27.05.2013 Views

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada ...

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada ...

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Hubungan</strong> <strong>Antara</strong> <strong>Kecerdasan</strong> <strong>Emosional</strong> <strong>dan</strong> <strong>Prokrastinasi</strong><br />

<strong>pada</strong> Mahasiswa yang Menyusun Skripsi<br />

di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma<br />

Sarah Devina<br />

Fakultas Psikologi<br />

Universitas Gunadarma<br />

ABSTRAK<br />

<strong>Kecerdasan</strong> emosional sangat berpengaruh <strong>pada</strong> mahasiswa yang se<strong>dan</strong>g<br />

menyusun skripsi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik,<br />

akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk<br />

berkonsentrasi <strong>pada</strong> tugas atau pekerjaannya. Tetapi seseorang yang mampu<br />

mengelola perasaan dengan baik, maka akan mampu memotivasi, merencanakan,<br />

<strong>dan</strong> meraih tujuannya untuk menyelesaikan skripsi dengan baik..<br />

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan<br />

emosional dengan prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang menyusun skripsi. Penelitian<br />

ini menggunakan pendekatan kuantitatif <strong>dan</strong> teknik pengumpulan data menggunakan<br />

teknik skala. Untuk mengukur kecerdasan emosional adalah dengan menggunakan<br />

skala kecerdasan emosional yang didasarkan dari komponen-komponen kecerdasan<br />

emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2008), se<strong>dan</strong>gkan untuk mengukur<br />

prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang menyusun skripsi adalah dengan menggunakan<br />

skala prokrastinasi yang didasarkan dari ciri-ciri prokrastinasi yang dikemukakan<br />

oleh Ferrari <strong>dan</strong> McCown (2008). Subjek <strong>pada</strong> penelitian adalah mahasiswa yang<br />

se<strong>dan</strong>g menyusun skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006<br />

sebanyak 118 subjek.<br />

Hasil pengujian validitas item dalam penelitian ini untuk skala kecerdasan<br />

emosional bergerak dari 0.314 – 0.673 dengan reliabilitas sebesar 0.918. Se<strong>dan</strong>gkan<br />

korelasi skor total item <strong>pada</strong> skala sikap prokrastinasi bergerak antara 0.324 – 0.705<br />

dengan reliabilitas sebesar 0.941. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan<br />

dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (1-tailed) diketahui<br />

nlai koefisien korelai sebesar r = - 0.503 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 (p <<br />

0.01). Artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan<br />

emosional dengan prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang se<strong>dan</strong>g menyusun skripsi,<br />

dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat<br />

prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang menyusun skripsi.<br />

Kata Kunci : <strong>Kecerdasan</strong> <strong>Emosional</strong>, <strong>Prokrastinasi</strong>, Mahasiswa, Skripsi


