Otus edisi Hujan
tabloid anak Otus edisi Hujan hasil kerja keras Mutia, Novriana, Tara, Ayu, Anan, dan Reyan (Mahasiswa-Mahasiswi FIKOM Unpad 2012)
tabloid anak Otus edisi Hujan hasil kerja keras Mutia, Novriana, Tara, Ayu, Anan, dan Reyan (Mahasiswa-Mahasiswi FIKOM Unpad 2012)
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
TEKNOTUS<br />
Matahari selalu menyinari setiap manusia melakukan<br />
aktivitas di siang hari, berapa lama ya matahari<br />
bersinar setiap hari ? ternyata ada alat pengukur<br />
lama penyinaran matahari loh teman-teman.<br />
Namanya Campbell Stock. Bentuknya seperti bola<br />
pijar, untuk bisa mengetahui lamanya penyinaran<br />
matahari di suatu daerah. Di Indonesia, waktu<br />
lamanya penyinaran sekitar 8 jam, mulai dari jam<br />
8:00 - jam 16:00. Dipasang saat pukul 07:00 wib.<br />
Cara kerja Campbell Stokes:<br />
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat<br />
dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar<br />
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar<br />
matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus<br />
dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada<br />
jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan<br />
agar alat tersebut dapat dipergunakan<br />
untuk memfokuskan sinar matahari secara terus<br />
menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari.<br />
Pias ditempatkan pada kerangka cekung<br />
yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang<br />
difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari<br />
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini,<br />
maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak<br />
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputusputus,<br />
maka jejak di piaspun akan terputus-putus.<br />
Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian<br />
terbakar yang terputus-putus akan<br />
diperoleh lamanya penyinaran mata-<br />
hari.<br />
BISA JADI<br />
gerimis yang bikin pusing<br />
Mama <strong>Otus</strong> suka marah kalau <strong>Otus</strong><br />
tidak menggunakan payung atau jas<br />
hujan jika gerimis. “Justru gerimis<br />
yang membuat pusing” gitu kata<br />
mama <strong>Otus</strong>. Mama kamu juga bilang<br />
seperti itu? Memangnya benar?<br />
Kenapa ya hanya gerimis yang buat<br />
pusing? Pertanyaan-pertanyaan itu<br />
<strong>Otus</strong> sampaikan pada Dokter Agnia,<br />
menurutnya tidak ada pengaruhnya<br />
hujan kecil atau besar, jika kondisi<br />
tubuh sedang tidak fi t, maka tubuh<br />
akan merespons dengan cepat. Jadi<br />
kalau kamu sedang sehat juga tidak<br />
boleh bermain hujan-hujanan karena<br />
pada tubuh<br />
anak-anak ada<br />
yang disebut fase<br />
konstriksi. Pada<br />
fase inilah tubuh<br />
rentan terhadap<br />
penyakit.<br />
9 Tabloid otus | Juni 2013 | I<br />
Ada emas di ujung pelangi!!!<br />
Senang betul rasanya mereka yang<br />
tinggal di dekat ujung<br />
pelangi. Katanya ada<br />
banyak emas yang terdapat<br />
di ujung pelangi.<br />
Tapi menurut Pak Iid<br />
dari BMKG, Pelangi<br />
adalah proses yang terjadi<br />
karena hujan yang terlalu deras<br />
lalu menjadi rintik-rintik, pelangi<br />
terjadi karena sinar matahari yang<br />
melewati titik-titik air / butir – butir<br />
air di atmosfer (langit). Sinar matahari<br />
melewati itu dan terjadi pembiasan<br />
ataupun dibelokkan. Matahari<br />
akan menuju titik tengah jejeran<br />
titik air itu, sinar putih yang di pancarkan<br />
matahari, akan terbagi lagi<br />
menjadi beberapa spektrum sehingga<br />
akan terlihat beberapa spectrum<br />
warna dari cahaya putih tersebut.<br />
Warna keemasan didapatkan karena<br />
ujung pelangi yang bias oleh cahaya<br />
matahari. Jadi bukan karena ada<br />
banyak emas yang berkilauan.<br />
<strong>Hujan</strong> tapi panas, ada yang<br />
meninggal??<br />
Kamu pernah mendengar<br />
“wah<br />
panas-panas begini kok<br />
hujan? Berarti ada yang<br />
meninggal” duh…duh…<br />
kok <strong>Otus</strong> jadi merinding ya dengernya,<br />
bener ga sih? Karena penasaran<br />
makanya kemarin <strong>Otus</strong> tanya sama<br />
Pak Iid di BMKG.<br />
Menurut beliau, <strong>Hujan</strong> yang langitnya<br />
tidak mendung melainkan panas,<br />
itu merupakan hujan lokal yang<br />
mungkin penguapannya relatif lebih<br />
kecil. Bisa juga mungkin pembentukan<br />
awannya tidak merata jadi<br />
hujannya berasal dari awan yang<br />
berada di sisi lain, mungkin kita melihatnya<br />
masih ada sinar matahari,<br />
tetapi itu disebabkan karena hujan<br />
angin (hujan foyan) (mataharinya ada<br />
tapi hujan).