You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Pada awal abad ke-19, banyak penelitian dilakukan terhadap sifat gas. Salah<br />
seorang peneliti sifat gas yaitu ahli kimia berkebangsaan Prancis yang bernama<br />
Joseph Louis Gay Lussac (1778 – 1850). Pada tahun 1808, ia melakukan serangkaian<br />
percobaan untuk mengukur volume gas-gas yang bereaksi. Disimpulkannya<br />
bahwa pada temperatur dan tekanan sama, perbandingan volume gas-gas yang<br />
bereaksi dan volume gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat<br />
dan sederhana. Temuan Gay Lussac ini dikenal sebagai hukum perbandingan<br />
volume. Tetapi kemudian timbul pertanyaan. Mengapa pada tekanan dan<br />
temperatur yang sama perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi<br />
merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana?<br />
A. Penentuan Volume Gas Pereaksi dan Hasil Reaksi<br />
Pertanyaan yang timbul setelah Gay Lussac mengemukakan hukum<br />
perbandingan volume dapat dipecahkan oleh seorang ahli fisika Italia yang<br />
bernama Amadeo Avogadro pada tahun 1811.<br />
Menurut Avogadro:<br />
”Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang<br />
sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama pula”.<br />
<br />
Gambar 6.1<br />
Ilustrasi percobaan Avogadro, pembentukan dua molekul uap air dari reaksi antara dua<br />
molekul gas hidrogen dan satu molekul gas oksigen<br />
Oleh karena perbandingan volume gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air<br />
pada reaksi pembentukan uap air = 2 : 1 : 2 maka perbandingan jumlah molekul<br />
hidrogen, oksigen, dan uap air juga 2 : 1 : 2. Jumlah atom tiap unsur tidak<br />
berkurang atau bertambah dalam reaksi kimia. Oleh karena itu, molekul gas<br />
hidrogen dan molekul gas oksigen harus merupakan molekul dwiatom,<br />
sedangkan molekul uap air harus merupakan molekul triatom.<br />
Perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi<br />
gas-gas tersebut. Hal ini berarti bahwa, jika volume salah satu gas diketahui,<br />
volume gas yang lain dapat ditentukan dengan cara membandingkan koefisien<br />
reaksinya.<br />
Contoh:<br />
Pada reaksi pembentukan uap air.<br />
2H (g) + O (g) 2H O(g)<br />
2 2 2<br />
<br />
<strong>Kimia</strong> Kelas X<br />
91