PENDAHULUAN<br />

Mahasiswa yang telah<br />

menyelesaikan seluruh mata kuliahnya<br />

sesuai dengan program akademis<br />

dalam arti bahwa mahasiswa tersebut<br />

telah menempuh seluruh mata kuliah<br />

<strong>dan</strong> dinyatakan lulus seluruhnya,<br />

diwajibkan membuktikan<br />

kematangannya dengan membuat<br />

skripsi yang disusun berdasarkan<br />

kegiatan penelitian (Ganda, 2004).<br />

Dalam menyusun skripsi, <strong>pada</strong><br />

umumnya mahasiswa mengalami<br />

berbagai kendala atau hambatan.<br />

Kendala yang seringkali dialami oleh<br />

para mahasiswa diantaranya; kesulitan<br />

mencari bahan reverensi, <strong>dan</strong>a yang<br />

terbatas, <strong>dan</strong> takut bertemu dosen<br />

pembimbing. Kendala-kendala<br />

tersebut <strong>pada</strong> akhirnya dapat<br />

menyebabkan stres, rendah diri, <strong>dan</strong><br />

frustasi, sehingga mahasiswa memilih<br />

untuk menunda-nunda tugasnya dalam<br />

menyelesaikan skripsi (Mutadin,<br />

2002).<br />

Dalam dunia akademik<br />

perilaku menunda-nunda tugas adalah<br />

hal yang umum terjadi, perilaku ini<br />

disebut dengan istilah prokrastinasi<br />

(Steel, dalam Kartadinata & Tjundjing,<br />

2008). Suatu penundaan dikatakan<br />

prokrastinasi, apabila penundaan itu<br />

dilakukan <strong>pada</strong> tugas yang penting.<br />

Dilakukan berulang-ulang secara<br />

sengaja <strong>dan</strong> menimbulkan perasaan<br />

tidak nyaman (Solomon & Rothblum,<br />

dalam Tondok, Ristyadi, <strong>dan</strong> kartika,<br />

2008). Salah satu konsekuensi dari<br />

prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa adalah<br />

tertun<strong>dan</strong>ya memperoleh gelar sarjana<br />

karena terlambat menyelesaikan<br />

skripsi (Muszynski & Akamatsu,<br />

dalam Surijah & Tjundjing, 2007).<br />

Adapun data kelulusan yang diperoleh<br />

penulis dari sekretariat Jurusan<br />

Psikologi Universitas Gunadarma<br />

(2010), diketahui bahwa mahasiswa<br />

Fakultas Psikologi Universitas<br />

Gunadarma angkatan 2006 yang lulus<br />

tepat waktu adalah 15% dari jumlah<br />

keseluruhan mahasiwa yaitu 168<br />

mahasiswa.<br />

Menurut Tondok, Ristyadi, <strong>dan</strong><br />

kartika (2008), salah satu faktor<br />

mahasiswa memiliki kecenderungan<br />

prokrastinasi adalah karena kondisi<br />

psikologis seperti rendahnya kontrol


diri yang merupakan cakupan dari<br />

kecerdasan emosional menurut<br />

Aristoteles (dalam Goleman, 2000).<br />

Menurut Achir (dalam<br />

Armiyanti, 2008), kecerdasan<br />

emosional adalah kemampuan individu<br />

untuk menguasai situasi yang penuh<br />

tantangan <strong>dan</strong> biasanya dapat<br />

menimbulkan kecemasan. Sehingga<br />

apabila individu memiliki kecerdasan<br />

<strong>pada</strong> dimensi kehidupan<br />

emosionalnya, maka akan mampu<br />

mengendalikan perilakunya hingga<br />

tidak terpengaruh oleh kegagalan.<br />

Sehingga apabila seorang mahasiswa<br />

yang se<strong>dan</strong>g menyusun skripsi<br />

memiliki kecerdasan emosional yang<br />

baik, maka mahasiswa tersebut juga<br />

dapat mengontrol perilaku<br />

prokrastinasi dalam menyusun skripsi<br />

<strong>dan</strong> terhindar dari kegagalan.<br />

Berdasarkan uraian<br />

sebelumnya, maka permasalahan yang<br />

diajukan dalam penelitian ini adalah<br />

apakah terdapat hubungan antara<br />

kecerdasan emosional dengan<br />

prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang<br />

