dari kaca Acrylic<br />

berukuran 36 X 24 m<br />

akuarium<br />

dengan ukuran 8,2 meter<br />

dengan<br />

kedalaman<br />

Batumi yaitu<br />

X 22,5 meter dengan<br />

bervariasi dari 4,5<br />

2000 m 2 .<br />

ketebalan 60 cm yang<br />

sampai dengan 6 m dan<br />

Sistem<br />

dapat menampung 7.500<br />

dapat menampung air<br />

struktur yang<br />

meter 3 air. Ukuran<br />

asin sebanyak 5<br />

juta<br />

digunakan<br />

akuarium yang terbesar<br />

liter.<br />

Menggunakan<br />

yaitu<br />

grid<br />

yaitu panjang 10 m lebar<br />

bahan dari Acrylic.<br />

shell.<br />

35 meter dan kedalaman<br />

27 m. Bahan akuarium<br />

yang digunakan yaitu<br />

Acrylic dan ditopang<br />

dengan rangka baja<br />

lengkung.<br />

Fasilitas Fasilitas yang ada di<br />

Churaumi yaitu akuarium<br />

yang berjumlah 77 tangki<br />

terdiri dari akuarium<br />

terumbu karang, akuarium<br />

kuroshio (akuarium yang<br />

terbesar), akuarium laut<br />

dalam, kolam lumbalumba,<br />

kolam penyu,<br />

kolam sentuh, dll. Selain<br />

itu, terdapat juga Okichan<br />

Theater, pantai buatan<br />

(pantai Emerald), museum<br />

budaya kelautan,<br />

restaurant, dll.<br />

Fasilitas yang disediakan<br />

di SeaWorld Indonesia<br />

meliputi ruang<br />

serbaguna, perpustakaan,<br />

Freshwater Area,<br />

akuarium duyung,<br />

akuarium Marine Area,<br />

akuarium hiu, kolam<br />

sentuh, museum, theater,<br />

anjungan, computer layar<br />

sentuh, P3K, Fasilitas<br />

peribadatan, Area Parkir,<br />

dll.<br />

Fasilitas yang<br />

disediakan di<br />

Batumi<br />

Akuarium<br />

yaitu fasilitas<br />

bermain,<br />

restoran,<br />

retail, serta<br />

akuarium<br />

yang<br />

menampilkan<br />

empat laut<br />

berbeda<br />

seperti laut<br />

mediterania,


laut hitam,<br />

laut aegea,<br />

dan samudra<br />

hindia.<br />

Tabel 2.19 Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis<br />

Sumber : Olah data<br />

Kajian Proyek Sejenis di Departemen Arsitektur <strong>USU</strong><br />

JUDUL PROYEK<br />

1. Poncan Oceanarium & Ocean<br />

Park<br />

(Harry Wibowo-050406073)<br />

2. Water World Adventure<br />

(Julia Fransiska Marpaung-<br />

040406012)<br />

3. Aquarium Biota Laut di<br />

Belawan<br />

(Mhd. Rahmat Agus-<br />

010406035)<br />

4. Taman Kehidupan Laut<br />

(Wahyudi Kelana-970406050)<br />

5. Oceanorium Di Pantai Padang<br />

(Firdaus-960406019)<br />

URAIAN<br />

- Tema Zoomorfik<br />

- Fasilitas yang tersedia : akuarium<br />

raksasa, theater, amphiteather,<br />

perpustakaan, tempat penelitian.<br />

- Studi banding proyek sejenis :<br />

Seaworld Ancol, Ocean Park Manila<br />

Bay, Tokyo Sea Life Park.<br />

- Tema Arsitektur Perilaku<br />

- Fasilitas yang tersedia : akuarium,<br />

pusat penelitian, kolam budidaya,<br />

amphiteather.<br />

- Studi banding proyek sejenis :<br />

Seaworld Ancol, The new England<br />

Aquarium Central Wharf.<br />

- TemaArsitektur Simbolisme<br />

- Fasilitas yang tersedia : akuarium (R.<br />

pameran), amphiteater(Pertunjukkan<br />

biota laut), tempat penelitian.<br />

- Studi banding proyek sejenis :<br />

Monterey Bay Aquarium, Tokyo Sea<br />

Life Park, Museum Biota Laut Ancol.<br />

- Tema Oceanic Architecture<br />

- Fasilitas yang tersedia : akuarium<br />

biota laut, pusat penangkaran dan<br />

budidaya, pameran biota burungburung<br />

laut.<br />

- Studi banding proyek sejenis :<br />

Seaworld Ancol, Monterey Bay<br />

Aquarium, Tokyo Sea Life Park,<br />

Sidney Aquarium.<br />

- Tema Arsitektur Tepi Air<br />

- Fasilitas yang tersedia : pameran<br />

berupa Akuarium biota laut, atraksi<br />

kebudayaan, perpustakaan, ruang<br />

theater, pusat penelitian.


6. Akuarium Air Tawar Medan<br />

(Alex P.T Simamora)<br />

7. Akuarium Biota Air Tawar<br />

(Menta Fyenna F. Saragi)<br />

8. Oceanarium dan Konservasi<br />

Mangrove<br />

(Shintia Rusanti-070406011)<br />

- Studi banding proyek sejenis :<br />

Seaworld Ancol, National Aquarium<br />

Baltimore, Taman Akuarium Air<br />

Tawar Taman Mini Indonesia,<br />

Monterey Bay Akuarium.<br />

- Tema Arsitektur High Tech<br />

- Tema Struktur Bentang Lebar<br />

Tabel 2.20 Kajian Proyek Sejenis di Departeman Arsitektur <strong>USU</strong><br />

Sumber : Olah Data<br />

- Tema Arsitektur Metafora<br />

- Fasilitas yang tersedia : R. pameran<br />

akuarium, Akuarium raksasa beserta<br />

terowongan antasena berarus, pusat<br />

penelitian dan budi daya, konservasi<br />

hutan bakau.<br />

- Studi Banding Proyek Sejenis :<br />

Churaumi Okinawa Jepang, Batumi<br />

Akuarium, Seaworld Ancol.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!