02.09.2013 Views

teuku nyak arif - Acehbooks.org

teuku nyak arif - Acehbooks.org

teuku nyak arif - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

timang. Waktu beliau membuat gerak ke arah mereka seperti kilat<br />

mereka merunduk menghindari ledakan, nampaknya. Padahal bom<br />

yang seperti terpedo itu sudah berkarat, entah dari mana diperolehnya.<br />

Hampir kami terbahak-bahak melihat cara Pak Residen<br />

ini. Ia bentak-bentak Kempetei ini: "Ini salah orang Jepang semua,<br />

membuat rakyat Aceh dan seluruh Indonesia jadi melarat, kelaparan,<br />

bermatian, berpe<strong>nyak</strong>itan dan saya sudah tuan-tuan peralat.<br />

Kini rakyat Aceh marah dan akan membalas dendam." Ia<br />

bercakap itu sambil menimang-nimang bom itu dan seperti Orang<br />

memencak-mencak. Padahal tadi ia katakan pada kami diabetesnya<br />

lagi kumat juga syarafnya. Dekat senja kami pamit. Puas.<br />

Pemimpin-pemimpin yang lain terlalu juridis dan teoritis seperti<br />

mengelak bahaya.<br />

Lagi kami bercakap-cakap tadi, Pak Residen menerima telepon<br />

dari Komandan TKR: Syamaun Gaharu, (kami di tahiin 1934-<br />

1937, sama-sama jadi guru di "Taman Siswa" Kutaraja, dengan<br />

Abd. Gani, (ayah Gani Seulimeun dan yang lain) bahwa di Sigli<br />

ada kekacauan. Rakyat mengamuk melawan kaum Uleebalang<br />

merebutkan senjata dari gudang-gudang Jepang. Memang Teuku<br />

Nyak Arif fïgur yang diperlukan dalam Revolusi.<br />

5. Sesudah selesai pertempuran Cumbuk melawan Pemerintah dan<br />

masyarakat yang pro Republik, perlawanan ditekan. Pada suatu<br />

hari secara rahasia beliau tiba di Takengon dibawa secara rahasia<br />

ke Takengon, (hanya tingkat atas yang tahu: Bupati dan pihak<br />

TKR). Kami tidak mengetahuinya. Ditempatkan di pavilyun kantor<br />

besar Damar dan Terpentijn. Beberapa bulan kemudian beliau<br />

meninggal. Kami tidak percaya bahwa beliau ditawan, sebab kami<br />

mengaguminya. Selama di Takengon, beliau dihormati. Makanan<br />

dijaga sedapat mungkin menurut keadaan masa peninggalan kebobrokan<br />

warisan Jepang dan masa kemelut awal Revolusi.<br />

Kemudian kami tahu ini adalah ulah TPR (Tentara Perjuangan<br />

Rakyat) dari Aceh Timur, di bawah pimpinan Muhammad Husin<br />

Al-Mujahid. Hal ini tak segera kami dengar beritanya, karena<br />

letak Takengon yang jauh dari jalan raya Medan-Kutaraja.<br />

Jenazah beliau diantarkan dengan barisan kehormatan dari<br />

PRI atau Ksatria Pesindo ke Bireuen dan ditimbangterimakan<br />

181

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!