menyusun skripsi di Fakultas Psikologi<br />

Universitas Gunadarma <strong>pada</strong><br />

Angkatan 2006?<br />

TINJAUAN PUSTAKA<br />

<strong>Prokrastinasi</strong><br />

<strong>Prokrastinasi</strong> berasal dari<br />

bahasa latin procrastinare yang berarti<br />

menunda hingga esok hari, istilah ini<br />

tersusun dari kata “pro” yang artinya<br />

bergerak maju <strong>dan</strong> “crastinus” yang<br />

berarti “esok hari” (Desimone, dalam<br />

Surijah & Tjundjing, 2007). Secara<br />

umum didefinisikan bahwa<br />

prokrastinasi adalah kecenderungan<br />

perilaku untuk memulai sesuatu<br />

dengan lambat <strong>dan</strong> membawa<br />

konsekuensi yang buruk <strong>pada</strong><br />

pelakunya (Dewitte & Schouwenburg,<br />

dalam Surijah & Tjundjing, 2007).<br />

Dapat disimpulkan bahwa<br />

prokrastinasi adalah perilaku menunda<br />

tugas atau pekerjaan yang diinginkan<br />

atau harus dilakukan dengan sengaja,<br />

meskipun mengetahui akibat buruk<br />

perilaku tersebut.<br />

Jenis-jenis <strong>Prokrastinasi</strong><br />

Peterson (dalam Jerry &<br />

Newcombe, 2005) menambahkan


ahwa prokrastinasi akademik sering<br />

menjadi istilah yang digunakan oleh<br />

para ahli untuk membagi jenis-jenis<br />

tugas di atas menjadi:<br />

a. <strong>Prokrastinasi</strong> akademik<br />

<strong>Prokrastinasi</strong> akademik adalah jenis<br />

penundaan yang dilakukan <strong>pada</strong> jenis<br />

tugas formula yang berhubungan<br />

dengan tugas akademik, misalnya<br />

tugas sekolah atau tugas kursus.<br />

b. <strong>Prokrastinasi</strong> non-akademik<br />

<strong>Prokrastinasi</strong> non-akademik adalah<br />

penundaan yang dilakukan <strong>pada</strong> jenis<br />

tugas non-formal atau tugas yang<br />

berhubungan dengan kehidupan<br />

sehari-hari, misalnya tugas rumah<br />

tangga, tugas sosial, tugas kantor.<br />

Faktor-faktor yang Mempengaruhi<br />

<strong>Prokrastinasi</strong><br />

Menurut Tondok, Ristyadi <strong>dan</strong><br />

Kartika (2008), faktor-faktor yang<br />

mempengaruhi prokrastinasi dapat<br />

dikategorikan menjadi dua macam,<br />

yaitu:<br />

a. Faktor Internal<br />

Faktor internal adalah faktor-faktor<br />

yang terdapat dalam diri individu yang<br />

mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-<br />

faktor tersebut meliputi kondisi fisik<br />

<strong>dan</strong> kondisi psikologis dari individu.<br />

b. Faktor Eksternal<br />

Faktor eksternal adalah faktor-faktor<br />

yang terdapat diluar diri individu yang<br />

mempengaruhi prorakstinasi. Faktor-<br />

faktor tersebut berupa faktor SES<br />

(Status Ekonomi Sosial), keluarga atau<br />

pola asuh orang tua, peer group, <strong>dan</strong><br />

lain-lan.<br />

Ciri-ciri <strong>Prokrastinasi</strong><br />

Menurut Ferrari <strong>dan</strong> McCown<br />

(dalam Tondok, Ristyadi & Kartika,<br />

2008), prokrastinas dapat<br />

termanifestasikan dalam indikator<br />

tertentu yang dapat diukur dari ciri-ciri<br />

berikut:<br />

a. Penundaan untuk memulai maupun<br />

menyelesaikan tugas yang dihadapi<br />

b. Keterlambatan dalam mengerjakan<br />

tugas<br />

c. Kesenjangan waktu antara rencana<br />

<strong>dan</strong> kinerja actual<br />

d. Melakukan aktifitas lain yang lebih<br />

menyenangkan


Dampak <strong>Prokrastinasi</strong><br />

Menurut Letham (2007), dampak<br />

perilaku prokrastinasi dapat dibagi<br />

menjadi dua yaitu:<br />

