08.01.2014 Views

Daemeter_Berau_Kutim_HCV_Peer Review.pdf - HCV Resource ...

Daemeter_Berau_Kutim_HCV_Peer Review.pdf - HCV Resource ...

Daemeter_Berau_Kutim_HCV_Peer Review.pdf - HCV Resource ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dapat dibedakan dari daerah sekelilingnya. Corridor adalah patch yang memanjang dan<br />

Matrix adalah patch yang paling dominan. Sedangkan edge adalah batas antara patch dan<br />

patch atau matrix dengan patch yang berbeda. Lanskap disebut homogen apabila tersusun<br />

dari unit lanskap yang seragam, sedangkan lanskap heterogen bila tersusun dari patch-patch<br />

yang beragam. Semakin beragam lanskap maka akan semakin besar edge, yang<br />

mengindikasikan lanskap yang semakin terfragmentasi.<br />

Species merespon fragmentasi lanskap secara berbeda. Bagi habitat specialist species pada<br />

hutan misalnya, fragmentasi hutan akan menyebabkan penururunan kelimpahan. Sedangkan<br />

pada habitat generalist species, fragmentasi tidak berakibat banyak, justru cenderung<br />

menguntungkan. Terlebih lagi untuk edge species yang bersifat generalist, semakin<br />

fragmented dan beragam maka akan semakin menguntungkan bagi kelangsungan hidupnya.<br />

Untuk mengelola keanekaragaman species pada level lanskap, maka sangat diperlukan<br />

pemahaman mengenai struktur lanskap dan karakter species yang menjadi target kunci<br />

pengelolaan.<br />

Terkait dengan teori tersebut, gambaran lanskap secara keseluruhan dari wilayah studi tidak<br />

didapatkan karena hanya tutupan hutan saja yang dipetakan. Padahal dalam konteks ekologi<br />

lanskap dan pengelolaan lanskap informasi unit-unit penyusun lanskap/habitat (patches)<br />

sangat dibutuhkan. Misalnya menentukan wilayah yang dimungkinkan untuk dikembangkan<br />

koridor satwa, baik koridor kontinyu ataupun stepping stone koridor. Untuk stepping stone<br />

corridor, remnant patch yang berukuran kecilpun dapat memerankan posisi yang penting.<br />

3. Kekuatan dan Kelemahan dari laporan<br />

3.1. Kekuatan<br />

Laporan telah berhasil memetakan <strong>HCV</strong>F 2 dan <strong>HCV</strong>F 3 dengan mengacu pada Toolkit for<br />

Identification of High Conservation Values in Indonesia. Pemetaan dilakukan dengan<br />

menggunakan analisis overlay dan buffer dengan menggunakan beberapa peta<br />

tematik. Beberapa pertimbangan teknik telah disesuaikan dengan kondisi wilayah<br />

studi, yaitu :<br />

Penentuan threshold 1 % untuk menentukan batas ekosistem alam yang langka (rare<br />

ecosystem) sebagai <strong>HCV</strong> 3.<br />

Menentukan 3 wilayah transisi ekosistem, berdasarkan ketinggian (elevational), lahan<br />

basah dan bukan lahan basah (wetlands and non-wetland),dan kerangas dan non<br />

kerangas (heath and non-heath forest).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!