19.06.2013 Views

Rahasia Ranjang Setan.pdf 274KB Mar 18 2009 06:49:53 AM

Rahasia Ranjang Setan.pdf 274KB Mar 18 2009 06:49:53 AM

Rahasia Ranjang Setan.pdf 274KB Mar 18 2009 06:49:53 AM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tak bisa tidur. Memikirkan suami. Apakah dia mendadak<br />

sakit atau mengalami celaka. Diserang harimau yang<br />

kabarnya banyak berkeliaran di kebun teh akhir-akhir ini…."<br />

Dalam hatinya Paiman berkata, "Akan kukatakan saja<br />

bahwa suaminya memang telah diserang harimau…!<br />

Mustahil harimau bisa menjerat leher manusia tanpa<br />

melukainya…"<br />

"Kau tak menjawab ucapanku Paiman..."<br />

Paiman terkejut. "Maaf Jeng Jumilah. Saya dan Rawi tak<br />

sempat memberi tahu. Malam tadi hujan Iebat sekali turun<br />

di bukit teh. Kedatangan saya pa… pa ... pagi ini…"<br />

Jeng Jumilah tiba-tiba memotong.<br />

"Kulihat kau gugup. Bicaramu gagap. Ada apa ini<br />

Paiman? Mana suamiku? Apakah dia masih di rumah di<br />

kebun teh itu .... Keterlaluan!"<br />

"Kedatangan saya pagi-pagi ke mari..,." Paiman menyeka<br />

keringat yang mnengucur di keningnya. Lalu dia mengulang<br />

ucapannya tadi. "Kedatangan saya pagi-pagi ke mari justru<br />

hendak memberi tahu,.. Memberi tahu kalau... kalau…"<br />

"Kalau apat?!" sentak Jumilah sangat tidak sabar sambil<br />

membantingkan cangkir teh ke atas tatakannya di meja.<br />

"Kalau Raden Bondo, suami Jeng Jumilah meninggal<br />

dunia pagi tadi!" Akhimya lepas juga penjelasan itu dari<br />

mulut Paiman. Dia merasa lega telah memberi tahu tapi<br />

rasa takut tetap berkepanjangan dalam dadanya.<br />

"Suamiku meninggal? Oh Gusti Allah!" Jumilah terpekik.<br />

Lantai di atas kursi di mans dia duduk tiba-tiba terasa<br />

seperti bergoyang. Ruangen makan itu seolah-olah berputar.<br />

Sebelum tubuhnya jatuh, seorang pelayan cepat menopang.<br />

Dan perempuan berusia lebih dari 42 tahun itu<br />

mulai menangis. Mule-mula perlahan, kemudian tangisnya<br />

berubah menjadi ratapan panjang, Sesaat Jumilah hentikan<br />

ratapnya, memandang dengan mats basah pada<br />

Paiman, lelaki yang sehari-hari menjadi penjaga rumah me-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!