a. Dampak Positif<br />

b. Dampak Negatif<br />

Cara Mengatasi <strong>Prokrastinasi</strong><br />

Banyak ahli berusaha<br />

memberikan penyelesaian bagi<br />

masalah prokrastinasi. Beberapa ahli<br />

atau penulis buku menyarankan<br />

penggunaan manajemen waktu<br />

(misalnya, Cox & Read, 1989; Frings,<br />

1999; Van Eerde, 2003), sebab<br />

prokrastinasi dianggap sebagai<br />

pemboros waktu terbesar, <strong>dan</strong><br />

prokrastinasi merupakan siklus jahat<br />

yang dapat meningkatkan tekanan<br />

waktu.<br />

<strong>Kecerdasan</strong> <strong>Emosional</strong><br />

Ahli yang pertama kali<br />

mengungkapkan konsep kecerdasan<br />

emosional adalah Goleman. Menurut<br />

Goleman (dalam Melianawati,<br />

Prihanto, & Tjahjoanggoro, 2001)<br />

kecerdasan emosional adalah<br />

kecakapan emosional yang meliputi<br />

kemampuan untuk mengendalikan diri<br />

sendiri <strong>dan</strong> memiliki daya tahan ketika<br />

menghadapi rintangan, mampu<br />

mengendalikan impuls <strong>dan</strong> tidak cepat<br />

merasa puas, mampu mengatur<br />

suasana hati <strong>dan</strong> mampu mengelola<br />

kecemasan agar tidak mengganggu<br />

kemampuan berpikir, mampu<br />

berempati serta berharap.<br />

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi<br />

<strong>Kecerdasan</strong> Emosi<br />

Menurut Goleman (2005) faktor-<br />

faktor yang mempengaruhi kecerdasan<br />

emosional meliputi :<br />

a. Faktor yang bersifat bawaan genetik<br />

b. Faktor yang berasal dari lingkungan<br />

Komponen-komponen <strong>Kecerdasan</strong><br />

Emosi<br />

Menurut Goleman (dalam<br />

Armiyanti, 2008) kecerdasan<br />

emosional terdiri dari lima komponen<br />

utama yaitu :<br />

a. Mengenali Emosi Diri<br />

b. Mengelola Emosi<br />

c. Memotivasi Diri<br />

d. Mengenali Emosi Orang Lain<br />

e. Membina <strong>Hubungan</strong> Dengan Orang


lain<br />

Ciri-ciri Individu Yang Memiliki<br />

<strong>Kecerdasan</strong> Emosi Tinggi<br />

Goleman (2007) mengemukakan<br />

ciri-ciri individu yang memiliki<br />

kecerdasan emosi tinggi, yaitu :<br />

a. Memiliki kemampuan untuk<br />

memotivasi diri sendiri <strong>dan</strong> dapat<br />

bertahan dalam menghadapi frustrasi.<br />

b. Dapat mengendalikan dorongan-<br />

dorongan hati sehingga tidak melebih-<br />

lebihkan suatu kesenangan.<br />

c. Mampu mengatur suasana hati <strong>dan</strong><br />

dapat menjaganya agar beban stress<br />

tidak melumpuhkan kemampuan<br />

berpikir seseorang.<br />

d. Mampu untuk berempati terhadap<br />

orang lain <strong>dan</strong> tidak lupa berdoa.<br />

Mahasiswa<br />

Menurut Kail <strong>dan</strong> Cavanaugh<br />

(2000), seseorang dikatakan<br />

mahasiswa jika sudah melewati<br />

bangku sekolah <strong>dan</strong> biasanya berada<br />

<strong>pada</strong> usia 18 sampai dengan usia 25<br />

tahun. Adapun menurut Sudarman<br />

(2004) mahasiswa adalah peserta didik<br />

yang terdaftar <strong>dan</strong> belajar <strong>pada</strong> suatu<br />

perguruan tinggi.<br />

Dinamika <strong>Hubungan</strong> <strong>Antara</strong><br />

<strong>Kecerdasan</strong> <strong>Emosional</strong> dengan<br />

<strong>Prokrastinasi</strong> <strong>pada</strong> Mahasiswa yang<br />

Se<strong>dan</strong>g Menyusun Skripsi<br />

Dalam Studi perguruan tinggi<br />

strata satu, skripsi merupakan tugas<br />

akhir bagi mahasiswa sebagai salah<br />

satu syarat kelulusan. Sehubungan<br />

