26.07.2013 Views

Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat

Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat

Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jiwa Terbelakang<br />

“Dan sesungguhnya di antara kamu ada yang sungguhsungguh<br />

terbelakang (S.An-nisa Ayat 72).<br />

kepada orang-orang yang<br />

Peringatan teguh iman, yang bersedia<br />

mati kalau perintah Tuhan datang, bahwa mereka jangan<br />

tercengang jika ada yang takut menghadapi perang<br />

itu. Yaitu orang-orang yang masih sangat terbelakang<br />

imannya, atau lamban sekali kemajuan jiwanya, sehingga<br />

jika orang-orang yang lain telah maju sekian ratus meter,<br />

namun dia masih disana disana juga. Yang kata orang<br />

sekarang, ialah mereka yang masih berjiwa Reaksioner<br />

bukan iman yang Revolusioner. Kalau orang-orang yang<br />

berjiwa “Ketinggalan kereta api” ini diajak berperang,<br />

mereka terlebih dahulu akan mengingat bahaya yang akan<br />

menimpa, bukan mengingat kejadian yang akan dicapai.<br />

Maka kalau peperangan diteruskan, ternyata ada kerugian,<br />

sebab perang ialah membunuh atau terbunuh, mereka<br />

senang sekali kalau tidak ikut. Ini yang diterangkan pada<br />

sambungan ayat : “ Maka jika menimpa kepada kamu satu<br />

bahaya, dia berkata: “Sesungguhnya <strong>Al</strong>lah telah memberi<br />

nikmat kepadaku, karena aku tidak turut menyaksikan<br />

bersama mereka.”(S.An-Nisa ayat 72).<br />

Itulah bayangan dari kebanggaan orang yang penakut.<br />

Atau jiwa terbelakang. Karena mereka tidak ikut, mereka<br />

merasa bangga dengan tidak ikut itu, sebab perang yang<br />

sekali itu tidak membawa kemenangan, sebagaimana telah<br />

pernah terjadi dalam perang Uhud.<br />

Cermin Buya<br />

HAMKA<br />

“Akan tetapi jika kamu mendapat satu kurnia dari <strong>Al</strong>lah,<br />

sesungguhnya dia akan berkata seakan-akan tidak ada<br />

di antara kamu dan diantaran mereka hubungan cinta.<br />

<strong>Al</strong>angkah baiknya jika aku ada bersama mereka, tentu<br />

akupun akan beruntung dengan keunntungan yang besar.”<br />

(S.An-Nisa Ayat 73).<br />

Orang-orang yang seperti ini senantiasa ragu-ragu,<br />

sebab jiwa mereka: “Terbelakang”. Diwaktu ada rugi,<br />

mereka gembira karena tidak turut. Tetapi pastilah kalau<br />

kemenangan tercapai, mereka mengomel, mengapa<br />

mereka tidak dibawa serta. Padahal sejak semula, pintu<br />

buat mendaftarkan diri senantiasa terbuka. Omelan mereka<br />

pada waktu mereka melihat kemenangan telah tercapai<br />

itu, yang mengandung penyesalan seakan-akan mereka<br />

“ditinggalkan” membayangkan seakan-akan belum pernah<br />

ada hubungan cinta dengan mereka. Padahal mereka<br />

dicintai, merekapun kawan. Melainkan jiwa merekalah<br />

yang terbelakang dan banyak prasangka. Padahal kalau<br />

kawan setia, yang sudah sama-sama cinta, tentu sanggup<br />

menghadapi rugi bersama –sama dan beruntung bersamasama.<br />

Merekalah yang dalam hati mereka tidak ada cinta,<br />

sebab kalau kekalahan datang, mereka gembira oleh<br />

karena tidak diikutsertakan. Dan kalau menang, mereka<br />

berbisik-desus karena ditinggalkan.<br />

Disadur Dari Tafsir <strong>Al</strong>-<strong>Azhar</strong> Juz V,<br />

Penerbit PT.Pustaka Panjimas, Jakarta<br />

<strong>Majalah</strong> <strong>CARE</strong>, <strong>Edisi</strong> <strong>Mei</strong> <strong>2010</strong> 33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!