Penelitian amfipoda sebagai biota uji biologis sedimen ... - PDII â LIPI
Penelitian amfipoda sebagai biota uji biologis sedimen ... - PDII â LIPI
Penelitian amfipoda sebagai biota uji biologis sedimen ... - PDII â LIPI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
If "":~T-I",!~"" T';<br />
f.: :,1; L0 I,<br />
~ i ,j l i : I r i<br />
~.--,-,,1 ..L:....1_ j _<br />
LAPORAN AKHIR<br />
PENELITIAN AMFIPODA SEBAGAI BIOTA un<br />
BIOLOGIS SEDIMEN TERKONTAMINASI<br />
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN<br />
Deny Sutisna, Ssos. M. Fin.<br />
KOORDINATOR : ZainalArifm, Ph.D<br />
Anggota : Suratno, S. Si<br />
Rachma Puspitasari, S. Si<br />
Lestari, M. Si<br />
Ir. Dwi Hindarti, M. Sc<br />
PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI<br />
LEMBAGAILMU PENGETAHUAN INDONESIA<br />
JAKARTA<br />
2010
RINGKASAN EKSEKUTIF<br />
Dalam upaya pencegahan pencemaran laut perlu dilakukan pemantauan untuk<br />
melindungi kehidupan organisme laut yang ada di dalamnya. Monitoring pencemaran<br />
dengan kajian parameter fisika dan kimia belum cukup untuk mengevaluasi sejauh<br />
mana pencemaran tersebut merugikan bagi <strong>biota</strong> yang hidup di dalamnya. Untuk<br />
tujuan tersebut perlu dilakukan <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> yang dapat menduga pengaruh dari<br />
pencemaran tersebut terhadap <strong>biota</strong>.<br />
Pertimbangan utama dalam pemilihan <strong>biota</strong> <strong>uji</strong> adalah <strong>biota</strong> yang dipilih harus<br />
sensitif terhadap bahan yang akan digunakan dalam <strong>uji</strong> (toksikan); diketahui<br />
kelimpahannya dalam suatu perairan; distribusinya dan tersedia sepanjang tahun; arti<br />
ekonomisnya; kemudahan pemeliharaan dalam budidayanya dan pengetahuan akan<br />
kebutuhan makanannya dan keadaan lingkungannya; keadaan fisiknya secara umum;<br />
bebas dari parasit dan penyakit (Rand and Petrocelli, 1985). Lebih dari 165 jenis <strong>biota</strong><br />
<strong>uji</strong> telah diusulkan oleh APHA, ASTM, dan US EPA untuk <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> (Buikema et<br />
al., 1982) namun kebanyakan dari <strong>biota</strong> tersebut adalah <strong>biota</strong> subtropis, yang<br />
penggunaannya di daerah tropis perlu ditinjau kembali Berdasarkan pertimbangan<br />
tersebut di atas, penelitian mengenai penggunaan berbagai jenis hewan laut tropis dari<br />
berbagai tingkat hidup dalam <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> diperlukan untuk menentukan <strong>biota</strong> <strong>uji</strong><br />
baku. <strong>Penelitian</strong> ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan <strong>amfipoda</strong> meiobentik<br />
<strong>sebagai</strong> <strong>biota</strong> <strong>uji</strong> dalam <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> (bioassay) <strong>sedimen</strong>. Berbagai jenis amfipod telah<br />
digunakan dalam monitoring kualitas <strong>sedimen</strong> (Castro et al., 2006; Cesar et aI., 2004;<br />
Riba et al., 2004; Costa et al., 1998). Di Indonesia, amfipod belum pemah di<strong>uji</strong><br />
kelayakannya <strong>sebagai</strong> <strong>biota</strong> <strong>uji</strong> dalam <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> <strong>sedimen</strong>.<br />
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan <strong>biota</strong> <strong>uji</strong> yang sesuai dan baku<br />
untuk <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> <strong>sedimen</strong>. Sedangkan sasaran dari penelitian ini adalah untuk dapat<br />
\<br />
mengetahui tingkat sensitivitas amfipod, Grandidierella sp <strong>sebagai</strong> <strong>biota</strong> <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong><br />
<strong>sedimen</strong>. Kegiatan pada tahun 2010 ini meliputi kegiatan lapangan dan eksperimen di<br />
laboratorium. Kegiatan di lapangan bertujuan untuk mempelajari distribusi dan<br />
kelimpahan amfipod, Grandidierella sp pada bulan Maret, Mei dan Agustus, analisa<br />
grail! size <strong>sedimen</strong> in situ serta pengumpulan <strong>amfipoda</strong> <strong>sebagai</strong> induk yang akan<br />
dipijahkan di laboratorium. Pengambilan sampal <strong>sedimen</strong> terkontaminasi dilakukan di<br />