dengan hal tersebut, <strong>pada</strong> umumnya<br />

setiap mahasiswa yang akan<br />

menempuh ujian sarjana strata satu<br />

<strong>dan</strong> diwajibkan untuk menyusun suatu<br />

tulisan ilmiah yang disebut skripsi.<br />

Namun, penundaan dalam<br />

mengerjakan tugas <strong>pada</strong> kalangan<br />

mahasiswa adalah suatu hal yang<br />

umum terjadi.<br />

Penundaan tugas dalam<br />

menyelesaikan skripsi oleh pelaku<br />

prokrastinasi (prokrastinator)<br />

membawa konsekuensi yang kurang<br />

menyenangkan bagi prokrastinator.<br />

Salah satu konsekuensi yang kurang<br />

menyenangkan tersebut adalah tekanan<br />

psikologis yang dapat berasal dari diri


sendiri maupun dari lingkungan, yaitu<br />

berupa tuntutan untuk segera<br />

menyelesaikan skripsi. Se<strong>dan</strong>gkan<br />

kecerdasan emosional adalah<br />

serangkaian kemampuan, kompetensi,<br />

<strong>dan</strong> kecakapan non kognitif, yang<br />

mempengaruhi kemampuan seseorang<br />

untuk mengatasi tuntutan dari diri<br />

sendiri <strong>dan</strong> orang lain. Dalam hal ini,<br />

jika seorang mahasiswa yang memiliki<br />

kecerdasan emosional yang baik, maka<br />

mahasiswa tersebut akan memiliki<br />

kemampuan untuk mengatasi tuntutan<br />

tanpa melakukan prokrastinasi, yaitu<br />

menyelesaikan skripsi tepat waktu.<br />

Selain itu, kecerdasan<br />

emosional juga dapat diartikan sebagai<br />

keterampilan yang berhubungan<br />

dengan keakuratan penilaian tentang<br />

emosi diri sendiri <strong>dan</strong> orang lain, serta<br />

kemampuan mengelola perasaan untuk<br />

memotivasi, merencanakan, <strong>dan</strong><br />

meraih tujuan kehidupan. Apabila<br />

seorang mahasiswa yang se<strong>dan</strong>g<br />

menyusun skripsi memiliki kecerdasan<br />

emosional yang baik, maka mahasiswa<br />

tersebut akan mampu memotivasi,<br />

merencanakan, <strong>dan</strong> meraih tujuannya<br />

yaitu menyelesaikan skripsi dengan<br />

baik tanpa melakukan penundaan atau<br />

prokrastinasi.<br />

Seseorang yang tidak dapat<br />

mengendalikan emosinya dengan baik,<br />

maka akan mengalami pertarungan<br />

batin yang merampas kemampuan<br />

untuk berkonsentrasi <strong>pada</strong> tugas atau<br />

pekerjaannya. Dalam hal ini, jika<br />

seorang mahasiswa yang memiliki<br />

kecerdasan emosional yang kurang<br />

baik, maka mahasiswa tersebut akan<br />

sulit berkonsentrasi untuk<br />

menyelesaikan tugasnya dengan baik,<br />

dalam hal ini menyelesaikan skripsi<br />

tanpa melakukan prokrastinasi.<br />

Berdasarkan uraian<br />

sebelumnya, maka dapat ditarik<br />

kesimpulan bahwa terdapat hubungan<br />

negatif antara kecerdasan emosional<br />

dengan prokrastinasi, yaitu semakin<br />

tinggi kecerdasan emosional maka<br />

semakin rendah tingkat prokrastinasi.<br />

Hipotesis<br />

Berdasarkan uraian<br />

sebelumnya, maka hipotesis yang<br />

diajukan dalam penelitian ini adalah<br />

ada hubungan negatif antara<br />

kecerdasan emosional dengan


prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang<br />

se<strong>dan</strong>g menyusun skripsi di Fakultas<br />

Psikologi Universitas Gunadarma<br />

angkatan 2006.<br />

METODOLOGI PENELITIAN<br />

Adapun sampel <strong>pada</strong> penelitian<br />

ini terdiri atas 118 mahasiswa yang<br />

menyusun skripsi di Fakultas Psikologi<br />

Universitas Gunadarma angkatan<br />

2006.<br />

Teknik pengumpulan data<br />

