10.08.2013 Views

neraca hara n, p, k pada beberapa pola tumpangsari sayuran organik

neraca hara n, p, k pada beberapa pola tumpangsari sayuran organik

neraca hara n, p, k pada beberapa pola tumpangsari sayuran organik

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Neraca Hara N, P, K <strong>pada</strong> Beberapa Pola Tumpangsari Sayuran Organik<br />

dan biofosfat 200 g/ha diberikan disekitar lubang tanam. Tanaman yang ditanam<br />

adalah brokoli dan sawi putih serta bit dan selada head.<br />

Pada tahun 2008, perlakuan yang diberikan adalah kombinasi pupuk<br />

<strong>organik</strong> dari kotoran ayam dan hijauan (sisa tanaman, tithonia, batang pisang)<br />

dan arang sekam masing-masing dengan takaran 10t/ha dan hijauan tithonia 5<br />

t/ha, batang pisang 1 t/ha, arang sekam 500 kg/ha. Tanaman yang<br />

di<strong>tumpangsari</strong>kan adalah bawang daun dan kembang kol serta wortel dan caisim.<br />

Neraca <strong>hara</strong> sederhana dihitung berdasarkan unsur <strong>hara</strong> yang hilang<br />

(nutrient loss) dan unsur yang ditambahkan (nutrient gain). Unsur <strong>hara</strong> yang<br />

hilang merupakan <strong>hara</strong> yang terangkut tanaman lewat hasil panen, dihitung dari<br />

produksi bahan kering saat panen dikalikan kadar unsur <strong>hara</strong> dalam biomassa.<br />

Sedangkan <strong>hara</strong> yang masuk (input) berasal dari pupuk <strong>organik</strong> yang<br />

ditambahkan. Neraca <strong>hara</strong> yang diamati adalah unsur <strong>hara</strong> N, P, dan K.<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Kombinasi tanaman brokoli+sawi putih menyerap <strong>hara</strong> N, P, K sekitar 1.5-2<br />

kali lebih besar dibanding kombinasi bit+selada, sehingga dengan pemberian<br />

pupuk dalam jumlah yang sama <strong>pada</strong> <strong>pola</strong> <strong>tumpangsari</strong> brokoli dan sawi putih<br />

akan memberikan sisa <strong>hara</strong> lebih sedikit. Kombinasi pupuk <strong>organik</strong> (pukan<br />

kambing atau ayam diperkaya abu sekam, tithonia. dan pupuk hayati),<br />

memberikan <strong>neraca</strong> N dan K negatif untuk <strong>tumpangsari</strong> brokoli+sawi, dan <strong>neraca</strong><br />

K negatif <strong>pada</strong> <strong>tumpangsari</strong> bit+selada head (Tabel 1 dan 2). Hal ini disebabkan<br />

produksi biomassa brokoli dan sawi putih jauh lebih tinggi dibandingkan bit dan<br />

selada head. Neraca postitif untuk P disebabkan senyawa P di dalam tanah<br />

(dalam bentuk orthofosfat) tidak mudah tercuci sehingga karena terfiksasi cukup<br />

kuat dengan Al, Fe, Mn atau asam-asam <strong>organik</strong>. Input pukan ayam dan kambing<br />

25t/ha diperkaya dengan abu sekam 300 kg/ha belum mencukupi kebutuhan N<br />

dan K tanaman brokoli dan sawi putih yang ditanam secara <strong>tumpangsari</strong>, namun<br />

untuk bit dan selada sudah sesuai.<br />

Tanaman bawang daun dan kembang kol menyerap <strong>hara</strong> N, P, K lebih<br />

banyak dibandingkan wortel dan caisim, hal ini disebabkan karena<br />

produktivitasnya yang tinggi (Tabel 3 dan 4). Proporsi antara bunga dan<br />

biomassa daun dan batang <strong>pada</strong> tanaman kembang kol sekitar 1:3, oleh karena<br />

itu unsur N dan terserap lebih banyak dibandingkan P. Hal serupa juga dialami<br />

tanaman wortel yang menghasilkan biomassa tanaman lebih banyak<br />

dibandingkan umbi wortelnya. Mengingat sisa daun tanaman wortel mengandung<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!