02.07.2013 Views

Antropologi Kontekstual XI

Antropologi Kontekstual XI

Antropologi Kontekstual XI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

keagamaan, seperti tradisi bersunat. Sekarang sebagian sudah membuat<br />

pemukiman dengan pola mengikuti alur jalan raya dan ditandai oleh<br />

sebuah bangunan gereja sebagai pusat keagamaan warga.<br />

Masyarakat Sikka Barat cenderung menganut hubungan patrilineal,<br />

sedangkan orang Sikka Timur lebih fleksibel dengan kekerabatan<br />

ambilinealnya, di mana anak-anak mengikuti garis keturunan dari<br />

kelompok keluarga luas ke mana orang tua mereka menetap. Orang Sikka<br />

sangat mengutamakan keluarga luas. Orang Sikka Barat menyebutnya<br />

dengan nama ku’at atau ku’at wungung, dan orang Sikka Timur<br />

menamainya dengan suku.<br />

Agama Katolik sudah masuk ke dalam masyarakat Sikka sejak zaman<br />

raja-raja Sikka dulu, sehingga kehidupan seremonial sudah sejak lama pula<br />

diwarnai oleh ritus Katolik. Religi tradisional orang Sikka adalah<br />

kepercayaan kepada dewa-dewa. Dewa utama adalah pasangan Lero<br />

Wulang dan Niang Tana, yaitu simbol bulan-matahari dan bumi. Selain<br />

itu ada pula dewa-dewa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan<br />

kematian. Ritus religi lama yang mengharuskan setiap remaja lelaki<br />

disunat sudah tidak ada lagi sejak Ritus Katolik mereka terima sepenuhnya.<br />

10<br />

B. Pengaruh Budaya Asing<br />

Coba kalian amati budaya yang berkembang di lingkungan sekitar<br />

kalian sekarang ini. Apakah budaya tersebut benar-benar asli dari daerah<br />

tempat tinggal kalian atau sudah tercampur dengan pengaruh budaya<br />

asing? Dalam benak kalian tentunya timbul pertanyaan, mengapa budaya<br />

asing yang berasal dari luar dapat berkembang di lingkungan sekitar<br />

tempat tinggal kalian?<br />

Ada fakta yang selalu membuat penasaran para Antropolog, yaitu<br />

terdapat kemiripan atau persamaan dari beberapa ciri kebudayaan dari<br />

berbagai masyarakat di seluruh dunia. Para Antropolog menemukan bahwa<br />

ada persamaan unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia dengan<br />

kebudayaan masyarakat lainnya diberbagai belahan dunia. Fakta budaya<br />

ini melahirkan beberapa teori dalam <strong>Antropologi</strong>.<br />

Persoalan utama yang harus dijawab adalah bagaimanakah terjadinya<br />

persamaan unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia dengan<br />

masyarakat lainnya di berbagai tempat di dunia ini? Jawabannya dapat<br />

kita peroleh dengan mempelajari teori-teori difusi kebudayaan.<br />

<strong>Antropologi</strong> <strong>Kontekstual</strong> <strong>XI</strong> SMA/MA Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!