Untuk mengumpulkan data yang<br />

diperlukan dalam penelitian ini<br />

digunakan kuesioner berbentuk skala<br />

Likert yaitu skala dari variabel<br />

kecerdasan emosional <strong>dan</strong> skala dari<br />

variabel prokrastinasi yang bersumber<br />

dari data mahasiswa angkatan 2006<br />

yang tidak lulus tepat waktu yang<br />

didapatkan dari sekretariat Jurusan<br />

Psikologi Universitas Gunadarma.<br />

Teknik analisis yang dipakai dalam<br />

penelitian ini adalah teknik korelasi<br />

product moment dari Pearson dengan<br />

menggunakan bantuan program<br />

komputer SPSS versi 17.<br />

PELAKSANAAN DAN HASIL<br />

PENELITIAN<br />

Persiapan Penelitian<br />

Sebelum melakukan penelitian,<br />

beberapa persiapan dilakukan, yaitu<br />

penyiapan bahan penelitian,<br />

penyusunan alat ukur yang berupa<br />

skala kecerdasan emosional <strong>dan</strong> skala<br />

prokrastinasi, kemudian kedua skala<br />

tersebut diujicobakan <strong>pada</strong> mahasiswa<br />

Fakultas Psikologi Universitas<br />

Gunadarma.<br />

Uji coba dilakukan terhadap<br />

mahasiswa Fakultas Psikologi<br />

Universitas Gunadarma. Pengambilan<br />

data uji coba (try out) berlangsung<br />

<strong>pada</strong> hari sabtu tanggal 20 November<br />

2010 <strong>dan</strong> hari Selasa tanggal 23<br />

November 2010 yang berlokasi di<br />

Universitas Gunadarma kampus E<br />

Depok. Adapun jumlah angket yang<br />

disebar sebanyak 30 eksemplar.<br />

Pelaksanaan Penelitian<br />

Pengambilan data penelitian<br />

berlangsung <strong>pada</strong> tanggal 6 Desember<br />

2010 - 13 Desember 2010. Subjek<br />

dalam penelitian ini adalah mahasiswa


Fakultas Psikologi Universitas<br />

Gunadarma yang se<strong>dan</strong>g menyusun<br />

skripsi angkatan 2006. Untuk<br />

pengambilan data, peneliti<br />

menyebarkan 118 eksemplar angket.<br />

Hasil Uji Validitas <strong>dan</strong> Reliabilitas<br />

Skala <strong>Kecerdasan</strong> <strong>Emosional</strong><br />

a. Uji Valditias<br />

Dalam penelitian ini, dari 50<br />

item yang diujicobakan, terdapat 41<br />

item yang valid. Korelasi skor total<br />

<strong>pada</strong> item-item valid bergerak<br />

antara 0,314 sampai dengan 0,673.<br />

b. Uji Reliabilitas<br />

Hasilnya diketahui bahwa<br />

koefisien reliabilitas sebesar 0, 918<br />

sehingga skala dinyatakan reliabel.<br />

Hasil Uji Validitas <strong>dan</strong> Reliabilitas<br />

Skala <strong>Prokrastinasi</strong><br />

a. Uji Valditias<br />

Dalam penelitian ini, dari 42<br />

item yang diujicobakan, terdapat 38<br />

item yang valid. Korelasi skor total<br />

<strong>pada</strong> item-item valid bergerak<br />

antara 0,324 sampai dengan 0,705<br />

b. Uji Reliabilitas<br />

Hasilnya diketahui bahwa<br />

koefisien reliabilitas sebesar 0, 941<br />

sehingga skala dinyatakan reliabel.<br />

Uji Hipotesis<br />

Dari hasil analisis data yang<br />

dilakukan dengan menggunakan teknik<br />

korelasi product moment Pearson (1-<br />

tailed) diketahui nlai koefisien korelasi<br />

sebesar r = - 0.503 dengan taraf<br />

signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01).<br />

Hal tersebut menunjukkan terdapat<br />

hubungan negatif yang signifikan<br />

antara kecerdasan emosional dengan<br />

prokrastinasi, dimana semakin tinggi<br />

tingkat kecerdasan emosional maka<br />

semakin rendah tingkat prokrastinasi<br />

<strong>pada</strong> mahasiswa yang menyususn<br />

