21.07.2013 Views

Ceramah-Ceramah Konferensi Umum - The Church of Jesus Christ ...

Ceramah-Ceramah Konferensi Umum - The Church of Jesus Christ ...

Ceramah-Ceramah Konferensi Umum - The Church of Jesus Christ ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Begitu pula, kelalaian atau penyimpangan<br />

dari pola hidup yang dijelaskan<br />

kesaksian dapat menuntun pada<br />

hilangnya atau berkurangnya itu.<br />

Tulisan suci memperingatkan bahwa<br />

melanggar atau tidak menaati perintah<br />

Allah dapat berakibat pada hilangnya<br />

Roh dan bahkan pada orang menyangkal<br />

kesaksian yang pernah dimilikinya<br />

(lihat A&P 42:23).<br />

Perkenankan saya sekarang membagikan<br />

sepuluh dari pengamatan dan<br />

saran dari teman muda saya yang berharga<br />

dan setia. Gagasan yang mereka<br />

bagikan memiliki kesamaan dalam<br />

pemikiran dan pengalaman mereka;<br />

karenanya, itu kemungkinan tidak<br />

akan mengejutkan bagi siapa pun dari<br />

kita. Sayangnya, dan terutama, pada<br />

masa-masa pergumulan dan kesulitan<br />

kita sendiri kita dapat untuk sementara<br />

melupakan atau mengurangi<br />

kemampuan penerapannya terhadap<br />

diri kita secara pribadi.<br />

Pertama, semua memiliki nilai<br />

karena kita semua adalah anak Allah.<br />

Dia mengenal kita, mengasihi kita,<br />

dan menginginkan kita berhasil serta<br />

kembali kepada-Nya. Kita mesti belajar<br />

untuk percaya pada kasih-Nya dan<br />

pada jadwal waktu-Nya alih-alih pada<br />

hasrat kita sendiri yang kadang tidak<br />

sabar dan tidak sempurna.<br />

Kedua, sementara kita percaya<br />

sepenuhnya kepada “perubahan hati<br />

yang hebat” yang digambarkan dalam<br />

tulisan suci (lihat Mosia 5:2; Alma<br />

5:12–14, 26), kita mesti mengerti itu<br />

sering terjadi secara bertahap, alih-alih<br />

secara instan atau secara umum, dan<br />

sebagai tanggapan terhadap pertanyaan,<br />

pengalaman dan kekhawatiran<br />

tertentu seperti juga terhadap pembelajaran<br />

dan doa kita.<br />

Ketiga, kita perlu mengingat bahwa<br />

tujuan mendasar kehidupan adalah<br />

untuk diuji serta direntang dan<br />

karenanya kita mesti belajar untuk<br />

tumbuh dari tantangan-tantangan kita<br />

serta bersyukur atas pelajaran yang dipelajari<br />

yang tidak dapat kita peroleh<br />

dengan cara yang lebih mudah.<br />

Keempat, kita mesti belajar untuk<br />

memercayai apa yang kita yakini atau<br />

ketahui untuk mendukung kita pada<br />

saat-saat ketidakpastian atau dengan<br />

Khayelitsha, Afrika Selatan<br />

isu-isu dimana kita bergumul.<br />

Kelima, seperti yang Alma ajarkan,<br />

memperoleh kesaksian biasanya merupakan<br />

suatu gerak maju sepanjang<br />

rangkaian kesatuan yakni berharap,<br />

percaya, dan akhirnya mengetahui kebenaran<br />

dari suatu asas, ajaran spesifik<br />

atau Injil itu sendiri. (lihatAlma 32).<br />

Keenam, mengajari orang lain apa<br />

yang kita ketahui menguatkan kesaksian<br />

kita sendiri sewaktu kita membangun<br />

di atas yang dimiliki oleh orang<br />

lain. Ketika Anda memberi seseorang<br />

uang atau makanan, yang Anda miliki<br />

akan berkurang. Namun, ketika Anda<br />

membagikan kesaksian Anda, itu<br />

menguatkan dan meningkatkan baik<br />

bagi yang memberi maupun yang<br />

mendengar.<br />

Ketujuh, kita mesti melakukan<br />

hal-hal kecil tetapi perlu setiap hari<br />

dan secara teratur. Doa, pembelajaran<br />

tulisan suci dan Injil, kehadiran di<br />

pertemuan Gereja, ibadat bait suci,<br />

memenuhi tugas pengajaran berkunjung,<br />

pengajaran ke rumah atau<br />

tugas lainnya semuanya menguatkan<br />

iman kita serta mengundang Roh ke<br />

dalam hidup kita. Ketika kita melalaikan<br />

yang mana pun dari kesempatan<br />

istimewa ini, kita menempatkan kesaksian<br />

kita dalam bahaya.<br />

Kedelapan, kita hendaknya tidak<br />

memiliki standar yang lebih tinggi bagi<br />

orang lain daripada yang kita miliki<br />

bagi diri sendiri. Terlalu sering kita<br />

membiarkan kesalahan atau kegagalan<br />

orang lain, terutama pemimpin<br />

atau anggota Gereja, memengaruhi<br />

perasaan kita mengenai diri kita atau<br />

kesaksian kita. Kesulitan orang lain bukanlah<br />

suatu dalih untuk kekurangan<br />

kita sendiri.<br />

Kesembilan, adalah baik untuk<br />

ingat bahwa terlalu keras terhadap diri<br />

sendiri ketika Anda membuat kesalahan<br />

dapat sama negatifnya dengan<br />

terlalu santai ketika pertobatan yang<br />

sesungguhnya dibutuhkan.<br />

Kesepuluh, kita mesti selalu jelas<br />

bahwa Pendamaian Kristus sepenuhnya<br />

dan secara terus-menerus bekerja bagi<br />

kita masing-masing ketika kita memperkenankannya<br />

demikian. Kemudian,<br />

segala yang lain akan berada sesuai<br />

di tempatnya bahkan ketika kita terus<br />

bergumul dengan perincian, kebiasaan<br />

tertentu, atau bagian yang tampaknya<br />

hilang dalam mosaik iman kita.<br />

Saya bersyukur untuk wawasan,<br />

Mei 2011<br />

41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!