6 stasiun di Teluk Jakarta yaitu sekitar muara Ancol dan Sunter. Kegiatan di<br />
laboratorium meliputi upaya pemijahan dan pemeliharaan larva <strong>amfipoda</strong> serta <strong>uji</strong><br />
11
iologis <strong>sedimen</strong> dengan <strong>amfipoda</strong> meiobentik, Grandidierella sp. Analisa logam<br />
berat juga dilakukan untuk menganalisa kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Ni dan<br />
Zn dalam <strong>sedimen</strong> terkontaminasi.<br />
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar habitat amfipod<br />
didominasi _oleh pasir dengan salinitas air sekitar 20-30 ppt. Jenis amfipod,<br />
Grandidierella sp ditemukan melimpah pada bulan Agustus pada muara Sungai<br />
Kurus. Dari <strong>uji</strong> reference toxicant pertama diperoleh LCso 48 jam sebesar 0,73 mglL<br />
Cd sedangkan <strong>uji</strong> reference toxicant kedua nilai LCso 48 jam tidak dapat dihitung<br />
karena tingkat mortalitasnya lebih dari 10%. Hasil <strong>uji</strong> <strong>biologis</strong> <strong>sedimen</strong> menunjukkan<br />
mortalitas amfipod hasil pemaparan <strong>sedimen</strong> muara Sungai Sunter (47,5-75%) lebih<br />
tinggi daripada <strong>sedimen</strong> muara Sungai Ancol (47,5-71,25%). Mortalitas di reference<br />
<strong>sedimen</strong>t (<strong>sedimen</strong> tempat hidup amfipod) sebesar 13,75%. Adanya perbedaan antara<br />
Teluk Jakarta dengan reference <strong>sedimen</strong>t karena perbedaan grain size dimana di<br />
muara sungai Ancol dan Sunter didominasi oleh silt sedangkan di reference <strong>sedimen</strong>t<br />
didominasi o1eh pasir. Selain itu hasil analisa logam berat dalam <strong>sedimen</strong><br />
menunjukkan bahwa persentase tertinggi adalah logam Cd dalam fraksi labil (Easy<br />
Reducible+Reducible+Organic) mencapai 84%, diikuti logam Pb sebesar 66,7%.<br />
Fraksi labil ini mudah berubah dan merupakan fasa yang berbahaya didalam<br />
lingkungan. Logam logam tersebut dapat berubah tergantung kondisi fisik dan<br />
geokimia di sekitarnya. Menurut Risk Assessment Code, Cd di Teluk Jakarta masuk<br />
dalam kriteria resiko sedang hingga tinggi (dilihat dari persentase Easily Reducible<br />
mencapai 13,4-54%) sedangkan logam lain seperti Pb, Cu, Zn dan Ni masih dalam<br />
resiko rendah. Penyebab mortalitas amfipod dalam penelitian ini diduga karena fraksi<br />
labil dari logam Cd yang mudah diuptake oleh <strong>biota</strong> dan adanya perbedaan grain size<br />
dengan habitat aslinya.<br />
Kesimpulan dari penelitian ini adalah amfipod Grandidierella sp memberrikan<br />
respon yang berbeda terhadap <strong>sedimen</strong> tercemar (<strong>sedimen</strong> muara Ancol dan Sunter)<br />
dengan reference <strong>sedimen</strong>t disebabkan perbedaan grain size dan fraksi labil d dalam<br />
<strong>sedimen</strong>. Amfipod Grandidierella sp dapat menjadi kandidat <strong>biota</strong> <strong>uji</strong> tropis untuk <strong>uji</strong><br />
<strong>biologis</strong> <strong>sedimen</strong>, namun perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh faktorfaktor<br />
nonkontaminan seperti amonia, suhu, salinitas dan grain size terhadap<br />
ketahanan hidup amfipod.<br />
111
DAFTARISI<br />
RINGKASAN EKSEKUTIF<br />
I ii<br />
DAFTAR lSI<br />
DAFTAR GAMBAR<br />
DAFTAR TABEL<br />
BAB 1 PENDAHULUAN<br />
I lV<br />
v<br />
1. 1. Latar Belakang I 1<br />
1.2. Perumusan Masalah I 2<br />
1.3. Tujuan dan Sasaran Kegiatan 3<br />
1.4. Ruang Lingkup I 4<br />
1.5. Kerangka Analitik I 4<br />
1.6. Hipotesa I 4<br />
BAB II. BAHAN DAN METODE<br />
I 5<br />
2.1. Pengambilan Sampel Sedimen 5<br />
2.2. Prosedur Peng<strong>uji</strong>an Toksisitas 5<br />
2.3. Analisa Logam Berat 6<br />
2.4. Pemeliharaan Amfipod di laboratorium 7<br />
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
8<br />
3.1. Kualitas air di Lokasi <strong>Penelitian</strong> 8<br />
3.1.1. Kualitas air Sungai Kurus, Tangerang 8<br />
3.1.2. Kualitas air Teluk Jakarta 8<br />
3.2. Karakteristik Sedimen dan Kadar Logam Berat dalam Sedimen 9<br />
3.3. Sebaran amphipoda dan Bentik Organisme lain di sungai Kurus,<br />
Tangerang<br />
I 19<br />
KESIMPULAN DAN SARAN<br />
I 26<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
I 27<br />
vi<br />
1<br />
iv