17.05.2014 Views

Jurnal Anestesi Perioperatif - PDII – LIPI

Jurnal Anestesi Perioperatif - PDII – LIPI

Jurnal Anestesi Perioperatif - PDII – LIPI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

]urnal <strong>Anestesi</strong> <strong>Perioperatif</strong><br />

2013; I [l) : 1 - 2<br />

Perioperative Goals Directed Therapy<br />

Ike Sri Redjeki<br />

Departemen <strong>Anestesi</strong>ologi dan Terapi lntensif<br />

Fakultas Kedokteran Universitas PadjadJaran-RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung<br />

Akhir-akhir ini keselamatan pasien/<br />

patient safety merupakan pokok pembicaraan<br />

yang hangat dalam berbagai literatur dan<br />

acara-acara ilmiah, hal ini dikarenakan<br />

keselamatan pasien merupakan target utama<br />

outcome dari suatu pelayanan medis.<br />

Keselamatan pasien/patient safety merupakan<br />

parameter dari kualitas pelayanan medis<br />

yang diberikan. Pada penatalaksanaan pasien<br />

perioperatif, patient safety juga merupakan<br />

suatu permasalahan penting yang mendapat<br />

perhatian dari dokter-dokter yang terlibat.<br />

]umlah tindakan anestesi diseluruh<br />

dunia setiap tahunnya dapat mencapai 240<br />

juta tindakan, 10% tindakan tersebut<br />

dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi<br />

dengan angka mortalitas mencapai 80%.<br />

]umlah pasien dengan risiko moderat<br />

mencapai 40%, dan jumlah komplikasi minor<br />

mencapai 40% dimana komplikasi minor ini<br />

akan meningkatkan biaya dari suatu<br />

pembedahan. Sebagian besar komplikasi ini<br />

berhubungan dengan tindakan resusitasi<br />

yang tidak adekuat dan adanya hipoperfusi<br />

jaringan. Berdasarkan fakta tersebut, monitoring<br />

terhadap keseimbangan antara suplai<br />

dan kebutuhan oksigen menjadi bagian yang<br />

penting pada periode perioperatif.<br />

Untuk menjamin kecukupan 02 jaringan<br />

terdapat 2 faktor penting yang harus<br />

diperhatikan, yaitu: 1. tekanan perfusi yang<br />

adekuat yang akan menjamin aliran darah<br />

pada sistim kapiler (ditentukan oleh tekanan<br />

darah/Mean Arterial Pressure (MAP)),<br />

2.Curah jantung yang adekuat sehingga akan<br />

menjamin kecukupan Delivery 02 (D02 =<br />

Cardiac Output x Hb x 1,3 x Sp02). Penerapan<br />

strategi preemptif dengan mempertimbangkan<br />

faktor - faktor tersebut yang merupakan<br />

bagian dari monitoring hemodinamik diduga<br />

dapat menurunkan angka mortalitas<br />

perioperatif.<br />

Survival jangka panjang dari pasienpasien<br />

perioperatif dipengaruhi oleh usia dan<br />

komplikasi yang terjadi saat pembedahan,<br />

oleh karena itu short term gaol directed<br />

therapy pada periode periop~ratif dapat<br />

menurunkan angka mortalitas jangka<br />

panjang.<br />

Pada monitoring terhadap keseimbangan<br />

suplai dan kebutuhan 02, terdapat 2<br />

parameter penting, yaitu: cardiac output (CO)<br />

dan MAP. MAP ditentukan oleh rumus<br />

sebagai berikut: MAP= ( CO x Systemic<br />

Vascular Resistance ) + (right arterial<br />

pressure - Central Venous Pressure), kalau<br />

diperhatikan dari rumus diatas, komponen<br />

CO adalah Strake Volume (SV) x laju nadi, dan<br />

SV sendiri sangat dipengaruhi oleh volume<br />

intravaskuler yang optimal. Akan tetapi ,<br />

volume intravaskuler berlebihan juga akan<br />

menyebabkan penurunan CO akibat dari<br />

terganggunya kontraktilitas. Bedasarkan<br />

kenyataan diatas tampaklah bahwa terapi<br />

cairan perioperatif memegang peranan<br />

penting sekali.<br />

Prinsip umum untuk meningkatkan<br />

percepatan pemulihan pascabedah dan<br />

mencegah komplikasi pascabedah, antara lain<br />

adalah dengan melakukan .persiapan<br />

preoperatif berupa hidrasi \adekuat,<br />

pemberian minuman bening (clear fluid) yang<br />

mengandung gula sebelum pembedahan, dan<br />

mencegah pemberian obat pencahar.<br />

Pada periode perioperatif diusahakan<br />

menggunakan teknoiogi yang tepat untuk<br />

pemberian cairan sehingga dapat digunakan<br />

individualisasi dari goal directed fluid<br />

therapy. Hindari pemberian calran kristaloid<br />

yang berlebihan untuk mencegah terjadinya<br />

kelebihan cairan dan natrium, jumlah cairan<br />

rumatan sebaiknya tidak melebihi 2<br />

cc/kgBB/jam (termasuk obat-obatan).<br />

Penggunaan cairan Ringer laktat dapat<br />

mencegah asidosis hiperkloremik.<br />

1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!