Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat
Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat
Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
terpuruk, terbelakang, tidak<br />
mampu menyelesaikan problem<br />
sosial yang dulu pernah berjaya.<br />
Filantropi Islam harus tampil<br />
menjadi tulang punggung<br />
kekuatan umat. Masjid dan<br />
lembaga-lembaga Islam harus<br />
menjadi basis gerakan filantropi<br />
Islam sehingga maju seperti dulu.<br />
Berdasarkan hasil riset<br />
yang dilakukan antara tahun<br />
2004-2005 oleh CSRC UIN<br />
Jakarta, potensi dana filantropi<br />
yang disumbangkan oleh<br />
masyarakat Muslim Indonesia<br />
mencapai angka Rp 19,3 triliun<br />
pertahun, bahkan sumber lain<br />
memperkirakan Rp 32-90 triliun.<br />
Dalam tiga dasawarsa terakhir<br />
dapat disaksikan semakin<br />
menjamurnya lembaga-lembaga<br />
amil zakat, infak, sedekah,<br />
wakaf, dengan pengelolaan<br />
moderen. Dulu, filantropi Islam<br />
tidak mempunyai undangundang,<br />
kini pemerintah telah<br />
membuat undang-undang<br />
No. 38 tahun 1999 dengan<br />
seperangkat aturannya, bahkan<br />
akan dilakukan revisi ulang.<br />
Dengan begitu, filantropi Islam<br />
memiliki pijakan hukum yang<br />
pasti. Selain itu, kita paham<br />
benar, bahwa Islam memiliki<br />
seperangkat nilai dan doktrin<br />
tegas yang mendukung usahausaha<br />
filantropi Islam.<br />
Namun, kenyataan<br />
sosial umat membuat kita<br />
tercengang, sedih, dan prihatin.<br />
Kemelaratan masih terus<br />
berlanjut, kemiskinan entah<br />
sampai kapan, kebodohan dan<br />
pembodohan terus berlangsung,<br />
kesehatan dan lingkungan<br />
hidup terus merosot, layanan<br />
publik yang buruk, birokrasi<br />
yang korup, serta rendahnya<br />
penghargaan kepada hak asasi<br />
manusia, orang-orang lemah<br />
dan tertindas. Lembaga-lembaga<br />
filantropi baru mengelola kurang<br />
dari 10 % dari potensi dana<br />
umat, itupun ditambah dengan<br />
upaya pemerintah melalui revisi<br />
undang-undang untuk menguasai<br />
dana filontropi Islam.<br />
Kekuatan dan<br />
Peran Masjid<br />
Masjid adalah lembaga<br />
utama dan pertama dalam<br />
pola kehidupan masyarakat<br />
muslim. Masjid adalah pusat<br />
bagi terwujudnya cita-cita<br />
membentuk masyarakat muslim<br />
yang beraqidah kokoh, berakhlak<br />
Qur’ani, dan berpikiran dinamis.<br />
Dalam tradisi Islam, kebangkitan<br />
masyarakat dimulai dari masjid.<br />
Masjid menjadi titik<br />
pusat bagi pengaturan tata<br />
ruang lingkungan kehidupan<br />
umat Islam. Dari titik<br />
pusat itu kemudian diikuti<br />
dengan unit-unit spasial lain,<br />
seperti sarana pendidikan,<br />
kesehatan, perbankan, pasar,<br />
perkantoran, perumahan dan<br />
lain sebagainya. Lingkungan<br />
kehidupan yang berpusat pada<br />
masjid itu, menurut al-Faruqi<br />
dalam The Cultural Atlas of Islam,<br />
bersumber pada paradigma<br />
tauhid (tauhidic paradigm) tentang<br />
kesatuan kehidupan yang<br />
berasal dari Yang Esa (<strong>Al</strong>lah).<br />
Sebagaimana yang tergambar<br />
dalam tauhidic paradigm, maka<br />
seluruh kehidupan bersumber<br />
dari Yang Esa dan merupakan<br />
satu kesatuan yang tidak dapat<br />
dipisahkan. Oleh karenanya<br />
dalam tauhidic paradigm, tidak<br />
ada pemisahan antara yang<br />
sakral dan yang profan, dimana<br />
dimensi ruhani dan materi<br />
terintegrasi menjadi satu, dan<br />
pola kehidupan duniawi setiap<br />
muslim adalah pancaran dari<br />
cahaya keimanannya.<br />
Peran masjid yang begitu<br />
kuat telah tampak pada masa<br />
kejayaan Islam. Ia tampil<br />
sebagai pusat kekuatan<br />
dalam membangun spiritual,<br />
pendidikan, sosial, politik, dan<br />
ekonomi. Melalui filantropi<br />
(kedermawanan) Islam, masjid<br />
menghasilkan orang-orang<br />
ahli dalam kepemimpinan<br />
politik, sosial, dan ekonomi,<br />
menghasilkan para ulama,<br />
mengentaskan kemiskinan dan<br />
kebodohan.(bersambung).<br />
<strong>Majalah</strong> <strong>CARE</strong>, <strong>Edisi</strong> <strong>Mei</strong> <strong>2010</strong> 13