Teknologi dalam arkeologi - PDII â LIPI
Teknologi dalam arkeologi - PDII â LIPI
Teknologi dalam arkeologi - PDII â LIPI
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PENGANTAR REDAKSI<br />
Pada penerbitan kali inl kita berbicara tentang teknologi <strong>dalam</strong> kajian <strong>arkeologi</strong>.<br />
Sejak masa prasejarah manusia menunjukkan kemampuan <strong>dalam</strong><br />
memanfaatkan bahan-bahan yang disediakan oleh alam. Awalnya segala<br />
peralatan untuk menunjang kehidupan manusia dibuat dengan sederhana<br />
sekedar memenuhi tUjuan penggunaannya sepertl kapak batu untuk berburu.<br />
<strong>Teknologi</strong> manusia pada tingkat awal mengutamakan segi praktis, makin lama<br />
makin menlngkat sehingga bentuknya makin sempurna. Peralatan yang dlbuat<br />
juga serr.okin varlatlf untuk menunjang kehidupan sehari-harl. Tidak hanya<br />
senjata untuk berburu saja yang diciptakan, tetapi juga peralatan lain sepertl<br />
pakalan dart kulit kayu, anyam-anyaman, serta temblkar untuk memasak dan<br />
menyimpan makanan. Ketika manusia sudah mengenal iogam sebagai bahan,<br />
maka berbagai peralatan juga dlciptakannya untuk menunjang kehidupannya,<br />
tldak hanya peralatan yang berfungsl praktis tetapi juga peralatan yang<br />
berfungsl sakra!. Berbagal peralatan untuk sarana upacara religi dan perhiasan<br />
juga dibuat dengan bahan logam seperti perunggu dan emas.<br />
Demikian selanjutnya perkembangan teknologi tidak pernah berhenti dari masake<br />
masa. Sebagian teknologi yang dikenal dari masa prasejarah dikembangkan<br />
hingga masa sejarah. Kemajuan teknologi masa sejarah juga diakibatkan<br />
adanya kontak-kontak dengan bangsa asing, sehingga menghasilkan teknologi<br />
yang baru, yang memperkaya budaya bangsa. Pada masa sejarah seiring<br />
berdirinya kerajaan-kerajaan di Nusantara dan kontak-kontak perdagangan<br />
yang terjalin dengan bangsa asing, juga turut meningkatkan kemampuan<br />
teknologi masyarakat Nusantara. Adanya kelompok-kelompok masyarakat<br />
dengan keahlian tertentu yang disebut pandai/pande menggambarkan<br />
perkembangan teknologi pada masa itu. Demikian juga sebutan mpu untuk<br />
orang yang dianggap ahli terutama <strong>dalam</strong> pembuatan senjata logam.<br />
Dalam kesempatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai<br />
teknologi dari kacamata arkeologl melalu; tufisan-tulisan yang disajikan <strong>dalam</strong><br />
buku ini. Defri Elias Simatupang melalui teknologi komunikasi mencoba untuk<br />
mengupas tentang Pemberdayaan mitos spiritisme pada boneka Sigale-gale<br />
sebagai dayatarik wisatawan di Pulau Samosir. Kemudlan Dyah Hidayati<br />
membuat Rekonstruksi tentang teknologi pembuatan mata uang Oeureuham<br />
yang banyak ditemukan di wllayah Nanggroe Aceh Darussalam. Juga karya Eny<br />
Christyawaty mengupas tentang <strong>Teknologi</strong> tradisional pembuatan tenun di<br />
Minangkabau, Sumatera 8arat yang diketahui telah berlangsung sejak masa<br />
pemerintahan Kolonial Belanda. Selanjutnya Ery Soedewo membahas tentang<br />
benda-benda perunggu pada masa Hindu-Buddha di Sumatera Utara melalui<br />
artikel berjudul Fungsi praktis dan simbolis unsur-unsur penyusun benda-benda<br />
perunggu dari Padang Lawas dan Simangambat. Ketut Wiradnyana melalui sisa