Hukum Islam dan Ketatanegaraan - PDII â LIPI
Hukum Islam dan Ketatanegaraan - PDII â LIPI
Hukum Islam dan Ketatanegaraan - PDII â LIPI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
~f!<br />
i'<br />
DR. MUNIR SUBARMAN<br />
Penerbit:<br />
Ba<strong>dan</strong> Litbang & DIklat Kementerian Agama RI<br />
Editor: cholrul Fuad<br />
Desain & Layout: irwan S.<br />
Cetakan Pertama, November 2012<br />
-:;.;:;.' ..,::':.,<br />
11<br />
Hukul11 <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> l(etatanegiJra('ln
KATA PENGANTAR<br />
KEPALA PUSLITBANG LEKTUR DAN<br />
KHAZANAH KEAGAMAAN<br />
.<br />
etf)olitik, terrnasuk di dalamnya sistem pemerintahan <strong>dan</strong><br />
a ..... segenap ketatanegaraan yang mengitarinya adalah<br />
perbincangan yang seolah tidak ada habis-habisnya. Di Indonesia,<br />
per-bincangan seputar sistem politik <strong>dan</strong> ketatanegaraan telah<br />
dimulai sejak menyusun format negara menyongsong kemerdekaan<br />
hingga kini, yang oleh sebagian kalangan dianggap masih belum<br />
tuntas. Setelah era reformasi, saat konstelasi politik memanas<br />
seiring terbukanya kembali secara luas perbincangan ihwal sistem<br />
kenegaraan, maka wacana <strong>dan</strong> gagasan-gagasan tentang sistem<br />
kenegaraan muncul kembali. Di satupihak,terdapatpan<strong>dan</strong>ganbahwa<br />
sistem ketata~negaraan yang sudah ada dianggap telah memadai <strong>dan</strong><br />
tidak perlu menambahkan unsur lain. Namun di pihak lain, yang<br />
diwakili oleh mereka yang merasa tidak puas dengan sistem yang<br />
ada, sistem politik <strong>dan</strong> ketatanegaraan Indonesia dinilai tidak dapat<br />
menjembatani kehendak rakyat mencapai tujuan negara. Mereka<br />
berkeyakinan bahwa negara hanya bisa mencapai tujuannya dengan<br />
sistem yang dibuat oleh Tuhan, dalam hal ini khilafah. Sementara<br />
pihak yang berada diantara keduanya ingin mempertahankan<br />
demokrasi dengan memasukkan keterlibatan agama di dalamnya,<br />
namun tetap berada dalam bingkai NKRI.<br />
Perbincangan tidak habisnya tentang dualisme hukum <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong><br />
hukum nasional, ternyata, telah menjadi perhatian banyak kalangan.<br />
. . . . .<br />
Kata Pengantar ..~i'l"!;:s':','<br />
~
-,<br />
Banyak pemikir yang telah melibatkan diri dalam membahas seputar<br />
system politik <strong>dan</strong> ketatanegaraan. Termasuk didalamnya mereka<br />
yang tidak dijadikan rUjukan dalam buku ini, seperti Ismail Suny<br />
dengan bukunya <strong>Hukum</strong> <strong>Islam</strong> <strong>Ketatanegaraan</strong> Indonesia, Masykuri<br />
Hadi dengan bukunya Pengaruh Nilai-Nilai <strong>Hukum</strong> <strong>Islam</strong> Terhadap<br />
Sistem <strong>Ketatanegaraan</strong> <strong>Islam</strong>. Buku yang disebut terakhir ini bahkan<br />
mengupas pan<strong>dan</strong>gan beberapa orang tokoh seperti Al-Mawardi,<br />
Al-Gazali, Ibnu Khaldun. Namun kupasan penulis buku ini dapat<br />
dikatakan lebih focus pada pemikiran kedua tokoh pemikir muslim,<br />
Al-Mawardi <strong>dan</strong> Ibnu Khaldun, dalam perbandingannya dengan<br />
syistem ketatanegaraan Indonesia.<br />