skripsi <strong>dan</strong> begitu juga sebaliknya,<br />

semakin rendah kecerdasan emosional<br />

maka semakin tinggi prokratinasi.<br />

Dengan demikian hipotesis penelitian<br />

ini diterima.<br />

PEMBAHASAN<br />

Penelitian ini bertujuan untuk<br />

untuk menguji hubungan antara


kecerdasan emosional dengan<br />

prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang<br />

menyusun skripsi. Berdasarkan hasil<br />

analisis korelasi yang diketahui nilai<br />

signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01)<br />

yang artinya terdapat hubungan negatif<br />

yang signifikan antara kecerdasan<br />

emosional dengan prokrastinasi <strong>pada</strong><br />

mahasiswa yang se<strong>dan</strong>g menyusun<br />

skripsi, dimana semakin tinggi tingkat<br />

kecerdasan emosional maka semakin<br />

rendah tingkat prokrastinasi <strong>pada</strong><br />

mahasiswa yang menyususn skripsi.<br />

Sebaliknya semakin rendah kecerdasan<br />

emosional maka semakin tinggi tingkat<br />

prokrastinasi. Dengan demikian<br />

diketahui bahwa hipotesis penelitian<br />

ini diterima.<br />

Pada perhitungan perbandingan<br />

Mean empirik <strong>dan</strong> Mean hipotetik<br />

diketahui bahwa secara umum subjek<br />

penelitian memiliki kecerdasan<br />

emosional yang tinggi. Hal ini<br />

mungkin dikarenakan faktor genetik<br />

yaitu bawaan atau bisa juga karena<br />

faktor lingkungan, baik itu lingkungan<br />

tempat tinggal ataupun lingkungan<br />

kampus universitas Gunadarma<br />

(Goleman, 2005). Se<strong>dan</strong>gkan<br />

prokrastinasi <strong>pada</strong> mahasiswa yang<br />

menyusun skripsi Fakultas Psikologi<br />

Universitas Gunadarma angkatan 2006<br />

memiliki sikap prokrastinasi yang<br />

se<strong>dan</strong>g. Hal ini mungkin dikarenakan<br />

faktor internal prokrasrtinasi yaitu<br />

kondisi fisik <strong>dan</strong> psikologis subjek,<br />

atau eksternal seperti pola asuh orang<br />

tua di rumah <strong>dan</strong> hubungan<br />

pertemanan di lingkungan kampus<br />

Universitas Gunadrama (Tondok,<br />

Ristyadi, & Kartika, 2008).<br />

Kesimpulan<br />

Penelitian ini bertujuan untuk<br />

menguji hubungan antara kecerdasan<br />

emosional dengan prokrastinasi <strong>pada</strong><br />

mahasiswa yang menyusun skripsi.<br />

Berdasarkan hasil analisis data, dapat<br />

ditarik kesimpulan bahwa ada<br />

hubungan yang negatif <strong>dan</strong> signifikan<br />

antara kecerdasan emosional dengan<br />

prokrastinasi, dimana semakin tinggi<br />

tingkat kecerdasan emosional maka<br />

semakin rendah tingkat prokrastinasi<br />

<strong>pada</strong> mahasiswa yang menyususn<br />

skripsi. Sebaliknya semakin rendah<br />

kecerdasan emosional maka semakin<br />

tinggi tingkat prokrastinasi. Dengan


demikian hipotesis <strong>pada</strong> penelitian ini<br />

diterima. Dilihat dari perbandingan<br />

antara mean empirik <strong>dan</strong> mean<br />

hipotetik diketahui bahwa responden<br />

penelitian memiliki kecerdasan<br />

emosional yang tinggi <strong>dan</strong><br />

prokrastinasi yang se<strong>dan</strong>g atau rata-<br />

rata.<br />

Saran<br />

Berdasarkan hasil penelitian<br />

yang dilakukan, peneliti memiliki<br />

beberapa saran yang dapat diberikan,<br />

diantaranya:<br />

1. Bagi Mahasiswa yang menyusun<br />

skripsi<br />

Peneliti menyarankan ke<strong>pada</strong><br />

mahasiswa yang se<strong>dan</strong>g menyusun<br />

skripsi untuk mengolah emosi<br />

