26.07.2013 Views

Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat

Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat

Majalah CARE, Edisi Mei 2010 - Al-Azhar Peduli Ummat

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dermawan. Artinya, kedermawanan pengusaha<br />

maupun perusahaannya, merupakan salah satu<br />

kunci sukses usahawan dan usahanya.<br />

Ini bisa dijelaskan dari daftar “100<br />

Perusahaan Terbaik” tahun 2004 yang dirilis<br />

Fortune. <strong>Majalah</strong> ini menemukan, produktivitas<br />

kerja karyawan terdongkrak hingga 172%<br />

bilamana mereka menganggap perusahaan<br />

tempat mereka bekerja mempunyai manfaat bagi<br />

lingkungannya. Memberi manfaat tak hanya<br />

memberi bantuan dana, tetapi bisa juga kegiatan<br />

bersama dengan komunitas sekitar.<br />

Ketika Fortune bertanya kepada mahasiswa<br />

sekolah bisnis, 79% dari 2.100 responden ingin<br />

bekerja di perusahaan yang memberikan manfaat<br />

bagi sekitarnya. Bahkan, separo di antaranya rela<br />

menerima gaji lebih rendah untuk bisa bekerja<br />

di perusahaan tersebut, daripada digaji tinggi<br />

oleh perusahaan “angkuh”. Sebanyak 43%<br />

responden memilih untuk tidak mengirimkan surat<br />

lamaran ke perusahaan yang tak berjiwa social<br />

(wartaekonomi.com, 12/8/2004).<br />

<strong>Majalah</strong> BusinessWeek Amerika pada 2004<br />

melakukan survei di 500 perusahaan terbesar<br />

di Amerika. Dari total 218 responden, sebanyak<br />

214 (98%) responden setuju bahwa perusahaan<br />

berderma adalah baik.<br />

Mengapa?<br />

Wang Yung-ching (1917-2008), pendiri Taiwan<br />

Formosa Plastics Group yang pernah menjadi<br />

orang terkaya di Taiwan, menjawab: “Wealth is merely<br />

something society permits us to temporaly manage and put to<br />

proper use.’’ Kekayaan adalah titipan masyarakat<br />

untuk kita kelola dan dayagunakan dengan baik<br />

dan benar. Karenanya, kedermawanan menjadi<br />

bagian tak terpisahkan dari perkembangan bisnis<br />

Wang.<br />

Menurut Richard Barret, managing<br />

partner Richard Barret & Associate LLC, ada<br />

tujuh pamrih CSR. Yang terendah hanyalah<br />

mempertahankan bisnis (sebagai investasi), dan<br />

tertinggi adalah kesadaran untuk mendukung<br />

kehidupan komunitas di sekitar perusahaan.<br />

Sampai tahap kesadaran ini, maka perusahaan<br />

tak hanya menyumbangkan dana, tapi juga<br />

memberikan waktu dan karyawannya untuk<br />

melakukan aktivitas sosial. Perusahaan demikian<br />

sadar bahwa kesuksesan perusahaan adalah<br />

kesuksesan masyarakat, sehingga mereka<br />

Laporan Utama<br />

berusaha memberikan kontribusi yang lebih<br />

besar dan kehidupan yang lebih baik kepada<br />

masyarakat.<br />

Dalam ajaran Islam, kedermawanan<br />

perusahaan diwadahi dan dilembagakan sebagai<br />

zakat (profesi) pengusaha maupun perusahaan.<br />

Menurut hasil Muktamar Internasional I<br />

tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab 1424 H),<br />

perusahaan tergolong syakhsan i’tibaran (badan<br />

hukum yang dianggap orang) atau syakhshiyyah<br />

hukmiyyah menurut Mustafa Ahmad Zarqa dalam<br />

bukunya al-Fiqh al-Islamy fi Tsaubihi al-Jadid (1948).<br />

Hasil transaksi bisnis perusahaan dinikmati<br />

bersama para pesahamnya, demikian pula<br />

kewajiban perusahaan mereka tanggung bersama.<br />

Termasuk kewajiban kepada <strong>Al</strong>lah SWT dalam<br />

bentuk zakat.<br />

Jadi, simpul Muktamar, kewajiban zakat<br />

juga berlaku atas perusahaan tanpa mengurangi<br />

kewajiban zakat atas tiap pengusaha secara<br />

pribadi.<br />

Tentu saja, kewajiban perusahaan itu<br />

sebelumnya harus sudah menjadi kesepahaman<br />

dan kesepakatan para pemegang saham. Lalu<br />

dituangkan dalam aturan perusahaan yang<br />

bersifat mengikat. Dengan demikian, semua ikhlas<br />

dan ridha saat perusahaan berzakat.<br />

Muktamar di Kuwait tadi menganalogikan<br />

zakat perusahaan kepada zakat perdagangan.<br />

Nishab-nya senilai 85 gram emas. Harta<br />

perusahaan yang wajib dizakati meliputi komoditi<br />

perdagangan, uang, dan piutang, setelah dikurangi<br />

kewajiban seperti utang.<br />

Jadi, pola perhitungan zakat perusahaan<br />

didasarkan pada laporan keuangan (neraca)<br />

dengan mengurangkan kewajiban atas aktiva<br />

lancar. Atau seluruh harta (di luar sarana dan<br />

prasarana) plus keuntungan usaha, dikurangi<br />

pembayaran utang dan kewajiban lainnya, lalu<br />

dikeluarkan 2,5% sebagai zakatnya. Demikian<br />

yang dikemukakan Abu Ubaid berdasarkan<br />

kekuatan dalil dan alasannya.<br />

Dalam UU No 38/1999 tentang Pengelolaan<br />

Zakat, Bab IV pasal 11 ayat (2) bagian (b)<br />

dikemukakan bahwa di antara objek zakat yang<br />

wajib dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan<br />

dan perusahaan.<br />

Walhasil, kalau di Negeri Muslim Terbesar<br />

di Dunia ini masih ada perusahaan yang belum<br />

berzakat, apa kata dunia?<br />

<strong>Majalah</strong> <strong>CARE</strong>, <strong>Edisi</strong> <strong>Mei</strong> <strong>2010</strong> 9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!