Buku yang berjudul <strong>Hukum</strong> <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Ketatanegaraan</strong> karya Munir<br />
Subarman ini tentu tidak kalah pentingnya untuk dibaca. Buku<br />
ini dapat dikatakan sebagai salah satu kerja ilmiah yang berguna<br />
meminimalisir ketegangan atau perang urat syaraf antara kelompok<br />
yang menghendaki penerapan sistem politik <strong>Islam</strong> di satu pihak. Dan<br />
kelompok yang ingin mem"per-tahankan demokrasi Pancasila dalam<br />
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia di pihak lain. Selain itu,<br />
buku ini juga dinilai penting untuk memberi sumbangan pemikiran<br />
tentang hukum pemerintahan <strong>dan</strong> sistempolitikterhadap pemerintah<br />
beserta segenap pemegang amanah politik ketatanegaraan di negeri<br />
ini. Meskipun buku ini lebih merupakan perbandingan antara<br />
pemikiran ketatanegaraan AI-Mawardi <strong>dan</strong> Ibnu Khaldun dengan<br />
sistem ketatanegaraan RI ketimbang sebagai kajian hukum <strong>Islam</strong><br />
<strong>dan</strong> ketatanegaraan. Namun buku ini, dapat mengarahkan pembaca<br />
kepada suatu sintesa atas pemikran AI-Mawardi <strong>dan</strong> Ibnu Khaldun<br />
tentang sistem pemerintahan yang ditulis untuk kebutuhan zaman<br />
klasik <strong>Islam</strong> dengan kebutuhan Indonesia masa kini.<br />
Tidak banyak ilmuan yang berani membuat perbandingan sistem<br />
ketatanegaraan dalam <strong>Islam</strong> dengan sistem ketatanegaraan Indonesia<br />
sebagaimana yang dilakukan penulis buku ini. Perbandingan ini<br />
nampaknya penting untuk mempermudah pemahaman pembaca.<br />
Namun terka<strong>dan</strong>g kelihatan penulis membuat perbandingan yang<br />
c~~~.<br />
(v. .. ')<br />
~, X ~ Hukur:n <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Ketatanegaraan</strong><br />
\?-~-iFc"
terlalu dipaksakan, sehingga malah lebih menimbulkan tanda Tanya<br />
ketimbang jawaban. Hal ini antara lain dapat dilihat pada bagan<br />
9 (Sembilan) Perbandingan Pengangkatan Kepala Negara dalam<br />
Kepemimpinan <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> Indonesia. Di sini penulis memasukkan<br />
Iran sebagai wakil dari sistem <strong>Islam</strong>, sementara Arab Saudi atau<br />
negara-negara kesultanan penganut $unni lainnya tidak. Pada<br />
pembahasan mengenai impeachment, penulis hanya membahas kasus<br />
Indonesia, <strong>dan</strong> sama sekali tidak membahas konsep Al-Mawardi <strong>dan</strong><br />
Ibnu Khaldun atau konsep <strong>Islam</strong> lainnya tentang masalah tersebut.<br />
Kami tentunya juga rnasih menunggu analisis penulis tentang<br />
relevansi konsep pengangkatan kepala Negara yang diformulasikan<br />
oleh Al-Mawardi <strong>dan</strong> Ibnu Khaldun dengan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan RI,<br />
sebagaimana ditulis pada halaman 325 buku ini.<br />
Betapa pun plus-minus yang tersaji dalam buku ini, karya ini kami<br />
pan<strong>dan</strong>g penting <strong>dan</strong> bermanfaat. Kehadiran buku ini kami harapkan<br />
dapat menambah wawasan pembaca, terutama bagi mereka yang<br />
senantiasa menyibukkan diri dalam perbincangan ikhwal sistem<br />
ketata-negaraan Indonesia.<br />