dengan baik, agar dapat<br />

mengerjakan skripsi dengan baik<br />

<strong>dan</strong> mampu mengatasi hambatan-<br />

hambatan dalam penyelesaian<br />

skripsi.<br />

2. Dosen <strong>dan</strong> Dosen Pembimbing<br />

Penulis menyarankan agar para<br />

dosen memberikan motivasi, <strong>dan</strong><br />

membimbing mahasiswa yang<br />

se<strong>dan</strong>g menyusun skripsi agar dapat<br />

menyelesaikan skripsi dengan baik<br />

<strong>dan</strong> tepat waktu<br />

3. Orang Tua<br />

Penulis menyarankan agar<br />

lebih mendorong atau memotivasi<br />

putra-putrinya yang se<strong>dan</strong>g<br />

menyusun skripsi, agar mampu<br />

menyelesaikan skripsi dengan baik<br />

<strong>dan</strong> mampu menghadapi tantangan<br />

atau hambatan-hambatan dalam<br />

penyelsaian skripsi<br />

4. Peneliti Lain<br />

Untuk peneliti selanjutnya<br />

diharapkan dapat menganalisa<br />

lebih jauh bagaimana kecerdasan<br />

emosional <strong>dan</strong> prokrastinasi<br />

dikaitkan dengan variabel lainnya,<br />

seperti hubungan kecerdasan<br />

intelegensi dengan prokrastiansi.<br />

Daftar Pustaka<br />

Armiyanti, E.O. (2008). Pengaruh<br />

kecerdasan emosional terhadap<br />

kecenderungan perilaku delinkuen<br />

<strong>pada</strong> remaja. Psikovidya, 12(1), 1-<br />

10.<br />

Azwar, S. (2005). Tes prestasi :<br />

Fungsi <strong>dan</strong> pengembangan


pengukuran prestasi belajar.<br />

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.<br />

Goleman, D. (2005). Working with<br />

emotional intelligence:<br />

<strong>Kecerdasan</strong> emosi untuk mencapai<br />

puncak prestasi. Jakarta: Gramedia<br />

Pustaka Utama.<br />

Goleman, D. (2007). <strong>Kecerdasan</strong><br />

emosional : Mengapa EI lebih<br />

penting dari<strong>pada</strong> IQ. Terjemahan:<br />

Hermaya, T. Jakarta: Gramedia<br />

Pustaka Utama.<br />

Jerry, N., & Newcombe, K .(2005).<br />

Saya akan melakukannya....<br />

besok!. Jakarta: Metanoia.<br />

Kail, R., & Cavanaugh, C. (2000).<br />

Human Development: a lifespan<br />

view (2 nd ed). USA: Woodswoth<br />

Publishing, CO.<br />

Kartadinata, I., & Tjunding, S. (2008).<br />

I love tomorrow: <strong>Prokrastinasi</strong><br />

akademik <strong>dan</strong> manajemen waktu.<br />

Anima, Indonesian Psychological<br />

Journal, 23(2), 109-119.<br />

Letham, S.J. (2007).<br />

http://www.TheProcrastinationpro<br />

blem.successconciousness:<br />

guestarticleprocrastination.<br />

Tanggal akses 28 Oktober 2010.<br />

Melianawati, F.X., Prihanto, S., &<br />

Tjahjoanggoro, A.J. (2001).<br />

<strong>Hubungan</strong> antara kecerdasan<br />

emosional dengan kinerja<br />

karyawan. Anima, 17 (1). 57-62.<br />

Mutadin, Z. (2002). Kesulitan menulis<br />

skripsi. http://www.e-<br />

psikologi.com/epsi/pendidikan_det<br />

ail.asp?id=226. Tanggal akses 29<br />

Maret 2011.<br />

Sudarman, P. (2004). Belajar efektif di<br />

perguruan tinggi. Bandung:<br />

Simbiosa Rekatama Media.<br />

Surijah & Tjundjing. (2007).<br />

Mahasiswa versus tugas:<br />

<strong>Prokrastinasi</strong> akademik <strong>dan</strong><br />

concientiousness. Anima,<br />

Indonesian Psychological Journal,<br />

22(4), 352-374.<br />

Tondok, Ristyadi, Kartika. 2008.<br />

<strong>Prokrastinasi</strong> akademik <strong>dan</strong> niat<br />

membeli skripsi. Anima,<br />

Indonesian Psychological Journal,<br />

24(1), 76-87.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!