Jakarta, Nopember 2012<br />
Kew1a Puslitbang Lektur <strong>dan</strong><br />
'alanah Kea!!amaan<br />
. s. H. Choirul FuYtd Yusuf, M.phil., MA.<br />
NIP. 19571213 198503 1 002<br />
(~<br />
Kata Pengantar :~""<br />
K~,.kc~<br />
!A"Iil.,~ '., "<br />
c ""
DAFTAR lSI<br />
"<br />
SEKAPUR SIRIH PENULIS<br />
KATA SAMBUTAN KEPALA BADAN L1TBANG DAN<br />
D1KLAT KEMENTERIAN AGAMA<br />
KATA PENGANTAR KEPALA PUSLITBANG LEKTUR DAN<br />
KHAZANAH KEAGAMAAN<br />
DAFTAR lSI<br />
BABI<br />
PENDAHULUAN:<br />
MASALAH HUBUNGAN ISLAM DAN POLlTlK PENGANGKATAN/<br />
PEMILIHAN KEPALA NEGARA RELEVANSINYA D1INDONESIA<br />
A. Beberapa Catatan Tentang Teoritisasi Politik <strong>Islam</strong> 1<br />
B. Pendekatan Studi 13<br />
C. Konstruk Teorl 15<br />
D. Studi Awal......................................................................................... 46<br />
E. Metode 54<br />
r. Organisasi Buku................................................................................ 61<br />
BABII<br />
TEORI UMUM TENTANG KETATANEGARAAN<br />
A. Pengertian. Asal-Usul <strong>dan</strong> Kriteria Negara................................. 63<br />
B. Tujuan <strong>dan</strong> rungsi Negara 91<br />
iii<br />
vii<br />
ix<br />
xiii<br />
C. Bentuk Negara <strong>dan</strong> Sistem Pemerintahan 104<br />
..:.<br />
Daftar lsi<br />
l<br />
,;:.~_._) •••<br />
.<br />
. . .,.<br />
, ~
D. Pemerintah <strong>dan</strong> Sistem Pemerintahan 116<br />
E. Sumber-Sumber Kekuasaan 121<br />
BAB III<br />
PERBANDINGAN KONSEP KETATANEGARAAN AL-MAWARDI<br />
IBN HALDUN DAN KETATANEGARAAN RI<br />
A. Konsep <strong>Ketatanegaraan</strong> AI-Mawardi 131<br />
B. Ibn Haldun <strong>dan</strong> Konsep <strong>Ketatanegaraan</strong>................................... 154<br />
C. Konsep <strong>Ketatanegaraan</strong> Republik Indonesia 190<br />
BABIV<br />
KONSEP DAN MEKANISME PENGANGKATAN KEPALA NEGARA<br />
MENURUT AL-MAWARDI DAN IBN HALDUN SERTA<br />
PERUNDANG-UNDANGAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA<br />
A. Model Pengangkatan Kepala Negara Pada Masa Awal <strong>Islam</strong>.... 233<br />
B. Konsep Pengangkatan Kepala Negara PerspektifAl-Mawardi...... 248<br />
C. Konsep <strong>dan</strong> Mekanisme Pengangkatan Kepala Negara<br />
Perspektif Ibn Khaldun<br />
D. Konsep <strong>dan</strong> Mekanisme Pengangkatan Kepala Negara<br />
253<br />
Menurut Peraturan Perun<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>gan RI............................. 257<br />
BABV<br />
ANALISIS TERHADAP RELEVANSI KONSEP PENGANGKATAN KEPALA<br />
NEGARA MENURUT AL-MAWARDI DAN IBN KHALDUN, DENGAN<br />
SISTEM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA<br />
A. Relevansi Terhadap Kriteria 314<br />
B. Analisis Terhadap Mekanisme Pengangkatan Kepa!a Negara...... 324<br />
C. Relevansi Terhadap Pemberhentian Kepala Negara (Impeachment) 368<br />
BABVI<br />
PENUTUP<br />
A. Kesimpulan " " " 411<br />
B. Rekomendasi.. " , "" " " " 415<br />
DAFTAR PUSTAKA " " ".." " " " 417<br />
DAFTAR RIWAYAT HIDUP " 439<br />
t""''!'''')<br />
i\__/~~~_:.j<br />
~<br />
<strong>Hukum</strong> <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Ketatanegaraan</strong>